Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS ITEM TES

A. Tujuan Analisis Item Tes


Menurut Thormdike dan Hagen (1977) analisis item tes bertujuan:
1) Jawaban soal merupakan informasi diagnostik untuk meneliti pelajaran dan
kegagalan belajarnya, serta membimbing kearah belajar yang lebih baik
2) Jawaban terhadap soal-soal yang terpisah dan perbaikan (review) soal-soal
yang didasarkan atas jawaban-jawaban itu merupakan basis bagi penyiapan
tes-tes yang lebih baik untuk tahun berikutnya.
Jadi, tujuan khusus dari analisis item tes ialah untuk mencari soal
mana yang baik dan tidak baik, dan mengapa soal itu dikatakan baik atau
tidak baik serta mencari sebab kenapa item tes itu tidak baik.

B. Langkah-langkah Analisis Item Tes


Untuk menganalisis item tes langkah-langkah yang dilakukan menurut
Stanley (1978) adalah :
1. Susun lembar jawaban yang telah dihitung. Skor paling tinggi ditaroh diatas,
kemudian diurut sampai pada skor yang paling kecil di taruh paling bawah.
Seluruh lembar jawaban disebut N.
Dibawah ini adalah nilai Fisika siswa/i kelas VIII SMP Negeri 4
Tambang yang berjumlah 30 orang, yang berurut dari skor paling tinggi
sampai ke skor paling rendah.

No Nama Nilai Objektif


1 TARI TRIANA 18,6207
2 FERMANA REZA.A 16,5517
3 DELLA OKTARIANI 16,5517
4 KHAIRUL ZUL HIDAYAH 16,5517
5 YUSRIKA SAFITRI 16,5517
6 ALFITO EFENDI 15,5172
7 DHIVA OKTAVIA 15,5172
8 RIA SARI KUSUMA 15,5172
9 ANISA YULIANTI 14,4828
10 IRMA NURBAYANI 13,4483
11 AZURA HIKMAH
SABRINA 13,4483
12 ALFANDI ZAIDAN 13,4483
13 SISKA RAMDHANA.D. 13,4483
14 PARIDA HANUM 13,4483
15 GILANG RAMADHAN 12,4138
16 ALFIN MEFLANA 12,4138
17 WELIA NUR SAFITRI 11,3793
18 RANI SAFITRI 11,3793
19 GUNAWAN RAMAT 10,3448

1
RIADI
20 M. HABIB OKTA YUDA 10,3448
21 NOVITA SARI 10,3448
22 DINDA RAHMA
JUWITA 9,31034
23 ADITYA SUCANDIKO 9,31034
24 BALQIS FADHILAH 9,31034
25 DENDI FEBRIAN ADHA 9,31034
26 IRA DUWI YANTI 9,31034
27 HELSA MUTHIA
ANGESTI 7,24138
Ket:
N = 30
No 15 dan 16 Yoga Syahputra dan Andre Agusman merupakan middle

2. Bila jumlah siswa ≤ 50 orang, kelompokkan siswa atas dua kelompok,


pembagian didasari atas skor yang diperoleh siswa. Kelompok skor tinggi
disebut kelompok atas (upper group) dan kelompok skor rendah disebut
kelompok bawah (lower group). Bila jumlah siswa > 50 orang, maka
penentuan kelompok atas dan bawah ini diambil sebanyak 27% dari seluruh
siswa untuk kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah (Nu dan N L).
Dari table diatas diperoleh:
RU =
18,6207
16,5517
16,5517
16,5517
16,5517
15,5172
15,5172
15,5172
14,4828
13,4483
13,4483
13,4483
13,4483
13,4483
Total = 213,1034483

RL =
12,4138
12,4138
11,3793
11,3793

2
10,3448
10,3448
10,3448
9,31034
9,31034
9,31034
9,31034
9,31034
7,24138
Total= 132,4137931

3. Hitung kelompok atas yang menjawab benar tiap soal (Ru) dan hitung pula
kelompok bawah (Rl) yang menjawab benar tiap soal.
Setelah didapatkan nilai dari masing-masing kelompok, selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk menentukan tingkat kesukaran dan daya
pembeda.

C. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan mengakibatkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat mencoba lagi karena
diluar jangkauannya.
Untuk menentukan indeks kesukaran tiap butir item tes digunakan
ketentuan :

Ru + RL
P =
Nu + NL

P = Indeks tingkat kesukaran


Ru = jumlah kelompok atas menjawab benar
RL = Jumlah kelompok bawah menjawab benar
Nu = NL = jumlah siswa tiap kelompok

Dari nilai Ru + RL diperoleh Indeks tingkat kesukaran (P):


𝐑𝐮+𝐑𝐋 213,1034483+132,4137931 345.517
P = 𝑵𝒖+𝑵𝑳 = = = 6,399
27+27 54

Kriteria untuk menentukan tingkat kesukaran tiap butir item tes adalah :
0,00 - 0,30 soal sukar
0,31 - 0,70 soal sedang
0,71 - 1,00 soal mudah

3
Nilai P yang dianjurkan dalam penulisan item tes adalah 0, 30 - 0,70, tetapi
harus dingat bahwa soal-soal itu tidak berarti memiliki daya pembeda yang tinggi.

D. Daya Pembeda
Daya pembeda suatu soal tes ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk
membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan
siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group).
Daya pembeda setiap item tes dapat dihitung dengan menggunakan
rumus seperti berikut :
Ru - RL Ru - RL
DP = =
Nu NL

Keterangan DP = Daya pembeda


Ru = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
RL = Jumlah siswa kelompok bawah yang mejawab benar
Nu = NL = jumlah kelompok atau kelompok bawah

Daya pembeda soal yang sudah diujikan adalah:


𝐑𝐮−𝐑𝐋 213,1034483−132,4137931 80,6896552
P = 𝑵𝒖 = = = 2,99
27 27

Kriteria untuk menentukan daya pembeda tiap item tes adalah :


D : 0,00 - 0,20 : jelek (poor)
D : 0,20 - 0,40 : Cukup (satisfactory)
D : 0,40 - 0,70 : Baik (good)
D : 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)

Item soal yang baik adalah item soal yang mempunyai daya pembeda 0,40
– 0,70. Bila didapatkan daya pembeda negatif, maka harus dibuang sebab item
soal tersebut dijawab lebih banyak oleh kelompok bawah dibandingkan
kelompok atas.

E. Analisis Distraktor
Analisis distraktor adalah analisis yang bertujuan untuk melihat
pengecoh (distraktor) berfungsi dengan baik. Pengecoh yang tidak dipilih sama
sekali (omit) oleh testec berarti pengecoh itu jelek dan terlalu jauh menyesatkan,
suatu distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5%
pengikut tes. Omit tidak boleh lebih dari 10% dari pengikut tes.
Contoh perhitungan analisi distraktor dari skor siswa/i kelas VIII SMP Negeri
4 Tambang bisa dilihat pada tabel berikut.

Anda mungkin juga menyukai