BAB I
PENDAHULUAN
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat, mineral-mineral padat
yang tidak terikat secara kimia satu dan lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk
disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel
padat tersebut.
Suatu bentuk (phase) adalah suatu bagian dari sisi tanah secara fisik dan kimiawi
berbeda dengan bagian-bagian yang lain. Tanah merupakan bagian yang mempunyai fase
seperti :
Tanah yang digunakan dalam praktikum ini kami ambil di daerah Buket Rata tepatnya
di belakang Sekret Widelwis Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Keadaan lokasi pengambilan sampel sangat mendukung karena lokasi tersebut selain
dekat dengan laboratorium, juga merupakan bukan tanah timbunan. Keadaan permukaan tanah
di tumbuhi oleh rumput-rumput, sehingga tidak ada kemungkinan terjadinya perbedaan kadar
air yang terlalu besar.
Keadaan cuaca sangat berpengaruh dalam pengambilan sampel yang akan diuji,
sebaiknya pada saat pengambilan sampel yang akan diuji harus dalam keadaan cuaca cerah.
Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul dan sekop. Contoh
tanah yang akan di ambi sampell untuk tanah yang terganggu seberat 40 kg dan tanah yang
akan di ambil sampel untuk tanah tidak terganggu dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm,
tanah tersebut dimasukkan ke dalam karung yang didalamnya di lapisi dengan plastik agar
kadar airnya tidak terjadi penguapan.
Sebelum dilaksanakan pengujian, sampel terlebih dahulu dikeringkan kecuali untuk
sampel yang tidak terganggu. Pengeringan sampel dilakukan dengan cara dijemur dibawah
panas matahari atau di masukkan kedalam open pemanas. Setelah kering, sampel di tumbuk
dengan palu karet agar tanah yang bergulir bisa pecah dan bisa lolos penyaringan.
BAB III
PENGUJIAN KADAR AIR (WATER CONTENT)
Kadar air tanah adalah penentuan angka perbandingan antara berat air dan berat tanah
kering yang terkandung yang dinyatakan dalam persen. Untuk mengetahui besarnya suatu
kadar air pada suatu tanah, perlu dilakukan pengujian pada laboratorium untuk memperoleh
kadar air dari tanah.
Kadar air W =
Berat isi adalah angka perbandingan antara berat tanah seluruhnya dengan isi tanah
seluruhnya. Besaran tersebut dinyatakan dalam satuan gram/cm . Pengujian isi tanah ini
dilakukan untuk mengetahui besarnya berat isi yang dimiliki tanah dalam keadaan padat. Berat
isi dari suatu tanah juga mempengaruhi fungsi sebagai dasar atau landasan bawah dari suatu
konstruksi.
γ =
Keterangan :
W1 : Berat cincin
W2 : Berat cicin + tanah
V : Volume cincin (V = ¼ D2 . t)
D : Diameter cincin
t : Tinggi cincin
BAB V
PENGUJIAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan volume tanah
padat atau berat air yang dengan isi sama dengan isi tanah padat tersebut pada suhu tertentu.
Dalam perhitungan analisa Mekanika Tanah, berat jenis tanah (Spesifik Grafity) dari
butiran tanah padat sangat dibutuhkan. Harga berat jenis tanah yang diperlukan dapat kita
periksa atau diuji dilaboratorium, sehingga kita dapat menentukan harga - harga Gs secara
akurat.
Berat spesifik suatu tanah perlu diketahui karena di dalam tanah sendiri banyak
mengandung berat spesifik mineral-mineral penting untuk diketahui berapa kadarnya.
Mineralmineral tersebut adalah Montmorilonit, Ilit, Kaolinite, Kwarsa, Limonite, Olivena,
Clorit dan lain - lain. Dari semua yaitu keberadaannya akan mempengaruhi dalam penentuan
suatu berat spesifik tanah itu sendiri yang nanti berhubungan dengan penggunaan tanah
tersebut.
Dari suatu percobaan tertentu, harga-harga berat jenis beberapa mineral yang umum
terdapat pada tanah. Sebagian besar dari mineral-mineral tersebut mempuyai berat spesifik
berkisar antara 2,6 – 2,9.
Berat jenis dari tanah menandakan bahwa berat tanah tersebut dibandingkan dengan
volumenya. Harga-harga berat jenis akan berpengaruh ke beberapa hal seperti : kekuatan tanah
dan berat sendiri tanah. Oleh karena itu, perhitungan berat jenis dari suatu tanah sangat perlu
dilakukan.
1. Mahasiswa dapat mengetahui perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air pada
suhu tertentu.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengujian berat jenis tanah dengan baik dan benar.
3. Mahasiswa mengetahui cara menghitung nilai berat jenis suatu tanah.
4. Mahasiswa dapat menentukan berat jenis tanah.
5. Mahasiswa dapat menerapkan ke dalam perhitungan.
Keterangan :
GS = Berat jenis
W = Berat pignometer
W = Berat pignometer + tanah
W = Berat pignometer + tanah + air
W = Berat pignometer + air
K = Suhu (°C)
BAB VI
PENGUJIAN BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT) DAN
BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT)
Batas Cair =
Keterangan :
W1 = Container
W2 = Container + tanah basah
W3 = Container + tanah kering
Batas Plastis =
Keterangan : W1 = Container
W2 = Container + tanah basah
W3 = Container + tanah kering
BAB VII
ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS) DAN
HYDROMETER
Persen tertahan =
Persen lolos = 100 % - Persentase tanah kumulatif tertahan
1. Ditentukan
2. Diukur
3. Rh dibaca pada hydrometer
4. L = - 0,1617 x Rh + 16,969
5. Diameter (D) = K (L/t) ^ 0,5
6. k, ditentukan
7. rc = Rh + k
8. a = (Gs x 1,65) / ((Gs – 1) 2,65)
9. N = Rc (a / Ws)
10. N’ = Persen lolos # 200 x N
BAB VIII
PENGUJIAN PEMADATAN STANDART
( COMPACTION TEST)
Keterangan :
W = Berat mold
W = Berat mold + tanah
V = Volume cetakan
Keterangan :
Keterangan :
= Kepadatan tanah kering (gram / cm )
= Kepadatan tanah basah (gram /cm )
W = Kadar air
BAB IX
PENGUJIAN CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO )
BAB X
PENUTUP
10.1 Simpulan
Dari praktek pengujian tanah I yang telah kami lakukan, penulis dapat menarik
beberapa simpulan :
1. Lembaran kerja (job sheet) harus dipelajari dengan baik sebelum memulai pekerjaan.
2. Pada saat pengujian Proktor dan CBR harus mengetahui dulu berapa berat sampel uji
tersebut, sehingga tidak terjadi masalah pada saat perhitungannya.
3. Untuk memperoleh hasil yang sempurna, ketelitian dan kesabaran yang harus diutamakan
dalam pekerjaan.
10.2 Saran
1. Selama melakukan praktek di laboratorium ini sangatlah sempit waktunya yang diberikan
sehingga kami merasa masih banyak kekurangan ilmu yang telah diberikan, waktu melakukan
praktek hendaknya diperpanjang didalam penelitian agar mencapai proses belajar mengajar.
2. Untuk lebih memudahkan Mahasiswa didalam kegiatan praktek sebaiknya peralatan yang
dibutuhkan diperbanyak dan lebih lengkap.
3. Ada baiknya jika semua job benar-benar dilakukan menurut prosedur kerja yang telah
ditetapkan, karena jika dilakukan menurut prosedur kerja yang telah ditetapkan akan lebih
besar kemungkinan menghasilkan nilai yang toleransinya sekecil mungkin.
4. Mahasiswa hendaknya selalu diawasi oleh pembimbing dalam melaksanakan praktek.