Anda di halaman 1dari 76

TATA LAKSANA MTBS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

 Pengertian MTBS adalah suatu manajemen melalui pendekatan


terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang
erobat ke fasilitas rawat jalan, pelayanan kesehatan dasar
yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia,diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi
dan upaya promotif serta preventif yaitu imunisasi, pemberian
vitamin A dan konseling pemberian makan anak.
 Tujuan Untuk memastikan pelaksanaan pelayanan MTBS dilakukan
dengan efektif di puskesmas Watubelah Kabupaten Cirebon
dalam memberikan pelayanan terhadap balita usia 2 bulan – 5
tahun dan perwujudan terintegrasinya banyak program
kesehatan dalam satu kali pemeriksaan MTBS
 Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No.
206/SK/KA-PKM.tanggal 02-01-2015 tentang
penugasan Penanggung Jawab Pelayanan MTBS di
lingkungan UPT Puskesmas DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang N: 441/TU-
12/I/2015
 Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas
Depkes RI, Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MTBS Jilid 1-7 tahun 2009
 Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :
I Persiapan Logistik
1. Perangkat computer dengan aplikasi ICATT (IMCI
Computerize Adaptation Training Tolls)
2. Formulir MBTS
3. Kartu Nasehat Ibu (KNI)
II peralatan yang dipergunkan dalam penerapan MTBS
adalah :
1. Timbangan anak usia 0-2 tahun
2. Timbangan anak usia 2-5 tahun
3. Pengukur panjang badan anak usia 0-2 tahun
4. Pengukur panjang badan anak usia 2-5 tahun
5. Thermometer
6. Respiratory Timer
7. Senter
8. Tongue spatel
9. Nasal canule
10. Otoscope dan ear speculum
11. Stethoscope
12. Bp Aparatus anak
III Obat – obatan yang diperlukan:
1. Sirup kotrimoksazol
2. Sirup amoksilin
3. Sirup parasetamol
4. Gentian violet
5. Oksitetracycline salep mata
6. Tablet besi
7. Vitamin A
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat mengambil Kartu Rekan Medik pasien, atau
petugas pendaftaran mengantar keruang kartu
Rekan Medik MTBS.
2. Perawat pemanggil nama pasien yang tertera di
Rekan Medik atau karcis Retribusi
3. Perawat mempersilahkan pasien duduk dikursi yang
sudah disediakan
4. Perawat 1 menanyakan data identitas anak dan
orangtuanya
5. Perawat 1 melakukan anamnesa terhadap anak
melalui orangtua/keluarga pasien
6. Perawat 1 melakukan penimbangan berat badan,
pengukur tinggi badan, dan pengukur suhu tubuh
serta pernafasan bila ada demam dan batuk,
selanjutnya ditulis pada Kartu Rekam Medik pasien,
Buku registrasi dan format MTBS
7. Perawat 1 memeriksa pasien di meja periksa, jika
ditemukan tanda – tanda bahaya umum maka
pasien dirujuk ke Dokter Puskesmas, UGD, Rawat
Inap, atau Rumah Sakit. Jika tidak ditemukan tanda
– tanda bahaya umum maka dilakukan penegakan
klasifikasi penyakit dan identifikasi pengobatan lalu
dicatat pada Rekan Medik, Buku registrasi dan
format MTBS
8. Perawat 1 melakkan konseling, pengobatan pra
rujukan, imunisasi dan pemberian obat bagi anak
sakit yang membutuhkannya
9. Perawat 1 membuat resep obat untuk diserahkan ke
loket obat
10. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah
mendapat obat dan konseling pemberian obat
dirumah pasien
11. Perawat 2 memasukan data ke computer
berdasarkan aplikasi ICATT, dan ePuskesmas
(Manajemen Pasien Puskesmas) sesuai data yang
tertera di Rekam Medik atau Buku registrasi pasien
12. Perawat menyerahkan kartu Rekam Medik kepada
petugas Rekam Medik untuk disimpan
 Diagram Alir
DATANG Petugas I diloket mengisi
karcis Retribusi dan Kartu
Rekam Medik
- Identitas Anak
PENDAFTARAN - Status Kunjungan

Petugas I MTBS
Mengambil kartu Rekam
Medik dan memanggil
PEMERIKSAAN nama pasien yang tertera
Anamnesa, pemeriksaan direkam medik atau karcis
fisik (lihat, dengar, raba) retribusi
membuat klasifikasi &
identifikasi pengobatan
Petugas I MTBS
+
Menanyakan identitas
KONSELING :
pasien dan orangtuanya
Kapan kembali
serta melakukan
+
anamnesa
PEMBERIAN KODE
- Mengukur BB dan TB
DIAGNOSA
- Mengukur suhu dan
nafas bila demam dan
batuk
- Melakukan seluruh
langkah pemeriksaan
TINDAKAN YANG tatalaksana MTBS
DIPERLUKAN : hingga konseling lalu
Pengobatan pra rujukan, dicatat di Rekam Medik,
konseling gizi, imunisasi buku registrasi, format
dan pemberian obat MTBS
- Membuat resep obat

Petugas II MTBS
PEMBERIAN OBAT : Memasukkan data ke
Pemberian obat, computer berdasarkan
konseling pemberian aplikasi ICATT dan
obat dirumah ePuskesmas sesuai data
yang tertera di Rekam
Medik atau buku
registrasi Rekam Medis
diserahkan kembali ke
RUJUK petugas Rekam Medis

PULANG Tindakan yang diperlukan


dapat dilakukan oleh
petugas yang berbeda

Petugas di apotek
 Unit terkait 1. UGD
2. Laboratorium
3. Rawat Inap
4. Ruang KIA/Imunisasi
5. Rumah Sakit
 Dokumen 1. Kartu Rekam Medik
tekait 2. Buku Register MTBS
3. Buku Rekapan Harian
4. Laporan BUlanan
5. Pelaporan Obat
6. Format MTBS dalam aplikasi ICATT
 Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Tanggal kunjungan : _________________________


Nama anak : _________________________ L / P Umur : _______ BB : ___Kg PB/TB : ___ cm Suhu : ___ 0C
Tanyakan anak sakit apa ? _________________________________ Kunjungan pertama ? ____ Kunjungan ulang ? ____

PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN


Ada tanda bahaya
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM umum?
Ingatlah untuk
Ya __ Tidak __
 Tidak bisa minum atau menyusu  Letargis atau tidak sadar merujuk setiap
Ingatlah adanya
 Memuntahkan semuanya anak yang
tanda bahaya
 Kejang mempunyai tanda
umum dalam
bahaya umum
menentukan
klasifikasi
APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS ? Ya _____Tidak ____
 Sudah berapa lama?  Hitung napas dalam 1 menit.
_____ hari ____kali/menit. Napas cepat?
 Lihat tarikan dinding dada
kedalam
 Dengar adanya stridor
APAKAH ANAK DIARE ? Ya _____Tidak ____
 Sudah berapa lama?  Lihat keadaan umum anak :
_____ hari - Letargis atau tidak sadar
 Adakah darah dalam tinja? - Gelisah atau rewel
 Lihat apakah mata cekung
 Beri anak minum :
- Tidak bisa minum atau malas
minum
- Haus, minum dengan lahap
 Cubit kulit perut, apakah
kembalinya
- Sangat lambat (lebih dari 2
detik)?
- Lambat?
APAKAH ANAK DEMAM? Ya _____Tidak ____ Lakukan
(anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu > 37,50C) pemeriksaan RDT
Hasil : RDT (+) / (-)
Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi – Rendah – Tanpa Risiko
Jika Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan :
Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir?
Jika Ya, tentukan daerah risiko sesuai tempat yang dikunjungi
Lakukan
Ambil sediaan darah : (tidak dilakukan untuk daerah tanpa risiko) pemeriksaan SDM
Periksa RDT jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir. ATAU (mikroskopis)
Periksa mikroskopis darah jika sudah dilakukan RDT dlm 28 hari terakhir
 Sudah berapa lama anak demam?  Lihat dan raba adanya kaku
____ hari kuduk
 Jika lebih dari 7 hari, apakah  Lihat adakah pilek
demam terjadi setiap hari?  Lihat tanda-tanda CAMPAK
 Apakah anak pernah mendapat - Ruam kemerahan di kulit yang
anti malaria dalam 2 minggu menyeluruh DAN
terakhir? - Salah satu dari : batuk, pilek
 Apakah anak menderita campak atau mata merah
dalam 3 bulan terakhir?
Jika anak sakit campak saat ini atau
Dalam 3 bulan terakhir
 Lihat adanya luka dimulut
Jika ya, apakah dalam atau luas?
 Lihat adakah nanah dimata
 Lihat adakah kekeruhan di kornea
Klasifikasi Demam Berdarah jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari
 Apakah demam mendadak tinggi  Perhatikan tanda-tanda syok:
dan terus menerus? Ujung ekstremitas teraba dingin
 Apakah ada perdarahan dari dan nadi sangat lemah atau tak
hidung atau gusi yang berat? teraba
 Apakah anak muntah?  Lihat adanya perdarahan dari
Jika ya : hidung atau gusi yang berat
- Apakah sering?  Lihat adanya bintik perdarahan
- Apakah berdarah/seperti kopi dikulit (petekie)
 Apakah beraknya berwarna hitam? Jika sedikit dan tak ada tanda lain
 Apakah nyeri ulu hati atau dari DBD, lakukan uji Torniket jika
gelisah? mungkin
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA ? Ya _____Tidak ____
 Apakah ada nyeri telinga?  Lihat adanya nanah/cairan keluar
 Adakah nanah / cairan keluar dari dari telinga
telinga?  Raba adanya pembengkakan
Jika ya, sudah berapa lama? yang nyeri dibelakang telinga
____ hari
PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN

MEMERIKSA STATUS GIZI


 Lihat apakah anak tampak kurus atau sangat kurus
 Lihat adanya pembengkakan di kedua punggung kaki
 Tentukan berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan :
- BB/TB (TB) < -3 SD ____
- BB/TB (TB) > -3 SD - < - 2 SD ____
- BB/TB (TB) -2 SD - + 2 SD ____

MEMERIKSA ANEMIA
 Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan :
- Sangat pucat
- Agak pucat
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI
(Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini) Imunisasi yang
BCG HB-0 HB-1 HB-2 HB-3 diberikan hari ini
DPT-1 DPT-2 DPT-3 Campak
_______________
Polio-1 Polio-2 Polio-3 Polio-4
MEMERIKSA PEMBERIAN VIT. A Dibutuhkan Vitamin A : Apakah diberi vit. A
Ya ____ Tidak ____ hari ini?
Ya ___ Tidak ___
MENILAI MASALAH/KELUHAN LAIN

LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN, Jika anak KURUS atau


ANEMIA atau UMUR < 2 TAHUN dan tidak akan dirujuk segera
 Apakah ibu menyusui anak ini? Ya __ Tidak __
Jika ya, berapaka kali dalam 24 jam? __kali
Apakah menyusu juga dimalam hari? Ya __ Tidak __
 Apakah anak mendapat makanan/minuman lain? Ya __ Tidak __
Jika ya, makanan atau minuman apa?
___________________________________________
Berapa kali sehari? ___ kali
Alat apa yang digunakan untuk memberi makan/minum
anak?
___________________________________________
 Jika anak KURUS :
Berapa banyak makan/minuman yang diberikan pada
anak?
___________________________________________
Apakah anak mendapat makanan tersendiri? Ya __ Tidak __
Siapa yang memberi makan dan bagaimana caranya?
___________________________________________
 Selama sakit ini apakah ada perubahan pemberian
makan pada anak?
Ya ___ tidak ____ jika ya, bagaimana?
___________________________________________

Nasihati kapan kembali segera


Kunjungan ulang : ______ hari
FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN

Tanggal kunjungan : _________________________


Nama Bayi : _________________________ L / P Nama ORang tua : ___________ Alamat : _______________
Umur : _______ Berat Badan : _________ gram Suhu Badan : _______ 0C
Tanyakan anak sakit apa ? _________________________________ Kunjungan pertama ? ____ Kunjungan ulang ? ____

TINDAKAN /
PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI
PENGOBATAN

MEMERIKSA KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU


INFEKSI BAKTERI
 Bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya
 Ada riwayat kejang
 Bayi bergerak hanya jika dirangsang
 Hitung napas dalam 1menit ___ kali / menit
 Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
 Bayi merintih.
 Suhu tubuh > 37,50 C
 Suhu tubuh < 35,50 C
 Mata bernanah : apakah sedikit atau banyak ?
 Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut.
 Pusar kemerahan atau bernanah.
 Ada pustule di kulit.
APAKAH BAYI DIARE ? Ya ___ Tidak ____
 Sudah diare _____ hari
 Keadaan umum bayi :
- Letargis atau tidak sadar
- Gelisah / rewel
 Mata cekung.
 Cubitan kulit perut kembalinya :
- Sangat lambat ( > 2 detik)
- Lambat
MEMERIKSA IKTERUS.
 Bayi kuning, timbul pada hari pertama setelah lahir (< 24 jam )
 Kuning ditemukan pada umur > 24 jam sampai < 14 hari.
 Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari.
 Kuning sampai telapak tangan atau telapak kaki.
 Tinja berwarna pucat.
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU
MASALAH PEMBERIAN ASI.
 Apakah inisiasi menyusu dini dilakukan ? Ya ___ Tidak ____
 Apakah bayi bisa menyusu ? Ya ___ Tidak ____
 Berat badan menurut umur :
- BB/U < - 2 SD ____
- BB/U > - 2 ____
 Apakah ibu kesulitan dalam pemberian ASI? Ya ___ Tidak ____
 Apakah bayi diberi ASi ? Ya ___ Tidak ____
Jika ya, berapa kali dalam 24 jam? ___ kali
 Apakah bayi diberi makanan/minuman selain ASI? Ya ___ Tidak ____
- Jika ya, berapa kali dalam 24 jam ? ____ kali
- Alat apa yang digunakan? ________________________________
 Ada luka atau bercak putih (thrush) dimulut.
 Ada celah bibir / langit-langit
JIKA BAYI: ada kesulitan pemberian ASI, diberi ASI , 8 kali dalam 24 jam,
diberi makanan/minuman lain selain ASI, atau berat badan rendah menurut
umur DAN tidak ada indikasi di rujuk ke Rumah Sakit.

LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENYUSUI :


 Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir ?
Amati pemberian ASI dengan saksama.
Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menyusu lagi.

 Lihat apakah bayi menyusu dengan baik.


 Lihat apakah posisi bayi benar.
Seluruh badan bayi tersangga dengan baik – kepala dan tubuh bayi
lurus – badan bayi menghadap ke dada ibu – badan bayi dekat ke
ibu.
Posisi salah – posisi benar

 Lihat apakah perletakan benar.


Dagu bayi menempel payudara – mulut bayi terbuka lebar – bibir
bawah membuka keluar – areola bagian atastampak lebih banyak.
Tidak melekat sama sekali – tidak melekat dengan baik – melekat
dengan baik

 Lihat dan dengar apakah bayi mengisap dalam dan efektif :


Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat – hanya terdengar
suara menelan.
Tidak mengisap sama sekali – tidak mengisap dengan efektif –
mengisap dengan efektif
TINDAKAN /
PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI
PENGOBATAN

MEMERIKSA STATUS VITAMIN K1 Vit K1 diberikan


Tandai rumput (√) jika sudah diberikan segera setelah lahir ____ Segera setelah lahir
___________
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI
(Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini) Imunisasi yang
diberikan hari ini
HB-0 ___ BCG ___ Polio1 ___ ______________

MEMERIKSA MASALAH / KELUHAN LAIN

Nasihat kapan kembali segera


Kunjungan ulang : _____ hari

MEMERIKSA MASALAH / KELUHAN IBU


MENGUKUR BERAT BADAN
ANAK USIA 0-2 TAHUN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Tata cara mengukur berat badan menggunakan timbangan


bayi untuk mengetahui ukuran berat badan anak usia 0-2 tahun

2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui berat badan dan status gizi
anak berdasarkan standar NHCS WHO

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawan Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasioan wewenang No:441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku tindakan keperawatan

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timbangan
2. Buku catatan
b. Langkah – langkakh prosedur:
1. Perawat meletakan timbangan pada meja yang datar
dan tidak mudah goyang.
2. Perawat memastikan timbangan badan berfungsi
dengan baik dengan cara mengatur petunjuk angka
tepat dengan “nol”.
3. Perawat melepaskan baju bayi, topi, kaus kaki, dan
sarung tangan.
4. Perawat membaringkan bayi dengan hati-hati diatas
timbangan.
5. Perawat memperhatikan jarum petunjuk berhenti dari
arah depan tegak lurus dengan angka.
6. Perawat menginformasikan hasil pengukuran pada ibu
pasien.
7. Perawat mencatat pada kartu status dan Buku registrasi.
6. Bagan Alir

Letakkan timbangan
pada meja yang datar

Petunjuk angka timbangan tepat


diangka nol

Lepaskan baju bayi, topi, kaos kaki


dan sarung tangan

Perhatikan jarum petunjuk


berhenti dari arah depan dan
tegak lurus dengan angka

Informasikan hasil pengukuran


pada ibu

Catat hasil pengukuran


7. Unit Terkait KIA, UPGM, BP Umum, Rawat Inap, Posyandu, UGD

8. Dokumen Kartu Rekam Medik, Buku register pasien, Aplikasi ICATT dan
Terkait ePuskesmas, Buku kohort Balita, Buku KIA

9. Rekaman
Historis yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
MENGUKUR BERAT BADAN
ANAK USIA 2-5 TAHUN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Tata cara mengukur berat badan dengan menggunaan


timbangan injak untuk mengetahui ukuran berat badan anak
usia 2-5 tahun

2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui berat badan dan status gizi
anak berdasarkan standar NHCS WHO

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasioan wewenang N: 441/TU-
12/I/2015

c. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009

6. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timbangan
2. Buku catatan
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat meletakan timbangan dilantai yang datar
sehingga tidak mudah gerak
2. Perawat memastikan timbangan badan berfungsi
dengan baik dengan cara mengatur petunjuk angka
tetap dengan “nol”
3. Perawat menganjurkan anak memakai baju yang tipis,
tidak memakai alas kaki, jaket, topi, dan tidak
memegang sesuatu.
4. Perawat membantu anak berdiri diatas timbangan tanpa
dipegangi
5. Perawat melihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Perawat membaca angka yang ditunjukan oleh jarum
timbangan atau angka timbangan . bila anak terus
bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka
ditengah tengah gerakan jarum kekanan dan kekiri
7. Perawat memberitahukan ibu hasil penimbangan
8. Perawat mencatat pada kartu status dan Buku register
9. Bagan Alir

Letakkan timbangan
dilantai yang datar

Petunjuk angka tepat diangka nol

Lepaskan alas kaki, jaket, topi dan


tidak memegang sesuau

Berdirikan anak diatas timbangan


tanpa dipegangi

Memperhatikan jarum petunjuk


sampai berhenti

Baca angka yang ditunjukkan oleh


jarum timbangan

Beritahu ibu tentang hasil


penimbangan

Catat hasil pengukuran


10. Unit terkait KIA, UPGM, Posyandu, Bp umum, Rawat Inap.

11. Dokumen tekait Kartu REkan Medik, Buku Register pasien, Aplikasi ICATT dan
ePuskesmas, pencatatan dan pelaporan UPGM, Kohort Balita ,
Buku KIA

12. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
MENGUKUR PANJANG BADAN ANAK
USIA 0-2 TAHUN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Tata cara mengukur panjang badan dengan menggunakan


pengukur panjang badan untuk mengetahui panjang badan
anak usia 0-2 tahun.

2. Tujuan Sebagi acuan untuk mengetahui panjang badan dan status gizi
anak usia 0-2 tahun berdasarkan standar NCHS WHO

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasioan wewenang N: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku tindakan keperawatan

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Pengukuran panjang badan
2. Buku catatan
c. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat meletakan alat pengukur panjang badan pada
meja yang datar dan tidak mudah goyang
2. Perawat memastikan alat pengukur panjang badan
berfungsi dengan baik
3. Perawat meletakan bayi terlentang pada alas pengukur
dengan hati – hati
4. Perawat memegang kepala bayi agar tetap menempel
pada pembatas angka “nol”
5. Perawat menekan lutut bayi dengan tangan kiri dan
dengan menggunakan tangan kanan tekan batas kaki
telapak kaki bayi.
6. Perawat membaca angka ditepi luar pengukur
7. Perawat menginformasikan hasil pengukuran pada ibu
8. Perawat mencatat pada kartu medical record dan Buku
registrasi
6. Bagan Alir

Alat pengukur PB berada


pada posisi yang datar

Pastikan alat pengukur PB


berfungsi baik

Letakkan bayi terlentang pada alas


pengukur dengan hati-hati

Pegang kepala bayi agar tetap


menempel pada pembatas angka
nol

Tekan lutut bayi dengan tangan


kiri dan tangan kanan menekan
batas kaki ketelapak kaki bayi

Baca angka ditepi luar pengukur

Informasikan hasil pengukuran


pada ibu anak sakit

Catat hasil pengukuran


7. Unit terkait KIA, UPGM, BP Umum, Rawat Inap, Posyandu, UGD

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT dan
ePuskesmas, Buku kohort Balita, Buku KIA, Buku pencatatan
dan pelaporan UPGM

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
MENGUKUR TINGGI BADAN
ANAK USIA 2-5 TAHUN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Tata cara mengukur tinggi badan dengan menggunakan


pengukur tinggi badan untuk mengetahui tinggi badan anak
usia 2-5 tahun.

2. Tujuan Sebagi acuan untuk mengetahui tinggi badan dan status gizi
anak usia 2-5 tahun berdasarkan standar NCHS WHO

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawan Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku tindakan keperawatan

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Pengukuran panjang badan
2. Buku catatan
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat menggantung alat pengukur tinggi badan pada
dinding hingga bagian angka nol berada pada
permukaan lantai
2. Perawat memastikan alat pengukur tinggi badan
berfungsi dengan baik
3. Perawat momposisikan anak berada tepat dibaah alat
pengukur
4. Perawat menarik pegangan alat pengukur dan
meletakan tepat diatas kepala anak
5. Perawat membaca angka yang tertera didalam alat
pengukur
6. Perawat menginformasian hasil pengukuran pada ibu
balita sakit
7. Perawat mencatat pada kartu rekam medik dan Buku
registrasi
6. Bagan Alir

Gantung alat pengukur


tinggi badan pada dinding

Pastikan alat pengukur PB


berfungsi baik

Pastikan anak berada tepat


dibawah alat ukur

Menarik pegangan alat ukur dan


meletakkan tepat diatas kepala
anak

Membaca angka yang tertera

Baca Menginformasikan
angka yang ditunjukkan
hasil oleh
jarumpada
pengukuran timbangan
ibu balita sakit

Catat hasil pengukuran


7. Unit terkait KIA, UPGM, BP Umum, Rawat Inap, Posyandu, UGD

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT dan
ePuskesmas, Buku kohort Balita, Buku KIA

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
MENGUKUR SUHU TUBUH ANAK
PADA AKSILA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Tata cara mengukur suhu tubuh anak dengan menggunakan


thermometer yang diletakan diaksila untuk mengetahui suhu
tubuh anak usia 0-5 tahun.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui suhu tubuh anak untuk


membantu penegakan diagnose

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku tindakan keperawatan

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Thermometer
2. Buku catatan
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat menggunakan thermometer yang dapat
mengukur suhu sampai 350
2. Perawat mengupayakan anak tetap hangat selama
pengukuran dilaksanakan (misalnya menyelimuti
dengan kain yang hangat atau meletakan diatas
permukaan yang hangat)
3. Perawat meletakan bayi dalam posisi yang terlentang
diatas meja periksa atau balita dalam posisi duduk
dikursi
4. Perawat menurunkan air raksa sampai batas reservoir
atau bila thermometer digital tekan tombol on (nyala)
5. Perawat meletakan ujung thermometer pada apeks
aksila dan rapatkan lengan kebadan anak atau
silangkan lengan didepan dada selama 5 menit
6. Perawat mencabut termometer dan membaca suhunya
7. Perawat mencatat hasil pengukuran
8. Perawat membersihkan thermometer dengan larutan
pembersih, mengeringkan dan menyimpannya kembali
6. Bagan Alir

Gunakan thermometer
yang dapat mengukur
suhu hingga 350C

Upayakan anak tetap hangat


selama pengukuran suhu

Letakkan anak dalam posisi


terlentang diatas meja periksa
atau balita duduk diatas kursi

Turunkan air raksa hingga batas


reservoir atau bila thermometer
digital tekan tombol on (nyala)

Letakkan ujung thermometer


dalam apeks aksila dan rapatkan
lengan selama 3 menit

Cabut thermometer dan baca


suhunya

Catat hasil pengukuran

Basuh thermometer
dengan larutan
pembersih dan keringkan
7. Unit terkait KIA, laboratorium, BP Umum, Rawat Inap,pusling,Unit
Pelayanan Obat

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT dan
ePuskesmas, pencatatan obat

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
MENGUKUR PERNAFASAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Tata cara mengukur pernafasan yaitu 1 kali pernafasan


sama dengan 1 kali menarik pernafasan ditambah dengan 1
kali menghembuskan nafas dengan menggunakan timer
respiratory selama 1 menit anak usia 0-5 tahun

2. Tujuan Sebagi acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien dan


membantu dalam menegakan diagnose

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No.


206/SK/KA-PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan
Penanggung Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT
Puskesmas DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya


Kesehatan Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes
RI, Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku tindakan keperawatan

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timer Respiratory
2. Buku catatan
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat membaringkan bayi atau anak dalam posisi
terlentang dimeja periksa
2. Perawat mengupayakan bayi dan anak tetap hangat
selama pengukuran dilaksanakan ( misalnya
meletakan diatas permukaan yang hangat)
3. Perawat membuka pakaian bagian atas atau dada
anak
4. Perawat memperhatikan apakah kedua dinding dada
bergerak seirama, apakah terlihat ada kesukaran
bernafas.
5. Perawat menyalakan timer respiratory dan mulai
menghitung pernafasan hingga suatu timer berhenti
berbunyi
6. Perawat mencatat hasil pengukuran diBuku registrasi
dan kartu rekam medic
6. Bagan Alir

Membaringkan bayi/anak
pada posisi terlentang

Mengupayakan bayi dan anak


tetap hangat selama pengukuran

Membuka pakaian bagian atas


atau dada anak

Memperhatikan apakah kedua


dinding dada bergerak seirama, &
melihat tanda kesukaran bernafas

Menyalakan timer respirator dan


mulai menghitung pernafasan
hingga suara timer berhenti

Catat hasil pengukuran


7. Unit terkait P2P ISPA, KIA, UPGM, BP Umum, Rawat Inap, Pelayanan
obat

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT
dan ePuskesmas, , pencatatan P2P ISPA, pencatatan obat

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
PEMBERIAN MAKAN ANAK
BERDASARKAN UMUR
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Mengatur pemberian makan pada anak sesuai tahapan umur


2. Tujuan Ibu memahami cara pemberian makan pada anak sehingga
anak mendapatkan asupan nutrisi yang baik dan sesuai umur
anak

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015
4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MTBS Jilid 1-7 tahun 2009
5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :
- Kartu Nasehat Ibu
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat menjelaskan agar ibu mencuci tangan sebelum
menyiapkan makanan anak
2. Perawat menyarankan agar ibu menggunakan makanan
yang baik, aman dan segar
3. Perawat menyarankan agar ibu menggunakan peralatan
masak dan makan yang bersih dengan cara memasak
yang benar
4. Perawat menjelaskan pemerian makan:
 Anak usia 0-6 bulan memberikan ASI sesuai
keinginan anak paling sedikit 8 kali / 24 jam
 Usia 6-9 bulan memberikan ASI dan MP- ASI 2-3 kali
sehari dengan porsi jumlah sendok sesuai umur
 Usia 9-12 bulan memberikan ASI, MP-ASI 3 kali
sehari dengan porsi jumlah sendok sesuai umur dan
makanan selingan 2 kali sehari
 Usia 12-24 bulan memberikan ASI, makanan dewasa
3 kali sehari dan makanan selingan 2 kali sehari
 Usia 24 bulan lebih memberikan makan dewasa 3
kali dan makanan selingan 2 kali sehari
5. Perawat mengecek pemahaman ibu
6. Bagan Alir
Cuci tangan sebelum
menyiapkan makanan

Gunakan bahan makanan yang baik,


aman dan segar

Gunakan peralatan masak dan makan


yang bersih dan cara memasak yang
benar

Jelaskan cara pemberian makanan :


- Usia 0-6 bulan memberikan ASI
sesuai keinginan anak paling sedikit
8 kali/24 jam
- Usia 6-9 bulan memberikan ASI dan
MP-ASI 2-3 kali sehari dengan porsi
jumlah sendok sesuai umur
- Usia 9-12 bulan memberikan ASI,
MP-ASI 3 kali sehari dengan porsi
jumlah sendok sesuai umur dan
makanan selingan 2 kali sehari
- Usia 12-24 bulan memberikan ASI,
makanan dewasa 3 kali sehari dan
makanan selingan 2 kali sehari
- Usia 24 bulan lebih memberikan
makanan dewasa 3 kali sehari dan
makanan selingan 2 kali sehari

Cek pemahaman ibu


7. Unit terkait KIA, UPGM/ klinik Gizi Rawat Inap, Posyandu

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT dan
e-Puskesmas, Pencatatan dan Pelaporan Gizi

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
CARA PEMBERIAN OBAT ORAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Memberi penjelasan pada ibu bahwa pemberian obat oral


adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan
dengan cara member obat obatan dari mulut

2. Tujuan Ibu memahami cara pemberian obat oral sehingga anak sakit
mendapat pengobatan yang sesuai dan menghindari
kesalahan dalam pemberian obat

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. sampel obat
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat menentukan obat dan dosis yang sesuai
dengan berat badan atau umur anak
2. Perawat menjelaskan alasan pemberian obat
3. Perawat memperagakan cara membuat satu dosis
4. Perawat memperhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1
dosis
5. Perawat meminta ibu member dosis pertama pada anak
bila obat harus deberikan di klinik
6. Perawat menerangkan dengan jelas cara member obat
dan tuliskan pada label obat
7. Perawat menjelaskan bahwa semua obat harus
diberikan sesuai anjuran walaupun anak telah
menunjukan perbaikan
8. Perawat mengecek pemahaman ibu
6. Bagan Alir

Tentukan obat dan dosis


sesuai dengan BB atau
umur

Jelaskan alasan pemberian obat

Peragakan cara membuat satu


dosis

Perhatikan cara ibu membuat satu


dosis

Mintalah ibu memberi satu dosis


pertama pada anak

Baca
Terangkan
angka yang
dengan
ditunjukkan
jelas cara
oleh
pemberian
jarumobat
timbangan
dan beri label
obat

Jelaskan bahwa semua obat harus


diberikan sesuai anjuran

Catat pemahaman ibu


7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA, UPGM, BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku Pencatatan


Obat, Aplikasi ICATT dan e-Puskesmas, Laporan Bulanan

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
CARA PEMBERIAN VITAMIN A
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Merupakan anti oksidan kuat yang dapat menangkal radikan


bebas yang berbahaya bagi tubuh yang diberikan pada bayi
usia 6-11 bulan 100.000 IU dan anak usia 6-59 bulan 200.000
IU setiap bulan Februari dan Agustus

2. Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan terhadap vitamin A, mencegah


definisi vitamin A dan untuk membangun cadangan vitamin A
dalam hati.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MTBS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Vitamin A
2. Air Minum
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat mencuci tangan sebelum melakukan prosedur
2. Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi anak
3. Perawat menggunting bagian pangkal obat dan
meneteskan obat kemulut anak atau bagi anak balita
yang mampu bisa langsung menelan obat dengan air
minum
4. Perawat mencuci tangan kembali
6. Bagan Alir

Cuci tangan sebelum


melakukan prosedur

Atur posisi yang nyaman bagi anak

Gunting bagian pangkal obat dan


teteskan obat kemulut anak atau
bagi anak balita yang mampu bisa
langsung menelan dengan air
minum

Mencuci tangan kembali

7. Unit terkait Unit pelayanan obat,KIA, UPGM, Rawat Inap, Posyandu

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT/
forum MTBS dan ePuskesmas, Laporan pemberian Vitamin A

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
CARA PEMBERIAN TERAPI CAIRAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Suatu tindakan pemberian air dan elektrolit tambahan melalui


oral pada anak yang sedang diare

2. Tujuan Ibu memahami cara pemberian cairan tambahan untuk


mengatasi kekurangan cairan pada anak yang menderita diare
dan mencegah terjadinya dehidrasi

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawan Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku pedoman Diare

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Air
2. Oralit atau larutan gula dan garam
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat menjelaskan agar ibu mencuci tangan sebelum
melakukan prosedur
2. Perawat menjelaskan agar ibu member cairan tambahan
sebanyak yang anak mau berupa air sayur, air tajin / air
matang.
3. Perawat menjelaskan cara pemberian oralit
4. Perawat menjelaskan cara member tablet zinc selama 10
hari
5. Perawat menyarankan agar melanjutkan pemberian
makan
6. Perawat mengecek pemahaman ibu
6. Bagan Alir

Cuci tangan sebelum


melakukan prosedur

Beri anak cairan tambahan berupa


ASI sebanyak yang anak mau

Anak yang tidak mendapat ASI


dapat diberi cairan makanan

Beri dan ajari cara pemberian


oralit

Beri tablet zinc selama 10 hari

Baca angka yang ditunjukkan oleh


Lanjutkan pemberian makan
jarum timbangan

Cek pemahaman ibu


7. Unit terkait P2P Diare,Unit Pelayanan Obat, KIA,UGD, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT dan
ePuskesmas, Laporan Bulanan, Pencatatan dan pelaporan
Diare.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
CARA MENGOBATI INFEKSI MATA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Peradangan selaput yang meliputi bagian depan mata dan


menyebabkan mata bewarna kemerahan

2. Tujuan Ibu memahami cara pemberian obat untuk mengatasai infeksi


local pada mata anak sakit

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MTBS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Obat Salep mata / Tetes mata
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat menjelaskan agar ibu mencuci tangan sebelum
melakukan prosedur
2. Perawat menjelaskan agar ibu meminta anak untuk
memejamkan mata
3. Perawat menjelaskan cara menggunakan kapas basah
untuk membersihkan nanah
4. Perawat menjelaskan agar ibu meminta anak melihat
keatas dan tarik kelopak mata bawah perlahan kearah
bawah
5. Perawat menjelaskan agar ibu meneteskan obat tetes
mata atau mengoleskan sejumlah kecil salep dibagian
dalam kelopak mata bawah
6. Perawat menjelaskan agar ibu mencuci tangan kembali
7. Perawat menyarankan agar ibu membersihkan mata da
memberikan obat mata dilakukan 3 kali sehari
8. Perawat mengecek pemahaman ibu
6. Bagan Alir

Mencuci tangan sebelum


melakukan prosedur

Mintalah anak memejamkan mata

Gunakan kapas basah untuk


membersihkan nanah

Mintalah anak melihat keatas dan


tarik kelopak mata bawa kearah
bawah

Teteskan obat tetes atau oleskan


salep dalam kelopak mata bawah

Baca angka yang ditunjukkan oleh


Cuci tangan kembali
jarum timbangan

Bersihkan mata dan berikan obat


mata 3x sehari

Cek pemahaman ibu


7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Buku pencatatan
Obat, Aplikasi ICATT dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
CARA MENGERINGKAN CAIRAN
TELINGA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Infeksi pada telinga bagian tengah yang disebabkan oleh


bakteri atau virus sehingga mengakibatkan peradangan dan
penumpukan cairan ditelinga bagian tengah

2. Tujuan Ibu memahami cara mengeringkan cairan telinga untuk


mengatasi infeksi local pada telinga anak sakit.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MTBS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Kertas Tisu
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat menjelaskan agar ibu mencuci tangan sebelum
melakukan prosedur
2. Perawat menjelaskan cara menggulung selembar kain
penyerap bersih dan lunak atau kertas tissue yang kuat
menjadi sebuah sumbu
3. Perawat menjelaskan cara memasukan sumbu tersebut
kedalam telinga anak lalu mengeluarkan sumbu jika
sudah basah
4. Perawat menjelaskan untuk mengganti sumbu dengan
yang baru dan ulangi langkah diatas sampai telinga
kering
5. Perawat menyarankan agar mencuci tangan kembali
setelah prosedur
6. Perawat menyarankan agar ibu mengeringkan telinga
minimal 3 kali sehari
7. Perawat mengecek pemahaman ibu
6. Bagan Alir

Mencuci tangan sebelum


melakukan prosedur

Gulung selembar kain bersih/tisu


membentuk sumbu

Masukkan sumbu ke telinga anak

Keluarkan sumbu jika sudah basah

Ganti sumbu dan ulangi tahapan


diatas

Baca angka yang ditunjukkan oleh


Mencuci tangan kembali
jarum timbangan

Keringkan telinga minimal 3x/hari

Cek pemahaman ibu


7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT dan
ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
CARA MENGOBATI INFEKSI LOKAL
LUKA MULUT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Kelainan yang terjadi pada selaput lender mulut yang berupa
luka pada mulut yang bentuknya seperti bercak agak
kekuningan dan sedikit cekung

2. Tujuan Ibu memahami cara pemberian obat untuk mengatasi infeksi


local luka dimulut pada anak

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan


Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Obat Gentien Violet
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat menjelaskan agar ibu mencuci tangan sebelum
melakukan prosedur
2. Perawat menjelaskan cara membasuh mulut anak
dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah
dibasahi larutan garam.
3. Perawat menjelaskan cara mengoleskan Gentien Violet
0,25%
4. Perawat menjelaskan kepada ibu agar mengobati luka 2
kali sehari selama 5 hari.
5. Perawat menyarankan agar ibu mencuci tangan kembali
setelah melakukan prosedur
6. Perawat mengecek pemahaman ibu
6. Bagan Alir

Cuci tangan sebelum


melakukan prosedur

Basuh mulut anak dengan jari yang


dibungkus kain yang dibasahi
larutan garam

Oleskan Gentian Violet 0,25%

Jelaskan berapa kali ibu harus


mengobati dirumah

Cek pemahaman ibu


7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Aplikasi ICATT dan
ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37.5 derajat
Celsius yang disebabkan oleh infeksi ringan hingga parah. Demam
mungkin bukan malaria merupakan bagian dari proses kekebalan
tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri atau parasit
yang terjadi di wilayah rendah resiko malaria.
2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan demam mungkin bukan
malaria sesuai dengan tatalaksana MTBS
3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-
PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung Jawab
Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-12/I/2015
4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009
5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :
1. Timbangan Bayi / Anak
2. Pengukur Panjang Badan / Tinggi Badan
3. Thermometer
4. Sirup Parasetamol
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui orang
tua/ keluarga pasien.
2. Perawat melakukan penimbangan berat badan, pengukur tinggi
badan, dan pengukur suhu tubuh.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekam medik,
Buku registrasi, dan format MTBS.
4. Perawat menggunakan petunjuki pada layanan tindak lanjut,
jika ini merupakan kunjungan ulang.
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak, apabila
ditemukan tanda – tanda bahaya umum maka segera merujuk
pasien
6. Perawat menentukan daerah resiko malaria
7. Perawat menanyakan surah berapa lama anak demam.
8. Perawat melihat dan meraba adanya kaku kuduk
9. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
10. Perawat memberi dosis pertama parasetamol jika demam
tinggi (>38,50C)
11. Perawat mengobati penyebab lain dari demam
12. Perawat merujuk anak sakit jika demam tiap hari selama >7hari
untuk pemeriksaan lanjutan.
13. Perawat menasehati ibu kapan harus kembali segera
14. Perawat menasehati ibu agar melakukan kunjungan ulang
setelah 2 hari
15. Perawat memberi konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
16. Perawat mempersilahkan pasien pulang bila telah
mendapatkan obat dan konseling pemberian obat dirumah
6. Bagan Alir

Anamnesa

Pengukuran BB, PB/TB, dan suhu


tubuh
Rujuk anak sakit jika demam tiap
hari selama >7 hari

Catat hasil pengukuran

Jika kunjungan ulang gunakan


pelayanan tindak lanjut
Nasihati ibu kapan harus kembali
segera

Lakukan pemeriksaan pada anak,


apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera
merujuk pasien

Sarankan agar ibu melakukan


kunjungan ulang setelah 2 hari
Tentukan daerah resiko malaria

Tanyakan sudah berapa lama


anak demam
Konseling asuhan keperawatan
anak dirumah
Lihat dan raba adanya kaku kuduk

Lakukan penilaian dan


penentuan klasifikasi
Persihlahkan pasien
pulang bila telah
mendapatkan obat
Beri dosis pertama parasetamol
jika demam tinggi

Cari penyebab lain dari demam


7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien, Pencatatan Obat,Aplikasi
ICATT/formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
BATUK BUKAN PNEUMONIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Infeksi saluran pernafasan atas pada anak yang disertai batuk
namun tidak ada nafas cepat, tanda-tanda pneumonia atau penyakit
sangat berat.

2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan batuk bukan pneumonia


sesuai dengan tatalaksana MTBS.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas DPT
Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak


2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timabangan Bayi/anak
2. Pengukur panjang badan / tinggi badan
3. Thermometer
4. Respiratory Timer
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui
orangtua/ keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan, pengukuran
tinggi badan, dan pengukuran suhu tubuh serta pernafasan.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan medik,
Buku registrasi dan format MTBS.
4. Perawat mengguanakan petunjuk pada layanan tindak lanjut
jika ini adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit, apabila
ditemukan tanda – tanda bahaya umum maka segera merujuk
anak sakit
6. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
7. Perawat menganjurkan agar diberi pelega tenggorokan dan
pereda batuk yang aman
8. Perawat merujuk untuk pemeriksaan lanjutan apabila batuh
lebih dri 3 minggu
9. Perawat menasehati ibu kapan harus kembali segera
10. Perawat menyarankan ibu agar melakukan kunjungan ulang
setelah 5 hari
11. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
12. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah mendapatkan
obat dan konseling pemberian obat dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Pengukuran BB, PB/TB, dan suhu


tubuh
Nasihati ibu kapan harus kembali
segera

Catat hasil pengukuran

Jika kunjungan ulang gunakan


pelayanan tindak lanjut
Sarankan agar ibu melakukan
kunjungan ulang setelah 5 hari

Lakukan pemeriksaan pada anak,


apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera
merujuk pasien

Konseling asuhan keperawatan


anak dirumah
Lakukan penilaian dan
penentuan klasifikasi

Anjurkan agar diberi pelega


tenggorokan dan pereda batuk yang
aman
Persihlahkan pasien
pulang bila telah
mendapatkan obat
Rujuk untuk pemeriksaan
lanjutan apabila batuk lebih dari
3 minggu
7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan obat,
Aplikasi ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
DIARE TANPA DEHIDRASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Diare adalh buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cairan, sehingga kandungan air pada tinja lebih
banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi tanpa
disertai dehidrasi

2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan diare tanpa dehidrasi


sesuia dengan tatalaksana MTBS.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas DPT
Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak


2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timbangan Bayi/anak
2. Pengukur panjang badan / tinggi badan
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui
orangtua/ keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan, pengukuran
tinggi badan, dan pengukuran suhu tubuh bila ada demam.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan medik,
Buku registrasi dan format MTBS.
4. Perawat mengguanakan petunjuk padalayanan tindak lanjut
jika ini adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit, apabila
ditemukan tanda – tanda bahya umum maka segera rujuk
6. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
7. Perawat menjelaskan cara memberi cairan dan makanan
sesuai Rencana Terapi A dan Tablet Zinc.
8. Perawat menasehati ibu kapan harus kembali segera
9. Perawat menyarankan ibu agar melakukan kunjungan ulang
setelah 5 hari
10. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
11. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah mendapatkan
obat dan konseling pemberian obat dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Nasihati ibu kapan harus kembali


Pengukuran BB, PB/TB
segera

Catat hasil pengukuran

Sarankan agar ibu melakukan


kunjungan ulang setelah 5 hari

Jika kunjungan ulang gunakan


pelayanan tindak lanjut

Konseling asuhan keperawatan


anak dirumah
Lakukan pemeriksaan pada anak,
apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera
merujuk pasien

Persihlahkan pasien
pulang bila telah
Lakukan penilaian dan mendapatkan obat
penentuan klasifikasi

Jelaskan cara memberi cairan


dan makanan sesuai Rencana
Terapi A dan Tablet Zinc
7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan obat,
Aplikasi ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
BATUK PNEUMONIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Infeksi saluran pernafasan atas pada anak yang disertai batuk ,
kesukaran bernafas dan atau nafas cepat yaitu anak usia 2-12 bulan
nafas 50x/menit atau lebih, dan anak usia 12 bulan – 5 tahun nafas
40x/ menit atau lebih

2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan batuk bukan pneumonia


sesuai dengan tatalaksana MTBS.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas DPT
Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak


2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009
5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :
1. Timabngan Bayi/anak
2. Pengukur panajng badan / tinggi badan
3. Thermometer
4. Respiratory Timer
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui
orangtua/ keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan, pengukuran
tinggi badan, dan pengukuran suhu tubuh serta pernafasan.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan medik,
Buku registrasi dan format MTBS.
4. Perawat mengguanakan petunjuk padalayanan tindak lanjut
jika ini adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit, apabila
ditemukan tanda – tanda bahaya umum maka segera merujuk
anak sakit
6. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
7. Perawat memberi tindakan penanganan antibiotic yang sesuai
selama 5 hari
8. Perawat menjelaskan cara pemberian pelega tenggorokan
dan pereda batuk yang aman
9. Perawat menasehati ibu kapan harus kembali segera
10. Perawat menyarankan ibu agar melakukan kunjungan ulang
setelah 2 hari
11. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
12. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah mendapatkan
obat dan konseling pemberian obat dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Pengukuran BB, PB/TB, Nafas Nasihati ibu kapan harus kembali


dan Suhu tubuh segera

Catat hasil pengukuran

Sarankan agar ibu melakukan


kunjungan ulang setelah 2 hari

Jika kunjungan ulang gunakan


pelayanan tindak lanjut

Konseling asuhan keperawatan


anak dirumah
Lakukan pemeriksaan pada anak,
apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera
merujuk pasien

Persihlahkan pasien
pulang bila telah
Lakukan penilaian dan mendapatkan obat
penentuan klasifikasi

Beri tindakan penangangan


antibiotic yang sesuai selama
5 hari

Anjurkan agar diberi pelega


tenggorokan dan pereda batuk
yang aman
7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan obat,
Aplikasi ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
DIARE DENGAN DEHIDRASI
RINGAN SEDANG
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Diare adalah buang air besar ( defekasi dengan tinja berbentuk cairan
atau setangah cairan, sehingga kandungan air pada tinja lebih
banyan dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi disertai
tanda – tanda dehidrasi

2. Tujuan Perawat mampu menangani anak Diare Dengan Dehidrasi Ringan /


Sedang sesuai dengan tatalaksana MTBS.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung Jawab
Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak


2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timabngan Bayi/anak
2. Pengukur panajng badan / tinggi badan
3. Pojok Uro
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui
orangtua/ keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan, pengukuran
tinggi badan, dan pengukuran suhu tubuh apabila ada demam.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan medik,
Buku registrasi dan format MTBS.
4. Perawat menggunakan petunjuk padalayanan tindak lanjut jika
ini adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit, apabila
ditemukan tanda – tanda bahya umum maka segera dirujuk
6. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
7. Perawat menjelaskan cara pemberian cairan dan makanan
sesuai Rencana Terapi B dan Tablet Zinc
8. Perawat melakukan RUJUK SEGERA jika anak mempunyai
klasifikasi berat lain, jika masih bisa minum meminta ibu
memberikan ASI dan larutan oralit selama proses rujukan.
9. Perawat menasehati ibu kapan harus kembali segera
10. Perawat menyarankan ibu agar melakukan kunjungan ulang
setelah 5 hari
11. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
12. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah mendapatkan
obat dan konseling pemberian obat dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Pengukuran BB,PB/TB, dan suhu Nasihati ibu kapan harus kembali


tubuh segera

Catat hasil pengukuran

Sarankan agar ibu melakukan


kunjungan ulang setelah 2 hari

Jika kunjungan ulang gunakan


pelayanan tindak lanjut

Konseling asuhan keperawatan


anak dirumah
Lakukan pemeriksaan pada anak,
apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera
merujuk pasien

Persihlahkan pasien
pulang bila telah
Lakukan penilaian dan mendapatkan obat
penentuan klasifikasi

Jelaskan cara memberi cairan


dan makanan sesuai Rencana
Terapi B dan Tablet Zinc

RUJUK SEGERA jika anak


mempunyai klasifikasi berat lain,
jika masih bisa minum meminta
ibu memberikan ASI dan larutan
oralit selama proses rujukan
7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan obat,
Aplikasi ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Harus Diberlakukan
Diperhatikan
INFEKSI TELINGA AKUT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Infeksi akut ditelinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan
secret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang
timbul, secret mungkin encer atau kental, bening atau bernanah
selama kurang dari 14 hari.

2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan Infeksi Telinga Akut


sesuai dengan tatalaksana MTBS.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas DPT
Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015
c.
4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009
7.
5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :
1. Timabngan Bayi/anak
2. Pengukur panajng badan / tinggi badan
3. Thermometer
4. Tissue
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui
orangtua/ keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan, pengukuran
tinggi badan, dan pengukuran suhu tubuh bila ada demam.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan medik,
Buku registrasi dan format MTBS.
4. Perawat mengguanakan petunjuk padalayanan tindak lanjut
jika ini adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit, apabila
ditemukan tanda – tanda bahya umum maka segera dirujuk
6. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
7. Perawat member tindakan penanganan antibiotic yang sesuai
selama 5 hari
8. Perawat memberikan parasetamol untuk mengatasi nyeri
9. Perawat mengajarkan cara mengeringkan telinga dengan
bahan penyerap
10. Perawat menyarankan ibu agar melakukan kunjungan ulang
setelah 2 hari
11. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
12. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah mendapatkan
obat dan konseling pemberian obat dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Pengukuran BB,PB/TB, dan suhu Nasihati ibu kapan harus kembali


tubuh segera

Catat hasil pengukuran

Sarankan agar ibu melakukan


kunjungan ulang setelah 2 hari

Jika kunjungan ulang gunakan


pelayanan tindak lanjut

Konseling asuhan keperawatan


anak dirumah
Lakukan pemeriksaan pada anak,
apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera
merujuk pasien

Persihlahkan pasien
pulang bila telah
Lakukan penilaian dan mendapatkan obat
penentuan klasifikasi

Beri tindakan penanganan


antibiotic yang sesuai selama
5 hari

Berikan parasetamol untuk


mengatasi nyeri
7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan obat,
Aplikasi ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang
Harus Tanggal mulai
Diperhatikan No Yang diubah Isi perubahan
Diberlakukan
STATUS GIZI KURUS/KURANG
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Status Gizi Kurus/Kurang merupakan ukuran keberhasilan dalam


pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan
dan tinggi badan anak adalah gangguan kesehatan akibat
kekurangan atau ketidak seimbangan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan, aktifitas berfikir dan semua hal yang berhubungan
dengan kehidupan.

2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan Status Gizi Kurus/Kurang


sesuai dengan tatalaksana MTBS.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas DPT
Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak


2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timabngan Bayi/anak
2. Pengukur panajng badan / tinggi badan
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui
orangtua/ keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan, pengukuran
tinggi badan.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan medik,
Buku registrasi dan format MTBS.
4. Perawat mengguanakan petunjuk padalayanan tindak lanjut
jika ini adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit, apabila
ditemukan tanda – tanda bahya umum maka segera dirujuk.
6. Perawat melakukan penilaian pemberian makan pada anak.
7. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
8. Perawat melakukan konseling gizi dan kunjungan ulang 5 hari
bila ada masalah pemberian makan pada anak
9. Perawat menasehati sesuai Anjuran Makan Untuk Anak Sehat
maupun sakit dan kunjungan ulang 14 hari nila tidak ada
masalah pemerian makan
10. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
11. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah mendapatkan
obat dan konseling pemberian obat dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Lakukan konseling gizi dan


kunjungan ulang 5 hari bila ada
Pengukuran BB, PB/TB masalah pemberian makan pada
anak

Catat hasil pengukuran

Anjuran makan untuk anak sehat


maupun sakit dan kunjungan
ulang 14 hari bila tidak ada
Jika kunjungan ulang gunakan masalah pemberian makan
pelayanan tindak lanjut

Lakukan pemeriksaan pada anak,


apabila ditemukan tanda-tanda Konseling asuhan keperawatan
bahaya umum maka segera anak dirumah
merujuk pasien

Lakukan penilaian dan


penentuan klasifikasi Persihlahkan pasien
pulang bila telah
mendapatkan obat

Lakukan penilaian pemberian


makanan pada anak
7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan obat,
Aplikasi ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan

9. Rekaman
HIstoris yang Tanggal mulai
Harus No Yang diubah Isi perubahan
Diberlakukan
Diperhatikan
DISENTRI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang


ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer
secara terus menerus yang bercampur darah dan lender.
2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan Disentri sesuai
dengan tatalaksana MTBS.
3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-
PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas
DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015
4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009
5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :
1. Timabangan Bayi/anak
2. Pengukur panajng badan / tinggi badan
3. Thermometer
4. Pojok Uro
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui
orangtua/ keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan,
pengukuran tinggi badan, dan pengukuran suhu tubuh
bila ada demam.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan
medik, Buku registrasi dan format MTBS.
4. Perawat mengguanakan petunjuk padalayanan tindak
lanjut jika ini adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit,
apabila ditemukan tanda – tanda bahya umum maka
segera dirujuk
6. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
7. Perawat memberikan antibiotic yang sesuai
8. Perawat menasehati ibu kapan harus kembali segera
9. Perawat menyarankan ibu agar melakukan kunjungan
ulang setelah 2 hari
10. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
11. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah
mendapatkan obat dan konseling pemberian obat
dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Nasihati ibu kapan harus kembali


Pengukuran BB, PB/TB
segera

Catat hasil pengukuran

Sarankan agar ibu melakukan


kunjungan ulang setelah 2 hari

Jika kunjungan ulang gunakan


pelayanan tindak lanjut

Konseling asuhan keperawatan


anak dirumah
Lakukan pemeriksaan pada anak,
apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera
merujuk pasien

Persihlahkan pasien
pulang bila telah
Lakukan penilaian dan mendapatkan obat
penentuan klasifikasi

Berikan antibiotic yang sesuai


7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan


obat, Aplikasi ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas,
Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang
Harus Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Diperhatikan Diberlakukan
INFEKSI TELINGA KRONIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Infeksi kronis ditelinga tengah dengan perforasi membrane timpani


dan secret kental yang keluar dari telinga terus menerus atau hilang
timbul dan gangguan pendengaran dengan lama kejadian lebih dari
14 hari yang dapat menyebabkan kerusakan pada telinga tengah
dan gendang telinga

2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan Infeksi Telinga Kronis


sesuai dengan tatalaksana MTBS.

3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-


PKM.tanggal 02-01-2015 tentang penugasan Penanggung
Jawab Pelayanan MTBS di lingkungan UPT Puskesmas DPT
Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-
12/I/2015

4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak


2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI,
Tahun 2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timbangan Bayi/anak
2. Pengukur panajang badan / tinggi badan
3. Thermometer
4. Otoscope
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui
orangtua/ keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan, pengukuran
tinggi badan, dan pengukuran suhu tubuh bila ada demam.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan medik,
Buku registrasi dan format MTBS.
4. Perawat mengguanakan petunjuk padalayanan tindak lanjut
jika ini adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit, apabila
ditemukan tanda – tanda bahya umum maka segera dirujuk.
6. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
7. Perawat memberikan antibiotic berupa tetes telinga
8. Perawat member parasetamol untuk mengatasi nyeri
9. Perawat mengajarkan cara mengeringkan telinga dengan
bahan penyerap
10. Perawat menyarankan ibu agar melakukan kunjungan ulang
setelah 5 hari
11. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak
dirumah
12. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah mendapatkan
obat dan konseling pemberian obat dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Nasihati ibu kapan harus kembali


Pengukuran BB,PB/TB
segera

Catat hasil pengukuran

Sarankan agar ibu melakukan


kunjungan ulang setelah 5 hari

Jika kunjungan ulang gunakan


pelayanan tindak lanjut

Konseling asuhan keperawatan


anak dirumah
Lakukan pemeriksaan pada anak,
apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera
merujuk pasien

Persihlahkan pasien
pulang bila telah
Lakukan penilaian dan mendapatkan obat
penentuan klasifikasi

Berikan antibiotic berupa obat


tetes telinga

Berikan parasetamol untuk


mengatasi nyeri
7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen tekait Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan obat,
Aplikasi ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris yang
Harus Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Diperhatikan Diberlakukan
DEMAM MUNGKIN DBD
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Dr. Joice Untari, M.H.Kes.
NIP. 19660430 190001 2 002
Watubelah

1. Pengertian Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37.5 derajat
Celsius. Infeksi ringan hingga parah bisa menyebabkan demam, demam
mungkin DBD merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang
melawan infeksi akibat virus, bakteri atau parasit yang terjadi diwilayah
resiko terjadinya Demam Berdarah Dengue
2. Tujuan Perawat mampu menangani anak dengan Demam Mungkin Bukan DBD
sesuai dengan tatalaksana MTBS.
3. Kebijakan a. Keputusan kepala Puskesmas Watubelah No. 206/SK/KA-PKM.tanggal
02-01-2015 tentang penugasan Penanggung Jawab Pelayanan MTBS
di lingkungan UPT Puskesmas DPT Watubelah.
b. Surat pernyataan pendelegasian wewenang No: 441/TU-12/I/2015
4. Referensi 1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan Ibu,
Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita
4. Buku pedoman penerapan MTBS Di puskesmas Depkes RI, Tahun
2009
5. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
6. Buku Modul MBTS Jilid 1-7 tahun 2009
5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :
1. Timbangan Bayi/anak
2. Pengukur panajng badan / tinggi badan
3. Thermometer
4. Sirup Parasetamol
b. Langkah – langkah prosedur:
1. Perawat melakukan anamnesa terhadap anak melalui orangtua/
keluarga pasian.
2. Perawat melakukan penimbangan berat adan, pengukuran tinggi
badan, dan pengukuran suhu tubuh bila ada demam.
3. Perawat mencatat hasil pengukuran pada kartu rekan medik, Buku
registrasi dan format MTBS.
4. Perawat mengguanakan petunjuk padalayanan tindak lanjut jika ini
adalah kunjungan ulang
5. Perawat melakukan pemeriksaan pada anak sakit, apabila ditemukan
tanda – tanda bahya umum maka segera dirujuk
6. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
7. Perawat menanyakan apakah anak demam mendadak tinggo dan
terus menerus
8. Perawat menanyakan dan melihat atau pendarahan dari hidung/gusi
9. Perawat menanyakan apakah ada muntah atau berak yang berwarna
hitam
10. Perawat melihat apakah anak gelisah dan adanya tanda-tanda syok.
11. Perawat melakukan uji torniket jika memungkinkan
12. Perawat melakukan penilaian dan penentuan klasifikasi
13. Perawat member dosis pertama parasetamol jika demam tinggi
(>38,50C)
14. Perawat menasehati ibu untuk lebih banyak member munim pada
anak berupa oralit/caoran lain.
15. Perawat menyarankan ibu agar melakukan kunjungan setelah 1 hari
jika tetap demam
16. Perawat melakukan konseling asuhan keperawatan anak sakit
dirumah
17. Perawat mempersilahkan pasien pulang setelah mendapatkan obat
dan konseling pemberian obat dirumah.
6. Bagan Alir

Anamnesa

Pengukuran BB,PB/TB, dan suhu Lihat apakah anak gelisah dan


tubuh adanya tanda-tanda syok

Lakukan uji torniket jika


Catat hasil pengukuran memungkinkan

Lakukan penilaian dan


penentuan klasifikasi
Jika kunjungan ulang gunakan
pelayanan tindak lanjut

Beri dosis pertama parasetamol


jika demam tinggi (>38,50C)

Lakukan pemeriksaan pada anak,


apabila ditemukan tanda-tanda
bahaya umum maka segera Nasihati ibu untuk lebih banyak
merujuk pasien member minum pada anak
berupa oralit/cairan lain

Sarankan agar ibu melakukan


Tanyakan sudah berapa lama
kunjungan ulang setelah 1 hari
anak demam

Konseling asuhan keperawatan


anak dirumah
Tanyakan apakah anak demam
mendadak tinggi dan terus
menerus

Persihlahkan pasien
pulang bila telah
mendapatkan obat
Tanyakan dan lihat apakah ada
bintik merah dikulit atau
perdarahan dari hidung/gusi

Tanyakan apakah ada muntah


atau berak yang berwarna hitam
7. Unit terkait Unit Pelayanan Obat, KIA,BP Umum, Rawat Inap

8. Dokumen Kartu Rekam Medik, Buku Register Pasien,Buku pencatatan obat, Aplikasi
tekait ICATT/Formulir MTBS dan ePuskesmas, Laporan Bulanan.

9. Rekaman
HIstoris Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
yang Diberlakukan
Harus
Diperhatik
an

Anda mungkin juga menyukai