1. BATU GINJAL
Urolitiasis adalah terbentuknya batu (kalkulus) dimana saja pada sistem penyalur
urine, tetapi batu umumnya terbentuk di ginjal. Urolitiasis sering terjadi, yang dibuktikan
oleh ditemukannya batu pada sekitar 1% autopsi. Urolitiasis lebih sering menimbulkan gejala
pada laki-laki. Pada penyakit ini telah lama diketahui adanya kecenderungan fasimial.
Patogenesis. Sekitar 75% batu ginjal terdiri atas kalsium oksalat atau kalsium oksalat
bercampur dengan kalsium oksalat bercampur dengan kalsium fosfat. Sebanyak 15% lainnya
terdiri atas magnesium ammonium fosfat, dan 10% batu asam urat atau sistin. Pada semua
kasus, terdapat matriks organik mukoprotein yang membentuk 2,5% dari berat keseluruhan
batu (tabel 14-4).
Penyebab terjadinya batu sering tidak diketahui, terutama pada kasus batu yang
mengandung kalsium. Yang mungkin berperan adalah bergabungnya faktor predisposisi.
Penyebab terpenting adalah meningkatnya konsentrasi konstituen batu didalam
urine,sehingga kelarutan konstituen batu di dalam urine terlampaui (supersaturasi). Seperti
diperlihatkan pada tabel 14-4, 50% pasien yang mengalami batu kalsium memperlihatkan
hiperkalsiuria yang tidak berkaitan dengan hiperkalsemia. Sebagian besar kelompok ini
menyerap kalsium dari usus dalam jumlah berlebihan (hiperkalsiuria absortif). Pada
5%sampai 10% pasien terdapat hiperkalsemia (akibat hiperparatioidisme, intoksikasi vitamin
D, atau sarkoidosis) sehingga terjadi hiperkalsuria. Pada 20% subkelompok ini, terjadi
ekskesi berlebihan asam urat melalui urine, yang mempermuda terbentuknya batu kalsium,
urat diperkirakan membentuk nidus bagi pengendapan kalsium. Pada 5% terjadi
hiperoksaluria atau hipersitraturia, dan pada sisanya tidak diketahui ada kelainan metabolic.
Penyebab ginjal tipe lain relative lebih dipahami, batu magnesium ammonium fosfat
(struvit)hamper selalu terjadi pada pasien dengan urine alkalis menetap akibat UTI. Secara
khusus,bakteri pemecah urea, seperti proteus vulgaris,dan stafilokokus,mempermudah pasien
mengalami urolitiasis. Selain itu bakteri mungkin berfungsi sebagai nidus untuk terbentuknya
segala jenis batu. Pada avitamiosis A, skuama yang terlepas dari epitel metaplastik sistem
penyalur kemih berfungsi sebagai nidus.
A. MORFOLOGI HIDRONEFROSIS
Hidronefrosis bilateral (serta hidronefrosis unilateral apabila ginjal ginjal yang lain
sudah rusak atau tidak ada) menyebabkan gagal ginjal, dan onset uremia cenderung
menggagalkan perjalanan alami lesi. Sebaliknya pada kelainan unilateral ditemukan beragam
kelainan morfologik, yang berbeda-beda sesuai derajat dan kcecepatan obstruksi. Pada
obstruksi subtotal atau intermiten, ginjal mungkin sangat membesar(panjang dalam kisaran
20 cm) dan organ mungkin terdiri atas hanya sistem palpiokaliks yang sangat melebar.
Parenkim ginjal tersebut tertekan dan mengalami atrofi, disertai obliterasi papilla dan
mengepenggnya papilla (gambar 14-21):
Selain itu, bila obstruksi mendadak dan total maka filtrasi glomerulus terganggu
secara dini dan akibatnya fungsi ginjal mungkin berhenti saat dilatasi masih relative
ringan. Tergantung pada ketinggian obstruksi, satu atau kedua ureter juga dapat melebar
(hidroureter).
Secara mikroskopi, lesi awal memperlihatkan pelebaran tubulus diikuti atrofi dan
digantikannya epitel tubulus oleh jaringan parut sementara glomerulus relative tidak
berpengaruh. Akhirnya pada kasus yang parah glomerulus juga menjadi atrofik dan
menghilang, mengubah keseluruhan ginjal menjadi jaringan fibrosis tipis, pada obstruksi
yang mendadak dan total mungkin ditemukan nekrosis koagulasi papilla ginjal, serupa
dengan perubahan pada papilitis nekrotikans. Pada kasus nonkomplikata, reaksi peradangan
minimal. Namun, sering terjadi penyulit pielonefritis.
Penyebab penyakit. Obstruksi bilateral total menyebabkan anuria, yang
menyebabkan pasien segera berobat. Apabila obstruksi terletak dibawah kandung kemih,
gejala dominan adalah keluhan peregangan kandung kemih. Secara paradoks, obstruksi
bilateral inkomplit menyebabkan poliuria bukan oliguria, akibat terganggunya kemampuan
tubulus memekatkan urine dan hal ini dapat menyamarkan sifat asli kelainan ginjal.
Sayangnya, hidronefrosis unilateral dapat tetap asimtomik dalam jangka lama, kecuali apabila
ginjal yang lain tidak lagi berfungsi karena suatu sebab.
Ginjal yang membesar sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan fisik
rutin. Kadang-kadang penyebab dasar hidronefrosis, seperti kalkulus ginjal atau tumor
obstruktif,menimbulkan gejala yang secara tidak langsung menimbulkan perhatian ke
hidronefrosis. Ihilangkannya obstruksi dalam beberapa minggu biasanya memungkinkan
pemulihan total fungsi ;namun, seiring dengan waktu perubahan menjadi ireversibel.