2, Oktober 2017
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat VCO terhadap pertumbuhan
Candida albicans isolat vagina. Uji daya hambat VCO terhadap C. albicans isolat vagina
dilakukan dengan metode difusi cakram. C. albicans yang diisolasi memiliki ciri-ciri
koloni yeast, membentuk blastospora, pseudohifa, klamidospora, dan germ tube. VCO
mampu menghambat pertumbuhan C. albicans isolat vagina. VCO pada konsentrasi 90%
memiliki daya hambat tertinggi, dengan nilai zona hambat minimum 24,0 mm, lebih
besar dibandingkan konsentrasi 75% (20 mm), 50% (9,7 mm), 25% (1,9 mm), dan
kontrol negatif (0,0 mm). Namun nilai Zona Hambat tersebut lebih rendah secara
bermakna dengan kontrol positif (Ketokenazol 2%) (p< 0,05). VCO mengandung berbagai
zat aktif yang dapat bekerja sebagai anti fungi, seperti asam laurat, asam kaprilat, dan
asam kaprat. Zat monolaurin dan monokaprin yang dihasilkan VCO dapat merusak
membran sel jamur. Berdasarkan hasil tersebut VCO berpotensi digunakan sebagai obat
alternatif untuk infeksi C. albicans
Abstratc
The purpose of this study to determine the resistivity of VCO against the growth of
vaginal isolates of Candida albicans. The VCO resistivity test against vaginal isolates of
C. albicans is performed by the disc diffusion method. C. albicans was successfully
isolated from the vaginal swab which is characterized by the yeast colonies, forming
blastospores, pseudohifa, chlamydospora, and germ tube. Disc diffusion test results
showed that VCO can inhibit the growth of C. albicans fungus. VCO at a concentration of
90% had the highest resistivity, with a minimum inhibit zone value of 24.0 mm, greater
than VCO at concentrations of 75% (20 mm), 50% (9.7 mm), 25% (1.9 mm), and
negative control (0.0 mm). However, the value of the Inhibitory Zone was significantly
lower with positive control (Ketokenazol 2%) (p <0.05). VCO contains various active
substances that can be working as anti-fungi, such as lauric acid, caprylic acid, and acid
kaprat. Substances monolaurin and monokaprin which VCO produce can damage the
structure of cell membrane fungus. Based on these results, the VCO is potentially used
as an alternative medicine for infection of C. albicans
PENDAHULUAN
Kasus infeksi karena jamur Candida 2015; Arendrup, 2010). Berbagai fakor
mengalami peningkatan secara global. pendukung lainnya juga menjadi penyebab
Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya infeksi Candida seperti
meningkatnya jumlah populasi yang infeksi HIV, diabetes melitus, konsumsi
beresiko terinfeksi Candida seperti antibiotik, dan usia (Salehei et al., 2012).
penerima transplantasi organ, penderita Hasil analisis restropektif pada suatu studi
kanker dan pasien dengan terapi melaporkan prevalensi kandidemia secara
imunosupresan (Sanguinetti & Posteraro,
global mencapai 6,9 % dalam 1000 pasien vagina resisten terhadap anti fungi
(Kett et al., 2011). flukonazole dan econazole. Sedangkan
Genus Candida memiliki 17 spesies pada penelitian Cernicka & Subik (2006)
yang diketahui menjadi agen etiologi infeksi dari 22 isolat C. albicans yang resisten
pada manusia. Lebih dari 90 % infeksi terhadap fluconazole, 12 isolat
invasif disebabkan oleh C. albicans, C. menunjukkan resistensi silang terhadap
glabrata, C. parapsilosis, C. tropicalis, dan itraconazole dan 15 terhadap voriconazole.
C. krusei (Sardi et al., 2013; Pfaller et al., Resistensi Candida terhadap agen
2007). Infeksi oleh jamur Candida anti fungi tersebut didapatkan selama
menyebabkan kandidiasis, suatu infeksi proses pengobatan. Hal ini menimbulkan
jamur akut atau sub akut pada berbagai masalah yang serius dalam tata laksana
bagian tubuh seperti vagina, rongga mulut, infeksi Candida (Sanguinetti & Posteraro,
atau menimbulkan sistemik yang 2015). Oleh karena itu diperlukan strategi
disebarkan melalui aliran darah. Jamur lain dalam pengobatan infeksi Candida
Candida pada dasarnya merupakan flora seperti penggunaan obat berbahan alam
normal yang berkolonisasi pada usus, yang efektif untuk infeksi Candida.
rongga mulut, dan saluran vagina. Namun Salah satu derivat dari tanaman yang
pada kondisi tertentu pertumbuhan dari diketahui memiliki efek anti fungi adalah
jamur-jamur tersebut dapat berlebih dan Virgin Coconut Oil atau VCO. VCO
menimbulkan infeksi oportunistik (Lass- diproduksi tanpa melalui proses
Flörl, 2009). pengilangan, pemutihan, penghilangan bau
C. albicans dilaporkan menjadi dan tanpa pemanasan. Proses produksi
spesies utama penyebab kandidiasis tersebut menyebabkan VCO mengandung
dengan berbagai bentuk klinis, mulai dari banyak substansi aktif yang secara alami
kandidiasis orofaringeal atau vulvovaginal ada pada minyak kelapa (Maidin & Ahmad,
sampai kandidiasis sistemik terutama pada 2015). Sejumlah asam lemak ditemukan
pasien imunokompromais (Pfaller et al., pada VCO seperti asam kaproat, kaprilat,
2011). Hasil suatu studi menunjukkan 50-70 kaprat, mirustat, palmitat, stearate, olerat,
% kandidiasis sistemik disebabkan oleh C. linoleat, dan asam laurat yang memiliki
albicans (Arendrup, 2010). Pada penderita persentase kadar paling tinggi, sebesar 47
HIV, kandidiasis orofaringeal merupakan %. Senyawa monolaurin dari asam laurat
bentuk infeksi oportunistik paling tinggi tersebut menyebabkan VCO memiliki efek
yang mencapai 80-90 % kasus anti mikroba, baik untuk bakteri atau jamur
(Deorukhkar, 2016). Sedangkan kandidiasis dengan cara merusak komponen lipid
vulvovaginal merupakan bentuk yang paling membran sel (Marina et al., 2009).
sering ditemukan bahkan pada perempuan Berdasarkan hal tersebut maka VCO
yang sehat (Salehei et al., 2012). dalam penelitian ini diuji kemampuannya
Perubahan epidemologi infeksi oleh dalam menghambat pertumbuhan C.
jamur Candida salah satunya disebabkan albicans isolat vagina yang dapat
karena menurunnya sensitifitas Candida menimbulkan kandidiasis vulvovaginal.
terhadap agen anti fungi. Berbagai spesies Potensi anti fungi dari VCO diuji dengan
Candida diketahui memiliki sensitifitas yang metode difusi cakram. Penelitian tentang
bervariasi terhadap agen anti fungi. potensi VCO sebagai anti fungi belum
Beberapa jenis dilaporkan telah resisten banyak dilakukan. Penelitian ini diharapkan
terhadap fluconazole yang umumnya menjadi uji pendahuluan tentang potensi
digunakan sebagai antifungi profilaksis dan anti Candida dari VCO sehingga dapat
terapitik untuk infeksi Candida (Sanguinetti membuka penelitian lanjutan dalam rangka
& Posteraro, 2015). pengembangan VCO sebagai anti fungi,
Penelitian yang dilakukan oleh khususnya untuk mengontrol infeksi
Salehei et al. (2012) menunjukkan 43 isolat Candida.
C. albicans yang diisolasi dari sampel
A B C
Gambar 2. Hasil identifikasi mikroskopis jamur Candida albicans pada perbesaran 40x
Keterangan: A (blastospora) ; B (pseudohifa, klamidospora) ; C (germ tube)
Adapun hasil uji gula-gula pada koloni tersebut terlihat pada Tabel 1.
Gambar 3. Zona hambat minimum VCO terhadap pertumbuhan C. albicans isolat vagina
(Konsentrasi VCO 90 %, 75 %, 50 %, 25%, K+ (Kontrol positif), dan K-(Kontrol negatif)
Keterangan : A (ulangan 1) ; B (ulangan 2) ; C (ulangan 3)
Gambar 4. Rata-rata diameter zona hambat minimum VCO dalam berbagai konsentrasi
terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans isolate vagina
Vautier, S. et al. 2015. Candida albicans acids inhibit hyphal growth and
colonization and dissemination from virulence in Candida albicans. PloS
the murine gastrointestinal tract: The one. 8(9).
influence of morphology and Th17 Zordan, R. & Cormack, B. 2012. Adhesins
immunity. Cellular Microbiology. 17(4). in Opportunistic Fungal Pathogens.
445–450. Washington, DC: ASM Press.
Vediyappan, G. et al. 2013. Gymnemic