Anda di halaman 1dari 13

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO.

2, OKTOBER 2015 1

STUDI TENTANG KONDISI SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK


PADA BENGKEL TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 6 KOTA
MALANG

Oleh:
Ferawati, Yoto, dan Abdul Qolik
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Email: lifeferra@gmail.com; yoto.1718@yahoo.com; abdulqolik@gmail.com

Abstrak. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diselenggarakan sebagai salah satu jalan keluar
dalam menyiapkan sumber daya manusia yang potensial. Untuk menghasilkan tenaga yang
profesional dan mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyelenggaraan
sekolah menengah kejuruan wajib menerapkan standar sarana dan prasarana sekolah menengah
kejuruan. Hasil penelitian tentang kondisi sarana dan prasarana praktik pada bengkel teknik
pemesinan di SMK Negeri 6 Kota Malang diperoleh: (1) kelayakan peralatan yang di gunakan
pada saat praktikum; (2) tata letak alat atau mesin praktikum di bengkel pemesinan; (3) penataan
bahan praktikum di bengkel pemesinan; dan (4) kelayakan ruang praktikum di bengkel pemesinan;
(2) Kelengkapan sarana dan prasarana praktik pada bengkel teknik pemesinan di SMK Negeri 6
Malang yaitu: (a) kelengkapan peralatan praktikum di bengkel pemesinan; (b) kelengkapan mesin
praktikum di bengkel pemesinan; dan (c) kelengkapan ruang praktikum di bengkel pemesinan; (3)
Kendala yang di hadapi oleh sekolah dalam melengkapi sarana dan prasarana pada bengkel teknik
pemesinan di SMK Negeri 6 Malang; dan (4) Usaha-usaha yang dilakukan sekolah dalam
memenuhi kelengkapan sarana dan prasarana khususnya bengkel teknik pemesinan di SMK Negeri
6 Malang.
Kata Kunci: kondisi sarana dan prasarana praktik, bengkel teknik pemesinan

Kualitas kehidupan bangsa sangat diten- miliki kompetensi yang sesuai dengan bi-
tukan oleh faktor pendidikan, karena pendi- dang keahliannya. Terutama lulusan SMK
dikan sangat penting dan besar pengaruhnya yang harus mampu berperan dan menam-
dalam kehidupan setiap orang. Tanpa pen- pilkan keunggulanya yang kreatif, mandiri,
didikan yang baik orang tidak akan menge- dan professional pada bidang yang di te-
tahui bagaimana mereka akan melakukan kuninya. Sekolah Menengah Kejuruan sa-
pekerjaannya dan memikirkan bangsa ini ngat diharapkan mampu mencetak lulusan
agar tidak tertinggal dengan bangsa lain. yang menghasilkan tenaga kerja terampil
Dari sini bisa dibayangkan bagaimana Ne- yang siap untuk terjun ke dunia kerja.
gara jika pendidikan itu tidak ada, oleh Sebagaimana yang tercantum pada
sebab itu pendidikan ini sangat penting Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
untuk menciptakan sumber daya manusia tentang sistem pendidikan nasional Pasal 15,
yang cerdas, terampil, ulet, dan mempunyai yang menyebutkan bahwa pendidikan ke-
pemikiran yang luas. juruan merupakan pendidikan menengah
Di masa yang sekarang ini sangat di- yang mempersiapkan peserta didik terutama
butuhkan sumber daya manusia yang me- untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pada
2 Ferawati, Yoto, dan Abdul Qolik, Studi Tentang Kondisi Sarana dan Prasarana...

dasarnya dalam undang-undang tersebut Peserta didik merupakan salah satu


Sekolah Menengah Kejuruan itu dituntut subjek pendidikan yang paling penting, ka-
untuk menciptakan lulusan yang benar-be- rena tanpa peserta didik proses pengajaran
nar baik. Mutu sekolah dalam menciptakan tidak akan berjalan, namun pada hakekatnya
lulusan yang terbaik itu sangat diperhitung- proses pendidikan itu sendiri ditujukan un-
kan dalam masyarakat maupun dalam dunia tuk mengembangkan kompetensi peserta
industri. didik, agar dapat menjalani kehidupan. Ma-
Jika mutu sekolah rendah maka lulus- ka sangatlah penting proses pendidikan
an yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan tersebut berjalan sesuai dengan apa yang di-
apa yang diharapan. Apa lagi dengan harapkan. Berhasil atau tidaknya proses
berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Tek- pembelajaran sendiri tergantung dari terca-
nologi yang semakin modern di dalam dunia pai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang
kerja, selain itu persaingan yang sangat ketat telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menge-
dalam pekerjaan. Semua itu harus bisa disi- tahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran
asati oleh setiap satuan pendidikan teknologi diperlukan kegiatan atau tindakan evaluasi
dan pendidikan kejuruan, dengan ini diha- pada sistem pembelajarannya.
rapkan sekolah mempunyai sebuah langkah- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
langkah untuk memprogram semua kegiatan menjadi salah satu jalan keluar dalam me-
yang berpotensi dalam dunia kerja. Dalam nyiapkan sumber daya manusia yang po-
artian program-program yang diadakan itu tensial. Dijelaskan pada Peraturan Pemerin-
bisa memberikan keterampilan pada peserta tah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidi-
didik yang sesuai dengan bidangnya. kan Menengah pasal 1 yaitu, “Pendidikan
Menurut Undang-Undang Sisdiknas menengah kejuruan adalah pendidikan pada
No 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 menga- jenjang pendidikan menengah yang meng-
takan bahwa pendidikan nasional berfungsi utamakan pengembangan kemampuan siswa
mengembangkan kemampuan dan memben- untuk melaksanakan jenis pekerjaan terten-
tuk watak serta peradaban bangsa yang tu”. Untuk itu pendidikan menengah kejuru-
bermartabat dalam rangka mencerdaskan an pada dasarnya bertujuan untuk menyiap-
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkem- kan tenaga kerja yang memiliki pengetahu-
bangnya potensi peserta didik agar menjadi an, keterampilan dan sikap yang sesuai de-
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada ngan sifat spesialisasi kejuruan dan persya-
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, ratan dunia industri dan dunia usaha. Dalam
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menghadapi era industrialisasi dan persaing-
menjadi warga negara yang demokratis serta an bebas dibutuhkan tenaga kerja yang pro-
bertanggung jawab. Dari pernyataan di atas duktif, efektif, disiplin dan bertanggung-
kita dapat menyimpulkan bahwa tidak hanya jawab sehingga mereka mampu mengisi,
lembaga pendidikan yang sangat berperan menciptakan, dan memperluas lapangan
penting demi mencerdaskan dan mencip- pekerjaan.
takan lulusan yang terbaik, tetapi dalam Sekolah Menengah Kejuruan sangat
mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan dibutuhkan bagi peserta didik yang mem-
harapan maka peran seorang peserta didik punyai keinginan untuk bisa berkerja setelah
jugalah sangat penting. lulus nanti. Dalam sekolah menengah keju-
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 3

ruan peserta didik dibekali dengan banyak Lulusan, (4) Standar Pendidikan dan Tenaga
hal yang berhubungan dengan minat dan Kependdikan, (5) Standar Sarana dan Pra-
keinginan peserta didik. Misalnya saja pada sarana, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar
jurusan pemesinan, peserta didik SMK Pembiayaan, dan (8) Standar Penilaian Pen-
Negeri 6 Malang yang mengambil jurusan didikan. Pada dasarnya semua itu untuk
itu sudah pasti mereka memperhitungkan memperbaiki sistem pendidikan pada SMK
jika mereka lulus nanti akan segera berkerja yang ada terus menerus dan berkesinam-
sesuai dengan jurusanya. Di Sekolah Me- bungan agar pendidikan pada SMK semakin
nengah Kejuruan bertugas mendidik siswa- baik terutama pada hasil lulusan yang akan
nya untuk mampu melakukan praktikum terjun pada dunia kerja yang semakin
pemesinan tersebut agar peserta didiknya bersaing.
mampu memahami tentang praktikum yang Pada standar penyelenggaraan pendi-
dilakukannya di bengkel pemesinan. dikan tersebut terdapat poin standar sarana
Jika seorang peserta didik mampu me- dan prasarana, ini sangat memegang peran
nguasai semua teori maupun praktikum penting dalam penyelenggaraan pendidikan,
yang diajarkan di sekolah, maka peserta di- maka dari itu perlu diadakannya penyurvei-
dik tidak hanya akan mendapatkan nilai an terhadap kesesuaian sarana dan prasarana
yang baik tapi juga akan memiliki etos kerja pendidikan yang ada di SMK Negeri 6
yang baik serta disiplin yang tinggi dalam Malang. Tidak hanya itu, menurut Keputus-
pekerjaan. Untuk itu peserta didik yang an Menteri Pendidikan Nasional Republik
benar-benar sudah siap dan mampu, mereka Indonesia Nomor 129a/u/2004 tentang Stan-
akan menjadi lulusan yang siap berkerja dar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan
maupun bersaing di dunia kerja. Semua itu (SPM) untuk SMK Pasal 4 ayat 1 (Kepu-
tidak akan berjalan mulus jika di sekolah tusan Menteri, 2004) yang salah satu men-
tersebut tidak mempunyai sebuah sarana jelaskan bahwa 90% sekolah harus memiliki
prasarana yang mendukung dalam kegiatan sarana dan prasarana minimal sesuai dengan
pendidikan, oleh karena itu sarana prasarana standar teknis yang ditetapkan secara
sangat diperhitungkan keberadaanya dalam Nasional.
sekolah. Demi menghasilkan tenaga yang pro-
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor fesional dan mampu mengikuti kemajuan
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional ilmu pengetahuan dan teknologi adalah de-
Pendidikan (SNP) yang kemudian dibentuk ngan meningkatkan sarana dan prasarana
pula Badan Standar Nasional Pendidikan pendidikan. Seperti yang dijelaskan dalam
(BSNP) sebagai badan yang menentukan 8 Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidi-
(delapan) standar dan kriteria pencapaian kan Nasional Republik Indonesia) Nomor
penyelenggaraan pendidikan. Adapun stan- 40 tahun 2008 tentang Standar Sarana Pra-
dar-standar yang menjadi dasar bagi penye- sarana untuk SMK dan Madrasah Aliyah
lenggaraan pendidikan sebagaimana yang Kejuruan (MAK) pasal 4 (Peraturan Men-
diatur dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah teri, 2008:4) dijelaskan bahwa “Penyeleng-
Nomor 19 Tahun 2005 (Peraturan Peme- garaan sekolah menengah kejuruan/madra-
rintah 2005:4) tersebut yaitu: (1) Standar Isi, sah aliyah kejuruan (SMK/MAK) wajib
(2) Standar Proses, (3) Standar Kopetensi menerapkan standar sarana dan prasarana
4 Ferawati, Yoto, dan Abdul Qolik, Studi Tentang Kondisi Sarana dan Prasarana...

sekolah menengah kejuruan/madrasah ali- Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah


yah kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana di- Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
atur dalam Peraturan Menteri ini, selambat- Dalam penelitian ini akan mengutama-
lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan kan pembahasan tentang sarana dan prasara-
Menteri ini ditetapkan”. Dari Peraturan na pada bengkel pemesinan yang mempu-
Menteri tersebut dapat disimpulkan bahwa nyai hubungan dengan pelaksanaan praktik-
setiap satuan pendidikan wajib memiliki sa- um peserta didik. Sarana dan prasarana pen-
rana dan prasarana yang diperlukan demi didikan kejuruan terutama pada SMK ter-
berjalannya pendidikan yang sesuai dengan dapat tiga area kerja yaitu laboraturium,
harapan serta untuk menunjang proses pem- bengkel dan workshop dengan masing-ma-
belajaran yang lancar tanpa ada hambatan. sing mempunyai peran dan fungsi yang
Dari sisi lainnya kelengkapan sarana dan berbeda. Laboraturium diperlukan untuk
prasarana dapat berdampak positif bagi melakukan penelitian ilmiah terhadap suatu
keberhasilan siswa dalam memperoleh in- masalah yang ingin dipecahkan atau disele-
formasi sebagai upaya untuk membentuk saikan, dan pada laboraturium ini diperlukan
karakter dibidang profesi yang siap mema- peralatan-peralatan khusus. Pada Bengkel
suki dunia kerja. berfungsi untuk melatih seseorang untuk
Dari hasil observasi awal di SMK melakukan pengoprasian terhadap peralatan
Negeri 6 Malang dengan Bapak Ayub Rah- atau mesin yang ada serta dapat mening-
mandilla selaku sekertaris program teknik katkan pengetahuan dan keterampilan. Se-
pemesinan yang dilakukan pada tanggal, 10 dangkan workshop digunakan untuk mela-
Oktober 2014 mengatakan bahwa peralatan kukan kegiatan kerja guna menghasilkan
yang ada di SMK Negeri 6 Malang, peralat- suatu produk.
an yang ada cukup lengkap untuk kegiatan Pada sekolah kejuruan sarana dan
praktikum pemesinan, selain itu penataan prasarana adalah salah satu sumber daya
yang dilakukan juga sudah cukup baik. Dari yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan
hasil observasi tersebut maka perlu diada- perlu peningkatan terus menerus seiring
kannya penelitian lebih lanjut dilapangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
untuk mengetahui kesesuaian serta hal-hal dan teknologi yang cukup canggih. Di se-
apa saja yang menjadi kendala dalam kolah kejuruan bengkel merupakan sarana
memenuhi sarana dan prasarana yang ada di dan prasarana yang sangat perlu untuk
bengkel pemesinan. Peneliti mengambil te- menunjang praktikum peserta didik agar
mpat di SMK Negeri 6 Malang karena mampu melakukan kegiatan praktikum de-
sekolah ini sudah memiliki ISO 9001:2008 ngan baik tanpa mengalami kendala. Sarana
pada tanggal 21 Oktober 2009 dan berlaku prasarana merupakan bagian penting yang
sampai 2014/2015, maka dari itu apakah perlu diadakan secara cermat, sehingga pro-
kelengkapan sarana dan prasarana bengkel ses praktikum pada bengkel pemesinan
teknik pemesinan sudah terpenuhi atau be- dapat berjalan dengan lancar. Adapun yang
lum, sesuai dengan standar Peraturan Men- menjadi fokus penelitian studi tentang
teri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun kondisi sarana dan prasarana praktik pada
2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana bengkel teknik pemesinan di SMK Negeri 6
Kota Malang dirinci sebagai berikut: (1)
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 5

bagaimana kondisi sarana dan prasarana kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam
praktik pada bengkel teknik pemesinan di melengkapi sarana dan prasarana pada beng-
SMK Negeri 6 Malang?, (2) bagaimana ke- kel teknik pemesinan di SMK Negeri 6
lengkapan sarana dan prasarana praktik pada Malang, dan (4) usaha-usaha yang dilakukan
bengkel teknik pemesinan di SMK Negeri 6 sekolah dalam memenuhi kelengkapan sara-
Malang?, (3) Apa saja kendala yang di na dan prasarana khususnya bengkel teknik
hadapi oleh sekolah dalam melengkapi sara- pemesinan di SMK Negeri 6 Malang.
na dan prasarana pada bengkel teknik peme-
sinan di SMK Negeri 6 Malang?, (4) Apa Kondisi Sarana dan Prasarana Praktik
saja usaha–usaha yang dilakukan sekolah pada Bengkel Teknik Pemesinan di SMK
dalam memenuhi kelengkapan sarana dan Negeri 6 Malang
prasarana khususnya bengkel teknik peme- Berdasarkan hasil pengamatan dan pe-
sinan di SMK Negeri 6 Malang? nelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi ter-
METODE PENELITIAN hadap keberadaan kondisi sarana dan prasa-
Penelitian ini menggunakan pende- rana praktik pada bengkel teknik pemesinan
katan kualitatif. Alasan penggunaan pende- di SMK Negeri 6 Malang yang sudah
katan ini adalah karena pendekatan peneliti- mendapatkan standar ISO 9001:2008 pada
an ini praktis dan dapat mengungkapkan tanggal 21 Oktober 2009 dan berlaku sam-
komplektisitas yang mendalam suatu kejadi- pai 2014/2015, dapat diketahui bahwa kon-
an atau suatu kebijakan. Jenis penelitian disi sarana dan prasarana praktik pada beng-
yang digunakan pada penelitian ini adalah kel teknik pemesinan di SMK Negeri 6 Ma-
studi kasus karena penelitian ini bersifat lang masih belum sesuai dengan standar na-
mengungkapkan suatu peristiwa. Teknik sional pendidikan. Sesuai dengan data di
pengambilan data dengan: wawancara, do- lapangan, kondisi sarana dan prasarana yang
kumentasi, dan observasi. Prosedur analisis ada masih sangat kurang, mulai dari per-
data pada penelitian ini menggunakan model alatan, mesin dan ruangan bengkelnya masih
Miles & Huberman (1992), setelah data kurang luas.
terkumpul (data collection) maka model in- Pada Peraturan Menteri Pendidikan
teraksi analisis data dapat dilihat pada gam- Nasional Nomor 40 Tahun 2008, mengata-
bar 1 di bawah ini, yaitu: (1) reduksi data; kan bahwa area kerja pemesinan terdiri dari
(2) penyajian data; dan (3) penarikan ke- area kerja bangku 64 m², area kerja mesin
simpulan atau penilaian (kesimpulan semen- bubut 64 m², area kerja mesin frais 32 m²
tara, verifikasi, dan kesimpulan akhir). yang masing-masing 8 m² untuk satu peserta
didik, dan ruang penyimpanan dan instruk-
HASIL PEMBAHASAN tur 48 m². Sedangkan luas yang ada pada
Berdasarkan hasil penelitian berikut bengkel teknik pemesinan di SMK Negeri 6
ini dipaparkan tentang: (1) kondisi sarana Malang adalah pada area kerja mesin bubut
dan prasarana praktik bengkel pemesinan di 76 m² luas itu juga termasuk area kerja me-
SMK Negeri 6 Malang, (2) kelengkapan sin frais dan mesin skrap, area kerja mesin
sarana dan prasarana praktik pada bengkel CNC 76 m² luas itu juga termasuk area kerja
pemesinan di SMK Negeri 6 Malang, (3) mesin bor, untuk area kerja bangku 70,18
6 Ferawati, Yoto, dan Abdul Qolik, Studi Tentang Kondisi Sarana dan Prasarana...

m², dan luas area penyimpanan alat dan guru nar. Pemasangan ventilasi yang baik akan
30m². Menurut Strom (1979) dalam Yoto menghasilkan pertukaran udara yang segar
(2014:116) mengatakan bahwa dalam me- keseluruh ruangan yang dapat berfungsi
rencanakan fasilitas untuk pendidikan kerja, mengurangi suhu ruangan yang panas dan
pertimbangan utamanya adalah menyedi- mengganti udara yang kotor dengan yang
akan tempat yang cukup untuk kelompok, baru. Jika udara yang ada dalam ruangan
individu, dan pengajaran bengkel. Kecukup- tidak baik, maka akan mengakibatkan gang-
an tempat pada tempat kerja di bengkel guan pada oragan tubuh kita (paru-paru,
merupakan unsur penting untuk kondisi darah, kulit, dan mata).
kerja yang diinginkan. Tempat tambahan Hasil pengamatan pada ruang bengkel
juga diperlukan untuk tempat penyimpanan praktikum di SMK Negeri 6 Malang udara
perlengkapan (gudang). masih terasa panas, ventilasi yang ada juga
Dari pemaparan data di atas, dapat di- kurang. Meskipun ada beberapa kipas angin,
ketahui bahwa pada area kerja pemesinan hal ini masih kurang membantu kelancaran
yang ada di SMK Negeri 6 Malang terdapat sirkulasi udara di ruang praktikum. Dengan
beberapa sarana dan prasarana yang belum ditambah kondisi ruangan yang masih ku-
terpenuhi. Komponen tersebut antara lain rang luas, mengakibatkan udara di dalam
adalah ruangan yang kurang luas sehingga bengkel masih terasa panas.
membuat kondisi bengkel kurang nyaman Dalam penyusunan letak peralatan/
dan kondusif. Pada ruangan yang ada di mesin-mesin pada sekolah kejuruan teru-
bengkel ini harus dibagi dengan tempat tama pekerjaan permesinan disarankan me-
praktikum lainnya yaitu praktik bubut, nggunakan tata letak berdasarkan fungsi.
CNC, frais, dan kerja bangku, selain itu Karena dengan tata letak berdasarkan fungsi
pada ruang CNC juga biasa digunakan untuk guru pembimbing praktik/instruktur dapat
tempat teori. Hal ini sangat kurang kondusif mengawasi dengan mudah, karena dalam
karena melakukan teori di ruang bengkel de- suatu ruang terletak mesin yang sejenis. Pe-
ngan kondisi yang seperti itu sangat meng- rencanaan tata letak adalah merupakan suatu
ganggu karena suara guru yang memberikan perencanaan lantai, guna menentukan dan
materi kurang terdengar oleh siswa. Seperti menyusun alat dan mesin-mesin yang diper-
yang diungkapkan oleh Rizal (1990) me- lukan oleh bengkel pada tempat yang tepat
ngatakan bahwa ruang belajar ditempatkan (Yoto, 2014:91). Pada ruang bengkel prak-
dibagian paling tenang jauh dari segala sum- tikum di SMK Negeri 6 Malang, ruangan
ber kebisingan. Jadi sebaiknya jika guru mesin bubut yang ada masih kurang luas
akan melakukan teori lebih baik di ruang sehingga peletakkan mesin jaraknya sangat
kelas, sehingga suasananya tidak terganggu dekat, begitu pula dengan mesin frais dan
dan keadaan di bengkel bisa kondusif untuk skrap yang ada juga masih saling berdekat-
melakukan praktikum. an. Kondisi seperti ini membuat peserta di-
Selain kondisi ruangan, dalam suatu dik yang melakukan praktikum merasa
bengkel perancangan sistem ventilasi mem- kurang leluasa dalam bergerak karena letak
punyai peranan yang penting sebagai tempat mesin yang berdekatan. Kondisi ini sangat
sirkulasi udara dalam suatu ruangan, jika mengganggu dan memungkinkan terjadinya
penempatannya sesuai ketentuan yang be- kecelakaan kerja.
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 7

Kondisi seperti itu juga terdapat pada teknik pemesinan SMK Negeri 6 Malang
ruang praktikum mesin CNC, penempatan masih belum dikelompokkan sesuai dengan
mesin berdekatan. Mesin bor yang ada juga ketentuan yang ada.
di tempatkan berjajar dengan jarak ber-
dempetan di belakang mesin CNC. Selain Kelengkapan Sarana dan Prasarana pada
itu di ruangan ini juga digunakan untuk teori Bengkel Teknik Pemesinan di SMK
yang meja dan kursinya diletakkan di depan Negeri 6 Malang
mesin CNC. Kelengkapan sarana dan prasarana pa-
Penempatan peralatan dan bahan prak- da suatu bengkel memang sangat berpe-
tikum yang ada di bengkel masih belum ter- ngaruh terhadap kelancaran belajar menga-
tata dengan rapi karena masih dijadikan satu jar. Sarana dan prasarana pendidikan me-
pada ruang kerja bangku dan sebagian dile- rupakan instrumen penting dalam pendi-
takkan di ruang alat. Penataan peralatan dikan, begitu pentingnya sarana dan prasa-
yang ada di bengkel kurang baik karena le- rana pendidikan, banyak sekali sekolah yang
mari yang digunakan hanya ada beberapa, berlomba-lomba untuk meningkatkan sarana
sehingga sebagian peralatan tidak tertata dan prasarana demi meningkatkan kualitas
sesuai dengan jenisnya. Untuk memudahkan proses pembelajaran.
inventarisasi maupun kodifikasi maka per- Berdasarkan hasil penelitian yang di-
alatan dan mesin-mesin tersebut menurut lakukan oleh peneliti terhadap kelengkapan
Soelipan (1992) dalam Yoto (2014:69-71) sarana dan prasarana yang tidak dikelola
dikelompokan sebagai berikut: (1) alat ta- dengan baik, mengakibatkan sarana dan pra-
ngan (hand tool); (2) alat bertenaga (power sarana yang ada tidak terawat dan rusak. Se-
tool); (3) alat ukur (measuring tool) dan perti yang ada di SMK Negeri 6 Malang,
mesin uji (testing machine); (4) mesin- sarana dan prasarana yang ada masih belum
mesin ringan (light machine); (5) mesin- terpenuhi dengan baik. Hal tersebut bisa
mesin berat (heavy machine); (6) alat bantu dilihat ketika berada di lapangan. Ruangan
mengajar (teachingaid); (7) perlengkapan yang ada masih kurang luas, dimana ruang-
umum (general equipment). an tersebut juga harus dibagi dengan ruang-
Pengadaan bahan-bahan praktik per- an yang lain sehingga terlihat sangat sempit.
mesinan dalam jumlah yang sangat besar Begitu pula ruangan alat yang ada juga
akan menimbulkan masalah apabila tempat sempit, karena terdapat beberapa almari alat
penyimpanan/gudang tidak tersedia secara yang penataannya masih kurang rapi. Hal ini
luas dan memenuhi syarat keamanan. Oleh nampak dari penempatan peralatan praktik-
sebab itu perencanaan dan strategi penga- um masih dijadikan satu. Jika keadaan se-
daan dan pengiriman bahan praktik peme- perti ini, maka peralatan yang ada bisa rusak
sinan harus dijadual secara teratur. Untuk karena penempatan yang salah.
mempermudah dalam pemenuhan kebutuh- Dalam Juknis analisi standar sarana
an bahan praktik, maka perencanaan jenis/ dan prasarana yang dikeluarkan oleh Direk-
macam praktik, lama praktik, dan jumlah torat Pembinaan SMA/SMK (2010) dijelas-
peserta praktik/pelatihan harus diperhitung- kan bahwa untuk menghitung kebutuhan
kan secara benar pada perencanaan awal. sarana pendidikan perlu dikembangkan ber-
Namun penataan bahan yang ada di bengkel bagai asumsi, misalnya: (a) Sistem pem-
8 Ferawati, Yoto, dan Abdul Qolik, Studi Tentang Kondisi Sarana dan Prasarana...

belajaran dikembangkan berdasarkan kelas dalam Rohman (2011:64) adalah sebagai


berjalan yang artinya, rombongan belajar/ berikut:
kelompok praktik tidak selalu menetap
pada suatu ruang/ tempat, tetapi bergerak/
berpindah sesuai kegiatan belajar yang Keterangan:
JA : Jumlah alat/mesin
harus diikuti/ dilaksanakan, atau menetap
JS : Jumlah siswa
pada suatu ruang tertentu. (b) Pembelajaran SA : Jumlah siswa per alat/mesin
teori, polanya bersifat klasikal (satu rom- Sebagai contoh pada program teknik
bongan belajar atau 1 kelas utuh). (c) pemesinan jumlah peserta didik dalam satu
Pembelajaran praktik, dapat dibagi menjadi kelas sebanyak 32 peserta didik dan itu
kelompok dengan komposisi: (1) kelompok dibagi menjadi 2 kelompok jadi satu ke-
praktik terdiri atas 32 peserta didik (1 lompok terdiri dari 16 peserta didik,
rombongan belajar), (2) kelompok praktik sedangkan mesin-mesin yang ada terdiri dari
terdiri atas 16 peserta didik (1/2 rombongan 2 mesin frais, 8 mesin bubut dan 2 mesin
belajar), (3) kelompok praktik terdiri atas skrap maka total mesin yang ada diruang
8 peserta didik (1/4 rombongan belajar); bengkel ada 12 mesin sehingga:
dan seterusnya. (d) Untuk praktik yang
memerlukan teori sebagai pengantar prak-
tik dilaksanakan di ruang praktik. (e) Ana-
lisis didasarkan pada rombongan belajar
dengan komposisi kelas satu perjurusan.
Dengan demikian untuk 1 mesin di-
Apabila sekolah akan membuka lebih da-
anggap digunakan untuk 1 peserta didik.
ri satu kelas perhitungan kebutuhan sara-
Namun keadaan ini tidak sesuai dengan
na dapat dilakukan dengan mengalikan
jumlah peserta didik yang melakukan prak-
berdasarkan jumlah kelas paralel yang
tikum, karena jumlah peserta didik ada 16
akan dibuka dengan mempertimbangkan
orang sedangkan mesin yang ada hanya 12,
faktor guna (used factor) sarana. (f) Pada
jadi peserta didik yang tidak mendapatkan
kegiatan pembelajaran praktik yang bersi-
mesin sendiri, mereka akan mengganggu
fat individu, diperlukan satu alat untuk se-
temannya yang melakukan praktikum atau
tiap peserta didik. (g) Kegiatan praktik
jika setiap mesin digunakan untuk 2 orang
yang sifatnya kelompok, setiap alat digu-
peserta didik memang cukup memenuhi,
nakan lebih dari satu peserta didik/ pema-
tetapi kondisi yang demikian tidak sesuai
kai.
dengan standar yang ditentukan oleh
Dari keterangan di atas, maka pada
Permen No. 40 Tahun 2008, pemakaian
program keahlian Teknik Pemesinan untuk
yang seperti ini sangat tidak efektif dalam
peralatan yang bersifat individu atau untuk
kegiatan praktikum sisiwa. Jadi hal ini
setiap orang, jumlah peralatan yang ada atau
menunjukan bahwa mesin-mesin praktikum
yang akan digunakan oleh peserta didik
yang ada masih belum mencukupi. Se-
harus sama jumlahnya dengan pesrta didik
dangkan untuk kesesuaian prasarana ruang-
dalam kelas tersebut. Sedangkan untuk
an pada bengkel teknik pemesinan di SMK
peralatan praktikum yang digunakan untuk
Negeri 6 Malang untuk masing-masing area
kelompok, menurut Dikmenjur (2003)
kerja, dapat dilihat dari Tabel 1.
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 9

Tabel 1 Standar Ruang Praktikum Program Keahlian Teknik Pemesinan


No Jenis Rasio Deskripsi Keadaan di Lapangan
1. Area kerja 8 m2/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik. 53,2 m2 (7,6m x 7m)
mesin bubut Luas minimum adalah 64 m2. Kapasitas 16 peserta didik.
Lebar minimum adalah 8 m2. 3,3 m2/peserta didik
2. Area kerja 8 m2/peserta didik Kapasitas untuk 4 peserta didik. 22,8 m2 (7,6m x 3m)
mesin frais Luas minimum adalah 32 m2. Kapasitas 16 peserta didik.
Lebar minimum adalah 4 m2. 1,4 m2/peserta didik
3. Area kerja 8 m2/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik. 70,18 m2 (12,10m x 5,80m)
bangku Luas minimum adalah 64 m2. Kapasitas 32 peserta didik.
Lebar minimum adalah 8 m2. 1,4 m2/peserta didik
4. Ruangan 4 m2/ instruktur Luas minimum adalah 48 m2. 15 m2 (5m x 3m)
penyimpanan Lebar minimum adalah 6 m2. Kapasitas 12 orang
dan instrukrur Kapasitas untuk 12 orang 1,3 m2/instruktur
instruktur.
Sumber: Permen No. 40 Tahun 2008

Jadi dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat Peralatan yang ada di bengkel masih
bahwa luas ruangan yang ada pada masing- belum sepenuhnya terlengkapi, menurut
masing area kerja masih sangat kurang, salah satu guru teknik pemesinan, peralatan
begitu juga dengan ruang penyimpanan alat yang ada masih kurang selain itu peralatan
dan bahan, serta luas untuk masing-masing di bengkel juga ada yang rusak. Pada saat
instruktur atau guru juga masih terlalu siswa melakukan praktikum kerja bangku,
sempit dalam ruangan tersebut. Hal ini sa- peralatan yang ada memang tersedia tetapi
ngat jauh dari ketentuan yang telah diten- hanya beberapa yang bisa digunakan. Mi-
tukan oleh Permen No. 40 Tahun 2008. salnya terdapat 30 ragum tetapi hanya 20
Maka dari itu pihak sekolah sebaiknya ragum yang bisa digunakan, sedangkan
melakukan pembangunan pada ruang beng- jumlah peserta didik yang melakukan prak-
kel pemesinan guna menambah luas area tikum kurang lebih antara 30-32 peserta di-
kerja praktikum, sehingga bisa mewujudkan dik, begitu juga dengan kikir yang bisa
kondisi dan kelengkapan sarana dan pra- digunakan hanya beberapa, karena sebagian
sarana dengan baik dan sesuai standar yang kikirnya sudah ada yang tumpul atau
telah ada. pegangan kikirnya tidak ada, serta beberapa
Kelengkapan ventilasi yang ada pada peralatan lain dengan kondisi yang sama.
ruang bengkel praktik juga masih kurang, Kelengkapan pada mesin juga masih
sehingga suasana pada bengkel terasa panas, sangat kurang jika disesuaikan dengan ba-
kipas angin yang ada belum membantu sir- nyaknya siswa yang akan melakukan prak-
kulasi udara di bengkel teknik pemesinan. tikum. Dengan jumlah mesin yang sedikit
Pencahayaan di ruang bengkel sudah cukup siswa biasanya akan dibagi dengan prak-
baik, karena selain didukung dengan lampu, tikum lainnya, hal ini disiasati guna meng-
juga dibantu dengan jendela kaca transparan atasi kekurangan mesin yang ada. Akan
yang terletak di atas atap. Sehingga me- tetapi, tidak menutup kemungkinan jika
mungkinkan cahaya dari luar masuk, men- melihat keadaan yang seperti ini siswa tidak
jadikan ruangan terlihat lebih terang. bisa melakukan praktikum dengan fokus ka-
rena beberapa mesin digunakan untuk 3
10 Ferawati, Yoto, dan Abdul Qolik, Studi Tentang Kondisi Sarana dan Prasarana...

siswa atau lebih, sehingga proses belajar Kapasitas ruangan yang masih kurang
mengajar menjadi tidak efektif. luas, sehingga harus dibagi dengan ruangan
Dari 11 mesin bubut yang ada pada praktikum lainnya. Kondisi ruangan yang
bengkel teknik pemesinan tidak semuanya sangat panas dan kurang bersih juga menjadi
dapat digunakan dengan baik, 3 diantaranya kendala bagi guru yang mengajar serta
mengalami rusak berat dan tidak dapat peserta didik yang melakukan praktikum.
digunakan lagi dan 1 mengalami kerusakan Jumlah mesin dan peralatan yang ada
ringan. Tetapi menurut guru bengkel teknik juga masih kurang, sebagian mesin yang ada
pemesinan, sisa mesin bubut yang bisa di bengkel sudah banyak yang mengalami
digunakan juga sering mengalami kerusakan kerusakan ringan maupun berat. Begitu pula
atau trobel pada saat siswa melakukan dengan peralatan, banyak yang mengalami
praktikum. Menurut laboran dan guru beng- kerusakan dan belum ada pembaruan atau
kel teknik pemesinan, mesin yang ada di penggantian peralatan yang baru.
bengkel ini memang sering mengalami ke- Terbatasnya dana operasional atau da-
rusakan, selain itu mesin bubut ini masih na untuk pengadaan mesin dan peralatan
menggunakan fan belt sehingga guru dan baru. Hal ini dikarenakan kemampuan orang
murid kesulitan dalam menentukan putaran- tua/wali di SMK Negeri 6 Malang sebagian
nya. Mesin bubut yang ada juga tidak leng- besar dari kalangan ekonomi menengah ke
kap karena lampu yang terdapat di mesin bawah. Selain itu bantuan dana dari peme-
sudah tidak ada. Selain itu, chuck juga tidak rintah pusat maupun pemerintah daerah
berfungsi dengan sempurna karena jika di- yang tidak begitu besar dan harus dibagi
gunakan untuk praktikum tidak bisa center dengan jurusan lain.
dengan benda kerja yang dicekam. Bahan Kurangnya perawatan pada mesin dan
praktikum yang ada di bengkel sudah ter- peralatan praktikum, merupakan kendala
penuhi semuanya dan tidak ada kekurangan. dalam memelihara umur mesin dan per-
alatan praktikum yang ada. Tidak adanya
Kendala yang Dihadapi oleh Sekolah toolman ini sangat berpengaruh dalam men-
dalam Melengkapi Sarana dan Prasarana jaga sarana dan prasarana bengkel. Namun
pada Bengkel Teknik Pemesinan di SMK kedepanya pihak jurusan akan membentuk
Negeri 6 Malang toolman guna melakukan perawatan mesin
Kendala sekolah dalam memenuhi sa- secara benar dan maksimal.
rana dan prasarana wajar terjadi. Hal terse-
but juga dirasakan oleh SMK Negeri 6 Ma- Usaha–Usaha yang Dilakukan Sekolah
lang, berdasarkan hasil penelitian yang dila- dalam Memenuhi Kelengkapan Sarana
kukan oleh peneliti, baik melalui wawan- dan Prasarana Khususnya Bengkel Tek-
cara, observasi dan dokumentasi dapat dike- nik Pemesinan di SMK Negeri 6 Malang
tahui beberapa kendala yang ada dalam me- Sebagai lembaga pendidikan, sekolah
lengkapi sarana dan prasarana praktikum memerlukan dukungan sarana dan prasarana
peserta didik pada bengkel teknik peme- pendidikan. Sarana dan prasarana pendidik-
sinan. Kendala-kendala tersebut antara lain an merupakan material pendidikan yang sa-
yaitu: ngat penting. Banyak sekolah memiliki sara-
na dan prasarana pendidikan yang lengkap
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 11

sehingga sangat menunjang proses pendi- praktik bisa dibedakan atau disendirikan.
dikan di sekolah. Bagi guru maupun siswa, Kemudian usaha yang akan dilakukan seko-
merasa terbantu dengan adanya fasilitas lah adalah memperbaiki ventilasi dan pen-
tersebut. (Arifin dan Barnawi, 2012:47). cahayaan yang menunjang proses praktik di
Pada bengkel teknik pemesinan SMK ruang bengkel. Kedepannya ruang bengkel
Negeri 6 Malang sarana dan prasarana yang juga akan diberi jalur selamat (safe zone)
ada masih memiliki kekurangan. Berdasar- pada lantai seperti di Industri. Dengan ada-
kan hasil wawancara dengan informan, jika nya jalur selamat diharapkan peserta didik
ada kekurangan pada benda kerja maupun bisa membedakan jalur yang bisa dilewati
alat penunjang, guru selalu mengajukan dan jalur yang digunakan untuk bekerja.
pada ketua bengkel alat apa saja yang dibu- Semua ini dilakukan agar siswa bisa disiplin
tuhkan. Namun pengajuan alat tersebut tidak dalam ruangan bengkel serta menghindari
langsung terealisasikan, akan tetapi masih kecelakaan kerja.
harus menunggu. Tidak hanya itu saja, sekolah juga
Secara umum pengadaan perlengkap- akan menambahkan ruang peralatan, ruang
an pendidikan pada dasarnya merupakan bahan dan gudang, serta menambah almari
upaya merealisasikan rencana pengadaan untuk meletakkan alat. Jika almari yang ada
perlengkapan yang telah disusun sebelum- bisa menampung semua peralatan bengkel,
nya. Seringkali sekolah mendapatkan bantu- maka penempatannya bisa dibedakan sesuai
an sarana dan prasarana dari pemerintah. ketentuan. Jika sudah tersusun dengan rapi,
Namun jumlah bantuan tersebut dalam jum- akan memudahkan peserta didik dan guru
lah terbatas dan tidak selalu ada, sehingga dalam menggunakan peralatan. Begitu juga
sekolah dituntut untuk selalu berusaha juga dengan ruang bahan, dengan adanya ruang-
melakukan perlengkapan dengan cara lain an ini bahan yang ada bisa dibedakan antara
(Ibrahim, 2014:30). Di SMK Negeri 6 besi panjang dan plat. Ruang gudang dibu-
Malang selalu mengupayakan atau mengaju- tuhkan untuk meletakkan peralatan atau
kan dana dari perbagai pihak. Selain me- mesin yang sudah tidak bisa digunakan, agar
ngajukan pada pemerintah pusat dan peme- tidak menumpuk. Mewujudkan sekolah
rintah daerah, sekolah juga mengajukan yang benar-benar baik secara maksimal
pada pihak industri, namun hanya sebagian memang tidak mudah, namun usaha-usaha
saja yang terealisasikan. Jika menggunakan akan terus dilakukan dan ditingkatkan baik
dana dari uang SPP peserta didik masih dari pihak sekolah maupun guru yang ada,
belum cukup untuk memenuhi kekurangan guna meningkatkan sarana dan prasarana
yang ada, karena semua dana yang ada di- bengkel praktikum teknik pemesinan serta
bagi dengan jurusan lainnya. melancarkan proses belajar mengajar di
Usaha yang akan dilakukan sekolah SMK Negeri 6 Malang.
demi menunjang proses pembelajaran tidak
hanya pada peralatan dan mesin-mesinnya. PENUTUP
Namun, sekolah juga akan memperluas ru- Kesimpulan
angan bengkel praktikum. Sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
hasil wawancara, kedepannya sekolah akan sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan
menambah ruang bengkel, agar ruangan bahwa:
12 Ferawati, Yoto, dan Abdul Qolik, Studi Tentang Kondisi Sarana dan Prasarana...

Kondisi sarana dan prasarana praktik dana yang ada baik dari pemerintah maupun
pada bengkel teknik pemesinan di SMK dana dari peserta didik juga masih kurang.
Negeri 6 Malang yaitu: (1) kondisi peralatan Usaha-usaha yang dilakukan sekolah
yang ada masih banyak yang rusak dan dalam melengkapi sarana dan prasarana
belum ada pembaharuan; (2) peralatan yang praktik pada bengkel teknik pemesinan di
diletakan dalam almari belum tersusun rapi SMK Negeri 6 Malang yaitu: untuk
bahkan ada yang dicampur dengan peralatan kedepanya pihak sekolah akan melakukan
lain, serta mesin-mesin yang ada letaknya pembangunan guna menambah luas ruang
berdekatan; (3) penataan bahan yang dilaku- bengkel agar tempat praktikum tidak dijadi-
kan juga masih bercampur belum dilakukan kan satu, sekolah juga akan menambahkan
pemisahan antara besi panjang dan plat, ruang alat, ruang bahan dan gudang. Selalu
penempatannya bukan di ruang bahan mengusahakan untuk pengajuan dana pada
namun di ruang kerja bangku; (4) ruang pemerintah daerah atau pun pemerintah
bengkel yang ada masih belum sesuai pusat bahkan ke industri.
dengan standar karena masih jadi satu
dengan ruang praktikum lainnya. Saran
Kelengkapan sarana dan prasarana Kepada guru, memanfaatkan sarana
praktik pada bengkel teknik pemesinan di dan prasarana yang ada dengan baik serta
SMK Negeri 6 Malang yaitu: (1) ikut merawat dan menjaga kondisi alat/
kelengkapan peralatan masih belum lengkap mesin yang ada pada bengkel. Guru mem-
karena kondisi peralatan ada yang sudah berikan contoh kepada siswa untuk menaruh
tidak layak pakai; (2) Jumlah mesin yang atau meletakan peralatan yang benar, tidak
ada masih sedikit dan itupun sebagian sudah hanya sebagai pengajar saja namun guru
ada yang rusak; (3) kelengkapan pada ruang juga bisa melakukan kerjasama dengan
bengkel juga banyak kekurangan mulai dari intansi lain agar dapat membantu kebutuhan
luas ruangan, ventilasi, penerangan, dan sekolah dalam memenuhi peralatan yang
kebersihan.Peran kepala sekolah dengan dibutuhkan dan membantu mencarikan dana
orang tua dalam peningkatan mutu oprasional.
pendidikan di SMK Negeri 1 Singosari Kepada kepala sekolah, melakukan
Malang yaitu: (1) menjalin komunikasi yang pembangunan guana menambah luas ruang
efektif dengan orang tua; (2) melibatkan bengkel teknik pemesinan, sehingga area
orang tua dalam program sekolah; dan (3) kerja pemesinan dapat disendirikan, kepala
memberdayakan dewan sekolah. sekolah sebaiknya melihat di bengkel bahwa
Kendala yang dihadapi sekolah dalam tidak adanya gudang untuk peralatan yang
melengkapi sarana dan prasarana praktik tidak digunakan sehingga perlu dibuatkan
pada bengkel teknik pemesinan di SMK gudang, dan mengusahakan secepatnya un-
Negeri 6 Malang yaitu:dalam hal melakukan tuk memperoleh bantuan dana agar dapat
perawatan pada mesin dan peralatan masih membeli atau membenahi sarana dan prasa-
kurang sesuai, luas ruangan merupakan rana yang rusak maupun belum ada.
kendala yang utama dalam bengkel teknik Memberikan ijin kepada kepala bengkel
pemesinan di SMK Negeri 6 Malang serta untuk melakukan penjualan peralatan atau
mesin yang sudah tidak bisa digunakan,
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 13

sehingga uang yang diperoleh dari penjualan kan pengontrolan serta perbaikan terhadap
mesin bisa untuk menambah pembelian mesin dan peralatan bengkel. Meningkatkan
peralatan baru. Kepala sekolah sebaiknya perawatan terhadap mesin-mesin yang ada.
memberikan pelatihan manajemen perawat- Kepada kepala bengkel, Melakukan
an terhadap guru teknik pemesinan. penataan ulang terhadap lemari alat yang
Kepada dinas pendidikan, sering me- masih belum sesuai dengan jenis peralatan
laksanakan kunjungan ke sekolah-sekolah yang diletakannya, menggolongkan bahan
terutama Sekolah Menengah Kejuruan, praktikum sesuai dengan ukuran dan jenis-
untuk melihat kondisi peralatan ataupun nya agar guru maupun siswa dapat
mesin-mesin yang ada sehingga dapat mengambil dengan mudah, menjaga keber-
dijadikan bahan pertimbangan untuk mem- sihan bengkel, membuang peralatan atau
berikan bantuan kepada SMK. Diadakannya menjualnya jika peralatan atau mesin benar-
pelatihan manajemen bengkel bagi guru benar sudah tidak bisa digunakan lagi.
produktif dan kepala bengkel/laboraturium Kepada peneliti berikutnya, hasil pe-
serta melakukan penertiban terhadap nelitian ini dapat digunakan sebagai referen-
sekolah-sekolah yang berstandar ISO dan si dan dapat digunakan sebagai bahan pe-
sesuai dengan standard akreditasi A. ngembangan penelitian berikutnya di seko-
Kepada kepala program keahlian, lah-sekolah lainnya, karena masih banyak
melakukan manajemen bengkel yang baik, faktanya bahwa akreditasi yang didapat di
guna meningkatkan kualitas belajar meng- suatu sekolah belum tentu sama dengan
ajar, membentuk atau melakukan pemilihan kenyataannya.
untuk dijadikan toolman yang dapat melaku-

DAFTAR RUJUKAN
Arifin,M & Barnawi. 2012. Manajemen Sa- Permendiknas Nomor 40 tahun 2008 tentang
rana & Prasarana Sekolah. Jogjakar- Standar Sarana dan Prasarana
ta: Ar-Ruzz Media. Sekolah Menengah Kejuruan/ Mad-
rasahAliyah Kejuruan (SMK/MAK).
Bafadal, Ibrahim. 2014. Manajemen Per-
lengkapan Sekolah Teori dan Ap- Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuali-
likasinya. Jakarta: Bumi Aksara. tatif dan R & D. Bandung:
PT.Alfabeta
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. No.129a/u/2004. Undang-undang Republik Indonesia Nomor:
Standar Pelayanan Minimal Bidang 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen-
Pendidikan. didikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Universitas Negeri Malang. 2010. PPKI:
Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pen- Skripsi,Tesis, Disertasi, Artikel, Maka-
didikan Menengah. Jakarta: Presiden lah, Laporan Penelitian Edisi Kelima.
RI. Malang: Biro Administrasi Akademik,
Perencanaan dan Sistem Informasi
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
bekerja sama dengan Penerbit UM.
2005 tentang Standar Nasional Pen-
didikan. Yoto. 2014.Manajemen Bengkel Teknik Me-
sin. Malang: Universitas Negeri Ma-
lang.

Anda mungkin juga menyukai