PENDAHULUAN
Laporan keuangan UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu disusun
untuk menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai kondisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan selama tahun 2017. Laporan keuangan ini digunakan untuk membandingkan antara target
dan realisasi pendapatan, realisasi belanja dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan,
menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efesiensi dari pelaksanaan kegiatan di UPTD
UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu.
Maksud laporan keuangan ini adalah untuk menilai :
1. Akuntabilitas
Pertanggung jawaban atas pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Sebagai fungsi monitoring dan evaluasi pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga memudahkan
fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban, dan ekuitas
dana.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
Tujuan umum pelaporan keuangan UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal
Ulu, menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, social maupun politik dengan :
1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran serta memberikan informasi realisasi pendapatan
fungsional UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu.
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya dengan anggaran yang di tetapkan dan peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi UPTD Puskesmas Pelabuhan
Dagang Kecamatan Tungkal Ulu yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-
hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan upaya UPTD Puskesmas
Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu mendanai seluruh kegiatannya dan mencakupi
kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya.
1
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan neraca keuangan entitas pelaporan, baik mengenai
kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
pendapatan, belanja, pembiayaan, asset, kewajiban dan ekuitas dana suatu entitas pelaporan.
2
11. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4577);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4616);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5165);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
16. Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2006 Nomor 23);
17. Peraturan Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 15 Tahun 2014 tentang Sistem dan
Prosedur Akutansi Pemerintah Daerah Tanjung Jabung Barat;
18. Peraturan Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pembentukan
UPT Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung
Jabung Barat;
19. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor
176/Dinkes/2017 tentang Pembentukan Tim Pendamping Badan Layanan Umum Puskesmas
Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Barat Tahun 2017;
3
4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.4 Penerapan Kebijakan Akutansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar
Akuntansi Pemerintah
BAB VI Penutup
4
BAB II
KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
2.1.2 Belanja
Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Tahun Anggaran 2017 mendapat alokasi
dana berdasarkan Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) sebesar
Rp. 72.676,989 dibandingakan tahun lalu sebesar Rp. 102.922.080 pada tahun ini mengalami
pengurangan dikarenakanan perubahan anggaran akibat defisit APBD sehingga banyak perubahan
hampir di semua kegiatan
5
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
Anggaran daerah pada hakekatnya merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan
publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan
bertanggung jawab. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal
apabila penyelenggaraan urusan pemerintah diikuti dengan pemenuhan sumber-sumber keuangan
daerah.
Realisasi Target Pendapatan dan Belanja Puskesmas Pelabuhan Dagang tahun anggaran 2017
adalah sebagai berikut :
Nomor Uraian Anggaran Setelah Realisasi Bertambah
Urut Perubahan (Berkurang
Rp)
1 PENDAPATAN
1.1 PENDAPATAN ASLI/ DAERAH
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 0 0 0
1.1.2 Pendpatan Retribusi Daerah 3.000.000 2.590.000 410.0000
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan 0 0 0
1.1.4 Kekayaan Daerah Yang Dinisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah a. 153.538.582 a.138.114.500 a.90.316.813
Yang Sah b. b.1.570.000
a. Dana Kapitasi
b. Dana Non Kapitasi
Jumlah 156.538.800 142.274.500 90.726.813
2 BELANJA
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 0 0 0
2.2 Belanja Langsung 11.400.000 9.500.000 1.900.000
2.2.1 Belanja Pegawai
2.2.2 Belanja Barang Dan Jasa 61.276.989 52.850.000 8.426.969
- Hibah Barang/Jasa Yang
Diserahkan, Kepada Pihak
Ketiga/Pihak Masyarakat
- Barang/Jasa Selain Hibah Dan
Bantuan Sosial
2.2.3 Belanja Modal 0 0 0
2.3 Belanja Tanah 0 0 0
2.3.1
2.2.3.2 Belanja Peralatan Dan Mesin 0 0 0
- Alat Angkutan Motor 0 0 0
- Alat Angkutan Dari Tidak 0 0 0
Bermotor
- Pengolahan Pertanian Dan 0 0 0
Peternakan
- Perlengkapan Kantor
- Computer 0 0 0
- Mebel 0 0 0
- Alat Dapur & Rumah Tangga 0 0 0
- Alat Studio 0 0 0
- Alat Ukur 0 0 0
- Alat Kedokteran 0 0 0
2.2.3.3 Belanja Gedung Dan 0 0 0
Pembangunan
2.2.3.4 Belanja Jalan, Irigasi, Dan 0 0 0
Jaringan Instalasi Telepon
2.2.3.5 Belanja Asset Tetap Lainnya 0 0 0
jumlah 434.495.028 233.211.930 202.853.098
Surplus/(devisit)
6
3.1 Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaiam Target Kinerja
Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja keuangan di UPTD
Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Tahun Anggaran 2017 dapat dikelompokkan
menjadi 2 faktor yaitu factor internal dan factor eksternal.
7
BAB IV
KEBIJAKAN AKUTANSI
8
12. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk setiap
biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya persiapan tempat, biaya
pengiriman awal (initial delivery), biaya simpan dan bongkar muat (handling cost), biaya
pemasangan (installation cost), biaya professional seperti arsitek dan insinyur, dan biaya
konstruksi dalam membawa aset tersebut ke nondidi yang membuat aset tersebut dapat berkerja
untuk penggunaan yang dimaksudkan;
13. Tanah dicatat sebesar biaya perolehan;
14. Peralatan dan mesin dicatat sebesar biaya perolehan.;
15. Gedung dan bangunan dicata sebesar biaya perolehan;
16. Jalan, irigasi, dan jaringan dicatat sebesar biaya perolehan;
17. Aset tetap lainnya dicatat sebesar biaya perolehan;
18. Nilai konstruksi dalam pengerjaan dicatat sebesar tingkat penyelesaian perkerjaan;
19. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontak konstruksi meliputi :
- Termin yang telah dibayarkan kepada kontaktor sehubung dengan tingkat penyelesaian
perkerjaan;
- Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan perkerjaan
yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan;
- Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan
kontrak konstruksi. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) haris dicatat
sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
20. Biaya studi, penelitian, dan pengembangan yang di kapitalisasi aset dicatat sebesar harga
perolehan;
21. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca;
22. Kewajiban dicatat berdasar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca;
23. Ekuitas dicatat sebesar nominal selisih antara aset dan kewajiban pemerintah;
24. Pendapatan dicatat sebesar nominal penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang
menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah;
25. Belanja dicatat sebesar nominal pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi
ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran, dan tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh daerah;
26. Pembiayaan dicatat dan pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali.
4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam Standar
Akutansi Pemerintah
Kebijakan Akuntansi digunakan sebagai indikator untuk mengatur penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Puskesmas Pelabuhan
Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2017 mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
9
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan demikian, dalam
penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten
Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2017 telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan
yang sehat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kebijakan Akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan
Tungkal Ulu tahun Anggaran 2017 langsung mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan :
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Kabupaten
Tanjung jabung Barat. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat
kas diterima di Rekening Kas Daerah atau oleh entitas pelaporan. Pendapatan diakui pada
saat kas diterima pada Kas Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis
pendapatan.
2. Beban dan Belanja
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Daerah
atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan.
Belanja adalah semua pengeluaran Kas Daerah yang mengurangi ekuitas dana
Lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Belanja
diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari Kas Daerah. Khusus pengeluaran melalui
Bendahara Pengeluaran, pengakuan Belanja terjadi pada saat pengeluaran tersebut
dipertanggungjawabkan.
Belanja meliputi:
a. Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
b. Belanja Modal
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jarungan
Belanja Aset Tetap Lainnya
10
Belanja Aset Lainnya
c. Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga
d. Transfer (Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa)
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya.
3. Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang dibayar kembali atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada periode berjalan maupun tahun-tahun anggaran
berikutny dalam penganggaran pemerintah daerah dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus.
Pembiayaan meliputi :
a. Penerimaan Daerah
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman daerah
Penerimaan Piutang Daerah.
b. Pengeluaran Daerah
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Hutang
Pemberian Pinjaman Daerah.
4. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk
sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut dan kandungan pertambangan.
Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset
Lainnya.
a. Aset Lancar Meliputi:
Kas
Piutang
Persediaan
b. Aset Tetap Meliputi:
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Kontruksi dalam pengerjaan
11
Akumulasi penyusutan asset tetap
c. Aset Lainnya Meliputi:
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntunan Ganti Rugi Daerah
Kemutraan dengan Pihak ketiga
Aset tak Berwujud
Aset Lain-lain
Pengukuran/penilaian Aset:
a. Persediaan;
Persediaan adalah asset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
(supplies) yang dimaksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan lagi misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis
pakai seperti Komponen Peralatan.
Persediaan disajikan sebesar:
Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan
meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga,
rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang
digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.
Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar
persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi
dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang
terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
b. Tanah;
Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga
pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang
dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan
tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan.
Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/harga taksiran pada saat
perolehan.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian
Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan.
Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa
12
peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset
tetap tersebut.
Jika Gedung dan Bangunan periaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya
perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, serta jasa konsultan.
d. Peralatan dan Mesin
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang
telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai.
Biaya perolehan atas Peralatan dan Mesin yang berasal dari pembelian meliputi harga
pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui kontrak meliputi
nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan.
Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa
peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan
Peralatan dan Mesin tersebut.
e. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini
meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan
sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.
Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang diperoleh melalui
kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan,
biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama.
Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun secara
swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya
bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya
perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.
f. Aset Tetap Lainnya
Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai.
Biaya perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi
pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan.
Biaya perolehan asset tetap lainnya yang diadakan melalui swakelola meliputi
biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa
konsultan.
g. Kontruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan secara swakelola meliputi:
Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi yang mencakup
biaya pekerja lapangan termasuk penyelia; biaya bahan; pemindahan sarana,
peralatan dan bahan-bahan dari dan ke lokasi konstruksi; penyewaan sarana dan
13
peralatan; serta biaya rancangan dan bantuan teknis yang berhubungan langsung
dengan kegiatan konstruksi
Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan
ke konstruksi tersebut mencakup biaya asuransi; Biaya rancangan dan bantuan teknis
yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi tertentu; dan biaya-biaya
lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan
seperti biaya inspeksi.
Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan kontrak konstruksi meliputi:
Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat
penyelesaian pekerjaan;
Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak konstruksi.
5. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan,
dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
dengan andal. Sejalan dengan penerapan basis akrual, kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban meliputi :
Hutang piutang pihak ketiga
Uang muka dari kas daerah
Pendapatan diterima dimuka/pendapatan yang ditangguhkan
Utang jangka pendek lainnya
6. Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan
utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas
Dana Diinvestasikan.
a. Ekuitas Dana Lancar
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Uang Muka dari Kas Daerah
b. Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Aset tetap
Diinvestasikan dalam Aset tetap Lainnya
Agar dapat memenuhi tujuannya dalam menyusun Laporan Keuangan harus
memperhatikan karakteristik Kualitatif sebagai Berikut :
1) Relevan
Apabila informasi yang dimuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pengguna Laporan Keuangan dan dapat membantunya mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa depan yang dapat digunakan sebagai alat untuk
menggambil keputusan
2) Handal
14
Informasi dalam Laporan keuangan bebas dari informasi yang menyesatkan dan
kesalahan Material, menyajikan setiap transaksi didalamnya dengan jujur serta
dapat diverifikasi.
3) Dapat Dibandingkan
Dapat dibandingkan dengan laporan Keuangan periode sebelumnya atau
pemerintahan daerah lainnya.
4) Dapat dipahami
Informasi harus dapat dipahami oleh pengguna laporan dan dinyatakan dalam
bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna lapor
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Bab ini membahas secara rinci mengenai pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan,
dimana posisi pos asset, kewajiban dan ekuitas dana yang terdapat dalam neraca; pos pendapatan,
belanja dan pembiayaan terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran; Pendapatan dan beban dalam
Laporan Operasional (LO); sedangkan surplus/deficit-LO, ekuitas dan koreksi dalam laporan
perubahan ekuitas (LPE).
Neraca menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Khususnya UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Mengenai Aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal 31 Oktober 2017.
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan Informasi mengenai realisasi Pendapatan, belanja,
transfer, surplus/defisit dan pembiayaan yang masing-masing dibandingkan dengan anggaran dalam
tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan Realisasi Anggaran UPTD Puskesmas Pelabuhan
Dagang Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat disajikan setelah
dikonsolidasikan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Laporan Operasioal (LO) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh
kegaiatan operasional keuangan UPTD Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang tercermin dalam pendapatan LO, beban dan surplus/deficit
operasional Tahun Anggaran 2017. Penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/deficit LO, Koreksi dan ekuitas akhir.
15
a. Kas
Kas di bendahara pengeluaran
Per Per
Kas di 31 Desember 2016 (Rp) 31 Oktober 2017 (Rp)
Bendahara Pengeluaran
Rp.102.922.080 Rp.72.676.989
Kas di Bendahara Pengeluaran tahun 2017 adalah sebesar Rp. 72.676.989 sedangkan
pada tahun 2016 sebesar Rp. 102.922.080
c. Persediaan
Persediaan adalah aset dalm bentuk barang atau perlengkapan (supplies) merupakan aset lancar,
yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang
yang dimaksud untuk dijual dan atau diserahkan dalm rangka pelayanan kepada masyarakat dalam
kurun waktu 12 bulan dari tanggal pelaporan.
Beberapa persediaan sudah dapt disajikan dalam neraca, yaitu persediaan obat-obatan,
persediaan habis pakai/material seperti alat tulis kantor dan barang cetakkan. Adapun jumlah
persediaan yang ada di Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu. tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 0(NIHIL) dengan rincian sebagai berikut :
Per Per
Persediaan 31 Desember 2016 (Rp) 31 Oktober 2017 (Rp)
Rp. 11.793.012 Rp. 12.442.718
16
Saldo persediaan per tanggal 31 Oktober 2017 sebesar Rp.12.442.718 terdiri dari :
a. Persediaan Obat-Obatan Rp.0
b. Alat Tulis Kantor Rp. 12.442.718
c. Alat Cetak Rp.0
JUMLAH Rp. 12.442.718
Nilai persediaan tersebut dihitung berdasarkan pemeriksaan spesifik barang di gudang per 31
Oktober 2017.
17
Dagang
Tanah Puskesmas Rp. 0
Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 500.000.000Yang merupakan
aset gedung dan bangunan yang dimiliki oleh Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan
Tungkal Ulu.Nilai gedung dan bangunan pada tahun 2017 tetap sebesar Rp. 500.000.000
Karena tidak teradapat penambahan aset gedung dan bangunan.
Jumlah Aset Tetap : Rp. 720.000.000,00
5.2.3. Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek : Rp. 0
Saldo kewajiban jangka pendek per 31 Oktober 2017 : Rp. 0
18
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
JUMLAH
Dari table diatas terlihat bahwa konstribusi retribusi pelayanan kesehatan dan pendapatan yang berasal
dari Pelayanan Kesehatan, ada yang tidak mencapai target, diantaranya :
Tindakan hanya mencapai 83 %hal ini dikarenakan sarana dan prasarana yang tidak memenuhi
standar sehingga menjadi pemicu kurangnya kunjungan pasien rawat jalan ke Puskesmas untuk
19
dilakukan tindakan dan meningkatnya kunjungan pasien rawat jalan yang menggunakan kartu
jamkesmas.
5.2.2. Belanja
Belanja PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG KECAMATAN TUNGKAL ULU Tahun Anggaran
2017 Ditetapkan sebesar Rp. 72.676.989 realisasi sampai dengan 31 Oktober 2017 Adalah Rp.
62.350.000 Berasal dari :
Anggaran belanja operasional pegawai dalam anggaran 2017 ditetapkan sebesar Rp.
11.400.000 (NIHIL)Dengan realisasi sampai dengan 31 Oktober 2017 adalah Rp.9.500.000
Anggaran belanja barang dan jasa dalam anggaran tahun 2017 ditetapkan sebesar Rp. 61.276.989
sampai dengan 31 Oktober 2017 Realisasinya Rp. 52.850.000. Adapun rinciannya dapat dilihat pada
table di bawah ini :
20
Sub Jumlah : Rp.0
Dari table dan uraian diatas dapat diketahui bahwa pencapaian belanja barang dan jasa secara
keseluruhan sebesar Rp. 0 ( NIHIL), hal ini dikarenakan kurang terserapnya anggaran untuk meminta.
Berdasarkan hasil evaluasi, bahwa belanja langsung dikelola oleh UPTD Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Tungkal Ulu. Dalam hal ini pelaksanaan kinerja tahun 2017 masih terdapat hambatan dan
kendala dalam belanja langsung dari target yang ditetapkan hanya terealisasi sebanyak RP. 0 (NIHIL)
yang tidak terealisasi antara lain :
Hal ini disebabkan adanya kendala di internal dalm bentuk pencatatan danpengajuan anggaran,
sehingga penyerapan anggaran belanja menjadi terhambat.
21
Laporan Operasioal (LO) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh
kegaiatan operasional keuangan Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu yang
tercermin dalam pendapatan LO, beban dan surplus/deficit operasional Tahun Anggaran 2017.
Pendapatan
Pendapatan-LO Puskesmas Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu selama tahun 2017
adalah sebesar Rp. 158.058.582,00 Pendapatan meliputi setoran tindakan di lingkungan Puskesmas
Pelabuhan Dagang Kecamatan Tungkal Ulu sebesar Rp. 2.950.000,00; Pendapatan Dana Kapitasi
Jkn Fktp sebesar Rp.153.538.582,00, Pendapatan Dana Non Kapitasi Jkn Fktp sebesar
Rp.1.570.000,00.
5.3 Laporan Perubahan Ekuitas (Lpe)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/deficit LO, Koreksi dan ekuitas akhir.
Ekuitas awal Pelabuhan Dagang sebesar Rp. – ( Nihil ) merupakan selisih Aset Puskesmas
Pelabuhan Dagang Tahun 2016 dengan Kewajiban Puskesmas Pelabuhan Dagang Tahun 2016.
Ekuitas akhir Puskesmas Pelabuhan Dagang sebesar Rp. – ( Nihil ) merupakan selisih Aset
Puskesmas Pelabuhan Dagang Tahun 2017 dengan Kewajiban Puskesmas Pelabuhan Dagang
Tahun 2017.
BAB VI
PENUTUP
22
Demikianlah uraian mengenai Catatan Atas Laporan Keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Tungkal Ulu tahun 2017 kami susun secara objektif berlandakan nilai-nilai transparasi dan
akuntabilitas sejalan prinsip Clean Governance dan Good Governance penyelenggaraan pemerintahan.
Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006, juga memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 serta
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, walaupun belum
sepenuhnya mengikuti Sistem dan Prosedur Akutansi Keuangan Daerah sebagaimana diatur
didalamnya.
Dokumen CALK UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Tungkal Ulu ini diharapkan akan
dapat dijadikan acuan keuangan untuk pelaksanaan pembangunan kesehatan di UPTD Pelayanan
Kesehatan Kecamatan Tungkal Ulu baik untuk UPTD maupun UPF.
Kami menyadari bahwa Catatan Atas Laporan Keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Tungkal Ulu ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan Anggaran Keuangan pada masa yang
akan datang.
23