Anda di halaman 1dari 2

DISKUSI

1. Framework Convention On Tobacco (FCTC)


Framework Convention On Tobacco yang selanjutnya disebut dengan FCTC
diadopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia pada 21 Mei 2003, konvensi ini merupakan
perjanjian internasional pertama yang dinegosiasikan oleh 192 negara. FCTC ini
mulai berlaku secara internasional pada 27 Februari 2005, yaitu 90 hari setelah
disetujui, ratifikasi, diterima, atau disetujui oleh 40 negara. Penyusunan FCTC
dilakukan selama 4 (empat) tahun sejak tahun 1999 melalui proses negosiasi yang
intensif dari negara-negara anggota WHO termasuk Indonesia, dan disepakati dalam
sidang Kesehatan Sedunia ke-56 pada tanggal 21 Mei 2003. Secara umum, pasal-
pasal dalam FCTC dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok kebijakan. Pertama
tentang pasal-pasal pengendalian permintaan konsumsi tembakau (demand reduction)
dan kedua tentang pasal-pasal pengendalian pasokan tembakau (supply reduction).
Kelompok pertama mengenai pasal-pasal pengendalian permintaan konsumsi
tembakau (demand reduction) :
a. Perlindungan terhadap paparan asap rokok
b. Iklan promosi dan sponsor rokok
c. Harga dan cukai
d. Kemasan dan pelabelan
e. Kandungan produk tembakau dan pencantuman produk tembakau
f. Edukasi, komunikasi, pelatihan, dan kesadaran publik
Kelompok kedua tentang pasal-pasal pengendalian pasokan tembakau (supply
reduction) yaitu :
a. Perdagangan ilegal produk-produk tembakau
b. Penjualan kepada dan oleh anak-anak di bawah umur
c. Pemberian dukungan terhadap alternatif kegiatan yang laksana secara ekonomis
Dalam memperluas perlawanan terhadap epidemi tembakau, World Health
Organization menyarankan enam langkah-langkah pengendalian tembakau dan
kematian yang disebut dengan strategi MPOWER, meliputi :
a. Monitor penggunaan tembakau dan pencegahannya
b. Perlindungan terhadap asap tembakau
c. Optimalkan dukungan untuk berhenti merokok
d. Waspada masyarakat akan bahaya tembakau
e. Eliminasi iklan, promosi, dan sponsor terkait tembakau
f. Raih kenaikan cukai tembakau
Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum
menandatangani dan meratifikasi FCTC serta mengingat Indonesia merupakan negara
dengan peringkat ke-4 dengan jumlah perokok terbesar di dunia, banyak pendapat dan
keinginan dari berbagai pihak yang peduli lingkungan dan kesehatan yang meminta
agar pemerintah meratifikasi FCTC, namun hingga tahun 2015 pemerintah masih
tetap belum meratifikasi perjanjian tersebut. Hal tersebut karena Indonesia masih
mempertimbangkan masalah-masalah ekonomi, sosial dan budaya yang akan dihadapi
ketika FCTC tersebut diratifikasi.

2. Insidensi, Angka Insidensi, Prevalensi, Angka Prevalensi


a. Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat
b. Angka insiden ( insiden rate) adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang
dditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi jumlah penduduk yang
beresiko terkena penyakit baru tersebut pada jangka waktu yang bersangkutan
c. Prevalensi adalah gambaran frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada suatu kelompok masyarakat dalam waktu tertentu
d. Angka prevalensi (prevalence rate) adalah jumlah pendderita lama dan baru suatu
penykit pada suatu kelompok masyarakat pada waktu tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk pada saat itu

3. Regresi
Regresi adalah metode analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara dua
variabel atau lebih variabel. Metode regresi terbagi atas 3 jenis diantaranya regresi
sederhana (terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat), regresi berganda
(terdiri dari satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas), dan regresi
ekonometrik (lebih dari satu variabel bebas dan variabel terikat).

Anda mungkin juga menyukai