Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu disusun
untuk menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai kondisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan selama tahun 2017. Laporan keuangan ini digunakan untuk membandingkan antara target
dan realisasi pendapatan, realisasi belanja dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan,
menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efesiensi dari pelaksanaan kegiatan di UPTD
UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu.
Maksud laporan keuangan ini adalah untuk menilai :
1. Akuntabilitas
Pertanggung jawaban atas pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Sebagai fungsi monitoring dan evaluasi pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga memudahkan
fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban, dan ekuitas
dana.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Tujuan umum pelaporan keuangan UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal
Ulu, menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, social maupun politik dengan :
1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran serta memberikan informasi realisasi pendapatan
fungsional UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu.
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya dengan anggaran yang di tetapkan dan peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi UPTD Puskesmas Pelabuhan
Dagang Kecamatan Tungkal Ulu yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-
hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan upaya UPTD Puskesmas
Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu mendanai seluruh kegiatannya dan mencakupi
kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya.

1
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan neraca keuangan entitas pelaporan, baik mengenai
kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
pendapatan, belanja, pembiayaan, asset, kewajiban dan ekuitas dana suatu entitas pelaporan.

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di
Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung dengan
Mengubah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kabupaten di Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965
Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4574);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4576);

2
11. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4577);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4616);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5165);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
16. Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2006 Nomor 23);
17. Peraturan Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 15 Tahun 2014 tentang Sistem dan
Prosedur Akutansi Pemerintah Daerah Tanjung Jabung Barat;
18. Peraturan Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pembentukan
UPT Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung
Jabung Barat;
19. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor
176/Dinkes/2017 tentang Pembentukan Tim Pendamping Badan Layanan Umum Puskesmas
Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Barat Tahun 2017;

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


BAB I Pendahuluan
1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 Landasan Hokum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

BAB II Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD


2.1 Kebijakan Keuangan
2.2 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan


3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan
3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja

BAB IV Kebijakan akutansi


4.1 Entitas pelaporan keuangan daerah
4.2 Basis akutansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

3
4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.4 Penerapan Kebijakan Akutansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar
Akuntansi Pemerintah

BAB V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan


Tungkal Ulu
5.1 Penjelasan Atas Pos-pos di Neraca
5.2 Penjelasan Atas Laporan Realisasi Anggaran
5.3 Penjelasan Atas Laporan Operasional (LO)

BAB VI Penutup

4
BAB II
KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 KEBIJAKAN KEUANGAN


2.1.1 Pendapatan
Target Pendapatan retribusi daerah Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu
berdasarkan rata-rata Surat Tanda Setor ( STS) Tahun Anggaran 2017 yang disetorkan setiap bulannya
ke kas daerah adalah sebesar Rp.3.000.000 dan sudah terealisasi sebesar Rp. 2.590.000 dan
dibandingkan tahun lalu yang hanya terealisasi sebesar Rp. 2.530.000. Adapun Pendapatan asli daerah
yang sah seperti Dana Kapitasi Puskesmas Pelabuhan Dagang sebesar Rp. 153.538.582 terealisasi
sebesar Rp. 138.114.500 dan Non Kapitasi terealisasi sebesar Rp. 1.570.000.

2.1.2 Belanja
Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Tahun Anggaran 2017 mendapat alokasi
dana berdasarkan Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) sebesar
Rp. 72.676,989 dibandingakan tahun lalu sebesar Rp. 102.922.080 pada tahun ini mengalami
pengurangan dikarenakanan perubahan anggaran akibat defisit APBD sehingga banyak perubahan
hampir di semua kegiatan

2.2 Indikator Pencapaian Target Kerja


Perencanaan Kinerja merupakan aktifitas pengambilan keputusan ke depan tentang tingkat
capaian kinerja yang diharapakan untuk dicapai dikaitkan dengan tingkat pelaksanaan program
kegiatan pada satu tahun anggaran. Perencanaan kinerja ini akan menjembatani antara rencana
strategis yang telah disusun dalam bentuk rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)
dengan Rencana Akuntabilitas Kinerja setiap tahun.
Dalam pengukuran capaian kinerja pada umumnya digunakan indikator-indikator berikut
a. Input ; sepala Sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk
menghasilkan kelauaran dana, sumber daya manusia, lapangan kerja, informasi,
kebijakan/peraturan, pelayanan umum, perundang-undangan dan sebagainya.
b. Output; suatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat
berupa fisik maupun non fisik.
c. Outcome; indikator yang menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan.
d. Benefit; suatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator
kinerja ini menggambarkan manfaat yang diperoleh oleh indikator hasil. Manfaat tersebut
baru kelihatan atau diketahui setelah beberapa waktu kemudian khususnya dalam jangka
menengah dan jangka panjang.
e. Impact; memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari
hasil kegiatan. Seperti halnya manfaat, indikator dampak juga pada umumnya baru dapat
diketahui dalam jangka menengah dan jangka panjang.

5
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Kinerja Keuangan

Anggaran daerah pada hakekatnya merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan
publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan
bertanggung jawab. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal
apabila penyelenggaraan urusan pemerintah diikuti dengan pemenuhan sumber-sumber keuangan
daerah.
Realisasi Target Pendapatan dan Belanja Puskesmas Pelabuhan Dagang tahun anggaran 2017
adalah sebagai berikut :
Nomor Uraian Anggaran Setelah Realisasi Bertambah
Urut Perubahan (Berkurang
Rp)
1 PENDAPATAN
1.1 PENDAPATAN ASLI/ DAERAH
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 0 0 0
1.1.2 Pendpatan Retribusi Daerah 3.000.000 2.590.000 410.0000
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan 0 0 0
1.1.4 Kekayaan Daerah Yang Dinisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah a. 153.538.582 a.138.114.500 a.90.316.813
Yang Sah b. b.1.570.000
a. Dana Kapitasi
b. Dana Non Kapitasi
Jumlah 156.538.800 142.274.500 90.726.813
2 BELANJA
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 0 0 0
2.2 Belanja Langsung 11.400.000 9.500.000 1.900.000
2.2.1 Belanja Pegawai
2.2.2 Belanja Barang Dan Jasa 61.276.989 52.850.000 8.426.969
- Hibah Barang/Jasa Yang
Diserahkan, Kepada Pihak
Ketiga/Pihak Masyarakat
- Barang/Jasa Selain Hibah Dan
Bantuan Sosial
2.2.3 Belanja Modal 0 0 0
2.3 Belanja Tanah 0 0 0
2.3.1
2.2.3.2 Belanja Peralatan Dan Mesin 0 0 0
- Alat Angkutan Motor 0 0 0
- Alat Angkutan Dari Tidak 0 0 0
Bermotor
- Pengolahan Pertanian Dan 0 0 0
Peternakan
- Perlengkapan Kantor
- Computer 0 0 0
- Mebel 0 0 0
- Alat Dapur & Rumah Tangga 0 0 0
- Alat Studio 0 0 0
- Alat Ukur 0 0 0
- Alat Kedokteran 0 0 0
2.2.3.3 Belanja Gedung Dan 0 0 0
Pembangunan
2.2.3.4 Belanja Jalan, Irigasi, Dan 0 0 0
Jaringan Instalasi Telepon
2.2.3.5 Belanja Asset Tetap Lainnya 0 0 0
jumlah 434.495.028 233.211.930 202.853.098
Surplus/(devisit)

6
3.1 Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaiam Target Kinerja
Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja keuangan di UPTD
Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Tahun Anggaran 2017 dapat dikelompokkan
menjadi 2 faktor yaitu factor internal dan factor eksternal.

3.1.1 Faktor Internal


1. Dari Anggaran Pendapatan
 Koordinasi antar berbagai pelayanan di UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang
Kecamatan Tungkal Ulu masih kurang baik sehingga kunjungan pasien rawat jalan
mengalami penurunan
 Adanya peningkatan kunjungan pasien rawat jalan yang menggunakan kartu jamkesmas
 Adanya mutasi SDM sehingga ada pelayanan-pelayanan yang tidak maksimal
 Sarana dan prasarana yang tidak memenuhi standar kepuasan pelanggan menjadi
pemicu kurangnya kunjungan rawat jalan.
2. Dari Anggaran Belanja
 Koordinasi antara bagian perencanaan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung
Jabung Barat bagian perencanaan anggaran UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang
Kecamatan Tungkal Ulu Tahun Anggaran 2017 kurang berjalan baik sehingga ada
anggaran yang tidak dapat dibelanjakan karena kesalahan dalam menetapkan harga
satuan.
 Keuangan yang kaku menyebabkan sisa anggaran tidak dapat dibelanjakan sesuai
kebutuhan UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu yang lain.
3.1.2 Faktor Eksternal
1. Dari Anggran Pendapatan
 Adanya Gap kualitas pelayanan kesehatan baik dari segi kepercayaan, empati,
responsibilitas juga tingkat kenyamanan.
2. Dari Anggran Belanja
 Adanya Gap pengelolaan anggaran belanja antara Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung
Jabung Barat dengan UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu.

7
BAB IV
KEBIJAKAN AKUTANSI

4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah


1. Penyusunan entitas pelaporan keuangan sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan oleh Unit
Kerja (UK)
2. Entitas Akutansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh
karenanya wajib menyelenggarakan akutansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan.

4.2. Basis Akutansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

1. Pengakuan Pendapatan, Belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran


menggunakan basis kas.
2. Pengakuan Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana dalam Neraca menggunakan basis akural.

4.3. Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


1. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah menggunakan perolehan
historis;
2. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh asset tersebut;
3. Kas dan Setara Kas dicatat sebesar nilai nominal;
4. Investasi jangka pendek dicatat sebasar nilai perolehan;
5. Piutang dicatat sebesar nilai nominal;
6. Persediaan dicatat sebesar :
 Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
 Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
 Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi;
7. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang
terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut;
8. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian asset tetap dengan menggunakan
biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap idasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan;
9. Aset tetap yang diperoleh Tahun Anggaran 2017 dan sebelumnya dinilai sebesar harga pasar,
harga pengganti, harga menurut Keputusan Gubernur tentang standarisasi harga;
10. Aset tetap yang diperoleh Tahun Anggaran 2017 dan seterusnya dinilai sebesar harga
perolehan, dan apabila tidak diketahui harga perolehan maka dinilai berdasarkan harga
pengganti atau harga pasar;
11. Terhadap aset tetap yang tidak diketahui harga perlehan, harga pasar, harga pengganti, harga
menurut Keputusan Gubernur tentang standarisasi dinilai sebesar Rp.1.00 (satu rupiah) untuk
menyatakan bahwa aset tersebut tercatat dalm daftar aset tetap;

8
12. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk setiap
biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya persiapan tempat, biaya
pengiriman awal (initial delivery), biaya simpan dan bongkar muat (handling cost), biaya
pemasangan (installation cost), biaya professional seperti arsitek dan insinyur, dan biaya
konstruksi dalam membawa aset tersebut ke nondidi yang membuat aset tersebut dapat berkerja
untuk penggunaan yang dimaksudkan;
13. Tanah dicatat sebesar biaya perolehan;
14. Peralatan dan mesin dicatat sebesar biaya perolehan.;
15. Gedung dan bangunan dicata sebesar biaya perolehan;
16. Jalan, irigasi, dan jaringan dicatat sebesar biaya perolehan;
17. Aset tetap lainnya dicatat sebesar biaya perolehan;
18. Nilai konstruksi dalam pengerjaan dicatat sebesar tingkat penyelesaian perkerjaan;
19. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontak konstruksi meliputi :
- Termin yang telah dibayarkan kepada kontaktor sehubung dengan tingkat penyelesaian
perkerjaan;
- Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan perkerjaan
yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan;
- Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan
kontrak konstruksi. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) haris dicatat
sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
20. Biaya studi, penelitian, dan pengembangan yang di kapitalisasi aset dicatat sebesar harga
perolehan;
21. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca;
22. Kewajiban dicatat berdasar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca;
23. Ekuitas dicatat sebesar nominal selisih antara aset dan kewajiban pemerintah;
24. Pendapatan dicatat sebesar nominal penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang
menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah;
25. Belanja dicatat sebesar nominal pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi
ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran, dan tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh daerah;
26. Pembiayaan dicatat dan pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali.

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam Standar
Akutansi Pemerintah
Kebijakan Akuntansi digunakan sebagai indikator untuk mengatur penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Puskesmas Pelabuhan
Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2017 mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

9
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan demikian, dalam
penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten
Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2017 telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan
yang sehat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kebijakan Akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan
Tungkal Ulu tahun Anggaran 2017 langsung mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan :
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Kabupaten
Tanjung jabung Barat. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat
kas diterima di Rekening Kas Daerah atau oleh entitas pelaporan. Pendapatan diakui pada
saat kas diterima pada Kas Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis
pendapatan.
2. Beban dan Belanja
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Daerah
atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan.
Belanja adalah semua pengeluaran Kas Daerah yang mengurangi ekuitas dana
Lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Belanja
diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari Kas Daerah. Khusus pengeluaran melalui
Bendahara Pengeluaran, pengakuan Belanja terjadi pada saat pengeluaran tersebut
dipertanggungjawabkan.
Belanja meliputi:
a. Belanja Operasi
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang
 Belanja Bunga
 Belanja Subsidi
 Belanja Hibah
 Belanja Bantuan Sosial
 Belanja Bantuan Keuangan

b. Belanja Modal
 Belanja Tanah
 Belanja Peralatan dan Mesin
 Belanja Gedung dan Bangunan
 Belanja Jalan, Irigasi dan Jarungan
 Belanja Aset Tetap Lainnya
10
 Belanja Aset Lainnya
c. Belanja Tidak Terduga
 Belanja Tidak Terduga
d. Transfer (Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa)
 Bagi Hasil Pajak
 Bagi Hasil Retribusi
 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya.

3. Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang dibayar kembali atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada periode berjalan maupun tahun-tahun anggaran
berikutny dalam penganggaran pemerintah daerah dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus.
Pembiayaan meliputi :
a. Penerimaan Daerah
 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
 Pencairan Dana Cadangan
 Hasil Penjualan Kekayaan yang Dipisahkan
 Penerimaan Pinjaman Daerah
 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman daerah
 Penerimaan Piutang Daerah.
b. Pengeluaran Daerah
 Pembentukan Dana Cadangan
 Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah
 Pembayaran Pokok Hutang
 Pemberian Pinjaman Daerah.
4. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk
sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut dan kandungan pertambangan.
Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset
Lainnya.
a. Aset Lancar Meliputi:
 Kas
 Piutang
 Persediaan
b. Aset Tetap Meliputi:
 Tanah
 Peralatan dan Mesin
 Gedung dan Bangunan
 Jalan, Irigasi dan Jaringan
 Aset Tetap Lainnya
 Kontruksi dalam pengerjaan
11
 Akumulasi penyusutan asset tetap
c. Aset Lainnya Meliputi:
 Tagihan Penjualan Angsuran
 Tagihan Tuntunan Ganti Rugi Daerah
 Kemutraan dengan Pihak ketiga
 Aset tak Berwujud
 Aset Lain-lain
Pengukuran/penilaian Aset:
a. Persediaan;
Persediaan adalah asset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
(supplies) yang dimaksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan lagi misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis
pakai seperti Komponen Peralatan.
Persediaan disajikan sebesar:
 Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan
meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga,
rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang
digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.
 Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar
persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi
dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang
terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.
 Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

b. Tanah;
Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga
pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang
dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan
tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan.
Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/harga taksiran pada saat
perolehan.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian
Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan.
Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa
12
peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset
tetap tersebut.
Jika Gedung dan Bangunan periaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya
perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, serta jasa konsultan.
d. Peralatan dan Mesin
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang
telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai.
Biaya perolehan atas Peralatan dan Mesin yang berasal dari pembelian meliputi harga
pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui kontrak meliputi
nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan.
Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa
peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan
Peralatan dan Mesin tersebut.
e. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini
meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan
sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.
Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang diperoleh melalui
kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan,
biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama.
Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun secara
swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya
bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya
perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.
f. Aset Tetap Lainnya
Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai.
Biaya perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi
pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan.
Biaya perolehan asset tetap lainnya yang diadakan melalui swakelola meliputi
biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa
konsultan.
g. Kontruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan secara swakelola meliputi:
 Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi yang mencakup
biaya pekerja lapangan termasuk penyelia; biaya bahan; pemindahan sarana,
peralatan dan bahan-bahan dari dan ke lokasi konstruksi; penyewaan sarana dan

13
peralatan; serta biaya rancangan dan bantuan teknis yang berhubungan langsung
dengan kegiatan konstruksi
 Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan
ke konstruksi tersebut mencakup biaya asuransi; Biaya rancangan dan bantuan teknis
yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi tertentu; dan biaya-biaya
lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan
seperti biaya inspeksi.
Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan kontrak konstruksi meliputi:
 Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat
penyelesaian pekerjaan;
 Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak konstruksi.
5. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan,
dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
dengan andal. Sejalan dengan penerapan basis akrual, kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban meliputi :
 Hutang piutang pihak ketiga
 Uang muka dari kas daerah
 Pendapatan diterima dimuka/pendapatan yang ditangguhkan
 Utang jangka pendek lainnya
6. Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan
utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas
Dana Diinvestasikan.
a. Ekuitas Dana Lancar
 Cadangan Piutang
 Cadangan Persediaan
 Uang Muka dari Kas Daerah
b. Ekuitas Dana Investasi
 Diinvestasikan dalam Aset tetap
 Diinvestasikan dalam Aset tetap Lainnya
Agar dapat memenuhi tujuannya dalam menyusun Laporan Keuangan harus
memperhatikan karakteristik Kualitatif sebagai Berikut :
1) Relevan
Apabila informasi yang dimuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pengguna Laporan Keuangan dan dapat membantunya mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa depan yang dapat digunakan sebagai alat untuk
menggambil keputusan
2) Handal

14
Informasi dalam Laporan keuangan bebas dari informasi yang menyesatkan dan
kesalahan Material, menyajikan setiap transaksi didalamnya dengan jujur serta
dapat diverifikasi.
3) Dapat Dibandingkan
Dapat dibandingkan dengan laporan Keuangan periode sebelumnya atau
pemerintahan daerah lainnya.
4) Dapat dipahami
Informasi harus dapat dipahami oleh pengguna laporan dan dinyatakan dalam
bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna lapor

BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

Bab ini membahas secara rinci mengenai pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan,
dimana posisi pos asset, kewajiban dan ekuitas dana yang terdapat dalam neraca; pos pendapatan,
belanja dan pembiayaan terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran; Pendapatan dan beban dalam
Laporan Operasional (LO); sedangkan surplus/deficit-LO, ekuitas dan koreksi dalam laporan
perubahan ekuitas (LPE).
Neraca menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Khususnya UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Mengenai Aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal 31 Oktober 2017.
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan Informasi mengenai realisasi Pendapatan, belanja,
transfer, surplus/defisit dan pembiayaan yang masing-masing dibandingkan dengan anggaran dalam
tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan Realisasi Anggaran UPTD Puskesmas Pelabuhan
Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat disajikan setelah
dikonsolidasikan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Laporan Operasioal (LO) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh
kegaiatan operasional keuangan UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang tercermin dalam pendapatan LO, beban dan surplus/deficit
operasional Tahun Anggaran 2017. Penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/deficit LO, Koreksi dan ekuitas akhir.

5.1 Penjelasan Atas Pos-Pos Neraca


5.1.1 Aset Lancar

15
a. Kas
 Kas di bendahara pengeluaran
Per Per
Kas di 31 Desember 2016 (Rp) 31 Oktober 2017 (Rp)
Bendahara Pengeluaran
Rp.102.922.080 Rp.72.676.989

Kas di Bendahara Pengeluaran tahun 2017 adalah sebesar Rp. 72.676.989 sedangkan
pada tahun 2016 sebesar Rp. 102.922.080

 Kas di Pendahara Penerimaan


Per Per
Kas di 31 Desember 2016 (Rp) 31 Oktober 2017 (Rp)
Bendahara Penerimaan
Rp.2.530.000 Rp.2.590.000

Saldo kas di Bendahara Penerimaan Pembantu UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang


Kecamatan Tungkal Ulu pada Tahun 2016 terealisasi senilai Rp. 2.530.000 sedangkan
pada Tahun 2017 senilai Rp. 2.590.000
b. Piutang
Per Per
Pitutang Pajak 31 Desember 2016 (Rp) 31 Oktober 2017 (Rp)
Rp.0 Rp. 0
Saldo Piutang Pajak adalah sebesar Rp. 0 (NIHIL) karena tidak terdapat piutang pajak
pada Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu.
Per Per
Pitutang Retribusi 31 Desember 2016 (Rp ) 31 Oktober 2017 (Rp)
Rp.23.586.025 Rp.24.885.436
Saldo Piutang Retribusi pada Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu.
per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp. 24.885.436
Per Per
Pitutang Lainnya 31 Desember 2016 (Rp) 31 Oktober 2017 (Rp)
Rp.0 Rp. 0
Saldo Piutang Lainnya per 31 Oktober 2017 adalah sebesar Rp. 0 (NIHIL).

c. Persediaan
Persediaan adalah aset dalm bentuk barang atau perlengkapan (supplies) merupakan aset lancar,
yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang
yang dimaksud untuk dijual dan atau diserahkan dalm rangka pelayanan kepada masyarakat dalam
kurun waktu 12 bulan dari tanggal pelaporan.
Beberapa persediaan sudah dapt disajikan dalam neraca, yaitu persediaan obat-obatan,
persediaan habis pakai/material seperti alat tulis kantor dan barang cetakkan. Adapun jumlah
persediaan yang ada di Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu. tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 0(NIHIL) dengan rincian sebagai berikut :

Per Per
Persediaan 31 Desember 2016 (Rp) 31 Oktober 2017 (Rp)
Rp. 11.793.012 Rp. 12.442.718
16
Saldo persediaan per tanggal 31 Oktober 2017 sebesar Rp.12.442.718 terdiri dari :
a. Persediaan Obat-Obatan Rp.0
b. Alat Tulis Kantor Rp. 12.442.718
c. Alat Cetak Rp.0
JUMLAH Rp. 12.442.718
Nilai persediaan tersebut dihitung berdasarkan pemeriksaan spesifik barang di gudang per 31
Oktober 2017.

5.2.2. ASET TETAP


Per Per
Aset Tetap 31 Desember 2016 (Rp) 31 Oktober 2017 (Rp)
Rp. 715.000.000 Rp. 720.000.000
Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 715.000.000 saldo per 31 Oktober 2017 terdiri
dari :

Uraian Tahun 2016 Tahun 2017


 Tanah Rp. 15.000.000 Rp. 20.000.000
 Peralatan dan Mesin Rp. 200.000.000 Rp. 200.000.000
 Gedung dan Bangunan Rp. 500.000.000 Rp. 500.000.000
Jumlah Rp. 715.000.0000 Rp. 720.000.000
Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Tetap per 31 Oktober 2017 dengan rincian sebagai
berikut :
ASET TETAP
 Tanah
Tanah Puskesmas Pelabuhan Rp. 20.000.000
Dagang
Tanah Puskesmas Rp. 0
Dalam hal ini tanah-tanah diatas asalah tanah yang berada di wilayah kerja puskesmas baik
berupa puskesmas maupun poskesdes.
Nilai tanah per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 15.000.000. Dan nilai tanah pada tahun 2017
tetap sebesar Rp.20.000.000, karena tidak terdapat penambahan aset tanah.

 Peralatan dan Mesin


Tanah Puskesmas Pelabuhan Rp. 200.000.000
Dagang
Tanah Puskesms Rp. 0
Nilai peralatan dan Mesin PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG KECAMATAN
TUNGKAL ULU per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 200.000.000

 Gedung dan Bangunan


Tanah Puskesmas Pelabuhan Rp. 500.0000.000

17
Dagang
Tanah Puskesmas Rp. 0
Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 500.000.000Yang merupakan
aset gedung dan bangunan yang dimiliki oleh Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan
Tungkal Ulu.Nilai gedung dan bangunan pada tahun 2017 tetap sebesar Rp. 500.000.000
Karena tidak teradapat penambahan aset gedung dan bangunan.
Jumlah Aset Tetap : Rp. 720.000.000,00

5.2.3. Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek : Rp. 0
Saldo kewajiban jangka pendek per 31 Oktober 2017 : Rp. 0

5.2.4. Ekuitas Dana


a) Ekuitas Dana Lancar : Rp.0
 SILPA : Rp. 0
 Cadangan Piutang : Rp. 0
 Cadangan Persediaan : Rp. 0
Jumlah : Rp.0

Ekuitas Dana Lancar Terdiri dari :


1) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
SILPA merupakan akun penyeimbang penjumlahan antara sisa kas hasil
perhitungan cash opname akhir periode di Kas Daerah dan kas di Bendahara
Pengeluaran. Adapun SILPA Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal
Ulu. untuk tahun 2017 sebesar Rp. 0 (NIHIL)
2) Cadangan Piutang
cadangan piutang adalah akun lawan yang dimaksudkan untuk menampung
piutang lancar, dan tidak ada cadangan piutang di Puskesmas Pelabuhan Dagang
Kecamatan Tungkal Ulu.
3) Cadangan persediaan
Cadagan persediaan merupakan akun lawan dari Aset Lancar yang berupa
Persediaan.Sebesar Rp. 0 (NIHIL) yang merupakan persediaan bahan ATK,
Cetakan dan Obat-obatan.
b) Ekuitas Dan Investasi
Ekuitas dana yang diinvestasikan per 31 Oktober 2017 sebesar Rp. 0 (NIHIL) merupakan
jumlah dana yang diinvestasikan dalam Aset Tetap, terdiri dari :
 Tanah

18
 Peralatan dan Mesin
 Gedung dan Bangunan

27. Diinvestasikan dalam Aset Tetap : Rp. 0


Jumlah : Rp. 0

5.2 Penjelasan Atas Laporan Realisasi Anggaran


5.2.1. Pendapatan
Pendapatan merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih. Sumber pendapatan UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Tungkal Ulu berasal dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) berupa Retribusi Pelayanan Kesehatan termasuk klaim pelayanan
kesehatan peserta jamkesmas dan jampers di dalamnya.
Pada tahun 2017 UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Tungkal Ulu menargetkan pendapatan
sebesar Rp. dengan realisasi sebesar Rp.
Adapun rincian target dan realisasi pendapatn UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Tungkal
Ulu Tahun Anggaran 2017 dapat dilihat pada table 5.1.1. di bawah ini :

Tabel. 5.2.1. DATA POTENSI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH


UPTD YANKES KECAMATAN TUNGKAL ULU
TAHUN ANGGARAN 2017
Pendanpatan Asli Target dan Realisasi
Kode Rekening
Daerah Target realisasi %
Hasil retribusi daerah
Administrasi/karels 0 0 0
Tindakan 3.000.000 2.950.000 83
PHB/askes 0 0 0
Laboratorium 0 0 0
Persalinan 0 0 0
Pemeriksaan haji 0 0 0
Keuring 0 0 0
Klaim jamkesmas

JUMLAH

Dari table diatas terlihat bahwa konstribusi retribusi pelayanan kesehatan dan pendapatan yang berasal
dari Pelayanan Kesehatan, ada yang tidak mencapai target, diantaranya :
 Tindakan hanya mencapai 83 %hal ini dikarenakan sarana dan prasarana yang tidak memenuhi
standar sehingga menjadi pemicu kurangnya kunjungan pasien rawat jalan ke Puskesmas untuk
19
dilakukan tindakan dan meningkatnya kunjungan pasien rawat jalan yang menggunakan kartu
jamkesmas.
5.2.2. Belanja
Belanja PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG KECAMATAN TUNGKAL ULU Tahun Anggaran
2017 Ditetapkan sebesar Rp. 72.676.989 realisasi sampai dengan 31 Oktober 2017 Adalah Rp.
62.350.000 Berasal dari :

1. Belanja Operasional Pegawai

Anggaran belanja operasional pegawai dalam anggaran 2017 ditetapkan sebesar Rp.
11.400.000 (NIHIL)Dengan realisasi sampai dengan 31 Oktober 2017 adalah Rp.9.500.000

2. Belanja Barang dan Jasa

Anggaran belanja barang dan jasa dalam anggaran tahun 2017 ditetapkan sebesar Rp. 61.276.989
sampai dengan 31 Oktober 2017 Realisasinya Rp. 52.850.000. Adapun rinciannya dapat dilihat pada
table di bawah ini :

Tabel. 5.2.2. DATA POTENSI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH


UPTD YANKESMAS KECAMATAN TUNGKAL ULU
TAHUN ANGGARAN 2017
BELANJA
BELANJA OPERASIONAL
Belanja Pegawai Rp. 0
a. a. Belanja pegawai tidak langsung Rp. 0
b. b. Belanja Langsung Rp. 11.400.000
c. c. Belanja Barang dan Jasa Rp. 61.276.989
Jumlah Rp. 72.676.989
Belanja operasional adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari di lingkungan UPTD
Pelayanan Kesehatan Kecamatan Tungkal Ulu yang member manfaat jangka pendek. Belanja operasi
meliputi Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa.
a. Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Tungkal Ulu berdasarkan
jenis Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung sebesar Rp.11.400.000. Belanja Pegawai
Langsung merupakan belanja honorarium Pelaksana Kegiatan Puskesmas Pelabuhan Dagang. Rincian
alokasi belanja pegawai UPT Pelayana Keshatan Kecamatan Tungkal Ulu Tahun Anggaran 2017 untuk
lebih jelasnya dapa dilihat pada table di bawah ini :

Table. 5.2.3. Rindan Alokasi Dan Realisasi Belanja Pegawai


Uptd Yankes Kecamatan Tungkal Ulu
Tahun Anggaran 2017
Alokasi Realisisai %
A Belanja Tidak Langsung Rp.0
Gaji Dan Tunjangan Rp.0

20
Sub Jumlah : Rp.0

B Belanja Lansung Rp.11.400.000 9.500.000 50%


Honor KPA Rp. 5.700.000
Uang Lembur Rp. 0
Honor Sukwan Rp. 0
Sub Jumlah : Rp. 5.700.000

b. Belanja barang dan jasa


Realisasi belanja barang dan jasa UPTD Pelayanan Kehatan Kecamatan Tungkal Ulu Tahun
Anggaran 2017, sebesar Rp.0 (NIHIL). Adapun rincian belanja barang dan jasa dapat dilihat
pada table dibawah ini :

Table. 5.2.4. rincian Anggaran dan Jasa UPTD Pelayanan Kesehatan


Kecamatan Tungkal Ulu
Tahun Anggaran 2017

1 Belanja Bahan Pakai Habis Rp. 0 Rp. 0


2 Belanja Bahan/Material Rp. 0 Rp. 0
3 Belanja Cetak Dan Penggandaan Rp. 0 Rp. 0
4 Belanja Makanan Dan Minuman Rp. 0 Rp. 0
5 Belanja Perjalanan Dinas Rp. 0 Rp. 0
6 Belanja Mamin Pasien Rp. 0 Rp. 0
JUMLAH Rp. 0 Rp. 0

Dari table dan uraian diatas dapat diketahui bahwa pencapaian belanja barang dan jasa secara
keseluruhan sebesar Rp. 0 ( NIHIL), hal ini dikarenakan kurang terserapnya anggaran untuk meminta.
Berdasarkan hasil evaluasi, bahwa belanja langsung dikelola oleh UPTD Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Tungkal Ulu. Dalam hal ini pelaksanaan kinerja tahun 2017 masih terdapat hambatan dan
kendala dalam belanja langsung dari target yang ditetapkan hanya terealisasi sebanyak RP. 0 (NIHIL)
yang tidak terealisasi antara lain :

Uang lembur piket Rp.0


Belanja bahan habis pakai kantor Rp.0
Belanja pengisian tabung gas Rp.0
Belanja perawatan kendaraan bermotor Rp.0
Belanja STNK Rp.0
Belanja mamin tamu Rp.0
Belanja mamin lembur Rp.0

Hal ini disebabkan adanya kendala di internal dalm bentuk pencatatan danpengajuan anggaran,
sehingga penyerapan anggaran belanja menjadi terhambat.

5.3 Laporan Operasional (Lo)

21
Laporan Operasioal (LO) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh
kegaiatan operasional keuangan Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu yang
tercermin dalam pendapatan LO, beban dan surplus/deficit operasional Tahun Anggaran 2017.
 Pendapatan
Pendapatan-LO Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu selama tahun 2017
adalah sebesar Rp. 158.058.582,00 Pendapatan meliputi setoran tindakan di lingkungan Puskesmas
Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu sebesar Rp. 2.950.000,00; Pendapatan Dana Kapitasi
Jkn Fktp sebesar Rp.153.538.582,00, Pendapatan Dana Non Kapitasi Jkn Fktp sebesar
Rp.1.570.000,00.
5.3 Laporan Perubahan Ekuitas (Lpe)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/deficit LO, Koreksi dan ekuitas akhir.
Ekuitas awal Pelabuhan Dagang sebesar Rp. – ( Nihil ) merupakan selisih Aset Puskesmas
Pelabuhan Dagang Tahun 2016 dengan Kewajiban Puskesmas Pelabuhan Dagang Tahun 2016.
Ekuitas akhir Puskesmas Pelabuhan Dagang sebesar Rp. – ( Nihil ) merupakan selisih Aset
Puskesmas Pelabuhan Dagang Tahun 2017 dengan Kewajiban Puskesmas Pelabuhan Dagang
Tahun 2017.

BAB VI
PENUTUP
22
Demikianlah uraian mengenai Catatan Atas Laporan Keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Tungkal Ulu tahun 2017 kami susun secara objektif berlandakan nilai-nilai transparasi dan
akuntabilitas sejalan prinsip Clean Governance dan Good Governance penyelenggaraan pemerintahan.
Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006, juga memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 serta
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, walaupun belum
sepenuhnya mengikuti Sistem dan Prosedur Akutansi Keuangan Daerah sebagaimana diatur
didalamnya.
Dokumen CALK UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Tungkal Ulu ini diharapkan akan
dapat dijadikan acuan keuangan untuk pelaksanaan pembangunan kesehatan di UPTD Pelayanan
Kesehatan Kecamatan Tungkal Ulu baik untuk UPTD maupun UPF.
Kami menyadari bahwa Catatan Atas Laporan Keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Tungkal Ulu ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan Anggaran Keuangan pada masa yang
akan datang.

Kepala Puskesmas Pelabuhan Dagang


Kec. Tungkal Ulu PPK-BLUD

Dr, Cerli Scorpio


NIP. 19861110201503 2 001

23

Anda mungkin juga menyukai