Anda di halaman 1dari 2

Antipenyuapan dan Antikorupsi

Area Latihan Antipenyuapan dan Antikorupsi —


India

Hukum utama antikorupsi di India adalah UU Pencegahan Korupsi (PCA), UU Perusahaan, serta UU Lokpal dan
Lokayuktas. Hukum lain yang menyangkut korupsi adalah UU Kontrak dan UU Pencegahan Tindak Pidana Pencucian
Uang India.

• PCA menetapkan korupsi di sektor publik, termasuk suap aktif dan pasif, pemerasan, penyuapan pejabat publik
asing, penyalahgunaan jabatan, dan uang pelancar sebagai tindakan kriminal. PCA juga menetapkan pembatasan
pada kegiatan pegawai negeri sipil di sektor swasta.

• UU Perusahaan 2013 menangani korupsi dengan meminta sektor swasta melindungi pelapor pelanggaran
(whistleblower), membuat, dan mematuhi kode perilaku industri, dan mengangkat direksi independen untuk
dewan perusahaan.

• UU Lokpal dan Lokayuktas, 2013 menetapkan ombudsman antikorupsi independen untuk menyelidiki dan
menuntut pejabat pemerintah federal yang korup, termasuk Perdana Menteri. Implementasi UU ini sedang
berlangsung.

• RUU PCA (Amendemen) 2013 masih tertunda, tetapi berisi ketentuan-ketentuan baru yang menarget mereka yang
menawarkan suap, terutama individu di perusahaan komersial swasta yang menawarkan suap kepada pegawai
negeri sipil. RUU ini juga akan menuntut pertanggungjawaban dari pejabat perusahaan yang menjadi penanggung
jawab atas pelaksanaan bisnis atas tindak pidana penyuapan oleh karyawan lain.

Biro Investigasi Pusat dan Komisi Kewaspadaan Pusat menyelidiki penyuapan dan korupsi di India.

Pejabat Publik Asing


RUU Pencegahan Penyuapan Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi Publik Internasional pertama India disahkan
pada tahun 2011, namun kedaluwarsa pada tahun 2015. Per Juni 2016, RUU yang direvisi tertunda di hadapan
Parlemen. RUU ini menetapkan sebagai tindak pidana yang dapat dihukum dengan hukuman penjara, jika pejabat
publik asing dan pejabat organisasi internasional menerima atau meminta suap sebagai imbalan atas tindakan atau
ketiadaan tindakan (pembiaran) dalam kapasitas resmi mereka. RUU ini juga melarang penawaran atau pemberian janji
untuk menawarkan suap.

Pejabat Publik Dalam Negeri


Pada bulan Februari 2016, Mahkamah Agung India menyatakan bahwa istilah 'pegawai negeri sipil' (pelayan publik)
meliputi pula pejabat dan karyawan bank swasta. Akibatnya, PCA berlaku atas transaksi dengan karyawan bank di
sektor swasta dan publik, serta karyawan cabang bank asing.

Uang Pelancar
PCA tidak memuat pengecualian untuk uang pelancar. UU ini juga melarang pegawai negeri sipil menerima
keramahtamahan yang sering dan berlebihan, dan hadiah dari individu, perusahaan, dan organisasi.

© 2016 Thomson Reuters. Hak cipta dilindungi undang-undang. Halaman 1 dari 2


Antipenyuapan dan Antikorupsi

Agen dan Kontraktor


Suatu perusahaan dapat dituntut pertanggungjawabannya secara pidana atas penyuapan dan tindakan korupsi yang
dilakukan oleh karyawan, agen, serta kontraktornya.

Penalti
Pegawai negeri sipil yang melakukan 'tindak pidana pelanggaran kepercayaan' menghadapi potensi hukuman penjara
seumur hidup. Selain itu, PCA menerapkan hukuman maksimal lima tahun penjara dan denda untuk penyuapan. RUU
PCA (Amendemen) 2013 akan meningkatkan hukuman penjara maksimal menjadi tujuh tahun, yang juga akan
menjadikan penyuapan dan korupsi sebagai kejahatan yang 'keji' di bawah hukum India. Hukuman akan berlaku atas
orang yang menawarkan atau menerima suap.

© 2016 Thomson Reuters. Hak cipta dilindungi undang-undang. Halaman 2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai