Anda di halaman 1dari 23

Tugas 2 Reparasi

Aditya Amor Patriya 4112100006


Aditya Priyawardhana
Dimas Dwi Hadiyansyah
Annisa Prasetyo 4112100069
Daftar Isi
1. URAIAN JAWABAN ...................................................................................................................... 2
1.1 Jenis Kerusakaan ................................................................................................................. 2
1.2 Cara Mendeteksi kerusakaan dan Dasar Perbaikan ............................................................ 2
A. Pengurangan tebal pelat ..................................................................................................... 2
B. Lekuk dan gelombang pelat ................................................................................................ 6
C. Keretakan permukaan pelat ................................................................................................ 9
D. Kerusakan Sambungan Las ................................................................................................ 11
1.3 Dasar pemeliharaan dan reparasi pelat tersebut ............................................................. 13
1.4 Persamaan dan Perbedaan Dari Jenis Kerusakan dan Dasar – Dasar Pemeliharaan / Reparasi Dibandingkan
Dengan Pelat Tersebut. ................................................................................................................. 13
1.5 Urutan dan Prosedur Reparasi Mulai Kapal Akan Masuk Dok Sampai kapal Keluar Dok . 15

DAFTAR GAMBAR
TABLE 1 JENIS KERUSAKAN ........................................................................................................................................ 2
TABLE 2 KEAUSAN MAX YANG DIIJINKAN TERHADAP KETEVALAN PELAT .............................................................................. 3
FIGURE 1 HAMMER TEST .......................................................................................................................................... 3
FIGURE 2 TEST HOLE ................................................................................................................................................ 4
FIGURE 3 LINIER DIAL GAUGES................................................................................................................................... 4
FIGURE 4 ULTRASONIK TEST ...................................................................................................................................... 6
FIGURE 6 METODE VISUAL ........................................................................................................................................ 9
 PEMAKAIAN AIR UNTUK PEMERIKSAASN KEKEDAPAN AIR....................................................................................... 11
 UDARA TEKAN UNTUK PEMERIKSAAN KEKEDAPAN AIR......................................................................................... 11
1. URAIAN JAWABAN
1.1 Jenis Kerusakaan

NO JENIS KERUSAKAN CARA MENGETAHUI CARA PERBAIKAN


1 Pengurangan Tebal Pelat NDT  Ultrasonic Test 1. Pergantian pelat setempat.
2. Pergantian satu lajur pelat.
2 Kerusakan Sambungan Las 1. Pelat dengan Pelat  Uji 1. Pembongkaran Las dan dilakukan
Kekedapan. pengelasan kembali serta
2. Pelat dengan Balok Konstruksi dilakukan tes kekedapan.
 Pengamatan Langsung. 2. Pembongkaran Las dan dilakukan
pengelasan kembali serta
dilakukan pengujian ukuran
sambungan las.
3 Retak Permukaan Pelat Pengujian dengan metode : Pembuatan alur las dan pengelasan
Minyak dan Kapur pelat.
4 Lekuk dan Gelombang Pelat Mistar Pengukur 1. Pelurusan setempat
2. Pemotongan setempat, perbaikan
di bengkel dan pemasangan
kembali.
3. Penggantian dengan pelat baru.
Table 1 Jenis Kerusakan

1.2 Cara Mendeteksi kerusakaan dan Dasar Perbaikan


A. Pengurangan tebal pelat
Pada kapal terjadi juga korosi seperti juga manusia pun perlu mengalami general check up untuk
memastikan kondisi. karena itu diperlukan pengukuran ketebalan dan toleransi korosi untuk laik jalan.
Ketebalan pelat konstruksi harus dicek dengan pengukuran dan untuk menetapkan apakah
nilainya ditetapkan dalam peraturan konstruksi dipenuhi dengan memperhitungkan toleransi yang
diijinkan. Pengukuran oleh pihak ketiga yang diberi wewenang BKI.
Mengenai lingkup pengukuran untuk pembaruan kelas II dan seterusnya ketebalan pelat diukur
dari lambung utama (memanjang dan melintang) yang penting, jumlah pengukuran disesuaikan kondisi
perawatan kapal dan sesuai penilaian surveyor. Persyaratan minimum disesuaikan dengan tabel umur
kapal dan masing-masing pengukuran ketebalan menentukan tingkat korosi yang umum harus
dilaksanakan. Begitu juga pengukuran pada tangki ballast.
Sedangkan untuk toleransi korosi dan keausan ,Jika hasil pengukuran ketebalan dibawah nilai
toleransi maka, nilai yang tercantum dijadikan sebagai nilai pegangan. Pengurangan modulus penampung
tengah kapal yang diijinkan maksimum 10% Pengurangan permukaan yang luas dari tebal pelat dan pelat
bilah profil yang diizinkan maksimum. Batas pengurangan ketebalan setempat yang diijinkan adalah
0,21.Pada tangki ballast dengan geladak cuaca sebagai cuaca geladak tangki.

Keausan maximum yang diijinkan terhadap ketebalan pelat yang disetujui klasifikasi pada keadaan baru.
Keausan max yang diijinkan terhadap ketebalan
Macam Lajur Pelat pelat yang disetujui klasifikasi pada keadaan baru
1. Pelat kulit lambung
Pelat Lunas(keel plate), Pelat 20%
dasar(bottom plate), dan pelat lajur
bilga(bilge plate)
2. Pelat Kulit alas dalam(tank top)
Pelat Tepi(margin Plate),Pelat alas 20%
dalam

Table 2 Keausan Max yang diijinkan terhadap ketevalan pelat

a) Deteksi Kerusakan Pengurangan Tebal Pelat


1. Palu Percobaan atau Test Hammer
Cara paling sederhana untuk menentukan ketebalan pelat kulit atau balok konstruksi badan
kapal adalah dengan palu percobaan yang terdiri dari dua ujung. Ujung yang runcing digunakan untuk
menghilangkan karat, kotoran, cat yang melekat pada pelat kulit atau balok konstruksi, yang tumpul
digunakan untuk memilih tempat yang paling tipis akibat pengkaratan atau keausan. Tinggi rendahnya
nada getaran yang ditimbulkan oleh plat kulit akibat dipukul oleh palu percobaan menunjukkan
tingkat ketebalan plat, makin tinggi nada getaran makin tipis plat tersebut.

Figure 1 Hammer Test

2. Lubang percobaan atau Test Hole


Caranya dengan melubangi untuk menunjukkan ketebalan plat kulit. Dengan pertolongan las
potong asitilene atau dengan dibor yang dinamakan lubang percobaan atau test hole. Setelah
dilubangi barulah diukur ketebalannya dengan alat pengukur khusus yang terdiri atas 2 mistar yang
dapat bergeser satu sama lain. Kekedapan air dari plat kulit dilakukan dengan menuntup kembali
lubang percobaan dengan baut tap kemudian dilas dengan las listrik. Kekurangannya terdapat cacat
permukaan yang terdiri dari tonjolan baut tap.
Figure 2 Test Hole
3. Linier dial gauges
Caranya socket yang digunakan untuk menentukan kedalaman keausan, tumpuan dengan
baut penahan geser batang penunjuk digunakan untuk mengukur ketebalan. Prnunujuk indicator
ditempatkan sesuai dengan jarum penunujuk dan socket ditempatkan sesuai dengan ujung atas dari
indicator penunjuk sehingga titik tersebut bertepatan dengan titik penunjuk.

Figure 3 Linier Dial Gauges


4. Ultrasonic test
Test ini dapat mengukur ketebalan plat kulit hanya dari satu sisi saja. Plat yang diukur digerinda
terlebih dahulu, setelah itu diberi lemak atau vet. SE-probe dari alat ukur ultrasonic dilekatkan pada
permukaan plat kulit yang mengeluarkan getaran ultrasonic dan menembus ketebalan plat kulit
sampai sisi yang lain dan dipantulkan kembali menuju SE-probe sebagai gema.
Dengan diketahui kecepatan getaran, maka waktu getaran ultrasonic yang diterima kembali
oleh SE-probe tersebut akan menunjukkan ketebalan plat kulit konstruksi yang diukur.
Keuntungannya adalah tidak menimbulkan cacat dan tonjolan pada plat kulit serta mudah dan cepat
dilakukan.

Figure 4 Ultrasonic Test


B. Lekuk dan gelombang pelat

Lekuk dan gelombang merupakan salah satu akibat dari deformasi pada pelat kulit alas. Lekuk
merupakan melenturnya pelat bersama-sama balok kontruksinya yang ditandai dengan luas lekukan dan
besarnya lenturan pada lekukan yang paling dalam. Gelombang (corrugation) merupakan melenturnya pelat
antara dua balok kontruksinya, ditandai dengan besarnya lenturan antara dua balok kontruksi tersebut.

Sesuai peraturan klasifikasi, lekuk dan gelombang harus dihilangkan, termasuk kerusakan pada kekedapan
kampuh pada pengelasan. Untuk memperbaiki dan menghilangkan kerusakan pelat sampai pada survey
pengedokan yang akan dating, masih diijinkan apabila lekuknya di anggap landau dimana besarnya lenturan
tidak lebi dari 20% jarak gading (frame spacing) dan perbandingan besarnya lenturan dengan panjangnya
lenturan tidak lebih dari 1:20.

a. Deteksi Kerusakan

Metode untuk mengetahui keretakan dengan mata telanjang untuk melihat apa kah ada plat yang bengkok atau
berada pada posisi yang tidak semestinya. Dengan cara meletakkan pelat yang berlekuk secara horizontal,
kemudian bagian atasnya ditutup dengan papan/ kayu dan mulai mengukur kedalaman lekukan tersebut dengan
meletakkan penggaris/ mistar secara vertical dari atas sampai ke kedalaman lekukan tadi.

Cara Menentukan Deformasi Pelat. Deformasi pada pelat kulit kapal antara lain:

- Lekuk ( dented )

Lekuk merupakan melenturnya pelat bersama-sama balok konstruksinya yang ditandai


dengan luas lekukan dan besarnya lenturan pada lekukan yang paling dalam. Kelekukan pelat bersama
profil , akan mengakibatkan kerusakan pada sambungan las

- Gelombang ( corrugation )

Melenturnya pelat antara dua balok balok konstruksinya, ditandai dengan besarnya lenturan
antara dua balok konstruksi tersebut. Batasan untuk lekuk dan gelombang pada plat pada BKI ( Biro
Klasifikasi Indonesia )

Figure 5 Dented and Corrugated Plate


b. Dasar-Dasar pemeliharaan lekuk dan gelombang pada pelat:

Sesuai ketentuan klasifikasi, lekuk dan gelombang pelat harus diperbaiki dan dihilangkan, termasuk kerusakan
kekedapan pada kampuh pengelasan. Untuk memperbaiki dan menghilangkan kerusakan pelat sampai pada
survey pengedokan yang akan datang, masih diijinkan apabila lekuknya diangggap landau dimana besarnya
lenturan tidak lebih dari 20% jarak gading ( frame spacing ) dan perbandingan besarnya lenturan dengan
panjangnya lenturan tidak lebih dari 1: 20.

Gelombang pelat diijinkan diperbaiki dan dihilangkan apabila lenturannya tidak lebih dari 5xketebalan pelat dan
perbandingan antara besarnya lenturan dengan jaak gading tidak lebih dari 1:20.

Lekuk dan gelombang yang terjadi pada pelat badan kapal biasanya bukaan kulit kapal ( lambung, geladak dan
dinding sekat ) yang ditentukan lokasi, luas dan besar lenturannya.

c. Reparasi lekuk dan gelombang

Lajur pelat kulit yang mengalami lenturan dapat dikembalikan. Apabila besarnya lenturan tidak melebihi
ketentuan yaitu 5 kali tebal pelat yang melentur. Fooler gauge merupakan alat ukur untuk mengetahui besar
kelengkungan pelat.

Meluruskan pelat kulit yang melentur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Dengan cara pemukulan :

Pelat yang akan dipukul harus diberi pengalas dari kayu. Hal ini bertujuan agar pada lajur pelat kulit
tidak akan terdapat cacat-cacat baru akhibat pukulan. Pemukulan disisni dari arah yang berlawanan
dengan arah lenturan.

 Dengan cara penekanan (dengan pertolongan hydrolic jack) :

Pertama-tama kita pasangkan balok penahan yang dilaskan pada gading-gading (frame) dan
selanjutnya hydrolic dipasangkan. Pada daerah yang melentur diberi pengalas dari pelat, halini
bertujuan untuk memperluas daerah penekanan. Untuk mempercepat pekerjaan ini bersamaan
dengan penekanan hydrolic pada daerah pelat yang melentur dipanaskan dengan brander.

 Dengan cara baut penarik (dongkrak ulir) :

Pertama-tama baut penarik dilaskan pada pelat yang melentur tepat ditengah-tengah nya
dan selanjutnya dipasangkan balok penahan yang kakinya diletakkan tepat pada gading-gading
(frame), dan murnya kita pasangkan pada baut penarik tersebut. Dengan mengerasi murnya, maka
pelat yang melentur akan tertarik. Cara ini kurang baik karena pada pelat kulit terdapat bekas las-lasan
baut penarik, sehingga menimbulkan cacat baru.

Cara-cara meluruskan pelat kulit yang melentur diatas apabila keadaan balok-balok
utamanya tidak mengalami kebengkokan atau deformasi. Apabila balok-balok utamanya mengalami
kebengkokan pula atau lenturan pelat ini dialami pada daerah yang luas akhibat benturan atau kandas.
Hal ini apabila pelat kulit balok-baloknya masih dalam keadaan baik, maka perbaikannya dapat
dilakukan dengan memotong dengan brander potong dan diluruskan di bengkel dengan mesin press.

Untuk memperoleh bentuk seperti semula perlu dibuatkan mal (model) dengan mengambil
bentuk lambung sebelahnya yang segaris (segading). Dalam pekerjaan ini harus diperhatikan
pemotongan balok-baloknya (misalnya gading-gading) tidak boleh segading pemotongannya dengan
pemotong pelat kulit, sedang pemotong balok-balok yang berdekatan juga tidak boleh segaris.

Setelah pelat yang melengkung bersama-sama baloknya diluruskan di bengkel dengan


mesin press, kemudian dipasangkan kembali di badan kapal yang berlubang dengan ketentuan yang
berlaku.

Balok konstruksi yang mengalami benturan, dilakukan penggantian setempat dengan profil yang berdimensi
serupa. Pengelasan gading-gading dan senta didahulukan sebelum pengelasan pelat.
 Reparasi pada pelat yang melentur / bergelombang ditentukan berdasarkan besar dan kedalamannya.
Bilamana kedalaman lenturan melebihi jarak gading & 5 kali tebal pelat setempat, dan perbandingan
antara kedalaman lenturan dengan panjang lenturan melebihi 1:20 maka area setempat diganti pelat
baru.

 Lekuk / gelombang dapat dikurangi asalkan ketebalan pelat masih memenuhi (aus max. 20%) dengan
cara: 1) mekanis, dan 2) pemanasan.

C. Keretakan permukaan pelat

a) Deteksi Kerusakan Permukaan Pelat

1. Metode Visual
Untuk mengetahui keretakan dengan mata telanjang atau dengan pertolongan kaca
pembesar (lup) dari permukaan pelat, permesinan, kampuh las. Metode ini sederhana,
tetapi tidak teliti dan tidak dapat mengetahui keretakan yang halus. Dengan penyinaran
yang kuat akan membantu mengetahui keretakan permukaan dan keretakan yang lebih
halus dapat diketahui dengan pertolongan kaca pembesar.

Figure 6 Metode Visual

1. Metode Minyak dan Kapur atau Chalk Kerosine Method.


Digunakan untuk mengetahui keretakan permukaan, kekedapan air, dan
kesempurnaan sambungan pengelasan pelat kulit. Tempat yang diselidiki dibersihkan
dan diberi minyak, dilap sampai kering dan dilabur dengan larutan kapur atau digosok
dengan kapur. Selanjutnya digetarkan dengan pemukul palu, maka timbullah suatu garis
yang jelas pada lapisan kapur karena terangkatnya minyak dari celah keretakan. Getaran
yang ditimbulkan oleh pukulan palu menyebabkan minyak keluar dari celah keretakan.
Pada pemeriksaan kampuh las, kedua sisi kampuh las dibersihka dari kotoran, cat , karat,
serta dikeringkan. Salah satu sisi kampuh las disaput dengan lapisan minyak yang tipis
pada permukaan kampuh. Pada sisi lain dilapisi dengan lapisan kapur dan ditunggu
sampai kering. Apabila kampuh las terdapat keretakan atau adanya luang renik akibat
ketidak sempurnaan pengelasan, akan terdapat lapisan kapur yang berminyak karena
daya kapiler dari minyak tersebut.
3. Metode magnit
Sering dipakai untuk memeriksa keretakan permukaan pada baja atau besi tuang,
dan ada dua macam, yaitu : dengan cara kering dan basah. Prinsip dari metode ini adalah
menciptakan medan magnet pada daerah keretakan. Salah satu metodeya adalah dari
Manaflux Coorporation Testing System, untuk mengetahui keretakan akibat kelelahan
material, pendingin, pemanasan, atau tegangan
4. Metode warna
Metode warna atau dye penetrant method digunakan untuk mengetahui keretakan
permukaan pada bagian permesinan dan poros serta lubang renik (porosity) kampuh las.
Tempat yang akan diperiksa dibersihkan menggunakan cleaner kemud ian cairan
penetrant disemprotkan. Cairan ini berwarna merah yang mempunya daya tembus kuat
pada keretakan. Kemudian penetrant dibersihkan dari permukaan. Selanjutnya
disemprotkan developer yang berfungsi untuk menarik penetrant yang berwarna merah
dari celah keretakan. Sehingga gambar keretakan jelas dengan warna merah diatas warna
putih developer

5. Metode pemanasan
Alat las astylene untuk memanasi daerah keretakan permukaan sehingga terlihat
garis keretakan permukaan dengan jelas, tetapi cara ini dapat merusak material.

D. Kerusakan Sambungan Las

a) Deteksi Kerusakan Pada Sambungan Las


1. Pelat dengan Pelat ( Uji Kekedapan)
 Pemakaian Air untuk pemeriksaasn kekedapan air
Metode ini dilaksanakan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai tekanan tertentu,
kemudian dilihat kekedapan airnya. Konstruksi badan kapal dikatakan kedap air, apabila pada
permukaan pelat serta pada kampuh-kampuh las tidak terdapat kebocoran dan/atau
perembesan air.
Metode lainnya yaitu dengan cara menyemprotkan air bertekanan dengan menggunakan
selang kebakaran (Hose Test). Tekanan air secara vertikal tidak boleh kurang dari 8 m -10 m,
diameter nozzle tidak boleh kurang dari 15 mm, serta ujung nozzle berjarak 1 m - 3 m tegak
lurus badan kapal. Kekedapan kampuh las arah pemeriksaannya vertikal dari bawah ke atas.

 Udara Tekan Untuk Pemeriksaan Kekedapan Air


Dengan mengisi ruangan yang akan diperiksa kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara
bertekanan dimasukkan, semua lubang-lubang antara lain lubang lalu orang, lubang pemasukkan,
pipa isi, pipa udara harus ditutup. Besarnya tekanan udara 0,20-0,25 Kg/ Cm, diisikan selama tidak
boleh kurang dari 1 jam, sebelum pemeriksaan kekedapan dilaksanakan.
Setelah 1 jam penurunan udara yang ditunjukkan oleh manometer tidak boleh kurang dari 10
%. Diketahui kebocoran dengan meleburkan larutan sabun sepanjang kampuh las atau pada badan
kapal yang diselidiki kebocorannya. Dengan menyemprotkan udara bertekanan sepanjang
kampuh las atau padapelat badan kapal. Tekanan udara tidak boleh kurang dari 4-5 atm dan
disemprotkan sejarak 100 mm, dari kampuh las sedang pada sisi lai dilabur larutan sabun.
1.3 Dasar pemeliharaan dan reparasi pelat tersebut
Kegiatan pemeliharaan dapat dikelompokkan menjadi :

1. Pemeliharaan Preventif
Dapat diartikan sebbagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan secara mendadak dan tak
terduga
2. Pemeliharaan Kuratif
Dapat diartikan sebagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki suatu peralatan atau perlengkapan yang mengalami kerusakan agar dapat
berfungsi kembali sebagaimana mestinya.

Prosedur-prosedur pemeliharaan terencana pada prinsipnya adalah pemeliharaan preventif,


yang merupakan kegiatan pemeliharaan dengan interval-interval waktu pemeliharaan yang
direncanakan..

1.4 Persamaan dan Perbedaan Dari Jenis Kerusakan dan Dasar – Dasar Pemeliharaan
/ Reparasi Dibandingkan Dengan Pelat Tersebut.

 Perbedaan reparasi antara pelat alas sebelah pelat lunas dengan pelat sisi dibawah pelat lajur
sisi atas.

No Pelat alas Pelat sisi

1 Kapal harus dinaikkan keatas Kapal tidak perlu dinaikkan keatas


DOK DOK

2 Untuk perbaikan lekuk & Untuk perbaikan lekuk & gelombang


gelombang menggunakan menggunakan pemukulan dan
Hydrolic Jek pemanasan

3 Tingkat kesulitan tinggi Tingkat kesulitan rendah

4 Pengecekan pengelasan Pengecekan pengelasan menggunakan


menggunakan metode metode minyak dan kapur
kekedapan

5 Waktu pengerjaan relatif lama Waktu pengerjaan relatif singkat

 Persamaan reparasi antara pelat alas dengan pelat sisi


- Sama dalam jenis perbaikannya ( mengganti pelat atau merepair sebagian pelat)

 Perbedaan jenis kerusakan antara pelat alas dan pelat sisi


No Pelat alas Pelat sisi

1 Pengurangan tebal lebih Jarang terjadi pengurangan tebal


banyak

2 Terjadinya deformasi lebih Deformasi lebih sedikit dikarenakan


besar dikarenakan seringnya hanya mengalami tumbukan saat
menabrak karang laut dan sandar saja
tekanan dasar laut lebih besar

3 Keretakan yang dialami lebih Keretakan yang dialami lebih besar


kecil dikarenakan letaknya terkadang
tercelup air dan kadang tidak sehingga
pelat akan korosi dan mengakibatkan
keretakan

 Persamaan jenis kerusakan anatara pelat alas dan pelat sisi


- sama – sama dapat mengalami kerusakan sambungan las
1.5 Urutan dan Prosedur Reparasi Mulai Kapal Akan Masuk Dok Sampai kapal Keluar
Dok

 Urutan Reparasi Kapal


Kapal datang di
galangan

Kapal naik Dok

Pembersihan pelat badan kapal

Deteksi kerusakan

Maintenance Repair

Test

Kapal meninggalkan galangan

 Prosedur Reparasi Kapal


Sebelum kapal direparasi di galangan, ada prosedur atau langakah – langkah yang harus
ditempuh oleh pihak galangan maupun pihak owner(pemilik kapal). Prosedur yang mesti
dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap I (Tahap kapal sebelum tiba di kawasan perairan galangan)


Waktu : sampai kira – kira 1 -2 bulan sebelum kapal tiba di kawasan perairan galangan.
Penyusun :
I. Dinas teknik perusahaan pelayaran
II. Perusahaan galangan kapal

Tujuan :

A. Dengan daftar reparasi kapal selain dari pemilik kapal juga dari perusahaan galangan
merupakan pengetrapan perbaikan dan pemeliharaan kapal dengan system dokter pribadi
atau Home Doctor System (HDS)
B. Pemilik kapal dalam hal ini dinas tekniknya mempersiapkan:
 Menyusun daftar reparasi kapal yang lengkap, teliti dan benar berdasarkan:
a. Daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal dari pengedokan kapal sebelumnya
b. Rekomendasi dari klasifikasi dan kesyahbandaran untuk perbaikan dan
pengedokan yang direncanakan
c. Laporan operasi dan kondisi kapal dari ABK
d. Hasil pengukuran ketebalan pelat kulit yang terlihat pada gambar bukaan kulit
(shell expansion)
e. Hasil pengukuran kelonggaran poros baling – baling dan poros kemudi
f. Hasil pengukuran diameter mata rantai jangkar
g. Hasil pengukuran perubahan pipa poros engkol serte hasil pengukuran lainnya
dari motor induk
h. Hasil pengukuran lainnya
 Daftar reparasi kapal ini dilengkapi dengan data- datakapal yaitu :
a. Ukuran utama kapal
b. DWT atau BRT kapal
c. Merk serta data-data motor induk/bantu
d. Arus listrik dan tegangan yang diperlukan untuk kapal selama kapal diperbaiki
e. Klasifikasi serta jenis survey pada penggendokan yang direncanakan
f. Tahun pembuatan kapal
 Menyusun rencana kebutuhan material/ suku cadang yang harus disedikan oleh
pemilik kapal.
 Mempersiapkan gambar-gambar serta hasil pengukuran yang mungkindiperlukan
nanti
 Mengajukan kepada pimpinan perusahaan alokasi dana yang diperlukan untuk
perbaikan dan pemeliharaan kapal
C. Perusahaan galangan kapal memberikan jawaban atas permintaan dock space serta
penawaran harga reparasi kapal setelah mengadakan penelitian tentang daftar dan volume
reparasi kapal yang diajukan oleh pemilik kapal berdasarkan data-data gambar laporan,
hasil pengukuran gambar-gambar lain, satisfaction note serta cirri-ciri khusus dari kapal
bersangkutan yang dipunyai , sehingga dapat menyusun daftar reparasi yang lebih lengkap ,
teliti dan benar . jawaban yang diberikan galangan yaitu :
 Penawaran harga reparasi kapal berdasarkan daftar reparasi kapal yang lebih
lengkap, teliti dan benar di atas
 Jadwal penyeleseian reparasi kapal serta jadwal dock space kepada pemilik kapal
 Daftar rencana kebutuhan material (RKM) untuk reparasi tersebut

2. Tahap II (Tahap Arrival Conference)
Waktu :
1. Kapal telah tiba di perairan galangan , tetapi kapal belum dinaikkan diatas dok
2. Setelah pihak perusahaan galangan mensurvei kapal dan mewancarai ABK

Pelaksana :

A. Perusahaan galangan kapal


a. Serelah kapal tiba di perairan galangan sampai dengan pelaksanaan arrival conference :
 Bagian produksi,persiapan produksi, kalkulasi biaya, dan kepala proyek kapal yang
bersangkutan mensurvei serta mengadkan pengukuran-pengukuran konstruksi
badan kapal , peralatan untuk muatan, peralatan kapal,peralatan untuk ABK dan
penumpang , komponen utama permesinan serta sistim kapal, mengukur ketebalan
pelat kulit konstruksi.
 Bagian produksi,persiapan produksi, kalkulasi biaya, dan kepala proyek mengadakan
wawancara dengan ABK perihal kemungkinan terdapatnya daftar reparasi kapal
yang belum dilaporkan oleh ABK kepada pemilik kapal sejak laporan tahap 1 sampai
kapal tiba di perairan perusahaan galangan kapal.
b. Pada arrival conference :
 Melaporkan pekerjaan tambahan selama kapal keadaan terapung dari hasil survey
dan wawancara dengan ABK . disamping tambahan pekerjaan juga dilaporkan
pengurangan pekerjaan sampai kapal sebelum dinaikkan ke atas dok
 Melaporkan tambahan / pengurangan biaya dengan tambahan/ pengurangan
reparasi kapal
 Menjadwalkan kembali penyeleseian reparasi kapal secara keseluruhan , diusahakan
tidak ada penjadwalan biarpun ada pekerjaan reparasi tambahan
 Melaporkan jadwal naik dok
- Diusahakan agar kapal tidak dalam keadaan trim dengan cara mengisi ballast
dengan beban yang merata
- Diusahakan agar kapal tidak miring dalam arah melintang kapal
- Diusahakan tidak terdapat sisa muatan dan bahan bakar serta bahan yang mudah
terbakar dan mudah meledak di kapal
 Melaporkan pekerjaan terapung yang sudah dimulai.

3. Tahap III (Tahap hari – hari pertama di atas dok)


Waktu: Hari – hari pertama kapal berada di atas dok
Tujuan dari tahap ini untuk pekerjaan / pemeriksaan pendahuluan terutama terhadap badan
kapal, perlengka[an serta peralatan kapal yang berada di bawah garis air dengan cepat dan tepat
agar supaya dapat dietahui volume pekerjaan reparasi kapal di atas dok serta jadwal kapal
berada di atas dok.
Pelaksana:
1. Perusahaan galangan kapal
a. Segera melaksanakan pekerjaan pendahuluan
 Membersihkan badan kapal di bawah garis air terhadap binatang / tumbuhan laut
dengan cepat
 Membuka Manhole dan Oiltight Hach Covers serta membersihkan dan melaksanakan
Gas free Test terhadap tangki – tangki muat, dasar ganda serta lambung ganda
 Mengukur kelonggaran poros baling – baling dan poros kemudi serta membuat
laporannya
 Mengukur ketebalan pelat kulit lambung di bawah garis air
 Memeriksa kondisi badan kapal di bawah garis air
b. Segera membuat daftar pekerjaan tambahan reparasi kapal terutama di bawah garis air
serta penawaran harga pekerjaan tambahan reparasi kapal dengan dilampiri perubahan
jadwal reparasi kapal
c. Mempersiapkan rencana sarana dan tenaga untuk melaksanakan pekerjaan tambahan ini
serta mengusahakan tanpa menambah waktu penyelesaian kapal di atas dok
2. Biro Klasifikasi dan kesyahbandaran
a. Mengadakan pemeriksaan secara umum keadaan dan kondisi badan kapal di bawah garis
air
b. Meneliti hasil pengukuran yang telah dilaksanakan oleh perusahaan galangan kapal
c. Menginstruksikan tambahan pekerjaan reparasi kapal akibat dari hasil pengukuran
tersebut di atas serta tambahan akibat dari rekomendasi dari Klasifikasi yang tercantum
dalam setifikat kapal
3. Owner Surveyor
a. Mengikuti survey oleh Klasifikasi dan kesyahbandaran
b. Menerbitkan pekerjaan reparasi tambahan yang diinstruksikan oleh klasifikasi dan
kesyahbandaran
c. Melaporkan kepada pemilik kapal perihal adanya tambahan pekerjaan reparasi kapal atau
instruksi kalsifikasi dan kesyahbandaran serta kemungkinan akan adanya tambahan dana
serta tambahan waktu penyelesaian pekerjaan reparasi di atas dok

4. Tahap IV (Tahap pelaksanaan dan pemeriksaan hasil perbaikan kapal di atas dok)
Waktu: Pada hari – hari terakhir kapal berada di atas dok dan sebelum diturunkan dari dok
Tujuan:
1. Pelaksanaan persiapan pemeriksaan serta pemeriksaan pekerjaan reparasi dengan cepat,
terencana, terkoordinir serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Menghimpun serta membuat laporan volumr pekerjaan reparasi kapal secara lengkap, teliti
dan benar sampai kapal diturunkan dari dok dengan selamat
Pelaksana:

a. Perusahaan galangan kapal melaksanakan pekerjaan reparasi kapal sesuai dengan:


b. Menurut laporan volume pekerjaan reparasi sampai dengan kapal turun dari dok sesuai
dengan ketentuan klasifikasi dalam laporan dok atau dock report
c. Menginventarisir pekerjaan yang harus diselesaikan atau dilaksanakan pada kapal dalam
keadaan terapung
d. Mengestimasi penyelesaian perbaikan keseluruhan kapal serta menyampaikan kepada
pemilik kapal
1. Biro Klasifikasi dan kesyahbandaran
a. Syahbandar memeriksa kondisi badan kapal di bawah garis air sebelum turun dari dok
b. Klasifikasi mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap perawatan dan perbaikan
konstruksi badan kapal, serta peralatan dan permesinan kapal yang pelaksanaannya
harus di atas dok
c. Menginstruksikan pengembangan pekerjaan reparasi kapal yang penyelesaiannya dapat
atau harus kapal dalam keadaan terapung
2. Owner surveyor
a. Mengikuti pemeriksaan atau pengujian yang dilaksanakan oleh klasifikasi atau
kesyahbandaran
b. Melaporkan kepada pemilik kapal kapan kapal akan diturunkan dari dok serta perkiraan
kapal akan selesai sepenuhnya
c. Menginformasikan jumlah dana perawatan dan perbaikan kapal keseluruhan serta jadwal
pembayarannya kepada perusahaan galangan kapal

5. Tahap V (Tahap penyelesaian perawatan dan perbaikan kapal)


Waktu: Kapal setelah diturunkan dari dok sampai dengan penyelesaian perawatan dan perbaikan
kapal dalam keadaan terapung keseluruhannya
Tujuan:
1. Penyelesaian secepatnya dengan mutu yang baik pekerjaan perawatan dan perbaikan kapal
terapung (floating repair)
2. Penyelesaian surat – surat yang diperlukan kapal untuk dapat segera beroperasi
3. Penyelesaian pembayaran biaya perawatan dan perbaikan kapal sesuai dengan perjanjian

Pelaksana:

1. Perusahaan galangan kapal


a. Menyelesaikan perkerjaan perawatan dan perbaikan kapal terapung antara lain:
konstruksi badan kapal di atas air, penyelesaian serta percobaan mesin induk, motor
bantu, mesin – mesin geladak serta permesinan lainnya, perlengkapan kapal, peralatan
komunikasi dan navigasi kapal dan lain – lain sesuai persyaratan yang berlaku
b. Melaksanakan percobaan permesinn]an, peralatan dan perlengkapan kapal
c. Mengadakan dok trial dan sea trial
d. Mengadakan uji coba compas adjustment serta menyerahkan certificate of compas
adjustment
e. Mengadakan deratization test serta menyerahkan deratization certificate
f. Membuat laporan penggantian pelat konstruksi badan kapal, laporan kelonggaran poros/
pena kemudi dan baling – baling, laporan pengukuran crankshaft deflection, laporan
megger test perlistrikan, laporan pengukuran diameter mata rantai jangkar, laporan
inclining test, laporan carga boom test, laporan dock trial dan sea trial serta laporan –
laporan lainnya yang diperlukan dan menyampaikan kepada yang berwenang
g. Membuat laporan penyelesaian pekerjaan reparasi kapal yang lengkap, teliti dan benar
yang diketahui oleh owner surveyor serta nakhoda, KKM, dan Markonis. Dari perusahaan
galangan kapal yang menandatangani adalah kepala biro produksi, kepala proyek kapal
yang bersangkutan dan kepala QC
h. Membuat konsep faktur pekerjaan perawatan dan perbaikan kepal serta mengundang
owner surveyor, nakhoda, KKM, Markonis pada rapat negosiasi konsep faktur pekerjaan
perawatan dan perbaikan kapal tersebut
i. Membuat dan menyampaikan faktur perawatan dan perbaikan kapal berdasarkan hasil
negosiasi
2. Biro Klasifikasi
a. Mengadakan pemeriksaan serta mengikuti uji coba kapal
b. Mengeluarkan sertifikat, antara lain:
- Certificate for Classification
- Load Line Certification
c. Mengeluarkan rekomendasi (bila ada) pada Certificate for Classification
3. Kesyahbandaran
a. Mengadakan pemeriksaan peralatan komunikasi, navigasi dan keselamatan jiwa di laut
b. Mengeluarkan sertifikat, antara lain:
- Safety radio telegraph certificate
- Safety construction certificate
- Tonnage certificate

4. Owner surveyor (OS)


a. Mengikuti pemeriksaan serta percobaan setelah kapal turun dari dok
b. Meneliti kebenaran daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal, menyetujui dan
menandatanganinya
c. Manghadiri repair negosiasi konsep faktur serta meneliti kebenarannya, menyetujuinya
d. Menyimpan serta mendokumentasikan gambar – gambar serta laporan – laporan dan
sertifikat – sertifikat yang diterima dari perusahaan galangan kapal, klasifikasi,
kesyahbandaran, serta lembaga lainnya.
e. Menyampaikan faktur kepada pemilik kapal yang diterima dari perusahaan galangan
kapal serta mengusulkan jadwal pembayarannya kepada pemilik kapal untuk perusahaan
galangan kapal

Anda mungkin juga menyukai