Kedokteran Keluarga
Regita Tanara / 102015121 / C3
Pendahuluan
Seorang Dokter harus memiliki kemampuan yang harus dikuasai agar kompeten
melaksanakan tugas, fungsi, dan perannya dalam Upaya Kesehatan Masyarakat dan atau
perorangan. Kemampuan tersebut dijabarkan dari tujuh area kompetensi yang harus dikuasai
menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak tidak hanya oleh orang
perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota
masyarakat Indonesia. Sistem Kesehatan Nasional tahun 2004 menggariskan bahwa untuk
masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan nasional telah berkembang, pemerintah
tidak lagi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata pertama melalui
puskesmas. Penyelenggaraan UKP akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan
menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang terpencil.
Berhasilnya upaya kesehatan menyebabkan munculnya pola penyakit yang berbeda sehingga
peran dokter dalam berbagai upaya pelayanan kesehatan pun berubah. Dalam upaya kuratif,
dokter masa kini harus siap untuk menolong pasien, bukan saja yang berpenyakit akut tetapi
juga yang berpenyakit kronis,penyakit degeneratif dan harus siap membantu kliennya agar
dapat hidup sehat dalam kondisi lingkungan yang lebih rumit masa sekarang ini. Untuk itu ia
harus mengenal kepribadian dan lingkungan pasiennya. Upaya prevensi pun bergeser dari
orientasi kesehatan masyarakat lebih kearah kesehatan perorangan (private health).
Dampak pesatnya perkembangan spesialisasi dan sub spesialisasi telah menyebabkan
fragmentasi profesi, hilangnya hubungan dokter-pasien akibat pelayanan kedokteran yang
semakin berorientasi ke keterampilan laboratorium dan teknis. Dampak lainnya adalah
meningkatnya biaya kesehatan sebagai dampak dari pelayanan spesialistis dan bergantung
pada teknologi. Biaya perawatan demikian tingginya dan penanganan spesialistis demikian
menonjolnya sehingga kasus-kasus yang telah lanjut memerlukan perawatan canggih dan
spesialistik. Beberapa penilaian juga juga menyimpulkan bahwa pendidikan dokter yang
menekankan pada pengajaran klinik di ruang perawatan tidak memberikan kemampuan yang
memadai kepada peserta didik untuk menangani kasus-kasus di masyarakat dengan
pendekatannya yang tentunya sangat berbeda. Pengaruh berbagai faktor ini, mendorong
kesadaran pentingnya peningkatan jumlah dan mutu jajaran pelayanan kesehatan tingkat
primer. Disiplin ini berkembang secara epistemologis atas dasar dorongan kebutuhan akan
layanan yang kemudian dikenal sebagai disiplin kedokteran keluarga.1
Pembahasan
Skenario 5
Bapak M(45 tahun) memiliki seorang istri (43tahun) dan 5 orang anak yang masing masing
A(P) 25tahun, S(P)23 tahun, As(L)20tahun, Rs (L)10tahun, R(P)5tahun. Istri bapak M
mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan 3 bulan. Anak perempuannya, R saat
ini sedang batuk batuk sudah 3 minggu tidak kunjung reda. Riwayat penurunan berat badan
dan keringat malam juga ada. Berat badan 12 kg, skar BCG +. Karena keluarga ini tidak
memiliki jaminan kesehatan nasional, maka anak R hanya diberi jamu jamuan dan obat
warung
Kedokteran Keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter Praktik Umum yang
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama (pelayanan kesehatan primer)
dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga. Sasaran dari dokter keluarga bukan
hanya pelayanan kesehatan perorangan, ia juga berusaha meniadakan sumber penularan
penyakit. Dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien, tujuan dari kedokteran keluarga
dapat disempurnakan.
Dokter Keluarga adalah dokter yang bertanggung jawab melaksanakan pelayanan kesehatan
personal, terpadu, berkesinambungan dan proaktif yang dibutuhkan oleh pasiennya dalam
kaitan sebagai anggota dari satu unit keluarga serta komunitas tempat pasien itu berada. Sifat
pelayanannya meliputi peningkatan derajat kesehatan (promotif). pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif) dan rehabilitatif. Bila berhadapan dengan suatu masalah khusus yang
tak mampu ditanggulangi, Dokter Keluarga bertindak sebagai koordinator dalam
merencanakan konsultasi atau rujukan yang diperlukan kepada dokter spesialis yang lebih
sesuai. Dari pengertian ini, terlihat jelas bahwa sifat dan layanan kesehatan Dokter Keluarga
amat berbeda dengan dokter lain.1
Tujuan pelayanan dokter keluarga secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni: 2
1. Tujuan umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga pada dasarnya adalah sama dengan tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan, yaitu terciptanya keadaan sehat bagi setiap
anggota keluarga.2
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus pelayanan dokter keluarga erat hubungannya dengan sejarah
perkembangan pelayanan dokter keluarga di satu pihak serta ciri-ciri pelayanan dokter
keluarga dipihak lain.Tujuan khusus yang dimaksud adalah terpenuhinya kebutuhan
keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien.
4. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TB. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara
psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien,
kemudian rehabilitas pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selain itu, tindakan
pencegahan sebaiknya dilakukan untuk mengurangi perbedaan pengetahuan tentang
TB, yaitu dengan jalan sebagai berikut
Perkembangan media
Metode solusi problem keresistensian obat
Perkembangan obat bakterisidal baru
Perencanaan yang baik dan investigasi epidemiologi TB yang terkontrol
Pencegahan tersier atau pencegahan tingkat ketiga dengan tujuan mencegah jangan
sampai mengalami kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit
atau mencegah kematian. Dapat juga dilakukan rehabilitasi untuk mencegah efek
fisik, psikologis dan sosial.7
Kesehatan Anak
Dalam skenario, anak perempuan yang berinisial R saat ini sedang batuk batuk sudah 3
minggu tidak kunjung reda. Riwayat penurunan berat badan dan keringat malam juga ada.
Berat badan 12 kg, skar BCG +
Berat badan ideal anak usia 1-5 tahun, berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.9
Kesimpulan
Tuberkulosis adalah suatu infeksi bakteri menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberkulosis yang utama menyerang organ paru-paru manusia. Tuberkulosis merupakan salah
satu problem utama epidemiologi kesehatan di dunia. Meningkatnya angka penderita
tuberkulosis disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya karakteristik demografi keluarga,
sosial-ekonomi, sikap keluarga itu sendiri, seperti ketidak tahuan akan akibat, komplikasi
serta cara merawat anggota keluarga yang menderita tuberkulosis. Pencegahan terhadap
infeksi tuberkulosis sebaiknya dilakukan sedini mugnkin, yang terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tersier (rehabilitasi). Dengan demikian, pencegahan dan pengobatan
tuberculosis wajib dilaksanakan sebaik mungkin untuk mengurangi angka kejadian
bersamaan dengan partisipasi penduduk baik yang sehat maupun yang sudah terinfeksi.
Daftar Pustaka
1. Budiman C. Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas / penulis, Budiman Chandra ;
editor penyelaras, Husny Muttaqin, Windriya Kerta Nirmala. – Jakarta : EGC, 2009.
2. Pickett G, Hanlon JJ. Kesehatan masyarakat administrasi dan praktik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009.
3. Crofton J. Tuberculosis klinis. Edisi ke-2, Jakarta : Widya Medika ; 2002. hal 23-4.
4. Depkes RI. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman. Pedoman Penyakit Tuberkulosis dan Penanggulangannya.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1997.
5. P Manalis H S. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB paru dan upaya
penanggulangannya. Jurusan ekologi kesehatan, Desember 2010, Vol.9 No.4 : 1341-45.
6. Aditama Tjandra et all. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi ke-2.
Cetakan ke-2. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008. hal: 3-37
7. Soetono, Sadikin & Zanilda. Membangun praktek dokter keluarga mandiri. Jakarta:
Pengurus Besar IDI; 2006.
8. Pohan Imbalo. Tuberkulosis Paru. In: Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. hal: 438-50
9. Berapa Tinggi dan Berat Badan Ideal Anak Usia 1-5 Tahun? Tersedia
https://hellosehat.com/parenting/perkembangan-balita/tinggi-berat-badan-ideal-anak-1-5-
tahun/ diakses tanggal 14 Juli 2018.
10. Daftar Lengkap Imunisasi Wajib untuk Bayi Anda. Tersedia
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/jenis-jenis-imunisasi-wajib-bagi-anak/
diakses tanggal 14 juli 2018