Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH KALSIUM KARBONAT PADA PROSES KARBURIZING

UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA KARBON


Nanang Budi Sriyanto
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Sudarto, SH., Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS, Semarang 50329
Telp. 747317 , 7499585 (Hunting), Fax. 7472396
e-mail: nanangbud@yahoo.com

Abstrak
Proses karburising merupakan salah satu proses pengerasan permukaan baja karbon rendah dengan metode
difusi atom karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan Kalsium Karbonat (CaCO3)
sebagai energizer pada proses karburising. Serbuk arang batok kelapa digunakan sebagai media penambah
unsur karbon dengan komposisi 0, 5, 10, 15, dan 20% berat, sedangkan substrat baja karbon rendah
berdiameter 20 mm, tebal 10 mm memiliki komposisi: 99,04% Fe; 0,082% C; 0,067% Si; 0,475% Mn;
0,016% P; 0,018% S; 0,134% Ni; 0,004% Mo; 0,027% Cu; 0,01% Nb; 0,01% V dan 0,06% W. Proses
karburising dilakukan pada suhu 850 0C, dengan lama waktu proses 2, 3, dan 4 jam. Pengerasan permukaan
dilakukan dengan memanaskan kembali substrat pada suhu 850 0C dan di quenching pada media air suhu
kamar. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa dengan penambahan 10% CaCO3 pada proses
karburising dengan waktu 4 jam, kekerasan permukaan dapat mencapai 44 VHN atau sekitar 6 kali
kekerasan awalnya.
Kata kunci: “Kalsium Karbonat”, “Karburising”.

transmisi yang berbahan dasar baja paduan


1. Pendahuluan
AISI 5130. Walaupun gear helix memiliki
Perlakuan panas kimiawi merupakan proses geometri yang rumit tetapi lapisan karbon
yang digunakan untuk memperoleh sifat yang yang diperoleh pada diameter pitch dan root
berbeda pada permukaan dan bagian tengah gear sangat seragam.
komponen (Rajan, 1997). Kondisi demikian Proses karburising dapat pula dilakukan secara
kadang diperlukan pada komponen yang harus sederhana, yaitu dengan metode pack
keras permukaannya dan tahan aus, tetapi karburising. Proses ini terdiri dari dua metode
bagian tengahnya lebih liat dan tangguh. perlakuan terhadap komponen, yaitu:
Kombinasi sifat ini menjamin komponen (1) Perlakuan termokimia karena komposisi
memiliki ketahanan aus yang cukup untuk kimia permukaan baja diubah dengan
memberi umur pakai lebih lama di samping difusi karbon dan/atau nitrogen dan
cukup tangguh terhadap kejutan. terkadang dengan elemen lainnya.
Karburising adalah suatu proses penambahan (2) Transformasi fasa akibat pemanasan dan
unsur karbon pada permukaan sebuah pendinginan cepat permukaan luar
komponen secara difusi untuk meningkatkan (Rajan, 1997).
sifat fisis dan mekanis. Sampai saat ini proses
karburising masih banyak digunakan, bahkan
telah dikembangkan menggunakan sistem
vakum dengan metode karburising cair (liquid
carburizing). Proses karburising dengan
teknologi modern ini dikembangkan oleh
Ralph Poor dan Stephen Verhoff dari
perusahaan Surface Combution Inc, Maumee Gambar 1. Pemodelan terjadinya proses difusi:
Ohio USA (2002) dan telah digunakan pada (a) Secara Interstisi, (b) Secara
komponen gear helix (roda gigi helix) untuk Substitusi (Budinski ,1999: 303)
94
Difusi adalah gerak spontan dari atom atau media karburasi serbuk arang kayu-barium
molekul di dalam bahan yang cenderung karbonat terhadap laju keausan baja karbon
membentuk komposisi yang seragam rendah.
(Budinski, 1999). Model difusi pada bahan Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan
padat diperlihatkan pada gambar 1. Hukum bahwa 25% barium karbonat memberikan
pertama Fick’s menyatakan bahwa difusi dari kekerasan permukaan tertinggi dan
sebuah elemen dalam suatu bahan substrat peningkatan ketahanan aus higga 294%. Pada
merupakan fungsi koefisien difusi dan gradien kedua penelitian tersebut, di samping barium
konsentrasi. karbonat, Suryanto juga menambahkan
Pada sistem pack karburising, komponen kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 3%, pada
ditempatkan dalam kotak yang berisi media media karburasi. Sedangkan Sudarsono (2003)
penambah unsure karbon, kemudian meneliti pengaruh waktu proses karburising
dipanaskan pada suhu austenisasi sehingga dan media pencelupan dingin (quenchant)
media penambah unsur karbon saat pemanasan pada baja AISI SAE 1522. Pada penelitian ini
akan mengeluarkan gas CO2 dan CO. Gas CO Sudarsono, dkk, menggunakan natrium
ini bereaksi dan terurai pada permukaan baja karbonat sebanyak 20% sebagai energizer
karbon rendah membentuk atom karbon yang pada media karburasi serbuk arang batok
kemudian berdifusi ke permukaan baja, kelapa dengan waktu proses karburising 2, 3,
sehingga kadar karbon pada permukaan baja dan 4 jam. Penambahan kalsium karbonat
akan meningkat. (CaCO3) berfungsi sebagai energizer
Media penambah unsur karbon pada proses decomposes dengan reaksi sebagai berikut:
pack karburising umumnya berasal dari serbuk
grafit, arang kayu atau tempurung kelapa.
Zat pengaktif (energizer) biasa ditambahkan
ke dalam media karburasi untuk mempercepat Kalsium karbonat terurai akibat energi panas.
proses pack karburising. Energizer pada proses Karbon dioksida hasil penguraian tersebut
ini umumnya adalah barium karbonat bereaksi dengan karbon dalam arang
sebanyak 20-25% berat dengan sedikit membentuk karbon monoksida (CO) dan
kalsium karbonat atau 20-25% natrium selanjutnya terjadi proses difusi karbon
karbonat dengan sedikit kalsium karbonat. Jadi dengan besi (Fe). Gas CO2 sisa hasil reaksi
kalsium karbonat (CaCO3) umumnya hanya difusi akan segera bereaksi kembali dengan C
ditambahkan dalam jumlah kecil, namun dari arang dan kembali membentuk CO.
seberapa jumlah efektifnya belum diketahui. Proses reaksi ini berlangsung terus menerus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas CaCO3 sebagai energizer pada
proses pack karburising dengan indikator hasil
proses adalah kekerasan permukaan dan tebal
lapisan keras setelah dilakukan quenching.
Proses pack karburising dengan media arang
kayu atau tempurung kelapa saat ini masih
banyak ditelaah seperti yang dilakukan oleh
Suryanto (2003) yang meneliti pengaruh
penambahan barium karbonat pada media
karburasi arang kayu terhadap kekerasan
permukaan baja karbon rendah. Suryanto Gambar 2. Proses pack karburising (Budinski,
(2003) juga mengkaji pengaruh komposisi 1999: 305)

95
2. Metode Penelitian 2.3. Pengujian
2.1. Bahan Penelitian. Uji Kekerasan dan Pengukuran case depth
Pengujian kekerasan menggunakan mikro
Pada penelitian ini sebagai media karburising
vickers dengan beban 10 gram. Pengujian ini
digunakan serbuk arang batok kelapa,
untuk mengukur kekerasan permukaan hasil
sedangkan baja karbon rendah yang dipakai
quenching dan untuk mengukur kedalaman
sebagai substrat penelitian memiliki komposisi
lapisan difusi karbon (case depth).
kimia: 99,04% Fe; 0,082% C; 0,067% Si;
0,475% Mn; 0,016% P; 0,018% S; 0,134% Ni;
0,004% Mo; 0,027% Cu; 0,01% Nb; 0,01% V 3. Hasil Dan Pembahasan
dan 0,06% W. Kekerasan dan Case Depth.
2.2. Proses Karburising. Pada gambar 4 ditunjukkan kurva pengukuran
kekerasan tebal lapisan yang diperoleh pada
Dipakai metode pack karburising. Arang batok
proses karburising dengan waktu 4 jam.
kelapa setelah dihancurkan kemudian diayak.
Tampak bahwa, dengan penambahan 10%
Kalsium karbonat dicampurkan dengan
CaCO3, memberikan lapisan keras yang
komposisi 0, 5, 10, 15, dan 20 % berat.
paling tebal. Hal ini ditandai dengan
Pemilihan prosentase didasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Suryanto penurunan kekerasan dari tepi benda uji ke
(2003). Pada penelitian tersebut Suryanto bagian tengah mencapai jarak yang paling
menggunakan barium karbonat sebanyak 0, panjang. Di sisi lain kekerasan permukaan
20, 25, dan 30 % berat, serta 3 % kalsium pada penambahan 10% CaCO3 juga paling
karbonat. Substrat diletakkan dalam kotak baja tinggi, yaitu 44 VHN.
di dalam lingkungan campuran serbuk arang
batok kelapa–kalsium karbonat. Setelah itu,
kotak dimasukkan dalam dapur pemanas. Suhu
proses karburising dipilih 850 0C, dengan
waktu proses 2, 3 dan 4 jam. Pemilihan suhu
proses karburising didasarkan pada komposisi
kimia baja karbon yang digunakan, yaitu 0,082
%C. Proses difusi atom akan terjadi pada suhu
kira-kira 0,5 melting point (Budinski, 1999).
Gambar 4. Kurva pengukuran tebal lapisan
Dari diagram fasa Fe-C, diketahui baja karbon keras pada proses karburising
tersebut memiliki melting point ±1600 0C. dengan lama 4 jam
Setelah karburising, baja karbon diquenching
secara bersamaan ke dalam air suhu kamar
untuk memperoleh lapisan keras pada
permukaannya.

Gambar 5. Kurva pengukuran tebal lapisan


keras pada proses karburising
Gambar 3. Dimensi benda uji yang akan dengan penambahan 10% CaCO3
dikarburising
96
Pada gambar 5 ditunjukkan pengaruh lama reaksi antara CO2 dan C untuk membentuk
proses karburising ini pada penambahan 10% CO juga terhambat. Sedangkan atom karbon
CaCO3. Dari gambar tersebut semakin jelas bebas dari serbuk arang batok kelapa yang
bahwa waktu proses 2 jam kurang efektif pada akan membentuk gas CO akibat pemanasan
proses karburising ini. Hal demikian terjadi juga terhalang, mungkin karena energi panas
pula pada proses dengan penambahan 20% yang ada digunakan untuk menguraikan
CaCO3 seperti tampak pada gambar 6. CaCO3 terlebih dahulu. CaCO3 yang pada
dasarnya diperoleh dari batu kapur biasa
digunakan sebagai campuran bahan bangunan
dan batu tahan api sebagai pelapis bagian
dalam dapur pemanas. Ini berarti CaCO3
memang sulit terurai dalam waktu yang
singkat.
Namun demikian pada proses dengan waktu 4
jam, penambahan CaCO3 terlihat mampu
meningkatkan laju difusi atom karbon
permukaan baja lunak seperti tampak pada
gambar 10. Bahkan pada penambahan 10%
Gambar 6. Kurva pengukuran tebal lapisan CaCO3 diperoleh peningkatan kekerasan
keras pada proses karburising permukaan sampai 44 VHN atau sekitar enam
dengan penambahan 20% CaCO3 kali dari kekerasan awalnya sebesar 6,5 VHN.
Sedangkan pada proses dengan waktu 2 dan 3
jam peningkatan kekerasan permukaannya
hanya sekitar 2 sampai 3 kali kekerasan
awalnya.

4. Kesimpulan
a. Penambahan 10% kalsium karbonat pada
serbuk arang batok kelapa sebagai media
proses karburising memberikan tebal
lapisan keras yang optimal.
b. CaCO3 kurang efektif digunakan sebagai
Gambar 7. Kurva pengukuran tebal lapisan energizer pada proses karburising dengan
keras pada proses karburising waktu 2 dan 3 jam.
tanpa penambahan CaCO3 c. Pada proses karburising dengan waktu 4
jam, kekerasan permukaan dapat mencapai
Bila gambar 5 dan 6 dibandingkan dengan 44 VHN atau sekitar 6 kali kekerasan
gambar 7, tampak jelas bahwa proses awalnya.
karburising dengan waktu 2 dan 3 jam sama
sekali tidak efektif. Justru penambahan 5. Daftar Pustaka
CaCO3 terlihat menghambat laju difusi atom Budinski, G., dan Budinski., K., (1999),
karbon baik dari sisi ketebalan lapisannya “Engineering Materials-properties
maupun kekerasan yang dicapai. Hal ini and selection”, 6th edition, Prentice
mungkin berkaitan dengan laju terurainya CO Hall International, Inc., New Jersey,
dari CaCO3 yang agak lambat, sehingga laju USA.
97
Poor, R., dan Verhoff, S., (2002), “New Prosiding Seminar Nasional Aplikasi
Technology is The Next Step In Sains dan Teknologi 2003, Institut
Vacuum Carburizing”, Surface Sains & Teknologi AKPRIND, 18
Combution Inc., Maumee, Ohio, Oktober 2003.
USA. Suryanto, H., Malau, V., dan Samsudin, 2003,
Rajan, T.V., Sharma, C.P., dan Sharma, A., “Pengaruh Penambahan Barium
1997, “Heat Treatment–Principles Karbonat pada Media Karburasi
and Techniques”, revised edition, terhadap Karakteristik Kekerasan
Prentice Hall of India, New Delhi, Lapisan Karburasi Baja Karbon
India. Rendah”, Proceeding Seminar
Sudarsono., Ferdian, D., dan Soedarsono, Nasional Teknik Mesin 2003,
J.W., 2003, “Pengaruh Media Celup Universitas Brawijaya, Malang, 11
dan Waktu Tahan Pada Karburasi Oktober 2003.
Padat Baja AISI SAE 1522”,

98

Anda mungkin juga menyukai