Anda di halaman 1dari 43

STUDY KASUS

TENTANG

KURANGNYA MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR

Oleh :

SUSILOWATI

08050238

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI PADANG SUMATERA BARAT
PADANG
2012

BAB I

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMPN 11 Padang

2. Alamat Sekolah : Jl. Raya Padang Indarung

3. Kota : Padang

4. Provinsi : Sumatera Barat

5. Nomor Telpon : 0751-71536

6. Nomor Faksimile :-

7. Nama Kepala Sekolah : Riswandi, S.Pd, M.Pd

8. Ketua Tim Pengendali

9. Program Adiwiyata : Amrul Ilyas, S.Pd

10. Jabatan : Wakil Kepala Bidang

Kesiswaan

11. Nomor Telpon : 081363627744

12. Email Sekolah : smpnxipdg@yahoo.co.id


1. Luas Lahan Sekolah : 4.706 m²

2. Luas Bangunan Sekolah : 2.400 m²

3. Jumlah Ruang Kelas / Teori : 18 Ruang

4. Jumlah Ruang Kantor : 2 Ruang

5. Jumlah Ruang Ibadah : 1 Ruang

6. Jumlah Ruang Lain:

a. Ruang Majelis Guru : 1 Ruang

b. Ruang Labor Komputer : 1 Ruang

c. Ruang UKS : 1 Ruang

d. Ruang Kopsis : 1 Ruang

e. Ruang OSIS : 1 Ruang

7. Kantin Sekolah : 1 Ruang (63 m²)

8. Perpustakaan : 1 Ruang (Dalam Pembangunan)

9. Laboratorium IPA : 1 Ruang (135 m²)

10. Jumlah Siswa : 638 Orang

11. Jumlah Guru : 56 Orang

12. Tim Pengembang Kurikulum PLH : 5 Orang

13. Jumlah Tenaga Kependidikan (TU) : 9 Orang


A. VISI SMPN 11 PADANG
“ UNGGUL, IPTEK, IMTAQ DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN “

B. MISI SMPN 11 PADANG


1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efesien
2. Melaksanakan pembelajaran dengan pola pendekatan CTL dan PAKEM
3. Melaksanakan pembelajaran dengan berbasis IT (Tekhnologi)
4. Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Lesson Study
5. Melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin dan terprogram .
6. Membentuk peserta didik yang taat beribadah ,santun dan memiliki rasa
peduli dengan sesama

7. Membentuk peserta didik yang berkarakter dan berakhlak mulia


8. Menanamkan sikap peduli dan cinta lingkungan
9. Meningkatkan kualitas lingkungan sekolah yang bersih ,rindang dan sehat
10. Menggunakan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran
Lingkungan Hidup

C. TUJUAN SMPN 11 PADANG


1. Terciptanya pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efesien
2. Terciptanya pembelajaran dengan pola CTL dan PAKEM
3. Terciptanya pembelajaran dengan berbasis IT (Tekhnologi)
4. Terciptanya pembelajaran dengan pendekatan Lesson study
5. Terlaksananya kegiatan keagamaan secara rutin dan terprogram
6. Terbentuknya peserta didik yang taat beribadah ,santun dan memiliki rasa
peduli dengan sesama
7. Terbentuknya peserta didik yang berkarakter dan berakhlak mulia
8. Terciptanya pemahaman pelestarian lingkungan hidup melalui penghematan
SDA ,seperti efisiensi air,listrik,kertas dan peralatan sekolah lainya
9. Terbentuknya kreatifitas peserta didik dalam pemanfaatan sampa barang
bernilai ekonomi dan berguna melalui penerapan 3 R serta karya lingkungan
lainya

10.Terlaksanaya lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran LH,Taman


,Toga,Green House ,Kolam dll

D. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SATUAN


PENDIDIKAN

Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan

KLS
KOMPONEN
VII VIII IX

A. Mata Pelajaran
1.Pendidikan Agama
2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 2 2 2
4. Matematika
4 4 4
5. Bahasa Inggris
6. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4 4 4
8. Seni Budaya
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga 5 5 5
dan Kesehatan
5 5 5
B. Pilihan
1. Tinkom 2 2 2

2 2 2
C. Muatan Lokal
1. BAM
2. Pengetahuan Lingkungan Hidup

2. BK *
2 2 2
D. Pengembangan Diri *

2 2 2

1 1 1

Jumlah 37 37 37

* Dilaksanakan diluar jam tatap muka

E. PROGRAM MUATAN LOKAL


Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi siswa yang disesuaikan dengan ciri khas minang kabau, dan
kebutuhan sekolah sebagai sekolah adiwyata maka dipilihlah mata pelajaran
Budaya Alam Minangkabau dan pengetahuan monolitik berupa Pengetahuan
Lingkungan Hidup ( PLH )

dasar dari pilihan ini adalah agar generasi muda tidak lupa dengan akar
leluhurnya dimana pepatah minang berbunyi adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah. Tau jo kato mandaki , jo kato malereng, jo kato
mandata dan jo kato manurun dan menyadari pentingnya menjaga
lingkungan hidup
Jenis muatan lokal ini diambil karena sesuai dengan kebutuhan peserta
didik yang mayoritas terdiri atas suku Minangkabau dan pertimbangan SMPN 11
Padang sebagai sekolah Adiwyata disamping daya dukung sekolah
memungkinkan untuk pelaksanaanya , strategi pelaksanaan dimasukan kedalam
daftar pelajaran / intrakurikuler dengan jam tatap muka 2 jam pelajaran
perminggu untuk Budaya Alam Minangkabau dan 1 jam perminggu untuk
Pengetahuan Lingkungan Hidup

F. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI


Program pengembangan diri pada kurikulum SMP Negeri 11 Padang
berlangsung pada hari Sabtu , dimana sebelum dimulai kegiatan pengembangan
diri diawali dengan pembacaan Asmaul Husna kemudian dilanjutkan dengan
senam bersama , setelah kegiatan senam baru kegiatan pengembangan diri
dimulai pada kelompok pengembangan diri masing – masing peserta didik

Pemilihan program pengembangan diri didasarkan kepada :

1. Pilihan bakat dan minat peserta didik


2. Tenaga pembimbing yang tersedia
3. Kebutuhan peserta didik
4. Kondisi / sarana dan prasarana yang tersedia
Kegiatan Pengembangan Diri di SMPN 11 Padang terdiri dari :

1. TPA / TPSA
Pengembangan diri TPA / TPSA diharapkan dalam kehidupan

kesehariannya siswa menjadikan Alquran pegangan hidupnya dapat

membaca Alquran secara benar.


2. Olympiade
Terdiri atas:

a. Olympiade Matematika
b. Olympiade Fisika
c. Olympiade Biologi
Melalui pengembangan diri olympiade diharapkan dapat digali
rasa ingin tahu siswa terhadap IPTEK yang lebih mendalam
dan luas sehingga wawasan berpikir siswa lebih dipertajam
serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti lomba-lomba
olympiade yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan dan
institusi yang lainnya.

3. Keterampilan
dengan memilih program pengembangan diri keterampilan, siswa akan

memiliki keterampilan dasar yang dapat diaplikasikan pada kehidupan

siswa sehari-harinya., program pengembangan diri keterampilan terdiri

atas :

1.Menjahit
2.Melukis
4. Seni, tari dan teater
program pengembangan diri seni, teater dan tari, disini siswa

diharapkan muncul jiwa seninya dan kehalusan perilakunya.

5. Olah Raga
Program Pengembangan Diri Olah Raga untuk menjadikan siswa
mencintai akan kesehatan tubuhnya, membentuk siswa yang
berkepribadian sportif, Pengembangan Diri Olah Raga terbagi atas :
1.Basket
2.Tenis Meja
6.Sastra , terdiri atas :
1.Puisi
2.Cerpen
Pada program ini siswa digali bakat seni dan Imajinasinya , mampu menuangkan

nya dalam bentuk karya tulis

Susunan Program Pengembangan Diri, Guru dan Penanggung Jawab

Pada Kurikulum SMP Negeri 11 Padang

Program Guru Keterangan


No

1 TPA / TPSA 1.Nailul Azhar S.Pdi Penanggung Jawab

2.Nurdiana, S.Pdi

3. Nurbaini S,Pdi

4,. Dra Hartati

2 Olympiade

2.1 Matematika 1.Yudarni, S.Pd Penanggung Jawab

2. Daslita S,Pd

3. Eniwati, A.Md

4 Eliza Fatma
2.2 Fisika 1.Dra. Arziyenti Penanggung Jawab

2.Husna S.Pd

3. Syafrizal A,Md

2.3 Biologi
1.Elmanelis, S.Pd Penanggung Jawab

2.Lola Hayati Roza, S.Pd

3. Nurhawilis S,Pd

4. Amrul Ilyas S,Pd

Keterampilan :
3
3.1 Menjahit
1.Zulmarni, BA Penanggung Jawab

2. Nelwita S,Pd

3.Lili Syofina S,Pd

4.Halismar S,Pd

5. Ratnawati S,Pd

3.2 Melukis
1. Zulherman S,Pd Penanggung Jawab

2. Nuraida Sy S,Pd
3. Nurnaningsih S,Pd

4 Sastra 1. Emi Sarti, S.Pd Penanggung Jawab


2. Hj. Rismawati,
S.Pd
3. Mainilda, S.Pd
4. Desmi Surabti
S,Pd
5. Erwita Dharna S,Pd
6. Hj Almida S,Pd

1. Nursyaidah, S.Pd
5 Seni tari dan teater 2. Eliwarti, S.Pd Penanggung Jawab
3. Yurisna S,Pd
4. Fitriani S,Pd

7 Olah Raga 1. Dra Hj Yansiwar Penanggung Jawab

7.1 Basket 2. Mardati S,Pd


7.2 Tenis Meja 1. Drs Ramli Penanggung Jawab
2. Rudi Priyatno S,Pd
3. Silvana S,Pd

Penilaian/ Evaluasi pada program Pengembangan diri dengan menggunakan nilai


kualitatif A, B, C,

7. BK ( Bimbingan dan Konseling )


Pelaksanaan kegiatan BK di SMPN 11 Padang didukung oleh 3 orang
konselor yang terdiri atas 2 orang konselor bersertifikasi dan 1 orang non
sertifikasi , adapun bentuk layanan yang diberikan :

1. Layanan Orientasi
2. Layanan Informasi
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
4. LayananPenguasaan Konten
5. Layanan Konseling Perorangan
6. Layanan Bimbingan Kelompok
7. Layanan Konseling Kelompok
8. Layanan Konsultasi
9. Layanan Mediasi
Kegiatan Pendukung :

1. Aplikasi Instrumentasi
2. Himpunan Data
3. Konfrensi Kasus
4. Kunjungan rumah
5. Tampilan Kepustakaan
6. Alih Tangan kasus
Bidang pelayanan Konseling :

1. Pengembangan pribadi
2. Pengembangan Sosial
3. Pengembangan belajar
4. Pengembangan diri
Pengaturan Beban Belajar

Satuan Kelas Satuan Jumlah Minggu Waktu Jumlah


Pendidikan Jam Jam Efektif Pembelajaran Jam
Pemb Pemb Per Per Tahun
Pertahun
Tatap Per Tahun
60 menit
Muka Minggu Ajaran
(Menit)

SMPN 11 VII 40’ 37 32 1.184 jam 789


Padang pembelajaran
VIII
47.360’
IX
G. Ketuntasan Belajar
.SKBM / KKM

Komponen SKBM / KKM

VII VIII IX

B Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 75 75 75

2. Pendidikan Kewarganegaraan
76 75 76

3. Bahasa Indonesia

75 75 75
4. Matematika

5. Bahasa Inggris 75 75 75

6. Ilmu Pengetahuan Alam


75 75 75

7. Ilmu Pengetahuan Sosial


76 75 75
8. Seni Budaya

75 75 75
9. Pendidikan Jasmani ,Olahraga
dan Kesehatan

75 76 76
10. Keterampilan

11. Tinkom
75 75 75

C. Muatan lokal

1. BAM

2. Pengetahuan Monolitik 75 75 75

( Lingkungan Hidup )

75 75 75

75 75 75

75 75 75

Mekanisme dan prosedur penentuan KKM didasarkan pada :

1.Daya dukung

2.Intake Siswa

3.Kompleksitas Materi

Untuk penuntasan dan peningkatan ketercapaian KKM yang telah ditetapkan oleh
guru mata pelajaran , sekolah melaksanakan upaya :

1.Melaksanakan kegiatan supervise kunjungan kelas ,kegiatan supervise diawali


dengan analisis dari RPP dan observasi dari Proses Pembelajaran dan
Evaluasi dari hasil supervise pelaksana dari kegiatan supervise adalah ketua
KKG dan Unsur Pimpinan Sekolah
2.Sekolah berusaha untuk melengkapi fasilitas pendukung Proses Pembelajaran

3.Melaksanakan / mengikutsertakan Tenaga Pendidik dalam kegiatan pelatihan ,


seminar atau lokakarya yang dapat menambah wawasan Tenaga Pendidik
untuk melaksanakan Proses Belajar Mengajar yang berkualitas

4.Setiap Tenaga Pendidik di wajibkan menyerahkan laporan kegiatan Tugas


Mandiri Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur serta laporan
pelaksanaan dari kegiatan remedial dan pengayaan melalui Wakil Bidang
Kurikulum

5.Melaksanakan kegiatan LSBS untuk mengkaji Proses Pembelajaran bersama


lintas mata pelajaran
KALENDER PENDIDIKAN

1.PENJABARAN KALENDER PENDIDIKAN

SEMESTER I T P 2011 – 2012

No Tanggal Jenis Kegiatan ket

1 11 Juli 2011 Awal Sekolah Semester.I/batas akhir penyerahahn PBM

2 11 Juli – 16 Juli 2011 KBM Mingg- I

3 18 Juli – 23 Juli 2011 KBM Mingg-II

4 25 Juli – 28 Juli 2011 NBM Mingg-III (UH I)

5 29 Juli 2011 Libur Awal Ramadhan

6 4 Agustus- 25 Agustus 2011 Pesantren Ramadhan 1432 H

7 26 Agustus-29 Agustus 2011 Libur Akhir Ramadan 1432 H

8 1 September-3 September 2011 Cuti Bersama

9 5 September 2011 Awal Sekolah Setelah Idul Fitri 1432 H

10 5 September-10 September 2011 KBM Mingg-III

11 10 September 2011 Batas akhir penyerahan nilai UH I

12 12 September-17 September 2011 KBM Mingg-IV

13 19 September-24 September KBM Minggu-V

14 24 September 2011 Penyerhan rapor bulanan I

15 26 September-1 Oktober 2011 KBM Minggi-VI (UH II)

16 3 Oktober-8 Oktober 2011 Mid Semester 1

17 8 Oktober 2011 Batas akhir penyerahan nilai UH II


18 10 Oktober-15 Oktober 2011 KBM Mingg-VII

19 15 Oktober 2011 Penyerahan Rapor UH I dan Mid Semester I (bulan II)

20 17 Oktober-22 Oktober 2011 KBM Minggu-VIII

21 24 Oktober-29 Oktober 2011 KBM Minggu-IX

22 31 Oktober-5 November 2011 KBM Minggu-X

23 7-12 November 2011 KBM Minggu-XI

24 12 November 2011 Batas akhir penyerahan nilai UH III

25 14 November-19 November 2011 KBM Minggu-XII

26 19 November 2011 Penyerahan rapor Bulanan III

27 21 November-26 November 2011 KBM Mingg-XIII

28 28 November-3 Desember 2011 KBM Mingg-IV

29 5 Desmber -10 Desmber 2011 KBM Mingg-XV

30 12 Desmber-17 Desember 2011 Evaluasi Semester I T.P 2011/2012

31 19 Desember-23 Desember 2011 Class Meting

32 21 Desember 2011 Rapat Wali Kelas

33 24 Desember 2011 Pembagian Rapor Semester I

34 26 Desember 2011 Libur Semester I


2.PENJABARAN KALENDER PENDIDIKAN

SEMESTER II T,P 2011 – 2012

No Tanggal Jenis Kegiatan ket

1 2 Januari 2012 Hari pertama sekolah Semester II dan penyerahan


Perangkat pembelajaran

KBM Minggu- I
2 2 Januari- 7 Januari 2012
KBM Minggu - II
3 9 Januari-14 Januari 2012
KBM Minggu- III
4 16 Januari-21 Januari 2012
KBM Minggu- IV (Ulangan Harian I)
5 23 Januari-28 Januari 2012
KBM Mingg- V (Try Out Sekolah I)
6 30 Januari-4 Februari 2012
Batas akhir penyerahan nilai UH I
7 4 Februari 2012
KBM Minggu- VI
8 6 Februari-11 Februari 2012
Penyerahan Rapor Bulanan I
9 11 Februari 2012
Try Out UN Kota I
10 13 Februari-18 Februari 2012
KBM Mingg- VII
11 20 Februari-25 Februari 2012
KBM Minggu- VIII (Try Out Sekolah II)
12 27 Februari-3 Maret 2012
KBM Mingg- IX (Ulangan Harian II)
13 5 Maret-10 10 Maret 2011
KBM Minggu- X
14 12 Maret-17 Maret 2012
Batas akhir penyerahan nilai UH II
15 17 Maret 2012
Pra UN/ US Kota II / Mid Semester II
16 19 Maret-24 Maret 2012
KBM Minggu- XI
17 26 Maret-31 Maret 2012
18 2 April-7 April 2012 KBM Minggu - XII

19 7 April 2012 Penyerahan Rapor Bulanan II dan Rapor Mid Semester II

20 9 April-14 April 2012 UN SMP T.P 2011/2012

21 16 April-21 April 2012 US SMP T.P 2011/2012

22 23 April-28 April 2012 KBM Mingg- XIII

23 30 April-5 Mei 2012 KBM Minggu- XIV

24 7 Mei-12 Mei 2012 KBM Mingg- XV (Ulangan Harian III)

25 14 Mei-19 Mei 2012 KBM Minggu- XVI

26 19 Mei 2012 Batas akhir penyerahan nilai UH III

27 21 Mei-26 Mei 2012 KBM Minggu- XVII

28 26 Mei 2012 Penyerahan Rapor Bulanan III

29 28 Mei-2 Juni 2012 KBM Minggu- XVIII

30 4 Juni-9 Juni 2012 KBM Mingg- XIX

31 11 Juni-16 Juni 2012 Evaluasi Semester II T.P 2011/2012

32 18 Juni-20 Juni 2012 Class Meeting

33 21 Juni 2012 Rapat Kenaikan Kelas

34 23 Juni 2012 Penerimaan Rapor Semester II T.P 2011/2012


BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam menjalani kehidupan ini setiap individu punya cara dan tujuan

hidup yang harus dijalaninya. Salah satu caranya adalah melalui belajar, dengan

belajar kita akan mmperoleh berbagai pengetahuan dan wawasan yang

bermanfaat dalam kehidupan. Kegiatan belajar ini dapat dilakukan dilembaga

formal atau non formal. Di lingkungan formal seperti sekolah sedangkan

dilingkungan non formal seperti tempat les, lembaga kursus, atau ditempat lain.

Kegiatan belajar yang diperoleh oleh seseorang hasilnya akan bervariasi.

Semuanya tergantung seberapa besar usanya dalam belajar. Di sekolah siswa

menjalani belajar dengan baik namun kadang kala ada masalah, dan jika masalah

tidak diatasi sedini mungkin maka akan berdampak fatal bagi keberlangsungan

kegiatannya.

Kecendrungan masalah yang muncul adalah tingkah laku salah sesuai.

Diantaranya sering tidak masuk sekolah, cabut, ribut dalam belajar, mengganggu

teman, tidak mengerjakan tugas, motivasi belajar rendah, hasil belajar yang tidak

memuaskan. Untuk menyelesaikan masalah ini tentu siswa membutuhkan

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, khususnya guru pembimbing yang

akan membantu mengembangkan potensi dan memandirikan Siswa X serta

mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai kegiatan.


Proses pendidikan dapat bersifat formal maupun non formal yaitu

Pendidikan yang berada dilingkungan keluarga dan lembaga–lembaga yang

bersifat nonformal, sedangkan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

yang mempunyai peranan penting dalam proses pendewasaan anak dan

menjadikannya berguna dalam masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

mempunyai tanggung jawab, sebagai seorang guru yang baik maka guru tidak

hanya menyampaikan materi yang sesuai tetapi juga harus tanggapan terhadap

segala macam masalah–masalah yang dihadapi oleh siswanya. Besar kecilnya

hambatan yang dihadapi oleh siswa merupakan salah satu faktor tercapai atau

tidaknya tujuan pendidikan tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut guru sudah berusaha agar siswanya

bisa belajar dengan baik, mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan apa yang

diperintahkan gurunya, namun keinginan guru yang demikian belum tercapai.

Hal ini dapat dilihat pada saat observasi, dimana ada salah seorang siswa, tidak

memperhatikan guru dalam menjelaskan materi, tidak mau mencatat, dia hanya

bermain, berusaha mengajak temannya bercerita, sering mengganggu temannya,

siswa ini sudah sering kali ditegur, namun kelakuannya tetap seperti itu saja,

yang sangat disayangkan orang tuanya guru lagi, tapi kenapa kelakuan anaknya

seperti itu juga, mungkin ada sesuatu dalam diri siswa ini. Soalnya dibandingkan

temannya yang lain memang dia yang lebih parah kelakuannya. Dari observasi

ini didapat suatu permasalahan yang sangat mendasar bahwa siswa ini kurangnya
minat dan motivasi dalam belajar, keinginan belajar dalam dirinya itu tidak ada,

sehingga ia menganggap bahwa belajar itu hal yang tidak penting.

Berdasarkan kenyataan diatas, maka seorang guru harus memberikan

layanan bimbingan terhadap siswa yang mengalami hal seperti dalam belajar.

Layanan bimbingan siswa merupakan salah satu model pemberian bantuan

layanan dan bimbingan kepada siswa sebagai upaya pemberian bantuan

pemecahan yang dihadapi siswa secara efektif dan efisien, dengan harapan proses

belajar mengajar dapat terlaksana secara optimal.

Proses belajar mengajar adalah cara guru mengajar atau

menyampaikan pelajaran yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa. Dalam

hal ini metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan juga alat

peraga yang digunakan akan mempermudah siswa untuk memahami materi.

Metode yang akan digunakan dapat memberikan kesan agar siswa lebih

menyenangi pelajaran matematika.

Dalam penyusunan studi kasus, identifikasi siwa yang berkasus

(Siswa X) merupakan tahap awal yang harus dilalui didalam proses penyusunan

studi kasus. Pada kasus ini penulis mengamati Siswa X yang sering tidak

memperhatikan ketika guru menyampaikan materi, Siswa X tersebut bersekolah

di SMPN 11 Padang sebagai siswa kelas VII pada tahun ajaran 2011/2012

Berdasarkan permasalahan diatas, maka studi kasus yang akan

diselesaikan dapat diberi judul Kurangnya Motivasi Dan Minat Belajar Siswa X

dalam pelajaran Matematika.


B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan

penulis angkat dalam studi kasus ini adalah:

1. Siswa malas mengikuti pelajaran.

2. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa.

3. Siswa sering mengganggu temannya dalam proses pembelajaran.

C. Tujuan

Tujuan dari permasalahan di atas adalah untuk membantu anak yang

menjadi sasaran bimbingan, yaitu dengan memberikan treatmen dengan

permasalahan yang di alaminya.


BAB III
KAJIAN TEORI

A. Studi kasus

Studi kasus adalah suatu metode komprehensif pengumpulan dan

rangkuman data tentang individu. Studi kasus memberikan gambaran komulatif

tentang perkembagan dan faktor –faktor yang ada pada saat itu. Informasi yang

ada diperoleh dari berbagai sember yang dapat diandalkan yaitu: dari tes dan non

tes. Studi kasus berisi dokumentasi pendukung, interpetasi, rekomendasi

tindakan, dan followup untuk mengecek kemajuan dan hasil yang dicapai.

diperkirakan mempunyai masalah yang timbul didunia pendidikan di sekolah

dengan menganalisis suatu masalah dan mencarikan jalan pemecahannya agar

meringankan beban masalah yang dihadapi siswa demi lancar nya proses belajar

mengajar.

Tujuan studi kasus di sekolah adalah untuk mencapai dan

mendapatkan pemahaman menyuluhan mengenai siswa yang bermasalah

sehingga dapat dibuat program bantuan.

B. Pengertian layanan bimbingan

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seseorang kepada

orang lain sehubungan dengan kegiatan dalam membuat pilihan. Pengertian

bimbingan dan penyuluhan menurut beberapa ahli sebagai berikut:


1. Dalam “Jear Book of Eduction” Bimbingan adalah suatu proses

membantu.

2. Individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan

mengembangkan kemampuan agar memperoleh kebahagiaan

pribadi dan kemanfaatan sosial.

3. Menurut “Stoops” Bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus

dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai

kemampuannya secara maksimal dalam megarahkan manfaat yang

sebesar-besarnya baik bagi diri sendirimaupununtukoranglain.

4. Menurut “Crown & Crow” Guidance merupakan yang diberikan oleh

seseorang baik pria maupun wanita, yang me miliki pribadi yang baik

dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap

individu dari setiap usia untuk menolongnya mengarahkan kegiatan–

kegiatannya sendiri, mengembangkan arahpandangannya sendiri,

membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.

5. Menurut “Frank w.miller (1961)” Bimbingan adalah suatu proses

pemberian ban tuan kepada individu dalam mencapai pemahaman dan

pengarahan diri agar dapat menyesuaikan diri secara maksimal

terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat.

6. Menurut “Montesen & Sch mu ller (1964) ”Bimbingan adalah suatu

proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelajutan dan

sistematis yang dilaku kan oleh seorang ahli yang mendapat pelatihan
khusus tentang hal itu, dan dimaksudkan agar individu dapat

memahami diri dan lingkungannya dan dapat mengembang kan diri

secara optimal untuk kesejahteraan diri dan lingkungan. Ada pun

pengertian bimbingan yang tercantum dalam buku petunjuk

pelaksanaan PPLadalahsebagaiberikut:

a. Bimbingan adalah upaya megenal, memahami siswa kasus dengan

kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan

memberikan pertimbanganpemecahanmasalah.

b. Dari pengertian diatas layanan bimbingan diartikan sebagai usaha

pemberian bantuan kepada siswa untuk mencari alternatif

pemecahan dari masalah yang dihadapi. Sedangkan siswa didik

nya dapat memilih alter natif yang cocok bagi dirinya sendiri

dalam usaha megatasi kesulitannya.

C. Kurangnya motivasi dan minat belajar siswa

Siswa yang malas belajar diakibatkan karena kurangnya motivasi dan

minat. Dua kata ini memiliki kesinambungan, dimana apabila siswa sudah

termotivasi karena seseorang, maka minatnya akan timbul dengan sendirinya,

sehingga apapun bentuk kegiatan akan dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Kurangnya motivasi dan minat belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan

Perilaku menyimpang yang terjadi pada remaja ternyata juga

ditimbulkan oleh kondisi atau keadaan si remaja itu sendiri, seperti:


a. Potensi kecerdasannya rendah, sehingga tidak mampu memenuhi

tuntutan sebagai mana diharapkan.

b. Belum memiliki pengetahuan akan pentingnya belajar.

c. Belajar peyesuaian diri yang salah.

d. Tingkah lakunya yang Tidak menemukan figur/model yang dapat

digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

2. Faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan

Faktor penyebab terjadinya perilaku siswa yang kurang motivasi dan

minat dalam belajar bersumber dari luar diri individu, dari lingkungan

keluarga dan faktor lingkungan sekolah.

a. Lingkungan keluarga

1. Suasana kehidupan keluarga yang kurang perhatian terhadap

pembelajaran anaknya disekolah.

2. Kontrol orang tua rendah, menyebabkan berkurangnya disiplin

dalam kehidupan keluarga.

3. Orang tua bersifat otoriter dalam mendidik anak.

4. Kurangnya motivasi orang tua terhadap anaknya, sehingga anak

merasa tidak ada tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

b. Lingkungan sekolah

1. Tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi atau terlalu rendah di

bandingkan dengan kemampuan rata-rata anak yang bersangkutan.

2. Proses pembelajaran guru yang monoton.


3. Longgarnya disiplin sekolah menyebabkan terjadinya pelanggaran

peraturan yang ada.

4. Anak-anak sering tidak belajar karena guru tidak masuk, sehingga

perilaku anak tidak terkontrol.

5. Pendekatan yang dilakukan guru tidak sesuai dengan perkembangan

remaja.

c. Lingkungan masyarakat

1. Kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat dalam membelajarkan

anak dan mencengah pelanggaran tata tertib sekolah, seperti duduk

diwarung sambil merokok tak kala jam pelajaran sedang

berlangsung dan pemilik warung tidak penegurnya agar mereka

masuk kedalam kelas untuk mengikuti pelajaran.

2. Media cetak/media elekttonik yang beredar secara bebas yang

sebenarnya belum layak buat remaja, misalnya gambar porno, buku

cerita porno/cabu.

3. Adanya contoh/model dilingkungan masyarakat yang kurang

menguntungkan bagi perkembangan remaja. Misalnya main judi,

minuman keras, pelacuran.

D. Motivasi dan minat

a. Motivasi

Motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak siswa didalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin


kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dapat

tercapai. Motivasi yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu

guna mencapai suatu tujuan (Sardiman, 1996: 75).

Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu

prilaku yang diarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran atau

kepuasaan, keberhasilan belajar seseorang tidak lepas dari motivasi

orang yang bersangkutan, oleh karena itu pada dasarnya motivasi

belajar merupakan factor yang sangat menentukan keberhasilan belajar

seseorang. Siswa yang memiliki motivasi luas akan memiliki banyak

aktivitas untuk melakukan kegiatan belajar. Ditinjau dari segi

kekuatan dan kemantapannya, maka motivasi yang timbul dari dalam

diri siswa (internal) akan lebih stabil dan mantap dibandingkan dengan

perubahan yang terjadi dilingkungan. Oleh karena itu banyak

sedikitnya motivasi belajar yang ada dalam diri siswa akan

mempengaruhi prestasi belajar.

Marhaeni (2005:65) menyatakan bahwa motivasi adalah

kondisi yang muncul dalam diri individu yang disebabkan oleh

interaksi antara motivasi dengan kejadian yang diamati oleh individu

sehingga mendorong mengaktifkan prilaku menjadi suatu yang nyata.

Motivasi sebagai proses pembangkit gerak dalam diri individu untuk


melakukan atau berbuat sesuatu guna mencapai tujuan mempunyai

tiga fungsi yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menyeleksi

pertumbuhan individu.

Sehingga dapat disimpulakn bahwa motivasi adalah dorongan

yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk

melaksanakan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Factor lain yang

menunjang keberhasilan belajar siswa adalah minat siswa untuk

belajar dan berusaha. Hal ini berate kesempatan belajar makin banyak

dan optimal jika siswa tersebut menunjukkan keseriusannya dalam

mempelajari matematika sehingga dapat membangkitkan minat dan

motivasi untuk belajar.

Siswa yang telah termotivasi dalam belajar matematika, ia

akan lebih bersemangat daalm mempelajarinya sehingga menimbulkan

minat belajarnya. Siswa mempunyai minat belajar yang tinggi akan

selalu berusaha mencari, menggali, dan mengembangkan potensi dasar

(bakatnya), sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

b. Minat

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan

(Kamisa, 1997 : 370).Minat adalah sesuatu yang pribadi dan

berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi

prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat

dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang


telah menarik minatnya. Minat merupakan sumber motivasi yang

mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila

mereka bebas memilih.

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat

selalu diikuti dengan rasa senang. Minat sangat besar pengaruhnya

terhadap hasil belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari

tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan- segan

untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasaan dari pelajaran itu. Bahan

pelajaran. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah

dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995 : 117)

a) Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah

dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai

jenis media masa.

b) Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan

dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat.

Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting


yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang

berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan

atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan

itu.

c) Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya

tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan

dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Proses pengumpulan data mengenai siswa yang sering cabut di

lakukan dengan berbagai pendekatan. Dalam study kasus pendekatan atau cara

yang penulis gunakan dalam rangka pengumpulan data tentang siswa yang

bemasalah ialah sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengamatan di sekolah

 Tingkah laku Siswa X

Siswa x memiliki tingkah laku yang kurang menyenangkan bagi teman-

temannya. Tingkah laku Siswa X di sekolah sering membuat keributan terutama

di dalam belajar bahkan siswa X sering mengganggu temannya yang lagi

belajar, sehingga teman yang lain tidak suka pada Siswa X.

 Sikap dan kebiasaan Siswa X

Sikap dan kebiasaan Siswa X di sekolah yaitu Siswa X tidak mau

memperhatikan guru menerangkan, bahkan Siswa X tidak mau mencatat,

walaupun sudah disuruh untuk mencatat. Siswa X kesekolah jarang yang

membawa perlengkapan belajar dan jarang mengumpulkan tugas-tugas sekolah

yang diberikan guru.


 Perkembangan jasmani

Dilihat dari perkembangan jasmani Siswa X, perkembangan Siswa X

sangat baik. Dilihat dari fisik maupun psikis. Siswa X termasuk anak yang

mampu dari segi ekonomi, karena orang tuanya karyawan di Perusahaan besar,

Siswa X ini juga mempunyai bakat di bidang kesenian,

 Sikap Siswa X terhadap guru

Dari pengamatan penulis terhadap sikap Siswa X pada gurunya bahwa

Siswa X nakal ,tidak patuh terhadap gurunya, Siswa X tidak mau untuk

merubah sikap dan kebiasaanya yang malas dalam belajar.

Dari pengamatan penulis terhadap Siswa X yang dilakukan di sekolah

maka Siswa X dapat menyimpulkan bahwa pada seusia Siswa X adalah dimana

remaja yang sangat sulit untuk menemukan jati dirinya dan ingin diterima di

dalam suatu kelompok sehingga Siswa X

Berdasarkan wawancara

 Wawancara dengan Siswa X

Dari hasil wawancara penulis dengan Siswa X maka terungkaplah Siswa X

tiga bersaudara, Siswa X adalah anak kedua, pekerjaan orang tuanya guru.

 Wawancara dengan teman Siswa X

Dari hasil wawancara dengan teman Siswa X bahwa terungkaplah bahwa

Siswa X slalu berusaha mengganggu temannya dalam belajar, Siswa X selalu

berusaha membuat teman-temannya mau mengikuti apa yang diinginkannya,


Teman Siswa X mengungkapkan juga bahwa Siswa X sangat hobi menggambar,

hobinya itu selalu dilakukan dalam keadaan apapun, baik dalam waktu belajar

juga.

 Wawancara dengan guru mata pelajaran dan wali kelas

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran dan wali

kelas, Siswa X kurang memiliki minat dalam belajar bahkan ketika belajar

didalam kelas siswa melakukan kegiatan lain seperti mengambar pada kertas dan

meja belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak serius, ia lebih lebih banyak

menghabiskan waktu dengan kegitannya sendiri. Nilai Siswa X dibawah rata-rata

pada semua mata pelajaran.

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan berbagai pihak, maka

penulis dapat menyimpulkan Siswa X adalah remaja yang sedang berkembang

memiliki minat dan hobi yang pada suatu bidang tertentu sehingga Siswa X tidak

menyadari bahwa belajar adalah hal yang penting untuk mengembangkan bakat

dan hobinya tersebut serta belajar merupakan awal untuk mendapatkan

kesuksesan kedepannya.
B. Pembahasan

Untuk mengatasi masalah Siswa X maka penulis dapat melakukan

beberapa tahap pembinaan. Baik pembinaan yang dilakukan pada diri Siswa X,

orang tua, teman maupun guru/wali kelas.

1. Tahap pembinaan pada diri Siswa X

Pada tahap ini, penulis mengajak Siswa X untuk berbincang-bincang

mengenai keadaan dan hobi yang dimiliki Siswa X. bahkan penulis memberikan

motivasi terhadap hobi yang dimiliki Siswa X dan Siswa X merasa senang

karena selama ini tidak ada yang memberi dukungan terhadap bakat dan hobi

yang dimiliki Siswa X. Dengan adanya rasa senang yang diungkapkan Siswa X

maka penulis lebih mudah untuk membina Siswa X yang kuang motivasi dan

minat dalam belajar. Penulis melakukan pembinaan terhadap Siswa X sehingga

Siswa X dapat menyadari bahwa bakat dan minat serta hobi yang dimilikinya

itu dapat terwujud dengan cara kita belajar. Tanpa belajar bakat dan hobi

tersebut tidak bisa dikembangkan atau disalurkan sehingga Siswa X dapat

memahami apa yang disarankan oleh penulis bakan Siswa X akan mengatur

jadwal untuk kegiatan belajar dengan kegiatan yang lainnya.

1. Terhadap orang tua

Pada orang tua Siswa X penulis memberikan pengarahan agar orang

tua dapat memahami hobi yang dimiliki anaknya dan lebih memberikan

perhatian atas kegiatan anak baik kegiatan di sekolah maupun kegiatan

dirumah dam memberikan motivasi dalam belajar anak di rumah.


2. Teman

Pembinaan yang dilakukan pada teman Siswa X yaitu meminta teman

Siswa X agar dapat memahami dari kebiasaan yang dilakukan Siswa X dan

selalu memberi nasehat pada Siswa X atas tingkah lakunya tersebut sehingga

Siswa X merasa diperhatikan dan mengagap Siswa X telah diterima dalam

suatu kelompok.

3. Guru/wali kelas

Pada guru dan wali kelas penulis hanya menyarankan agar dapat

memahami dari perkembangan anak remaja dan tidak henti untuk

menesehati serta baik dan selalu memberikan motivasi dalam belajar

sehingga Siswa X benar-benar merasa diperhatikan dalam proses

pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran guru diharapkan

selalu memperhatikan serta membimbing siswa, karena siswa sangat

membutuhkan hal tersebut pada saat disekolah.

Selain itu penyelesaian masalah juga dapat ditempuh melalui:

a. Pemeliharaan sejak dini

Apabila perhatian dan motivasi dari lingkungan sudah mulai berkurang

maka tindakan anak makin bertambah ke arah yang tidak baik sehingga anak

melakukan hal-hal yang akan merugikan diri mereka sendiri, dimana mereka

bisa berbuat apa saja yang mereka lakukan.

Dengan demikian pencegahan awal yang dapat dilakukan adalah

selalui ikut serta dalam kegiatan yang akan dilakukan anak sehingga
perkembangan dan kegiatan anak dapat terkontrol sepenuhnya dan anak merasa

terbimbing dalam mengenbangkan bakat dan hobinya. Selain itu lembaga

pendidikan ikut berperan dalam mengenbangkan dan mengarahkan bakat dan

hobi yang dimiliki dari setiap peserta didik.

b. Pengembangan secara keseluruhan

Usahakan agar anak mau mengembangkan bakatnya sebagai upaya

mengalihkan perhatiannya dari kelemahan pribadi yang telah membuat mereka

kecewa dan apatis. Pengelaman dalam berbagai hal akan membuat anak

mengembangkan kemampuannya, dan pengalaman yang sukses akan

membngun konsep harga diri yang sehat.

c. Lembaga pendidikan khusus atau umum

Suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah dalam upaya untuk

menolong, anak yang kurang motivasi dan minat sebaiknya bergabung dalam

lembaga pendidikan khusus atau lembaga pendidikan umum. Hasilnya, tidak

diperoleh suatu kepastian karena adanya perbedaan pendapat. Kesimpulannya,

dari segi nalar tidak ditemukannya adanya peningkatan ketika anak berada di

lembaga pendidikan khusus. Hasilnya belajarnya pun tidak lebih baik di


bandingkan dengan mereka yang bergabung di lembaga pendidikan umum.

Dalam hal pergaulan, mereka yang ada dilembaga pendidikan umum mungkin

mengalami perasaan seperti di asingkan oleh teman-temannya, tetapi disana

mereka dapat memiliki harga diri yang lebih tinggi dari pada yang mengikuti

pendidikan di lembaga khusus. Bagi anak yang kurang motivasi dan minat,

yang terpenting bukanlah di mana mereka disekolahkan, tetapi bagai mana

mereka mendapatkan perhatian, bimbingan dan pengarahan dari guru yang

dapat membentuk kepribadian mereka sebagai seorang peserta didik.

d. Prinsip belajar

Semua usaha yang melatih anak untuk meningkatkan daya belajarnya,

sebaiknya memperhatikan prinsip dan keterampilan belajar. Usahakan agar anak

lebih banyak mengalami suka cita karena keberhasilannya. Hindarkan

kegagalan yang berulang-ulang, dorong anak untuk mencari tahu jawaban

benar atau salah dengan usahanya sendiri. Dengan demikian, anak dapat dipacu

semangatnya untuk belajar, beri dukungan moril atas setiap perubahan sikap

anak agar mereka puas. Kadang-kadang berilah hadiah kepada anak, perhatikan

taraf kemajuan belajar anak. Jangan kurang tantangan dan terlalu banyak

mengalami kegagalan, lakukan latihan secara sistematis dan bertahap sehingga

mencapai kemajuan belajar, boleh memberikan pengalaman berulang yang

cukup, tetapi jangan diberikan dalam jangka pendek, jangan merencakan

pelajaran yang terlampau banyak bagi murid, gunakan teknik bahasa yang
melibatkan lebih banyak menggunakan indra, lingkungan belajar yang sedehana

akan mengurangi rangsangan yang tidak diinginkan. Aturlah tempat duduk

sedemikian rupa agar mereka tidak merasa terganggu.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah yang di hadapi siswa dalam kasus ini adalah kurangnya minat dan

motivasi belajar siswa. Dengan diberikan layanan bimbingan kepada siswa

tersebut perlahan-lahan, maka permasalahan yang demikian dapat teratasi. .

B. Saran
Dalam menyelasaikan suatu masalah, haruslah difikirkan dan direncanakan

secara matang, langkah-langkah yang ditempuh haruslah dilakukan dengan sabar,

tekun dan berkesinambungan.

1. Saran kepada Siswa X

Jangan merasa rendah diri tetapi harus merasa yakin terhadap diri sendiri.

Menanamkan dalam diri tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan.

Mengubah pola belajar, sebaiknya belajar rutin setiap pulang sekolah dan

malam harinya walaupun hanya sebentar.

2. Saran kepada orang tua

Sebaiknya orang tua memberikan perhatian yang lebih kepada Siswa X,

terutama perkembangan belajar dirumah. Hendak orang tua memberikan

perhatian dengan porsi tepat tidak hanya untuk kebutuhan fisik saja akan tetapi

kebutuhan spiklis. Misalnya menumbuhkan rasa percaya diri anak. Hendaknya

orang tua memperhatikan kebutuhan sosial anak dan jangan menyalahkan anak

apabila anak selalu mengutamakan hobinya dari pada belajar.

3. Saran kepada guru

Sebaiknya guru memberikan perhatian yang lebih kepada Siswa X atas

masalah yang dihadapi. Guru harus lebih peka terhadap masalah belajar anak

didiknya dan memberikan solusi yang tepat umtuk mengatasi masalah. Guru
lebih sering bekerjasama dengan orang tua Siswa X untuk mengetahui

perkembangan belajar Siswa X tersebut dan bekarja sama dalam

mengembangkan bakat dan hobi.

Anda mungkin juga menyukai