H P1 A0
UMUR 26 TAHUN DENGAN BENDUNGAN ASI
DI RUMAH SAKIT ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
Disusun Oleh :
ATIK IZAH
NIM B 12 006
i
HALAMAN PERSETUJUAN
DiajukanOleh :
ATIK IZAH
NIM B 12 006
Pembimbing,
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. H P1 A0 Umur 26 Tahun
Dengan Bendungan Asi Di Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen“. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat kelulusan dari Program Studi Diploma III Kebidanan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari,SST, selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Megayana Yessy M.,SST, Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis.
4. Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes yang bersedia memberikan ijin pada penulis dalam
pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi Diploma III Kebidanan STIKES Kusuma
Husada Surakarta.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karta TulisIlmiah.
7. Ny.H yang bersedia menjadi pasien dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya sehingga
penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan Karya Tulis
Ilmiah ini. Semoga KaryaTulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
iv
Program Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2015
Atik Izah
B12. 006
INTISARI
Latar belakang : Infeksi merupakan salah satu penyebab AKI pada waktu nifas
yang dapat diawali oleh bendungan ASI. Sebesar 16% dari seluruh ibu pekerja di
Indonesia mengalami bendungan ASI. Data di RS Assalam Gemolong Sragen
pada bulan September 2013 - September 2014 menunjukan terdapat 12 ibu nifas
dengan bendungan ASI dari 133 ibu nifas.
Tujuan : Dapat melakukan Asuhan Kebidanan ibu nifas pada Ny.H P1 A0 umur
26 tahun dengan bendungan ASI di RS Assalam Gemolong Sragen menggunakan
manajemen kebidanan 7 langkah varney.
Metode : Laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif Lokasi studi
kasus di RS. Assalam Gemolong Sragen. Subjek studi kasus adalah Ny. H P1 A0
umur 26 tahun dengan bendungan ASI. Studi kasus dilakukan bul an Oktober
2014 - Agustus 2015. Teknik pengumpulan data primer meliputi pemeriksaan
fisik, wawancara, dan observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi
dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil : Setelah 3 hari diberikan terapi antalgin 500 mg per oral 3x1, parasetamol
500 mg per oral 3x1, KIE tetang cara perawatan payudara, dan KIE tentang cara
menyusui bayi dengan baik dan benar didapatkan hasil ibu sudah tidak cemas dan
bendungan ASI sudah teratasi.
Kesimpulan : Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny. H P1 A0 umur 26 tahun
dengan bendungan ASI penulis menemukan kesenjangan yaitu pemberian terapi
obat pada teori diberikan parasetamol 500 mg per oral sedangkan pada kasus
diberikan parasetamol 500 mg per oral (3x1) dan antalgin 500 mg per oral (3x1).
v
MOTTO
PERSEMBAHAN
vi
CURI CULUM VITAE
BIODATA
Nama : Atik Izah
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 23 September 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pinggir RT 09/04, Tanggan, Gesi, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
MI Tanggan Lulus tahun 2006
MTs Al-Hikmah Tanon Lulus tahun 2009
MA Al- Hikmah Tanon Lulus tahun 2012
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012/2013
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
INTISARI....................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
CURICULUM VITAE ………………………………………………….. ... vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. .... viii
LAMPIRAN……………………………………………………………… ... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Studi Kasus................................................................. 2
D. Manfaat Studi Kasus............................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus .............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ............................................................................ 6
1. Nifas ............................................................................... 6
a. Pengertian Nifas ...................................................... 6
b. Tahapan Masa Nifas ................................................ 6
c. Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas ..................... 7
2. Bendungan ASI ............................................................... 9
a. Pengertian ................................................................ 9
b. Etiologi Bendungan ASI ......................................... 9
c. Tanda dan Gejala ..................................................... 10
d. Penatalaksanaan ...................................................... 10
e. Pencegahan .............................................................. 12
viii
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan ................................... 12
1. Pengertian ....................................................................... 13
2. Proses Manajemen Kebidanan ....................................... 13
C. Landasan Hukum ................................................................... 30
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi............................................................................... 31
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 31
C. Subyek Studi Kasus ................................................................ 32
D. Waktu Studi Kasus ................................................................. 32
E. Instrument Studi Kasus........................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 32
G. Alat Yang Dibutuhkan ........................................................... 35
H. Jadwal Penelitian ................................................................... 36
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus ...................................................................... 37
B. Pembahasan ........................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 69
B. Saran ...................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mastitis dan abses payudara yang diawali dengan adanya bendungan saluran
ASI. Infeksi masa nifas yang diawali oleh adanya bendungan ASI timbul
karena produksi ASI yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari
nifas apabila bayi belum mampu menyusu dengan baik, atau apabila kelenjar-
kelenjar
Menurut Rukiyah & Yuliyanti (2014) pada masa nifas, bendungan ASI
paling banyak dialami oleh ibu-ibu pekerja yaitu sebesar 16% dari seluruh ibu
Bendungan ASI dapat terjadi pada hari ke dua atau ke tiga ketika
dengan baik dapat menyebabkan terjadinya infeksi lain seperti mastitis dan
1
2
sebanyak 133 orang ibu nifas. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12 ibu nifas
mengambil Judul Studi Kasus “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. H P1
Varney.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Varney.
3
2. Tujuan khusus
Gemolong Sragen.
Gemolong Sragen.
Sragen.
1. Bagi peneliti
2. Bagi profesi
secara komprehensif.
perpustakaan.
didapatkan hasil masalah dapat teratasi, kecemasan ibu tidak ada, panas
ibu turun, rasa nyeri dan bengkak hilang, laktasi menjadi lancar, ibu
dapat menyusui bayinya dengan lancar dan bendungan saluran ASI sudah
teratasi.
kecemasan ibu tidak ada, panas ibu turun, rasa nyeri dan bengkak hilang,
laktasi menjadi lancar, ibu dapat menyusui bayinya dengan lancar dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI MEDIS
1. Nifas
a. Pengertian Nifas
6
7
antara lain “
1) Involusio
sebelum hamil.
pada minggu ke- 2 sebesar 6-8 cm, pada akhir nifas sebesar 2
cm.
3) Luka-luka
dan serviks yang tidak luas akan sembuh primer. Infeksi dapat
4) Lochea
Adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
b) Lochea Sanguinolenta
c) Lochea serosa
d) Lochea alba
persalinan.
e) Lochea purulenta
f) Locheastasis
5) Serviks
menutup.
9
6) Vagina
kecil.
7) Ligamen-ligamen
2. Bendungan ASI
a. Pengertian
(Purwoastuti, 2014).
antara lain :
1. Mammae panas serta keras pada perabaan dan nyeri ketika di tekan.
d. Penatalaksanaan
bayi
atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir atai sendok
bendungan teratasi
dan dingin
pengurang sakit
jam
1) Sangga payudara
e. Pencegahan
lain :
1. Menyusui bayi setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar
kebutuhan bayi
1. Pengertian
Langkah I: Pengkajian
(Ambarwati, 2009).
14
a. Biodata
kebiasaan sehari-hari.
sosial ekonominya.
15
b. Data Subjektif
(Retna, 2008).
2) Keluhan
3) Riwayat penyakit
e) Riwayat operasi
4) Riwayat menstruasi
terakhirdanpengalamanhaidsebelumnya(Wiknjosastro, 2005).
6) Riwayat perkawinan
sah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas
(Ambarwati, 2009).
a) Nutrisi
(Ambarwati, 2009).
b) Eliminasi
c) Istirahat
(Ambarwati, 2009).
d) Personal hygiene
2009).
e) Aktivitas
(Ambarwati, 2009).
19
f) Keadaan Psikologis
c. Data Objektif
1) Vital sign
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Pernafasan
d) Temperature / suhu
2010).
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
1. Rambut
2. Muka
(a) Mata
21
(b) Hidung
(3) Telinga
tidak .
(5) Leher
tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak dan
menyusu.
(7) Ekstremitas
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
b) Anogenital
(2) Perineum
(3) Anus
(4) Inspekulo
tidak.
c) Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan penunjang.
(Ambarwati, 2009).
a. Diagnosa Kebidanan
keadaan nifas.
24
sebagai berikut :
1) Data Subjektif
(Bahiyatun, 2008).
2) Data Objektif
2007).
b) Pemeriksaan payudara:
b. Masalah
c. Kebutuhan
diidentifikasi(Varney, 2007).
dan yang paling penting adalah melakukan asuhan yang aman. Diagnosa
potensial yang sering terjadi pada ibu nifas dengan bendungan ASI
(Varney, 2007).
dilakukan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
tidak ada tindakan segera pada kasus ibu nifas dengan bendungan ASI.
Langkah V: Perencanaan
langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang
apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2007).
lembek.
dengan cara :
dengan cara :
LangkahVII: Evaluasi
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
Evaluasi pada ibu nifas dengan bendungan ASI yaitu keadaan umum
baik, tanda – tanda vital baik normal, ASI sudah keluar, tidak terjadi
mastitis, payudara tidak bengkak, tidak kemerahan, tidak nyeri, dan ibu
Data Perkembangan
perkembangannya:
S (Subyektif) :
O (Obyektif) :
hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
A (Assesment) :
tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan
P (Planning) :
D. Landasan Hukum
pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa
pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
METODE PENELITIAN
A. JENIS STUDI
prosedur berencana yang antara lain meliputi dan mencatat jumlah dan taraf
aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan suatu objek. Studi kasus
adalah melakukan penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit
31
32
Dalam penulisan laporan kasus ini subyek merupakan hal atau orang
Subyek studi kasus ini adalah pada ibu nifas yaitu Ny. H P1 A0 umur 26 tahun
digunakan untuk mendapatkan data pada studi kasus ini adalah format asuhan
kebidanan 7 langkah Varney pada ibu nifas dan data perkembangan dengan
SOAP.
1. Data Primer
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
(Notoatmodjo, 2010).
2) Palpasi
2012 ).
3) Perkusi
4) Auskultasi
b. Wawancara
c. Pengamatan (Observasi)
2. Data sekunder
a. Studi kepustakaan
b. Studi dokumentasi
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain:
b. Buku tulis
c. Ballpoint
c. Tensimeter
d. Stetoskop
e. Sarung tangan
f. Termometer
g. Jam tangan
h. Handuk
i. 2 buah waslap
k. Kapas
Buku kesehatan ibu dan anak untuk mengetahui riwayat kehamilan, alat
H. Jadwal Penelitian
melaksanakan penelitian studi kasus yang akan dilengkapi dalam bentuk tabel
I. PENGKAJIAN
merasa cemas.
38
39
3. Riwayat penyakit
sedang sakit.
saat BAK.
atau lebih.
berwarna kuning.
kali.
mulutnya.
4. Riwayat menstruasi
apapun.
6. Riwayat perkawinan
keguguran.
Th Tmpt U Jenis BB PB
No Pnlng JK Laktasi Keadaan anak
Partus Partus K Partus (gr) (cm)
2
3
Sumber : Data primer, 2015
42
21 Juni 2015.
c. Keluhan–Keluhan pada
muntah.
bulan.
mendapat penyuluhan
4 bulan.
f. Imunisasi TT 2
kehamilan 4 bulan.
b. Penolong : Bidan.
e. Penolong : Bidan.
h. Perineum
a. Nutrisi
44
sehari.
b. Eliminasi
1) Selama hamil
konsistensi lunak.
,konsistensi cair.
2) Selama nifas
konsistensi lunak.
45
,konsistensi cair.
c. Istirahat/tidur
7 jam.
d. Personal hygiene
dengan keadaannya.
46
kehamilannya.
kehamilan ini
direncanakan.
sama saja.
keluarga mendukung
bayinya.
saja.
kelahiran anaknya.
47
mengkonsumsi obat-
1. Status generalis
b. kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit S : 37,50 C
d. TB : 155 cm
e. BB sebelum hamil : 52 kg
f. BB sekarang : 60 kg
g. LILA : 24,5 cm
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala
tidak berketombe
cloasma gravidarum
3) Mata
48
4) Sklera : Putih
b. Leher
1) Mammae
e) Areola : Hiperpigmentasi
2) Axilla
d. Ekstermitas
2) Bawah
a. Abdomen
1) Inspeksi
perut
2) Palpasi
b. Anogenital
1) Vulva vagina
d) Lochea : Rubra
2) Perineum
3) Anus
4) Inspeculo
4. Pemeriksaan penunjang
Golongan darah: O
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
bendungan ASI.
51
Data Dasar :
DS :
keguguran.
16.00 WIB.
DO :
2. Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/mnt S : 37,50C
kemerahan
52
B. MASALAH
dengan keadaannya.
C. KEBUTUHAN
Mastitis
Pemberian terapi :
V. RENCANA TINDAKAN
terlalu ketat
53
7. Berikan terapi
a) Mencuci tangan
tubuh ibu
kali
30 kali
dan BH
menit
ketat.
VII. EVALUASI
melakukannya di rumah.
secara bergantian.
56
7. Ibu sudah diberi terapi parasetamol 500 mg per oral 3x1 dan antalgin
500 mg per oral 3x1 dan ibu bersedia untuk meminum obat yang
DATA PERKEMBANGAN 1
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan masih nyeri dan bengkak pada sekitar payudara dan
0 : 0byektif
1 KU : Baik
2 Kesadaran : Composmentis
S : 37oC R : 20 x/mnt
keluar.
6 Perineum
A : Assesment
58
P : Planning
yaitu.
a) Posisinya ibu harus duduk bersandar kaki menapak pada lantai atau
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu
d) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di
f) Pegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain di bawah
payudara lagi
punggung bayi
perawatan payudara.
5. Pukul 17.40 WIB Meganjurkan ibu untuk tetap minum obat secara
Evaluasi
sayuran hijau, bayam, tempe, tahu dan banyak minum air putih.
5. Ibu bersedia untuk tetap minum obat secara teratur sesuai dengan aturan
minum.
61
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan rasa nyeri dan bengkak pada payudara sudah mulai
berkurang.
0 : 0byektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
S : 36oC R : 20 x/mnt
6. Perineum
A : Assesment
P : Planning
benar.
Evaluasi
1. Ibu bersedia untuk tetap melakukan perawatan payudara tiap pagi dan
sore.
kosong.
S : Subyektif
2. Ibu mengatakan puting susunya sudah menonjol dan ASI sudah keluar
lancar.
3. Ibu mengatakan sampai saat ini bayinya tetap disusui dengan ASI saja.
0 : 0byektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
S : 36oC R : 20 x/mnt
6. Perineum
A : Assessment
ASI.
64
P : Planning
3. Pukul 15.15 WIB Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur
Evaluasi
3. Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup, tidur siang ± 1-2 jam tidur
malam ± 8 jam.
B. PEMBAHASAN
dengan teori yang ada. Disini penulis akan menjelaskan kesenjangan tersebut
1. Pengkajian
muncul yaitu ibu mengatakan payudara terasa nyeri, berat, dan badan
terasa panas, dingin (Retna, 2008). Data obyektif bendungan ASI adalah
Pada kasus ini pengkajian yang diperoleh berupa data subjektif ibu nifas
2. Interpretasi Data
biasanya muncul yaitu ibu merasa cemas, sulit tidur, merasa bersalah,
A0 post partum hari ketiga dengan bendungan ASI. Masalah ibu merasa
67
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
3. Diagnosa Potensial
bendungan ASI adalah terjadi mastitis yang bisa berlanjut menjadi abses
diagnosa yang muncul yaitu mastitis sehingga pada langkah ini penulis
tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di
lahan praktek.
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
tidak ada tindakan segera pada kasus ibu nifas dengan bendungan ASI.
parasetamol 500 mg per oral 3x1, antalgin 500 mg per oral 3x1. Pada
langkah ini ada kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada teori tidak
terapi obat berupa parasetamol 500 mg per oral 3x1, antalgin 500 mg per
oral 3x1.
5. Perencanaan
suppor mental pada ibu, berikan KIE tentang cara menyusui yang benar,
ASI yaitu beritahu hasil pemeriksaan pada ibu, beri dukungan moril pada
tidak terlalu ketat, berikan terapi berupa parasetamol 500 mg per oral 3x1
( 10 tablet ) dan antalgin 500 mg per oral ( 10 tablet ). Pada langkah ini
parasetamol 500 mg per oral (3x1) dan antalgin 500 mg per oral (3x1).
69
6. Pelaksanaan
2011). Pada kasus ini, pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lahan yaitu pemberian terapi obat pada teori diberikan
parasetamol 500 mg per oral (3x1) dan antalgin 500 mg per oral (3x1).
7. Evaluasi
Evaluasi pada ibu nifas dengan bendungan ASI yaitu keadaan umum
baik, tanda – tanda vital baik normal, ASI sudah keluar, tidak terjadi
mastitis payudara tidak bengkak, tidak kemerahan, tidak nyeri, dan ibu
Evaluasi dari studi kasus diperoleh hasil pasien sembuh dalam tiga hari,
keadaan umum ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
tidak ada rasa nyeri dan bengkak serta tidak ada kemerahan pada
payudara, ASI keluar lancar, ibu dapat menyusui bayinya dengan lancar,
ASI sudah teratasi. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang
berjudul Asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny. H P1 A0 umur 26 tahun
payudara bengkak, nyeri, terasa panas sejak tadi pagi, sedangkan pada
darah O.
ke-3 dengan bendungan ASI, masalah yang terjadi adalah ibu merasa
70
3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. H PI A0 adalah mastitis.
Antal gin 500 mg 3xI per oral dan Parasetamol 500 mg 3x1 per oral.
ASI yaitu beritahu hasil pemeriksaan pada ibu, beri dukungan moril
payudara dan tidak terlalu ketat, berikan terapi Parasetamol 500 mg per
oral 3x1 (10 tablet) dan Antalgin 500 mg per oral 3x1 (10 tablet).
mg per oral 3x1 (10 tablet) dan Antalgin 500 mg per oral 3x1
( 10 tablet )
normal (360C) dan ASI sudah keluar, ibu bersedia memberikan ASI
yang cukup, tidur siang ± 1-2 jam tidur malam ± 8 jam, dan ibu bersedia
yang ditetapkan tidak muncul karena dapat ditangani secara cepat dan
parasetamol 500 mg per oral (3x1) dan antalgin 500 mg per oral (3x1).
Saran
1. Bagi Pasien
2. Bagi Profesi
payudara pada setiap ibu hamil sehingga bila terjadi kasus pada ibu nifas
mendapatkan penanganan.
3. Bagi institusi pendidik dan RS