Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RANGKUMAN

MEMANDIKAN MENGKAFANI DAN MENSHALATKAN JENAZAH

NAMA : SITI RA’MAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG STRATA SATU S.1
2017/2018
MEMANDIKAN MENGKAFANI DAN MENSHALAT JENAZAH

A. Cara Memandikan Jenazah


1. Hal-hal yang harus di perhatikan memandikan jenazah
a. Memulai sebelah kanan dan tempat- tempat whudu
Rasulullah bersabda
Yang artinya : Mulailah dari bagian-bagian sebelah kanannya dan anggota –anggota
yang biasa di basuh (HR. Buharim muslim)
Memandikan 3 kali atau lebih sesuai dengan yang di perlukan dan bilangan yang ganjil 5
atau 7 sesuai dengan kebutuhan
Rasuluulah bersabda
Yang artinya Mandikanlah 3 kali 5 kali 7 kali atau lebih dari itu jika kalian
memandang perlu
(RH. Buharim muslim).
b. Sebagian air ( pemandian) di campur dengan daun sidur /bidara atau yang bisa
mengantikan dalam membersihkan sabun atau shampoo dapat di gunakan sebagai
penganti daun sidr
Rasululla sallallahu’alai hiwa salam bersabda
Yang artinya (mandikanlah) dengan air dan ( di campur) daun bidara (RH. Buharim
muslim).
c. Pintalan rambut di buka (untuk wanita) dan rambut di cuci dengan baik ( RH. Buharim
musim).
d. Menyisir rambut (RH. Buharim musim)
e. Rambut wanita di pintal menjadi 3 dan di tarihkan ke belakang (kepalanya) ( RH.
Buharim Musim,Ahkamul Janaiz:65)
f. Memandikan dengan sari kain atau semacam nya (seprti kaos tangan lap atau
semisalnya) di bawa kain penutup badanya setelah pakaianya di lepaskan (HR. Abu
Dawud, Ahkamul Janaiz : 66) untuk laki-laki mulai dari bagian pusar sampai lutut adapun
untuk wanita kain penutup mulai dari bagian dada pusar sampai lutut. Adapun suami
memandikan istri atau istri memandikan suami makan tidak perlu mengunakan kai
penutup karena tidak ada batasan aurat bagi mereka berdua.
g. Akhir pemandian di campur dengan sesuatu yang wangi seperti kamfer (kapur barus)
yang ini yang terbaik (ahkamul jainaz:65)
Firman allah
Yang artinya : dan jadikanlah siraman terakhir dengan air yang di campur kapur
barus atau secukupnya dari kapur barus kecuali orang yang mati kertikaihram maka
tidak boleh di beri wagian ( HR. Buhari, muslim,ahkamul jainaz:66).
h. Laki- laki di mandikan oleh laki-lak dan wanita di mandikan oleh wanita (Ahkamul Jainaz
:56) kecuali suami keduanya boleh saling memandikan karena tidak ada dalil yang
melaranya bahkan hal tersebut di jelaskan dalam sunnah rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam (Ahkamul Jainaz:67).
i. Yang memandikan hendaknya yang paling tahu tentang sunnah memandikan, apabila
dari keluarga atau kerabatnya (Ahkamul Jainaz:68)
j. Orang yang memandikan mayat akan mendapatkan pahala yang besar dengan dua
syarat :
1). Dia menutupi cacat ( mayat) dan tidak menceritakan perkara yang di bencinya yang
dia lihat takala memandikan mayat (Hr. Hakim, Baihaqi)
Dalam hadis rasulullah
Yang artinya: barang siapa yang memandikan jenaza seorang muslim lalu ia
merahasiakan apa yang dilihat niscaya allah akan mengampuni sebanyak 40 kali( HR.
Hakim, Baihaqim, Ahkamul Jainaz:69)
2). Hal itu dia lakukan ikhlas karena allah ta’ala, ti atau tidak mencari balasan dan
terimakasih atau perkara-perkara duniawi lainya.
k. Bagi orang yang memandikn mayat di sukai untuk mandi akan tetapi tidak di wajibkan
l. Tidak di syariatkan memandikan orang yang mati shahid (hr.buharim) walaupun iya dia
tau kalo mayat lagi dalm keadaan zunud.
Kalau laki atau wanita di bolehkan memandikan jenazah laki-laki atau pun
perempuan yang ber Usia 7 tahun sebab tidak ada dasan aurat bagi mereka pabila laki-
laki wafad di antara wanita tampa ada seorang muslimpun bersama mereka tampa ada
istri ank mereka.
dan demikian pula sebaliknya apabila seorang wanita wafat di antara laki-laki
maka jenazah nya tidak perlu di mandikan akan tetapi cukup di tayamum kan saja yaitu
salah seorang di antara yang hadir menepuk tangan lalu mengusapkan kedua wajah dan
kedua punggung telapak tangan mayat, janin yang gugur bila telah mencai usia 4 bulan
dalam kadungan jenazah nya dapat di mandikan di shalatkan dan di beri nama bagi nya
hal in di dapatkan dalam hadis riwayat muslim.
Yang menerahkan bahwa bansanya setelah 4 bulan atau 120 hari maka ruh di
tiupkan pada manusia adapun sebelum 4 bulan itu maka sakral daginya bisa di kuburkan
dimana saja tampa harus memandikan dan mensholatkan dan apabila bila terdapat
halanganuntuk memandikan jenazah misanya contoh jenazah yang sudah tercabik-cabik
atau gosok cukup di tayamunkan saja (shalat jenazah,syaikh aljibrin: 26)
2. Tata cara memandikan jenazah
a. Kita menwudhukan mayit
Cara mewudhukan jenazah biasanya
1). Membaca bassmalIah
2). Kita mencici telapak tangan sebanyak 3 kali
3). Membersihkan hidung dan mulutnya 3 kali
4). Membasuh wajah 3 kali
5). Mencuci tangan kanan kiri sampai siku sbayak 3kali
6). Mengusap kepala dari bagian epan kebelakang kemudian mengembailikan kedepan
mengusap telinga nya sebanyak 3kali
7). Mencuci kaki kanan dan kirinya tiga kali
b. Menyiram air persan atu bidara atau yang mengantikanya missal shampoo sabun atau
yang lain
c. Kita menyiram kepala dan wajah nya mayit dengan air tersebut sambil membasu
dengan busanya
d. Kita membasuh tubuh sebelah kanan mayat dari pundak sampai telapak kaki kanan
dengan mengembalikan tubuh kesebelah kiri
e. Kita membasuh tubuh sebelah kiri mayat dari pundak sampai telapak kaki kiri dengan
mengembalikan badan kekanan ini dilakukan pembasuhan sebanyak sekali
f. Kemudian kita mengulangi pembasuhkan sekali lagi dengan cacatan aurat si mayat tetap
tertutup
g. Apabilah pembasuhan sebanyak 3 kali maka siraman terakhir dengan mengunakan
kapur barus pada siraman ke 3 ini kita siram kepala mayit dengan air kapur barus
demikian pulah kewajah nya kemudian kita baju tubuh sebelah kanan mayit dari pundak
sampai telapak kaki dengan mengembilikan tubuh ke sebelah kiri kemudian membasuh
tubuh sebelah kiri si mayat dari pundak sampai telapak kak kiri nya dengan
mengembalikan tubuh kekanan dengan catatan aurat si mayat tetap tertutup
h. Selesay proses memandikan jenazah
i. Tubuh si mayat di keringkan dengan handuk rambut di sisi untuk wanita rambunya di
kepang jadi 3 di taruh di belakang setelah memandikan maka wajib mengkafani nya
B. Mengkafani Mayat
Kafan atau harga nya (uang kafan) wajib di ambil dari harta si mayat untuk menghabis
kanya sebaiknya kafan itu menutupi seluruh badan jika tidak mudah mendapatkan kafan yang
menutupi seluruh badanya maka kepala dan badanya yang panjang di tutupi kafanya dan
badanya masih terbuka di tutup dengan idzkhir(sejenis rumput yang harum baunya) atau
rumput jerami yang lain nya. Walaupun itu jarang di adakan di kita ini ithu adalah ajaran
rasulullah sallalla’alai hiwa sallam yang harus di terangkan. (HR. Bukhari, Muslim: Ahkmul Janaiz:
78).
1. Disukai dalam mengkafan ada berapah perkarah
a. Di sukai kafan warnah putih
Rasulullah sallallah’alai hiwa sallam bersabda
Yang artinya: pakialah- pakailah yang putih, karna ia sebaik pakaian kalian, dan
kafanilah mayat denganya(HR. Abu Dawud, Jidmizi, Ahkamul Janaiz: 82).
b. Hendaklah kain kafan terdiri atas tiga lapis kain
c. Salah satu dari ketiga lapis itu kain yang bergaris
Rasulullah sallalla’alai hiwa sallam bersabda
Yang artinya: jika salah seorang dari kalian yang wafat dan berkemampuan
hendaklah ia di kafani dengan kain yang bergaris. (HR. Abu Dawud, Jidmizi,
Ahkamul Jkanaiz:82).
d. Maksunya salah satuh dari kafan tersebut jenis kain yng di gunakan membukus
mayat adalah kain berwarnah putih yang corak yang bergaris-garis dan dua kain
berwarna putih tpi jika tidak memungkin kan tidak mengapa memakai kapas
semua tampa ber garis.
e. Tidak boleh berlebihan dalam mengkafan di atas tiga karna hal ini menglisiri
rasulullah sallallah hiwa salam dan termasuk menyiakan harta
f. Kafan wanita sama denga kafan laki-laki karena tidak ada dalil shahih yang
membedakanya berkaitan dengan tata cara mengkafani, baik itu tata cara
membungkus jenazah dengan kafan ataupun tata cara mengikat kain kafan, mka
tidak ada dalil yang khususnya tata cara melaksanaanya selama seluruh tubuh
mayat tertutup oleh kain kafan dengan baik insya allah itu cukup wallahu’alam
C. Menyalatkan Mayat
Menyalakan jenazah muslim hukumnya fardhu kifayah (ahkamul janaiz: 103, al wajiz)
Artinya jika sebagian muslim menunaikan maka gugurlah kewajiban muslimin lainya.
1. Ada dua orang yang boleh di sholatkatkan akan tetapi hukum nya tidak wajib akan
tetapi di perboleh kan
a. Anak kecil belum baliq.
Hal ini sebagaiman Ibrahim( anak beliau) yang meninggal pada usia 18 bulan (
HR. Ahmad, Abu Dawud). Demikian pula bayi ang keguguran dalam umur 4
bulan atau lebih adapun belum umur 4 bulan maka tidak di syari,at kan untuk
menyalatnya.
b. Orang yang mati syahid
Sebagai mana rasulullah dan parah sahabat tidak menyalatkan para syuhada
yang gugur di peran uhud ( HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)
2. Di syariatkan jugamenyalahkan kaum muslim yang :
a. Terbunuh di dalam had
b. Durhaka terjerumus dalam kemaksiatan dan hal-hal yang haram
c. Berhutang dan tidak meninggalkan harta untuk membayar utangnya
d. Belum di syalat kan padahal sudah di kubur,maka boleh menyolatkan di
kuburnya
e. Meningal di daerah yang tidak ada kaum muslimin di sana yang menyalatkan
maka kaum muslimin di tempat lain menyalatkan dengan shalat ghaib sholat
gaib ini boleh di sholatkan apabila beada di suatu tempat yang dia blm di
sholatkan muslimin lainnya klo udah ada maka tidak perlu di lakukan sholat
ghaib. ( Ahkamul Janaiz).
Haram menyalatkan memohonkan ampun memohonkan rahmat untuk orang
kafir dan munafik.
Allah SWT berfirman yang artinya: dan jangalah kamu sekali- kali menyembah
yang kan ( jenazah) serang yang mati di antara mereka ,dan jangalah kamu
berdiri (mendokan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada allah
dan rasulnya mereka mati dalam keadaan fisik
3. Berjamaah dalam shalat jenazah hokum nya wajib sebagaiman kewajiban dalam
syalat-syalat wajib jika muslimin menyalat sendiri (tidak berjmaah maka kewajiban
menyalatkan gugur akan tetapi berdosa kareana meninggalkan berjama’ah,
wallahu’alam terjadinya berjamaah palig dikit 3 orang maka semakin banya semkin
baik untuk mayat.
Rasulullah bersabda yang artinya: tidak lah seorang muslim meningal. Lalu si
shalatkan oleh empat pulu orang yang tidak berbuat sirik kepapa allah dengan
suatu apapun, melainkan pasti allah kabulkan syafaat mereka untuknya (HR.
Muslim).
4. Makmun di sukai berbaris di bekang imam menjadi 3 shaf atau lebih ( Ahkamul
Jainal: 127)
Rasulullah bersabda yang artinya: tidak lah seorang muslim meninggal lalu di
shalatkan oleh tiga shaf kaumuslimin melainkan pasti (allah kabulkan) (HR. Jirmidzi).
a. Jika makmunya stu orang laki-laki maka dia tidak berdiri sejajar dengan iman
sebagi mana sunnah dalam shalat lain akan tetapi makmu berdiri di belakang
imam.
b. Pengusa atau wakilnya lebih berhak menjadi imamnya jika tidak ada yang
berhak adalah orang yang paling banyak menghafal alqur’an.
c. Jika berkumpul banyak mayat laki-laki dan wanita merekadi sholatkan bersama
maka mayat laki-laki walau pun kecil di dekatkan di imam dan mayat
wanitamendekati jiblat boleh jga di setiap-tiam mayat di shalatkan diri sendiri
sendiri dan ini lah asalnya( ahkamul janaiz: 133) Imam berdiri di belkang kepla
laki-laki dan ditegah mayat wanita.
5. Mengucapkan takbir 4 kali pendapat pling kuat Yang artinya: bahwa nabi
syallallahu’alaihi wa salam menyalatkan jenazah maka beliyau bertakbir 4 kali dan
melakukan salam 3 kali ( HR.Hakim ,ahkamul janaiz: 163).
6. boleh di lakukan takbiran 5 kali (HR Muslim,6kali,7kali(HR.Thahawi) atau 9
kali(Ahkamul AL-janaiz:142-145)
7. Di syari’atkan mengangkat kedua tangan hanya pada takbir pertama saja
Rasulullah bersabda yang artinya: dari ibnu’ abbas bahwa nabi shallalla’alaihi wa
sallam mengangkat kedua tangan nya pada takbir pertama dalam syalat
jenazah,pada takbiran pertama dalam shalat jenazah,lalu tidak mengulanginya
(pada takbir selanjutnya) (HR. Daruquthi ,Ahkamul Janiz :167)
8. Boleh juga mengangkat kedua tangan pada setiap takbir sebagaimana yang di
lakukan oleh ibnu umar radhiyallhu’anhu (Al-Baihaqi).
9. Tetelah takbir, kemudian meletakan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakan
di dada (HR. Bukhari)
10. Setelah takbir pertama membaca al-fatiha dan surat lain( Bukhari ,Abu Dawud).
Rasulullah bersabda yang artinya : berkata abu thalhan : aku pernah menyalatkan
jenazah di belakang Ibnu Abbas beliau membaca alfatiha dan surat.( HR. Bukhari,
Abu Dawud)
11. Pembacaan dalam shalat jenazah adalah sirr atau pelan-pelan/ tidak di keraskan (Hr.
Nasa’i).
12. Kemudian bertakbiran kedua dan membaca shalawat kepada nabi shallallahu’alaihi
wasallam( HR. Baihaqi).
13. Kemudian bertakbir untuk yang lainya dan mengihlaskan doa untuk jenajah (HR.
Abu Dawud, Ibnuh Maja). Berdo,a dalam shalat jenazah dengan do,a-do,a yang di
tuntukan oleh rasulullah shallallahu’alahi wasallam.
14. Mengucapkan salam 2 kali ke kanan dan kekiri seperti shalat wajib satu ke kanan
satu kekiri ( HR. Baihaqi).
Rasulullah bersabda yang artinya : bahwa nabi sallallah ‘alai hiwa sallam
menyalatkan jenazah. Maka beliau bertakbir empat kali dan melakukan salam
sekali ( HR. Hakim,Akhamul Janaiz : 163)
15. Menurut sunnah nabi salam di ucapkan dengan pelan baik iman maupun makmum
(HR.Baihaqi).

D. Tata Cara Sholat Jenazah


1. Mengucapkan takbiran dan mengangkat tangan pada takbiran pertama.
2. Langsung membaca al-fatiha secara sir dan suara pelan.
3. Kemudian membaca surat lain nya.
4. Kemudian takbir kedua tampa angka tangan atau dengan mengankat tangan.
5. Lalu membaca syalawat kepada nabi shallallahu’alaihi wa sallam dengan sura pelan.
6. Kemudian takbir ketiga (tampa mengangkat tangan atau dengan mengangka tangan.
7. Lalu baca do,a dengan ikhlas untuk jenazah(suara pelan).
8. Takbiran 4 Lalu baca do,a dengan ikhlas untuk jenazah(suara pelan).
9. Demikian pula jika takbir 5 kali atau lebih ,maka bertabik ((tampa mengangkat tangan atau
dengan mengangka tangan) kemudian membaca doa untuk jenazah.
Setelah berdoa pada takbir akhir kemudian mengucapkan salam ke kanan dan kekiri .
Tidak boleh di lakukan shalat jenazah pada waktu-waktu yang terlarang, yaitu tak kala
matahari terbit ,paa tengah harridan ketika matahari akan tengelam kecuali darurat yaitu
takala matahari terbit atau matahari tengelam waktu-waktu yang terlarang itu waktu yang
ada pada hadis ini.
Yang artinya: uqbah bin’amir berkata : tiga waktu yang rasulullah shallallahu’alaihi
wasalam melarang kami untuk shalat atau menubur mayat: ketika terbit matahari sampai
meninggi ,ketika matahari tengah –tengah langit sampai targe licir, dan ketika matahari
akan terbenang sampai terbenam. (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai