Abstrak
Proses karburising merupakan salah satu proses pengerasan permukaan baja karbon rendah dengan metode
difusi atom karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan Kalsium Karbonat (CaCO3)
sebagai energizer pada proses karburising. Serbuk arang batok kelapa digunakan sebagai media penambah
unsur karbon dengan komposisi 0, 5, 10, 15, dan 20% berat, sedangkan substrat baja karbon rendah
berdiameter 20 mm, tebal 10 mm memiliki komposisi: 99,04% Fe; 0,082% C; 0,067% Si; 0,475% Mn;
0,016% P; 0,018% S; 0,134% Ni; 0,004% Mo; 0,027% Cu; 0,01% Nb; 0,01% V dan 0,06% W. Proses
karburising dilakukan pada suhu 850 0C, dengan lama waktu proses 2, 3, dan 4 jam. Pengerasan permukaan
dilakukan dengan memanaskan kembali substrat pada suhu 850 0C dan di quenching pada media air suhu
kamar. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa dengan penambahan 10% CaCO3 pada proses
karburising dengan waktu 4 jam, kekerasan permukaan dapat mencapai 44 VHN atau sekitar 6 kali
kekerasan awalnya.
Kata kunci: “Kalsium Karbonat”, “Karburising”.
95
2. Metode Penelitian 2.3. Pengujian
2.1. Bahan Penelitian. Uji Kekerasan dan Pengukuran case depth
Pengujian kekerasan menggunakan mikro
Pada penelitian ini sebagai media karburising
vickers dengan beban 10 gram. Pengujian ini
digunakan serbuk arang batok kelapa,
untuk mengukur kekerasan permukaan hasil
sedangkan baja karbon rendah yang dipakai
quenching dan untuk mengukur kedalaman
sebagai substrat penelitian memiliki komposisi
lapisan difusi karbon (case depth).
kimia: 99,04% Fe; 0,082% C; 0,067% Si;
0,475% Mn; 0,016% P; 0,018% S; 0,134% Ni;
0,004% Mo; 0,027% Cu; 0,01% Nb; 0,01% V 3. Hasil Dan Pembahasan
dan 0,06% W. Kekerasan dan Case Depth.
2.2. Proses Karburising. Pada gambar 4 ditunjukkan kurva pengukuran
kekerasan tebal lapisan yang diperoleh pada
Dipakai metode pack karburising. Arang batok
proses karburising dengan waktu 4 jam.
kelapa setelah dihancurkan kemudian diayak.
Tampak bahwa, dengan penambahan 10%
Kalsium karbonat dicampurkan dengan
CaCO3, memberikan lapisan keras yang
komposisi 0, 5, 10, 15, dan 20 % berat.
paling tebal. Hal ini ditandai dengan
Pemilihan prosentase didasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Suryanto penurunan kekerasan dari tepi benda uji ke
(2003). Pada penelitian tersebut Suryanto bagian tengah mencapai jarak yang paling
menggunakan barium karbonat sebanyak 0, panjang. Di sisi lain kekerasan permukaan
20, 25, dan 30 % berat, serta 3 % kalsium pada penambahan 10% CaCO3 juga paling
karbonat. Substrat diletakkan dalam kotak baja tinggi, yaitu 44 VHN.
di dalam lingkungan campuran serbuk arang
batok kelapa–kalsium karbonat. Setelah itu,
kotak dimasukkan dalam dapur pemanas. Suhu
proses karburising dipilih 850 0C, dengan
waktu proses 2, 3 dan 4 jam. Pemilihan suhu
proses karburising didasarkan pada komposisi
kimia baja karbon yang digunakan, yaitu 0,082
%C. Proses difusi atom akan terjadi pada suhu
kira-kira 0,5 melting point (Budinski, 1999).
Gambar 4. Kurva pengukuran tebal lapisan
Dari diagram fasa Fe-C, diketahui baja karbon keras pada proses karburising
tersebut memiliki melting point ±1600 0C. dengan lama 4 jam
Setelah karburising, baja karbon diquenching
secara bersamaan ke dalam air suhu kamar
untuk memperoleh lapisan keras pada
permukaannya.
4. Kesimpulan
a. Penambahan 10% kalsium karbonat pada
serbuk arang batok kelapa sebagai media
proses karburising memberikan tebal
lapisan keras yang optimal.
b. CaCO3 kurang efektif digunakan sebagai
Gambar 7. Kurva pengukuran tebal lapisan energizer pada proses karburising dengan
keras pada proses karburising waktu 2 dan 3 jam.
tanpa penambahan CaCO3 c. Pada proses karburising dengan waktu 4
jam, kekerasan permukaan dapat mencapai
Bila gambar 5 dan 6 dibandingkan dengan 44 VHN atau sekitar 6 kali kekerasan
gambar 7, tampak jelas bahwa proses awalnya.
karburising dengan waktu 2 dan 3 jam sama
sekali tidak efektif. Justru penambahan 5. Daftar Pustaka
CaCO3 terlihat menghambat laju difusi atom Budinski, G., dan Budinski., K., (1999),
karbon baik dari sisi ketebalan lapisannya “Engineering Materials-properties
maupun kekerasan yang dicapai. Hal ini and selection”, 6th edition, Prentice
mungkin berkaitan dengan laju terurainya CO Hall International, Inc., New Jersey,
dari CaCO3 yang agak lambat, sehingga laju USA.
97
Poor, R., dan Verhoff, S., (2002), “New Prosiding Seminar Nasional Aplikasi
Technology is The Next Step In Sains dan Teknologi 2003, Institut
Vacuum Carburizing”, Surface Sains & Teknologi AKPRIND, 18
Combution Inc., Maumee, Ohio, Oktober 2003.
USA. Suryanto, H., Malau, V., dan Samsudin, 2003,
Rajan, T.V., Sharma, C.P., dan Sharma, A., “Pengaruh Penambahan Barium
1997, “Heat Treatment–Principles Karbonat pada Media Karburasi
and Techniques”, revised edition, terhadap Karakteristik Kekerasan
Prentice Hall of India, New Delhi, Lapisan Karburasi Baja Karbon
India. Rendah”, Proceeding Seminar
Sudarsono., Ferdian, D., dan Soedarsono, Nasional Teknik Mesin 2003,
J.W., 2003, “Pengaruh Media Celup Universitas Brawijaya, Malang, 11
dan Waktu Tahan Pada Karburasi Oktober 2003.
Padat Baja AISI SAE 1522”,
98