Anda di halaman 1dari 2

GANGGUAN PSIKOTIK DAN SKIZOFRENIA

oleh :
Saifuddin Zuhri
Rizqon Karimah
Aminah Permata
Fitriyana Fauziah
Wardah Firdausi

BAB I
KAJIAN TEORI

Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut,
cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit kejiwaan akrab
diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi yakni neurosis dan psikosis. Sementara dr. H.
Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia
mengemukakan yang lainnya yaitu psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi
mental.
Psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan
dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri sebagai berikut:
• Mengalami disorganisasi proses pikiran
• Gangguan emosional
• Disorientasi waktu, ruang, dan person
• Terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi
Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:
a) Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian
b) Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya
c) Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya
menjadi serba salah atau sedih
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian,
distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang berasa bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan
dari luar. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia
adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons
emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi
(keyakinan yang salah) dan halusinan (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Kalau pada remaja, perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi
skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan dan biasanya menganggap
semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap
hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki
perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang
berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali,
pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi
dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang
berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa
menyulitkan penyembuhan. Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita
skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh.
Simptom-simptom skizofrenia, antara lain:
1. Gangguan isi pikiran, delusi: kepercayaan yang salah macamnya:
• Delusi referensi: kepercayaan bahwa tingkah laku orang lain atau obyek tertentu atau kejadian
tertentu diacukan kepada dirinya.
• Delusi persekusi : kepercayaan bahwa ada orang atau orang-orang akan mencelakan dirinya,
keluarganya atau kelompoknya.
• Delusi grandeur : merasa dirinya penting.
• Delusi kemiskinan : merasa tidak mempunyai hal yang berharga.
• Delusi menyalahkan diri.
• Delusi control : merasa dirinya dikontrol oleh orang lain.
• Delusi nihilisme : merasa dirinya, orang lain mupun dunia tidak ada.
• Delusi ketidak setiaan : kepercayaan yang salah bahwa orang yang dicintai tidak setia.
• Delusi lain bahwa pikiran dapat disiarkan, diubah atau ditarik dari pikiran oleh orang atau kekuatan
luar.

Anda mungkin juga menyukai