SEKAPUR SIRIH
Buku ini disusun dalam tujuh pokok bahasan. Mulai bagian pertama
yang menjelaskan rai-son d’être didirikannya ITK sebagai kampus
institut negeri, yang fokus pada pendidikan riset dan pengembangan
teknologi. Hingga bagian keenam yang menjelaskan pokok-pokok
penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai conditio sine qua non
lahirnya perguruan tinggi.
i
Daftar Isi
ii
Jadwal Acara
iii
Jadwal Acara
Keterangan:
Jadwal kegiatan dapat berubah dan akan diinfokan pada website ITK
iv
Daftar Isi
DAFTAR ISI
SEKAPUR SIRIH................................................................................. i
JADWAL ACARA SPIN 2018 .........................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gagasan Awal.................................................................................. 1
1.2 Lambang dan Logo ITK ................................................................. 5
1.3 Mars dan Hymne ITK ..................................................................... 6
1.3.1 Lyric Mars ITK ....................................................................... 7
1.3.2 Lyric Hymne ITK ................................................................... 8
v
Daftar Isi
vi
Daftar Isi
Ketentuan Penutup.............................................................................. 81
vii
Daftar Isi
Mahasiswa.................................................................................... 107
6.7 Panduan Kegiatan Kemahasiswaan ........................................... 107
6.8 Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa ..................... 108
6.9 Sifat Kepemimpinan Yang Harus Dimiliki Mahasiswa ........... 109
viii
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pendahuluan
2
Pendahuluan
ITK, draft organisasi dan tata kerja ITK, draft rencana induk
pengembangan, dan draft master plan. Sedangkan untuk
pembangunan sarana dan prasarana fisik Rektor membentuk tim
pelaksana pembangunan fisik ITK.
Tim Pelaksana Harian berkonsentrasi pada pelaksanaan kegiatan
akademik. Meskipun demikian, dalam setiap pertemuan dengan
Pemprov Kaltim dan Pemkot Balikpapan, Tim Pelaksana Harian
senantiasa mendorong agar pendirian ITK segera dapat
direalisasikan. Hambatan yang dihadapi di lapangan adalah belum
tuntasnya pengurusan dokumen tanah (sertifikat) lahan ITK yang
terletak di Kelurahan Karang Joang (KM.15) Kota Balikpapan. Tim
telah berinisiatif mengikuti perkembangan pengurusan dokumen
lahan tersebut dan diketahui bahwa lahan dimaksud adalah hasil
ruislag antara PT. PLN (Persero) dengan Pemprov Kaltim sehingga
penanganannya membutuhkan waktu yang relatif lama.
Sesuai kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur dengan ITS, maka pada tahun akademik 2012/2013
dilaksanakan penerimaan mahasiswa baru ITK dengan pola
berbeasiswa Pemprov Kaltim. Pada tahun akademik tersebut
diterima 100 mahasiswa baru untuk lima program studi, yakni (1)
Program Studi Teknik Mesin, (2) Program Studi n Teknik Elektro,
(3) Program Studi Teknik Kimia, (4) Program Studi Teknik
perkapalan, dan (5) Program Studi Teknik Sipil, dengan jumlah
masing-masing 20 orang mahasiswa per prodi. Selanjutnya pada
tahun akademik 2013/2014 dibuka lima prodi baru: (1) Fisika, (2)
Matematika, (3) Teknik Material dan Metalurgi, (4) Perencanaan
Wilayah dan Kota, dan (5) Sistem Informasi. Pada penerimaan
mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014 juga diberikan
kesempatan kepada putra-putri luar Provinsi Kalimantan Timur
untuk menjadi mahasiswa ITK melalui penerimaan mahasiswa baru
jalur nasional.
3
Pendahuluan
4
Pendahuluan
5
Pendahuluan
Selain itu, selain lambang, ITK juga memiliki logo. Lambang dan
logo hanya berbeda penggunaannya. Lambang digunakan untuk
kegiatan internal kampus yang bersifat akademik, sedangkan logo
ITK dipergunakan untuk keperluan eksternal, seperti public relation,
public image dan sebangsanya. Ketentuan detail warna logo dan
lambing ITK diatur dalam Peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 6
Tahun 2017 Tentang Statuta Institut Teknologi Kalimantan.
6
Pendahuluan
Keterangan:
Diciptakan oleh Thovic Alvatah. Ketentuan Nada dapat dilihat pada
Statuta Intitut Teknologi Kalimantan.
7
Pendahuluan
Keterangan:
Diciptakan oleh Riza T.R. Ketentuan Nada dapat dilihat pada
Statuta Intitut Teknologi Kalimantan
8
Kegiatan dan Layanan Akademik
BAB II
KEGIATAN DAN LAYANAN AKADEMIK
9
Kegiatan dan Layanan Akademik
10
Kegiatan dan Layanan Akademik
11
Kegiatan dan Layanan Akademik
12
Kegiatan dan Layanan Akademik
2. Ketentuan Kelulusan
Mahasiswa Program Sarjana dinyatakan lulus tahap sarjana
apabila berhasil menyelesaikan beban studi sebanyak 144 sks
termasuk seluruh mata kuliah wajib, tugas akhir, dan memiliki
capaian pembelajaran yang ditargetkan oleh program studi dengan
nilai minimal C (Lihat Tabel 2.2) serta memenuhi persyaratan antara
lain:
a. Nilai minimal kemampuan bahasa inggris sebesar 460 yang
dibuktikan oleh sertifikat TOEFL/ITP/setara.
b. Skor Ekstrakurikuler Mahasiswa (SEM) yakni mengikuti tiga kali
kegiatan kemahasiswaan yang mendapat persetujuan TPK dan
satu kegiatan perlombaan/kompetisi/pengabdian masyarakat di
luar kampus.
Tabel 2.2 Predikat Kelulusan Program Sarjana
Predikat IPK Masa Studi
Dengan Pujian/Cum laude > 3,5 ≤ 4 tahun
> 3,5 > 4 tahun
Sangat Memuaskan
3,01 ≤ IPK ≤ 3,50 -
Memuaskan 2,76 ≤ IPK ≤ 3,00 -
13
Kegiatan dan Layanan Akademik
2.2. Sikantan
Sistem Informasi Akademik Institut Teknologi Kalimantan
(Sikantan) merupakan pusat layanan utama akademik berbasis
online. Sistem ini yang akan digunakan oleh mahasiswa untuk
pengambilan, pembatalan, dan segala informasi terkait mata kuliah.
Sikantan dilengkapi berbagai fitur yang memudahkan kelancaran
proses akademik. Sikantan utamanya digunakan sebagai wadah
menginput Formulir Rencana Studi (FRS).
14
Kegiatan dan Layanan Akademik
15
Kegiatan dan Layanan Akademik
16
Kegiatan dan Layanan Akademik
Rp. 9.500.000 ■
Matematika
Fisika
■
■
Teknik Sipil
Kategori VIII ■
Teknik Elektro
Rp. 10.000.000 ■ Teknik Kimia
■
Teknik Material dan Metalurgi
■
Sistem Informasi
■
Teknik Lingkungan
■
Informatika
17
Kegiatan dan Layanan Akademik
2.4.2. Beasiswa
Peluang mendapatkan beasiswa bagi mahasiswa ITK sangat
besar. Berdasarkan data-data tahun sebelumnya beasiswa untuk
mahasiswa diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan instansi
perusahaan/ industri di Indonesia. Pada umumnya sasaran beasiswa
adalah mahasiswa berprestasi minimal melalui rekam jejak IPK dan
IPS serta keluarga dengan ekonomi kurang.
Khusus untuk mahasiswa yang berdomisili di Provinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terdapat beberapa beasiswa
dari pemerintah setempat antara lain:
Beasiswa Stimulan Pemkot Balikpapan
Beasiswa Gerbang Raja Pemkab Kutai Kartanegara
Beasiswa Pemkab Kutai Timur
Beasiswa Gerbang Emas Pemkab Nunukan
Beasiswa Tarakan
Ketersediaan beasiswa tersebut setiap tahunnya dapat ditanyakan
langsung pada Dinas Pendidikan masing-masing daerah. Jenis
beasiswa lain yang pernah didapatkan oleh mahasiswa ITK pada
tahun ajaran lalu:
Beasiswa Bank Indonesia (khusus program studi matematika dan
sistem informasi)
Beasiswa BIDIKMISI (www.bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id)
Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
Beasiswa Pendidikan IZI To Smart (Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia
- IZI)
18
Kegiatan dan Layanan Akademik
19
Kegiatan dan Layanan Akademik
4. Pengunduran diri
Cara pengunduran diri menjadi mahasiswa ITK dapat dilakukan
dengan mengikuti tahapan berikut ini.
a. Mahasiswa membuat surat pengunduran diri yang ditujukan
kepada Rektor ITK dengan format bebas/membuat sendiri.
20
Kegiatan dan Layanan Akademik
5. Pengajuan beasiswa
Untuk dapat melakukan pengajuan beasiswa dapat dilakukan
melalui tahapan berikut ini.
a. Informasi beasiswa akan diumumkan di website ITK/website
beasiswa instansi yang memberikan.
b. Mahasiswa diharapkan selalu memantau informasi tersebut
c. Mahasiswamengikuti tat acara melengkapi berkas sesuai petunjuk
penyelenggara beasiswa.
d. Mahasiswa mengumpulkan berkas lengkap sesuai petunjuk ke
dalam map dan dikumpulkan di loket bagian akademik ITK.
e. Mahasiswa menunggu pengumuman keputusan penerima
beasiswa yang akan diinformasikan di papan pengumuman
kampus dan ke prodi masing-masing.
21
Kegiatan dan Layanan Akademik
22
Tata Kehidupan Kampus ITK
BAB III
TATA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA
23
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
24
Tata Kehidupan Kampus ITK
25
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
26
Tata Kehidupan Kampus ITK
27
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
28
Tata Kehidupan Kampus ITK
29
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara yang dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan
Kepolisian sebagai komponen utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat (3): “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaaan negara”.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara, pasal 9 Ayat 1: “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”; Ayat
(2): “Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
sebagaimana dimaksud ayat 1 diselenggarakan melalui: (a)
pendidikan kewarganegaraan, (b) pelatihan dasar kemiliteran, (c)
pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
(d) pengabdian sesuai dengan profesi.
30
Tata Kehidupan Kampus ITK
31
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
Dengan begitu, maka setiap warga negara harus mencintai tanah air
sebagai ruang hidup dalam menjalankan kehidupannya. Oleh karena
itu, wajarlah bila setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk
menjaga nama baik dan mengharumkan tanah air indonesia dimata
dunia internasional.
32
Tata Kehidupan Kampus ITK
33
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
34
Tata Kehidupan Kampus ITK
35
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
36
Tata Kehidupan Kampus ITK
37
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
38
Tata Kehidupan Kampus ITK
39
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
40
Tata Kehidupan Kampus ITK
41
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
42
Tata Kehidupan Kampus ITK
2. Kebersamaan
Merupakan sarana atau ruang gerak bagi manusia dalam
memenuhi tuntutan kebutuhan hidupnya, Sehingga yang
dimaksud dengan asas kebersamaan adalah dalam
penyelenggaraan kerukunan umat beragama dilandasi semangat
untuk mencapai kepentingan bersama.
3. Non diskriminasi
Dalam penyelenggaraan kerukunan umat beragama tidak
membeda-bedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, etnis dan
antar golongan. Kemudian non diskriminasi dapat juga diartikan
bahwa seluruh warga negara harus diperlakukan setara, dan tidak
menjadikan perbedaan agama, etnis, ras, dan jenis kelamin
sebagai alat untuk mendiskriminasi.
4. Ketertiban
Dalam penyelenggaraan kerukunan umat beragama dilakukan
dengan berpedoman pada tata aturan dan norma yang berlaku
dalam masyarakat. Di Negara Indonesia masalah kerukunan antar
umat beragama telah diatur dalam Peraturan Bersama Mentri
Agama Dan Mentri Dalam Negeri No. 9 dan 8 Tahun 2006
tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/ wakil kepala
daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama,
pemberdayaan forum kerukunan umat beragama dan pendirian
rumah ibadah.
43
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
44
Tata Kehidupan Kampus ITK
45
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
46
Tata Kehidupan Kampus ITK
47
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
2. Faktor Keluarga
a) Kurangnya kontrol keluarga
Orang tua terlalu sibuk sehingga jarang mempunyai waktu
mengontrol anggota keluarga. Anak yang kurang perhatian dari
orang tuanya cenderung mencari perhatian diluar, biasanya
mereka juga mencari kesibukan bersama teman-temanya.
b) Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab
Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh
pengguna dimuali dari keluarga yang broken home, semua anak
mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba. Penerapan disiplin dan tanggung jawab
kepada anak akan mengurangi resiko anak terjebak ke dalam
penyalahgunaan narkoba. Anak yang mempunyai tanggung jawab
terhadap dirinya, orang tua dan masyarakat akan
mempertimbangkan beberapa hal sebelum mencoba-coba
menggunakan narkoba.
3. Faktor Lingkungan
48
Tata Kehidupan Kampus ITK
4. Faktor Pendidikan
Pendidikan akan bahaya penyalahgunaan narkoba di sekolah-
sekolah juga merupakan salah satu bentuk kampanye anti
penyalahgunaan narkoba. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa-siswi akan bahaya narkoba juga dapat memberikan andil
terhadap meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
49
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
50
Tata Kehidupan Kampus ITK
51
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia
52
Tata Kehidupan Kampus ITK
BAB IV
TATA KEHIDUPAN KAMPUS ITK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:
(1) Institut adalah Institut Teknologi Kalimantan (ITK).
(2) Rektor adalah Rektor ITK.
(3) Ketua Lembaga adalah Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian
kepada Masyarakat dan Penjaminan Mutu ITK.
(4) Ketua Jurusan adalah Ketua Jurusan di lingkungan ITK.
(5) Koordinator Program Studi adalah Koordinator Program Studi
di lingkungan ITK.
(6) Pimpinan Unit Kerja adalah Ketua Jurusan/Koordinator
Program Studi, Ketua Lembaga, Kepala Biro di lingkungan
ITK.
(7) Tim Penyelesaian Pelanggaran (TPP) adalah Tim yang dibentuk
oleh Rektor ITK untuk menangani masalah/perkara dan/atau
kasus pelanggaran peraturan tata kehidupan kampus.
(8) Kampus Insitut Teknologi Kalimantan disingkat ITK adalah
wilayah dan fasilitas di dalamnya yang dikuasai dan/atau
disewa sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
53
Tata Kehidupan Kampus ITK
54
Tata Kehidupan Kampus ITK
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Tata Kehidupan Kampus bertujuan untuk:
(1) Menjamin terpeliharanya kehidupan kampus yang mendukung
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kegiatan
pendukung lainnya secara baik di dalam kampus, tercapainya
kampus yang tertib dan santun dapat ditegaskan dan tetap
dilestarikan.
(2) Memberikan landasan dan pedoman bagi mahasiswa sebagai
anggota masyarakat ilmiah dan warga kampus untuk bersikap
dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari khususnya di
dalam kampus, mahasiswa mampu mengembangkan secara
terus-menerus ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
oleh akhlaq yang mulia dengan perpedoman pada kaidah moral
dan etika keilmuan.
(3) Memberikan landasan dan pedoman bagi pemberian sanksi atas
pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetapkan.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Peraturan ini mengikat mahasiswa dalam menjalankan kegiatannya
baik di dalam maupun di luar kampus, sepanjang kegiatan yang
55
Tata Kehidupan Kampus ITK
Pasal 4
(1) Kegiatan langsung sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
kemahasiswaan dan kegiatan akademik.
(2) Kegiatan tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
merupakan kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan akademik, namun dapat
berdampak pada kegiatan kegiatan kemahasiswaan dan
akademik dan citra ITK.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
HAK MAHASISWA
Pasal 5
(1) Mahasiswa berhak menggunakan sarana dan prasarana serta
fasilitas yang tersedia dalam menunjang proses dan kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
(2) Mahasiswa berhak menggunakan kebebasan akademik dengan
bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai
dengan peraturan dan norma kesusilaan yang berlaku dalam
lingkungan akademik,
(3) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan administrasi akademik
dan kemahasiswaan.
(4) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan administrasi umum.
(5) Mahasiswa berhak mendapatkan perlindungan atas karya
intelektualnya.
(6) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan kesejahteraan yang
diatur dalam peraturan lTK.
56
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Kedua
KEWAJIBAN MAHASISWA
Pasal 6
(1) Mahasiswa baru wajib mengisi pernyataan untuk mematuhi
segala ketentuan yang berlaku dan sanksinya, dimana
pernyataan tersebut ditandatangani bersama dengan orang tua
atau walinya.
(2) Mahasiswa wajib menanggung sebagian biaya penyelenggaraan
pendidikan kecuali bagi mereka yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(3) Mahasiswa berkewajiban untuk menjaga Tata Kehidupan
Kampus, dan mematuhi semua ketentuan yang berlaku.
57
Tata Kehidupan Kampus ITK
58
Tata Kehidupan Kampus ITK
BAB V
PENGHARGAAN
Pasal 7
Mahasiswa yang dinilai memiliki prestasi dapat memperoreh
penghargaan dari ITK.
BAB VI
ETIKA
Pasal 8
Etika mahasiswa ITK merupakan ketentuan yang mengatur segala
tindak-tanduk mahasiswa yang meliputi:
1. Karakter mahasiswa ITK;
2. Tata karma;
3. Etika berbusana;
4. Etika berpendapat dan berkomunikasi;
5. Etika pergaulan;
6. Etika terhadap lingkungan; dan
7. Etika berorganisasi.
Bagian Pertama
KAREKTER MAHASISWA ITK
Pasal 9
Karakter mahasiswa ITK terangkum dalam akronim SPECTA, yaitu
Solid, Peduli, Cerdas, Beriman, dan Bertaqwa.
Bagian Kedua
TATA KRAMA
Pasal 10
59
Tata Kehidupan Kampus ITK
Pasal 11
Untuk mewujudkan tata karma sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10, hendaklah mahasiswa:
(1) Senantiasa menunjukkan sikap sebagai mahasiswa yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
diwujudkan dafam sikap menjunjung tinggi budi pekerti yang
luhur dan akhlaq yang mulia.
(2) Senantiasa membina sikap ilmiah, yaitu:
a. Memiliki hasrat ingin tahu dan belajar terus menerus;
b. memiliki daya analisis yang tajam;
c. memiliki sifat dan sikap jujur;
d. memiliki tanggung jawab;
e. memiliki wawasan terbuka dan kritis terhadap pendapat
yang berbeda;
f. bebas dari prasangka;
g. menghargai nilai, norma, kaidah, dan tradisi keilmuan.
(3) Senantiasa membina sikap profesional, yaitu:
a. mempunyai keinginan untuk mencapai tingkat kecanggihan
yang lebih tinggi;
b. memiliki kemandirian dan kemahiran sesuai bidang ilmu dan
bakat;
c. menjunjung tinggi etika profesi;
d. memiliki rasa kesejawatan yang tinggi.
(4) Senantiasa menghormati dosen, karyawan dan sesama
mahasiswa dalam hidup kekeluargaan di dalam dan di luar
kampus.
60
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Ketiga
ETIKA BERBUSANA
Pasal 12
(1) Busana yang dikenakan adalah pakaian yang bersih, rapih,
sopan, tidak ketat, bukan kaus oblong
(2) Busana pria saat berada di kampus adalah dengan mengenakan
kemeja lengan panjang atau pendek, kaus berkerah lengan
panjang atau pendek, celana panjang rapi tidak berlubang atau
sobek, kaus kaki, dan sepatu (bukan sandal, sepatu sandal, atau
sepatu yang diinjak pada bagian belakang)
(3) Pakaian wanita adalah dengan mengenakan kemeja lengan
panjang atau pendek, kaus berkerah lengan panjang atau
pendek, celana panjang rapi tidak berlubang atau sobek, rok
panjang minimal 10 cm di bawah lutut, kaus kaki, dan sepatu
(bukan sandal, sepatu sandal, atau sepatu yang diinjak pada
bagian belakang)
(4) Bagi wanita yang mengenakan kerudung hendaknya memakai
pakaian yang longgar, kerudung menutupi bagian dada, sesuai
anjuran agama Islam hingga menutupi seluruh aurat.
(5) Baik pria maupun wanita diperbolehkan mengenakan jaket, jas
alamamater, jas/blezer, dasi, peci, dan topi,
(6) Rambut disisir rapi dan berwarna alami
(7) Rias wajah yang tidak berlebihan, tidak norak, serta tidak
menggunakan perhiasan atau aksesoris yang berlebihan atau
mencolok.
(8) Kerapihan dan kebersihan perlu dijaga agar tidak sampai
mengeluarkan bau tubuh yang menganggu suasana waktu
belajar mengajar.
(9) Pada kegiatan upacara/kegiatan khusus, mahasiswa diharuskan
mengikuti ketentuan pakaian beserta kelengkapan yang berlaku.
Bagian Keempat
ETIKA BERPENDAPAT DAN BERKOMUNIKASI
61
Tata Kehidupan Kampus ITK
Pasal 13
(1) Mahasiswa wajib menyampaikan pemberitahuan kepada rektor
sebelum menyampaikan pendapat;
(2) Berhak memperoleh respon, perlindungan hukum dan jaminan
keamanan;
(3) Dilakukan melalui dialog dengan nuansa akademik yang
dilengkapi dengan pendapat tertulis;
(4) Menggunakan bahasa santun dan tidak mengandung unsur suku,
agama, ras dan antar golongan.
(5) Terhadap pimpinan:
a. Mengenal pimpinan
b. Memperhatikan dan mempelajari penjelasan-penjelasan
yang diterima dari pimpinan
c. Melaksanakan tugas-tugas yang diterima dari pimpinan;
d. Menggunakan bahasa yang santun.
(6) Terhadap dosen:
a. Mengenal dosen di lingkungannya;
b. Bersikap hormat kepada setiap dosen;
c. Pertemuan konsultasi dengan dosen sebaiknya didasarkan
kesepakatan sebelumnya;
d. Menjunjung tinggi kejujuran akademik.
(7) Terhadap tenaga kependidikan:
a. Mengenal tenaga kependidikan
b. Pada waktu memerlukan layanan mahasiswa perlu
mempertimbangkan waktu dan memberitahukan identitas
secara jelas;
c. Memberikan informasi secara jelas dan singkat tentang
maksud menemui tenaga kependidikan;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku sopan
(8) Antarmahasiswa:
a. Bersikap saling menghargai;
b. Saling membantu dan tidak saling merugikan;
62
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Kelima
ETIKA PERGAULAN
Pasal 14
(1) Mengembangkan semangat kekeluargaan.
(2) Saling menghormati dengan tidak membeda-bedakan latar
belakang.
(3) Mengembangkan kepekaan sosial, kesetiakawanan dan
solidaritas.
63
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Keenam
ETIKA TERHADAP LINGKUNGAN
Pasal 15
(1) Memelihara bangunan dan fasilitas kampus;
(2) Menjaga keamanan, kebersihan alat-alat, perabot kelas/ruang
kuliah;
(3) Menjaga serta melestarikan pohon dan tanaman;
(4) Melestarikan dan tidak membunuh satwa yang tidak berbahaya;
(5) Menjaga kebersihan tempat ibadah dan tidak digunakan untuk
tidur atau tiduran;
(6) Memarkir kendaraan dengan rapi dan sesuai area yang
ditentukan; dan
(7) Memilah sampah sesuai dengan jenisnya dan membuang pada
tempatnya;
Bagian Ketujuh
ETIKA BERORGANISASI
Pasal 16
(1) Organisasi atau lembaga kemahasiswaan yang dapat diikuti
adalah yang sesuai dengan pedoman Organisasi Mahasiswa
ITK;
(2) Melaksanakan aktivitas dan program kemahasiswaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
(3) Memelihara hubungan baik antar organisasi kemahasiswaan di
dalam maupun di luar kampus;
64
Tata Kehidupan Kampus ITK
BAB VII
TATA TERTIB
Pasal 17
Tata tertib merupakan ketentuan yang mengatur segala kegiatan
mahasiswa yang meliputi:
1. Penyelenggaraan kegiatan di dalam kampus.
2. Penggunaan sarana dan prasarana.
3. Larangan penyalahgunaan minuman beralkohol, narkotika,
permainan judi, senjata, bahan peledak dan obat terlarang.
4. Larangan melakukan pelecehan seksual dan pelanggaran seksual
lainnya.
5. Kecurangan Akademik
6. Larangan lainnya
Bagian Pertama
PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI KAMPUS
Pasal 18
(1) Semua kegiatan di kampus ITK hanya diperbolehkan antara
pukul 06.00 WITA sampai pukul 17.00 WITA.
(2) Kegiatan di kampus ITK yang dilaksanakan di luar waktu yang
telah ditentukan pada ayat (1) dan kegiatan yang dilaksanakan
pada hari besar/libur harus mendapat persetujuan Rektor atau
pejabat yang ditunjuk.
Pasal 19
(1) Setiap pemasangan poster, spanduk, umbul-umbul, panggung,
meja, kursi dan sejenisnya serta penyebaran pamphlet,
selebaran, brosur dan sejenisnya di kampus, hanya boleh
dilakukan di tempat-tempat yang telah disediakan, dan harus
mendapat persetujuan Rektor.
65
Tata Kehidupan Kampus ITK
Pasal 20
(1) Rektor dalam hal memberikan persetujuan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2), dan Pasal 19
ayat (1) dan ayat (3) dapat melimpahkan wewenangnya kepada
Wakil Rektor dan/atau pejabat lain yang terkait.
(2) Dalam hal pengaturan dan pengawasan kegiatan, Rektor
dan/atau Wakil Rektor dapat melimpahkan wewenangnya
kepada pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Bagian Kedua
PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA
Pasal 21
(1) Setiap penggunaan sarana dan prasarana ITK harus
mendapatkan persetujuan Rektor.
(2) Rektor dalam pemberian Persetujuan dimaksud dalam ayat (1)
dapat melimpahkan wewenangnya kepada Wakil Rektor
dan/atau pejabat lain yang terkait.
Bagian Ketiga
LARANGAN DAN PENYALAHGUNAAN MINUMAN
BERALKOHOL, NARKOTIKA, PERJUDIAN, SENJATA, DAN
BAHAN PELEDAK
Pasal 22
66
Tata Kehidupan Kampus ITK
Pasal 23
(1) Mahasiswa dilarang membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, membuat, dan
mengkonsumsi narkotika dan psikotropika di dalam kampus.
(2) Mahasiswa yang diketahui membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, membuat, dan
mengkonsumsi narkotika dan psikotropika sebagaimana telah
dilarang dalam ayat (1), dapat dijatuhi sanksi seberat-beratnya
dicabut haknya sebagai mahasiswa.
Pasal 24
(1) Mahasiswa dilarang melakukan permainan judi di dalam
kampus.
(2) Mahasiswa yang diketahui melakukan permainan judi
sebagaimana dilarang dalam ayat (1), dapat dijatuhi sanksi
seberat-beratnya dicabut haknya sebagai mahasiswa.
Pasal 25
(1) Mahasiswa dilarang membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, membuat, dan
mempergunakan senjata di dalam kampus tanpa mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang.
(2) Mahasiswa yang diketahui membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan,menyebarkan,membuat,dan
67
Tata Kehidupan Kampus ITK
Pasal 26
(1) Mahasiswa dilarang membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, mengolah, dan
mempergunakan bahan peledak di dalam kampus tanpa
mendapat izin dari pejabat yang berwenang.
(2) Mahasiswa yang diketahui membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, mengolah, dan
mempergunakan bahan peledak di dalam kampus tanpa
mendapat izin dari pejabat yang berwenang sebagaimana telah
dilarang dalam ayat (1), dapat dijatuhi sanksi seberat-beratnya
dicabut haknya sebagai mahasiswa.
Bagian Keempat
PELECEHAN DAN PELANGGARAN SEKSUAL
Pasal 27
Mahasiswa dilarang melakukan perbuatan asusila, pelecehan dan
pelanggaran seksual.
Pasal 28
Perbuatan asusila adalah perbuatan dan/atau kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa, yang metiputi:
b. Perbuatan membuat dan/atau mendokumentasikan dan/atau
menyebarluaskan dan/atau memperdagangkan gambar/foto
pornografi, baik dalam bentuk elektronik atau bentuk lainnya;
c. Perbuatan yang mengarah pada tindakan mesum dan/atau
perzinaan.
d. Perbuatan dan/atau berhubungan seksual di luar nikah
68
Tata Kehidupan Kampus ITK
Pasal 29
(1) Perbuatan pelecehan seksual adalah perbuatan dan/atau
perilaku, ucapan dan/atau kata-kata yang tidak senonoh, yang
dapat menimbulkan dan mengakibatkan perasaan tidak senang,
sakit (fisik dan mental), serta dapat menurunkan martabat dan
kehormatan bagi korban atau pihak lain.
(2) Perbuatan pelanggaran seksual lainnya adalah tindakan
perkosaan dan/atau perzinaan.
(3) Perbuatan pelecehan dan pelanggaran sekual sebagaimana
dimakud dalam ayat (1) dan ayat (2) dianggap telah terjadi
apabila ada laporan dan adanya bukti-bukti lain yang
menunjukkan telah terjadi perbuatan tersebut.
Bagian Kelima
KECURANGAN AKADEMIK
Pasal 30
Jenis Kecurangan akademik antara lain:
(1) Mencontek, yaitu perbuatan sengaja melihat jawaban peserta
ujian lainnya, menggunakan bahan informasi atau alat bantu
studi lainnya tanpa ijin dari pengawas atau dosen penguji yang
dilakukan oleh mahasiswa pada saat ujian;
(2) Pemalsuan, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan sengaja tanpa ijin mengganti atau mengubah nilai atau
transkrip akademik, ijazah, Kartu Tanda Mahasiswa (KTM),
tugas dalam rangka perkuliahan/ tutorial/ praktikum, surat
keterangan, laporan, atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan
akademik
(3) Menyuap atau memberi hadiah, yaitu perbuatan yang dilakukan
oleh mahasiswa untuk mempengaruhi atau mencoba
mempengaruhi orang lain dengan maksud mempengaruhi
penilaian terhadap prestasi akademik;
(4) Menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik,
yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
69
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Keenam
LARANGAN LAINNYA
Pasal 31
(1) Mahasiswa dilarang menghalang-halangi terselenggaranya
kegiatan lTK.
(2) Mahasiswa dilarang melakukan tindakan melawan dan/atau
menghalang-halangi petugas ITK dan petugas pemerintah
70
Tata Kehidupan Kampus ITK
71
Tata Kehidupan Kampus ITK
BAB VIII
SANKSI-SANKSI
Pasal 32
(1) Sanksi ringan berbentuk peringatan keras secara lisan maupun
tertulis;
(2) Sanksi sedang berbentuk:
a. kewajiban mengganti kerusakan/kerugian akibat
perbuatannya dan/atau
b. dicabut status kemahasiswaannya selama waktu tertentu.
72
Tata Kehidupan Kampus ITK
Pasal 33
(1) Mahasiswa yang telah melakukan tindak kejahatan di luar
kampus dan telah ditetapkan sebagai tersangka serta telah
dilakukan penahanan oleh penyidik, dalam rangka kelancaran
proses penyidikan dan persidangan, akan diberhentikan
sementara, dan tidak diperhitungkan dalam masa studi.
(2) Proses pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
setelah ITK mendapatkan laporan dari pihak yang
berwajib/berwenang, atas adanya dugaan perbuatan tindak
pidana/kriminal yang dilakukan oleh mahasiswa ITK.
(3) Apabila dalam proses persidangan dinyatakan bersalah dan
telah berkekuatan hukum tetap, dapat diberikan sanksi seberat-
beratnya dicabut haknya sebagai mahasiswa secara permanen.
(4) Proses pemberian sanksi dimaksud dalam ayat (3), dilaksanakan
setelah ITK mendapatkan laporan dan/atau dokumen putusan
pengadilan dari pihak yang berwajib/berwenang.
73
Tata Kehidupan Kampus ITK
BAB IX
TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN
Bagian Pertama
TINDAK PELANGGARAN
Pasal 34
(1) Tindak pelanggaran terhadap Peraturan Tata Kehidupan
Kampus Bagi Mahasiswa, dapat digolongkan menjadi 2, yaitu
a. Tindak Pelanggaran Khusus;
b. Tindak Pelanggaran Umum.
(2) Tindak Pelanggaran Khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf a, adalah perbuatan dan/atau tindakan yang melanggar
ketentuan etika sebagaimana diatur dalam Bab VI peraturan ini.
(3) Tindak Pelanggaran Umum adalah perbuatan dan/atau tindakan
yang melanggar ketentuan:
a. Penyelenggaraan kegiatan di kampus sebagaimana diatur
dalam pasal 18 dan 19 pada Bab Vll Bagian kedua;
b. Larangan dan penyalahgunaan minuman beralkohol,
narkotika, perjudian, senjata, dan bahan peledak,
sebagaimana diatur dalam pasal 22, 23, 24, 25, dan 26, pada
Bab VII bagian ketiga;
c. Pelecehan dan pelanggaran seksual, sebagaimana diatur
dalam pasal 27, 28, dan 29 pada Bab VII bagian keempat;
d. Kecurangan Akademik sebagaimana diatur dalam pasal 30
pada Bab VII Bagian kelima; dan
e. Larangan Lainnya sebagaimana diatur dalam pasal 31 pada
Bab VII Bagian keenam.
Bagian Kedua
TINDAK PELANGGARAN KHUSUS
Pasal 35
(1) Setiap diketahui terjadi pelanggaran khusus sebagaimana
dimaksud dalam pasal 34 ayat (2), Wakil Rektor berwenang
memberikan sanksi terhadap pelaku pelanggaran, setelah
74
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Ketiga
TINDAK PELANGGARAN UMUM
Pasal 36
(1) Setiap diketahui dan/atau ada dugaan terjadi tindak pelanggaran
umum yang dilakukan oleh mahasiswa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 34 ayat (3), dan/atau peraturan lain yang berlaku di
lTK, akan dilakukan pemerikaan oleh Tim Penyelesaian
Pelanggaran (TPP).
(2) Anggota TPP terdiri dari:
a. Wakil Rektor Bidang Akademik Institut Teknologi
Kalimantan;
b. Koordinator Program Studi/koordinator TPP/ koordinator
mata kuliah; dan
c. Dosen atau tenaga kependidikan yang menemukan tindak
kecurangan,
yang keanggotaanya berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang dan dalam jumlah gasal yang berasal dari lingkungan
lnstitut dan diangkat oleh Rektor.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), TPP dapat meminta bantuan tenaga ahli dan/atau tenaga
yang berasal dari unit dimana pelaku pelanggaran tersebut
berasal.
75
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Keempat
TUGAS DAN WEWENANG TPP
Pasal 37
(1) TPP berwenang membantu pimpinan melakukan penyelidikan
dan pemeriksaan kepada setiap mahasiswa yang dilaporkan,
diduga melakukan tindakan dan/atau perbuatan yang melanggar
Tata Kehidupan Kampus, peraturan akademik, dan ketentuan
lainnya.
(2) TPP ITK bertugas dan berwenang membantu pimpinan Institut
melakukan penyelidikan, pemeriksaan terhadap pelanggaran
Peraturan Tata Kehidupan Kampus bagi mahasiswa ITK yang
disangka dilakukan secara bersama-sama dan/atau bantu-
membantu oleh mahasiswa.
(3) Untuk keperluan pemeriksaan, TPP memanggil secara patut
mahasiswa yang disangka melakukan pelanggaran, serta pihak
lain yang dianggap mengetahui, mengalami, atau melihat
terjadinya pelanggaran tersebut sebagai saksi.
(4) TPP berwenang memerintahkan mahasiswa dan/atau para
mahasiswa yang diduga melakukan tindak pelanggaran umum
dan/atau pihak/para pihak yang patut diduga melakukan
dan/atau mengetahui terjadinya pelanggaran untuk hadir sendiri
dalam persidangan TPP.
(5) TPP menentukan tata cara penyelesaian pelanggaran dengan
ketentuan bahwa kepada mahasiswa/para mahsiswa yang
diduga melakukan pelanggaran tetap diberikan kesempatan
untuk melakukan pembelaan diri.
(6) TPP ITK wajib memberikan rekomendasi kepada Rektor
terhadap mahasiswa yang akan dijatuhi sanksi berupa
pemecatan atau sanksi skorsing karena terbukti melakukan
pelanggaran Tata Kehidupan Kampus.
76
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Kelima
PROSEDUR PENETAPAN SANKSI KECURANGAN
AKADEMIK
Pasal 38
(1) Penyelidikan dan pemeriksaan oleh TPP terhadap mahasiswa
yang disangka melakukan pelanggaran Tata Kehidupan
Kampus, didasarkan oleh prinsip-prinsip kejujuran, objektivitas,
keadilan, kesamaan, dan tanggung jawab yang dicatat dalam
BAP.
(2) Dalam hal penetapan sanksi pelanggaran, maka dilakukan
prosedur sebagai berikut:
a. Prosedur penetapan sanksi terhadap mahasiswa yang
diketahui melakukan pelanggaran akademik adalah sebagai
berikut:
i. Penetapan bukti pelanggaran;
ii. Pengesahan oleh para pihak yang berwenang;
iii. Penetapan sanksi oleh dosen pengampu/ kordinator
program studi/ koordinator mata kuliah; dan
iv. Pengesahan sanksi oleh pimpinan Institut Teknologi
Kalimantan.
b. Prosedur penetapan sanksi terhadap mahasiswa yang diduga
melakukan pelanggaran akademik adalah sebagai berikut:
77
Tata Kehidupan Kampus ITK
78
Tata Kehidupan Kampus ITK
79
Tata Kehidupan Kampus ITK
Bagian Keenam
PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI
Pasal 39
(1) Penjatuhan sanksi bagi mahasiswa merupakan kewenangan
Rektor.
(2) Rektor melimpahkan wewenangnya kepada Wakil Rektor Bidang
Akademik untuk menjatuhkan sanksi ringan dan sanksi sedang
bagi mahasiswa dalam lingkungan kerja masing-masing.
Pasal 40
Rektor, berdasarkan pertimbangan yang layak dan adil dapat
mengubah jenis sanksi yang direkomendasikan oleh TPP yang
memeriksa suatu pelanggaran Tata Kehidupan Kampus.
Pasal 41
Rektor, sesuai wewenangnya, menjatuhkan sanksi bagi mahasiswa
atas dasar prinsip kebenaran dan keadilan, demi tegaknya Tata
Kehidupan Kampus.
BAB X
PELAKSANAAN SANKSI
Pasal 42
(1) Pemberian Sanksi Terhadap Kecurangan Akademik, antara lain:
a. Bagi mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran
akademik, maka pelanggarannya akan diproses berdasarkan
peraturan disiplin yang berlaku
80
Tata Kehidupan Kampus ITK
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini, akan diatur
dalam peraturan tersendiri.
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
81
Tata Kehidupan Kampus ITK
82
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
BAB V
KESELAMATAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN
KAMPUS ITK
83
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
84
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
15. Kunci sepeda motor dan pastikan kondisi sudah aman ketika
anda meninggalkan sepeda motor.
16. Jangan meninggalkan barang berharga di sepeda motor.
85
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
86
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
87
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
88
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
89
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
90
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
91
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
92
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
93
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
94
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
95
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK
D. Prosedur Evakuasi
1. Apabila anda mendengar alarm atau lonceng berbunyi
berulang-ulang, hentikanlah pekerjaan yang sedang dilakukan.
2. Bawalah barang berharga atau dokumen penting dan barang
lain seperlunya. Jangan membawa barang yang berukuran
besar dan menyulitkan dalam evakuasi.
3. Tetap tenang, berjalanlah biasa dengan cepat dan keluarlah
menuju emergency exit terdekat. Ikutlah evacuation route
menuju assembly point. Jangan panik dan jangan berlari.
4. Pada saat evakuasi, beritahulah kondisi yang diketahui kepada
orang lain yang ditemui.
Tanda-tanda kedaruratan:
(a) (b)
Gambar 5.5. (a) Jalur Evakuasi Keluar; (b) Titik Kumpul Evakuasi
96
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
BAB VI
PEMAHAMAN DASAR BIDANG KEMAHASISWAAN
97
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
6.2.1. Tujuan
Pengembangan kemahasiswaan bertujuan untuk mengembangkan
kehidupan kemahasiswaan yang menyangkut aspek kegiatan
ekstrakurikuler dan aspek organisasi yang diarahkan mempunyai
98
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
6.2.2. Sasaran
Sasaran pengembangan kemahasiswaan di ITK adalah terciptanya
kehidupan kemahasiswaan yang dinamis, harmonis, dan kompetitif
untuk menghasilkan mahasiswa yang kredibel dan terpercaya
(credible and trustworthy) dengan karakter SPECTA! (juga sebagai
tagline mahasiswa) yang diuraikan sebagai:
a. Solid, ikatan persaudaraan yang saling toleran dan membangun
antar semua elemen
b. Peduli, sikap empati terhadap sesama dan peka terhadap masalah
lingkungan sekitar
c. Cakap, tanggap dan ikut andil dalam penyelesaian masalah
lingkungan sekitar
d. Beriman dan Bertaqwa, berlandaskan iman dan taqwa kepada
tuhan Yang Maha Esa dalam menimba dan mengamalkan ilmu
6.2.3. Strategi
Strategi yang diambil untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas
adalah:
a. Menyamakan persepsi antar civitas akademika terhadap visi dan
misi ITK
b. Mensosialisasikan program kemahasiswaan
c. Meningkatkan motivasi, kesejahteraan minat dan bakat serta
kegiatan bakti sosial mahasiswa
d. Memantapkan organisasi kemahasiswaan, dan
e. Meningkatkan mekanisme, tata kerja, dan sistem komunikasi
99
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
100
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
101
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
C. Pembimbing Kegiatan
Pembimbing Kegiatan adalah dosen atau pejabat lain yang
bertugas membimbing suatu kegiatan mahasiswa yang bersifat
insidentil dan ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan (SK).
102
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
103
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
104
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
105
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
3. Technopreneurship
Pada era global ini, Perguruan tinggi dituntut agar
menghasilkan generasi penerus bangsa yang kritis dan tanggap
dalam menghadapi segala dinamika berbagai bidang. Mahasiswa
sebagai material dasar (raw material) generasi penerus bangsa
mempunyai potensi besar untuk menghadapi problematika
bangsa. Definisi technopreneur perpaduan antara teknologi dan
kewirausahaan atau kewirausahaan yang dibentuk berbasis pola
pikir teknologi.
Dalam bidang ini, mahasiswa diharapkan memiliki jiwa
Kewirausahaan yang dibangun melalui perkuliahan
106
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
107
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
108
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
109
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
110
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
111
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan
112
Pemahaman Dasar Bidang PPM
BAB VII
PEMAHAMAN DASAR BIDANG PENELITIAN DAN
PENGABDIAN MASYRAKAT
113
Pemahaman Dasar Bidang PPM
114
Pemahaman Dasar Bidang PPM
115
Pemahaman Dasar Bidang PPM
116
Pemahaman Dasar Bidang PPM
117
Pemahaman Dasar Bidang PPM
1. Dosen
2. Tenaga kependidikan
3. Mahasiswa.
118
Penutup
BAB VIII
PENUTUP
119
Penutup
120
Lampiran Buku
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian Umum
1. Institut Teknologi Kalimantan selanjutnya disebut ITK merupakan perguruan tinggi
yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
ITK berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi.
2. Rektor adalah pimpinan tertinggi yang menjalankan fungsi pengelolaan ITK dan
bertugas memimpin pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Pimpinan ITK adalah rektor dan para wakil rektor.
4. Jurusan/Departemen adalah himpunan sumber daya pendukung program studi.
Jurusan/Departemen dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan/ Departemen.
5. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik.
Dalam penyelenggaraan program studi dikelola oleh Koordinator Program Studi.
6. Komisi Pertimbangan Jurusan yang selanjutnya disebut KPJ merupakan badan
normatif dan perwakilan tertinggi di lingkungan jurusan.
7. Tim Pembina Kemahasiswaan yang selanjutnya disebut TPK merupakan tim yang
terdiri dari dosen bidang kemahasiswaan program studi ITK yang dibentuk Rektor
untuk membina kegiatan kemahasiswaan.
8. Tim Penyelesaian Pelanggaran yang selanjutnya disebut TPP merupakan tim yang
dibentuk oleh Rektor untuk menyelesaikan pelanggaran akademik yang ada.
9. Calon mahasiswa baru adalah peserta seleksi penerimaan yang telah dinyatakan
diterima.
10. Mahasiswa ITK adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di ITK.
11. Perguruan tinggi mitra adalah perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri yang
mempunyai nota kesepahaman dan/atau kesepakatan secara kelembagaan dengan ITK.
12. Tahap Persiapan Bersama selanjutnya disebut TPB merupakan tahap pembelajaran
yang dijadwalkan dalam dua semester pertama pada kurikulum program sarjana.
13. Tahap sarjana adalah tahap pembelajaran sesudah tahap persiapan yang dijadwalkan
dalam enam semester, yaitu mulai semester tiga sampai dengan semester delapan pada
kurikulum program sarjana.
14. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran di ITK untuk mencapai tujuan suatu program studi.
15. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik.
16. Satuan Kredit Semester, yang selanjutnya disingkat sks, adalah takaran waktu
kegiatan belajar yang dibebankan kepada mahasiswa per minggu per semester dalam
proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan
atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu
program studi.
121
Lampiran Buku
BAB II
PROGRAM PENDIDIKAN
Pasal 2
Jenis Program Pendidikan
ITK menyelenggarakan program pendidikan akademik dalam sejumlah bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
122
Lampiran Buku
Pasal 3
Definisi Program Pendidikan
Program pendidikan akademik yang diselenggarakan ITK adalah program sarjana yang
diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
BAB III
PENERIMAAN MAHASISWA BARU
Pasal 4
Pola Penerimaan Mahasiswa Baru
1. ITK menerima mahasiswa baru, baik dari dalam maupun luar negeri melalui seleksi
penerimaan yang diselenggarakan secara nasional dan/atau yang diselenggarakan oleh
ITK, serta penerimaan dalam bentuk kerjasama.
2. Penerimaan mahasiswa baru meliputi Program Sarjana dan Program Lintas Jalur.
3. ITK dapat menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi lain, yang akan
dijelaskan lebih lanjut pada BAB IV.
4. Daya tampung mahasiswa baru setiap tahun akademik setiap program studi diputuskan
dengan Surat Keputusan Rektor.
Pasal 5
Penerimaan Mahasiswa Baru
1. Penerimaan mahasiswa baru terdiri atas 3 (tiga) jalur yaitu jalur reguler, jalur mandiri,
dan jalur kerja sama.
2. Jalur reguler adalah jalur seleksi yang dilaksanakan bersama perguruan tinggi negeri
lain secara nasional dengan ujian tulis atau prestasi akademik calon mahasiswa.
3. Jalur mandiri adalah jalur seleksi lokal yang diselenggarakan secara mandiri oleh ITK.
4. Jalur kerja sama adalah penerimaan antara ITK dengan mitra yang sudah melakukan
perjanjian kerja sama dengan ITK.
Pasal 6
Program Lintas Jalur
1. Program Sarjana ITK dapat menerima lulusan program D‐III dari program studi
yang serumpun dengan persyaratan sebagai berikut:
a. mempunyai IP ≥ 2,76 dan masa studi paling lama tujuh semester;
b. program studi asal lulusan harus terakreditasi sekurang‐kurangnya C;
c. lulus ujian masuk yang diselenggarakan oleh ITK;
2. Calon mahasiswa yang lulus ujian masuk wajib mendaftarkan diri sebagai mahasiswa
ITK.
3. Mahasiswa wajib mengikuti matrikulasi dengan nilai setiap mata kuliah sekurang‐
kurangnya C yang harus diselesaikan paling lama dalam tiga semester. Apabila
ketentuan ini tidak dipenuhi, mahasiswa tidak diperkenankan melanjutkan studinya.
4. Mahasiswa yang berhasil dalam tahap matrikulasi diijinkan menyelesaikan studinya
dengan beban sekurang‐kurangnya 34 sks dengan masa studi paling lama empat
semester.
5. Jumlah sks pada tahap matrikulasi dihitung untuk menentukan IP dan predikat
lulusan. Masa studi di perguruan tinggi asal dihitung untuk menentukan masa studi
keseluruhan.
6. Ketentuan mengenai matrikulasi dapat dilihat pada Bab V Pasal 9.
7. Mahasiswa yang telah lima semester belum berhasil menyelesaikan seluruh beban
studi sekurang-kurangnya 34 sks, termasuk Tugas Akhir, diwajibkan membayar biaya
pendidikan sama dengan biaya pendidikan yang berlaku pada periode tersebut.
123
Lampiran Buku
Pasal 7
Persyaratan Daftar Ulang
1. Calon mahasiswa baru wajib mendaftarkan diri (tidak boleh diwakilkan) dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. tidak sedang terdaftar sebagai mahasiswa ITK;
b. membayar biaya pendidikan yang telah ditetapkan oleh ITK;
c. melengkapi syarat‐syarat yang ditentukan oleh ITK;
d. mengisi dan menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk tunduk dan
menjalankan semua peraturan yang ditetapkan oleh ITK.
2. Calon mahasiswa baru yang tidak memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam ayat
(1) dianggap mengundurkan diri.
BAB IV
PENERIMAAN MAHASISWA PINDAHAN DARI PERGURUAN TINGGI LAIN
Pasal 8
Pindahan Dari Perguruan Tinggi Dalam Negeri
1. ITK dapat menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi negeri lain untuk
program studi yang sama dan terakreditasi.
2. Pelaksaanaan penerimaan mahasiswa pindahan dilakukan pada setiap awal tahun
akademik dengan mempertimbangkan daya tampung jurusan/program studi yang
dituju dan kemajuan belajar yang diperoleh dari perguruan tinggi yang akan
ditinggalkan.
3. Mahasiswa yang berminat pindah harus mengajukan permohonan kepada rektor
dengan disertai transkrip dari program studi yang ditinggalkan, surat keterangan
pimpinan perguruan tinggi asal tentang status yang bersangkutan, dan alasan
kepindahan.
4. Mahasiswa yang permohonan pindahnya disetujui wajib daftar ulang dan menerima
penetapan beban studi yang harus ditempuh di ITK melalui proses ekuivalensi yang
disetujui oleh ketua jurusan.
5. Untuk mahasiswa pindahan berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. mahasiswa dikenakan masa percobaan selama dua semester berturut‐turut dengan
beban studi 36 sks yang sudah ditetapkan;
b. nilai setiap mata kuliah selama masa percobaan sekurang‐kurangnya C. Apabila
ketentuan ini tidak dipenuhi, mahasiswa tidak diperkenankan melanjutkan
studinya;
c. jumlah sks beban studi pada masa percobaan dihitung untuk menentukan IP dan
predikat kelulusan;
d. beban studi yang harus ditempuh di ITK sekurang‐kurangnya 50 persen dari
seluruh beban studi termasuk tugas akhir;
e. Masa studi pada perguruan tinggi yang ditinggalkan diperhitungkan dalam
perhitungan batas waktu studi di ITK.
BAB V
MATRIKULASI
Pasal 9
1. Calon mahasiswa Program Sarjana Lintas Jalur yang pendidikan sebelumnya belum
memenuhi kemampuan minimal diwajibkan mengikuti matrikulasi.
2. Syarat untuk mengikuti program matrikulasi adalah sebagai berikut:
a. telah diterima sebagai calon mahasiswa baru Program Sarjana di ITK;
b. telah melaksanakan registrasi administrasi sesuai dengan Kalender Akademik
ITK.
3. Mata kuliah matrikulasi ditentukan oleh masing-masing Jurusan/Program Studi.
124
Lampiran Buku
4. Jumlah satuan kredit semester yang diperoleh selama kegiatan matrikulasi tidak
diperhitungkan dalam perolehan satuan kredit semester pada kurikulum Program
Sarjana, kecuali Program Lintas Jalur pada Program Sarjana.
5. Informasi hasil belajar matrikulasi dicantumkan tersendiri dalam transkrip akademik
sebagai kegiatan matrikulasi.
6. Biaya matrikulasi mengacu pada Surat Keputusan Rektor tentang Biaya Pendidikan.
7. Mahasiswa peserta kegiatan matrikulasi harus lulus semua mata kuliah matrikulasi
dengan IPK matrikulasi minimum 2,75.
8. Matrikulasi pada program sarjana lebih ditujukan bagi program kerjasama untuk
menstandarkan kemampuan awal calon mahasiswa.
9. Beban studi matrikulasi ditentukan oleh setiap program kerjasama berdasarkan
kebutuhan untuk pemenuhan capaian pembelajaran.
BAB VI
KURIKULUM DAN KALENDER AKADEMIK
Pasal 10
Deskripsi Kurikulum
1. Kurikulum dirancang untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan program studi
dan berorientasi ke masa depan.
2. Rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar
penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan
pembelajaran
3. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran suatu mata kuliah harus mendukung
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan program studi dan dapat diukur tingkat
pemenuhannya serta ditetapkan dalam satuan kredit semester.
4. Kurikulum disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Kurikulum ITK yang
telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor.
5. Kurikulum ditetapkan melalui Peraturan Rektor.
Pasal 11
Kalender Akademik ITK
1. Semua kegiatan pendidikan mengacu pada Kalender Akademik yang ditetapkan oleh
Rektor ITK.
2. Mahasiswa ITK wajib memahami dan mematuhi jadwal dalam Kalender Akademik.
3. Kelalaian mahasiswa dalam memperhatikan Kalender Akademik tidak dapat
digunakan sebagai alasan untuk mengubah jadwal kegiatan pendidikan.
4. Pelaksanaan semua kegiatan akademik oleh sivitas akademika ITK, baik yang bersifat
kurikuler maupun nonkurikuler, harus mengacu pada Kalender Akademik ITK.
BAB VII
KEGIATAN AKADEMIK
Pasal 12
Pelayanan Kegiatan Akademik
1. Mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan kegiatan akademik yang sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku di ITK.
2. Dalam rangka menempuh pendidikan di ITK, mahasiswa wajib mengikuti kegiatan
akademik yang didasarkan pada kalender akademik ITK.
125
Lampiran Buku
Pasal 13
Pembelajaran
1. Mahasiswa berhak mendapatkan pembelajaran untuk setiap mata kuliah setiap
semester.
2. Mahasiswa berhak mendapatkan pembelajaran sekurang‐kurangnya 90% dari jumlah
tatap muka yang dijadwalkan dalam satu semester.
3. Mata kuliah tidak dapat diujikan apabila jumlah tatap muka kurang dari 90% dari yang
dijadwalkan dalam satu semester dan mahasiswa memperoleh nilai akhir setara Baik.
4. Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran kurang dari 80% dari jumlah tatap muka
yang dijadwalkan dalam satu semester tidak diperkenankan mengikuti Ujian Akhir
Semester mata kuliah tersebut.
5. Pengecualian dari ayat (3) diberikan kepada mahasiswa yang sedang melaksanakan
kegiatan akademik/kemahasiswaan dengan seijin pimpinan ITK, atau yang sakit
dengan menunjukkan surat keterangan resmi dari dokter.
Pasal 14
Rencana Studi
1. Mahasiswa dapat mengganti/menambah/membatalkan mata kuliah yang sudah
tercantum dalam Formulir Rencana Studi (FRS) dengan persetujuan dosen wali.
2. Kesempatan untuk mengganti dan/atau menambah mata kuliah disediakan selama 3
(tiga) minggu pertama dalam semester yang bersangkutan.
3. Pembatalan suatu mata kuliah dapat dilaksanakan sampai dengan minggu ke‐7 dalam
semester yang berlangsung.
Pasal 15
Alih Program
126
Lampiran Buku
Pasal 16
Dosen Wali
1. Perwalian akademik wajib dilakukan minimal tiga kali per semester.
2. Setiap dosen wali berkewajiban untuk ;
a. Membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi untuk semester yang
akan berlangsung sehingga menunjang keberhasilan studi mahasiswa.
b. Memantau perkembangan studi mahasiswa sejak semester awal hingga
mahasiswa dinyatakan lulus.
c. Mengidentifikasi permasalahan akademik dan memberikan bimbingan kepada
mahasiswa selama masa pendidikannya.
3. Jadwal perwalian pada awal semester yang tercantum pada Kalender Akademik ITK
harus ditaati oleh semua mahasiswa ITK.
4. Perwalian akademik mahasiswa mempertimbangkan antara lain:
a. Kurikulum program studi dan prasyarat setiap mata kuliah.
b. Keterkaitan antara satu mata kuliah dengan mata kuliah yang lain, meskipun
tidak merupakan prasyarat.
c. Kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa
5. Setiap mahasiswa dapat mengambil sejumlah mata kuliah dengan beban SKS atas
persetujuan dosen wali yang bersangkutan, dan dituangkan dalam bentuk rencana
studi setiap semester.
6. Setiap awal semester mahasiswa harus menyusun rencana studinya bersama dosen
wali, dan rencana studi tersebut dituangkan dalam FRS online.
Pasal 17
Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah
antara lain diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif,
pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis
masalah atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
2. Pembelajaran dapat berbentuk kuliah, responsi dan tutorial, seminar, praktikum,
praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan dan bentuk pembelajaran
berupa penelitian
127
Lampiran Buku
Pasal 18
Sistem Kredit Semester (SKS) dan satuan kredit semester (sks)
1. Sistem penyelenggaraan pendidikan menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS)
yang diartikan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban mahasiswa,
beban kerja dosen, dan beban penyelenggaraan program.
2. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri dari 16 (enam belas) minggu
perkuliahan atau kegiatan terjadwal lainnya, termasuk ujian tengah semester dan
ujian akhir semester.
Pasal 19
Penjabaran sks
1. 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi dan tutorial mencakup:
a. kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per
semester
b. kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per
minggu per semester
c. kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester
2. 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang
sejenis, mencakup:
a. kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester
b. kegiatan belajar mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester
3. 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik bengkel,
praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan/atau bentuk
pembelajaran lain yang setara adalah 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu
per semester.
Pasal 20
Beban sks
1. Program sarjana mempunyai beban studi 144 sks yang dijadwalkan dalam
delapan semester, dan dibagi dalam tahap persiapan dengan beban studi 36 sks yang
dijadwalkan dalam dua semester, dan tahap sarjana dengan beban studi 108 sks
yang dijadwalkan dalam enam semester.
2. Mata kuliah yang pernah diambil oleh mahasiswa di perguruan tinggi lain dapat
diakui menjadi bagian dari pemenuhan persyaratan kurikulum sebagaimana
disebutkan dalam ayat (2) pasal ini jika disetujui oleh Koordinator Program Studi.
3. Mata kuliah yang pernah diambil di ITK dapat diakui menjadi bagian dari
pemenuhan persyaratan kurikulum sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) pasal ini
jika disetujui oleh Wakil Rektor Bidang Akademik.
Pasal 21
Persyaratan Transfer Kredit
1. Mahasiswa dapat mengajukan permohonan transfer kredit yang berasal dari sistem
sks (satuan kredit semester) atau sistem kredit dari perguruan tinggi tempat
mahasiswa mengikuti program pertukaran.
2. Transfer kredit dapat dilakukan dengan atau tanpa melalui perjanjian kerjasama
antara jurusan/program studi di ITK dengan program studi di perguruan tinggi
tujuan.
128
Lampiran Buku
3. Ekuivalensi terhadap kredit yang ditransfer dilakukan oleh jurusan atau program
studi di ITK dengan mempertimbangkan ekuivalensi terhadap definisi sistem kredit
yang berlaku di perguruan tinggi asal
4. Yang dimaksud dengan ekuivalensi pada ayat (3) adalah pengakuan atas mata kuliah
yang telah ditempuh di perguruan tinggi mitra tanpa mengubah nama, kode, dan
bobot sks.
5. Mahasiswa dapat mengajukan transfer kredit untuk mata kuliah yang tidak terdaftar
di kurikulum program studi sebagai mata kuliah pilihan, dengan persetujuan program
studi.
Pasal 23
Syarat Pertukaran Mahasiswa
Mahasiswa dapat melakukan perkuliahan di perguruan tinggi di luar ITK melalui program
pertukaran mahasiswa dengan persetujuan dari program studi.
BAB VII
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Pasal 24
Penilaian dan Hasil Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian hasil belajar mahasiswa merupakan bagian dalam proses penentuan prestasi
akademik mahasiswa.
2. Penilaian pembelajaran mahasiswa sekurang‐kurangnya dilakukan sebanyak 3 (tiga)
kali, dan hasil akhirnya dinyatakan dengan nilai angka dan nilai huruf.
3. Penilaian pembelajaran dirancang berdasarkan capaian pembelajaran, sehingga dapat
digunakan sebagai parameter ukuran tingkat pemenuhan capaian pembelajaran mata
kuliah.
4. Teknik dan instrumen penilaian (ujian, kuis, atau cara lainnya) disesuaikan dengan
sifat bidang ilmu dan karakteristik setiap mata kuliah.
5. Peserta kuliah apabila menghendaki dapat meminta hasil evaluasi pembelajaran seperti
yang dimaksud pada ayat (4).
6. Skala pengukuran hasil evaluasi pembelajaran mahasiswa dinyatakan sebagai berikut:
Pasal 25
Ukuran Keberhasilan Belajar dan Aturan Pengambilan SKS
1. Kelulusan mahasiswa Program Sarjana dalam satu tahap pendidikan, yakni Tahap
Persiapan dan Tahap Sarjana ditentukan oleh Indeks Prestasi (IP).
2. Ukuran keberhasilan pembelajaran dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) yang
dihitung sebagai berikut:
129
Lampiran Buku
=1 i i
dengan:
N: nilai numerik hasil evaluasi masing‐masing mata kuliah;
K: besar sks masing‐masing mata kuliah;
n: banyaknya mata kuliah yang telah diambil.
3. Ukuran keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam satu semester dinyatakan dengan
Indeks Prestasi Semester (IPS); IPS adalah IP yang dihitung dari semua mata kuliah
yang diambil dalam semester yang bersangkutan.
4. Mahasiswa baru program sarjana wajib mengambil seluruh beban studi pada semester
I dan sekurang‐kurangnya seluruh beban studi pada semester II.
5. Mahasiswa program sarjana pada semester III dan berikutnya, beban studinya
ditentukan oleh IPS yang dicapai pada semester sebelumnya, dengan acuan sebagai
berikut:
Pasal 26
Batas Waktu Studi
1. Waktu studi paling lama untuk mahasiswa adalah 14 semester.
2. Evaluasi batas waktu studi mahasiswa dilaksanakan 2 kali.
3. Mahasiswa diperkenankan melanjutkan studi apabila:
a. pada akhir semester dua, 18 sks dari 36 sks yang telah ditempuh di tahap
persiapan mendapat IP ≥ 2,0 untuk nilai terbaik selain mata kuliah yang
bernilai E;
b. pada akhir semester empat, telah menempuh seluruh beban studi tahap
persiapan dengan IP ≥ 2,0 dan nilai minimal C;
4. Mahasiswa yang telah 12 semester belum berhasil menyelesaikan beban
studi sebanyak 144 sks, termasuk Tugas Akhir, diwajibkan membayar biaya
pendidikan maksimal.
5. Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan pada ayat (1) dan ayat (3) tidak
diperkenankan melanjutkan studi.
130
Lampiran Buku
BAB VIII
PELAKSANAAN UJIAN
Pasal 27
Pelaksanaan Ujian
1. Mahasiswa mengikuti ujian sesuai dengan jadwal dan tempat yang ditentukan oleh
ITK
2. Masa pelaksanaan ujian pada setiap semester tertera pada Kalender Akademik ITK.
3. Jadwal ujian secara rinci disusun dan diterbitkan oleh Tim TPB untuk mata kuliah
TPB dan program studi untuk mata kuliah program studi
Pasal 28
Peserta Ujian
1. Mahasiswa dinyatakan sah dan diperkenankan mengikuti ujian suatu mata kuliah
tertentu apabila:
a. Terdaftar dalam mata kuliah yang diujikan.
b. Tidak sedang dikenakan sanksi akademik.
c. Memenuhi semua persyaratan untuk menempuh ujian tersebut.
d. Tercantum dalam daftar hadir ujian.
2. Selama ujian berlangsung, peserta ujian diwajibkan:
a. Menaati semua tata tertib ujian yang berlaku.
b. Menaati semua petunjuk teknis tentang penyelenggaraan ujian yang diberikan
oleh pengawas ujian.
3. Selama ujian berlangsung, peserta ujian tidak dibenarkan untuk:
a. Berperilaku yang mengganggu tata tertib penyelenggaraan ujian.
b. Berkomunikasi dalam bentuk apa pun dengan sesama peserta ujian lain
maupun dengan orang lain di luar ruang ujian.
c. Bekerjasama, berusaha untuk bekerjasama, atau mendukung kerjasama dengan
peserta ujian lain dalam menyelesaikan ujian.
d. Menyalin atau berusaha menyalin jawaban ujian peserta lain, atau memberi
kesempatan kepada peserta lain untuk menyalin jawaban ujiannya.
4. Hasil ujian yang dibuat oleh seseorang yang bukan peserta ujian yang sah,
dinyatakan tidak berlaku.
5. Mahasiswa yang melanggar ketentuan pada ayat (3) maka akan diproses melalui
berita acara untuk diproses penentuan sanksi akademiknya melalui Tim
Penyelesaian Pelanggaran (TPP).
Pasal 29
Pengawas Ujian
1. Pengawas ujian mempunyai wewenang untuk:
a. memeriksa keabsahan peserta ujian seperti tercantum pada Pasal 28,
b. mengatur dan menentukan tempat duduk setiap peserta ujian,
c. menetapkan benda-benda atau barang yang dapat dibawa oleh peserta ujian
ke tempat duduk,
2. Pengawas ujian mempunyai kewajiban untuk melaporkan tindak kecurangan peserta
ujian dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian.
BAB IX
KERJA PRAKTIK
131
Lampiran Buku
Pasal 30
1. Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah kerja praktik dengan persyaratan telah
menempuh 72 sks (jumlah sks yang ditempuh sebelumnya dan dinyatakan lulus,
ditambah sks yang sedang berjalan).
2. Pelaksanaan kerja praktik dikoordinasikan di program studi dan diatur dalam Buku
Pedoman Kerja Praktik.
BAB X
KELULUSAN
Pasal 31
Tugas Akhir
1. Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah tugas akhir setelah menyelesaikan 120
SKS lulus.
2. Mahasiswa dapat menempuh sidang tugas akhir apabila telah menyelesaikan
penelitian tugas akhir, melengkapi syarat administrasi yang ditentukan, dan
memiliki maksimal 3 mata kuliah yang belum lulus.
3. Pelaksanaan tugas akhir dikoordinasikan di program studi dan diatur dalam Buku
Panduan Tugas Akhir.
Pasal 32
Syarat Kelulusan
1. Mahasiswa dinyatakan lulus tahap sarjana apabila berhasil menyelesaikan seluruh
beban studi sebanyak 144 sks termasuk tugas akhir dan memiliki capaian
pembelajaran yang ditargetkan oleh program studi dengan nilai minimal C serta
memenuhi persyaratan nilai minimal ITK IAET atau yang setara, KEM, dan
publikasi karya ilmiah.
2. Persyaratan nilai minimal Ujian Mandiri ITK IAET seperti disebutkan pada ayat (1)
adalah sebesar 460.
3. Persyaratan minimal KEM yaitu mengikuti 1 kali kegiatan pengabdian masyarakat
dan 3 kali kegiatan kemahasiswaan yang mendapat persetujuan dari TPK.
4. Mahasiswa yang akan lulus harus menghasilkan makalah terkait tugas
akhir/penelitian mahasiswa yang diterbitkan minimal dalam jurnal ilmiah nasional.
5. Kelulusan program sarjana ditetapkan melalui surat keputusan rektor berdasarkan
hasil sidang yudisium.
6. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus yudisium dikenakan biaya 10% dari biaya
pendidikan mahasiswa.
Pasal 33
Predikat Kelulusan
1. Lulusan ITK diberikan predikat kelulusan yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu
Memuaskan, Sangat Memuaskan, dan Dengan Pujian.
2. Predikat kelulusan ditetapkan berdasarkan IP dan masa studi seperti berikut:
132
Lampiran Buku
3. Predikat kelulusan Dengan Pujian/Cum laude hanya diberikan kepada lulusan yang
memenuhi persyaratan seperti dinyatakan dalam ayat (2) dan tidak pernah
mendapatkan sanksi akademik.
4. Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh ijazah dan gelar atau sebutan.
BAB XI
KEGIATAN KEMAHASISWAAN
Pasal 34
Kegiatan Kemahasiswaan
1. Kegiatan kemahasiswaan harus berlandaskan asas manfaat, edukasi, saling
menghargai, ketertiban, kemandirian, persatuan dan kesatuan serta tetap menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia, nilai bermasyrakat, dan nilai akademis.
2. Kegiatan yang sebagaimana dijelaskan pada ayat (1) meliputi
a. penalaran dan keilmiahan
b. sosial kebangsaan
c. minat dan bakat
d. kewirausahaan
Pasal 35
Kegiatan Penalaran dan Keilmiahan
Kegiatan penalaran dan keilmiahan meliputi:
a. kegiatan karya tulis ilmiah mahasiswa yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi,
instansi pemerintah atau swasta;
b. kegiatan kreatifitas dan inovasi mahasiswa yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi,
instansi pemerintah atau swasta;
c. keikut sertaan dalam kegiatan forum komunikasi ilmiah, lomba kreatifitas dan
inovasi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi, instansi pemerintah atau swasta.
Pasal 36
Kegiatan Sosial Kebangsaan
Kegiatan sosial kebangsaan meliputi:
a. penanggulangan bencana alam;
b. peningkatan proses belajar mengajar pada pendidikan usia dini, tingkat dasar dan
menengah;
c. pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
atau daya saing UMKM;
d. penanggulangan NAPZA, pencegahan HIV atau kegiatan sejenis.
Pasal 37
Kegiatan Minat dan Bakat
Kegiatan minat dan bakat meliputi
a. keikutsertaan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi kemahasiswaan baik
sebagai panitia maupun peserta;
b. berperan aktif dalam organisasi kemahasiswaan.
133
Lampiran Buku
Pasal 38
Kegiatan Kewirausahaan
Kegiatan kewirausahaan dapat berupa kegiatan usaha yang prospektif atau kegiatan
kewirausahaan yang memiliki prestasi tingkat nasional/ internasional.
Pasal 39
Kompensasi Akademik
1. Bentuk kompensasi kegiatan non akademik ke dalam akademik diusulkan oleh Ketua
Program Studi kemudian diproses lebih lanjut oleh Tim Kompensasi Akademik
(TKA).
2. Apabila kegiatan tersebut telah dikompensasikan ke dalam akademik maka tidak
dapat diusulkan lagi untuk KEM.
BAB XII
PELANGGARAN KODE ETIK AKADEMIK
Pasal 40
Pelanggaran kode etik akademik
1. Jenis pelanggaran kode etik dapat berupa ;
a. mencontek dalam ujian/kuis/tes;
b. plagiarisme dalam pengerjaan tugas kuliah/tugas akhir;
c. menggantikan peran orang lain dalam evaluasi;
d. menyuruh orang lain untuk berperan seolah‐olah menjadi dirinya dalam
evaluasi;
e. penyalahgunaan informasi dan transaksi elektronik;
f. kerjasama dengan petugas untuk berbuat curang;
g. pemalsuan identitas diri.
2. Semua pelanggaran yang terjadi harus dinyatakan dalam berita acara tertulis
oleh pelapor dan diserahkan kepada ketua program studi/jurusan dengan
pertimbangan KPJ untuk diproses lebih lanjut oleh TPP guna mengusulkan jenis
sanksi yang akan ditetapkan oleh rector.
3. Jenis sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dapat berupa peringatan, pembinaan, pembatalan sebagian atau seluruh hasil
evaluasi pembelajaran, pembatalan satu atau beberapa mata kuliah, pembatalan
seluruh mata kuliah dalam satu semester, dan/atau pencabutan status
kemahasiswaan, baik sementara maupun permanen.
4. Tata cara penyelesaian pelanggaran oleh TPP diatur dalam peraturan tersendiri.
Pasal 41
Kartu Tanda Mahasiswa Hilang
1. Jika KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) hilang, mahasiswa ITK wajib meminta
penggantian KTM.
2. Mahasiswa yang kehilangan KTM melapor kepada Kepolisian atau petugas
keamanan kampus ITK (apabila kehilangan KTM terjadi di dalam kampus ITK)
untuk mendapatkan surat keterangan kehilangan KTM.
3. Prosedur pengajuan KTM pengganti ditetapkan oleh Wakil Rektor Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan ITK.
134
Lampiran Buku
4. Kelalaian untuk mengganti KTM tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak memenuhi syarat-
syarat administratif dalam mendapatkan pelayanan akademik
BAB XIII
CUTI STUDI
Pasal 42
1. Mahasiswa diperbolehkan mengajukan cuti studi setelah mengikuti kuliah sekurang‐
kurangnya dua semester pertama.
2. Bagi mahasiswa yang sakit dan rawat inap di rumah sakit atau hamil diperbolehkan
mengajukan cuti pada dua semester pertama.
3. Cuti diberikan paling banyak empat semester selama studi di ITK untuk mahasiswa program
sarjana.
4. Setiap cuti dapat diberikan sebanyak‐banyaknya dua semester berturut‐turut.
5. Mahasiswa yang mendapat ijin cuti diharuskan membayar biaya administrasi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
6. Masa cuti tidak diperhitungkan dalam waktu studi.
BAB XIV
BERHENTI STUDI
Pasal 43
1. Setiap mahasiswa selama mengikuti pendidikan di ITK dapat dinyatakan berhenti studi atau
diberhentikan.
2. Berhenti studi atau diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat disebabkan
oleh beberapa hal sebagai berikut:
b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
c. dinyatakan mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, ayat (5);
d. batas waktu studi habis;
e. melanggar peraturan ITK.
3. Berhenti studi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan melalui Surat Keputusan
Rektor.
4. Mahasiswa yang dinyatakan berhenti studi, diberikan hak untuk mendapatkan surat
keterangan dan daftar prestasi studi.
BAB XV
KERJASAMA AKADEMIK
Pasal 44
Tujuan dan Bentuk Kerjasama
1. Tujuan kerjasama akademik adalah untuk mempercepat pencapaian visi misi ITK serta
meningkatkan peran serta ITK dalam memecahkan persoalan masyarakat dan bangsa.
2. Program kerjasama pendidikan tanpa gelar terdiri atas sandwich, summer course, transfer
kredit pertukaran mahasiswa dan training.
3. Program kerjasama penelitian terdiri atas kegiatan riset bersama, pembimbingan bersama dan
publikasi bersama.
135
Lampiran Buku
4. Program kerjasama penelitian bisa dilakukan terpisah atau merupakan bagian yang
mendukung program kerjasama pendidikan.
5. Program kerjasama pengabdian masyarakat dengan industri atau instansi lain, dapat
berbentuk penelitian atau rancang bangun/implementasi sains dan teknologi sesuai dengan
kebutuhan ITK dan mitra kerjasama.
6. Aturan pelaksanaan kerjasama industri diatur lebih lanjut dalam perjanjian hubungan kerja
oleh kedua belah pihak.
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Aturan mengenai penyusunan kurikulum ITK diatur dalam peraturan tersendiri
Pasal 46
Peraturan akademik ini hanya berlaku untuk program pendidikan akademik.
Pasal 47
1. Hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.
2. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
136
Lampiran Buku
NO KEGIATAN JADWAL
A KEGIATAN AKADEMIK
PENDAFTARAN CALON MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK
I
2018/2019
1 Program Sarjana (S1) Jalur SNMPTN 01 - 06 Maret 2018
2 Program Sarjana (S1) Jalur SBMPTN 05 – 27 April 2018
3 Program Sarjana (S1) Jalur Mandiri 02 - 30 Juni 2018
Perpanjangan Pendaftaran Program Sarjana (S1) Jalur
4 Mandiri 02 - 14 Juli 2018
II UJIAN MASUK CALON MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2018/2019
1 Program Sarjana (S1) Jalur SBMPTN 08 Mei 2018
2 Program Sarjana (S1) Jalur Mandiri 21 Juli 2018
III PENGUMUMAN HASIL UJIAN MASUK TAHUN AKADEMIK 2018/2019
1 Program Sarjana (S1) Jalur SNMPTN 17 April 2018
2 Program Sarjana (S1) Jalur SBMPTN 03 Juli 2018
3 Program Sarjana (S1) Jalur Mandiri 27 Juli 2018
PEMBAYARAN UKT (UANG KULIAH TUNGGAL) DAN BIAYA
IV
PERKULIAHAN
1 Pembayaran UKT Mahasiswa Baru Jalur SNMPTN 02-07 Mei 2018
2 Pembayaran UKT Mahasiswa Lama 25 Juni - 19 Agustus 2018
3 Pembayaran UKT Mahasiswa Baru Jalur SBMPTN 23-24 Juli 2018
Pembayaran Biaya Perkuliahan Mahasiswa Jalur
4 30-31 Juli 2018
Mandiri
PENDAFTARAN ULANG MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK
V
2018/2019
1 Program Sarjana (S1) Jalur SNMPTN 08 Mei 2018
2 Program Sarjana (S1) Jalur SBMPTN 25 - 27 Juli 2018
3 Program Sarjana (S1) Jalur Mandiri 01-03 Agustus 2018
VI KEGIATAN SEMESTER GASAL 2018/2019
Yudisium Program Studi Semester Gasal TA
1 2018/2019 16 – 20 Juli 2018
137
Lampiran Buku
NO KEGIATAN JADWAL
2 Yudisium Institut Semester Gasal TA 2018/2019 27 Juli 2018
3 Penerimaan Resmi MABA oleh REKTOR ITK 13 Agustus 2018
Masa Perwalian Mahasiswa dan Pelaksanaan FRS
4 20 - 24 Agustus 2018
Online
27 Agustus – 21 Desember
5 Masa Perkuliahan dan Evaluasi (UTS dan UAS)
2018
6 Batas Akhir Penambahan/Perubahan Mata Kuliah 21 September 2018
Batas Akhir Pengajuan Berhenti Studi Sementara 28 September 2018
7
(CUTI Studi)
8 Batas Akhir Pembatalan Mata kuliah 12 Oktober 2018
138
Lampiran Buku
NO KEGIATAN JADWAL
12 Ujian Akhir Semester (UAS) 20 - 31 Mei 2019
Batas Akhir Penyerahan Nilai Akhir Mata Kuliah
13 24 Juni 2019
Semester Genap
14 Pengumuman Nilai Mata Kuliah Semester Genap 28 Juni 2019
VIII KEGIATAN SEMESTER GASAL 2019/2020
Yudisium Program Studi Semester Gasal TA 15 - 18 Juli 2019
1
2019/2020
2 Yudisium Institut Semester Gasal TA 2019/2020 26 Juli 2019
3 Wisuda Ke-6 14 September 2019
B KEGIATAN KEMAHASISWAAN
SPIN, Pelatihan kepribadian dan Edukasi Tentang 13 - 19 Agustus 2018
1
Aksi Mahasiswa (ETAM) 2018
2 PIMNAS XXXI 13 - 19 Agustus 2018
3 Seleksi Mawapres Tingkat Nasional 11 - 15 Juni 2018
4 Monev DIKTI 2 - 3 Juli 2018
5 Pembimbingan PKM Lolos PIMNAS 9 Juli – 12 Agustus 2018
6 MTQ Mahasiswa Nasional 28 Juli - 11 Agustus 2018
7 LKMM Pra TD 02 – 04 November 2018
8 Pembimbingan PKM KT 02 – 31 Januari 2019
9 MAWAPRES Tingkat Institut 01 Februari – 07 April 2019
10 Pendamping ON-MIPA Tingkat Regional 11 Februati – 20 Maret 2019
11 Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 bidang 01 Maret – 31 Juli 2019
Usulan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia 01 Maret – 30 April 2019
12
(KBMI)
13 Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 01- 31 Juli 2019
14 Usulan Proposal Kontes Robot Indonesia (KRI) 01 – 31 Januari 2019
Usulan Proposal Kontes Robot Terbang Indonesia 01 – 31 Januari 2019
15
(KRTI)
Usulan Proposal Kontes Mobil Hemat Energi 01 Agustus – 30 September
16 (KMHE) 2019
Usulan Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan 01 Agustus – 30 September
17 Kontes Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2019
Usulan Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa 01 Juli - 31 Agustus 2019
18 (KPKM)
Perubahan atas kalender akademik diatas dapat dilakukan sewaktu-waktu melalui
surat edaran rector
139
Lampiran Buku
140
Lampiran Buku
5. Pilih periode semester pengambilan mata kuliah kemudian klik ganti. Jika
ada informasi “FRS tidak dapat dilakukan karena belum memenuhi syarat
administrasi” padahal sudah membayar UKT semester maka hubungi bagian
akademik ITK.
6. Pilih jenis mata kuliah, apakah jenis mata kuliah prodi atau mata
kuliah umum (TPB) sesuai kurikulum prodi dan sesuai hasil
konsultasi dengan dosen pembimbing, kemudian pilih semua mata
kuliah yang akan diambil.
141
Lampiran Buku
8. Jika sudah disetujui oleh dosen wali maka akan muncul seperti ini
dan mahasiswa sudah terdaftar untuk mengikuti perkuliahan pada
mata kuliah tersebut.
142
Lampiran Buku
11. Fitur kedua adalah pada menu Laporan Perkuliahan. Fitur ini hanya
dapat efektif saat akhir semester setelah akhir evaluasi.
143
Lampiran Buku
144
Lampiran Buku
145
Lampiran Buku
LAMPIRAN 5. TATA CARA PENGGUNAAN
GOOGLE CLASSROOM
146
Lampiran Buku
147
Lampiran Buku
148
Lampiran Buku
9. Kedua, jika tugas dari dosen berbentuk kuis deskripsi dari soal maka
mahasiswa harus menjawab soal tersebut dengan tepat dan jelas
dengan mengetikkan jawaban di kotak tugas.
149
Lampiran Buku
11. Klik open kotak tugas, kemudian (1) klik add, dan (2) pilih tanda
klip untuk unggah file. Kemudian (3) klik open file location cari file
dokumen yang akan diunggah dan (4) klik unggah.
150
Lampiran Buku
13. Jika tugas kelompok maka biasanya dosen hanya meminta salah satu
anggota kelompok yang mengunggah file tugas kemudian anggota
lainnya hanya melakukan klik “mark as done” pada kotak tugas
tersebut.
14. Jika dosen sudah melakukan koreksi terhadap tugas mahasiswa pada
GC maka dosen dapat memberikan nilai langsung per individu. Nilai
tersebut tidak uncul pada GC tetapi oleh GC dikirimkan secara
private ke email ITK masing-masing mahasiswa.
151
Lampiran Buku
152
Lampiran Buku
153