P-Chart
P Chart of Bengkok
1
0,009
0,008
UCL=0,007262
0,007
0,006
Proportion
0,005
0,004
0,003 _
P=0,002771
0,002
0,001
0,000 LCL=0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sample
P Chart of Keropos
1
0,009
1
0,008 UCL=0,007984
0,007
0,006
Proportion
0,005
0,004
_
0,003 P=0,003177
0,002
0,001
0,000 LCL=0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sample
P Chart of Keriput
0,007
UCL=0,006261
0,006
0,005
Proportion
0,004
0,003
_
P=0,002230
0,002
0,001
0,000 LCL=0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sample
P Chart of Retak
0,016
1
0,014
UCL=0,01262
0,012
0,010
Proportion
0,008
_
0,006 P=0,00602
0,004
0,002
0,000 LCL=0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sample
Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa ada data yang melewati batas
batas control UCL maka data tersebut out of control. Dimana ada satu titik
pada bulan juli yang masih berada diluar batas kendali, dengan penyebab
cacat jenis retak yaitu ayakan rusak atau bolong.
a. Affinity Diagram
Ayakan Rusak
Kurang Terampil Bolong K3
b. Diagram Pareto
c. Interalation Diagram
Lingkungan
Belum ada Kandungan
kurang
SOP bahan baku
Kondusif
Tempat kerja
Suhu Panas
terlalu kotor
Karyawan tidak
mentaati aturan
Ayakan Rusak
Berisik
bolong
Kurang terampil
Kurangnya K3 Kurangnya
diperusahaan sirkulasi Udara
Bahan Baku tidak
sesuai
Karateristik
Tempat kerja
Kelelahan
kurang
Karyawan
ergonomis
Melakukan
Meningkatkan pelatihan x
Perbaikan
kualitas
Karyawan Menerapkan
pekerja
peraturan kerja o
sesuai SOP
Meningkatkan
Menerapakan
pengawasan ketat o
terhadap pekerja
Kesehatan dan x
Perbaikan keselamatan Kerja
Lingkungan
menambah sirkulasi
udara pada ruangan o
Memilih tempat
kerja yang o
ergonomis
Gambar 8. Diagram PDPC
Berdasarkan gambar Process Decision Program Chart di atas
tergambarkan usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah kecacatan
pada produk antara lain:
a. Penggunaan bahan baku yang baik, yaitu dengan cara melakukan
pengelompokan atau pemisahan dari bahan baku tidak seuai dengan
karateristik dan kandungan bahan baku. Pekerja wajib melakukan
pemilihan secara teliti agar bahan baku yang digunakan dapat sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
b. Perbaikan pada metode, yaitu dengan cara membuat Standart operasional
prosedur dan memasang intruksi kerja disetiap line produksi sebagai
panduan utama bagi semua pekerja yang terlibat dalam proses produksi
agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan perusahaan dalam proses
produksi.
c. Perbaikan pada karyawan, yaitu dengan meningkatkan kualitas pekerja
dengan cara melakukan pelatihan kerja, dan menerapkan SOP dengan baik
dan selalu memberi pengawasan yang ketat terhadap pekerja.
d. Melakukan perbaikan lingkungan dengan cara menerapkan kesehatan dan
keselamatan kerja, seperti memberikan Alat Pelindung Diri pada pekerja
seperti Helm, Baju, sepatu, sarung tangan dan ear plug untuk meredam
kebisingan atau berisik dari lingkungan produksi. Kemudian
menambahkan sirkulasi udara pada ruangan sehingga dapat mengurangi
panas pada lingkungan kerja serta memilih tempat kerja yang ergonomis.