Anda di halaman 1dari 23

Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No.

1, April 2016

ANALISA KINERJA RUAS JALAN


BERDASARKAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN
Fivi Zulfianilsih1) Ulfa Jusi 2)
Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Jalan Dirgantara No. 4 Arengka Raya Pekanbaru
E-mail : ulfajusi@gmail.com

Abstrak

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat adalah kemacetan yang
berhubungan dengan volume lalu lintas di suatu ruas jalan. Penelitian ini bertujuan
untuk menghitung kinerja jalan berdasarkan nilai derajat kejenuhan jalan di 4 ruas
pengamatan yaitu Jalan Hang Tuah, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Mawar, Jalan
Pembangunan Kota Duri dan mencari alternatif pemecahan masalah apabila nilai derajat
kejenuhan lebih dari 0,75 sesuai standar MKJI 1997. Metode yang digunakan adalah
Arc View versi 3.3, Metode Roods dan Metode Arterical Capacity dengan persamaaan
rumus C = Co  FCw  FCsp  FCsf  FCcs. Dari hasil perhitungan nilai kapasitas (C)
maka akan didapat nilai derajat kejenuhan (DS) yang menggambarkan layak tidaknya
jalan tersebut digunakan secara nyaman. Analisa yang didapat kondisi jalan yang
mengalami derajat kejenuhan tinggi dengan nilai DS > 0,7 adalah Jalan Hangtuah
sedangkan jalan yang mengalami derajat kejenuhan sedang dengan nilai DS antara 0,5-
0,7 adalah di Jalan Jendral Sudirman, sedangkan jalan yang mengalami derajat
kejenuhan rendah dengan nilai DS < 0,5 adalah di Jalan Mawar dan Jalan
Pembangunan.

Kata Kunci : Analisa kapasitas, Ekivalensi mobil penumpang, Satuan mobil


penumpang dan Tingkat pelayanan

Abstract

One of the problems often faced by society is the traffic jam associated with the volume
of traffic on a road section. This study aimed to quantify the performance of the road
based on the degree of saturation road in four segments namely observation of Hang
Tuah street, Sudirman street, the Rose, the Urban Development Thorns and find
alternative solutions when the degree of saturation of more than 0,75 according to the
standard MKJI 1997. Method used is Arc View version 3.3, Roods Methods and
Methods Arterical Capacity with similarities formula C = Co  FCw  FCsp  FCsf 
FCcs. From the calculation of the value of the capacity (C) then it will get the degree of
saturation (DS), which illustrates the feasibility of the road is used comfortably.
Analysis obtained road conditions experienced high degree of saturation with a value of
DS> 0,7 is Hangtuah road while experiencing the degree of saturation moderately DS
anatar 0,5- 0,7 value is in the way of General Sudirman, sdangakan path experiencing a
low degree of saturation with DS values <0,5 Rose is on the road and street
construction.

Keywords : Analysis of capacity, Equivalent passenger car, Passenger car unit and
The level of service

1
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

A. PENDAHULUAN
Peningkatan pergerakan penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan
ketersediaan prasarana dan sarana angkutan. Kebutuhan prasarana dan sarana angkutan
meliputi pertambahan panjang jalan, peningkatan kualitas jalan yang sudah ada,
pertambahan jumlah kendaraan serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan tersebut. Dalam menentukan kebutuhan prasarana dan sarana angkutan
memerlukan perencanaan yang matang dan data aktual tentang kondisi lalu lintas daerah
tersebut.
Pergerakkan lalu lintas yang cukup pesat menyebabkan diperlukannya analisa
yang berkaitan dengan kinerja jalan di Kota Duri berdasarkan nilai derajat kejenuhan
jalan terutama di 4 ruas pengamatan yaitu Jalan Hang Tuah, Jalan Jendral Sudirman,
Jalan Mawar dan Jalan Pembangunan sesuai standar MKJI 1997.
Penelitian bertujuan :
1. Menghitung kinerja jalan berdasarkan nilai derajat kejenuhan jalan di 4 ruas
pengamatan yaitu Jalan Hang Tuah, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Mawar dan
Jalan Pembangunan Kota Duri.
2. Mencari alternatif pemecahan masalah apabila nilai derajat kejenuhan lebih dari
0,75 sesuai standar MKJI 1997.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Karakteristik Jalan Perkotaan
Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan
menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, baik
berupa perkembangan lahan atau bukan. Yang termasuk dalam kelompok jalan
perkotaan adalah jalan yang berada di dekat pusat perkotaan dengan jumlah penduduk
lebih dari 100.000 jiwa dan Kota Duri memiliki populasi penduduk 239.361 jiwa (BPS
Kabupaten Bengkalis, 2013).

Tabel 1. Jumlah Penduduk Tahun 2013


Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Mandau 124,531 114,830 239,361
Pinggir 48,199 44,885 93,084
Bukit Batu 16,913 16,057 32,970
Siak Kecil 10,249 9,498 19,747
Rupat 16,403 15,356 31,759
Rupat Utara 7,278 6,752 14,030
Bengkalis 38,947 37,233 76,180
Bantan 18,733 17,922 36,655
Jumlah 281,253 262,533 543,786
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis, 2013)

Jalan di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang lebih dari 100.000 juga
dapat digolongkan pada kelompok ini jika perkembangan samping jalan tersebut
bersifat permanen dan terus menerus. Didalam peraturan Manual Kapasitas Jalan

2
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

Indonesia Tahun 1997 juga mengatur jumlah penduduk sebagai dasar perhitungan
kapasitas kerja jalan dan tertuang di dalam tabel 2.
Tabel 2. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota dan Jumlah Penduduk
Ukuran Kota, Juta Penduduk Faktor Penyesuaian
< 0,1 0,90
0,1 – 0,5 0,93
0,5 – 1,0 0,95
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,03
(Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)

Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut. Karakteristik


jalan tersebut terdiri atas beberapa hal, yaitu :
a. Geometrik
b. Komposisi arus dan pemisahan arah
c. Hambatan samping

2. Hubungan Antara Arus, Kecepatan dan Kepadatan


Arus (flow) adalah jumlah kendaraaan yang melalui suatu titik pada ruas jalan
selama periode waktu tertentu. Kepadatan (density) adalah jumlah kendaraan per satuan
panjang jalan pada suatu waktu tertentu. Kecepatan (speed) adalah jarak yang dapat
ditempuh suatu kendaraan pada suatu ruas jalan per satuan waktu. Hubungan antara
kecepatan dan kepadatan, kecepatan akan berkurang jika kepadatan lalu lintas
bertambah. Kecepatan arus bebas (free flow speed) akan terjadi pada saat kepadatan
mendekati nol. Dan pada saat kepadatan mencapai dj yaitu kepadatan pada saat lalu
lintas tidak bergerak sama sekali atau kecepatan sama dengan nol dimana kendaraan
sudah saling mengunci.
Hubungan antara kecepatan dan arus, dengan bertambahnya arus lalu lintas maka
kecepatan akan berkurang, sampai arus maksimum tercapai dan kemudian berkurang
sampai nol. Jika kepadatan terus bertambah maka baik kecepatan dan arus akan
berkurang. Hubungan antara besarnya arus/volume lalu lintas dengan kecepatan (dalam
hal ini kecepatan sesaat) dengan kepadatan lalu lintas adalah (yang juga ditunjukkan
dalam gambar) sebagai berikut:
a. Hubungan kecepatan dan kepadatan adalah linier yang berarti bahwa semakin
tinggi kecepatan lalu lintas dibutuhkan ruang bebas yang lebih besar antar
kendaraan yang mengakibatkan jumlah kendaraan perkilometer menjadi lebih kecil.

Gambar 1. Hubungan Antara Kecepatan dan Kepadatan

3
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

b. Hubungan kecepatan dan arus adalah parabolik yang menunjukkan bahwa semakin
besar arus kecepatan akan turun sampai suatu titik yang menjadi puncak parabola
tercapai kapasitas setelah itu kecepatan akan semakin rendah lagi dan arus juga
akan semakin mengecil.

Gambar 2. Hubungan Antara Kecepatan dan Arus

c. Hubungan antara arus dengan kepadatan juga parabolik semakin tinggi kepadatan
arus akan semakin tinggi sampai suatu titik dimana kapasitas terjadi, setelah itu
semakin padat maka arus akan semakin kecil (Tamin, 2000).

Gambar 3. Hubungan Antara Arus dan Kepadatan

3. Penggolongan Type Kendaraan


Penggolongan tipe kendaraan untuk jalan dalam kota berdasarkan MKJI 1997
adalah sebagai berikut:
a. Kendaraan ringan / Light Vehicle (LV)
Kendaraan bermotor beroda empat, dengan dua gandar berjarak 2,0 m – 3,0 m
(termasuk kendaraan penumpang, oplet, mikro bis, angkot, mikro bis, pick-up, dan
truk kecil).
b. Kendaraan berat / Heavy Vehicle (HV)
Kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50 m, biasanya beroda lebih dari
empat, (meliputi : bis, truk dua as, truk tiga as dan truk kombinasi sesuai sistem
klasifikasi Bina Marga.
c. Sepeda motor / Motor Cycle (MC)
Kendaraan bermotor dengan dua atau tiga roda (termasuk sepeda motor, kendaraan
roda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
d. Kendaraan tak bermotor / Unmotorised (UM)
Kendaraan bertenaga manusia atau hewan di atas roda (meliputi sepeda, becak,
kereta kuda dan kereta dorong sesuai sistem klasifikasi Bina Marga.

4
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

4. Kapasitas Ruas Jalan (C)


Penggolongan tipe kendaraan untuk jalan dalam kota berdasarkan MKJI 1997
adalah :
C = C o  FC  FC w  FCsp  FC fs  FC cs (1)
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FC w = Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas
FC sp = Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah
FCfs = Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping
FC cs = Faktor penyesuaian kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk)

Kapasitas dasar (Co), berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
ditentukan berdasarkan tipe jalan sesuai dengan nilai yang diperlihatkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kapasitas Dasar


Kapasitas Dasar
Tipe Jalan Keterangan
(Co) (smp/jam)
Untuk Jalan Perkotaan :
Empat - Lajur terbagi atau jalan satu arah 1.650 Per Lajur
Empat - Lalur tak terbagi 1.500 Total dua arah
Dua - Lajur tak terbagi 2.900 Total dua arah
Untuk Jalan Luar Kota :
Empat - Lajur tak terbagi
Datar 1.700 Per Lajur
Bukit 1.650
Gunung 1.600
Dua - Lajur tak terbagi Total dua arah
Datar 3.100
Bukit 3.000
Gunung 2.900
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)

Tabel 5. Kapasitas Dasar Jalan MW Terbagi (Co)


Type Jalan Bebas Hambatan/ Kapasitas Dasar
Type Alinyemen (smp/jam/lajur)
Empat dan enam lajur terbagi
Datar 2.300
Bukit 2.250
Gunung 2.150
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)

5
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisah arah (FCsp) tercantum ketentuan


MKJI tahun 1997.

Tabel 6. Penyesuaian Kapasitas Akibat Pemisah Arah


Pemisah Arah SP % - % 50 - 50 55 – 45 60 - 40 65 – 35 70 - 30
Dua – lajur (2/2) 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Empat – lajur (4/2) 1,00 0,975 0,95 0,925 0,90
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pada suatu
jalur gerak per satuan waktu, dan karena itu biasanya diukur dalam satuan kendaraan
per satuan waktu. Untuk menghitung volume lalu lintas perjam pada jam-jam puncak
arus sibuk, agar dapat menentukan kapasitas jalan maka data volume kendaraan arus
lalu lintas (per arah 2 total) harus diubah menjadi Satuan Mobil Penumpang (SMP)
dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang. Ekivalen Mobil Penumpang (EMP)
untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas total
dinyatakan dalam 1 jam. Semuai nilai smp untuk kendaraan yang berbeda berdasarkan
koefisien Ekivalen Mobil Penumpang (EMP).

Tabel 7. Penyesuaian Kapasitas Akibat Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas


Tipe Jalan Lebar Efektif Jalan Fcw
Empat - lajur Terbagi Per lajur
3,00 0,91
3,25 0,96
Enam - lajur Terbagi
3,50 1,00
3,75 1,03
Per Lajur
3,00 0,91
Empat – lajur tak
3,25 0,96
terbagi
3,50 1,00
3,75 1,03
Total kedua arah
5 0,69
6 0,91
Dua – lajur Tak 7 1,00
terbagi 8 1,08
9 1,15
10 1,21
11 1,27
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)

6
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

5. Hambatan Samping (SF)


Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas
segmen jalan. Evaluasi pengaruh hambatan samping jalan merupakan salah satu cara
untuk mendapatkan nilai hambatan samping yang terjadi dari fasilitas lalu lintas dalam
penyesuaian pergerakan arus lalu lintas itu sendiri. Perhitungan hambatan samping
diperlukan data geometrik dan data arus lalu lintas untuk kerb dan median. Efisiensi
hambatan samping dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Efisiensi Hambatan Samping


Faktor Penyesuaian Hambatan Samping
Kelas Hambatan dan Lebar Bahu
Tipe Jalan
Samping Lebar Bahu Efektif Rata-rata Ws (m)
<0,5 m 1,0 m 1,5 m >2 m
Empat lajur terbagi Sangat rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
(4/2 D) Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
Sangat tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Empat lajur tak Sangat rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
terbagi (4/2 UD) Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Sedang 0,93 0,96 0,99 1,02
Tinggi 0,87 0,91 0,94 0,98
Sangat tinggi 0,80 0,86 0,90 0,95
Dua lajur tak terbagi Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
(2/2UD) atau jalan Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
satu arah Sedang 0,90 0,93 0,96 0,99
Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)

6. Derajat Kejenuhan (DS)


Derajat kejenuhan (DS) berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),
1997 adalah perbandingan antara jumlah arus total dengan kapasitas jalan.
Arus total (Q) dihitung berdasarkan formula :
Q = Q kend  Fsmp (2)
Keterangan :
Q kend = Arus kendaraan/jam
Fsmp = Faktor untuk mengubah arus dari kendaraan/jam menjadi smp/jam

Fsmp dihitung berdasarkan jenis kendaraan yang telah dikonversikan ke dalam


satuan mobil penumpang dengan formula :
Fsmp =
LV% + HV% . empHV + MC% . emp MC  (3)
100

7
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

Keterangan :
LV% = Proporsi kendaraan ringan (%)
HV% = Proporsi kendaraan berat (%)
MC% = Proporsi kendaraan motor (%)
emp = Ekivalen mobil penumpang

Derajat kejenuhan dinyatakan dengan formula :


DS = Q C (4)
Keterangan :
Q = Arus total (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)

Tabel 9. Dimensi Kendaraan Rencana


Dimensi Kendaraan Tonjolan Putaran Radius
Kategori
(cm) (cm) Radius (cm) Putaran
Kendaraan
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Min Maks (Cm)
Kendaraan
130 210 580 90 150 420 730 780
Kecil
Kendaraan
410 260 1210 210 240 740 1280 1410
Sedang
Kendaraan
410 260 1200 1200 290 290 1400 1370
Besar
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)

7. Satuan Mobil Penumpang (SMP)


Menurut MKJI (1997), definisi dari Satuan Mobil Penumpang (SMP) adalah
satuan untuk arus lalu lintas dimana arus berbagai tipe kendaraan diubah menjadi arus
kendaraan ringan termasuk mobil penumpang dengan menggunakan Ekivalen Mobil
Penumpang (EMP). EMP didefinisikan sebagai faktor yang menunjukkan berbagai tipe
kendaraan dibandingkan kendaraan ringan sehubungan dengan pengaruh terhadap
kecepatan kendaraan ringan dalam arus lalu lintas (untuk mobil penumpang dan
kendaraan ringan yang sasisnya mirip, emp = 1,0). Besaran EMP untuk masing –
masing jenis kendaraan pada ruas jalan perkotaan, dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Daftar Besaran Ekivalen Mobil Penumpang


Emp
Arus Lalu Lintas
Sepeda Motor (MC)
Tipe Jalan Total Dua Arah Kendaraan Berat
Lebar Jalur, Wc (m)
(kend/jam) (HV)
≤6 ≥6
Dua Lajur Tak 1,3 0,5 0,4
0 s.d 1.800 ≥1.800
Terbagi (2/2UD) 1,2 0.35 0,25
Empat Lajur Tak 1,3 0,4
0 s.d 3.700 ≥3.700
Terbagi (4/2 UD) 1,2 0,25
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)

8
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

C. DATA DAN PERHITUNGAN


1. Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
a. Lokasi Survey, lokasi penelitian dilakukan di 4 (empat) ruas jalan di Kota Duri
yaitu Jalan Hang Tuah, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Mawar, Jalan Pembangunan.
Pemilihan lokasi-lokasi ini dimaksud dari ke empat jalan inilah yang sering terjadi
kemacetan di jam-jam tertentu.
b. Waktu Survey
1). Senin tanggal 9 februari 2015, pada jam 07:00-09:00, jam 11:30-13:30, dan
jam 16:00-18:00
2). Selasa tanggal 10 februari 2015, pada jam 07:00-09:00, jam 11:30-13:30, dan
jam 16:00-18:00
3). Rabu tanggal 11 februari 2015, pada jam 07:00-09:00, jam 11:30-13:30, dan
jam 16:00-18:00
4). Kamis tanggal 12 februari 2015, pada jam 07:00-09:00, jam 11:30-13:30, dan
jam 16:00-18:00
5). Jumat tanggal 13 februari 2015, pada jam 07:00-09:00, jam 11:30-13:30, dan
jam 16:00-18:00
c. Pengumpulan Data Primer
1). Lalu lintas harian rata-rata
2). Volume lalu lintas
3). Lebar jalur
4). Hambatan samping
d. Pengumpulan Data Sekunder
1). Jumlah penduduk
2). Kinerja fasilitas lalu lintas

Data umum dan geometrik terangkum dalam Tabel 11.

Tabel 11. Data Umum dan Geometrik


No Uraian Data Keterangan
Jalan Hangtuah
I Jalan Hangtuah Sta 00+000 – Sta 12+000
Kota Duri
I.1 Lokasi titik survey Sta 5+00 – 8+00 Dasar penentuan segmen :
Desa Air Jamban 1. Tidak terpengaruh oleh simpang
Kec. Mandau utama atau simpang susun
2. Diasumsikan tidak ada
pengembangan dan
pembangunan rute baru
3. Lokasi survey dianggap
mewakili dari keseluruhan
kondisi geometrik segmen jalan

9
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

Lanjutan Tabel 11. Data Umum dan Geometrik


No Uraian Data Keterangan
I.2 Kondisi geometrik
a. Kapasitas 4 Lajur terbagi (4/2 UD)
Jalan terdiri dari 4 lajur dan 2 lajur
dasar datar
b. Lebar jalan Per lajur 4 meter Pengukuran dilapangan
c. Median 1,5 meter Pengukuran dilapangan
d. Lebar bahu 2 meter kanan dan 2 meter
Pengukuran dilapangan
jalan kiri
e. Kelandaian
2% Pengamatan dilapangan
badan jalan
Beberapa kegiatan di pinggir jalan,
f. Hambatan
Tinggi parkir kendaraan ( pengamatan
samping
dilapangan )
g. Pembagi arah 50-50 Pengamatan dilapangan
Jalan Sudirman
II Jalan Sudirman Sta 00+000 – Sta 10+000
Kota Duri
II.1 Lokasi titik survey Sta 3+00 – 5+00 Dasar penentuan segmen :
Desa Balai Makam 1. Tidak terpengaruh oleh simpang
Kec. Mandau utama atau simpang susun
2. Diasumsikan tidak ada
pengembangan dan
pembangunan rute baru
3. Lokasi survey dianggap
mewakili dari keseluruhan
kondisi geometrik segmen jalan
II.2 Kondisi geometrik
a. Kapasitas
4 lajur 2 jalur Jalan terdiri dari 2 lajur dan 2 lajur
dasar
b. Lebar jalan 3,5 Meter per jalur Pengukuran dilapangan
c. Median 1 meter Pengukuran dilapangan
d. Lebar bahu 1,5 meter kanan dan 1,5
Pengukuran dilapangan
jalan meter kiri
e. Kelandaian
2% Pengamatan dilapangan
badan jalan
Beberapa kegiatan dipinggir jalan,
f. Hambatan
Tinggi parkir kendaraan, pedagang kaki
samping
lima ( pengamatan dilapangan )
g. Pembagi arah 50-50 Pengamatan dilapangan

10
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

Lanjutan Tabel 11. Data Umum dan Geometrik


No Uraian Data Keterangan
III Jalan mawar Jalan Mawar Kota Duri Sta 00+000 – Sta 3+000
III.1 Lokasi titik survey Sta 1+800 – 2+500 Dasar penentuan segmen :
Desa Pematang Pudu 1. Tidak terpengaruh oleh simpang
Kec. Mandau utama atau simpang susun
2. Diasumsikan tidak ada
pengembangan dan
pembangunan rute baru
3. Lokasi survey dianggap
mewakili dari keseluruhan
kondisi geometrik segmen jalan
III.2 Kondisi geometrik
a. Kapasitas 2 Lajur tak terbagi (2/2
Jalan terdiri dari 2 lajur dan 1 lajur
dasar UD) datar
b. Lebar jalan 8 meter Pengukuran dilapangan
c. Median Tidak ada Pengukuran dilapangan
d. Lebar bahu 1,5 meter kanan dan 1,5
Pengukuran dilapangan
jalan meter kiri
e. Kelandaian
2% Pengamatan dilapangan
badan jalan
Beberapa kegiantan dipinggir jalan,
f. Hambatan
Tinggi parkir kendaraan ( pengamatan
samping
dilapangan )
g. Pembagi arah 55-45 Pengamatan dilapangan
Jalan Jalan Pembangunan
IV Sta 00+000 – Sta 3+500
Pembangunan Kota Duri
IV.1 Lokasi titik survey Sta 1+800 – 2+500 Desa Dasar penentuan segmen :
Air Jamban Kec. Mandau 1. Tidak terpengaruh oleh simpang
utama atau simpang susun
2. Diasumsikan tidak ada
pengembangan dan
pembangunan rute baru
3. Lokasi survey dianggap
mewakili dari keseluruhan
kondisi geometrik segmen jalan
IV.2 Kondisi geometrik
2 Lajur tak terbagi (2/2
a. Kapasitas dasar Jalan terdiri dari 2 lajur dan 1 lajur
UD) datar
b. Lebar jalan 8 meter Pengukuran dilapangan
c. Median Tidak ada Pengukuran dilapangan
d. Lebar bahu 1,5 meter kanan dan 1,5
Pengukuran dilapangan
jalan meter kiri

11
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

Lanjutan Tabel 11. Data Umum dan Geometrik


No Uraian Data Keterangan
e. Kelandaian
2% Pengamatan dilapangan
badan jalan
Beberapa kegiatan dipinggir jalan,
f. Hambatan
Sedang parkir kendaraan ( pengamatan
samping
dilapangan )
g. Pembagi arah 50 - 50 Pengamatan dilapangan

Adapun bagan alir penelitian bertujuan untuk menggambarkan proses dari


pelaksanaan penelitian mulai dari awal hingga akhir penelitian dapat dilihat pada
gambar 4.

2. Perhitungan
a. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan
Hasil data perhitungan kapasitas Jalan Hang Tuah terangkum dalam Tabel 12.

Tabel 12. Kapasitas Jalan Hangtuah


Parameter Kondisi Nilai
Kapasitas dasar (Co) 4 Lajur terbagi (4/2 UD) datar 1.650 smp/jam
Lebar jalur efektif Lebar per jalur 4 meter 1,03
Pembagian arah 50 - 50 1,00
Hambatan samping Tinggi, lebar bahu >2,0 meter 0,99
Jumlah penduduk 239.361 jiwa 1,03

Nilai kapasitas ruas Jalan Hang Tuah :


C = C o  FC  FC w  FCsp  FC fs  FC cs
= 3.300  1,03  1,00  0,99  1,03
= 3.465,96 smp/jam

Hasil data perhitungan kapasitas Jalan Jendral Sudirman terangkum dalam Tabel
13.

Tabel 13. Kapasitas Jalan Jendral Sudirman


Parameter Kondisi Nilai
Kapasitas dasar (Co) 4 Lajur terbagi (4/2 UD) datar 1.650 smp/jam
Lebar jalur efektif Lebar per jalur 3,5 meter 1,00
Pembagian arah 50 - 50 1,00
Hambatan samping Tinggi, lebar bahu 1,5 meter 0,96
Jumlah penduduk 239.361 jiwa 1,03

12
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

Mulai

Survey Pendahuluan

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


a. LHR a. Hambatan Samping
b. Volume Lalu Lintas b. Jumlah Penduduk
c. Lebar Jalur

Menghitung Derajat
Kejenuhan

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 4. Bagan Alir Penelitian

Nilai kapasitas ruas Jalan Jendral Sudirman :


C = C o  FC  FC w  FCsp  FC fs  FC cs
= 3.300  1,00  1,00  0,96  1,03
= 3.263,04 smp/jam

Hasil data perhitungan kapasitas Jalan Mawar terangkum dalam Tabel 14.

13
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

Tabel 14. Kapasitas Jalan Mawar


Parameter Kondisi Nilai
Kapasitas dasar (Co) 2 Lajur tak terbagi (2/2 UD) datar 2.900 smp/jam
Lebar jalur efektif Lebar per jalur 3,5 meter 1,00
Pembagian arah 55 - 45 0,97
Hambatan samping Tinggi, lebar bahu 1,5 meter 0,96
Jumlah penduduk 239.361 jiwa 1,03

Nilai kapasitas ruas Jalan Mawar :


C = C o  FC  FC w  FCsp  FC fs  FC cs
= 2.900  1,00  0,97  0,96  1,03
= 2.781,49 smp/jam

Hasil data perhitungan kapasitas Jalan Pembangunan terangkum dalam Tabel 15.

Tabel 15. Kapasitas Jalan Pembangunan


Parameter Kondisi Nilai
Kapasitas dasar (Co) 2 Lajur tak terbagi (2/2 UD) datar 2.900 smp/jam
Lebar jalur efektif Lebar per jalur 3,5 meter 1,00
Pembagian arah 55 – 45 0,97
Hambatan samping Sedang, lebar bahu 1,5 meter 0,96
Jumlah penduduk 239.361 jiwa 1,03

Nilai kapasitas ruas Jalan Pembangunan :


C = C o  FC  FC w  FCsp  FC fs  FC cs
= 2.900  1,00  0,97  0,96  1,03
= 2.781,49 smp/jam

b. Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS)


Untuk menghitung derajat kejenuhan maka perhitungan dasar harus mengetahui
Qkend. Qkend yang dimaksud adalah arus kendaraan total per jam yang melintas di
suatu ruas jalan, maka tertuang didalam Tabel 16.

Tabel 16. Arus Kendaraan /Jam


Jalan Hangtuah
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 3.964 4.020 3.976 3.865 2.777
08:00 - 09:00 4.045 3.635 3.936 2.966 2.179
11:30 - 12:30 3.645 3.696 3.463 3.273 3.571
12:30 - 13:30 4.035 3.866 3.370 3.423 1.830
16:00 - 17:00 4.433 4.289 4.205 4.218 2.646
17:00 - 18:00 4.762 4.275 4.377 4.862 2.466

14
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

Lanjutan Tabel 16. Arus Kendaraan /Jam


Jalan Sudirman
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 2.419 2.684 2.607 2.529 3.514
08:00 - 09:00 2.719 2.891 2.914 2.706 2.822
11:30 - 12:30 2.342 2.378 2.441 2.452 2.341
12:30 - 13:30 2.584 2.797 2.791 2.707 2.691
16:00 - 17:00 2.592 2.797 2.796 2.562 2.697
17:00 - 18:00 2.741 2.959 2.946 2.841 2.848

Jalan Mawar
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 1.018 1.068 1.120 1.099 1.152
08:00 - 09:00 1.143 1.200 1.264 1.239 1.297
11:30 - 12:30 994 1.045 985 972 1.116
12:30 - 13:30 1.086 1.140 1.050 1.028 1.167
16:00 - 17:00 1.089 1.144 1.200 1.183 1.237
17:00 - 18:00 1.151 1.208 1.268 1.243 1.322

Jalan Pembangunan
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 898 775 587 701 709
08:00 - 09:00 963 864 458 665 615
11:30 - 12:30 464 622 509 702 594
12:30 - 13:30 492 545 374 630 640
16:00 - 17:00 336 523 507 507 487
17:00 - 18:00 578 663 582 646 480

Fsmp dihitung berdasarkan jenis kendaraan yang telah dikonversikan ke dalam


satuan mobil penumpang dengan formula :
1). Jalan Hangtuah

Fsmp
LV% + HV% . empHV + MC% . emp MC 
=
100
39,68% + 11,58%   1,3 + 48,74%  0,4 
=
100
= 66 ,83 %

Perhitungan Fsmp dituangkan dalam Tabel 17.

15
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

Tabel 17. Perhitungan Fsmp Jalan Hangtuah


Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 66,83% 61,59% 67,38% 68,87% 99,42%
08:00 - 09:00 62,68% 58,59% 57,82% 73,50% 104,02%
11:30 - 12:30 55,33% 62,25% 61,85% 53,97% 63,84%
12:30 - 13:30 49,67% 49,14% 48,70% 50,11% 104,73%
16:00 - 17:00 60,39% 66,21% 65,22% 64,86% 99,97%
17:00 - 18:00 58,64% 63,00% 61,60% 54,75% 108,51%

2). Jalan Jendral Sudirman

Fsmp
LV% + HV% . empHV + MC% . emp MC 
=
100
43,31% + 0,11%   1,3 + 56,58%  0,4 
=
100
= 56 ,67 %

Perhitungan Fsmp dituangkan dalam Tabel 18.

Tabel 18. Perhitungan Fsmp Jalan Jendral Sudirman


Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 52,38% 52,36% 52,20% 52,21% 37,54%
08:00 - 09:00 54,89% 57,33% 54,35% 56,67% 54,73%
11:30 - 12:30 42,83% 46,83% 44,41% 42,79% 45,41%
12:30 - 13:30 35,92% 36,82% 35,92% 35,92% 35,99%
16:00 - 17:00 40,70% 41,87% 40,73% 42,94% 40,76%
17:00 - 18:00 37,00% 37,94% 37,13% 37,30% 36,94%

3). Jalan Mawar

Fsmp
LV% + HV% . empHV + MC% . emp MC 
=
100
61,64% + 0,13%   1,3 + 38,23%  0,4 
=
100
= 80 , 45 %

16
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

Perhitungan Fsmp dituangkan dalam Tabel 19.

Tabel 19. Perhitungan Fsmp Jalan Mawar


Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 80,45% 80,17% 81,50% 81,82% 83,01%
08:00 - 09:00 79,35% 80,49% 81,33% 84,55% 80,44%
11:30 - 12:30 73,31% 73,41% 72,27% 76,79% 71,50%
12:30 - 13:30 35,88% 62,27% 65,02% 67,66% 68,36%
16:00 - 17:00 80,96% 76,84% 76,17% 76,17% 76,59%
17:00 - 18:00 71,76% 70,55% 71,03% 73,72% 75,58%

4). Jalan Pembangunan

Fsmp
LV% + HV% . empHV + MC% . emp MC 
=
100
41,31% + 0,00%   1,3 + 58,69%  0,4 
=
100
= 53 ,94 %

Perhitungan Fsmp dituangkan dalam Tabel 20.

Tabel 20. Perhitungan Fsmp Jalan Pembangunan


Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 53,94% 60,27% 95,12% 71,02% 53,04%
08:00 - 09:00 58,94% 54,70% 91,52% 65,30% 83,43%
11:30 - 12:30 81,68% 67,08% 79,84% 53,94% 66,29%
12:30 - 13:30 29,64% 13,06% 73,86% 66,43% 59,33%
16:00 - 17:00 64,43% 75,24% 80,74% 55,10% 56,29%
17:00 - 18:00 34,71% 75,07% 65,65% 79,44% 60,34%

Perhitungan Q dituangkan dalam Tabel 21.

Tabel 21. Perhitungan Arus Total smp/jam (Q)


Jalan Hangtuah
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 – 08:00 2.649 2.476 2.679 2.662 2.761
08:00 – 09:00 2.536 2.130 2.276 2.180 2.266
11:30 – 12:30 2.017 2.301 2.142 1.767 2.280
12:30 – 13:30 2.004 1.900 1.641 1.715 1.916
16:00 – 17:00 2.677 2.840 2.742 2.736 2.645
17:00 – 18:00 2.792 2.693 2.696 2.662 2.676

17
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

Lanjutan Tabel 21. Perhitungan Arus Total smp/jam (Q)


Jalan Jendral Sudirman
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 – 08:00 1.267 1.405 1.361 1.320 1.319
08:00 – 09:00 1.493 1.657 1.584 1.534 1.544
11:30 - 12:30 1.003 1.114 1.084 972 1.063
12:30 - 13:30 928 1.030 1.003 972 969
16:00 - 17:00 1.055 1.171 1.139 1.100 1.099
17:00 - 18:00 1.095 1.123 1.094 1.060 1.052

Jalan Mawar
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 1.282 1.332 1.461 1.448 1.580
08:00 - 09:00 1.345 1.462 1.581 1.724 1.580
11:30 - 12:30 1.125 1.114 1.007 1.137 1.206
12:30 - 13:30 541 996 942 1.000 1.192
16:00 - 17:00 1.605 1.476 1.470 1.484 1.582
17:00 - 18:00 1.319 1.333 1.421 1.514 1.685

Jalan Pembangunan
Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 484 467 558 498 376
08:00 - 09:00 568 473 419 434 513
11:30 - 12:30 379 417 406 379 394
12:30 - 13:30 146 265 276 419 380
16:00 - 17:00 216 393 409 279 274
17:00 - 18:00 201 498 382 513 290

Sehingga derajat kejenuhan dari masing-masing ruas jalan dapat dihitung dengan
menggunakan formula :
1). Jalan Hangtuah
DS = Q C
= 2.649 3.465,96
= 0,76

Perhitungan derajat kejenuhan (DS) dituangkan dalam Tabel 22.

Tabel 22. Derajat Kejenuhan Jalan Hangtuah


Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 0,76 0,71 0,77 0,77 0,80
08:00 - 09:00 0,72 0,61 0,66 0,63 0,65
11:30 - 12:30 0,58 0,66 0,62 0,51 0,66
12:30 - 13:30 0,58 0,55 0,47 0,49 0,55
16:00 - 17:00 0,77 0,82 0,79 0,79 0,76
17:00 - 18:00 0,81 0,78 0,78 0,77 0,77

18
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

2). Jalan Jendral Sudirman


DS = Q C
= 1.267 3.263,04
= 0,39

Perhitungan derajat kejenuhan (DS) dituangkan dalam Tabel 23.

Tabel 23. Derajat Kejenuhan Jalan Jendral Sudirman


Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 0,39 0,43 0,42 0,40 0,40
08:00 - 09:00 0,46 0,51 0,49 0,47 0,47
11:30 - 12:30 0,31 0,34 0,33 0,32 0,33
12:30 - 13:30 0,28 0,32 0,31 0,30 0,30
16:00 - 17:00 0,32 0,36 0,35 0,34 0,34
17:00 - 18:00 0,34 0,34 0,34 0,32 0,32

3). Jalan Mawar


DS = Q C
= 534 2.781,49
= 0,46

Perhitungan derajat kejenuhan (DS) dituangkan dalam Tabel 24.

Tabel 24. Derajat Kejenuhan Jalan Mawar


Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 0,46 0,48 0,53 0,52 0,57
08:00 - 09:00 0,48 0,53 0,57 0,62 0,57
11:30 - 12:30 0,40 0,40 0,36 0,41 0,43
12:30 - 13:30 0,19 0,36 0,34 0,36 0,43
16:00 - 17:00 0,58 0,53 0,53 0,53 0,57
17:00 - 18:00 0,47 0,48 0,51 0,54 0,61

4). Jalan Pembangunan


DS = Q C
= 484 2.781,49
= 0,17

Perhitungan derajat kejenuhan (DS) dituangkan dalam Tabel 25.

19
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

Tabel 25. Derajat Kejenuhan Jalan Pembangunan


Hari
Jam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 0,17 0,17 0,20 0,18 0,14
08:00 - 09:00 0,20 0,17 0,15 0,16 0,18
11:30 - 12:30 0,14 0,15 0,15 0,14 0,14
12:30 - 13:30 0,05 0,10 0,10 0,15 0,14
16:00 - 17:00 0,08 0,14 0,15 0,10 0,10
17:00 - 18:00 0,07 0,18 0,14 0,18 0,10

D. ANALISA DAN PEMBAHASAN


1. Analisa Kinerja Ruas Jalan
a. Analisa Arus Lalu Lintas di Jalan Hangtuah
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah kendaraan maksimum terjadi pada hari kamis
tanggal 12 Februari 2015 dengan jumlah kendaraan 4.862 kendaraan yang terjadi
pada pukul 17:00 – 18:00. Grafik hubungan dan fluktuasi volume arus lalu lintas
selama 5 hari penelitian maka dapat dilihat pada Gambar 5.

b. Analisa Arus Lalu Lintas di Jalan Jendral Sudirman


Berdasarkan hasil perhitungan jumlah kendaraan maksimum terjadi pada hari jumat
tanggal 13 Februari 2015 dengan jumlah kendaraan 3.514 kendaraan yang terjadi
pada pukul 07:00 – 08:00. Grafik hubungan dan fluktuasi volume arus lalu lintas
selama 5 hari penelitian maka dapat dilihat pada Gambar 6.

6.000
Jumlah Kendaraan smp/jam

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 3.964 4.020 3.976 3.865 2.777
08:00 - 09:00 4.045 3.635 3.936 2.966 2.179
11:30 - 12:30 3.645 3.696 3.463 3.273 3.571
12:30 - 13:30 4.035 3.866 3.370 3.423 1.830
16:00 - 17:00 4.433 4.289 4.205 4.218 2.646
17:00 - 18:00 4.762 4.275 4.377 4.862 2.466

Gambar 5. Fluktuasi Arus Jalan Hangtuah

20
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

Jumlah Kendaraan smp/jam


4.000

3.000

2.000

1.000

0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 2.419 2.684 2.607 2.529 3.514
08:00 - 09:00 2.719 2.891 2.914 2.706 2.822
11:30 - 12:30 2.342 2.378 2.441 2.452 2.341
12:30 - 13:30 2.584 2.797 2.791 2.707 2.691
16:00 - 17:00 2.592 2.797 2.796 2.562 2.697
17:00 - 18:00 2.741 2.959 2.946 2.841 2.848

Gambar 6. Fluktuasi Arus Jalan Jendral Sudirman

c. Analisa Arus Lalu Lintas di Jalan Mawar


Berdasarkan hasil perhitungan jumlah kendaraan maksimum terjadi pada hari jumat
tanggal 13 Februari 2015 dengan jumlah kendaraan 1.322 kendaraan yang terjadi
pada pukul 17:00 – 18:00. Grafik hubungan dan fluktuasi volume arus lalu lintas
selama 5 hari penelitian maka dapat dilihat pada Gambar 7.
1.500
Jumlah Kendaraan smp/jam

1.000

500

0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 1.018 1.068 1.120 1.099 1.152
08:00 - 09:00 1.143 1.200 1.264 1.239 1.297
11:30 - 12:30 994 1.045 985 972 1.116
12:30 - 13:30 1.086 1.140 1.050 1.028 1.167
16:00 - 17:00 1.089 1.144 1.200 1.183 1.237
17:00 - 18:00 1.151 1.208 1.268 1.243 1.322

Gambar 7. Fluktuasi Arus Jalan Mawar

21
Zulfianilsih, F. & Jusi, U. / Analisa Kinerja Ruas Jalan / pp. 1 – 24

d. Analisa Arus Lalu Lintas di Jalan Pembangunan


Pada pengamatan di hari pertama sampai hari ke lima yaitu tanggal 9 – 13 Februari
2015 menunjukan arus puncak yang terjadi pada hari senin yaitu dengan total
kendaraan yang melintas mencapai 963. Grafik hubungan dan fluktuasi volume
arus lalu lintas selama 5 hari penelitian maka dapat dilihat pada Gambar 8.

1.200
Jumlah Kendaraan smp/jam

1.000

800

600

400

200

0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07:00 - 08:00 898 775 587 701 709
08:00 - 09:00 963 864 458 665 615
11:30 - 12:30 464 622 509 702 594
12:30 - 13:30 492 545 374 630 640
16:00 - 17:00 336 523 507 507 487
17:00 - 18:00 578 663 582 646 480

Gambar 8. Fluktuasi Arus Jalan Pembangunan

e. Analisa Derajat Kejenuhan


Berdasarkan hasil perhitungan, maka di dapat nilai derajat kejenuhan maksimum
dari ke 4 ruas jalan di kota Duri seperti tabel 26.

Tabel 26. Analisa Perhitungan Derajat Kejenuhan


Kapasitas Jalan (C) Volume Lalu Lintas Derajat Kejenuhan
Jalan
smp/jam (Q) smp/jam (DS)
Hangtuah 3.465,96 2.839,84 0.82
Jendral Sudirman 3.263,04 1.657,48 0.51
Mawar 2.781,49 1.724,06 0.62
Pembangunan 2781,49 558,33 0.20

Pada tabel 26, derajat kejenuhan menunjukkan bahwa jalan Hangtuah melebihi
batas standar kejenuhan jalan yaitu 0,82 sedangkan batas maksimum pada derajat
kejenuhan menurut MKJI 1997 adalah 0,75. Arus tertinggi terjadi pada titik
pengamatan di depan bank mandiri dan area pertokoan.
Sedangkan jalan Sudirman, dari perhitungan bahwa dijalan Jendral Sudirman
masih dibawah dari standar kejenuhan jalan yaitu nilai derajat kejenuhan 0,51. Dan
hasil perhitungan derajat kejenuhan pada jalan Mawar juga masih aman kejenuhan

22
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016

jalan yaitu 0,62. untuk mengantisipasi pada ruas-ruas jalan tersebut tidak mungkin
dilakukan dengan cara pelebaran jalan, akan tetapi bisa dengan perbaikan
manajemen lalu lintas seperti pengaturan rute (pemberlakuan jalan satu arah),
marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang lain.

Sedangkan pada Jalan Pembangunan hasil perhitungan tingkat derajat kejenuhan


hanya 0,20 dari hasil pengamatan dan perhitungan pada jalan Pembangunan bisa
dikategorikan masih aman dan layak untuk 5 tahun ke depan.

E. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Arus lalu lintas maksimum terjadi pada ruas Jalan Hangtuah, karena jalan tersebut
merupakan jalan utama masuk Kota Duri. Arus maksimum terjadi pada hari kerja
yaitu senin sampai jumat pada sore hari (16:00 – 18:00 WIB) yaitu 4,762 /jam.
2. Dari ke empat ruas jalan berdasarkan nilai derajat kejenuhan hanya di Jalan
Hangtuah, dan pada jam-jam tertentu yang sudah melebihi batas standart MKJI
1997. Akan tetapi secara umum kinerja ruas jalan di Kota Duri masih cukup baik,
meskipun pada jam-jam tertentu harus dilakukan pengaturan lalu lintas untuk
mengantisipasi terjadinya permasalahan lalu lintas di Kota Duri.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto E., 2002, System Informasi Geografis Menggunakan ARC VIEW GIS,
Jogyakarta.
Badan Pusat Statistik, 2013, Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis
Kelamin, Bengkalis
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Highway Capacity Manual Project (HCM),
Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual
Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta.
Novianti I., 2004, Analisa Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Jalan Kota, Tugas
Akhir, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana,
Bandung.
Muhtadi A., 2010, Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan Pengaruh
Pembuatan Median Jalan, Jurnal Neutron, Vol.10, No.1, Jombang, Jawa Timur.
Tamin O.Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.

23

Anda mungkin juga menyukai