Anda di halaman 1dari 11

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No.

2, Oktober 2017

DAYA HAMBAT VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP PERTUMBUHAN


JAMUR Candida albicans ISOLAT VAGINA
Burhannuddin1, I W. Karta2, B.Tresnanda3, I G. N. D. Putra4, I P. A. Darmada5, I. I D.
A. Pradnyadhita6, I W. B. A. Gunawan7, I M. B. Ariawan8
1,2,3,4,5,6,7,8Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Denpasar
Denpasar, Indonesia

E-mail: boerhan28@gmail.com, dwijaputra07@gmail.com, adidarmada@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat VCO terhadap pertumbuhan
Candida albicans isolat vagina. Uji daya hambat VCO terhadap C. albicans isolat vagina
dilakukan dengan metode difusi cakram. C. albicans yang diisolasi memiliki ciri-ciri
koloni yeast, membentuk blastospora, pseudohifa, klamidospora, dan germ tube. VCO
mampu menghambat pertumbuhan C. albicans isolat vagina. VCO pada konsentrasi 90%
memiliki daya hambat tertinggi, dengan nilai zona hambat minimum 24,0 mm, lebih
besar dibandingkan konsentrasi 75% (20 mm), 50% (9,7 mm), 25% (1,9 mm), dan
kontrol negatif (0,0 mm). Namun nilai Zona Hambat tersebut lebih rendah secara
bermakna dengan kontrol positif (Ketokenazol 2%) (p< 0,05). VCO mengandung berbagai
zat aktif yang dapat bekerja sebagai anti fungi, seperti asam laurat, asam kaprilat, dan
asam kaprat. Zat monolaurin dan monokaprin yang dihasilkan VCO dapat merusak
membran sel jamur. Berdasarkan hasil tersebut VCO berpotensi digunakan sebagai obat
alternatif untuk infeksi C. albicans

Kata kunci: Daya hambat, VCO, Candida albicans, isolate vagina

Abstratc
The purpose of this study to determine the resistivity of VCO against the growth of
vaginal isolates of Candida albicans. The VCO resistivity test against vaginal isolates of
C. albicans is performed by the disc diffusion method. C. albicans was successfully
isolated from the vaginal swab which is characterized by the yeast colonies, forming
blastospores, pseudohifa, chlamydospora, and germ tube. Disc diffusion test results
showed that VCO can inhibit the growth of C. albicans fungus. VCO at a concentration of
90% had the highest resistivity, with a minimum inhibit zone value of 24.0 mm, greater
than VCO at concentrations of 75% (20 mm), 50% (9.7 mm), 25% (1.9 mm), and
negative control (0.0 mm). However, the value of the Inhibitory Zone was significantly
lower with positive control (Ketokenazol 2%) (p <0.05). VCO contains various active
substances that can be working as anti-fungi, such as lauric acid, caprylic acid, and acid
kaprat. Substances monolaurin and monokaprin which VCO produce can damage the
structure of cell membrane fungus. Based on these results, the VCO is potentially used
as an alternative medicine for infection of C. albicans

Keywords : resistivity, VCO, Candida albicans, vaginal isolates

PENDAHULUAN
Kasus infeksi karena jamur Candida 2015; Arendrup, 2010). Berbagai fakor
mengalami peningkatan secara global. pendukung lainnya juga menjadi penyebab
Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya infeksi Candida seperti
meningkatnya jumlah populasi yang infeksi HIV, diabetes melitus, konsumsi
beresiko terinfeksi Candida seperti antibiotik, dan usia (Salehei et al., 2012).
penerima transplantasi organ, penderita Hasil analisis restropektif pada suatu studi
kanker dan pasien dengan terapi melaporkan prevalensi kandidemia secara
imunosupresan (Sanguinetti & Posteraro,

Jurnal Sains dan Teknologi | 209


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

global mencapai 6,9 % dalam 1000 pasien vagina resisten terhadap anti fungi
(Kett et al., 2011). flukonazole dan econazole. Sedangkan
Genus Candida memiliki 17 spesies pada penelitian Cernicka & Subik (2006)
yang diketahui menjadi agen etiologi infeksi dari 22 isolat C. albicans yang resisten
pada manusia. Lebih dari 90 % infeksi terhadap fluconazole, 12 isolat
invasif disebabkan oleh C. albicans, C. menunjukkan resistensi silang terhadap
glabrata, C. parapsilosis, C. tropicalis, dan itraconazole dan 15 terhadap voriconazole.
C. krusei (Sardi et al., 2013; Pfaller et al., Resistensi Candida terhadap agen
2007). Infeksi oleh jamur Candida anti fungi tersebut didapatkan selama
menyebabkan kandidiasis, suatu infeksi proses pengobatan. Hal ini menimbulkan
jamur akut atau sub akut pada berbagai masalah yang serius dalam tata laksana
bagian tubuh seperti vagina, rongga mulut, infeksi Candida (Sanguinetti & Posteraro,
atau menimbulkan sistemik yang 2015). Oleh karena itu diperlukan strategi
disebarkan melalui aliran darah. Jamur lain dalam pengobatan infeksi Candida
Candida pada dasarnya merupakan flora seperti penggunaan obat berbahan alam
normal yang berkolonisasi pada usus, yang efektif untuk infeksi Candida.
rongga mulut, dan saluran vagina. Namun Salah satu derivat dari tanaman yang
pada kondisi tertentu pertumbuhan dari diketahui memiliki efek anti fungi adalah
jamur-jamur tersebut dapat berlebih dan Virgin Coconut Oil atau VCO. VCO
menimbulkan infeksi oportunistik (Lass- diproduksi tanpa melalui proses
Flörl, 2009). pengilangan, pemutihan, penghilangan bau
C. albicans dilaporkan menjadi dan tanpa pemanasan. Proses produksi
spesies utama penyebab kandidiasis tersebut menyebabkan VCO mengandung
dengan berbagai bentuk klinis, mulai dari banyak substansi aktif yang secara alami
kandidiasis orofaringeal atau vulvovaginal ada pada minyak kelapa (Maidin & Ahmad,
sampai kandidiasis sistemik terutama pada 2015). Sejumlah asam lemak ditemukan
pasien imunokompromais (Pfaller et al., pada VCO seperti asam kaproat, kaprilat,
2011). Hasil suatu studi menunjukkan 50-70 kaprat, mirustat, palmitat, stearate, olerat,
% kandidiasis sistemik disebabkan oleh C. linoleat, dan asam laurat yang memiliki
albicans (Arendrup, 2010). Pada penderita persentase kadar paling tinggi, sebesar 47
HIV, kandidiasis orofaringeal merupakan %. Senyawa monolaurin dari asam laurat
bentuk infeksi oportunistik paling tinggi tersebut menyebabkan VCO memiliki efek
yang mencapai 80-90 % kasus anti mikroba, baik untuk bakteri atau jamur
(Deorukhkar, 2016). Sedangkan kandidiasis dengan cara merusak komponen lipid
vulvovaginal merupakan bentuk yang paling membran sel (Marina et al., 2009).
sering ditemukan bahkan pada perempuan Berdasarkan hal tersebut maka VCO
yang sehat (Salehei et al., 2012). dalam penelitian ini diuji kemampuannya
Perubahan epidemologi infeksi oleh dalam menghambat pertumbuhan C.
jamur Candida salah satunya disebabkan albicans isolat vagina yang dapat
karena menurunnya sensitifitas Candida menimbulkan kandidiasis vulvovaginal.
terhadap agen anti fungi. Berbagai spesies Potensi anti fungi dari VCO diuji dengan
Candida diketahui memiliki sensitifitas yang metode difusi cakram. Penelitian tentang
bervariasi terhadap agen anti fungi. potensi VCO sebagai anti fungi belum
Beberapa jenis dilaporkan telah resisten banyak dilakukan. Penelitian ini diharapkan
terhadap fluconazole yang umumnya menjadi uji pendahuluan tentang potensi
digunakan sebagai antifungi profilaksis dan anti Candida dari VCO sehingga dapat
terapitik untuk infeksi Candida (Sanguinetti membuka penelitian lanjutan dalam rangka
& Posteraro, 2015). pengembangan VCO sebagai anti fungi,
Penelitian yang dilakukan oleh khususnya untuk mengontrol infeksi
Salehei et al. (2012) menunjukkan 43 isolat Candida.
C. albicans yang diisolasi dari sampel

Jurnal Sains dan Teknologi | 210


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

METODE pada media PDA dengan suhu inkubasi 37


o
Jenis Penelitian C selama 24-72 jam. Koloni yang tumbuh
Jenis penelitian yang digunakan diidentifikasi secara makroskopis,
adalah penelitian eksperimental dengan mikroskopis (Jasim et al., 2016), dan uji
mengobservasi dan menganalisis daya biokimia. Isolat jamur yang terisolasi
hambat VCO terhadap pertumbuhan C. disimpan pada suhu 40 C kemudian
albicans isolat vagina dengan metode difusi diremajakan sebelum digunakan untuk
cakram. pengujian daya hambat VCO.
Uji daya hambat VCO terhadap
Waktu dan tempat pertumbuhan C. albicans isolat vagina
Penelitian ini dilakukan selama bulan dilakukan dengan metode difusi cakram.
Agustus s/d Desember 2016 di Metode ini dilakukan dengan merendam
Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis cakram kosong terlebih dahulu selama 30-
Kesehatan Poltekkes Denpasar. 60 menit pada masing-masing konsentrasi
larutan VCO dengan kloroform sebagai
Sampel Penelitian pelarut. Selanjutnya dibuat suspensi C.
Sampel VCO diperoleh dari produk albicans dengan nilai Mc Farland 0.5
yang dihasilkan oleh industri rumah tangga menggunakan densitometer. Suspensi yang
Balicocos, Tabanan. Sampel kemudian diuji berisi C. albicans selanjutnya disebarkan
dalam berbagai konsentrasi yang dibuat secara merata pada permukaan media PDA
dengan mengencerkan stok sampel menggunakan lidi kapas steril. Setelah
sehingga didapatkan konsentrasi VCO 25, permukaan media mengering, cakram yang
50, 75 dan 90 %. telah direndam ditempelkan masing-masing
pada permukaan media PDA, diinkubasi 37
Isolat Kuman o
C, selama 24-72 jam, diamati zona hambat
Jamur C. albicans yang diuji adalah yang terbentuk. Kontrol positif dibuat
hasil isolasi dari sampel swab vagina. dengan menggunakan cakram yang
Sampel diperoleh dari Laboratorium mengandung ketokenazol 2 %. Sedangkan
Puskesmas Kuta Selatan Badung, berasal kontrol negatif menggunakan cakram
dari 25 pasien Pekerja Seks Komersil kosong yang mengandung klorofom
(PSK) yang rutin melakukan pemeriksaan sebagai pelarut. Setiap perlakuan diuji
kesehatan reproduksi. dalam tiga kali ulangan dengan dua
replikasi.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam Metode Pengumpulan Data
penelitian ini antara lain : Biological Safety Metode pengumpulan data melalui
Cabinet (BSC) level II, Inkubator, Mikroskop observasi dari zona hambat yang dihasilkan
Binokuler, Mc Farland Densitometer, VCO pada pertumbuhan C. albicans isolat
standar Mc Farland 0,5, api bunsen, vagina. Data berupa zona hambat minimum
petridish, jangka sorong dan ose. yang diperoleh dengan uji difusi cakram
Sedangkan bahan yang digunakan pada media PDA dan diukur dengan
antara lain : NaCl 0,9 %, media Potato menggunakan jangka sorong.
Dextro Agar (PDA), alkohol 70 %, objek
glass, LCB, lidi swab stril dan tisu. Analisis Data
Data yang didapatkan dianalisis
Prosedur Kerja statistika dengan uji T berpasangan bila
C. albicans diisolasi dari sampel klinis data berdistribusi normal, dengan uji non
swab vagina. Sampel diambil dengan swab parametrik Wilcoxon bila data distribusi
menggunakan lidi kapas steril, dimasukkan tidak normal, dan analisi dengan two ways
ke dalam media stuart, kemudian di bawa anova untuk mengetahui perbedaan yang
ke Laboratorium Bakteriologi Jurusan bermakna
Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar.
Jamur C. albicans kemudian ditumbuhkan

Jurnal Sains dan Teknologi | 211


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Koloni jamur yang tumbuh pada


Isolasi Jamur Candida albicans media PDA diidentifikasi secara
Jamur C. albicans diisolasi dari makroskopis dan mikroskopis. Pada media
pasien yang melakukan pemeriksaan rutin PDA didapatkan koloni yeast dengan ciri-
kesehatan reproduksi di Puskesmas Kuta ciri berukuran sedang, berwarna krem,
Selatan, Badung. Sampel diambil dengan dengan tepi koloni halus (Gambar 1). Uji
teknik swab menggunakan lidi kapas steril, lebih lanjut dilakukan dengan pemeriksaan
dan ditransport ke laboratorium Bakteriologi mikroskopis menggunakan pewarna LCB.
menggunakan media Stuart. Sampel Hasil pengamatan di bawah mikroskop
tersebut kemudian ditanam pada media ditemukan blastospora, pseudohifa,
PDA, diinkubasi pada suhu 37 oC selama klamidospora, dan germ tube (Gambar 2)
24 – 72 jam.

Gambar 1. Koloni yeast pada media PDA dengan suhu inkubasi 37 oC

A B C
Gambar 2. Hasil identifikasi mikroskopis jamur Candida albicans pada perbesaran 40x
Keterangan: A (blastospora) ; B (pseudohifa, klamidospora) ; C (germ tube)

Blastospora dari C. albicans berkembang menjadi pseudohifa (Gambar


membentuk tunas yang muncul dari sel 2 C).
yeast (Gambar 2 A). C. albicans dicirikan Koloni yang menunjukkan ciri-ciri
dengan kemampuannya membentuk hifa seperti di atas selanjutnya disubkultur ke
semu (pseudohifa) dan hifa membulat media PDA, diinkubasi pada suhu 37 oC
dengan dinding yang tebal (klamidospora) selama 24-72 jam. Koloni yang tumbuh
(Gambar 2 B). Ciri khas lain dari jamur ini pada media hasil subkultur selanjutnya
adalah menghasilkan germ tube, berupa diuji gula-gula untuk melengkapi hasil
tabung hifa bertunas yang dapat identifikasi makroskopis dan mikroskopis.

Jurnal Sains dan Teknologi | 212


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Adapun hasil uji gula-gula pada koloni tersebut terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil uji gula-gula koloni Candida albicans

Sampel Uji Gula-gula Hasil


Koloni Candida Glukosa Positif
Lactosa Negatif
Maltosa Negatif
Sukrosa Negatif
Mannitol Negatif

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan Infeksi oportunistik yang ditimbulkan


(suhu inkubasi, makroskopis, mikroskopis, oleh C. albicans menyebabkan kandidiasis
dan gula-gula) maka isolat Candida yang dengan derajat patogenitas bervariasi
berhasil diisolasi adalah jenis C. albicans. mulai dari akut, sub-akut, dan kronik.
Pada penelitian ini, isolat C. albicans Infeksi terlokalisasi pada mulut,
didapatkan dari pasien yang beresiko tenggorokan, kulit, vagina, paru, saluran
terkena infeksi kandidiasis vulvovaginal. pencernaan, atau sistemik menjadi
Dengan melakukan swab pada vagina dan kandidemia, endokarditis, dan meningitis
ditransport pada media Stuart diharapkan (Khan et al., 2010).
jamur dapat tumbuh pada media PDA Pada saluran pencernaan, C.
sehingga dapat diidentifikasi lebih lanjut. albicans merupakan penyusun mikroflora
Identifikasi jamur Candida dilakukan usus. Bentuknya pleomorfik dan dapat
dengan membuat sediaan jamur untuk mengalami transisi morfogenik mulai dari
melihat struktur-struktur khas yang bentuk yeast, pseudohifa, dan hifa sejati
dihasilkan dalam proses pertumbuhannya. (Vediyappan et al., 2013). Pada individu
Penelitian yang dilakukan oleh sehat umumnya menyebabkan infeksi
Salehi et al. (2016) menunjukkan bahwa superfisial sampai intermediat, tetapi pada
C. albicans merupakan isolat dominan individu imunokompromais dapat
yang ditemukan pada pasien menimbulkan infeksi yang invasif. Sekitar
vulvovaginitis dan Infeksi Saluran Kemih 70 % perempuan dapat mengalami
(ISK). C. albicans secara signifikan kandidiasis vulvovaginal sekali dalam
ditemukan lebih banyak pada perempuan hidupnya dan 20 % diantaranya dapat
dibandingkan pada laki-laki. Pada media mengalami kekambuhan (Khan et al.,
Corn Meal Agar, C. albicans memiliki tipe 2010).
koloni yang khas dan memproduksi germ Manusia terpapar pertama kali oleh
tube. jamur Candida melalui saluran vagina
C. albicans merupakan jenis ketika lahir. Jamur kemudian berkolonisasi
Candida yang menjadi penyebab utama pada berbagai bagian tubuh terutama
kandidiasis (Sanguinetti & Posteraro, pada rongga mulut, usus, vagina dan
2015). Jamur ini merupakan flora normal menjadi komensal (Miranda et al. 2009).
yang dapat diisolasi terutama dari lapisan Hasil indetifikasi molekuler menunjukkan
mukosa tubuh seperti saluran vagina dan C. albicans merupakan jenis yang
rongga mulut (Jasim et al., 2016). ditemukan paling banyak pada tubuh
Meskipun sebagai flora normal, C. manusia (73 %), diikuti C. tropicalis
albicans merupakan agen infeksi (15.0%), C. glabrata, (3.6%), dan C.
oportunistik terutama pada individu yang parapsilosis (5.4% (Guerrero et al., 2016)
mengalami gangguan imunitas. Pada Jamur Candida memiliki faktor
penderita HIV, C. albicans dapat adhesi yang membantu kolonisasi pada
menyebabkan kandidiasis orofaringeal, berbagai bagian tubuh tersebut dan juga
vulvovaginal, dan dapat meluas menjadi berperan dalam patogenesis jamur.
kandidiasis sistemik (Salehei et al., 2012). Berbagai molekul protein dapat
disekresikan ke permukaan sel dan

Jurnal Sains dan Teknologi | 213


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

membantu pelekatan Candida para sel diploid dengan kromosom berjumlah


mukosa seperti protein famili Als, Hwp1, delapan. Pada tubuh manusia dapat
dan Eap1. Protein adhesin seperti Als3 memiliki bentuk dimorfik, yaitu antara
dan Hwp1 dominan diekspresikan selama bentuk yeast dan filamen (Pfaller &
pembentukan hifa dan membantu struktur Diekema, 2002).
tersebut melekat pada sel hospes Tidak seperti jamur pada umumnya,
(Zordan, 2012). Transisi morfologi dari C. albicans di laboratorium dapat tumbuh
yeast ke hifa memiliki peran penting dalam pada suhu 37 oC dengan menggunakan
patogenesis C. albicans (Vautier et al., media yang sesuai. Pada suhu tersebut,
2015) C. albicans dapat membentuk struktur
Struktur hifa tersebut kemudian tambahan seperti pseudohifa,
dapat berinvasi ke sel fagositik melalui klamidospora dan germ tube. Struktur-
mekanisme endositosis terinduksi atau struktur tersebut khas pada C. albicans
berpenetrasi secara aktif. Endositosis sehingga membantu identifikasi dan
terinduksi dimediasi oleh protein invasin diferensiasi dengan jenis Candida yang
Als3 yang melekat pada reseptor sel lainnya (Jasim et al., 2016)
epithelial atau endothelial. Pelekatan ini
akan mentrigger masuknya hifa jamur Uji Daya Hambat VCO terhadap
secara endositosis (Liu & Filler, 2011). Pertumbuhan C. albicans
Sedangkan penetrasi secara aktif Daya hambat VCO terhadap
dilakukan baik secara langsung ke dalam pertumbuhan C. albicans diuji dengan
sel hospes atau antar sel hospes. metode difusi cakram. Penghambatan
Mekanisme ini membutuhkan tekanan pada pertumbuhan C. albicans ditunjukkan
turgor dari jamur, vakuola yang normal, oleh zona bening yang terbentuk disekitar
perpanjangan hifa, dan faktor fisik lainnya cakram (Gambar 3).
(Dalle et al., 2010). Zona hambat minimun ditentukan
Diagnosis infeksi jamur Candida di dengan mengukur diameter zona bening
laboratrorium dilakukan dengan yang terbentuk menggunakan jangka
pemeriksaan mikroskopis dan kultur sorong. Semakin lebar diameter yang
jamur. C. albicans dalam kultur di dihasilkan menandakan aktivitas
laboratorium menghasilkan koloni yeast. penghambatan yang semakin besar. Hasil
Jamur ini berkembang secara aseksual pengukuran zona hambat minimum dalam
dan termasuk dalam kelompok uji ini ditunjukkan pada grafik Gambar 4.
Ascomycetes. Secara genetik bersifat

Gambar 3. Zona hambat minimum VCO terhadap pertumbuhan C. albicans isolat vagina
(Konsentrasi VCO 90 %, 75 %, 50 %, 25%, K+ (Kontrol positif), dan K-(Kontrol negatif)
Keterangan : A (ulangan 1) ; B (ulangan 2) ; C (ulangan 3)

Jurnal Sains dan Teknologi | 214


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Gambar 4. Rata-rata diameter zona hambat minimum VCO dalam berbagai konsentrasi
terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans isolate vagina

Berdasarkan Gambar 4 di atas, VCO tinggi konsentrasi VCO maka semakin


mampu menghambat pertumbuhan jamur besar diameter zona hambat yang
C. albicans. VCO pada konsentrasi 90 % terbentuk (Gambar 4).
memiliki daya hambat tertinggi, dengan Hasil uji statistika menunjukkan nilai
nilai zona hambat minimum 24,0 mm, zona hambat VCO pada konsentrasi 90 %
lebih besar dibandingkan VCO pada berbeda secara bermakna dengan
konsentrasi 75 % (20 mm), 50 % (9,7 ketokenazol 2 % sebagai kontrol positif.
mm), 25 % (1,9 mm), dan kontrol negatif Hal ini menggambarkan bahwa
(0,0 mm), namum lebih kecil dari kontrol penghambatan oleh VCO terhadap C.
positif (ketokenazol 2 %) yang memiliki albicans secara bermakna lebih rendah
zona hambat 34,2 mm. Analisa statistika dibandingkan kontrol positif. Ketokenazole
dengan independent samples test (t-test) merupakan salah satu agen anti fungi yang
menunjukkan bahwa VCO pada direkomendasikan untuk pengobatan infeksi
konsentrasi 90 % dan 75 % berbeda C. albicans. Meskipun zona hambat yang
bermakna dibandingkan kontrol positif, dihasilkan VCO secara bermakna lebih
dengan nilai p < 0,05. Konsentrasi VCO rendah dibandingkan ketokenazol,
50 % dan 25 % juga menunjukkan terbentuknya zona hambat menunjukkan
perbedaan yang bermakna dengan kontrol bahwa VCO memiliki potensi sebagai anti
positif, berdasarkan analisa statistika fungi.
menggunakan Mann-Whitney test dengan VCO mengandung berbagai macam
nilai p< 0,05. zat yang memiliki efek kerja baik sebagai
Zona hambat minimum yang anti bakteri, anti fungi, atau anti virus.
dihasilkan oleh VCO menunjukkan bahwa VCO mengandung tiga asam lemak rantai
zat aktif VCO pada cakram mampu menengah, yaitu asam laurat (50-53%),
berdifusi ke dalam media. Zat tersebut asam kaprilat, dan asam kaprat, yang
kemudian menghambat pertumbuhan C. semuanya memiliki efek anti fungi.
albicans yang ditandai dengan adanya Kelompok asam lemak rantai menengah
zona bening di sekitar cakram. Zona bening tersebut memiliki aktivitas mikrobisida
terbentuk karena koloni jamur pada bagian spektrum luas. Hasil studi menggunakan
tersebut tidak dapat tumbuh sebagai akibat mikroskop elektron menunjukkan bahwa
dari zat VCO yang telah berdifusi dan zat-zat tersebut bekerja dengan cara
menghambat pertumbuhannya. Semakin
Jurnal Sains dan Teknologi | 215
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

merusak membran sel jamur (Ogbolu et Selain monokaprin, VCO di dalam


al., 2007) tubuh juga dapat diubah menjadi
Asam laurat VCO terikat pada tulang monolaurin yang berasal dari asam laurat.
punggung gliserol yang membentuk Monolaurin dapat melarutkan envelope
trilgliserida. Pada saluran lipid yang terdapat pada virus, bakteri,
gastroinstestinal, trigliserida tersebut atau jamur dan diketahui memiliki aktifitas
dapat diubah menjadi asam laurat dan anti mikroba yang kuat terhadap berbagai
monolaurin. Selain itu, asam lemak rantai mikroorganisme penyebab infeksi
sedang pada VCO mudah diabsorpsi, (Chomchalow, 2011).
meningkatkan metabolisme, dan kerja sel Monolaurin merupakan monogliserol
menjadi lebih efisien dalam membentuk dari asam laurat yang terdapat pada
sel baru untuk menggantikan sel-sel yang hewan dan tumbuhan. Monolaurin
telah rusak (Marina et al., 2009). memiliki aktivitas spektrum luas terhadap
Berbagai studi lain yang telah bakteri, fungi, dan virus (Lieberman et al.,
dilakukan menunjukkan adanya aktivitas 2006). Pada bakteri Staphylococcus
anti fungi dari VCO terhadap C. albicans. aureus monolaurin mampu memblok
Penelitian oleh Ogbolu et al. (2007) produksi berbagai eksoenzim dan faktor
menunjukkan bahwa isolat Candida yang virulensi seperti protein-A, alpha-
diuji memiliki sensitifitas terhadap VCO. hemolysin, β-lactamase dan shock
VCO pada konsentrasi 100 % dilaporkan syndrome toxin 1 yang dihasilkan S.
lebih efektif terhadap C. albicans aureus (Tangwatcharin et al., 2012)
dibandingkan flukonazole. Asam laurat dan monolaurin pada
Sebelumnya, penelitian oleh VCO sebelumnya telah diketahui memiliki
Bergsson et al. (2001) menunjukkan aktivitas anti mikroba tertinggi. Aktivitas ini
adanya aktivitas fungisidal dari asam diduga disebabkan oleh tingginya
laurat dan asam kaprat terhadap C. hidropobisitas dari asam laurat dan
albicans. Asam kaprat di dalam sel-sel terakumulasi pada membran lipid bilayer
tubuh akan dimetabolisme menjadi mikroorganisme. Hal ini menyebabkan
monokaprin yang bersifat anti fungi. perubahan pada ikatan hydrogen dan
Penggunaan monokaprin dalam bentuk interaksi dipol antara rantai asil. Pada
hydrogen gel telah diuji oleh Thormar et konsentrasi asam laurat tinggi, inaktivasi
al. (1999) pada mukosa vagina mencit dan sel terjadi karena distrupsi struktur
kelinci. Hasil uji menunjukkan bahwa zat glikoserol phospholipid di dalam membran
tersebut mampu mencegah terjadinya (Bergsson et al., 2001).
iritasi pada mukosa hewan coba. Oleh Sedangkan monolaurin diduga
karena itu, kandungan monokaprin pada bekerja dengan cara membentuk pori
VCO dapat digunakan sebagai agen anti pada membran sel akibat interaksi antara
fungi salah satunya terhadap C. albicans bagian ampifilik rantai lemak dengan
yang sering menginfeksi pada bagian membran sel. Dalam konsentrasi yang
mukosa. tinggi, asam lemak bebas tersebut bekerja
Penelitian yang dilakukan oleh seperti deterjen yang melarutkan
Bergsson et al. (2001) menunjukkan membran sel dan menimbulkan kerusakan
monokaprin pada konsentasi 1,25 mM yang lebih besar. Asam lemak bebas
dalam 10 menit dan konsentrasi 0,6 mM tersebut juga dapat mempengaruhi
dalam 30 menit menyebabkan lisis total produksi energi di dalam membran sel
dari membran sel. Sedangkan asam laurat dengan cara merusak rantai transfer
dengan konsentrasi terendah 2,5 mM elekron dan fosporilasi oksidatif (Silalahi et
menyebabkan lisis membrane sel dalam al., 2014; Van Delden & Iglewski, 1998).
10 – 30 menit. Senyawa lemak tersebut Monolaurin juga diduga bekerja dengan
juga tidak menunjukkan toksik pada kulit cara milisiskan sel, mengganggu kerja
dan mukosa meskipun diuji pada enzim, menghambat penyerapan nutrisi,
konsentrasi yang lebih tinggi. dan mendenaturasi protein DNA
(Skrivanova et al., 2006).

Jurnal Sains dan Teknologi | 216


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Berdasarkan hasil penelitian ini, DAFTAR PUSTAKA


VCO berpotensi digunakan sebagai bahan
alternatif untuk pengobatan infeksi C. Arendrup, M.C. 2010. Epidemiology of
albicans. VCO dapat dikonsumsi atau invasive candidiasis. Curr Opin Crit
dioleskan langsung pada daerah infeksi Care .16. 445–452.
yang mudah dijangkau. Penggunaan VCO Bergsson, G., Arnfinnsson, J. &
dapat melengkapi pengobatan kandidiasis Arnfinnsson, H. 2001. In Vitro Killing of
dengan anti fungi yang telah Candida albicans by Fatty Acids and
direkomendasikan atau secara bertahap Monoglycerides In Vitro Killing of
mengurangi penggunaan anti fungi. Candida albicans by Fatty Acids and
Penggunaan anti fungi yang meluas dapat Monoglycerides. Antimicrobial agents
menimbulkan resistensi jamur dan resiko and chemotherapy. 45(11). 3209–
munculnya efek samping seperti toksik 3212.
terhadap berbagai jaringan tubuh. Cernicka, J. & Subik, J. 2006. Resistance
Meskipun demikian potensi anti fungi dari mechanisms in fluconazole-resistant
VCO perlu diuji lebih lanjut sebelum Candida albicans isolates from vaginal
diaplikasikan secara luas terutama untuk candidiasis. International journal of
pengobatan infeksi invasif. antimicrobial agents. 27(5). 403–408.
Chomchalow, N. 2011. Health and
SIMPULAN Economic Benefits of Coconut Oil
Kesimpulan Production Development in Thailand.
Hasil penelitian yang telah dilakukan AU J.T. 14(3). 181–187.
menunjukkan bahwa VCO mampu Dalle, F. et al. 2010. Cellular interactions of
menghambat pertumbuhan C. albicans yang Candida albicans with human oral
diisolasi dari sampel swab vagina. VCO epithelial cells and enterocytes.
pada konsentrasi 90 % menunjukkan daya Cellular Microbiology. 12(2). 248–271.
hambat paling tinggi dibandingkan Van Delden, C. & Iglewski, B.H. 1998. Cell-
konsentrasi lain, yaitu sebesar 24 mm. to-cell signaling and Pseudomonas
aeruginosa infections. Emerging
Saran Infectious Diseases. 4(4).551–560.
Efektivitas VCO terhadap jamur Deorukhkar, S.C. 2016. Changing Trends in
Candida perlu diuji secara invivo Epidemiology of Candidiasis and Role
menggunakan hewan coba seperti mencit of Non-Albicans. iMedPub Journal.
atau tikus untuk mendukung hasil uji invitro 1(1). 3–4.
yang telah dilakukan dan untuk melihat ada Guerrero, H.T. et al. 2016. Distribution of
tidaknya toksisitas dari VCO. Candida Species and Molecular
Typing of C . albicans Isolates in a
UCAPAN TERIMAKASIH Mexico City Tertiary Care Hospital
Kami mengucapkan terimakasih from 2011 to 2013. Open Journal of
kepada Poltekkes Kemenkes Denpasar Medical Microbiology. 6 .66–79.
yang mendanai penelitian ini dengan surat Jasim, S.T., Flayyih, M.T. & Hassan, A.A.
kontrak penelitian No. 2016. Isolation and identification of
HK.00.06/P.01/3427.1/2016 dan atas izin Candida spp . From different clinical
menggunakan fasilitas penelitian di specimens and study the virulence.
laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis World journal of pharmacy and
Kesehatan. Kami juga mengucapkan pharmaceutical sciences. 5(7).121–
terimakasih kepada Dinas Kesehatan 137.
Kabupaten Badung, khususnya pihak Kett, D.H. et al. 2011. Candida bloodstream
Puskesmas Kuta Selatan atas izin infections in intensive care units:
pengambilan sampel penelitian. analysis of the extended prevalence of
infection in intensive care unit study.
Critical care medicine. 39(4).665–670.
Khan, M.S.A. et al. 2010. Virulence and

Jurnal Sains dan Teknologi | 217


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Pathogenicity of Fungal Pathogens Pfaller, M.A. et al. 2007. Multicenter


with Special Reference to Candida comparison of the VITEK 2 antifungal
albicans. In Combating Fungal susceptibility test with the CLSI broth
Infections. Aligarh: Springer-Verlag microdilution reference method for
Berlin Heidelberg 2010. 21–45. testing amphotericin B, flucytosine,
Lass-Flörl, C. 2009. The changing face of and voriconazole against Candida spp.
epidemiology of invasive fungal Journal of Clinical Microbiology.
disease in Europe. Mycoses. 45(11). 3522–3528.
52(3).197–205. Pfaller, M.A. & Diekema, D.J. 2002. Role of
Lieberman, S., Enig, M.G. & Preuss, H.G. Sentinel Surveillance of Candidemia:
2006. A review of monolaurin and Trends in Species Distribution and
lauric acid: natural virucidal and Antifungal Susceptibility. J. Clin.
bactericidal agents. Alternative & Microbiol. 40(10). 3551–3557.
complementary alternatives.310–314. Salehei, Z., Seifi, Z. & Mahmoudabadi, A.Z.
Liu, Y. & Filler, S.G. 2011. Candida albicans 2012. Sensitivity of vaginal isolates of
Als3, a multifunctional adhesin and Candida to eight antifungal drugs
invasin. Eukaryotic Cell. 10(2). 168– isolated from Ahvaz, Iran. Jundishapur
173. Journal of Microbiology. 5(4).574–577.
Maidin, N.Q.H. & Ahmad, N. 2015. Salehi, M. et al. 2016. The Epidemiology of
Protective and antidiabetic effects of Candida Species Isolated From
virgin coconut oil (VCO) on blood Urinary Tract Infections. Arch Clin
glucose concentrations in alloxan Infect Dis. 11(4).
induced diabetic rats. International Sanguinetti, M. & Posteraro, B. 2015.
Journal of Pharmacy and Antifungal drug resistance among
Pharmaceutical Sciences. 7(10). 57– Candida species: mechanisms and
60. clinical impact . Mycoses. 58. 2–13.
Marina, A. M., Cheman, Y.B., Nazimah, Sardi, J.C.O. et al. 2013. Candida species:
S.A.H. & Amin, I. 2009. Chemical Current epidemiology, pathogenicity,
Properties of Virgin Coconut Oil. biofilm formation, natural antifungal
Journal of the American Oil Chemists’ products and new therapeutic options.
Society. 86(4). 301–307. Journal of Medical Microbiology.
Marina, A.M., Che Man, Y.B. & Amin, I. 62(1).10–24.
2009. Virgin coconut oil: emerging Silalahi, J., Permata, Y.M. & Putra, E.D.L.
functional food oil. Trends in Food 2014. Antibacterial Activity of
Science and Technology. 20(10).481– Hydrolyzed Virgin Coconut Oil. Asian
487. Journal of Pharmaceutical and Clinical
Miranda, L.N. et al. 2009. Candida Research. 7(2). 90–94.
colonisation as a source for Skrivanova, E. et al. 2006. Susceptibility of
candidaemia. Journal of Hospital Escherichia coli, Salmonella sp. and
Infection. 72(1). 9–16. Clostridium perfringens to organic
Ogbolu, D.O. et al. 2007. In vitro acids and monolaurin. Veterinarni
antimicrobial properties of coconut oil Medicina. 51(3). 81–88.
on Candida species in Ibadan, Nigeria. Tangwatcharin, P., et al. 2012. Activity of
J Med Food. 10(2). 384–387. Virgin Coconut Oil , Lauric Acid or
Pfaller, M.A. et al. 2011. Candida Monolaurin in Combination With Lactic.
bloodstream infections: Comparison of Southeast Asian J Trop Med Public
species distributions and antifungal Health. 43(4). 969–985.
resistance patterns in community- Thormar, H. et al. 1999. Hydrogels
onset and nosocomial isolates in the containing monocaprin have potent
SENTRY Antimicrobial Surveillance microbicidal activities against sexually
Program, 2008-2009. Antimicrobial transmitted viruses and bacteria in
Agents and Chemotherapy. 55(2) vitro. Sexually transmitted infections,
.561–566. 75(3).181–185.

Jurnal Sains dan Teknologi | 218


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Vautier, S. et al. 2015. Candida albicans acids inhibit hyphal growth and
colonization and dissemination from virulence in Candida albicans. PloS
the murine gastrointestinal tract: The one. 8(9).
influence of morphology and Th17 Zordan, R. & Cormack, B. 2012. Adhesins
immunity. Cellular Microbiology. 17(4). in Opportunistic Fungal Pathogens.
445–450. Washington, DC: ASM Press.
Vediyappan, G. et al. 2013. Gymnemic

Jurnal Sains dan Teknologi | 219

Anda mungkin juga menyukai