Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI DAN

KESEHATAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:
M. Rizaldi 21080116140055
Elisabeth Krisnanda M 21080116130057
Anastasia Dinda 21080116130059
Ailsa Delfina Irene S 21080116140061
Muhammad Rizky Naufal A. T 21080116140079

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018

1
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN ................................................. 1


DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 3
1.2 Tujuan Praktikum .......................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat Praktikum ....................................................................................................................... 4
1.4 Waktu dan Tempat ....................................................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................... 5
2.1 Biologi Ikan Platy (Xiphophorus machulates) ................................................................................ 5
2.1.1 Klasifikasi Ikan Platy ............................................................................................................. 5
2.1.2 Morfologi Ikan Platy ............................................................................................................. 6
2.1.3 Kebiasaan Hidup di Alam ..................................................................................................... 7
2.1.4 Siklus Hidup dan Reproduksi ............................................................................................... 7
2.1.5 Penyebaran ........................................................................................................................... 7
2.2 Tinjauan Umum Bahan Toksik....................................................................................................... 8
2.3 Analisa Probit ................................................................................................................................ 8
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM................................................................................................................ 9
3.1 Materi ................................................................................................................................................ 9
3.2 Metode Praktikum .......................................................................................................................... 10
3.3 Analisa data .................................................................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................... 12
4.1 Hasil Praktikum ........................................................................................................................... 12
4.2 Pembahasan ................................................................................................................................ 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................ 22
5.1. Kesimpulan...................................................................................................................................... 22
5.2. Saran ............................................................................................................................................... 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekotoksikologi merupakan sebuah cabang ilmu dari toksikologi, yaitu bidang ilmu
yang mempelajari mengenai racun yang ada di lingkungan. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa ekotoksikologi perairan merupakan ilmu yang mempelajari mengenai racun yang ada
di lingkungan perairan. Berbagai jenis racun tersebut berbeda-beda sesuai dengan jenis dan
senyawa-senyawa kimia pembentuknya.
Salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan adalah pencemaran air, dimana air
yang kita pergunakan setiap harinya tidak lepas dari pengaruh pencemaran yang diakibatkan
oleh ulah manusia juga. Beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologik (bakteri,
virus, parasit), bahan organik (pestisida, detergen), beberapa bahan inorganik (garam, asam,
logam) serta bahan kimia lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita pergunakan
(Mason, 1991).
Aktivitas manusia sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari penggunaan bahan-bahan
kimia. Salah satu bahan kimia yang paling banyak digunakan sehari-hari adalah cairan
pembersih lantai. Menurut SNI 06-1842-1995, pembersih lantai berdesinfektan adalah
cairan yang mengandung senyawa fenol atau turunannya maupun senyawa lain yang
bersifat antiseptik dengan atau tanpa pewangi yang digunakan untuk membersihkan

3
lantai rumah tangga. Senyawa desinfektan yang biasa ada dalam cairan pembersih lantai
adalah fenol. Selain itu, getah dari pohon pinus yang diolah melalui proses penyulingan,
menghasilkan residu bernama arpus ( gondorukem ), merupakan bahan utama sekaligus
sebagai bahan aktif pembuatan karbol atau kreolin. Arpus mengandung desinfektan cocok
untuk pembersih lantai sekaligus pembunuh kuman, bakteri dan jamur sehingga kita
terhindar penyakit. Minyak pinus (pine oil) juga berfungsi sebagai desinfektan dan juga
sebagai antiseptik.

Sisa dari penggunaan cairan pembersih lantai yang dibuang ke lingkungan dapat
mencemari tanah maupun badan perairan. Dalam konsentrasi cemaran yang tinggi, dapat
menyebabkan bahaya bahkan kematian bagi makhluk hidup, termasuk ikan. Oleh karena itu,
perlu diketahui dosis minimum cairan pembersih lantai yang aman dan tidak menimbulkan
pencemaran saat dibuang ke lingkungan.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum Ekotoksikologi Lingkungan adalah sebagi berrikut :


1. Mengetahui dampak bahan berbahaya yaitu pembersih lantai yang masuk kedalam
perairan.
2. Mengetahui nilai LC50-24 jam dari bahan toksik yaitu pembersih lantai yang dipaparkan ke
ikan uji.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari Praktikum Ekotoksikologi Lingkungan adalah sebagai berkut:


1. Untuk mengetahui bahaya suatu bahan toksik yaitu pembersih lantai yang masuk ke
dalam perairan.
2. Dapat mengetahui besarnya konsentrasi suatu bahan toksik yaitu pembersih lantai yang
masih dapat diterima oleh organisme perairan.

4
1.4 Waktu dan Tempat

Praktikum Ekotoksikologi dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2018 sampai 8 Maret


2018, di Kos Naufal Ariq Jalan Gondang Timur 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Platy (Xiphophorus machulates)


2.1.1 Klasifikasi Ikan Platy

Platy memiliki banyak sekali bentuk varian warna seperti dari jenis spotted, gold
comet, red wag, black, blue coral, leopard, mickey mouse, dan lainnya.
Berdasarkan Marie (2010), klasifikasi ikan Platy secara lengkap adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinodontiformes
Famili : Poeciliidae
Genus : Xiphophorus
Spesies : Xiphophorus maculates

Gambar 2. 1 Ikan Platy


2.1.2 Morfologi Ikan Platy

Gambar 2. 2 Morfologi ikan platy

Platy biasanya berwarna merah. Akibat kawin silang dan mutasi, Platy yang ada
sekarang sangat beragam dalam bentuk tubuh dan warna. Platy jantan dapat dikenali
karena memiliki gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan
modifikasi sirip anal menjadi sirip yang panjang, bentuk tubuhnya ramping, warnanya
lebih cerah, sirip punggung lebih panjang, dan mempunyai kepala yang besar. Sementara
betina, bentuk ekor dan sirip perut membulat seperti kipas dan lebih gemuk, warnanya
kurang cerah, sirip punggung biasa dengan kepala yang agak runcing. Platy termasuk ikan

6
yang gampang beradaptasi dengan berbagai kondisi air. Platy dapat tumbuh hingga 5 cm
dan mampu hidup antara 3-5 tahun.

2.1.3 Kebiasaan Hidup di Alam

Ikan ini memiliki sifat yang ramah dan tidak agresif, oleh karena itu sangat cocok
digunakan sebagai ikan hias pada aquascaping. Ikan platy dapat hidup pada pH 7,0 – 8,0,
pada suhu 20 – 26 °C. ikan Platy dapat diberi pakan buatan maupun alami. Ikan ini sangat
mudah beradaptasi dan memiliki toleransi yang baik dalam berbagai kondisi lingkungan
tempat hidupnya. Platy menyukai habitat dengan banyak tanaman, karena ikan ini
cenderung berenang dan berkembang biak diantara tetanaman. Ikan ini menyukai arus
sedang (Anonim. 2011)

2.1.4 Siklus Hidup dan Reproduksi

Dalam akuarium, kombinasi ideal adalah 3 betina untuk 1 jantan. Alat kelamin jantan
disebut gonopodium, terletak di bagian sirip perut. Saat kawin, Platy jantan secara konstan
akan mengejar betina sambil “mencium” area sirip perut betina. Tidak lama setelah itu,
mereka akan melancarkan “serangan” dengan menginseminasi sperma lewat gonopodium
mereka. Proses kawin ini berlangsung sangat cepat. Platy betina memiliki kemampuan
menyimpan sperma hingga 1 tahun, sehingga terkadang ditemukan Platy betina dapat
berkali-kali melahirkan tanpa kehadiran jantan selama persediaan sperma masih ada.
Platy sangat produktif. Seekor betina dapat melahirkan antara 2-50 anak. Selang 28
hari kemudian mereka dapat melahirkan batch berikutnya. Sering mengganti air,
penambahan 1 sendok makan garam per 3 liter air, dan sinar matahari yang cukup
dipercaya dapat memperbanyak produksi anakan Platy. Setelah dilahirkan, anakan
sebaiknya dipisah dengan ikan dewasa, karena sangat sering ditemukan kasus ikan dewasa
memakan anak yang baru lahir. Dari sejak lahir, setiap anak Platy sepenuhnya mampu
berenang & makan. Anak ikan biasanya bersembunyi di sekitar tanaman air.

2.1.5 Penyebaran

Ikan Platy (Xiphophorus maculates) berasal dari Amerika Tengah dan Utara (Clidad
Veracruz, Meksiko Utara Belize). Ikan Platy adalah jenis livebearing dan milik keluarga

7
Poecilliidae. Ikan ini berasal dari Amerika, tetapi ikan liar Poecilliidae hari ini ditemukan
di perairan tropis dan subtropis di banyak bagian dunia.

2.2 Tinjauan Umum Bahan Toksik

Bahan toksik yang digunakan dalam percobaan ini yaitu cairan pembersih lantai
atau disinfektan dengan merk “So Klin Lantai”. Dari label kemasannya yang beredar
diketahui bahwa bahan aktif yang terkandung dalam bahan pembersih lantai dan lantai
kamar mandi adalah Benzalkonium Chloride (2 persen). Benzalkonium Chloride
merupakan bahan aktif yang sangat beracun bagi organisme air seperti ikan. Benzalkonium
chloride digunakan dalam bentuk cairan dan konsentrasi 10 persen bersifat toksik bagi
manusia, yang dalam jangka waktu yang lama atau terminum dapat menyebabkan
kematian.

Gambar 2. 3 Pembersih So Klin Lantai

2.3 Analisa Probit


Analisis probit adalah jenis regresi digunakan untuk menganalisis variabel respon
binomial. Analisa probit dapat dilakukan dengan menggunakan table, perhitungan manual,
maupun dengan menggunakan software EPA Probit Analysis.
Pengukuran toksisitas (daya racun) dari suatu jenis bahan pencemar dapat
dilakukan dengan menetapkan nilai LC50 dari bahan pencemar tersebut terhadap hewan

8
percobaan dengan melakukan analisa probit. Analisa probit adalah suatu metode pengujian
yang umum dipergunakan untuk menilai toksisitas dari suatu bahan pencemar, yang diukur
dari lethal concentration, yang diartikan sebagai berapa miligram bahan pencemar untuk
setiap kilogram hewan uji yang dapat mengakibatkan kematian sebanyak 50 % dari
populasinya. Meskipun analisa probit merupakan teknik parametrik yang biasa dipakai
untuk menangani data toksisitas, simpangan nyata dari model log probit dapat terjadi,
sebagai contoh, pada saat data tidak tersebar normal (Buikema et al, 1982).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum Ekotoksikologi dan Kesehatan
Lingkungan adalah Ikan Platy (Xiphophorus maculates) untuk dihitung nilai LC50-96 jam
terhadap bahan toksik (pembersih lantai). Untuk menunjang praktikum Ekotoksikologi
Perairan maka dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut :
a) Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ekotoksikologi antara lain:
1. 6 buah akuarium
2. 1 buah Saringan ikan
3. 1 buah Gelas ukur
4. 1 buah pipet ukur
5. 1 buah aerator dengan selang yang dicabang
6. Alat tulis
7. Kertas Label
b) Bahan
1. 120 ekor ikan (60 ekor untuk uji pendahuluan, 60 ekor untuk uji sesungguhnya)
2. Pembersih lantai
3. Air

9
3.2 Metode Praktikum
Sebelum melakukan uji pendahuluan dan uji sesungguhnya, lakukan tahap
aklimatisi. Pada tahap aklimatisasi, ikan uji dibiarkan tidak makan selama 2 hari, hal ini
bertujuan memberikan waktu ikan uji untuk membersihkan perutnya.

a) Uji Pendahuluan
Dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi batas ambang atas dan ambang
bawah. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Memasukkan air sebanyak 1 liter pada masing-masing aquarium yang sudah
dibersihkan sebelumnya;
2. Memasang selang yang sudah dihubungkan dengan aerator;
3. Mencampurkan deterjen dengan konsentrasi berturut-turut 10 ml/1l; 1 ml/1l; 0,1
ml/1l; 0,01 ml/1l; dan 0,001 ml/1l
4. Memasukkan ikan uji dengan kepadatan 10 ekor ikan dalam satu aquarium;dan
5. Melakukan pengamatan mortalitas ikan setelah 24 jam hingga 96 jam.
6.
b) Uji Sesungguhnya
Uji ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dimana ikan uji mati 50%
selama jangka waktu 96 jam. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Memberi air pada aquarium yang sudah dibersihkan sebelumnya;
2. Melakukan perhitungan menggunakan rumus untuk mencari konsentrasi
pembersih lantai sebenarnya dengan menggunakan persamaan rumus :

𝐍 𝐚
𝐋𝐨𝐠 = 𝐤 (𝐋𝐨𝐠 )
𝐧 𝐧
𝐚 𝐛 𝐜 𝐝 𝐞
= = = =
𝐧 𝐚 𝐛 𝐜 𝐝

Dimana: N = konsentrasi ambang atas


n = konsentrasi ambang bawah

10
3. Memasukkan deterjen dengan konsentrasi berturut-turut a ml/1l; b ml/1l; c ml/1l;
d ml/1l; e ml/1l; dan 0 ml/1l untuk control;
4. Memasukkan ikan uji ke dalam akuarium dengan kepadatan 10 ekor setiap
akuarium;
5. Melakukan pengamatan pergerakan dan tingkah laku ikan pada jam ke 24, 48, 72
dan 96; dan
6. Melakukan pengamatan mortalitas ikan uji.

3.3 Analisa data


Pada praktikum Ekotoksikologi ini dilakukan analisis data untuk mengolah data
yang sudah didapat dari uji di atas. Dalam praktikum ini, dalam melakukan analisa probit
digunakan software EPA Probit Analysis untuk menentukan nilai LC50-96 jam.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


a. Uji Pendahuluan
Tabel 4.1 Hasil Uji Pendahuluan
Jam Ke - Prosentase
Konsentrasi
24 48 72 96 (%)
0 ml 0 0 0 0 0
0,001 ml 0 0 0 0 0
0,01 ml 0 0 0 0 0
0,1 ml 3 5 0 0 80
1 ml 10 0 0 0 100
10 ml 10 0 0 0 100
Sumber : Analisa Praktikan, 2018

Dari hasil tes pendahuluan di dapatkan range konsentrasi untuk tes


sesungguhnya adalah 0,01 ml – 1 ml. Dilakukan 5 perlakuan, untuk mendapatkan
konsentrasi untuk uji sesungguhnya melalui perhitungan di bawah ini:

𝑵 𝒂
𝒍𝒐𝒈 = 𝒌 (𝒍𝒐𝒈 )
𝒏 𝒏
Keterangan :
N = Konsentrasi ambang atas
n = Konsentrasi ambang bawah
K = Jumlah konsentrasi yang di uji

𝒂 𝒃 𝒄 𝒅 𝒆 𝑵
= = = = =
𝒏 𝒂 𝒃 𝒄 𝒅 𝒆

12
1 𝑎
log −2
= 𝑘 (log −2 )
10 10

1 𝑎
log −2
= 5 (log −2 )
10 10

𝑎
log 102 = 5 (log )
10−2

𝑎
2 = 5 (log )
10−2

2 = 5 (log 𝑎 − log 10−2 )

2 = 5 log 𝑎 − 5 log 10−2


5 log 𝑎 = 2 − 10
−8
log 𝑎 =
5
log 𝑎 = −1,6 ------ a = 0,025 ≈ 0,03

setelah diketahui nilai a maka nilai b,c,d,dan e dapat kita cari sesuai perhitungan di
bawah ini
𝑎 𝑏
=
𝑛 𝑎
0,025 𝑏
=
0,01 0,025
b = 0,00625 ≈ 0,006

𝑏 𝑐
=
𝑎 𝑏
0,0625 𝑐
=
0,025 0,0625
c = 0,156 ≈ 0,16

13
𝑐 𝑑
=
𝑏 𝑐
0,156 𝑑
=
0,0625 0,156
d = 0,389 ≈ 0,4

𝑑 𝑒
=
𝑐 𝑑
0,389 𝑒
=
0,156 0,389
d = 0,97

dari perhitungan di atas maka di dapatkan konsentrasi untuk Uji Sesungguhnya, yaitu:
a = 0,03
b = 0,06
c = 0,16
d = 0,4
e = 0,97

b. Uji Sesungguhnya
Tabel 4.2 Hasil Uji Sesungguhnya
Jam Ke - Prosentase
Konsentrasi
24 48 72 96 (%)
0 ml 0 0 0 0 0
0,03 ml 0 0 0 0 0
0,06 ml 0 1 0 0 10
0,16 ml 1 4 0 0 50
0,4 ml 4 4 1 0 90
0,97 ml 10 0 0 0 100
Sumber : Analisa Praktikan, 2018

Mengeplotkan hasil praktikum pada grafik logaritma

14
10

1
-2 0 2 4 6 8 10 12

0.1

0.01

0.001

0.0001

Grafik 4.1. Grafik logaritma hasil praktikum

c. Mencari LC50-96 jam


Hasil yang diperoleh dari simulasi program computer adalah sebagai berikut :

Cell Counts and Residuals

Observed Expected
Number Konsentrasi Number of Subjects Responses Responses Residual Probability

PRO 1 -1.523 10 0 .079 -.079 .008


BIT 2 -1.222 10 1 .798 .202 .080

3 -.796 10 5 5.064 -.064 .506

4 -.398 10 9 9.107 -.107 .911

5 -.013 10 10 9.957 .043 .996

Confidence Limits

95% Confidence Limits for 95% Confidence Limits for


Konsentrasi log(Konsentrasi)a

Proba Lower Upper Lower Upper


bility Estimate Bound Bound Estimate Bound Bound
PRO .010 .032 .007 .058 -1.497 -2.144 -1.240
BIT .020 .038 .010 .066 -1.416 -1.994 -1.180

15
.030 .043 .013 .072 -1.364 -1.900 -1.141

.040 .047 .015 .077 -1.325 -1.830 -1.111

.050 .051 .017 .082 -1.293 -1.773 -1.087

.060 .054 .019 .086 -1.266 -1.725 -1.066

.070 .057 .021 .090 -1.243 -1.683 -1.048

.080 .060 .023 .093 -1.221 -1.645 -1.031

.090 .063 .024 .096 -1.202 -1.611 -1.016

.100 .065 .026 .100 -1.184 -1.580 -1.001

.150 .077 .035 .115 -1.111 -1.453 -.940

.200 .089 .044 .129 -1.053 -1.355 -.889

.250 .099 .053 .144 -1.003 -1.273 -.843

.300 .110 .063 .159 -.958 -1.202 -.799

.350 .121 .073 .176 -.916 -1.138 -.755

.400 .133 .083 .194 -.877 -1.081 -.711

.450 .145 .094 .216 -.838 -1.028 -.666

.500 .158 .105 .241 -.801 -.979 -.619

.550 .173 .117 .270 -.763 -.933 -.569

.600 .188 .129 .306 -.725 -.888 -.515

.650 .206 .143 .349 -.685 -.845 -.457

.700 .227 .157 .405 -.644 -.803 -.392

.750 .252 .174 .478 -.599 -.759 -.321

.800 .283 .193 .578 -.549 -.714 -.238

.850 .323 .217 .726 -.490 -.663 -.139

.900 .383 .250 .974 -.417 -.603 -.011

.910 .399 .258 1.047 -.399 -.588 .020

.920 .417 .267 1.132 -.380 -.573 .054

.930 .438 .278 1.235 -.359 -.557 .092

.940 .462 .290 1.361 -.335 -.538 .134

.950 .492 .304 1.521 -.308 -.517 .182

.960 .529 .321 1.735 -.276 -.493 .239

.970 .579 .344 2.041 -.238 -.464 .310

.980 .652 .376 2.535 -.186 -.425 .404

.990 .787 .431 3.574 -.104 -.365 .553

a. Logarithm base = 10.

16
4.2 Pembahasan
a. Uji Pendahuluan
Percobaan ini menggunakan 6 buah aquarium berisi masing-masing 1 Liter
air dengan konsentrasi pembersih lantai yang berbeda-beda.Sedangkan masing-
masing aquarium ini diisi dengan 10 ekor ikan. Sementara itu, pada perlakuan
kontrol ikan dalam keadaan normal, baik proses metabolisme maupun respirasinya.
Untuk perlakuan ini ikan yang digunakan sebagai ikan uji tidak mendapat tambahan
bahan toksik dalam lingkungannya, sehingga proses yang terjadi dalam tubuhnya
tidak terganggu.
Berdasarkan hasil praktikum pada uji pendahuluan dengan pemberian
pembersih lantai dalam berbagai konsentrasi pada Ikan Platy (Xiphophorus
maculates) dapat diketahui pengaruh penggunaan toksik ini pada kehidupan ikan
yang dapat dilihat dari tingkat kematian atau mortalitas ikan. Konsentrasi yang
digunakan pada uji pendahuluan adalah 0,001 ml/1l, 0,01 ml/1l, 0,1 ml/1l, 1 ml/1l
dan 10 ml/1l. Ikan uji mati seratus persen selama 24 jam terdapat pada konsentrasi
10 ml/2l dan pada konsentrasi 1 ml/2l. Ikan uji yang digunakan mati semua sebelum
48 jam sehingga dapat disimpulkan bahwa ambang atas (LC100-24jam) dari bahan
toksik pembersih lantai adalah 1 mg/l dan ambang bawah (LC0-96jam) dari bahan
toksik pembersih lantai adalah 0,01 mg/l dimana dalam jangka waktu 96 jam tidak

17
ada ikan uji yang mati dalam konsentrasi tersebut. Dengan didapatkannya
konsentrasi ambang atas (N) dan konsentrasi ambang bawah (n) tersebut, maka kita
dapat melakukan perhitungan konsentrasi untuk uji sesungguhnya.
Berdasarkan uji pendahuluan ini, kita dapat mengetahui bahwa pembersih
lantai dapat bersifat lethal dan sublethal terhadap ikan. Pada konsentrasi sublethal
pembersih lantai yang juga termasuk golongan deterjen akan merusak jaringan
epithelium insang ikan. Kondisi ini akan lebih membahayakan kehidupan ikan,
apabila kandungan oksigen terlarutnya rendah. Rusaknya jaringan epithelium
tersebut dapat mengganggu kerja insang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan
kematian pada hewan uji.

b. Uji Sesungguhnya
Setelah melakukan uji pendahuluan untuk menentukan konsentrasi bahan
toksik, selanjutnya kita melakukan uji sesungguhnya, yaitu untuk mengetahui
dampak perbedaan konsentrasi bahan toksik yang diberikan terhadap ikan uji, dan
untuk menetukan LC50-96jam. Untuk uji sesungguhnya ini, disediakan 6 aquarium
yang diisi masing-masing 10 ekor ikan dan 1 liter air serta bahan toksik dengan
konsentrasi yang berbeda berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
rumus:
𝑵 𝒂
𝒍𝒐𝒈 = 𝒌 (𝒍𝒐𝒈 )
𝒏 𝒏
Keterangan :
N = Konsentrasi ambang atas
n = Konsentrasi ambang bawah
K = Jumlah konsentrasi yang di uji

𝒂 𝒃 𝒄 𝒅 𝒆 𝑵
= = = = =
𝒏 𝒂 𝒃 𝒄 𝒅 𝒆
Dengan menggunakan rumus di atas, didapatkan konsentrasi bahan toksik pembersih
lantai, yaitu 0,03 ml/1l; 0,06 ml/1l; 0,16 ml/1l; 0,4 ml/l; dan 0,97 /1l.

18
Konsentrasi pembersih lantai terendah yang digunakan dalam uji sesungguhnya
adalah 0,03/1l. Berdasarkan hasil pengamatan pada uji dengan konsentrasi terendah
ini, dapat diketahui ikan uji masih menunjukkan tingkah laku dalam keadaan normal.
Ikan masih berenang dengan aktif. Warna air pada konsentrasi ini masih bersih bila
dibandingkan dengan warna air pada aquarium dengan konsentrasi yang lebih besar.
Ikan uji pada konsentrasi terendah ini mampu bertahan hingga 96 jam dengan tingkat
mortalitas sebanyak 0% (tidak ada yang mati).
Sementara itu, konsentrasi terendah kedua yang digunakan dalam uji
sesungguhnya ini sebesar0,06/1l. Pada uji dengan konsentrasi ini, ikan masih
menunjukan perilaku normal selama 24 jam pertama. Sedangkan saat mencapai 48
jam, 1 ikan mati. Pada uji dengan konsentrasi ini, dalam jangka waktu 96 jam, hanya
1 ikan uji yang mati sehingga tingkat mortalitasnya 10%.
Pada konsentrasi yang ketiga yakni 0,16/1l, air di aquarium lebih keruh
dibanding 2 aquarium dengan konsentrasi pembersih lantai yang lebih rendah
lainnya. Pada uji dengan konsentrasi ini, 1 ikan mati dalam rentang waktu 24 jam dan
4 ikan lainnya mati pada 48 jam atau total kematian ikan hingga 96 jam sebanyak 5
ekor.
Konsentrasi bahan toksik pembersih lantai yang digunakan selanjutnya sebesar
0,4/1l. Pada uji dengan konsentrasi ini, tingkat kematian ikan besar. Sejak awal
bahan toksik dimasukkan, ikan mulai menunjukan perilaku tak normal. Gerakan
berenangnya menjadi agresif dan juga berusaha mendekati aerator karena oksigen
dalam aquarium berkurang akibat dimasukkannya bahan pembersih lantai. Pada
rentang waktu 24 jam, ikan mati 4 ekor. Hal yang sama terjadi pada jangka waktu 48
jam. Sedangkan pada jangka waktu 72 jam1 ekor ikan juga mati. Dengan demikian
sampai 96 jam tingkat kematian ikan mencapai 90 %.
Sedangkan konsentrasi terbesar yang digunakan dalam uji ini adalah 0,97/1l.
Pada konsentrasi ini, tingkat kematian ikan sangat besar. Dalam jangka waktu 24 jam
ikan mati semua atau tingkat mortalitas mencapai100 %. Sama dengan uji pada
konsentrasi sebelumnya, perilaku ikan setelah dimasukkan pembersih lantai dengan
konsentrasi 0,97/1l ini juga tak normal. Gerakan berenang ikan lebih reaktif dan terus

19
berupaya mendekati aerator. Ini merupakan respon dari ikan atas berkurangnya
oksigen dalam aquarium akibat adanya bahan toksik pembersih lantai.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, maka dapat diketahui apabila
konsentrasi bahan toksik yang ada dalam air mempengaruhi kematian atau tingkat
mortalitas organisme yang hidup di dalamnya. Hubungan tingkat konsentrasi bahan
toksik dengan tingkat mortalitas organisme tersebut adalah sebanding lurus. Semakin
besar konsentrasi bahan toksik, maka akan semakin tinggi tingkat mortalitas
organisme.

Kematian ikan uji tersebut disebabkan karena rusaknya jaringan insang dan
proses metabolisme tubuh akibat kontak langsung dengan toksik. Mortalitas ikan uji
tidak hanya disebabkan oleh kandungan toksik saja, tetapi dapat juga disebabkan
oleh faktor lain yaitu kebersihan air media dan metabolisme dari ikan itu sendiri.

Menurut Mautudina (2000), zat toksikan atau polutan dapat menghambat kerja
enzim di dalam tubuh ikan. Kematian ikan uji tersebut disebabkan karena zat
toksikan (pembersih lantai) yang terjerap ke dalam tubuh ikan berinteraksi dengan
membran sel dan enzim sehingga kerja enzim menjadi tidak stabil. Dengan demikian,
kerja enzim terhambat atau terjadi transmisi selektif ion-ion melalui membran sel.
.
c. Analisa Probit
Analisa probit merupakan suatu metode pengujian yang umum digunakan untuk
mengukur nilai toksisitas suatu bahan pencemar yang diukur dari lethal
concentration yang diartikan sebagai milligram bahan pencemar untuk setiap
kilogram hewan uji yang mengakibatkan kematian 50% dari populasinya.
Pernyataan dosis atau konsentrasi tanggapan mengacu pada hubungan kekhasan
kontak antara suatu zat racun dengan objek yang diamati. Dari analisa ini dapat
dilihat bahwa untuk pembersih lantai daya racunnya sangat kuat (tergantung tingkat
konsentrasi), sehingga mampu mematikan 50% populasi dalam waktu 96 jam hanya
dengan konsentrasi 0,158 ml.

20
Menurut Mangkoedihardjo (1999), mengatakan bahwa suatu zat toksikan
efeknya terhadap organisme bersifat akut apabila zat tesebut mampu mematikan
dalam jangka waktu tidak lebih dari 14 hari. Berdasarkan kenyatan diatas didapatkan
bahwa pembersih lantai merupakan zat toksikan yang mempunyai efek berbahaya
terhadap suatu biota yang hidup di perairan, karena dalam waktu 96 jam populasi
ikan yang terdapat dalam media yang terpapar oleh pembersih lantai tersebut mati.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari Praktikum Ekotoksikologi ini adalah nilai LC50-96 jam

dari bahan toksik pembersih lantai yang digunakan pada ikan Ikan Platy (Xiphophorus
maculates) adalah sebesar 0,158

5.2. Saran
Saran yang diberikan untuk Praktikum Ekotoksikologi ini adalah hendaknya ikan serta
bahan toksik yang digunakan lebih bervariasi sehingga hasil antar kelompok dapat dibandingkan,
kemudian ikan segera diaklimatisasi sesaat setelah dibelinya ikan, sehingga ikan tidak stress dan
akhirnya mati.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Buku Petunjuk Praktikum Ekotoksikologi. Jurusan Perikanan, Universitas


Diponegoro
Badan Standarisasi Nasional. 1995. SNI 02-2052-2002 tentang Syarat Mutu Pembersih Lantai
Berdesinfektan
Buikema, Jr.,A.L., Niederlehner, B.R., and Cairns, Jr.,J. 1982. Biological Monitoring. Bagian
IV- Toxicity Testing. Water Res. 16, 239.
Mangkoediharjo S. 1999. Ekotoksikologi Keteknikan. Jurusan Teknik Lingkungan, ITS,
Surabaya.
Mason, C. F. 1991. Biology of Freshwater Pollution. New York: Longman Scientific &
Technical.
Mautudina M. 200. Uji Toksisitas Lindi Terhadap Ikan Mas. Tugas Akhir. Jurusan Teknik
Lingkungan, ITS, Surabaya

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai