Anda di halaman 1dari 163

Daftar Isi

SEKAPUR SIRIH

Alhamdulillah, dengan rahmat Allah Yang Maha


Kuasa, Buku Panduan Silaturahmi, Pengenalan, dan
Informasi (SPIn) Institut Teknologi Kalimantan
Tahun 2018 ini berhasil diselesaikan.

Buku yang berada di tangan Anda ini adalah


rangkuman informasi yang diperlukan sebagai
seorang mahasiswa baru yang menginjakkan
kakinya di kampus perjuangan, Kampus ITK, Karang Joang.

Buku ini disusun dalam tujuh pokok bahasan. Mulai bagian pertama
yang menjelaskan rai-son d’être didirikannya ITK sebagai kampus
institut negeri, yang fokus pada pendidikan riset dan pengembangan
teknologi. Hingga bagian keenam yang menjelaskan pokok-pokok
penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai conditio sine qua non
lahirnya perguruan tinggi.

Kemudian dibahas pula dasar tata kehidupan masyarakat secara


umum untuk menumbuhkan semangat cinta tanah air, toleransi, dan
semangat kebangsaan. Selain itu, dibahas pula kegiatan akademik,
administrasi, kemahasiswaan serta hak dan kewajiban yang harus
ditaati oleh seluruh civitas akademika. Kami ingin semua aspek
tersebut dipahami oleh setiap mahasiswa ITK agar kelak menjadi
sarjana yang cakap atau mumpuni. Sarjana yang tidak saja
berkompeten di bidang hardskill-nya, tapi juga religius, berintegritas,
mampu mengembangkan softskill-nya, berjiwa pemimpin, berjiwa
technopreneur, memiliki kepedulian terhadap lingkungan “techno-
environmentalist”, berguna bagi semesta.

i
Daftar Isi

Sebagai satu-satunya institut teknologi negeri di wilayah Indonesia


timur, bangsa dan negara ini memiliki harapan yang besar agar ITK
berperan aktif membangun dan memajukan Indonesia, khususnya di
kawasan ini. Karenanya, meski di usia yang masih sangat muda, ITK
berusaha untuk terus berinovasi, menghadirkan teknologi terapan,
dan tepat guna sebagai wujud pengabdian kami kepada masyarakat.
Kehadiran mahasiswa baru ITK tahun 2018 ini, diharapkan mampu
menjadi penerus cita-cita luhur tersebut.
Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam penyusunan buku SPIn ITK ini. Masukan
dan saran kami harapkan untuk penyempurnaan di edisi selanjutnya.
Semoga bermanfaat!

Selamat datang di Kampus Pejuang, selamat belajar, selamat


berkarya, selamat berinovasi. Untuk Sang Pencipta dan Bumi Etam,
SPECTA!

Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA


Rektor Institut Teknologi Kalimantan

ii
Jadwal Acara

JADWAL ACARA SPIN 2018

Hari, Tanggal Waktu Acara


07.00 - 07.30 30" Registrasi Mahasiswa Baru 2018
07.30 - 07.35 5" Pembukaan acara
07.35 - 07.45 10" Lagu Indonesia Raya & Hymne ITK
07.45 - 08.00 15" Sambutan Rektor
Penerimaan maba secara simbolis oleh
08.00 - 08.10 10"
Rektor ITK
08.10 - 08.20 10" Pembacaan Doa
Senin, 13 08.20 - 08.35 15" Persembahan dari UKM ITK Choir
Agustus 2018 Talkshow "Mewujudkan Generasi Cerdas
Beriman dan Berkarakter
08.35 - 11.35 150"
Kebangsaan”
11.35 - 11.50 30" Tanya Jawab Talkshow
11.50 - 11.55 5" Penutupan
11.55 Selesai
07.00 - 07.30 30" Pengkondisian Mahasiswa Baru 2018
Materi 1 "Tata Kehidupan Kampus & K3
07.30 - 09.10 100"
Di Lingkungan ITK"
Selasa, 14 09.10 - 09.25 15" Break
Agustus 2018 Materi 2 "Kegiatan dan Layanan
09.25 - 11.05 100"
Akademik"
11.05 - 11.10 5" Penutupan
11.10 Selesai
07.00 - 07.30 30" Pengkondisian Mahasiswa Baru 2018
Rabu, 15 Materi 3 "Tata Kelola Kegiatan
Agustus 2018 07.30 - 09.10 100" Kemahasiswaan, Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat"
09.10 - 09.25 15" Break
09.25 - 11.25 120" Materi 4 "Long Life Education”
Mencangkup (adaptasi lingkungan
09.25 - 11.25 120" kampus, motivasi belajar)
11.25 - 11.30 5" Penutupan

iii
Jadwal Acara

Hari, Tanggal Waktu Acara


11.30 Selesai
07.00 - 07.30 30" Pengkondisian Mahasiswa Baru 2018

07.30 - 09.30 120" Materi 5 " Grand Opening Kerohanian “


Kamis, 16
Agustus 2018 09.30 - 09.45 15" Break
Materi 6 “Pengenalan Koorprodi dan
09.45 - 11.45 120" Civitas Prodi beserta HIMPUNAN”
11.45 Selesai SPIN 2018
11.45 - 13.00 75" ISOMA
Pengkondisian
13.10 – 14.45 95" Opening Ceremony
14.45 - 15.30 75" Etam 1 ”Hakikat Mahasiswa”
15.30 - 16.10 40" ISOMA
16.10 - 17.00 50" Materi lanjutan + Tugas Etam 1
17.00 Selesai
Pengkondisian Mahasiswa Baru 2018
Jumat, 17 07.00- 08.00 60"
Agustus 2018
08.00 – 09.00 60" Upacara 17 Agustus 1945
09.00 Selesai
Pengkondisian Mahasiswa Baru 2018
Sabtu, 18 07.00- 08.00 60"
Agustus 2018
08.00 – 09.00 60" Etam 2 “Iklim Berprestasi”
Etam 3 “ Karakter KM ITK, SPECTA
09.00 – 10.00 60" dan Kebanggan Kampus”
10.00 – 12.00 120" SIMULASI
12.00 – 13.00 60" ISOMA
13.00 – 15.10 130" SIMULASI Lanjutan
Penutup ETAM ITK 2018 dan KPKM
16.00 – 16.30 30" 2018

Keterangan:
Jadwal kegiatan dapat berubah dan akan diinfokan pada website ITK

iv
Daftar Isi

DAFTAR ISI

SEKAPUR SIRIH................................................................................. i
JADWAL ACARA SPIN 2018 .........................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gagasan Awal.................................................................................. 1
1.2 Lambang dan Logo ITK ................................................................. 5
1.3 Mars dan Hymne ITK ..................................................................... 6
1.3.1 Lyric Mars ITK ....................................................................... 7
1.3.2 Lyric Hymne ITK ................................................................... 8

BAB II KEGIATAN DAN LAYANAN AKADEMIK


2.1 Kegiatan Akademik ITK................................................................. 9
2.1.1 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) .............. 9
2.1.2 Kurikulum ITK ..................................................................... 11
2.1.3 Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa...................................... 11
2.1.4 Peraturan Akademik ............................................................. 12
2.2 Sikantan.......................................................................................... 14
2.2.1 Pengisian FRS dan Perwalian .............................................. 14
2.3 Email ITK & Google Classroom .................................................. 16
2.4 Uang Kuliah Tunggal (UKT) & Beasiswa .................................. 16
2.4.1 Uang Kuliah tunggal (UKT) ................................................ 16
2.4.2 Beasiswa................................................................................ 18
2.5 Administrasi Umum Akademik ITK............................................ 19

BAB III TATA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA


3.1 Konsensus Dasar Kebangsaan ...................................................... 23
3.2 Wawasan Kebangsaan Umum ...................................................... 27
3.3 Tataran Dasar Bela Negara ........................................................... 29
3.4 Pengenalan Sistem Pertahanan Semesta ...................................... 32

v
Daftar Isi

3.4.1 Komponen-Komponen Dalam Sistem


Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta ............................ 33
3.4.2 Pola-Pola Operasi Sistem Pertahanan Keamanan
Rakyat Semesta .................................................................. 33
3.5 Bahaya Radikalisme dan Terorisme Yang Harus Dilawan ......... 34
3.5.1 Tipologi Ancaman Radikalisme dan Terorsisme ............. 36
3.5.2 Motif dan Pemicu Radikalisme dan Terorisme ................ 37
3.5.3 Filosofi Pemberantasan dan Radikalisme dan
Terorisme ............................................................................ 38
3.5.4 Peran Masyarakat Dalam Mencegah Tindak
Radikalisme dan Terorisme ............................................... 39
3.5.5 Penangkalan Pemuda terhadap Radikalisme
dan Terorisme ..................................................................... 40
3.6 Kerukunan Umat Beragama .......................................................... 41
3.6.1 Asas-asas Kerukunan Umat Beragama ................................ 42
3.6.2 Menumbuhkan Sikap Kerukunan Umat Beragama ............ 44
3.7 Bahaya Narkoba Yang Harus Dicegah ......................................... 45
3.7.1 Macam-Macam Narkotika .................................................... 46
3.7.2 Faktor yang Mendorong Penggunaan Narkoba ................... 47
3.7.3 Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Narkoba ........... 50

BAB IV TATA KEHIDUPAN KAMPUS ITK


Ketentuan Umum ................................................................................ 53
Tujuan .................................................................................................. 55
Ruang Lingkup .................................................................................... 55
Hak dan Kewajiban ............................................................................. 56
Penghargaan ........................................................................................ 59
Etika ..................................................................................................... 59
Tata Tertib ........................................................................................... 65
Sanksi - Sanksi .................................................................................... 72
Tata Cara Penyelesaian Pelanggaran ................................................. 74
Pelaksanaan Sanksi ............................................................................. 80

vi
Daftar Isi

Ketentuan Penutup.............................................................................. 81

BAB V KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAMPUS ITK


5.1 Keselamatan Transportasi ............................................................ 83
5.1.1 Perilaku Berkendara Sepeda Motor .................................... 84
5.1.2 Perilaku Berkendara Mobil ................................................. 85
5.1.3 Parkir Sepeda Motor di Lingkungan Kampus ................... 85
5.1.4 Parkir Mobil di Lingkungan Kampus................................. 86
5.2 Keselamatan di Gedung................................................................ 87
5.2.1 Koridor Bangunan ............................................................... 87
5.2.2 Tangga Gedung .................................................................... 88
5.2.3 Kantin Kampus .................................................................... 88
5.2.4 Toilet Kampus...................................................................... 88
5.2.5 Ergonomi / Kenyamanan Kerja .......................................... 89
5.2.6 Penggunaan Listrik .............................................................. 90
5.3 Penggunaan Meja dan Kursi kelas .............................................. 91
5.4 Penggunaan Proyektor, LCD dan Pengeras Suara ..................... 92
5.5 Keselamatan di Laboratorium ...................................................... 92
5.6 Rencana Tanggap Darurat ............................................................ 93

BAB VI PEMAHAMAN DASAR BIDANG


KEMAHASISWAAN
6.1 Fungsi, Potensial dan Tugas Utama Mahasiswa ......................... 97
6.2 Konsep Pengembangan Kemahasiswaan .................................... 98
6.2.1 Tujuan ................................................................................... 98
6.2.2 Sasaran .................................................................................. 99
6.2.3 Strategi .................................................................................. 99
6.2.4 Faktor Pendukung ................................................................ 99
6.3 Organisasi Mahasiswa ............................................................... 100
6.4 Pendamping Kemahasiswaan .................................................... 102
6.5 Program Pengembangan Karakter............................................. 103
6.6 Pengembangan Minat Bakat dan Kesejahteraan

vii
Daftar Isi

Mahasiswa.................................................................................... 107
6.7 Panduan Kegiatan Kemahasiswaan ........................................... 107
6.8 Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa ..................... 108
6.9 Sifat Kepemimpinan Yang Harus Dimiliki Mahasiswa ........... 109

BAB VII PEMAHAMAN DASAR BIDANG PENELITIAN DAN


PENGABDIAN MASYARAKAT
7.1 Maksud dan Tujuan Pembentukan Bidang Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat ............................................................. 113
7.2 Visi dan Misi Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat ITK ........................................................................... 114
7.2.1 Visi LPPM ITK .................................................................. 114
7.2.2 Misi LPPM ITK ................................................................. 114
7.3 Road Map Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ..... 115
7.4 Komposisi Tim Peneliti dan Pengabdian Masyarakat .............. 117

BAB VIII PENUTUP ..................................................................... 119

LAMPIRAN 1. PERATURAN AKADEMIK ............................... 121


LAMPIRAN 2. KALENDER AKADEMIK 2018/2019 ............... 137
LAMPIRAN 3. TATA CARA PENGAMBILAN MATA KULIAH
MELALUI SIKANTAN 139
LAMPIRAN 4. TATA CARA AKTIVASI EMAIL ..................... 143
LAMPIRAN 5. TATA CARA PENGGUNAAN GOOGLE
CLASSROOM 145
LAMPIRAN 6. BIAYA PENDIDIKAN JALUR UJIAN
MANDIRI 151

viii
Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gagasan Awal


Gagasan pendirian institut teknologi berstatus negeri di luar Pulau
Jawa berawal dari pemikiran pemerintah untuk mengejar
ketertinggalan Indonesia di bidang teknologi sampai tahun 2040.
Sejalan dengan target Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), terutama berkaitan
dengan pendidikan tinggi teknik di Indonesia yang hanya berpusat di
Pulau Jawa yaitu ITB yang ada di bandung dan ITS yang ada di
Surabaya, maka diperlukan pendirian perguruan tinggi teknik serupa
agar terjadi peningkatan kuantitas lembaga pendidikan tinggi teknik
di Indonesia. Langkah awal yang dilakukan adalah penugasan
kepada Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan
Institut Teknologi Bandung (ITB) oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada saat itu untuk menginisisasi pendirian 2 (dua)
institut teknologi baru yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan.
ITS mendapat tugas sebagai pelaksana di kalimantan sedangkan ITB
di Sumatera.
Berawal pada tahun 2011, dilakukanlah studi kelayakan oleh ITS
untuk menentukan lokasi perguruan tinggi teknik baru yang akan
didirikan di Kalimantan. Pertama-tama, dilakukan identifikasi
kebutuhan lokasi pendirian berupa luas tanah, akses transportasi,
ketersediaan listrik, ketersedian air bersih, dan sebagainya, serta pada
sisi lain, dilakukan pula identifikasi kebutuhan administrasi berupa
gedung, common service, fasilitas umum, master plan dan rencana
induk pengembangan.
Berdasarkan hasil studi, ditetapkan kota Balikpapan sebagai
lokasi pendirian institut yang dimaksud. Berikutnya, dilakukan
koordinasi antara ITS dengan Pemkot Balikpapan dan ternyata
terdapat dukungan yang sangat besar baik dari Pemkot Balikpapan

1
Pendahuluan

maupun Pemprov Kalimantan Timur khususnya kesanggupan dalam


penyediaan lahan maupun aspek akademik. Pemprov Kalimantan
Timur menyediakan lahan seluas 300 ha sesuai dengan permintaan
Mendikbud untuk pendirian sebuah perguruan tinggi teknik. Setelah
dilakukan Forum Group Discussion antara beberapa elemen yaitu
elemen ahli, pemerintahan, pendidik, industri, dan elemen
masyarakat maka diusulkanlah Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
sebagai nama perguruan tinggi yang kemudian berstatus negeri
tersebut.
Setelah proses awal penentuan lokasi dilakukan, selanjutnya
Mendikbud menerbitkan surat keputusan Menteri pendidikan dan
Kebudayaan RI No.059/P/2012, tanggal 21 Maret 2012, ITS
ditugaskan sebagai pelaksana pendirian institut teknologi yang
diselenggarakan pemerintah di Kota Balikpapan, Provinsi
Kalimantan Timur. Adapun tugas yang diamanahkan adalah:
a. Menyusun rencana kegiatan akademik;
b. Menyusun rencana pembangunan fisik dan akademik pendirian
institut negeri berdasarkan rencana kegiatan akademik;
c. Membuat petunjuk pelaksanaan kegiatan;
d. Mempersiapkan data-data pendukung;
e. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana;
f. Melaksanakan pendampingan kegiatan akademik;
g. Melaporkan pelaksanan kegiatan.

Berdasarkan keputusan Mendikbud tersebut, maka Rektor ITS


membentuk tim yang mengelola pelaksanaan akademik dan
persiapan kelembagaan pendirian ITK dengan menerbitkan Surat
Keputusan No. 076.9/SK/R/2012, tanggal 2 April 2012, tentang
Pembentukan Tim pelaksana Harian Institut Teknologi Kalimantan.
Berkaitan dengan rencana pengelolaan akademik, tim menyusun
draft kurikulum dan draft silabus mata kuliah, sedangkan yang
berkaitan dengan bidang kelembagaan, tim menyusun draft statute

2
Pendahuluan

ITK, draft organisasi dan tata kerja ITK, draft rencana induk
pengembangan, dan draft master plan. Sedangkan untuk
pembangunan sarana dan prasarana fisik Rektor membentuk tim
pelaksana pembangunan fisik ITK.
Tim Pelaksana Harian berkonsentrasi pada pelaksanaan kegiatan
akademik. Meskipun demikian, dalam setiap pertemuan dengan
Pemprov Kaltim dan Pemkot Balikpapan, Tim Pelaksana Harian
senantiasa mendorong agar pendirian ITK segera dapat
direalisasikan. Hambatan yang dihadapi di lapangan adalah belum
tuntasnya pengurusan dokumen tanah (sertifikat) lahan ITK yang
terletak di Kelurahan Karang Joang (KM.15) Kota Balikpapan. Tim
telah berinisiatif mengikuti perkembangan pengurusan dokumen
lahan tersebut dan diketahui bahwa lahan dimaksud adalah hasil
ruislag antara PT. PLN (Persero) dengan Pemprov Kaltim sehingga
penanganannya membutuhkan waktu yang relatif lama.
Sesuai kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur dengan ITS, maka pada tahun akademik 2012/2013
dilaksanakan penerimaan mahasiswa baru ITK dengan pola
berbeasiswa Pemprov Kaltim. Pada tahun akademik tersebut
diterima 100 mahasiswa baru untuk lima program studi, yakni (1)
Program Studi Teknik Mesin, (2) Program Studi n Teknik Elektro,
(3) Program Studi Teknik Kimia, (4) Program Studi Teknik
perkapalan, dan (5) Program Studi Teknik Sipil, dengan jumlah
masing-masing 20 orang mahasiswa per prodi. Selanjutnya pada
tahun akademik 2013/2014 dibuka lima prodi baru: (1) Fisika, (2)
Matematika, (3) Teknik Material dan Metalurgi, (4) Perencanaan
Wilayah dan Kota, dan (5) Sistem Informasi. Pada penerimaan
mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014 juga diberikan
kesempatan kepada putra-putri luar Provinsi Kalimantan Timur
untuk menjadi mahasiswa ITK melalui penerimaan mahasiswa baru
jalur nasional.

3
Pendahuluan

Berdasarkan ujian tertulis yang diselenggarakan di Balikpapan


dan Samarinda, diterima 70 orang mahasiswa baru denga beasiswa
Pemprov Kaltim dan 7 orang mahasiswa baru Jalur Nasional. Jumlah
yang sama diterima mahasiswa baru pada tahun akademik 2014/2015
sehingga sampai dengan bulan September 2014, jumlah mahasiswa
ITK sebanyak 254 orang. Seluruh mahasiswa ITK melaksanakan
kegiatan akademik dan non-akademik mahasiswa di Kampus ITS
Sukolilo-Surabaya dengan status titipan dan berpedoman pada
peraturan akademik serta tata kehidupan kampus ITS.
Meskipun inisiasi pendirian ITK mulai tahun 2012, tetapi
legalitas pendirian ITK sebagai perguruan tinggi negeri baru
disahkan pada 6 Oktober 2014 yaitu melalui Peraturan Presiden
Nomor 125 Tahun 2014 Tentang Pendirian Institut Teknologi
Kalimantan. Dengan demikian, setiap 6 Oktober diperingati sebagai
dies natalis ITK.
Setelah itu, tahun akademik 2015/2016, ITK menerima calon
mahasiswa baru melalui dua jalur yakni Jalur SBMPTN dan Mandiri.
Melalui SBMPTN ITK menerima kurang lebih 320 orang mahasiswa
baru, sedangkan melalui Program Mandiri, ITK menerima kurang
lebih 80 orang mahasiswa baru. Pada tahun akademik 2016/2017,
ITK menerima calon mahasiswa baru melalui tiga jalur yakni Jalur
SNMPTN, SBMPTN dan Jalur Mandiri (UM ITK).
Dana APBN yang dianggarkan oleh pemerintah pusat pada tahun
2014 digunakan untuk pembangunan gedung perkuliahan bersama
(common support) 3 lantai dengan 28 ruang untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar. Mengingat pembangunan fisik yang
dianggarkan oleh pemerintah pusat sekitar 50 miliar saja setiap tahun
sehingga percepatan proses pembangunan fisik menjadi kurang
optimal, maka telah diupayakan permintaan dukungan/kontribusi
dari pihak Pemerintah Provinsi Kaltim melalui APBD dan pihak
industri di Provinsi Kalimantan Timur melalui Program CSR untuk
mempercepat proses pembangunan fisik (common support) ITK.

4
Pendahuluan

Terhitung semester gasal 2015/2016 seluruh kegiatan akademik


dan non-akademik ITK dipindahkan dari Kampus ITS Sukolilo-
Surabaya ke Kampus ITK Karang Joang-Balikpapan. Persiapan
kepindahan telah dilakukan baik yang berkaitan dengan akademik
maupun aset ITK. Data akademik mahasiswa yang sebelumnya
berada pada SIM Akademik ITS dipindahkan ke SIM Akademik
ITK. Pada tahun ajaran ini pula diperingati dies natalis ITK yang
peertama pada 6 Oktober 2015 di bumi Borneo.
Setiap tahunnya ditetapkan pula Peraturan Akademik serta
Kalender Akademik dan Kemahasiswaan melalui Keputusan Rektor
ITK. Dengan demikian seluruh aktivitas akademik dan
kemahasiswaan harus mengacu pada kalender tersebut. Selain itu,
ITK sudah memiliki statuta tetap yang diatur dalam Peraturan
Menteri Ristekdikti Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Statuta Institut
Teknologi Kalimantan dan Perubahannya pada Peraturan Menteri
Ristekdikti Nomor 25 Tahun 2017.

1.2 Lambang dan Logo ITK

Gambar 1.1. Logo (kiri) dan Lambang ITK (kanan)

ITK memiliki lambang terdiri atas 2 (dua) burung enggang


berwarna hitam menghadap kanan dan kiri yang memiliki sayap
berwarna merah dan biru, paruh berwarna kuning dan jengger

5
Pendahuluan

berwarna jingga, buku terbuka berwarna kuning dengan tepi


berwarna kuning emas, dan mahkota bunga berwarna hijau.
Lambang sebagaimana dimaksud memiliki makna sebagai berikut:
1. 2 (dua) burung enggang melambangkan sinergitas antara
kepemimpinan, kedamaian, dan persatuan
2. Sayap berwarna merah dan biru melambangkan optimism dan
profesionalitas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Buku terbuka berwarna kuning dan tepi berwarna emas
melambangkan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkualitas.
4. Mahkota bunga berwarna hijau melambangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berwawasan lingkungan.

Selain itu, selain lambang, ITK juga memiliki logo. Lambang dan
logo hanya berbeda penggunaannya. Lambang digunakan untuk
kegiatan internal kampus yang bersifat akademik, sedangkan logo
ITK dipergunakan untuk keperluan eksternal, seperti public relation,
public image dan sebangsanya. Ketentuan detail warna logo dan
lambing ITK diatur dalam Peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 6
Tahun 2017 Tentang Statuta Institut Teknologi Kalimantan.

1.3 Mars dan Hymne ITK


Mars atau sering disebut marcia merupakan bentuk lagu yang
biasanya digunakan untuk mengiringi parade atau prosesi sehingga
musik atau lagu mars adalah komposisi musik dengan irama teratur,
kuat dan menggebu-gebu. Hymne atau gita puja adalah sejenis
nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau
sesuatu yang dimuliakan. Selain itu, sebagai pujaan hymne juga
sebagai bentuk lagu untuk mendoakan, memberi kesan agung, atau
pun rasa syukur yang disampaikan dalam bentuk lagu.

6
Pendahuluan

1.3.1. Lyric Mars ITK


Institut Teknologi Kalimantan
Kokoh berdiri di katulistiwa
Simbol suci kemajuan teknologi
Tak tergantikan di Bumi Borneo

Mantap melangkah menggoreskan karya


Demi meraih cita
Mewujudkan kemandirian bangsa
Kuat dan berdikari

Bulatkan tekad emban tugas mulia Olah


sumber daya untuk kebangkitan bangsa
Gelora semangat jiwa Pancasila Bersatu
padu bangun dunia
Dengan ilmu dan teknologi

Institut Teknologi Kalimantan


Terpujilah Almamater tercinta
Tempat raih ilmu dan pengetahuan
Tempa diri jadi manusia unggul

Institut Teknologi Kalimantan


Takkan ku lupa cita
Jadi patriot pembela nusa
Bagi Indonesia
Jadi patriot pembela nusa
Bagi Indonesia

Keterangan:
Diciptakan oleh Thovic Alvatah. Ketentuan Nada dapat dilihat pada
Statuta Intitut Teknologi Kalimantan.

7
Pendahuluan

1.3.2. Lyric Hymne ITK


Institut Teknologi Kalimantan Siap
membangun bangsa Mengabdi untuk
masyarakat Dalam bidang
pertambangan lingkungan

Institut Teknologi Kalimantan


Berjuang tuk negara
Unggul dan Berperan Aktif
Dalam pembangunan dan pendidikan

Bersama ITK siap membangun bangsa


Dengan niat yang mulia
Kita pasti bisa

Institut Teknologi Kalimantan


Siap membangun bangsa
Mengabdi untuk masyarakat
Dalam bidang pertambangan lingkungan

Bersama ITK siap membangun bangsa


Dengan niat yang mulia
Kita pasti bisa

Keterangan:
Diciptakan oleh Riza T.R. Ketentuan Nada dapat dilihat pada
Statuta Intitut Teknologi Kalimantan

8
Kegiatan dan Layanan Akademik

BAB II
KEGIATAN DAN LAYANAN AKADEMIK

2.1. Kegiatan Akademik ITK


Bahasan tentang bidang akademik di ITK ini ditujukan agar
mahasiswa mengetahui tentang tujuan umum pendidikan, program
pendidikan akademik, kurikulum, proses pembelajaran dan
evaluasinya, peraturan akademik, fungsi civitas akademika terkait
bidang akademik, administrasi akademik dan kalender akademik di
Institut Teknologi Kalimantan. Dengan mengetahui informasi
akademik tersebut, diharapkan akan membantu kelancaran studi
mahasiswa selama belajar di ITK dan tercapainya tujuan pendidikan.
ITK menyelenggarakan program pendidikan akademik berupa
program sarjana yang berdasarkan peraturan akademik ITK tahun
2014 memiliki beban studi 144 sks dan ditempuh dalam 8 semester.
Program sarjana dibagi menjadi tahap persiapan dan tahap sarjana.
1. Tahap persiapan terdiri dari 36 sks yang ditempuh pada semester
1 dan 2. Pada tahap ini, mata kuliah yang ditempuh mahasiswa
adalah mata kuliah kompetensi dasar dan didominasi oleh mata
kuliah Tahap Persiapan Bersama (TPB). Mahasiswa dianggap
lulus jika mampu menempuh dengan nilai minimal C sampai
dengan semester 4.
2. Tahap sarjana terdiri dari 108 sks merupakan mata kuliah murni
untuk kompetensi lulusan program studi yang akan mahasiswa
tempuh. Mahasiswa harus dapat menempuh selama 8 (delapan)
semester dengan nilai minimal C atau maksimum selama 14
(empat belas) semester.

2.1.1. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)


Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang merupakan
kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat

9
Kegiatan dan Layanan Akademik

menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang


pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Gambar 2.1 Hubungan level lulusan dengan dimensi peran

Pada Gambar 2.1 lulusan perguruan tinggi untuk Program


Sarjana adalah level 6 yaitu memiliki kualifikasi:
1. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan
IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta
mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi
2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara
umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang
pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam
memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok;
bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

10
Kegiatan dan Layanan Akademik

2.1.2. Kurikulum ITK


Kurikulum ITK disusun berdasarkan Kepmen Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa, Kepmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor
045/U/2002 tentang kurikulum inti Perguruan Tinggi dan mengacu
pada Pedoman Penyusunan Kurikulum ITK yang telah ditetapkan
melalui SK Rektor.
Setiap mahasiswa baru ITK wajib menempuh mata kuliah Tahap
Persiapan Bersama (TPB) selama dua semester yang meliputi
beberapa mata kuliah dasar sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama
2. Kalkulus 1
3. Fisika Dasar 1
4. Kimia Dasar
5. Teknik Komunikasi Ilmiah
6. Bahasa Inggris
7. Kalkulus 2
8. Fisika Dasar 2
9. Algoritma Pemrograman
10. Pengantar Metode Statistik

Mata kuliah TPB tersebut ditempuh maksimal sampai dengan


semester 4 (batas akhir tahap persiapan) dengan nilai minimal C.
Selain itu, pada tahap sarjana kurikulum yang digunakan mengacu
pada kurikulum yang sudah ditetapkan oleh program studi masing-
masing.

2.1.3. Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa


Evaluasi pembelajaran mahasiswa sekurang‐kurangnya dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali dan hasil akhirnya dinyatakan dengan nilai
angka dan nilai huruf. Skala pengukuran hasil evaluasi pembelajaran
mahasiswa dinyatakan sebagai berikut.

11
Kegiatan dan Layanan Akademik

Tabel 2.1. Skala Pengukuran Hasil Evaluasi Pembelajaran


Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Numerik Sebutan
81 ≤ Nilai = 100 A 4,0 Istimewa
71 ≤ Nilai < 81 AB 3,5 Baik sekali
66 ≤ Nilai < 71 B 3,0 Baik
61 ≤ Nilai < 66 BC 2,5 Cukup baik
51 ≤ Nilai < 61 C 2,0 Cukup
41 ≤ Nilai < 51 D 1,0 Kurang
0 = Nilai < 41 E 0,0 Kurang Sekali

2.1.4. Peraturan Akademik


Pelaksanakan kegiatan akademik di ITK didasarkan pada
peraturan akademik Institut Teknologi Kalimantan seperti disajikan
pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Pokok bahasan dari Peraturan
Akademik ITK memuat beberapa ketentuan yaitu ketentuan umum,
program pendidikan, penerimaan mahasiswa baru, penerimaan
mahasiswa baru program sarjana, penerimaan mahasiswa pindahan
dari perguruan tinggi lain, matrikulasi kurikulum, evaluasi
pembelajaran, akademik, kegiatan akademik tambahan, kegiatan
kemahasiswaan, alih program studi di lingkungan itk, kegiatan
akademik di luar ITK, pelanggaran kode etik akademik, studi, masa
studi, kelulusan, berhenti studi, kerjasama akademik, ketentuan
lainnya.
Keseluruhan peraturan akademik wajib diketaui oleh mahasiswa.
Meskipun demikian, beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan
dalam peraturan akademik antara lain:

1. Ketentuan Cuti Kuliah


Mahasiswa diperbolehkan mengajukan cuti studi setelah
mengikuti kuliah sekurang-kurangnya dua semester pertama.
Namun, bagi mahasiswa yang sakit dan rawat inap di rumah sakit
atau hamil diperbolehkan mengajukan cuti meskipun sejak semester
pertama. Cuti tersebut diberikan paling banyak empat semester
selama studi di

12
Kegiatan dan Layanan Akademik

ITK untuk mahasiswa diploma dan program sarjana. Setiap cuti


dapat diberikan sebanyak-banyaknya dua semester berturut-turut.
Permohonan cuti harus diajukan kepada rektor pada saat
pendaftaran ulang dan paling lambat empat minggu setelah semester
dimulai, kecuali bagi mahasiswa yang sakit dan rawat inap di rumah
sakit atau hamil.
Permohonan cuti tersebut harus disertai dengan dokumen-
dokumen penunjang yang disetujui oleh dosen wali, ketua program
studi, dan ketua jurusan. Mahasiswa yang mendapat ijin cuti
diharuskan membayar biaya administrasi sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Cuti yang diajukan karena rawat inap di rumah sakit
atau hamil setelah semester berjalan 4 minggu atau lebih, SPP yang
telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali. Masa cuti studi tidak
diperhitungkan dalam masa studi.

2. Ketentuan Kelulusan
Mahasiswa Program Sarjana dinyatakan lulus tahap sarjana
apabila berhasil menyelesaikan beban studi sebanyak 144 sks
termasuk seluruh mata kuliah wajib, tugas akhir, dan memiliki
capaian pembelajaran yang ditargetkan oleh program studi dengan
nilai minimal C (Lihat Tabel 2.2) serta memenuhi persyaratan antara
lain:
a. Nilai minimal kemampuan bahasa inggris sebesar 460 yang
dibuktikan oleh sertifikat TOEFL/ITP/setara.
b. Skor Ekstrakurikuler Mahasiswa (SEM) yakni mengikuti tiga kali
kegiatan kemahasiswaan yang mendapat persetujuan TPK dan
satu kegiatan perlombaan/kompetisi/pengabdian masyarakat di
luar kampus.
Tabel 2.2 Predikat Kelulusan Program Sarjana
Predikat IPK Masa Studi
Dengan Pujian/Cum laude > 3,5 ≤ 4 tahun
> 3,5 > 4 tahun
Sangat Memuaskan
3,01 ≤ IPK ≤ 3,50 -
Memuaskan 2,76 ≤ IPK ≤ 3,00 -

13
Kegiatan dan Layanan Akademik

3. Pelanggaran Kode Etik


Pelanggaran kode etik akademik adalah pelanggaran etika yang
berkaitan dengan proses pembelajaran. Jenis pelanggaran dapat
berupa mencontek dalam ujian, plagiarisme dalam pengerjaan tugas
kuliah/tugas akhir, menggantikan peran orang lain dalam evaluasi,
menyuruh orang lain untuk berperan seolah‐olah menjadi dirinya
dalam evaluasi, penyalahgunaan informasi dan transaksi elektronik,
kerjasama dengan petugas untuk berbuat curang, dan/atau pemalsuan
identitas diri.
Jenis sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa dapat berupa
peringatan, pembinaan, pembatalan sebagian atau seluruh hasil
evaluasi pembelajaran, pembatalan satu atau beberapa mata kuliah,
pembatalan seluruh mata kuliah dalam satu semester, dan/atau
pencabutan status kemahasiswaan, baik sementara maupun
permanen.

2.2. Sikantan
Sistem Informasi Akademik Institut Teknologi Kalimantan
(Sikantan) merupakan pusat layanan utama akademik berbasis
online. Sistem ini yang akan digunakan oleh mahasiswa untuk
pengambilan, pembatalan, dan segala informasi terkait mata kuliah.
Sikantan dilengkapi berbagai fitur yang memudahkan kelancaran
proses akademik. Sikantan utamanya digunakan sebagai wadah
menginput Formulir Rencana Studi (FRS).

2.2.1. Pengisian FRS dan Perwalian


Proses pengisian FRS dilakukan seperti pada Gambar 2.2. Pada
saat menggunakan sikantan mahasiswa hanya bisa menggunakan
melalui sambungan wifi ITK, selanjutnya harus login menggunakan
NIM mahasiswa dan melakukan tatap muka dengan dosen wali pada
proses perwalian FRS. Tahapan pengisian sikantan (Lampiran 3)
sebagai berikut:

14
Kegiatan dan Layanan Akademik

1. Petugas Biro Akademik (BAK) menyerahkan data UKT


Mahasiswa ke sistem Bank agar mahasiswa dapat melakukan
pembayaran UKT.

Gambar 2.2 Alur pengisian FRS dan perwalian

2. Data Pembayaran UKT dari Bank di-sinkronisasi-kan dengan


SIM Akademik (Sikantan) sehingga yang dapat melakukan
pengisian FRS adalah Mahasiswa yang sudah membayar UKT.
(Bagi yang ingin mengurus keterlambatan pembayaran, bisa
mengubungi ke ruang Akademik ITK)
3. Mahasiswa melakukan pengisian FRS (memilih mata kuliah)
melalui sistem Sikantan.
4. Mahasiswa menghadap/menghubungi dosen wali yang
bersangkutan untuk berkonsultasi mengenai mata kuliah yang
diambil.
5. Dosen Wali melakukan validasi (koreksi/persetujuan) FRS
mahasiswa yang bersangkutan. Jika terdapat kesalahan maka
akan muncul pada kolom komentar di Sikantan Mahasiswa untuk
diperbaiki.
6. Jika sudah disetujui, pengisian FRS selesai.

15
Kegiatan dan Layanan Akademik

2.3. Email ITK & Google Classroom


Setiap mahasiswa ITK mempunyai email ITK. Email ini
berekstensi @itk.ac.id. Mahasiswa diharapkan merahasiakan
password dari email masing-masing. Email ITK berguna untuk login
akademik (FRS), login wifi ITK, dan juga untuk pemanfaatan forum
mata kuliah di Google Classroom. Mahasiswa tidak diperkenankan
menggunakan email ITK untuk keperluan diluar akademik dan
kemahasiswaan kampus ITK. Email ini digunakan untuk komunikasi
dengan dosen, kompetisi lomba, seminar keilmiahan, dan
komunikasi akademik dengan civitas kampus lain.
Email ITK sudah tersinkronisasi dengan google sehinngga
perkuliahan dapat memanfaatkan Google Classroom untuk
memudahkan hubungan dosen dengan mahasiswa diluar tatap muka
kelas. Google Classrom (GC) dapat diakses melalui
classroom.google.com. Untuk menggunakannya, dosen mata kuliah
akan membuat forum kelas dengan kode tertentu dan mahasiswa
login ke dalam GC melalui email ITK untuk melakukan add kode
kelas mata kuliah tersebut (lihat Lampiran 4 dan 5). Didalam GC
mahasiswa dan dosen dapat:
1. Unggah materi kelas (PPT) dan referensi e-book oleh dosen
2. Unggah softcopy tugas kelompok atau individu oleh mahasiswa
3. Pelaksanaan kuis secara langsung
4. Diskusi (tanya jawab) materi kuliah
5. Penilaian langsung dan feedback tugas mahasiswa oleh dosen

2.4. Uang Kuliah Tunggal (UKT) & Beasiswa


2.4.1. Uang Kuliah Tuanggal (UKT)
Mulai tahun akademik 2013/2014, biaya pendidikan mahasiswa
baru jalur SNMPTN dan SBMPTN menggunakan satu komponen
biaya yaitu Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk semua program studi.
UKT telah di atur dalam Permen Pendidikan dan Kebudayaan No. 55
Tahun 2013 dan No. 73 Tahun 2014. UKT dibayar sekali per semeter

16
Kegiatan dan Layanan Akademik

sebelum memuai kegiatan perwalian/FRS melalui Bank yang


ditunjuk. UKT khusus jalur UM (ujian mandiri) ITK dapat dilihat di
Lampiran 6.
Uang Kuliah Tunggal (UKT) di ITK dibagi dalam 8 (delapan)
kategori yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang tua
mahasiswa. Indeks kemampuan ekonomi orang tua ditentukan pada
saat daftar ulang. Nilai kategori, Indeks kemampuan ekonomi orang
tua dan tarif UKT dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Kategori dan Tarif Uang Kuliah Tunggal (UKT)


Kategori UKT Tarif UKT Program Studi
Kategori I Rp. 500.000 ■
Fisika

Matematika
Kategori II Rp. 1.000.000 ■
Teknik Mesin

Kategori III Rp. 2.000.000 Perencanaan Wilayah dan Kota

Teknik Sipil
Kategori IV Rp. 4.000.000 ■
Teknik Perkapalan

Kategori V Rp. 6.000.000 Teknik Elektro

Teknik Kimia
Kategori VI Rp. 8.000.000 ■
Teknik Material dan Metalurgi

Sistem Informasi

Teknik Lingkungan

Kategori VII Rp. 9.000.000 Teknik Industri

Informatika

Rp. 9.500.000 ■
Matematika
Fisika

Perencanaan Wilayah dan Kota



Teknik Sipil
Kategori VIII ■
Teknik Elektro
Rp. 10.000.000 ■ Teknik Kimia

Teknik Material dan Metalurgi

Sistem Informasi

Teknik Lingkungan

Informatika

17
Kegiatan dan Layanan Akademik

Kategori UKT Tarif UKT Program Studi



Teknik Mesin

Teknik Perkapalan
Rp. 12.000.000 ■ Teknik Industri

2.4.2. Beasiswa
Peluang mendapatkan beasiswa bagi mahasiswa ITK sangat
besar. Berdasarkan data-data tahun sebelumnya beasiswa untuk
mahasiswa diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan instansi
perusahaan/ industri di Indonesia. Pada umumnya sasaran beasiswa
adalah mahasiswa berprestasi minimal melalui rekam jejak IPK dan
IPS serta keluarga dengan ekonomi kurang.
Khusus untuk mahasiswa yang berdomisili di Provinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terdapat beberapa beasiswa
dari pemerintah setempat antara lain:
 Beasiswa Stimulan Pemkot Balikpapan
 Beasiswa Gerbang Raja Pemkab Kutai Kartanegara
 Beasiswa Pemkab Kutai Timur
 Beasiswa Gerbang Emas Pemkab Nunukan
 Beasiswa Tarakan
Ketersediaan beasiswa tersebut setiap tahunnya dapat ditanyakan
langsung pada Dinas Pendidikan masing-masing daerah. Jenis
beasiswa lain yang pernah didapatkan oleh mahasiswa ITK pada
tahun ajaran lalu:
 Beasiswa Bank Indonesia (khusus program studi matematika dan
sistem informasi)
 Beasiswa BIDIKMISI (www.bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id)
 Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
 Beasiswa Pendidikan IZI To Smart (Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia
- IZI)

18
Kegiatan dan Layanan Akademik

 Beasiswa PERTAMINA Sobat Bumi (khusus aktifis organisasi


sosial/lingkungan)

2.5. Administrasi Umum Akademik ITK


Administrasi umum akademik ITK dikelola oleh bagian
administrasi akademik yang beralamat di Gedung A Lantai 2
Kampus ITK. Mahasiswa yang akan mengurus administrasi
akademik ini bisa langsung datang ke loket layanan akademik.
Beberapa administrasi akademik yang perlu diketahui mahasiswa
antara lain:
1. Penghapusan mata kuliah
Mata kuliah yang dapat dihapus adalah mata kuliah pilihan, jika
mata kuliah wajib yang dihapus maka tidak akan bisa diproses;
kecuali mata kuliah wajib tersebut sudah diulang di semester
berikutnya. Adapun proses untuk menghapus mata kuliah adalah
sebagai berikut:
a. Mahasiswa meminta formulir penghapusan mata kuliah di
loket bagian akademik ITK sebelum tanggal batas akhir
penghapusan mata kuliah.
b. Mahasiswa mengisi formulir sesuai dengan mata kuliah yang
akan dihapus.
c. Mahasiswa meminta tanda tangan persetujuan dosen wali dan
koordinator program studi.
d. Mahasiswa menyerahkan formulir tersebut ke loket bagian
akademik ITK
e. Mahasiswa mengecek penghapusan mata kuliah pada sikantan,
jika masih belum terhapus atau tertambahkan maka bisa
menghubungi bagian akademik ITK.

2. Penambahan / mengganti mata kuliah


Penambahan atau mengganti mata kuliah setelah FRS yang telah
disetujui, hanya dapat dilakukan sebelum minggu ke-4 perkuliahan
berlangsung. Adapun proses untuk menghapus/ mengganti mata
kuliah adalah sebagai berikut:

19
Kegiatan dan Layanan Akademik

a. Mahasiswa meminta formulir penambahan/penggantian mata


kuliah di loket bagian akademik ITK sebelum tanggal batas akhir
perubahan mata kuliah.
b. Mahasiswa mengisi formulir sesuai dengan mata kuliah yang
akan ditambahkan atau diganti.
c. Mahasiswa meminta tanda tangan persetujuan dosen wali dan
koordinator program studi.
d. Mahasiswa menyerahkan formulir tersebut ke loket bagian
akademik ITK.
e. Mahasiswa mengecek mata kuliah di sikantan, jika masih belum
terhapus atau tertambahkan maka bisa menghubungi bagian
akademik ITK.

3. Terlambat FRS (Formulir Rencana Studi)


Mahasiswa yang telambat FRS dapat melakukan susulan, jika
masih diijinkan oleh Dosen Wali yang bersangkutan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Mahasiswa meminta formulir keterlambatan melakukan FRS
di loket bagian akademik ITK.
b. Mahasiswa mengisi formulir tersebut.
c. Mahasiswa meminta tanda tangan persetujuan dosen wali dan
koordinator program studi.
d. Mahasiswa menyerahkan formulir tersebut ke loket bagian
akademik ITK.
e. Mahasiswa login sikantan untuk melakukan FRS dan dengan
persetujuan dosen wali.

4. Pengunduran diri
Cara pengunduran diri menjadi mahasiswa ITK dapat dilakukan
dengan mengikuti tahapan berikut ini.
a. Mahasiswa membuat surat pengunduran diri yang ditujukan
kepada Rektor ITK dengan format bebas/membuat sendiri.

20
Kegiatan dan Layanan Akademik

b. Mahasiswa menyerahkan ke loket bagian akademik ITK.


c. Mahasiswa menunggu disposisi surat untuk ditindaklanjuti
sebagai keputusan rektor.

5. Pengajuan beasiswa
Untuk dapat melakukan pengajuan beasiswa dapat dilakukan
melalui tahapan berikut ini.
a. Informasi beasiswa akan diumumkan di website ITK/website
beasiswa instansi yang memberikan.
b. Mahasiswa diharapkan selalu memantau informasi tersebut
c. Mahasiswamengikuti tat acara melengkapi berkas sesuai petunjuk
penyelenggara beasiswa.
d. Mahasiswa mengumpulkan berkas lengkap sesuai petunjuk ke
dalam map dan dikumpulkan di loket bagian akademik ITK.
e. Mahasiswa menunggu pengumuman keputusan penerima
beasiswa yang akan diinformasikan di papan pengumuman
kampus dan ke prodi masing-masing.

6. Surat-Surat (Surat Aktif Kuliah, Transkrip, Surat Pengantar)


Ada beberapa surat-surat yang dapat diproses di Loket Akademik
diantaranya yaitu surat keterangan aktif kuliah, surat pengantar untuk
tugas kuliah dan Tugas Akhir, cetak transkrip. Untuk transkrip ada
masa berlakunya, maka setelah dibuatkan oleh petugas di Loket
Akademik sebaiknya foto-copy dahulu karena tidak dapat membuat
kembali jika masih dalam waktu masa berlaku. Berikut ini langkap-
langkah untuk membuat surat tersebut:
a. Mahasiswa datang ke loket bagian akademik ITK
b. Mahasiswa mengisi buku permohonan pembuatan surat yang
disediakan di loket bagian akademik perihal keperluan
permintaan surat. Jangan lupa isi sesuai petunjuk yang ada.
c. Mahasiswa menunggu proses pembuatan surat selesai maksimum
2 (dua) hari setelah tanggal pengajuan yang ada di buku.

21
Kegiatan dan Layanan Akademik

7. Legalisasi ijazah dan transkrip IPK/IPS


Legalisasi ijazah atau transkrip maksimal 10 lembar setiap
legalisasinya dengan biaya administrasi sebesar Rp 2.500 per lembar.
Lakukan langkah berikut ini untuk legalisasi ijazah/ transkrip:
a. Mahasiswa membawa copy ijazah/transkip yang akan dilegalisasi.
b. Mahasiswa menyerahkannya ke loket bagian akademik ITK.
c. Mahasiswa menunggu proses legalisasi setelah 2 (dua) hari.

8. Kehilangan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa)


KTM yang hilang dapat dibuat kembali di Loket Akademik dengan
cara berikut ini:
a. Mahasiswa membuat surat pernyataan kehilangan KTM
bermaterai 6000 (secara mandiri format bebas) yang di dalamnya
terdapat keterangan nama, NIM, dan alasan hilangnya KTM.
b. Mahasiswa menyerahkan surat tersebut ke loket bagian akademik
ITK.
c. Mahasiswa menunggu proses pembuatan KTM baru selesai
maksimum 2 (dua) hari setelah tanggal pengajuan.

22
Tata Kehidupan Kampus ITK

BAB III
TATA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA

3.1. Konsensus Dasar Kebangsaan


Salah satu karakteristik Indonesia sebagai negara-bangsa adalah
kebesaran, keluasan dan kemajemukannya. Sebuah negara- bangsa
yang mengikat lebih dari ribuan suku bangsa dan bahasa, ragam
agama dan budaya di sekitar 18.000 lebih pulau. Untuk itu
diperlukan suatu konsepsi, kemauan, dan kemampuan yang kuat dan
memadai, yang dapat menopang kebesaran, keluasan, dan
kemajemukan ke-Indonesiaan.
Para pendiri bangsa berusaha menjawab tantangan tersebut
dengan melahirkan sejumlah konsepsi kebangsaan dan kenegaraan,
antara lain yang berkaitan dengan dasar negara, konstitusi negara,
bentuk negara, dan wawasan kebangsaan yang dirasa sesuai dengan
karakter keindonesian. Konsepsi pokok para pendiri bangsa ini tidak
mengalami perubahan, tetapi sebagian yang bersifat teknis-
instrumental mengalami penyesuaian pada generasi penerus bangsa
ini.
Setiap bangsa memiliki konsepsi dan cita-citanya masing-masing
sesuai dengan kondisi, tantangan dan karakteristik bangsa yang
bersangkutan. Setiap bangsa memiliki karakteristik dan
keperibadian sendiri. Keperibadian tersebut terwujud dalam
kebudayaan, sistem perekonomian, watak dan perilaku umum dan
lainnya. Di Indonesia, sudah dikenal dengan konsepsi pokok yang
berlandaskan semangat gotong royong. Dengan semangat gotong
royong itu, konsepsi tentang dasar negara dirumuskan dengan
merangkum lima prinsip utama (sila) yang menyatukan dan menjadi
haluan keindonesian, yang dikenal sebagai Pancasila sebagai
konsensus pertama. Kelima prinsip tersebut hendaknya
dikembangkan dengan semangat gotong-royong:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa

23
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

Prinsip ketuhanan harus berjiwa gotong- royong (ketuhanan yang


berkebudayaan, yang lapang, dan toleran), bukan ketuhanan
yang saling menyerang dan mengucilkan
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
Prinsip Kemanusiaan universalnya harus berjiwa gotong-royong
(yang berkeadilan dan berkeadaban), bukan pergaulan
kemanusiaan yang menjajah, menindas, dan eksploitatif.
3. Persatuan Indonesia;
Prinsip persatuannya harus berjiwa gotong-royong
(mengupayakan persatuan dengan tetap menghargai perbedaan,
“bhinneka tunggal ika”), bukan kebangsaan yang meniadakan
perbedaan atau pun menolak persatuan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawararan/perwakilan
Prinsip demokrasinya harus berjiwa gotong-royong
(mengembangkan musyawarah mufakat), bukan demokrasi yang
didikte oleh suara mayoritas atau minoritas elit penguasa-
pemodal.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Prinsip keadilannya harus berjiwa gotong-royong
(mengembangkan partisipasi dan emansipasi di bidang ekonomi
dengan semangat kekeluargaan), bukan visi kesejahteraan yang
berbasis individualisme- kapitalisme, bukan pula yang
mengekang kebebasan individu seperti dalam sistem etatisme

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harus menjadi jiwa


yang menginspirasi seluruh pengaturan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Rumusan kelima sila Pancasila
terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Oleh karena itu, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
sebagai hukum dasar, merupakan kesepakatan umum (konsensus)
warga negara mengenai norma dasar (grundnorm) dan

24
Tata Kehidupan Kampus ITK

aturan dasar (grundgesetze) dalam kehidupan bernegara.


Kesepakatan ini utamanya menyangkut tujuan dan cita-cita bersama,
the rule of law sebagai landasan penyelenggaraan negara, serta
bentuk institusi dan prosedur ketatanegaraan. Berdasarkan Undang-
Undang Dasar ini, Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas
hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka
(machtsstaat). Negara juga menganut sistem konstitusional, yang
menjadi hukum dasar bagi setiap peraturan perundang-undangan di
bawahnya. Oleh karena itu, tidak ada satu pun perilaku
penyelenggara negara dan masyarakat yang tidak berlandaskan
konstitusi.
Konsepsi tentang bentuk Negara Indonesia menganut bentuk
negara kesatuan yang menjunjung tinggi otonomi dan kekhususan
daerah sesuai dengan budaya dan adat istiadatnya. Bentuk negara
yang oleh sebagian besar pendiri bangsa dipercaya bisa menjamin
persatuan yang kuat bagi negara kepulauan Indonesia adalah Negara
Kesatuan (unitary) yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
NKRI merupakan bentuk negara yang dipilih sebagai komitmen
bersama untuk mewadahi kemajemukan bangsa. Oleh karena itu
komitmen kebangsaan akan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia menjadi suatu “keniscayaan” yang harus dipahami oleh
seluruh komponen bangsa. Dalam Pasal 37 ayat (5) secara tegas
menyatakan bahwa khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan karena
merupakan landasan hukum yang kuat bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat diganggu gugat
Meskipun memilih bentuk negara kesatuan, para pendiri bangsa
sepakat bahwa untuk mengelola negara sebesar, seluas dan
semajemuk Indonesia tidak bisa tersentralisasi. Negara seperti ini
sepatutnya dikelola dengan melibatkan peran serta daerah dalam
pemberdayaan ekonomi, politik dan sosial-budaya sesuai dengan

25
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

keragaman potensi daerah masing-masing melalui prinsip


dekonsentrasi dan desentralisasi dalam setiap pembangunan.
Sejalan dengan itu, konsepsi tentang semboyan negara
dirumuskan dalam “Bhinneka Tunggal Ika”, meskipun berbeda-
beda, tetap satu jua (unity in diversity, diversity in unity). Di satu
sisi, ada wawasan ”ke-eka-an” yang berusaha mencari titik-temu
dari segala kebhinnekaan yang terkristalisasikan dalam dasar negara
(Pancasila), Undang-Undang Dasar dan segala turunan perundang-
undangannya, negara persatuan, bahasa persatuan, dan simbol-
simbol kenegaraan lainnya. Di sisi lain, ada wawasan ke-bhinneka-
an yang menerima dan memberi ruang hidup bagi aneka perbedaan,
seperti aneka agama/keyakinan, budaya dan bahasa daerah, serta
unit-unit politik tertentu sebagai warisan tradisi budaya.
Kemajemukan bangsa merupakan kekayaan kita, kekuatan kita,
yang sekaligus juga menjadi tantangan bagi kita bangsa Indonesia,
baik. kini maupun yang akan datang. Oleh karena itu kemajemukan
itu harus dihargai, dijunjung tinggi, diterima dan dihormati serta
diiwujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Empat konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara dipandang
sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh para penyelenggara
negara bersama seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam
kehidupan berpolitik, menjalankan pemerintahan, menegakkan
hukum, mengatur perekonomian negara, interaksi sosial
kemasyarakatan, dan berbagai dimensi kehidupan bernegara dan
berbangsa lainnya. Dengan pengamalan prinsip-prinsip ini dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, diyakini bangsa Indonesia akan
mampu mewujudkan diri sebagai bangsa yang adil, makmur,
sejahtera, dan bermartabat.
Setiap warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan, bahwa
itulah prinsip-prinsip moral keindonesian yang memandu
tercapainya perikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur. Urgensi pemahaman Pancasila dalam kehidupan

26
Tata Kehidupan Kampus ITK

berbangsa dan brnegara karena berbagai persoalan kebangsaan dan


kenegaraan yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan abai dan
lalai dalam pengimplementasian pancasila dalam kehidupan sehari-
hari. Liberalisme ekonomi terjadi karena kita mengabaikan sila-sila
dalam Pancasila terutama sila keempat dan kelima. Konflik
horizontal terjadi karena kita lalai pada Bhinneka Tunggal Ika

3.2. Wawasan Kebangsaan Umum


Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan
tanah airnya sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia
diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah
merupakan sebuah pedoman yang masih bersifat filosofis normatif.
Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang
melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana
lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan
kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan atau
Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan
diri dengan perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya.
Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang
terkandung di dalam konsepsi Wawasan Kebangsaan atau Wawasan
Nasional Indonesia akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan
dari setiap warga bangsa tentang posisi dan peran masing-masing
ditengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Hal ini berarti
suasana kondisi yang mendorong perkembangan setiap individu
sehingga terwujud ketahanan pribadi dapat menciptakan suatu
ketahanan nasional Indonesia.
Wawasan ini menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi
geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta
pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin

27
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa


menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa
dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional.
Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat
persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas
kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai
tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai
potensi bangsa.
Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa
Indonesia untuk proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan
stratejik dengan memberi contoh bagi bangsa lain dalam membina
identitas, kemandirian dan menghadapi tantangan dari luar tanpa
konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa
merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai
kemanusiaan yang beradab.
Beberapa wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia yang perlu
dimaknai dalam kehidupan bermasyarakat:
1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa
agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;
2. Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia
sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika
dipertahankan;
3. Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme
yang licik;
4. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan
hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan
menjalani misinya di tengah-tengah tata kehidupan di dunia;
5. NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta
sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.

28
Tata Kehidupan Kampus ITK

Untuk menghadapi berbagai ancaman dan tantangan globalisasi,


diperlukan wawasan kebangsaan dalam memperkuat semangat
nasionalisme melalui pendidikan Bela Negara. Beberapa bentuk
pendidikan Bela Negara di dalam kampus adalah melalui Resimen
Mahasiswa, Pramuka, Pecinta Alam, dll untuk membiasakan diri
belajar disiplin, kerjasama, dan tanggung jawab, serta memahami
wawasan kebangsaan

3.3. Tataran Dasar Bela Negara


Salah satu hak dan kewajiban setiap warga negara adalah
membela negaranya. Dalam Undang-undang sudah diatur mengenai
hak dan bela negar dan kewajiban warga negara dalam upaya bela
negara. Bela negara berdasarkan pasal 9 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara. Jadi pendidikan bela negara
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan intelektual, spiritual
dan emosional, sikap dan ketrampilan dalam rangka pertahanan
negara yang dilandasi nilai-nilai kemanusiaan.
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela
Negara, antara lain:
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara
dan Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954
tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982
tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI, diubah oleh
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan
POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) yang menyatakan “bahwa

29
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara yang dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan
Kepolisian sebagai komponen utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat (3): “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaaan negara”.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara, pasal 9 Ayat 1: “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”; Ayat
(2): “Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
sebagaimana dimaksud ayat 1 diselenggarakan melalui: (a)
pendidikan kewarganegaraan, (b) pelatihan dasar kemiliteran, (c)
pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
(d) pengabdian sesuai dengan profesi.

Untuk mendapatkan objek materialnya, maka harus diketahui


terlebih dahulu apa tujuan pertahanan negara. Tujuan pertahanan
negara dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara pasal 4 ialah ”…menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa”.
Jadi objek yang dikaji adalah kedaulatan negara, keutuhan wilayah
dan keselamatan bangsa. Dalam buku” Tataran Dasar Bela Negara”
yang diterbitkan oleh Ditjen Pothan Dephan Pembinaan Kesadaran
Bela Negara dilandasi oleh nilai-nilai bela negara, yaitu: cinta tanah
air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila, rela
berkorban, memiliki kemampuan fisik dan psikis. Berdasarkan
pemahaman ini, maka objek kajian secara materi, mencakup : 1)
Kesadaran untuk menjaga, melindungi kedaulatan negara, meliputi;
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, b) kesadaran menjaga batas
wilayah; 2) Kesadaran melindungi, menjaga keutuhan wilayah,
mencakup; menjaga keamanan wilayah, pertahanan wilayah,

30
Tata Kehidupan Kampus ITK

ketertiban wilayah, menata wilayah, membangun wilayah; 3)


Kesadaran untuk menjaga, melindungi dan mencegah terhadap hal-
hal yang mengancam keselamatan bangsa, mencakup; menjaga
keamanan penduduk dari bahaya penyakit, perang, bencana alam,
kebakaran, konflik, dll.
Objek formal dalam pendidikan bela negara diperlukan:
1. Mengetahui aspek keruangan (spasial),
2. Mengetahui aspek lingkungan (misalnya, politik, demokrasi,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan-keamanan, tolong menolong,
kesadaran berorganisasi, kesadaran berkumpul, kesadaran
menjaga lingkungan hidup dll),
3. kesadaran menjaga kewilayahan (teritorial), diantaranya peka
terhadap persoalan perbatasan, pembinaan teritoral, sadar
pentingnya daerah pangkal perlawanan dll, serta
4. aspek waktu (temporal).

Berdasarkan objek formal tersebut dapat dicari hubungan antara


fenomena dari aspek manusia yang melihat pentingnya menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, serta keselamatan
bangsa, yang selanjutnya akan menghasilkan teori, model, prosedur
dan keputusan tentang bagaimana itu membela negara secara
manusiawi.
Kesadaran bela negara berdasarkan nilai dasar bela negara,
merupakan nilai kenegaraan yang terkait dengan upaya
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara sebagai
nilai dasar bela negara. Nilai dasar tersebut adalah cinta tanah air,
sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila dan ideologi
negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki
kemampuan awal bela negara.
Bela negara juga ditumbuhkan dalam ssikap cinta tanah air yang
merupakan sikap kecintaan warga negara terhadap ruang hidup
dalam wilayah negara yang telah memberikan sumber kehidupan
dan penghidupan sejak manusia lahir sampai pada akhir hayatnya.

31
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

Dengan begitu, maka setiap warga negara harus mencintai tanah air
sebagai ruang hidup dalam menjalankan kehidupannya. Oleh karena
itu, wajarlah bila setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk
menjaga nama baik dan mengharumkan tanah air indonesia dimata
dunia internasional.

3.4. Pengenalan Sistem Pertahanan Semesta


Upaya pertahanan keamanan negara merupakan tanggung jawab
dan kehormatan setiap warga negara. Oleh sebab itu, setiap warga
negara ikut serta dalam pembelaan negara. Bela negara adalah tekat,
sikap, semangat, serta tindakan warga negara dalam upaya menjaga,
memelihara, serta mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Tekat upaya yang tidak hanya terbatas dalam wujud
perjuangan senjata dan berperang melawan ketidakadilan,
melainkan mencakup perbuatan untuk mempertahankan keamanan
melalui bidang masing-masing dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam mencapai kesejahteraan rakyat semesta tanpa harus
memilah dan membedakan setiap tingkatan dalam bemegara.
Sistem pertahanan dan keamanan yang digunakan oleh Bangsa
Indonesia, yaitu sistem pertahanan rakyat semesta (sishankamrata).
Ini merupakan suatu sistem pertahanan keamanan dengan komponen
yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan
nasional yang bekerja secara total, lntegral serta berlanjut untuk
mewujudkan kemempuan dalam upaya pertahanan keamanan
negara. Sistem ini bersifat semesta dalam ruang lingkup dan semesta
dalam pelaksanaannya.

3.4.1. Komponen-Komponen Dalam Sistem Pertahanan


Keamanan Rakyat Semesta

1. Komponen Dasar, rakyat terlatih sebagai komponen dasar yang


mampu melaksanakan ketertiban umum, perlindungan

32
Tata Kehidupan Kampus ITK

keamanan, serta perlawanan rakyat dalam rangka


mempertahankan Stabilitas dan keamanan negara.
2. Komponen Utama, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia sebagai komponen utama dalam aspek
sishankamrata.
3. Komponen Khusus, masyarakat sebagai komponen khusus
mempunyai fungsi menanggulangi bencana perang, bencana
alam, atau bencana lainnya yang mengakibatkan kerugian jiwa
dan harta benda. Seperti linmas dan hansip.
4. Komponen Pendukung, sumber daya alam, prasarana nasional,
sumberdaya buatan sebagai komponen pendukung untuk
peningkatan, kelangsungan serta kelancaran dalam
mempertahankan keamanan negara

Jika dilihat dari kekuatan perlawanan yang ada maka


sishankamrata terdiri dari dua jenis kekuatan yaitu kekuatan
perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata. Kekuatan pertama
terdiri dari bela negara dan bela potensial. Bela negara terdiri dari
AD, Al, AU, dan Polri. Bela potensial adalah rakyat yang berfungsi
untuk ketertiban umum baik keamanan, perlawanan, dan
perlindungan rakyat. Kekuatan perlawanan tidak bersenjata yaitu
rakyat di luar bela negara dan bela potensial untuk perlindungan
masyarakat. Dengan adanya kekuatan-kekuatan tersebut diharapkan
masyarakat dapat hidup aman danjauh dari ancaman negara musuh
atau penjajah.

3.4.2. Pola-Pola Operasi Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat


Semesta
1. Pola operasi keamanan dalam negeri (kamdagri)
Meliputi semua operasi dalam rangka menanggulangi subversi,
lnfiltrasi, sabotase dan pemberontakan - pemberontakan baik
secara preventif maupun represif. Tujuan dari pola
Ini adalah untuk memellhara atau mengembalikan kekuasaan dan

33
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

kewibawaan pemerintah Negara Indonesia terhadap gangguan


keamanan dan kestabilan pemerintah serta jalannya
pembangunan nasional.
2. Pola operasi pertahanan adalah semua operasi dalam rangka
menjamin kemerdekaan dan kedaulatan negara terhadap
serangan atau ancaman nyata dari kekuatan negara laln atau
dengan kata laln usah untuk menggagalkan serangan dan
ancaman nyata dari kekuatan perang musuh.
3. Pola operasi intelegent strategis, yakni semua operasi untuk
menjalankan kegiatan intelegen dan kegiatan tertutup lainnya
untuk mewujudkan kondisi strategis yang menguntungkan. Sifat
operasi intelejensi strategis yaitu menyesuaikan dengan keadaan
politik nasional, dilakukan diluar wilayah nasional, dan pada
dasarnya bersifat tertutup yang disesuaikan dengan ruang dan
waktu.

Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara


merupakan salah satu pola utama sishankamrata agar dalam
melaksanakan pembangunan dapat berhasil dengan baik, dan perlu
adanya stabilitas dan perdamaian. Kerja sama hankam adalah usaha
bersama dalam menghadapi kemungkinan gangguan seperti
(keamanan, stabilitas nasional, dan perdamaian).

3.5. Bahaya Radikalisme dan Terorisme Yang Harus Dilawan


Rangkaian peristiwa pemboman yang terjadi di Indonesia telah
menimbulkan rasa takut masyarakat secara luas, mengakibatkan
hilangnya nyawa serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan
pengaruh yang tidak menguntungkan pada kehidupan sosial,
ekonomi, politik, dan hubungan Indonesia dengan dunia
internasional. Peledakan bom tersebut merupakan salah satu modus
pelaku terorisme yang telah menjadi fenomena umum di beberapa
negara. Teroris merupakan kejahatan lintas negara, terorganisasi,
dan bahkan merupakan tindak pidana internasional yang mempunyai

34
Tata Kehidupan Kampus ITK

jaringan luas, yang mengancam perdamaian dan keamanan nasional


maupun internasional.
Terorisme bukan persoalan siapa pelaku, kelompok dan
jaringannya. Namun, lebih dari itu terorisme merupakan tindakan
yang memiliki akar keyakinan, doktrin dan ideologi yang dapat
menyerang kesadaran masyarakat. Tumbuh suburnya terorisme
dikarenakan oleh paham fundamentalisme ekstrim.
Terorisme berasal dari kata latin “terre” yang artinya dasar
mengancam. Berasal dari kata terror sebagai tindakan untuk
mengancam pihak lain, sebagai upaya menciptakan efek atau kondisi
psikologis seseorang untuk mengambil keputusan di tengah
kekhawatiran akan sesuatu hal. Secara lebih cermat terorisme
dikaitkan dengan konsep militansi.
Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk
menciptakan suasana panik, tidak menentu serta menciptakan
ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan
memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati
kehendak pelaku teror. Terorisme tidak ditujukan langsung kepada
lawan, akan tetapi perbuatan teror justru dilakukan di mana saja dan
terhadap siapa saja. Adapun ciri-ciri terorisme adalah sebagai
berikut.
1. Organsisasi yang baik, berdisiplin tinggi, militan. Organsisasinya
merupakan kelompok- kelompok kecil, disiplin dan militansi
ditanamkan melalui indoktrinasi dan latihan yang bertahun -
tahun.
2. Mempunyai tujuan politik, tetapi melakukan perbuatan kriminal
untuk mencapai tujuan.
3. Tidak mengindahkan norma-norma yang berlaku, seperti agama,
hukum, dan lain-lain.
4. Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi
untuk menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang
luas.

35
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

Selain itu, radikalisme merupakan embrio lahirnya terorisme.


Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan
secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan
nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan
aksi-aksi yang ekstrem. Ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari
sikap dan paham radikal sebagai berikut.
1. Intoleran, tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang
lain.
2. Fanatik, selalu merasa benar sendiri, menganggap orang lain
salah).
3. Eksklusif, membedakan diri dari golongan umumnya.
4. Revolusioner, cenderung menggunakan cara-cara kekerasan
untuk mencapai tujuan.

3.5.1. Tipologi Ancaman Radikalisme dan Terorisme


Adapun tipe-tipe ancaman terorisme dan radikalisme sebagai
berikut:
1. Pemboman yaitu aksi teror yang dilaksanakan berhubungan
dengan ledakan alat peledak.
2. Pembajakan usaha merampas barang atau hak orang lain.
Pembajakan umumnya dihubungkan dengan pembajakan kapal
oleh bajak laut, pesawat, bus dan lainnya dengan ancaman
3. Pembunuhan adalah bentuk aksi penghilangan nyawa sesorang
untuk tujuan tertentu dan ancaman bagi kelompok massyarakat.
4. Penghadangan upaya penyerobotan yang direncanakan secara
seksama, dilaksanakan latihan pendahuluan dan gladi serta
dilaksanakan secara tepat. Dalam bentuk operasi ini waktu dan
medan berpihak kepada kelompok teroris.
5. Penculikan, tidak semua penghadangan ditujukan untuk
membunuh. Dalam kasus tertentu, penghadangan lebih ditujukan
untuk menculik personil. Penculikan biasanya akan diikuti oleh
tuntutan tebusan berupa uang, atau tuntutan politik lainnya.

36
Tata Kehidupan Kampus ITK

6. Penyanderaan, operasi ini seringkali memiliki pengertian yang


sama dengan penculikan. Penyanderaan berhadapan langsung
dengan aparat dengan menahan sandera di tempat umum.
Tuntutan pe-nyanderaan biasanya lebih dari sekedar materi,
tuntutan politik lebih sering dilemparkan teroris pada kasus pe-
nyanderaan ini.
7. Perampokan yaitu operasi perampasan harta benda dengan
terorganisasi. Untuk mendanai kegiatan, teroris merampok bank
atau lainnya dan membawa uang dalam jumlah besar.
8. Intimidasi merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan dan
tindakan untuk menakut-nakuti atau mengancam dengan
menggunakan kekerasan terhadap seseorang atau kelompok.

3.5.2. Motif dan Pemicu Radikalisme dan Terorisme


Motif terorisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu
rasional, psikologi dan budaya yang kemudian dapat dijabarkan lebih
luas menjadi:
a. Membebaskan tanah air seperti kasus Palestina dan Israel
b. Pemisahkan diri dari pemerintah yang sah (separatisme) karena
dianggap adanya perbedaan prinsip dasar negara dengan ideologi
tertentu.
c. Sebagai protes sistem sosial yang berlaku karena dianggap tidak
sesuai dengan keyakinan kelompok tertentu.
d. Menyingkirkan musuh-musuh politik untuk jabatan lebih tinggi
atau kekuasaan lebih besar.

Tabel 3.1. Faktor Penyebab Terjadinya Radikalisme dan Terorisme


Perspektif Kajian Pemicu Radikalisme dan Terorisme
Sosial Politik 1. Adanya dominasi oleh kelompok yang memiliki
kekuatan politik dan ekonomi dalam sistem sehingga
menimbulkan rasa ketidakadilan dan ketidakbebasan.
2. Adanya kesenjangan yang tajam di masyarakat
sehingga menimbulkan fatalisme

37
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

Sosiologis 1. Terjadinya krisis identitas (identity crisis). yang


menimpa kaum muda (youth).
2. Terjadinya Moral shock atau “ketergoncangan moral”
yang diikuti munculnya emosi moral (moral emotions).
3. Ideologi dan jaringan sosial
Ekonomi Kesenjangan ekonomi yang menimbulkan kecemburuan
sosial (social greavences)

3.5.3. Filosofi Pemberantasan Radikalisme dan Terorisme


Deradikalisasi adalah pendekatan lunak (soft approach) lazim
dilakukan dengan mengedepankan fungsi intelijen dan pembinaan
masyarakat di tingkat kewilayahan yang mencakup kemitraan, serta
kebijakan berbasis persetujuan dan legitimasi publik, bukan sekadar
menerapkan peraturan. Program deradikalisasi pada dasarnya
berangkat dari asumsi bahwa terorisme berawal dari radikalisme.
Oleh karena itu, upaya memerangi terorisme lebih efektif melalui
deradikalisasi.
Deradikalisasi terorisme diwujudkan dengan program reorientasi
motivasi, reedukasi, resosialisasi, serta mengupayakan kesejahteraan
sosial dan kesetaraan dengan masyarakat lain bagi mereka yang
pernah terlibat terorisme maupun bagi simpatisan. Deradikalisasi
secara substantif bertujuan untuk merubah tindakan dan ideologi
individu atau kelompok. Sedangkan disengagement berkonsentrasi
pada memfasilitasi perubahan perilaku, melepaskan ikatan
(disengage) dan menolak penggunaan kekerasan.
Proses deradikalisasi sebenarnya adalah pembalikan dari proses
radikalisasi yang dimulai dari perekrutan, pengidentifikasian diri,
indoktrinasi, dan pemahaman jihad yang disesatkan. Jadi, proses
deradikalisasi dimulai dari identifikasi dan klasifikasi narapidana dan
mantan narapidana, fokus penanganan terpadu, disengagement
dengan pendekatan humanis, soul approach (pendekatan jiwa) dan
deideologi, multikulturalisme dan kemandirian.

38
Tata Kehidupan Kampus ITK

3.5.4. Peran Masyarakat Dalam Mencegah Tindak Radikalisme


dan Terorisme
Meluasnya penyebaran gerakan radikalisme dan aktifitas
terorisme karena kurangnya upaya pencegahan di level masyarakat.
Penyebab pertama, masyarakat enggan melapor tindakan yang
mencurigakan kepada pemerintah/aparat keamanan. Kedua,
lemahnya peran pemantauan dan pengawasan oleh aparat pemerintah
terhadap pergerakan kelompok radikan dan teroris. Pemerintah dan
masyarakat memiliki tanggung jawab bersama untuk mencegah dan
menghalau kedua aliran tersebut melalui metode deteksi dini.
Metode deteksi dini yang perlu diterapkan antara lain:
1. Mengoptimalkan fungsi RT dan RW dengan melibatkan dan
memberdayakan masyarakat di tingkat RT/RW sebagai mata dan
telinga pemerintah. Pengurus RT/RW merupakan orang-orang
yang bisa memantau segala kejadian di wilayah permukiman,
pengawasan terhadap dinamika kependudukan yang lahir, kawin,
cerai, mati dan perpindahan warga, memantau aktifitas
masyarakat dan tamu yang masuk dan keluar di lingkungannya
dan sosialisasi bahaya paham radikal dan terorisme dengan
melibatkan tokoh setempat dan seluruh warga.
2. Membangun sinergi antar kelembagaan pemerintahan di tingkat
desa dan kelurahan. Kepala Desa/Lurah, Bintara Pembina
Kamtibmas (Babinkamtibmas) dan Bintara Pembina Desa
(Babinsa) merupakan ujung tombak penyelenggaraan
pemerintahan di level desa dan kelurahan. Untuk itu, perlu
membangun sinergi antara ketiga unsur pemerintahan dimaksud
untuk mendeteksi gerakan-gerakan teorisme yang selama ini
tersembunyi, sehingga ancaman terorisme dapat diantisipasi dan
dicegah lebih awal melalui Forum Kewaspadaan Dini Masyaraat
di Daerah (FKDM).
3. Penguatan dan perluasan peran kecamatan. Kecamatan berperan
penting untuk mengantisipasi terjadinya konflik sosial, antisipasi

39
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

penyebaran paham radikalisme dan terorisme di wilayah


kecamatan dengan berkoordinasi. sebagai ketua Tim Terpadu
penanganan konflik di kecamatan, Danramil dan Kapolsek
sebagai wakil ketua anggota terdiri atas kepala desa, babinsa dan
babinkamtibmas.
4. Peningkatan keterpaduan dan koordinasi antar unsur pimpinan
wilayah yang terhimpun dalam Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah (Forkopimda) harus dioptimalkan mulai dari tingkat
kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi untuk mencegah dan
mengantisipasi isu radikalisme dan terorisme di daerah, termasuk
peningkatan fungsi dan peran Badan Kesbangpol Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

3.5.5. Penangkalan Pemuda terhadap Radikalme dan Terorisme


Masa transisi, krisis identitas kalangan pemuda berkemungkinan
untuk mengalami apa yang disebut sebagai cognitive opening
(pembukaan kognitif), sebuah proses mikro-sosiologis yang
mendekatkan pada penerimaan terhadap gagasan baru yang lebih
radikal. Alasan-alasan seperti itulah yang menyebabkan pemuda
sangat rentan terhadap pengaruh dan ajakan kelompok kekerasan dan
terorisme. Kelompok teroris memang mengincar pemuda yang tidak
puas, mudah marah dan frustasi terhadap kondisi social/
pemerintahan dengan menyediakan kebutuhan terkait ajaran
pembenaran, solusi dan strategi perubahan, dan rasa kepemilikan.
Kerentanan kalangan generasi muda dari keterpengaruhan ajaran
sekaligus ajakan yang disebarkan oleh kelompok radika baik secara
langsung maupun melalui media online yang menjadi sangat populer
akhir-akhir ini. Karena itulah, perlu upaya membentengi generasi
muda dari keterpengaruhan ajaran dan ajakan kekerasan. Perguruan
tinggi sangat penting dalam memerankan diri dalam melindungi
generasi muda. Di dalam perguruan tinggi, setiap civitas akademika
perlu paham kebangsaan, adanya kurikulum yang memperkuat

40
Tata Kehidupan Kampus ITK

wawasan kebangsaan, sikap moderat dan toleransi antar sesama dan


kegiatan non-akademik yang kondusif.
Selain itu, pihak keluarga melalui peran orang tua dalam
menanamkan cinta dan kasih sayang kepada generasi muda dan
menjadikan keluarga sebagai unit konsultasi dan diskusi. Ketiga,
komunitas: melalui peran tokoh masyarakat di lingkungan
masyarakat dalam menciptakan ruang kondusif bagi terciptanya
budaya perdamaian di kalangan generasi muda.
Selain peran yang dilakukan secara institusional melalui
kelembagaan pendidikan, keluarga dan lingkungan masyarakat,
generasi muda juga dituntut mempunyai imuntas dan daya tangkal
yang kuat dalam menghadapi pengaruh dan ajakan radikal terorisme.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kalangan generasi muda,
dalam rangka menangkal pengaruh paham dan ajaran radikal yakni.
1) Tanamkan jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI.
2) Perkaya wawasan keagamaan yang terbuka dan toleran.
3) Menanamkan sikap lapang dada terhadap kepercayaan orang lain.
4) Bentengi keyakinan diri dengan selalu waspada terhadap
provokasi, hasutan dan pola rekruitmen untuk tindak kekerasan.

3.6. Kerukunan Umat Beragama


Indonesia sebagai sebuah bangsa yang sarat akan keragaman.
Sebuah kondisi yang apabila tidak dipahami secara baik akan
berpotensi menimbulkan perselisihan. Salah satu hal mendasar yang
dianggap mampu menjembatani persoalan tersebut ialah dengan
menumbuhkan sikap toleransi dalam masyarakat. Karena kerukunan
hidup dalam segala bidang social, ekonomi, politik, kebudayaan dan
agama sejatinya mampu tercipta apabila ada toleransi dari semua
pihak yang bersangkutan.
Ditinjau dari segi etimologis, kata kerukunan berasal dari bahasa
Arab yaitu ruknun yang memiliki arti tiang, dasar, sila.
Kerukunan dapat dimaknai sebagai kondisi hidup maupun

41
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

kehidupan yang mencerminkan suasana damai, tertib, tentram,


sejahtera, saling menghormati, saling menghargai, tenggang rasa,
gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian bangsa
Indonesia yang terkandung dalam Pancasila.
Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama
umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran
agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Perlu dipahami bahwa kerukunan antar umat beragama bukan
berarti merelatifisasi agama-agama yang ada dengan meleburnya
kepada satu agama (sinkretisme agama). Namun harus dipahami
sebagai cara atau sarana untuk mempertemukan, mengatur hubungan
luar antara orang yang tidak seagama atau antara golongan umat
beragama dalam setiap proses kehidupan social kemasyarakatan.

3.6.1. Asas-asas kerukunan umat beragama


Terjalinnya kerukunan umat beragama dalam kehidupan
bermasyarakat berasaskan hal-hal sebagai berikut:
1. Toleransi
Sikap atau sifat lapang dada, yang seringkali diartikan
membolehkan orang lain berpendapat, mempunyai pendirian
sendiri dan berupaya tidak mengganggu kebebasan berpikir dan
berkeyakinan orang lain. Perwujudan toleransi dalam pergaulan
hidup antar umat beragama dapat direalisasikan dengan cara,
pertama, setiap penganut agama mengakui eksistensi
(keberadaan) agama-agama lain dan menghormati segala hak
asasi penganutnya. Kedua, dalam kehidupan bermasyarakat,
setiap golongan umat beragama menampakkan sikap saling
menghormati dan menghargai.

42
Tata Kehidupan Kampus ITK

2. Kebersamaan
Merupakan sarana atau ruang gerak bagi manusia dalam
memenuhi tuntutan kebutuhan hidupnya, Sehingga yang
dimaksud dengan asas kebersamaan adalah dalam
penyelenggaraan kerukunan umat beragama dilandasi semangat
untuk mencapai kepentingan bersama.
3. Non diskriminasi
Dalam penyelenggaraan kerukunan umat beragama tidak
membeda-bedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, etnis dan
antar golongan. Kemudian non diskriminasi dapat juga diartikan
bahwa seluruh warga negara harus diperlakukan setara, dan tidak
menjadikan perbedaan agama, etnis, ras, dan jenis kelamin
sebagai alat untuk mendiskriminasi.
4. Ketertiban
Dalam penyelenggaraan kerukunan umat beragama dilakukan
dengan berpedoman pada tata aturan dan norma yang berlaku
dalam masyarakat. Di Negara Indonesia masalah kerukunan antar
umat beragama telah diatur dalam Peraturan Bersama Mentri
Agama Dan Mentri Dalam Negeri No. 9 dan 8 Tahun 2006
tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/ wakil kepala
daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama,
pemberdayaan forum kerukunan umat beragama dan pendirian
rumah ibadah.

Keberhasilan pembangunan dalam masyarakat di masa


mendatang ditentukan oleh kualitas dari kerukunan hidup umat
beragama tersebut. setidaknya ada 5 kualitas kerukunan umat
beragama yang perlu dikembangkan, yaitu:
1. Kualitas kerukunan harus menggambarkan sikap religius
umatnya. Dengan begitu kerukunan yang terjalin dapat
berlandaskan nilai kesucian, kebenaran dan kebaikan demi
tercapainya keselamatan dan kesejahteraan umat.

43
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

2. Kualitas kerukunan harus mencerminkan pola interaksi antara


sesama umat beragama yang harmonis, tenggang rasa, saling
menghormati, saling mengasihi dan peduli. Kondisi ini
didasarkan pada nilai persahabatan, kekeluargaan, persaudaraan
dan rasa sepenanggungan.
3. Kualitas kerukunan diarahkan pada pengembangan nilai-nilai
dinamik yang ditunjukkan dengan suasana yang interaktif,
bergerak, bersemangat dan penuh gairah dalam mengembangkan
nilai kepedulian, keaktifan dan kebajikan bersama.
4. Kualitas kerukunan harus dititikberatkan pada pengembangan
suasana yang kreatif, yang dapat mengembangkan ide, usaha dan
kreatifitas bersama dalam berbagai bidang kehidupan untuk
kemajuan bersama.
5. Kualitas kerukunan harus diarahkan pada pegembangan nilai
produktivitas umat. Kerukunan ditekankan pada pembentukan
suasana hubungan yang mampu mengembangkan nilai-nilai
sosial praktis dalam berbagai bentuk kerjasama social ekonomi
yang bisa mensejahterakan umat.

3.6.2. Menumbuhkan Sikap Kerukunan Umat Beragama


1. Menumbuhkan sikap lapang dada untuk mengakui hak setiap
orang, berhak menentukan sikapnya dalam menjalani kehidupan,
maupun nasibnya masing-masing.
2. Menghormati keyakinan orang lain dan tidak memaksakan
kehendak pribadi terhadap orang lain
3. Mengakui eksistensi agama-agama lain dengan disertai sikap
menghomati setiap hak asasi penganutnya.
4. Menunjukkan sikap saling pengertian, menghormati dan
menghargai
5. Meningkatkan sikap kesadaran dan kejujuran di dalam diri
seseorang.

44
Tata Kehidupan Kampus ITK

6. Sebagai warga Negara Indonesia salah satu landasan untuk


bersikap toleran didorong oleh jiwa falsafah pancasila. Sila yang
berkenaan ialah Ketuhanan Yang Maha Esa.

3.7. Bahaya Narkoba Yang Harus Dicegah


Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat/bahan
berbahaya. Istilah lain untuk narkoba yang diperkenalkan, khususnya
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif (Napza).
Bahaya narkoba tidak hanya berpengaruh pada fisik saja, tetapi
dapat mengganggu mental atau jiwa pecandu narkoba tersebut.
Beberapa bahaya narkoba yang berpengaruh terhadap fisik adalah
1. Gangguan pada sistem syaraf (neurologis)
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
3. Gangguan pada kulit (dermatologis)
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner)
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu
tubuh meningkat, pengecilan hati dan insomnia
6. Gangguan terhadap kesehatan reproduksi seperti: penurunan
fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron)
7. Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada pengguna
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Peningkatan risiko tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
HIV pada pemakaian jarum suntik secara bergantian
9. Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis,
melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya.

Narkoba bukan hanya berpengaruh pada fisik saja, tetapi juga


terhadap psikologi, antara lain:
1. Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah
2. Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

45
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan


5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, dan bunuh diri.

Tidak hanya itu, namun juga dapat mempengaruhi kehidupan


social bagi pecandunya, antara lain gangguan mental, sikap anti-
sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan, merepotkan dan
menjadi beban keluarga, pendidikan dan karir menjadi terganggu dan
masa depan suram

3.7.1. Macam-macam Narkotika


Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika. Beberpa jenis Narkotika:
1. Opium, getah berwarna putih yang keluar dari kotak biji tanaman
papaper sammi vervum yang kemudian membeku, dan
mongering berwarna hitam cokelat dan diolah menjadi candu
mentah atau candu kasar.
2. Morpin (Morphine) dalam dunia pengobatan digunakan untuk
bahan obat penenang dan obat untuk menghilangkan rasa sakit
atau nyeri yang bahan bakunya berasal dari candu atau opium.
3. Ganja, diistilahkan dengan marihuana (marijuana), yang berarti
memabukkan atau meracuni pohon ganja termasuk tumbuhan liar,
yang dapat tumbu dai daerah tropis maupun subtropis disesuaikan
dengan musim dan iklim daerah setempat.
4. Cocaine merupakan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan obat
perangsang, kebanyakan cocaine tumbuh di Amerika selatan,
Ceylon, India, dan Jawa
5. Heroin, tidak seperti Morphine yang masih mempunyai nilai
medis, heroin yang masih berasal dari candu, setelah melalui
proses kimia yang sangat cermat dan mempunyai kemampuan
yang jauh lebih keras dari morphine.
6. Shabu-shabu, berbentuk seperti bumbu masak, yakni kristal kecil-

46
Tata Kehidupan Kampus ITK

alkohol. Pemakaiannya segera akan aktif, banyak ide, tidak


merasa Lelah meski sudah bekerja lama, tidak merasa lapar, dan
memiliki rasa percaya diri yang besar.
7. Ekstasi, zat atau bahan yang tidak termasuk kategori narkotika
atau alcohol, dan merupakan jenis zat adiktif yang tergolong
simultansia (perangsang)
8. Putaw merupakan minumam khas Cina yang mengandung
alcohol dan sejenis heroin yang serumpun dengan Ganja,
pemakaiannya dengan menghisap melalui hidung atau mulut, dan
menyuntikkan ke pembuluh darah.
9. Alkohol termasuk dalam zat adiktif, yang menyebabkan
ketagihan dan ketergantungan, sehingga dapat menyebabkan
keracunan atau mabuk
10. Sedativa / Hipnotika, di dunia kedokteran terdapat jenis obat
yang berkhasiat sebagai obat penenang, dan golongan ini
termasuk psikotropika golongan IV

3.7.2. Faktor yang Mendorong Penggunaan Narkoba


Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mulai
menyalahgunakan narkoba, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan ketergantungan. Beberapa faktor penyebab
penyalahgunaan narkoba diantaranya yaitu:
1. Faktor kepribadian
Beberapa hal yang termasuk di dalam faktor pribadi adalah
genetik, bilogis, personal, kesehatan dan gaya hidup yang memiliki
pengaruh dalam menetukan sorang pengguna terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba .
a) Kurangnya Pengendalian Diri
Orang yang coba-coba menyalahgunakan narkoba biasanya
memiliki sedikit pengetahuan tentang narkoba, bahaya yang
ditimbulkan, serta aturan hukum yang melarang penyalahgunaan
narkoba.

47
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

b) Konflik Individu/Emosi Yang Belum Stabil


Orang yang mengalami konflik akan mengalami frustasi. Bagi
individu yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian
masalah cenderung menggunakan narkoba, karena berpikir keliru
bahwa cemas yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut
dapat dikurangi dengan mengkonsumsi narkoba.
c) Terbiasa Hidup Senang / Mewah
Orang yang terbiasa hidup mewah kerap berupaya menghindari
permasalahan yang lebih rumit. Biasanya mereka lebih menyukai
penyelesaian masalah secara instan, praktis, atau membutuhkan
waktu yang singkat sehingga akan memilih cara-cara yang simple
yang dapat memberikan kesenangan melalui penyalahgunaan
narkoba yang dapat memberikan rasa euphoria secara berlebihan.

2. Faktor Keluarga
a) Kurangnya kontrol keluarga
Orang tua terlalu sibuk sehingga jarang mempunyai waktu
mengontrol anggota keluarga. Anak yang kurang perhatian dari
orang tuanya cenderung mencari perhatian diluar, biasanya
mereka juga mencari kesibukan bersama teman-temanya.
b) Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab
Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh
pengguna dimuali dari keluarga yang broken home, semua anak
mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba. Penerapan disiplin dan tanggung jawab
kepada anak akan mengurangi resiko anak terjebak ke dalam
penyalahgunaan narkoba. Anak yang mempunyai tanggung jawab
terhadap dirinya, orang tua dan masyarakat akan
mempertimbangkan beberapa hal sebelum mencoba-coba
menggunakan narkoba.

3. Faktor Lingkungan

48
Tata Kehidupan Kampus ITK

a) Masyarakat Yang Individualis


Lingkungan yang individualistik dalam kehidupan kota besar
cenderung kurang peduli dengan orang lain, sehingga setiap
orang hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa peduli
dengan orang sekitarnya. Akibatnya banayak individu dalam
masayarakat kurang peduli dengan penyalahgunaan narkoba yang
semakin meluas di kalangan pengguna dan anak-anak.
b) Pengaruh Teman Sebaya
Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap
penggunaan narkoba. Hal ini disebabkan antara lain karena
menjadi syarat kemudajan untuk dapat diterima oleh anggota
kelompok. Kelompok atau Genk mempunyai kebiasaan perilaku
yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan
berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk
mengkonsumsi narkoba.

4. Faktor Pendidikan
Pendidikan akan bahaya penyalahgunaan narkoba di sekolah-
sekolah juga merupakan salah satu bentuk kampanye anti
penyalahgunaan narkoba. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa-siswi akan bahaya narkoba juga dapat memberikan andil
terhadap meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

5. Faktor Masyarakat dan Komunitas Sosial


Faktor yang termasuk dan mempengaruhi kondisi sosial seorang
pengguna atnara lain hilangnya nilai-nilai dalam sebuah keluarga dan
sebuah hubungan, hilangnya perhatian dengan komunitas, dan
susahnya berdaptasi dengan baik (bisa dikatakan merasa seperti
alien, diasingkan)

6. Faktor Populasi Yang Rentan


Pengguna masa kini hidup dalam sebuah lingkaran besar, dimana
sebagian pengguna berada dalam lingkungan yang beresiko tinggi

49
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

terhadap penyalahgunaan narkoba. Banyak pengguna mulai


mencoba-coba narkoba, seperti amphetamine-type stimulan
(termasuk didalamnya alkohol, tembakau dan obat-obatan yang
diminum tanpa resep atau petunjuk dari dokter, serta obat psikoaktif)
sehingga menimbulkan berbagai macam masalah pada akhirnya

3.7.3. Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Narkoba


Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah pengguna
menyalahgunakan narkoba dan membantu pengguna yang sudah
terjerumus penyalahgunaan narkoba. Solusi atas persoalan narkoba
ini terintegrasi dalam dua komponen penting penyelenggara negara
ini, yaitu pemerintah dan masyarakat.
Ada tiga tingkat intervensi yang dapat dilakukan pemerintah:
(1) Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba,
pendekatan melalui keluarga, Instansi pemerintah, seperti
halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi
ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui
berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada pengguna
langsung dan keluarga.
(2) Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan
upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase
penerimaan awal (initialintake) antara 1 - 3 hari dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi
dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk
melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif
secara bertahap.
(3) Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah
memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya
terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase
sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna

50
Tata Kehidupan Kampus ITK

narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di


masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling,
membuat kelompok-kelompok dukungan dan mengembangkan
kegiatan alternatif

Adapun solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh masyarakat


(non-pemerintah) dalam mengatasi masalah narkoba ini, adalah
dengan menggunakan beberapa pendekatan yang diterapkan kepada
mereka, baik yang belum ataupun yang sudah terjerat narkoba.
Beberapa pendekatan yang penulis maksud adalah sebagai berikut:
(1) Pendekatan agama (religius). Melalui pendekatan ini, mereka
yang masih ‘bersih’ dari dunia narkoba, senantiasa ditanamkan
ajaran agama yang mereka anut. Agama apa pun, tidak ada yang
menghendaki pemeluknya untuk merusak dirinya, masa
depannya, serta kehidupannya. Setiap agama mengajarkan
pemeluknya untuk menegakkan kebaikan, menghindari
kerusakan, baik pada dirinya, keluarganya, maupun lingkungan
sekitarnya. Sedangkan bagi merekayang sudah terlanjur masuk
dalam kubangan narkoba, hendaknya diingatkan kembali nilai-
nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mereka
yakini. Dengan jalan demikian, diharapkan ajaran agama yang
pernah tertanam dalam benak mereka mampu menggugah jiwa
mereka untuk kembali ke jalan yang benar.
(2) Pendekatan psikologis. Dengan pendekatan ini, mereka yang
belum terjamah ‘kenikmatan semu’ narkoba, diberikan nasihat
dari ‘hati ke hati’ oleh orang-orang yang dekat dengannya,
sesuai dengan karakter kepribadian mereka. Langkah persuasif
melalui pendekatan psikologis ini diharapkan mampu
menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi
dunia narkoba. Adapun bagi merekayang telah larut dalam
‘kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat
diketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang

51
Tata Kehidupan Bangsa Indonesia

ekstrovert (terbuka), introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan


mengetahui latar belakang kepribadian mereka, maka
pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada
kehidupan nyata, menyusun kembali kepingan perjalanan
hidupyang sebelumnya berserakan, sehingga menjadi utuh
kembali.
(3) Pendekatan sosial baik bagi mereka yang belum, maupun yang
sudah masuk dalam ‘sisi kelam’ narkoba, melalui pendekatan
ini disadarkan bahwa mereka merupakan bagian penting dalam
keluarga dan lingkungannya. Dengan penanaman sikap seperti
ini, maka mereka merasa bahwa kehadiran mereka di tengah
keluarga dan masyarakat memiliki arti penting. Dengan
beberapa pendekatan di atas, diharapkan mampu menggerakkan
hati para pengguna dan generasi mudayang masih ‘suci’ dari
kelamnya dunia narkoba untuk tidak larut dalam trend
pergaulan yang menyesatkan. Dan bagi mereka yang sudah
tercebur ke dalam ‘kubangan’ dunia narkoba, melalui beberapa
pendekatan tersebut, diharapkan dapat kembali sadar akan arti
penting kehidupan ini, yang amat sayang jika digadaikan
dengan kesenangan yang nisbi.

52
Tata Kehidupan Kampus ITK

BAB IV
TATA KEHIDUPAN KAMPUS ITK

Tata Kehidupan Kampus (TKK) di lingkungan Institut Teknologi


Kalimantan telah diatur dalam Keputusan Rektor sebagai dasar
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan lain di
lingkungan kampus ITK serta tata kehidupan antar civitas akademika
ITK. Detail isi Tata Kehidupan Kampus di Lingkungan ITK dapat
disajikan sebagai berikut:

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:
(1) Institut adalah Institut Teknologi Kalimantan (ITK).
(2) Rektor adalah Rektor ITK.
(3) Ketua Lembaga adalah Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian
kepada Masyarakat dan Penjaminan Mutu ITK.
(4) Ketua Jurusan adalah Ketua Jurusan di lingkungan ITK.
(5) Koordinator Program Studi adalah Koordinator Program Studi
di lingkungan ITK.
(6) Pimpinan Unit Kerja adalah Ketua Jurusan/Koordinator
Program Studi, Ketua Lembaga, Kepala Biro di lingkungan
ITK.
(7) Tim Penyelesaian Pelanggaran (TPP) adalah Tim yang dibentuk
oleh Rektor ITK untuk menangani masalah/perkara dan/atau
kasus pelanggaran peraturan tata kehidupan kampus.
(8) Kampus Insitut Teknologi Kalimantan disingkat ITK adalah
wilayah dan fasilitas di dalamnya yang dikuasai dan/atau
disewa sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi.

53
Tata Kehidupan Kampus ITK

(9) Mahasiswa adalah peserta didik yang telah terdaftar, memenuhi


persyaratan lain yang ditetapkan oleh ITK, dan tidak kehilangan
haknya untuk mengikuti kegiatan di ITK.
(10) Tata kehidupan kampus adalah kombinasi antara tata karma dan
tata tertib, yang menjadi pedoman segala kegiatan mahasiswa,
peraturan yang mengatur hak, kewajiban, larangan, sanksi, dan
pembinaan untuk menciptakan Tata Kehidupan Kampus yang
aman, damai, tertib, dan disiplin.
(11) Tata karma adalah suatu kebiasaan atau tata cara yang mengatur
perilaku dan hubungan antar manusia yang didasarkan pada
norma sopan santun dalam pergaulan yang baik. Dengan kata
lain tata karma adalah adat atau norma sopan santun yang
disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat.
(12) Tata tertib adalah peraturan yang dibuat dalam suatu kelompok
manusia, bertujuan untuk menjaga kondisi lingkungan yang
kondusif.
(13) Kegiatan akademik adalah kegiatan yang meliputi belajar
mengajar dan kegiatan penelitian, pembuatan laporan ilmiah,
pembuatan karya tulis/makalah/tugas akhir/tesis/disertasi,
kegiatan yang berkaitan dengan orasi ilmiah serta kegiatan yang
mendukung atmosfir akademik di ITK.
(14) Larangan adalah sesuatu yang tidak diperkenankan untuk
dilaukan dan dikerjakan sebagaimana diatur dalam peraturan
ini.
(15) Pelanggaran adalah suatu tindakan yang bertentangan dengan
peraturan tata kehidupan kampus dan/atau peraturan lainnya
yang berlaku di ITK.
(16) Sanksi adalah tindakan atau hukuman lain yang diberikan
kepada mereka yang terbukti telah melakukan pelanggaran
terhadap peraturan Tata Kehidupan Kampus ITK.
(17) Kegiatan akademik adalah kegiatan pembelajaran di dalam
dan/atau di luar ruang kuliah, studio dan/atau laboratorium,

54
Tata Kehidupan Kampus ITK

pengerjaan tugas-tugas, evaluasi pembelajaran, dan kegiatan


administrasi yang menyertainya.
(18) Kegiatan kemahasiswaan adalah segala kegiatan yang dilakukan
oleh seorang mahasiswa dan/atau sekelompok mahasiswa yang
diwadahi dalam organisasi kemahasiswaan yang legal di ITK.
(19) Atribut kampus adalah segala sesuatu yang terkait dengan
kampus, diantaranya simbol-simbol, lambang-lambang, dan
kebijakan ITK

BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Tata Kehidupan Kampus bertujuan untuk:
(1) Menjamin terpeliharanya kehidupan kampus yang mendukung
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kegiatan
pendukung lainnya secara baik di dalam kampus, tercapainya
kampus yang tertib dan santun dapat ditegaskan dan tetap
dilestarikan.
(2) Memberikan landasan dan pedoman bagi mahasiswa sebagai
anggota masyarakat ilmiah dan warga kampus untuk bersikap
dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari khususnya di
dalam kampus, mahasiswa mampu mengembangkan secara
terus-menerus ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
oleh akhlaq yang mulia dengan perpedoman pada kaidah moral
dan etika keilmuan.
(3) Memberikan landasan dan pedoman bagi pemberian sanksi atas
pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetapkan.

BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Peraturan ini mengikat mahasiswa dalam menjalankan kegiatannya
baik di dalam maupun di luar kampus, sepanjang kegiatan yang

55
Tata Kehidupan Kampus ITK

dilakukan itu berkaitan secara langsung/tidak langsung dengan


ketentuan yang berlaku di lTK.

Pasal 4
(1) Kegiatan langsung sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
kemahasiswaan dan kegiatan akademik.
(2) Kegiatan tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
merupakan kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan akademik, namun dapat
berdampak pada kegiatan kegiatan kemahasiswaan dan
akademik dan citra ITK.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
HAK MAHASISWA
Pasal 5
(1) Mahasiswa berhak menggunakan sarana dan prasarana serta
fasilitas yang tersedia dalam menunjang proses dan kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
(2) Mahasiswa berhak menggunakan kebebasan akademik dengan
bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai
dengan peraturan dan norma kesusilaan yang berlaku dalam
lingkungan akademik,
(3) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan administrasi akademik
dan kemahasiswaan.
(4) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan administrasi umum.
(5) Mahasiswa berhak mendapatkan perlindungan atas karya
intelektualnya.
(6) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan kesejahteraan yang
diatur dalam peraturan lTK.

56
Tata Kehidupan Kampus ITK

(7) Mahasiswa berhak ikut serta dalam kegiatan organisasi


kemahasiswaan ITK.
(8) Mahasiswa berhak atas kehidupan yang aman, tertib, tenteram
dan nyaman dalam mengikuti kegiatan akademik dan kegiatan
lain yang sah.
(9) Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran terhadap Tata
Kehidupan Kampus dipandang tidak bersalah sebelum dijatuhi
sanksi, namun demikian pelayanan akademik dapat dihentikan
sampai menunggu hasil keputusan TPP.
(10) Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran harus
dipanggil secara tertulis.
(11) Mahasiswa yang diperiksa oleh TPP karena diduga melakukan
pelanggaran terhadap Tata Kehidupan Kampus, berhak
membela diri secara lisan dan/atau tertulis dihadapan pemeriksa
serta dapat menghadirkan saksi.
(12) Mahasiswa yang diperiksa, berhak mendapatkan salinan hasil
pemeriksaan yang dicatat dalam Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) yang ditandatangani oleh Ketua TPP serta Wakil Rektor
bidang Akademik sebagai pengarah.

Bagian Kedua
KEWAJIBAN MAHASISWA
Pasal 6
(1) Mahasiswa baru wajib mengisi pernyataan untuk mematuhi
segala ketentuan yang berlaku dan sanksinya, dimana
pernyataan tersebut ditandatangani bersama dengan orang tua
atau walinya.
(2) Mahasiswa wajib menanggung sebagian biaya penyelenggaraan
pendidikan kecuali bagi mereka yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(3) Mahasiswa berkewajiban untuk menjaga Tata Kehidupan
Kampus, dan mematuhi semua ketentuan yang berlaku.

57
Tata Kehidupan Kampus ITK

(4) Mahasiswa wajib mematuhi semua peraturan /ketentuan yang


bertaku di lTK.
(5) Mahasiswa wajib menegakkan etika dan tradisi akademik, serta
menjaga kewibawaan dan citra lTK.
(6) Mahasiswa wajib memelihara sarana dan prasarana serta
menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan kampus lTK.
(7) Mahasiswa wajib menghargai ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
(8) Mahasiswa wajib memohon ijin dan/atau mendapatkan
persetujuan Rektor, bila mengadakan kegiatan yang
mengatasnamakan ITK.
(9) Mahasiswa wajib menjaga integritas kepribadiannya sebagai
calon intelektual.
(10) Mahasiswa wajib menjamin kelancaran, ketertiban dan
ketenangan kegiatan akademik.
(11) Mahasiswa wajib mematuhi peraturan lalu lintas dan
perparkiran di kampus.
(12) Mahasiswa yang dipanggil oleh TPP karena disangka
melakukan dan/atau mengetahui terjadinya pelanggaran Tata
Kehidupan Kampus, wajib memenuhi panggilan tersebut.
(13) Jika mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran, tidak
memenuhi panggilan tiga kali berturut-turut tanpa ada alasan
yang jelas, maka laporan pelanggaran yang disangkakan
kepadanya dapat dipandang diakui kebenarannya.
(14) Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi panggilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (13), TPP merekomendasikan sanksi yang
wajar dijatuhkan kepadanya, disertai berita acara
ketidakhadirannya memenuhi panggilan pemeriksaan.
(15) Mahasiswa yang dianggap dapat memberi kesaksian terhadap
mahasiswa yang disangka melakukan dan/atau mengetahui
terjadinya pelanggaran Tata Kehidupan Kampus wajib
memenuhi panggilan TPP.

58
Tata Kehidupan Kampus ITK

BAB V
PENGHARGAAN
Pasal 7
Mahasiswa yang dinilai memiliki prestasi dapat memperoreh
penghargaan dari ITK.

BAB VI
ETIKA
Pasal 8
Etika mahasiswa ITK merupakan ketentuan yang mengatur segala
tindak-tanduk mahasiswa yang meliputi:
1. Karakter mahasiswa ITK;
2. Tata karma;
3. Etika berbusana;
4. Etika berpendapat dan berkomunikasi;
5. Etika pergaulan;
6. Etika terhadap lingkungan; dan
7. Etika berorganisasi.

Bagian Pertama
KAREKTER MAHASISWA ITK
Pasal 9
Karakter mahasiswa ITK terangkum dalam akronim SPECTA, yaitu
Solid, Peduli, Cerdas, Beriman, dan Bertaqwa.

Bagian Kedua
TATA KRAMA
Pasal 10

59
Tata Kehidupan Kampus ITK

Tata krama bagi mahasiswa merupakan sikap, perilaku dan


perbuatan sehari-hari yang merupakan perwujudan norma/sopan
santun yang sangat berguna untuk mendukung kehidupan kampus
yang kondusif dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.

Pasal 11
Untuk mewujudkan tata karma sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10, hendaklah mahasiswa:
(1) Senantiasa menunjukkan sikap sebagai mahasiswa yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
diwujudkan dafam sikap menjunjung tinggi budi pekerti yang
luhur dan akhlaq yang mulia.
(2) Senantiasa membina sikap ilmiah, yaitu:
a. Memiliki hasrat ingin tahu dan belajar terus menerus;
b. memiliki daya analisis yang tajam;
c. memiliki sifat dan sikap jujur;
d. memiliki tanggung jawab;
e. memiliki wawasan terbuka dan kritis terhadap pendapat
yang berbeda;
f. bebas dari prasangka;
g. menghargai nilai, norma, kaidah, dan tradisi keilmuan.
(3) Senantiasa membina sikap profesional, yaitu:
a. mempunyai keinginan untuk mencapai tingkat kecanggihan
yang lebih tinggi;
b. memiliki kemandirian dan kemahiran sesuai bidang ilmu dan
bakat;
c. menjunjung tinggi etika profesi;
d. memiliki rasa kesejawatan yang tinggi.
(4) Senantiasa menghormati dosen, karyawan dan sesama
mahasiswa dalam hidup kekeluargaan di dalam dan di luar
kampus.

60
Tata Kehidupan Kampus ITK

Bagian Ketiga
ETIKA BERBUSANA
Pasal 12
(1) Busana yang dikenakan adalah pakaian yang bersih, rapih,
sopan, tidak ketat, bukan kaus oblong
(2) Busana pria saat berada di kampus adalah dengan mengenakan
kemeja lengan panjang atau pendek, kaus berkerah lengan
panjang atau pendek, celana panjang rapi tidak berlubang atau
sobek, kaus kaki, dan sepatu (bukan sandal, sepatu sandal, atau
sepatu yang diinjak pada bagian belakang)
(3) Pakaian wanita adalah dengan mengenakan kemeja lengan
panjang atau pendek, kaus berkerah lengan panjang atau
pendek, celana panjang rapi tidak berlubang atau sobek, rok
panjang minimal 10 cm di bawah lutut, kaus kaki, dan sepatu
(bukan sandal, sepatu sandal, atau sepatu yang diinjak pada
bagian belakang)
(4) Bagi wanita yang mengenakan kerudung hendaknya memakai
pakaian yang longgar, kerudung menutupi bagian dada, sesuai
anjuran agama Islam hingga menutupi seluruh aurat.
(5) Baik pria maupun wanita diperbolehkan mengenakan jaket, jas
alamamater, jas/blezer, dasi, peci, dan topi,
(6) Rambut disisir rapi dan berwarna alami
(7) Rias wajah yang tidak berlebihan, tidak norak, serta tidak
menggunakan perhiasan atau aksesoris yang berlebihan atau
mencolok.
(8) Kerapihan dan kebersihan perlu dijaga agar tidak sampai
mengeluarkan bau tubuh yang menganggu suasana waktu
belajar mengajar.
(9) Pada kegiatan upacara/kegiatan khusus, mahasiswa diharuskan
mengikuti ketentuan pakaian beserta kelengkapan yang berlaku.

Bagian Keempat
ETIKA BERPENDAPAT DAN BERKOMUNIKASI

61
Tata Kehidupan Kampus ITK

Pasal 13
(1) Mahasiswa wajib menyampaikan pemberitahuan kepada rektor
sebelum menyampaikan pendapat;
(2) Berhak memperoleh respon, perlindungan hukum dan jaminan
keamanan;
(3) Dilakukan melalui dialog dengan nuansa akademik yang
dilengkapi dengan pendapat tertulis;
(4) Menggunakan bahasa santun dan tidak mengandung unsur suku,
agama, ras dan antar golongan.
(5) Terhadap pimpinan:
a. Mengenal pimpinan
b. Memperhatikan dan mempelajari penjelasan-penjelasan
yang diterima dari pimpinan
c. Melaksanakan tugas-tugas yang diterima dari pimpinan;
d. Menggunakan bahasa yang santun.
(6) Terhadap dosen:
a. Mengenal dosen di lingkungannya;
b. Bersikap hormat kepada setiap dosen;
c. Pertemuan konsultasi dengan dosen sebaiknya didasarkan
kesepakatan sebelumnya;
d. Menjunjung tinggi kejujuran akademik.
(7) Terhadap tenaga kependidikan:
a. Mengenal tenaga kependidikan
b. Pada waktu memerlukan layanan mahasiswa perlu
mempertimbangkan waktu dan memberitahukan identitas
secara jelas;
c. Memberikan informasi secara jelas dan singkat tentang
maksud menemui tenaga kependidikan;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku sopan
(8) Antarmahasiswa:
a. Bersikap saling menghargai;
b. Saling membantu dan tidak saling merugikan;

62
Tata Kehidupan Kampus ITK

c. Tidak merasa diri lebih unggul dari mahasiswa lain;


d. Saling mengingatkan apabila ada teman yang berbuat
kesalahan.
e. Menggunakan sikap dan bahasa yang sopan.
(9) Etika dalam menggunakan email
a. Email adalah media komunikasi tertulis yang bersifat
formal.
b. Setiap mahasiswa akan mendapatkan email dengan alamat
<NIM>@itk.ac.id
c. Penggunaan email itk merupakan bentuk membawa nama
baik ITK
d. Hormati penerima email dengan selalu mengasumsikan
bahwa penerima email adalah orang yang lebih tua serta
tidak sembarangan menggunakan panggilan “Min”, “Bro”,
“Sis”, dsb.
e. Judul email harus menggambarkan isi dari email
f. Hati-hati dengan penggunaan huruf capital dan tambahkan
kata mohon atau terima kasih agar terkesan sopan.
g. Untuk menghindari salah paham, maka penulisan email
haruslah singkat, padat, dan jelas.
h. Gunakan email ITK untuk berkomunikasi di lingkungan
ITK dan untuk kepentingan pendidikan, bukan untuk sosial
media, forum bebas, dsb.
i. Hati-hati dalam meneruskan informasi melalui email.

Bagian Kelima
ETIKA PERGAULAN
Pasal 14
(1) Mengembangkan semangat kekeluargaan.
(2) Saling menghormati dengan tidak membeda-bedakan latar
belakang.
(3) Mengembangkan kepekaan sosial, kesetiakawanan dan
solidaritas.

63
Tata Kehidupan Kampus ITK

(4) Mengembangkan sikap sopan santun dalam berperilaku dan


berpikir.
(5) Menerapkan sopan santun dalam berkonsultasi, bertegur sapa.
(6) Menerapkan sopan santun berkomunikasi dengan pejabat,
dosen, dan tenaga kependidikan;
(7) Menampilkan sikap hormat dan menghargai pejabat, dosen
dan tenaga kependidikan.

Bagian Keenam
ETIKA TERHADAP LINGKUNGAN
Pasal 15
(1) Memelihara bangunan dan fasilitas kampus;
(2) Menjaga keamanan, kebersihan alat-alat, perabot kelas/ruang
kuliah;
(3) Menjaga serta melestarikan pohon dan tanaman;
(4) Melestarikan dan tidak membunuh satwa yang tidak berbahaya;
(5) Menjaga kebersihan tempat ibadah dan tidak digunakan untuk
tidur atau tiduran;
(6) Memarkir kendaraan dengan rapi dan sesuai area yang
ditentukan; dan
(7) Memilah sampah sesuai dengan jenisnya dan membuang pada
tempatnya;

Bagian Ketujuh
ETIKA BERORGANISASI
Pasal 16
(1) Organisasi atau lembaga kemahasiswaan yang dapat diikuti
adalah yang sesuai dengan pedoman Organisasi Mahasiswa
ITK;
(2) Melaksanakan aktivitas dan program kemahasiswaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
(3) Memelihara hubungan baik antar organisasi kemahasiswaan di
dalam maupun di luar kampus;

64
Tata Kehidupan Kampus ITK

(4) Menempati sekretariat ormawa sesuai dengan


peraturan/ketentuan yang berlaku.

BAB VII
TATA TERTIB
Pasal 17
Tata tertib merupakan ketentuan yang mengatur segala kegiatan
mahasiswa yang meliputi:
1. Penyelenggaraan kegiatan di dalam kampus.
2. Penggunaan sarana dan prasarana.
3. Larangan penyalahgunaan minuman beralkohol, narkotika,
permainan judi, senjata, bahan peledak dan obat terlarang.
4. Larangan melakukan pelecehan seksual dan pelanggaran seksual
lainnya.
5. Kecurangan Akademik
6. Larangan lainnya

Bagian Pertama
PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI KAMPUS
Pasal 18
(1) Semua kegiatan di kampus ITK hanya diperbolehkan antara
pukul 06.00 WITA sampai pukul 17.00 WITA.
(2) Kegiatan di kampus ITK yang dilaksanakan di luar waktu yang
telah ditentukan pada ayat (1) dan kegiatan yang dilaksanakan
pada hari besar/libur harus mendapat persetujuan Rektor atau
pejabat yang ditunjuk.

Pasal 19
(1) Setiap pemasangan poster, spanduk, umbul-umbul, panggung,
meja, kursi dan sejenisnya serta penyebaran pamphlet,
selebaran, brosur dan sejenisnya di kampus, hanya boleh
dilakukan di tempat-tempat yang telah disediakan, dan harus
mendapat persetujuan Rektor.

65
Tata Kehidupan Kampus ITK

(2) Pimpinan unit kerja berwenang untuk mencabut dan/atau


menyita poster, spanduk, umbul-umbul, panggung, meja, kursi
dan sejenisnya serta pamphlet, selebaran, brosur dan sejenisnya
yang tidak mendapat persetujuan Rektor atau tidak pada
tempatnya.
(3) Prasarana dan sarana di kampus dapat digunakan oteh
mahasiswa, kelompok dan/atau organisasi mahasiswa setelah
mendapat persetujuan Rektor.

Pasal 20
(1) Rektor dalam hal memberikan persetujuan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2), dan Pasal 19
ayat (1) dan ayat (3) dapat melimpahkan wewenangnya kepada
Wakil Rektor dan/atau pejabat lain yang terkait.
(2) Dalam hal pengaturan dan pengawasan kegiatan, Rektor
dan/atau Wakil Rektor dapat melimpahkan wewenangnya
kepada pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

Bagian Kedua
PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA
Pasal 21
(1) Setiap penggunaan sarana dan prasarana ITK harus
mendapatkan persetujuan Rektor.
(2) Rektor dalam pemberian Persetujuan dimaksud dalam ayat (1)
dapat melimpahkan wewenangnya kepada Wakil Rektor
dan/atau pejabat lain yang terkait.

Bagian Ketiga
LARANGAN DAN PENYALAHGUNAAN MINUMAN
BERALKOHOL, NARKOTIKA, PERJUDIAN, SENJATA, DAN
BAHAN PELEDAK
Pasal 22

66
Tata Kehidupan Kampus ITK

(1) Mahasiswa dilarang membawa, memiliki, menyimpan,


memperdagangkan, menyebarkan, mengkonsumsi minuman
beralkohol di dalam kampus.
(2) Mahasiswa yang diketahui memiliki, membawa, menyimpan,
menyebarkan, memperdagangkan dan mengkonsumsi minuman
beralkohol, sebagaimana telah dilarang dalam ayat (1), dapat
dijatuhi sanksi seberat-beratnya dicabut haknya sebagai
mahasiswa.

Pasal 23
(1) Mahasiswa dilarang membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, membuat, dan
mengkonsumsi narkotika dan psikotropika di dalam kampus.
(2) Mahasiswa yang diketahui membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, membuat, dan
mengkonsumsi narkotika dan psikotropika sebagaimana telah
dilarang dalam ayat (1), dapat dijatuhi sanksi seberat-beratnya
dicabut haknya sebagai mahasiswa.

Pasal 24
(1) Mahasiswa dilarang melakukan permainan judi di dalam
kampus.
(2) Mahasiswa yang diketahui melakukan permainan judi
sebagaimana dilarang dalam ayat (1), dapat dijatuhi sanksi
seberat-beratnya dicabut haknya sebagai mahasiswa.

Pasal 25
(1) Mahasiswa dilarang membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, membuat, dan
mempergunakan senjata di dalam kampus tanpa mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang.
(2) Mahasiswa yang diketahui membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan,menyebarkan,membuat,dan

67
Tata Kehidupan Kampus ITK

mempergunakan senjata di dalam kampus tanpa mendapat izin


dari pejabat yang berwenang sebagaimana dilarang dalam ayat
(1), dapat dijatuhi sanksi seberat-beratnya dicabut haknya
sebagai mahasiswa.

Pasal 26
(1) Mahasiswa dilarang membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, mengolah, dan
mempergunakan bahan peledak di dalam kampus tanpa
mendapat izin dari pejabat yang berwenang.
(2) Mahasiswa yang diketahui membawa, memiliki, menyimpan,
memperdagangkan, menyebarkan, mengolah, dan
mempergunakan bahan peledak di dalam kampus tanpa
mendapat izin dari pejabat yang berwenang sebagaimana telah
dilarang dalam ayat (1), dapat dijatuhi sanksi seberat-beratnya
dicabut haknya sebagai mahasiswa.

Bagian Keempat
PELECEHAN DAN PELANGGARAN SEKSUAL
Pasal 27
Mahasiswa dilarang melakukan perbuatan asusila, pelecehan dan
pelanggaran seksual.
Pasal 28
Perbuatan asusila adalah perbuatan dan/atau kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa, yang metiputi:
b. Perbuatan membuat dan/atau mendokumentasikan dan/atau
menyebarluaskan dan/atau memperdagangkan gambar/foto
pornografi, baik dalam bentuk elektronik atau bentuk lainnya;
c. Perbuatan yang mengarah pada tindakan mesum dan/atau
perzinaan.
d. Perbuatan dan/atau berhubungan seksual di luar nikah

68
Tata Kehidupan Kampus ITK

Pasal 29
(1) Perbuatan pelecehan seksual adalah perbuatan dan/atau
perilaku, ucapan dan/atau kata-kata yang tidak senonoh, yang
dapat menimbulkan dan mengakibatkan perasaan tidak senang,
sakit (fisik dan mental), serta dapat menurunkan martabat dan
kehormatan bagi korban atau pihak lain.
(2) Perbuatan pelanggaran seksual lainnya adalah tindakan
perkosaan dan/atau perzinaan.
(3) Perbuatan pelecehan dan pelanggaran sekual sebagaimana
dimakud dalam ayat (1) dan ayat (2) dianggap telah terjadi
apabila ada laporan dan adanya bukti-bukti lain yang
menunjukkan telah terjadi perbuatan tersebut.

Bagian Kelima
KECURANGAN AKADEMIK
Pasal 30
Jenis Kecurangan akademik antara lain:
(1) Mencontek, yaitu perbuatan sengaja melihat jawaban peserta
ujian lainnya, menggunakan bahan informasi atau alat bantu
studi lainnya tanpa ijin dari pengawas atau dosen penguji yang
dilakukan oleh mahasiswa pada saat ujian;
(2) Pemalsuan, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan sengaja tanpa ijin mengganti atau mengubah nilai atau
transkrip akademik, ijazah, Kartu Tanda Mahasiswa (KTM),
tugas dalam rangka perkuliahan/ tutorial/ praktikum, surat
keterangan, laporan, atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan
akademik
(3) Menyuap atau memberi hadiah, yaitu perbuatan yang dilakukan
oleh mahasiswa untuk mempengaruhi atau mencoba
mempengaruhi orang lain dengan maksud mempengaruhi
penilaian terhadap prestasi akademik;
(4) Menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik,
yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan

69
Tata Kehidupan Kampus ITK

menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan


untuk kepentingan orang lain;
(5) Menyuruh orang lain menggantikan kedudukan dalam kegiatan
akademik, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan menyuruh orang lain baik sivitas akademika maupun
luar ITK untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas
atau kegiatan baik untuk kepentingan sendiri ataupun
kepentingan orang lain;
(6) Bekerjasama saat ujian, yaitu perbuatan sengaja yang dilakukan
oleh dua mahasiswa atau lebih dengan isyarat ataupun melalui
alat elektronik untuk mendapatkan jawaban pada saat ujian.
(7) Plagiarisme tugas akademik, yaitu perbuatan menjiplak karya
tulis orang lain tanpa mencantumkan nama penulis asli.
(8) Mencuri naskah ujian, yaitu perbuatan mengambil naskah ujian
dari tempat penyimpanan naskah secara sembunyi-sembunyi
dengan tujuan mengetahui isi naskah ujian.
(9) Menyebarluaskan naskah ujian, yaitu perbuatan menyebarkan
naskah ujian kepada khalayak dengan tujuan mendapatkan
jawaban dari soal ujian tersebut.
(10) Melakukan tindakan intimidasi kepada civitas akademika dalam
rangka memperoleh keuntungan pribadi di bidang akademik dan
berbagai bentuk kecurangan lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik, tata kehidupan kampus, dan ketentuan
yang berlaku.

Bagian Keenam
LARANGAN LAINNYA
Pasal 31
(1) Mahasiswa dilarang menghalang-halangi terselenggaranya
kegiatan lTK.
(2) Mahasiswa dilarang melakukan tindakan melawan dan/atau
menghalang-halangi petugas ITK dan petugas pemerintah

70
Tata Kehidupan Kampus ITK

lainnya yang sedang menjalankan tugasnya yang sah di dalam


kampus.
(3) Mahasiswa dilarang ikut mencampuri urusan pengelolaan
administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyaralat tanpa persetujuan tertulis dari Rektor.
(4) Mahasiswa dilarang melakukan kegiatan yang
mengatasnamakan/menggunakan nama-nama dan/atau lambang
ITK tanpa persetujuan Rektor.
(5) Mahasiswa dilarang melakukan perbuatan tidak terpuji,
kriminal dan/atau mencemarkan nama baik almamater ITK.
(6) Mahasiswa dilarang melakukan tindakan pemalsuan.
(7) Mahasiswa dilarang melakukan tindakan pemaksaan, menakut-
nakuti/mengancam/ mengintimidasi sesama mahasiswa dan/atau
orang lain.
(8) Mahasiswa dilarang melakukan tindakan menghasut, mengadu
domba dan berkelahi.
(9) Mahasiswa dilarang melakukan tindakan penipuan, pencurian,
perampokan, penyiksaan dan/atau pembunuhan.
(10) Mahasiswa dilarang melakukan tindakan perusakan barang,
perlengkapan, gedung dan/atau fasilitas ITK lainnya.
(11) Mahasiswa dilarang melakukan aktifitas organisasi luar kampus
dan/atau partai politik di dalam kampus.
(12) Mahasiswa dilarang berbusana dan berperilaku yang tidak
sepantasnya menurut etika sopan santun, norma-norma adat
istiadat, agama dalam mengikuti kegiatan di dalam kampus.
(13) Mahasiswa dilarang melanggar rambu-rambu lalu lintas.
(14) Mahasiswa dilarang parkir kendaraan tidak pada tempat yang
telah disediakan.
(15) Mahasiswa dilarang melakukan perbuatan perusakan dan
pelanggaran terhadap atribut Institut baik di dalam maupun di
luar kampus.

71
Tata Kehidupan Kampus ITK

(16) Mahasiswa dilarang merusak tanaman, pepohonan, mencemari


danau, menganggu dan membunuh satwa dan sejenisnya yang
sengaja diadakan dan dipelihara untuk keindahan dan
kenyamanan kampus.
(17) Mahasiswa dilarang mencoret, merobek, merusak,
menghilangkan, menggelapkan, dan/atau mengambil seluruhnya
atau sebagian sarana dan prasarana serta barang inventaris
Institut, unit kerja lain dan kepemilikan perorangan lainnya.
(18) Mahasiswa dilarang bertempat tinggal di dalam kampus yang
bukan peruntukannya.
(19) Mahasiswa dilarang melakukan kegiatan dan/atau aktivitas yang
mengganggu kegiatan perkuliahan dan/atau akademik lainnya.
(20) Mahasiswa dilarang mengeluarkan ucapan kotor ataupun
perkataan yang menyerang pribadi dan/atau jabatan yang
bertentangan dengan etika sopan-santun, norma adat-istiadat,
norma agama, dan hukum yang berlaku.
(21) mahasiswa dilarang memicu dan/atau menghasut sehingga
terjadi perkelahian dan tawuran, membuat keonaran, terlibat
tawuran, melakukan pemukulan, perkelahian, penganiayaan
dan/atau pembunuhan.
(22) Mahasiswa yang diketahui dan terbukti melakukan perbuatan
melanggar pasal ini, dapat dijatuhi sanksi seberat-beratnya
dicabut haknya sebagai mahasiswa.

BAB VIII
SANKSI-SANKSI
Pasal 32
(1) Sanksi ringan berbentuk peringatan keras secara lisan maupun
tertulis;
(2) Sanksi sedang berbentuk:
a. kewajiban mengganti kerusakan/kerugian akibat
perbuatannya dan/atau
b. dicabut status kemahasiswaannya selama waktu tertentu.

72
Tata Kehidupan Kampus ITK

(3) Sanksi berat berbentuk:


a. Dicabut hak/kedudukannya sebagai mahasiswa secara
permanen, dan/atau
b. Diserahkan kepada pihak yang berwajib, apabila
pelanggarannya menyangkut perkara pidana.
(4) Sanksi kecurangan akademik berbentuk:
a. Pembatalan nilai ujian bagi mata mata kuliah atau kegiatan
akademik yang bersangkutan;
b. Pemberian nilai E pada mata kuliah yang bersangkutan;
c. Pemberian nilai E pada seluruh mata kuliah yang tempuh di
semester tersebut;
d. Skorsing selama satu semester;
e. Pernyataan mengundurkan diri sebagai mahasiswa ITK;
f. Drop Out, yaitu pencabutan status mahasiswa dari ITK
dengan tidak hormat; dan
g. Dilaporkan sebagai tindak pidana.

Pasal 33
(1) Mahasiswa yang telah melakukan tindak kejahatan di luar
kampus dan telah ditetapkan sebagai tersangka serta telah
dilakukan penahanan oleh penyidik, dalam rangka kelancaran
proses penyidikan dan persidangan, akan diberhentikan
sementara, dan tidak diperhitungkan dalam masa studi.
(2) Proses pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
setelah ITK mendapatkan laporan dari pihak yang
berwajib/berwenang, atas adanya dugaan perbuatan tindak
pidana/kriminal yang dilakukan oleh mahasiswa ITK.
(3) Apabila dalam proses persidangan dinyatakan bersalah dan
telah berkekuatan hukum tetap, dapat diberikan sanksi seberat-
beratnya dicabut haknya sebagai mahasiswa secara permanen.
(4) Proses pemberian sanksi dimaksud dalam ayat (3), dilaksanakan
setelah ITK mendapatkan laporan dan/atau dokumen putusan
pengadilan dari pihak yang berwajib/berwenang.

73
Tata Kehidupan Kampus ITK

BAB IX
TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN
Bagian Pertama
TINDAK PELANGGARAN
Pasal 34
(1) Tindak pelanggaran terhadap Peraturan Tata Kehidupan
Kampus Bagi Mahasiswa, dapat digolongkan menjadi 2, yaitu
a. Tindak Pelanggaran Khusus;
b. Tindak Pelanggaran Umum.
(2) Tindak Pelanggaran Khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf a, adalah perbuatan dan/atau tindakan yang melanggar
ketentuan etika sebagaimana diatur dalam Bab VI peraturan ini.
(3) Tindak Pelanggaran Umum adalah perbuatan dan/atau tindakan
yang melanggar ketentuan:
a. Penyelenggaraan kegiatan di kampus sebagaimana diatur
dalam pasal 18 dan 19 pada Bab Vll Bagian kedua;
b. Larangan dan penyalahgunaan minuman beralkohol,
narkotika, perjudian, senjata, dan bahan peledak,
sebagaimana diatur dalam pasal 22, 23, 24, 25, dan 26, pada
Bab VII bagian ketiga;
c. Pelecehan dan pelanggaran seksual, sebagaimana diatur
dalam pasal 27, 28, dan 29 pada Bab VII bagian keempat;
d. Kecurangan Akademik sebagaimana diatur dalam pasal 30
pada Bab VII Bagian kelima; dan
e. Larangan Lainnya sebagaimana diatur dalam pasal 31 pada
Bab VII Bagian keenam.

Bagian Kedua
TINDAK PELANGGARAN KHUSUS
Pasal 35
(1) Setiap diketahui terjadi pelanggaran khusus sebagaimana
dimaksud dalam pasal 34 ayat (2), Wakil Rektor berwenang
memberikan sanksi terhadap pelaku pelanggaran, setelah

74
Tata Kehidupan Kampus ITK

mendapatkan laporan dan/atau berita acara pemeriksaan dari


Kajur/Koorprodi dimana tindak pelanggaran dimaksud terjadi;
(2) Setiap diketahui terjadi pelanggaran khusus sebagaimana
dimaksud dalam pasal 34 ayat (2), Wakil Rektor berwenang
menerbitkan sanksi terhadap pelaku pelanggaran, setelah
mendapatkan laporan dan/atau berita acara pemeriksaan dari
petugas dan/atau pimpinan unit di luar jurusan dimana tindak
pelanggaran dimaksud terjadi.

Bagian Ketiga
TINDAK PELANGGARAN UMUM
Pasal 36
(1) Setiap diketahui dan/atau ada dugaan terjadi tindak pelanggaran
umum yang dilakukan oleh mahasiswa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 34 ayat (3), dan/atau peraturan lain yang berlaku di
lTK, akan dilakukan pemerikaan oleh Tim Penyelesaian
Pelanggaran (TPP).
(2) Anggota TPP terdiri dari:
a. Wakil Rektor Bidang Akademik Institut Teknologi
Kalimantan;
b. Koordinator Program Studi/koordinator TPP/ koordinator
mata kuliah; dan
c. Dosen atau tenaga kependidikan yang menemukan tindak
kecurangan,
yang keanggotaanya berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang dan dalam jumlah gasal yang berasal dari lingkungan
lnstitut dan diangkat oleh Rektor.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), TPP dapat meminta bantuan tenaga ahli dan/atau tenaga
yang berasal dari unit dimana pelaku pelanggaran tersebut
berasal.

75
Tata Kehidupan Kampus ITK

Bagian Keempat
TUGAS DAN WEWENANG TPP
Pasal 37
(1) TPP berwenang membantu pimpinan melakukan penyelidikan
dan pemeriksaan kepada setiap mahasiswa yang dilaporkan,
diduga melakukan tindakan dan/atau perbuatan yang melanggar
Tata Kehidupan Kampus, peraturan akademik, dan ketentuan
lainnya.
(2) TPP ITK bertugas dan berwenang membantu pimpinan Institut
melakukan penyelidikan, pemeriksaan terhadap pelanggaran
Peraturan Tata Kehidupan Kampus bagi mahasiswa ITK yang
disangka dilakukan secara bersama-sama dan/atau bantu-
membantu oleh mahasiswa.
(3) Untuk keperluan pemeriksaan, TPP memanggil secara patut
mahasiswa yang disangka melakukan pelanggaran, serta pihak
lain yang dianggap mengetahui, mengalami, atau melihat
terjadinya pelanggaran tersebut sebagai saksi.
(4) TPP berwenang memerintahkan mahasiswa dan/atau para
mahasiswa yang diduga melakukan tindak pelanggaran umum
dan/atau pihak/para pihak yang patut diduga melakukan
dan/atau mengetahui terjadinya pelanggaran untuk hadir sendiri
dalam persidangan TPP.
(5) TPP menentukan tata cara penyelesaian pelanggaran dengan
ketentuan bahwa kepada mahasiswa/para mahsiswa yang
diduga melakukan pelanggaran tetap diberikan kesempatan
untuk melakukan pembelaan diri.
(6) TPP ITK wajib memberikan rekomendasi kepada Rektor
terhadap mahasiswa yang akan dijatuhi sanksi berupa
pemecatan atau sanksi skorsing karena terbukti melakukan
pelanggaran Tata Kehidupan Kampus.

76
Tata Kehidupan Kampus ITK

(7) TPP wajib melaporkan hasil dan mengusulkan rekomendasi


penyelesaian pelanggaran kepada Rektor, yang dilengkapi
dengan beberapa pertimbangan-pertimbangan:
a. Pertimbangan yuridis;
b. Pertimbangan yang meringankan
c. Pertimbangan yang memberatkan.
d. Pertimbangan psikologis/sosiologis;
(8) TPP dapat memberikan pertimbangan pembinaan kepada Dosen
Wali terhadap mahasiswa yang dijatuhi sanksi skorsing.

Bagian Kelima
PROSEDUR PENETAPAN SANKSI KECURANGAN
AKADEMIK
Pasal 38
(1) Penyelidikan dan pemeriksaan oleh TPP terhadap mahasiswa
yang disangka melakukan pelanggaran Tata Kehidupan
Kampus, didasarkan oleh prinsip-prinsip kejujuran, objektivitas,
keadilan, kesamaan, dan tanggung jawab yang dicatat dalam
BAP.
(2) Dalam hal penetapan sanksi pelanggaran, maka dilakukan
prosedur sebagai berikut:
a. Prosedur penetapan sanksi terhadap mahasiswa yang
diketahui melakukan pelanggaran akademik adalah sebagai
berikut:
i. Penetapan bukti pelanggaran;
ii. Pengesahan oleh para pihak yang berwenang;
iii. Penetapan sanksi oleh dosen pengampu/ kordinator
program studi/ koordinator mata kuliah; dan
iv. Pengesahan sanksi oleh pimpinan Institut Teknologi
Kalimantan.
b. Prosedur penetapan sanksi terhadap mahasiswa yang diduga
melakukan pelanggaran akademik adalah sebagai berikut:

77
Tata Kehidupan Kampus ITK

i. Wakil Rektor Bidang Akademik ITK menetapkan TPP


berdasarkan berita acara uji untuk memeriksa dan mengumpulkan
fakta/data/informasi terhadap dugaan terjadinya pelanggaran
akademik;

Gambar 4.1. Prosedur Penetapan Sanksi Pelanggaran

ii. TPP dalam rangka memeriksa dan mengumpulkan


fakta/data/informasi dapat memanggil pihak-pihak yang terkait
dan meminta data/bukti atas dugaan terjadinya pelanggaran
akademik;

78
Tata Kehidupan Kampus ITK

iii. Selama proses pemeriksaan dalam sidang, mahasiswa yang


diduga melakukan pelanggaran akademik diberi hak untuk
pembelaan;
iv. Hasil pemeriksaan dibuat dalam berita acara pemeriksaan
(BAP) yang antara lain memuat Identitas terlapor dan pelapor,
waktu dan tempat kejadian, keterangan saksi-saksi, bukti-bukti
lain, jenis pelanggaran yang dilakukan, pasal-pasal dari aturan-
aturan yang dilanggar, kesimpulan pemeriksan, dan identitas
pemeriksa;
v. Mahasiswa/para mahasiwa yang diduga melakukan pelanggaran
khusus dan/atau pelanggaran umum, apabila dalam pemeriksaan
terbukti bersalah, maka yang bersangkutan akan
dikenakan/dijatuhi hukuman sebagai sanksi, dan apabila tidak
terbukti bersalah, maka yang bersangkutan berhak untuk
mendapatkan pemulihan nama baiknya.
vi. Setiap mahasiswa yang dijatuhi sanksi, berhak mengajukan
keberatan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya
kepada TPP, dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah
diterimanya keputusan sanksi bagi yang bersangkutan.
vii. Hasil pemeriksaan TPP terhadap dugaan terjadinya pelanggaran
akademik kemudian diserahkan kepada Kepala Bagian
Akademik untuk kemudian disampaikan kepada Wakil Rektor
Bidang Akademik ITK;
viii. TPP menyampaikan hasil pemeriksaan kepada forum bidang
akademik untuk mendapatkan masukan/pertimbangan;
ix. Berdasarkan hasil forum bidang akademik, pimpinan ITK dapat
memutuskan penjatuhan sanksi terhadap mahasiswa yang
bersangkutan dengan memperhatikan bobot atau jenis
pelanggaran akademik dan sanksi yang dapat dikenakan;
x. Rektor ITK, setelah memperhatikan, mempertimbangkan berita
acara hasil pemeriksaan dan pengumpulan fakta/data/informasi,
serta hasil forum bidang akademik atas kasus tersebut,

79
Tata Kehidupan Kampus ITK

kemudian memutuskan pemberian sanksi pada pelaku


pelanggaran akademik yang diterbitkan dalam Keputusan
Rektor atas rekomendasi tersebut kemudian ditembuskan
kepada Wakil Rektor Bidang Akademik, Wakil Rektor Bidang
Non-Akademik, serta TPP.

Bagian Keenam
PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI
Pasal 39
(1) Penjatuhan sanksi bagi mahasiswa merupakan kewenangan
Rektor.
(2) Rektor melimpahkan wewenangnya kepada Wakil Rektor Bidang
Akademik untuk menjatuhkan sanksi ringan dan sanksi sedang
bagi mahasiswa dalam lingkungan kerja masing-masing.

Pasal 40
Rektor, berdasarkan pertimbangan yang layak dan adil dapat
mengubah jenis sanksi yang direkomendasikan oleh TPP yang
memeriksa suatu pelanggaran Tata Kehidupan Kampus.

Pasal 41
Rektor, sesuai wewenangnya, menjatuhkan sanksi bagi mahasiswa
atas dasar prinsip kebenaran dan keadilan, demi tegaknya Tata
Kehidupan Kampus.

BAB X
PELAKSANAAN SANKSI
Pasal 42
(1) Pemberian Sanksi Terhadap Kecurangan Akademik, antara lain:
a. Bagi mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran
akademik, maka pelanggarannya akan diproses berdasarkan
peraturan disiplin yang berlaku

80
Tata Kehidupan Kampus ITK

b. Pelaksanaan tindakan sanksi dilakukan sesuai dengan


peraturan yang berlaku.
c. Sanksi berupa peringatan keras secara lisan maupun tertulis
diberikan secara langsung oleh dosen atau pengawas ujian
mata kuliah yang sedang berlangsung tanpa melalui proses
sidang perkara;
d. Sanksi berupa pembatalan nilai ujian bagi mata mata kuliah
atau kegiatan akademik diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah tersebut tanpa melalui proses sidang perkara;
e. Pemberian sanksi jenis b, c, d, e, f, dan g sebagaimana
disebutkan pada pasal 32 ayat (4) dilakukan dengan terlebih
dahulu memperhatikan hasil sidang yang dilakukan oleh
TPP dengan Surat Keputusan Rektor ITK.
f. Bagi mahasiswa yang terbukti melakukan kecurangan dalam
penyelesaian tugas akhir, seperti plagiat atau penjiplakan
skripsi, tesis, disertasi dan/atau yang sejenisnya dapat
dibatalkan kelulusannya dengan Surat Keputusan Rektor
atas usul TPP, Koordinator KP/TA, Koordinator Program
Studi mahasiswa yang bersangkutan.
(2) Pelaku tindak pelanggaran, dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah menerima Surat Keputusan dapat mengajukan
permohonan keringanan sanksi kepada Rektor secara tertulis;
(3) Jawaban Rektor atas permohonan sebagaimana dimaksud pada
pasal 42 ayat (2) diberikan selambat-lambatnya 14 hari kalender
terhitung sejak permohonan diterima oleh Rektor dan bersifat
final.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini, akan diatur
dalam peraturan tersendiri.
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

81
Tata Kehidupan Kampus ITK

82
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

BAB V
KESELAMATAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN
KAMPUS ITK

5.1. Keselamatan Transportasi


Berdasarkan surat edaran rektor ITK nomor
7170/IT10.R/TU.02/2016 tentang aturan jalur masuk/keluar kampus
ITK, lalu lintas kendaraan di lingkungan kampus ITK diatur sebagai
berikut:
1. Jalur masuk untuk mobil adalah dari arah KM. 15 (arah Jalan
Sungai Wain).
2. Jalur keluar untuk mobil adalah ke arah Km. 13 (arah Jalan Tol
Kariangau).
3. Ketentuan tentang pengaturan jalur masuk/keluar mobil berlaku
mulai pukul 08.00-17.30 WITA.
4. Jalur masuk/keluar untuk sepeda motor dapat melalui KM. 15
(arah Jalan Sungai Wain) ataupun melalui KM. 13 (arah Jalan Tol
Kariangau).

Dalam upaya mewujudkan keselamatan, keamanan dan ketertiban


di Institut Tekinologi Kalimantan (ITK), dibuatlah Tata Tertib Lalu
Lintas di Lingkungan Kampus ITK, yaitu sebagai berikut:
1. Wajib membawa kelengkapan surat berkendaraan bermotor
seperti surat ijin mengemudi (SIM) dan surat tanda nomor
kendaraan (STNK).
2. Wajib memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu dan marka
jalan yang ada.
3. Wajib mengemudikan kendaraan pada kecepatan maksimal 40
km/jam.
4. Wajib memarkirkan kendaraan di tempat parkir yang telah
ditentukan.

83
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

5. Wajib memakai helm bagi pengendara kendaraan bermotor roda


dua.

5.1.1 Perilaku Berkendara Sepeda Motor


Perilaku yang benar saat berkendara sepeda motor adalah sebagai
berikut:
1. Menggunakan kendaraan motor yang layak operasi termasuk
lampu-lampu penting sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Jalan Raya.
2. Menggunakan knalpot kendaraan yang standar (tidak bersuara
keras).
3. Tidak berkendara saat cuaca gelap/hujan.
4. Membawa kelengkapan kendaraan berupa STNK kendaraan dan
SIM C.
5. Menaati Tata Tertib Lalu Lintas di Lingkungan Kampus.
6. Mematuhi segala bentuk pengaturan yang dilakukan oleh
petugas di kampus.
7. Tidak mengganggu ketertiban umum lainnya.
8. Berkendaralah pada sisi kiri jalan dan mendahului pada sisi
kanan jalan.
9. Berkendaralah dengan kecepatan yang sesuai peraturan dan
tidak ugal-ugalan.
10. Beri tanda dengan lampu sign ketika akan berbelok.
11. Ketika akan melewati persimpangan jalan, selalu perhatikan
kondisi jalan sekitar. Pastikan anda dapat melintas dengan aman
sebelum melewati persimpangan tersebut.
12. Selalu gunakan helm tertutup dan jaket yang tebal ketika sedang
berkendara dengan sepeda motor. Hal ini untuk melindungi
kepala dan badan pengendara ketika terjatuh dari motor.
13. Ketika telah sampai pada tempat tujuan, parkirlah motor sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
14. Dilarang parkir di jalur sepeda atau trotoar.

84
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

15. Kunci sepeda motor dan pastikan kondisi sudah aman ketika
anda meninggalkan sepeda motor.
16. Jangan meninggalkan barang berharga di sepeda motor.

5.1.2. Perilaku Berkendara Mobil


Perilaku yang benar saat menggunakan mobil adalah sebagai
berikut:
1. Menggunakan kendaraan mobil yang layak operasi termasuk
lampu-lampu penting sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Jalan Raya.
2. Membawa kelengkapan kendaraan berupa STNK kendaraan dan
SIM A.
3. Perhatikan dan membantu pelaksanaan keamanan, ketertiban,
keselamatan dan kebersihan lingkungan kampus.
4. Menaati Tata Tertib Lalu Lintas di Lingkungan Kampus .
5. Selalu dahulukan Bis ITK yang melintas. Hal ini berlaku bagi
seluruh pengguna jalan raya di lingkungan kampus.
6. Jangan pernah mendahului Bis ITK ketika Bis sedang berhenti.
Hal ini untuk mengindari risiko tertabrak atau menabrak
pengguna jalan raya lainya yang melintas di depan Bis.
7. Pengendara boleh mendahului Bis ITK ketika Bis sedang berjalan
dengan memberikan tanda sebelumnya. Tanda yang diberikan
antara lain dengan lampu sign dan klakson 2 kali. Jika pengemudi
Bis telah memberikan tanda klakson 2 kali maka pengendara
mobil boleh melintas.
8. Pakai sabuk keselamatan selama berkendara.
9. Parkirlah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5.1.3. Parkir Sepeda Motor Di Lingkungan Kampus


Beberapa ketentuan parkir sepeda motor di lingkungan kampus
ITK yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa:

85
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

1. Parkirlah kendaraan di lokasi parkir yang telah disediakan yaitu


gedung parkir bertingkat gedung A dan parkir samping Barat
gedung A hanya untuk kendaraan dosen.
2. Parkirlah dengan posisi parkir mundur. Hal ini sangat
direkomendasikan agar saat terjadi keadaan darurat dapat dengan
mudah melakukan evakuasi.
3. Gunakanlah kunci pengamanan ganda pada kendaraan.
4. Pastikan kendaraan anda sudah dikunci dengan aman.
5. Jangan meninggalkan barang berharga (seperti suat kelengkapan
kendaraan (stnk), laptop, perhiasan, dll.) di dalam kendaraan.
6. Segala bentuk kerusakan atau kehilangan pada kendaraan menjadi
tanggung jawab pemilik kendaraan.
7. Laporkan segera ke satpam jika melihat sesuatu yang
mencurigakan.
8. Pada saat kendaraan akan keluar area parkir, petugas akan
memeriksa STNK untuk dicocokkan dengan nomor polisi
kendaraan tersebut. Jika cocok, maka kendaraan dapat keluar dari
area parkir. Jika tidak cocok / tidak dapat menunjukkan STNK,
maka petugas berhak menahan kendaraan tersebut untuk keluar
area parkir. Petugas segera berkoordinasi dengan Kepala
Keamanan untuk proses lebih lanjut.

5.1.4. Parkir Mobil Di Lingkungan Kampus


Beberapa ketentuan parkir sepeda motor di lingkungan kampus
ITK yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa
1. Parkirlah kendaraan di lokasi parkir yang telah ditentukan.
2. Parkirlah dengan posisi parkir mundur. Hal ini sangat
direkomendasikan agar saat terjadi keadaan darurat dapat dengan
mudah melakukan evakuasi.
3. Gunakanlah kunci pengamanan ganda pada kendaraan.
4. Cek kembali pintu/kaca mobil apakah sudah dikunci dengan baik
atau belum.

86
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

5. Jangan meninggalkan barang berharga (seperti laptop, perhiasan,


dll.) di dalam kendaraan.
6. Segala bentuk kerusakan atau kehilangan pada kendaraan menjadi
tanggung jawab pemilik kendaraan.
7. Laporkan segera ke satpam jika melihat sesuatu yang
mencurigakan.

5.2. Keselamatan di Gedung


Kampus ITK merupakan kampus baru yang masih dalam tahap
pembangunan sehingga seluruh civitas akademika ITK perlu
memperhatikan keselamatan diri di lingkungan ITK. Jangan sungkan
untuk saling bertegur sapa untuk membudayakan lingkungan yang
bersih, sehat, tertib dan selamat.

5.2.1. Koridor Bangunan


Keselamatan pada saat berada di koridor gedung yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Selalu gunakan koridor yang tersedia sebagai penghubung antar
bangunan. Jangan memotong jalur/jalan yang dapat merusak
lingkungan kampus.
2. Berjalanlah di koridor dengan hati-hati, jangan berlarian, karena
selain dapat mencelakai diri sendiri juga dapat mencelakai orang
lain.
3. Jangan duduk di sekitar koridor atau tangga, karena dapat
mengahalangi perjalanan orang lain.
4. Jangan bersandar pada pagar koridor terutama di lantai 2 dan 3
dan jangan merusak/mengkotori koridor.
5. Jika ada area yang sedang dibersihkan (disapu atau dipel) oleh
cleaning servicer, maka jalanlah pada area yang kering atau yang
sudah/belum dibersihkan.
6. Buanglah sampah pada tempat sampah yang disediakan.

87
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

5.2.2. Tangga Gedung


Keselamatan pada saat menggunakan tangga gedung yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Gunakan tangga yang tersedia dengan baik. Jalanlah pada jalur
kiri arah jalan Anda.
2. Jangan tergesa-gesa ketika naik/turun tangga dan jangan berjalan
sambil fokus pada handphone.
3. Gunakan handrail untuk berpegangan ketika menaiki atau
menuruni tangga.
4. Bawalah barang bawaan sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas. Kelebihan beban dapat menimbulkan gangguan yang
bersifat ergonomis.
5. Jika bertemu dengan teman, jangan mengobrol di tangga dan
perhatikan orang lain yang juga menggunakan tangga tersebut.

5.2.3. Kantin Kampus


Keselamatan pada saat berada di kantin kampus yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Budayakanlah antri untuk menerima pelayanan dari petugas
kantin. Bayarlah makanan dan minuman yang Anda pesan sesuai
harga yang ditentukan.
2. Sebelum makan pastikan bahwa tangan telah bersih dari kotoran
dengan cara mencuci tangan dengan sabun pada tempat cuci
tangan (washtafel) yang tersedia.
3. Buanglah sampah tisu, plastik, kertas, atau sisa makanan pada
tempat sampah yang ada dan pastikan meja makan yang akan
ditinggalkan bersih.

5.2.4. Toilet Kampus


Keselamatan pada saat menggunakan toilet kampus yang perlu
diperhatikan antara lain:

88
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

1. Gunakan toilet yang tersedia dengan benar. Gunakanlah toilet


duduk dalam posisi duduk, dan toilet jongkok dalam posisi
jongkok. Hal ini agar tidak merusak fasilitas / properti kampus
dan membahayakan diri anda sendiri.
2. Berjalanlah dengan hati-hati di dalam toilet karena toilet
cenderung dalam keadaan basah, maka risiko untuk terpeleset
karena lantai licin cukup besar.
3. Jagalah kebersihan toilet dengan tidak lupa menyiram hingga
bersih setelah melakukan buang air kecil (BAK) maupun buang
air besar (BAB).
4. Buanglah sampah ke tempat sampah yang sudah disediakan.
5. Cuci tangan setelah melakukan BAK atau BAB.

5.2.5. Ergonomi / Kenyamanan Kerja


1. Ketika bekerja di dalam ruangan, perhatikan kondisi
ergonomi/kenyamanan saat bekerja. Duduklah dengan posisi
punggung merapat ke sandaran kursi. Agar tidak cepat lelah,
pijakan kaki harus sesuai dengan panjang kaki atau jangan
menggantung.

Gambar 5.1. Posisi duduk di depan komputer

89
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

2. Berkativitaslah dalam kondisi ruangan dengan pencahayaan


cukup agar mata tidak cepat lelah.
3. Penggunaan barang elektronik sudah jamak dilakukan di
lingkungan kampus ITK, yang perlu diperhatikan adalah radiasi
yang ditimbulkan oleh barang-barang elektronik tersebut.
4. Jika sudah menggunakan komputer/laptop dalam jangka waktu
lebih dari 2 jam, istirahatlah selama 2 menit dengan melihat jauh
ke depan sepanjang 20 meter, dan lakukan peregangan pada otot-
otot yang lelah seperti leher, pinggang dan tangan.
5. Beberapa kondisi terkadang memaksa kita untuk mengambil
barang yang berada jauh pada ketinggian di atas kepala.
Gunakanlah tangga untuk mempermudah pengambilan barang
tersebut.
6. Jagalah kerapian, kebersihan dan keindahan ruang kerja anda.

5.2.6. Penggunaan Listrik


Listrik adalah utilitas utama yang digunakan dalam kegiatan
kampus. Oleh karena itu, penghematan dan penggunaan listrik secara
bijak perlu dilakukan. Penggunaan listrik yang bijak memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Matikan lampu, AC, dan peralatan listrik lainnya yang sedang
tidak digunakan atau saat ruangan akan ditinggalkan kosong.
2. Jangan menumpuk beban listrik terlalu banyak pada extension
cord. Gunakan sesuai dengan jumlah lubang yeng tersedia.
3. Rapikan kabel listrik agar tidak terjuntai ke lantai sehingga dapat
menyebabkan orang tersandung, bahkan jika perlu ditutup
menggunakan lakban.
4. Jangan memasang atau mencabut listrik dengan tangan basah.
5. Cabut semua kabel listrik ketika akan berlibur panjang.
6. Jangan mencabut kabel extention utama yang sudah disediakan
oleh kampus (biasanya terletak di sebelah meja dosen di kelas)

90
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

7. Jika terpaksa belajar dengan menggunakan laptop pribadi,


sambungkan kabel extention tambahan secara seri seperti pada
Gambar 4.2. Jangan menumpuknya!

Gambar 5.2. Kondisi Pemasangan Kabel Power yang Salah

5.3. Penggunaan Meja dan Kursi Kelas


Meja dan kursi kelas juga harus digunakan dengan bijak seperti:
1. Gunakan kursi kelas dengan tertib dan rapi
2. Bagian bawah kursi digunakan untuk meletakkan tas atau buku
dan jangan menggunakan bagian bawah kursi ini untuk membuat
suara gaduh (bunyian gesekan besi).
3. Jangan mencoret-coret meja/kursi, mengelupasi lapisan kayunya,
atau menyobek busa.
4. Jangan duduk atau menginjak bagian meja pada kursi tulis.
5. Jika akan memindahkan meja/kursi, angkatlah, jangan digeser
atau diseret.
6. Jangan memindahkan posisi meja dan kursi dosen di kelas.
7. Pastikan meja dan kursi yang digunakan dalam keadaan bersih
dan rapi sebelum meninggalkan kelas.

91
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

5.4. Penggunaan Proyektor, LCD dan Pengeras Suara Kelas


Proyektor, LCD, dan pengeras suara kelass adalah fasilitas untuk
mempermudah proses belajar-mengajar sehingga perlu dijaga
penggunaannya agar dapat digunakan dalam jangka panjang.
1. Jika akan menggunakan proyektor kelas nyalakanlah melalui
remote proyektor yang sudah disediakan di kelas atau jika tidak
ada mintalah ke bagian akademik.
2. Jangan mengubah pengaturan proyektor tanpa sepengetahuan
dosen atau bagian sarana dan prasarana ITK.
3. Pastikan kabel proyektor baik berbentuk kabel VGA atau
HDMI ditancapkan di laptop dengan benar dan sesuai. Jangan
menancapkan dengan tergesa-gesa atau dipaksakan.
4. Jika kabel VGA atau HDMI sudah tidak dapat digunakan
karena rusak atau patah, laporkan kepada bagian sarana dan
prasarana ITK.
5. Tarik untuk menurunkan/melipat LCD dengan perlahan karena
berpotensi robek atau bahkan jatuh.
6. Jika sudah tidak digunakan, matikan proyektor dengan remote
dan lipatlah LCD di kelas tersebut.
7. Gunakan pengeras suara dengan benar dan hanya saat diskusi
materi dengan dosen dan matikan amplifier/mic pegeras suara
setelah digunakan.
8. Atur volume sesuai kebutuhan dan jangan sampai menganggu
kelas sebelah.
9. Jika baterai mic pengeras suara habis hubungi bagian sarana dan
prasaran ITK.

5.5. Keselamatan Laboratorium


Keselamatan pada saat menggunakan labolatorium yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Setiap orang yang mau masuk ke laboratorium, sebelumnya harus
mendapat izin dari petugas laboratorium.

92
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

2. Petugas laboratorium harus memberikan induksi keselamatan


terlebih dahulu kepada orang yang baru masuk ke laboratorium.
3. Kenali jenis bahaya dan risiko kimia, biologi, listrik, ergonomi,
kebakaran, dan kejatuhan.
4. Gunakan alat pelindung diri (APD), seperti jas lab, kacamata
keselamatan/ googles, sepatu, sarung tangan/gloves, pelindung
wajah, serta rambut diikat.
5. Lakukan aktivitas di laboratorium sesuai dengan peralatannya,
seperti menggunakan bahan kimia di dalam fume hoods, dan
menggunakan secondary containment.
6. Lakukan housekeeping yang baik.
7. Buang limbah-limbah bahan berbahaya ke tempat yang sesuai,
seperti ke dalam kantong limbah (biohazard bag).
8. Di dalam laboratorium, dilarang: makan dan minum, memakai
kosmetik/ berdandan, merokok, menggunakan kontak lensa
(terutama saat dekat dengan bahan-bahan yang mudah terbakar),
dan menggunakan perhiasan.
9. Bagi yang sering masuk ke dalam laboratorium, sebaiknya
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (medical
surveilance).
10. Setelah bekerja di dalam laboratorium, sebaiknya cuci tangan
dengan benar.
11. Apabila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium, lakukan
pertolongan pertama pada korban, atau menggunakan Emergency
shower ± 15 menit, atau menggunakan Eyewash jika mengenai
mata, dan kotak P3K.
12. Laporkan setiap kejadian/insiden yang terjadi di dalam
laboratorium.

5.6. Rencana Tanggap Darurat


Dalam menghadapi potensi keadaan darurat di lingkungan ITK,
ikuti prosedur penanggulangan dan evakuasi keadaan darurat berikut:

93
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

A. Prosedur Pada Saat Terjadi Kebakaran


1. Berteriaklah bila ada kebakaran
2. Beritahu segera kepada Satuan Pengamanan atau pegawai
serta orang lain yang ditemui.
3. Padamkan api bila sudah merasa yakin dan sudah terlatih, bila
ragu-ragu lebih baik mengurungkan niat.
4. Raihlah APAR terdekat untuk memadamkan api, jika sudah
merasa yakin dan sudah terlatih.
5. Apabila api belum berhasil dipadamkan, segerahlah keluar
menuju emergency exit terdekat.
6. Tetap tenang dan bawalah barang bawaan berharga anda
seperlunya saja.
7. Jangan membawa barang yang terlalu besar.
8. Jangan menaruh barang di jalur evakuasi dan perhatikan saat
anda berlari keluar (potensi bahaya terjatuh dan bertabrakan).
9. Bila anda berada di lantai 2 dan 3 serta dalam keadaan darurat
jangan melompat sampai regu pemadam datang/evakuasi.
10. Segera ikuti rute evakuasi menuju assembly point yang
terdekat dengan anda.
11. Hubungi pemadam kebakaran sesegera mungkin jika api
tidak dapat dipadamkan.

Gambar 5.3. Penggunaan APAR

94
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

B. Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Prosedur penggunaan APAR dapat dilihat pada Gambar 4.3 di
atas dengan tahapan:
1. Lepaskan pin pengaman dengan cara menariknya keluar
2. Pegang ujung nozzle dan arahkan ke arah pangkal api
3. Tekan tuasnya (bagian seperti penjapit)
4. Kibaskan nozzle sehingga bahan pemadam menyapu api hingga
padam.

C. Prosedur Pada Saat Terjadi Kecelakaan Kerja


1. Korban yang sakit ataupun penolong dapat menghubungi
satuan pengamanan terdekat dari lokasi kecelakaan.
2. Setelah satuan pengamanan mendapatkan informasi mengenai
kecelakaan, langsung akan menghubungi ambulance layanan
kesehatan terdekat yaitu rumah sakit/ klinik/ puskesmas
terdekat.
3. Satuan pengamanan melalui Kepala Satpam akan menugaskan
dua orang petugas satpam non-shift untuk menemani yang
bersangkutan sampai pihak Jursan/Program Studi/Unit Kerja
Pegawai/Mahasiswa yang bersangkutan datang ke rumah
sakit/ klinik/ puskesmas terdekat.
4. Satuan pengamanan menghubungi Jursan/Program Studi/Unit
Kerja Pegawai/Mahasiswa yang bersangkutan meminta pihak
Jursan/Program Studi/Unit Kerja Pegawai/Mahasiswa untuk
datang ke rumah sakit/ klinik/ puskesmas terdekat.
5. Apabila pihak Jursan/Program Studi/Unit Kerja
Pegawai/Mahasiswa dari pasien sudah datang, pihak Satuan
Pengamanan dapat meneruskan tanggung jawab kepada pihak
Jursan/Program Studi/Unit Kerja Pegawai/Mahasiswa atau
pihak lain yang berkepentingan.

95
Keselamatan dan Keamanan Kampus ITK

D. Prosedur Evakuasi
1. Apabila anda mendengar alarm atau lonceng berbunyi
berulang-ulang, hentikanlah pekerjaan yang sedang dilakukan.
2. Bawalah barang berharga atau dokumen penting dan barang
lain seperlunya. Jangan membawa barang yang berukuran
besar dan menyulitkan dalam evakuasi.
3. Tetap tenang, berjalanlah biasa dengan cepat dan keluarlah
menuju emergency exit terdekat. Ikutlah evacuation route
menuju assembly point. Jangan panik dan jangan berlari.
4. Pada saat evakuasi, beritahulah kondisi yang diketahui kepada
orang lain yang ditemui.

Tanda-tanda kedaruratan:

Gambar 5.4. Tanda Jalur Evakuasi

(a) (b)
Gambar 5.5. (a) Jalur Evakuasi Keluar; (b) Titik Kumpul Evakuasi

96
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

BAB VI
PEMAHAMAN DASAR BIDANG KEMAHASISWAAN

Bidang kemahasiswaan berada di naungan Wakil Rektor Bidang


Akademik, sehingga diharapkan kegiatan akademik dan
kemahasiswaan di ITK saling memberikan penguatan dan tercipta
sinergi kegiatan kemahasiswaan yang konstruktif. Kegiatan
akademik diharapkan bernuansa softskills dengan mengedepankan
karakter jujur, tangguh, dan memicu kecerdasan yang komprehensif.
Demikian pula dengan kegiatan kemahasiswaan diharapkan dapat
dilaksanakan secara sistematis, terstruktur, dan terarah, serta
mengutamakan integritas mahasiswa ITK untuk meningkatkan
kebersamaan, kesejahteraan, dan keunggulan mahasiswa. Kegiatan
kemahasiswaan berupa pembentukan karakter diharapkan
menghasilkan calon pemimpin bangsa yang berbudi pekerti luhur,
humanis, dan visioner terhadap kemajuan peradaban bangsa,
terutama di bidang sains, teknologi, dan seni.

6.1. Fungsi, Potensi dan Tugas Utama Mahasiswa


Sebagai insan cendekia, mahasiswa memiliki fungsi dan potensi
yang dapat diperankan untuk kemajuan bangsa sebagai berikut:
a. Sebagai bagian civitas akademika yang mengedepankan
pemikiran ilmiah dan logika berpikir yang sistematis, terarah, dan
terukur.
b. Sebagai generasi muda bangsa yang terlatih dan terpelajar yang
dapat menjadi penentu sejarah perjuangan dan menjadi panutan
serta harapan.
c. Sebagai generasi muda bangsa yang peka terhadap segala
masalah yang berkembang di sekitarnya
d. Sebagai warga negara yang hak dan kewajibannya sama dengan
warga negara Indonesia lainnya termasuk kedudukannya dalam
hukum formal.

97
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

e. Sebagai calon pemimpin bangsa yang harus banyak membina


pengalaman dalam rangka membina karakter, integritas, dan
sikap profesionalisme.
f. Sebagai generasi muda bangsa yang dapat menjalankan secara
baik dan benar empat fungsi pokok mahasiswa, yaitu: agent of
change, social control, moral force, dan iron stock.

Sedangkan tugas utama mahasiswa yaitu:


a. Menimba ilmu sebanyak mungkin terutama dalam bidang yang
sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing melaui Tri Dharma
Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat) baik dalam kegiatan kurikuler, ko-kurikuler,
dan ekstrakurikuler.
b. Menyelesaikan studi tepat waktu atau bahkan lebih cepat.
c. Memberi umpan balik ke institut untuk pencapaian tujuan
pendidikan
d. Menjunjung tinggi nama almamater dengan cara taat dan
melaksanakan aturan/kesepakatan yang ada.
e. Ikut membina lingkungan yang sinergis dengan masyarakat luar
kampus.

6.2. Konsep Pengembangan Kemahasiswaan


Konsep pengembangan kemahasiswaan di ITK dirancang untuk
memberikan panduan agar segala kegiatan kemahasiswaan
dilaksanakan secara sistematik, terencana dan bersifat edukatif dalam
rangka pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

6.2.1. Tujuan
Pengembangan kemahasiswaan bertujuan untuk mengembangkan
kehidupan kemahasiswaan yang menyangkut aspek kegiatan
ekstrakurikuler dan aspek organisasi yang diarahkan mempunyai

98
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

karakter, kemampuan softskills dan technopreneurship yang


berorientasi pada VISI dan MISI ITK.

6.2.2. Sasaran
Sasaran pengembangan kemahasiswaan di ITK adalah terciptanya
kehidupan kemahasiswaan yang dinamis, harmonis, dan kompetitif
untuk menghasilkan mahasiswa yang kredibel dan terpercaya
(credible and trustworthy) dengan karakter SPECTA! (juga sebagai
tagline mahasiswa) yang diuraikan sebagai:
a. Solid, ikatan persaudaraan yang saling toleran dan membangun
antar semua elemen
b. Peduli, sikap empati terhadap sesama dan peka terhadap masalah
lingkungan sekitar
c. Cakap, tanggap dan ikut andil dalam penyelesaian masalah
lingkungan sekitar
d. Beriman dan Bertaqwa, berlandaskan iman dan taqwa kepada
tuhan Yang Maha Esa dalam menimba dan mengamalkan ilmu

6.2.3. Strategi
Strategi yang diambil untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas
adalah:
a. Menyamakan persepsi antar civitas akademika terhadap visi dan
misi ITK
b. Mensosialisasikan program kemahasiswaan
c. Meningkatkan motivasi, kesejahteraan minat dan bakat serta
kegiatan bakti sosial mahasiswa
d. Memantapkan organisasi kemahasiswaan, dan
e. Meningkatkan mekanisme, tata kerja, dan sistem komunikasi

6.2.4. Faktor pendukung


Pengembangan kemahasiswaan akan dapat terlaksana karena
adanya sejumlah faktor pendukung yang meliputi:

99
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

a. Sumber daya manusia yang memadai


b. Sarana dan prasarana yang memadai
c. Dana yang memadai
d. Suasana kampus yang kondusif
e. Sistem informasi kemahasiswaan yang representatif.

6.3. Organisasi Mahasiswa


Organisasi mahasiswa di perguruan tinggi diselenggarakan
berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa dengan
memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.
Organisasi mahasiswa tersebut dibentuk pada tingkat institut dan
jurusan/program studi. Bentuk dan badan kelengkapan organisasi
kemahasiswaan ITK berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa
dengan pimpinan ITK yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan statuta ITK yang diwujudkan
dalam peraturan Organisasi Kemahasiswaan ITK yang disahkan oleh
Rektor. Namun, organisasi ekstra universitas/institut tidak
diperbolehkan melakukan kegiatan di dalam kampus ITK dan /atau
mengatasnamakan ITK.
Saat ini, telah dibentuk organisasi mahasiswa di ITK yang disebut
Keluarga Mahasiswa ITK yang selanjutnya disingkat KM ITK
adalah organisasi mahasiswa ITK yang dibentuk dari, oleh, dan
untuk mahasiswa pada tingkat institut di dalam kampus ITK, yang
merupakan wadah dan wahana pengembangan diri. Pada tingkat
jurusan/program studi saat in telah terbentuk organisasi mahasiswa
sebagai langkah menghubungkan mahasiswa di masing-masing
jurusan/program studi di ITK dengan mahasiswa dengan prodi yang
sama di level wilayah dan nasional bahkan internasional yang
dimungkinkan mampu saling berbagi ilmu khususnya tentang
keilmuan dan keprofesian di jurusan/prodi yang sama. Adapun
organisasi mahasiswa tingkat prodi adalah sebagai berikut:

100
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

1. Himpunan Mahasiswa Fisika Institut Teknologi Kalimantan


(HIMAFI ITK)
2. Himpunan Mahasiswa Matematika Institut Teknologi Kalimantan
(HIMATIKA ITK)
3. Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi
Kalimantan (HMM ITK)
4. Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi
Kalimantan (HMTE ITK)
5. Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi
Kalimantan (HIMATEKKIM ITK)
6. Himpunan Mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi Institut
Teknologi Kalimantan (HIMA TMM ITK)
7. Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi
Kalimantan (HMS ITK)
8. Himpunan Mahasiswa Planologi Astapolis Institut Teknologi
Kalimantan (HMP ASTAPOLIS ITK)
9. Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan Institut Teknologi
Kalimantan (HIMANAVAL ITK)
10. Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi Institut Teknologi
Kalimantan (HMSI ITK)

Organisasi kemahasiswaan memiliki beberapa fungsi sebagai


berikut:
a. sebagai perwakilan mahasiswa untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi mahasiswa;
b. menetapkan garis-garis besar program dan kegiatan
kemahasiswaan;
c. melaksanakan kegiatan kemahasiswaan;
d. komunikasi antar mahasiswa;
e. mengembangkan potensi jati diri mahasiswa sebagai insan
akademik, calon ilmuwan dan intelektual yang kontributif;
f. mengembangkan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen
dan kepemimpinan mahasiswa;

101
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

g. membina dan mengembangkan kader-kader bangsa yang


berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan perguruan
internasional.
h. untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang
dilandasi oleh norma-norma agama, akademik, etika, moral, dan
wawasan kebangsaan.

6.4. Pendamping Kemahasiswaan


Pendamping kemahasiswaan adalah dosen atau pejabat lain yang
bertugas memberikan pendampingan, pembinaan, pembimbingan,
dan penyuluhan kepada mahasiswa menyangkut kegiatan
kemahasiswaan. Dalam hal ini, dosen-dosen pendamping
kemahasiswaan terbagi dalam tiga peran sebagai berikut:
A. Tim Konsultasi Kemahasiswaan (TKK)
Tim konsultasi kemahasiswaan atau TKK adalah suatu tim
yang dibentuk di tingkat institut. Anggota TKK adalah dosen atau
pejabat lain yang dianggap mempunyai kepedulian di bidang
kemahasiswaan. Keanggotaan dari tim ini ditetapkan oleh
pimpinan ITK berdasarkan usulan atau penunjukan. Selanjutnya
TKK bertugas membantu pimpinan dalam pelayanan kepada
mahasiswa khususnya menyangkut kegiatan ekstrakurikuler.

B. Pembina Kegiatan Unit


Pembina Unit Kegiatan adalah dosen atau pejabat lain yang
bertugas membina pengembangan minat dan bakat mahasiswa
yang bersifat melembaga. Penugasan Pembina Unit Kegiatan
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor ITK.

C. Pembimbing Kegiatan
Pembimbing Kegiatan adalah dosen atau pejabat lain yang
bertugas membimbing suatu kegiatan mahasiswa yang bersifat
insidentil dan ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan (SK).

102
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

6.5. Program Pengembangan Karakter


Pada dasarnya kegiatan kemahasiswaan di Perguruan Tinggi
meliputi kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
kurikuler adalah kegiatan akademik yang meliputi: kuliah,
pertemuan kelompok kecil, seminar, diskusi, responsi, bimbingan
penelitian, praktikum, tugas mandiri, belajar mandiri, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, kuliah lapangan, kerja praktik, dan
sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
kemahasiswaan di luar akademik yang meliputi penalaran dan
keilmuan, minat dan kegemaran, upaya perbaikan kesejahteraan
mahasiswa dan bakti sosial bagi mahasiswa. Kegiatan
kemahasiswaan sedapat mungkin melibatkan banyak mahasiswa dan
memenuhi tolok ukur yang ditetapkan.
Pembinaan kegiatan kemahasiswaan di ITK dilakukan agar
mahasiswa memiliki sikap berpikir ilmiah, sikap hidup
bermasyarakat, sikap kepemimpinan, dan sikap kejuangan dengan
karakter yang kuat. Beberapa kegiatan yang dapat menunjang sikap-
sikap tersebut adalah:
1. Sikap berpikir ilmiah
Antara lain mencakup penelitian, karya tulis ilmiah, program
kreativitas mahasiswa, prestasi akademik.
2. Sikap hidup bermasyarakat
Antara lain mencakup bakti sosial, olah raga, seni budaya,
kerohanian, dan sebagainya.
3. Sikap Kepemimpinan
Antara lain mencakup organisasi kemahasiswaan, kepanitian,
LKMM
4. Sikap Kejuangan
Antara lain mencakup upacara, ziarah ke makam pahlawan,
mewakili ITK / daerah / negara dalam kegiatan prestatif,
pelayaran kebangsaan, seminar kebangsaan dan Pancasila.

103
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

Pada dasarnya kegiatan kemahasiswaan dapat dikembangkan


melalui berbagai program pengembangan kegiatan:
1. Program Pembentukan Karakter (Character Building) dan
Kepemimpinan
Kemandirian suatu bangsa tidak luput dari karakter bangsa itu
sendiri. Bangsa yang besar dan maju umumnya mempunyai sifat-
sifat antara lain bekerja keras, menghargai waktu, jujur, dan
berkomitmen tinggi serta bangga dengan bangsanya sendiri.
Sifat-sifat tersebut secara umum mendominasi sebagian besar
penduduknya, sehingga dapat dikatakan sebagai ciri khas dari
bangsa tersebut yang akhirnya menjadi suatu budaya. Budaya
tersebut dapat dijumpai pada negara maju, baik dalam bidang
industri, ekonomi, pendidikan, dan pertahanan.
Pembangunan karakter dapat dimulai dari pendidikan, mulai
dasar sampai perguruan tinggi. Dengan membangkitkan motivasi
secara terus-menerus di kelas oleh guru/dosen, siswa didik akan
tertanam di alam bawah sadarnya sifat-sifat mulia yang dipunyai
negara maju. Pembangunan karakter dimulai dengan adanya
pelatihan kepribadian bagi mahasiswa ITK. Nilai- nilai unggul,
kuat dan berakhlak diharapkan sudah terwujud sejak mereka
resmi menjadi mahasiswa ITK.
Pengembangan kemampuan mahasiswa dalam kepemimpinan
dan manajemen praktis Organisasi Mahasiswa diberikan melalui
latihan kepemimpinan dan manajemen mahasiswa (LKMM) dan
pelaksanaannya diupayakan dapat menjangkau mahasiswa ITK
sebanyak-banyaknya dan secara baku terbagi dalam jenjang
sebagai berikut:
1. LKMM Tingkat Dasar (Manajemen Pribadi dan Kegiatan)
2. LKMM Tingkat Menengah (Manajemen Organisasi)
3. PP-LKMM (Pelatihan Pemandu LKMM)

104
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

2. Pengembangan Bidang Penalaran dan Kreativitas


Lulusan ITK dituntut memiliki academic knowlwdge, skill of
thinking, management skill, dan communication skill. Kekurangan
atas salah satu dari keempat keterampilan/ kemahiran tersebut
dapat menyebabkan berkurangnya mutu lulusan. Sinergisme
keempatnya akan tercermin melaui kemampuan lulusan dalam
kecepatan menemukan solusi atas persoalan-persoalan atau
tantangan-tantangan yang dihadapi. Perilaku dan pemikiran ITK
harus bersifat konstruktif realistik atau kreatif yang membawa
manfaat bagi kehidupan bermasyarakat.
Kreativitas merupakan jelmaan integratif dari faktor pikiran,
perasaan, dan keterampilan. Dalam faktor pikiran terdapat
imajinasi, persepsi, dan nalar. Faktor perasaan terdiri dari emosi,
estetika, dan harmonisasi. Sedangkan faktor keterampilan
mengandung bakat, faal tubuh dan pengaman. Dengan demikian,
agar mahasiswa dapat mencapai level kreatif, ketiga faktor
tersebut harus dioptimalkan dalam kegiatan penalaran seperti:
1. Forum Penalaran Ilmiah
Forum untuk menanamkan dan membekali sikap ilmiah
seperti Stadium Generale, Seminar, Workshop untuk
keperluan kompetisi/kontes ilmiah.
2. Keikutsertaan dalam Lomba/Kontes/Olimpiade:
Beberapa kompetisi mahasiswa tahunan yang dapat diikuti
antara lain:
 Program Kreativitas Mahasiswa (PKM),
 Kontes Robot,
 Kompetisi Jembatan,
 On Mipa (Olimpiade Matematika dan IPA)
 Gemastik,
 Seleksi Mawapres,
 Keikutsertaan di PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional),

105
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Akademik ITK, bahwa


setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti minimal satu buah
perlombaan sebagai syarat kelulusan, maka dalam bidang ini
berkewajiban mengarahkan mahasiswa untuk aktif mengikuti
berbagai macam perlombaan baik secara individu maupun
berkelompok.
Dalam bidang ini, diharapkan terbentuknya beberapa Tim
Pembina Kerohanian (TPK) untuk tiap agama:
 TPKI (Tim Pembina Kerohanian Islam)
 TPKK (Tim Pembina Kerohanian Katolik)
 TPKP (Tim Pembina Kerohanian Protestan)
 TPKH (Tim Pembina Kerohanian Hindu)
 TPKB (Tim Pembina Kerohanian Budha)
 TPKKh (Tim Pembina Kerohanian Konghuchu)

Tiap TPK memiliki unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di


bidang keagamaan. Selanjutnya, perlu diselenggarakan pelatihan
pembinaan karakter mahasiswa seperti pelatihan kepribadian,
mentoring, dan pelatihan keterampilan manajemen mahasiswa.

3. Technopreneurship
Pada era global ini, Perguruan tinggi dituntut agar
menghasilkan generasi penerus bangsa yang kritis dan tanggap
dalam menghadapi segala dinamika berbagai bidang. Mahasiswa
sebagai material dasar (raw material) generasi penerus bangsa
mempunyai potensi besar untuk menghadapi problematika
bangsa. Definisi technopreneur perpaduan antara teknologi dan
kewirausahaan atau kewirausahaan yang dibentuk berbasis pola
pikir teknologi.
Dalam bidang ini, mahasiswa diharapkan memiliki jiwa
Kewirausahaan yang dibangun melalui perkuliahan

106
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

Teknopreneurship dan kegiatan kemahasiswaan di bawah KM


ITK.

6.6. Pengembangan Minat Bakat dan Kesejahteraan Mahasiswa


ITK bersama mahasiswa akan bergerak agar mampu
membentukUnit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam bidang minat
dan bakat mahasiswa. Bidang-bidang yang ada di UKM antara lain:
1. Olahraga: futsal, badminton, basket, voli, taekwondo, karate, dan
lainnya.
2. Seni dan Budaya: teater/ seni peran, paduan suara mahaiswa,
kesenian daerah.
3. Kreatifitas dan Inovasi: robotika, fotografi
4. Keprofesian: web design, jurnalistik, broadcasting, maritime
challenge
5. Leadership: pramuka, resimen mahasiswa, pecinta alam
6. Selanjutnya, dalam bidang ini diharapkan mahasiswa
mendapatkan akses untuk menerima informasi beasiswa dan alur
yang jelas untuk mendaftar dan memperoleh beasiswa. Selain itu,
ITK akan membangun relasi dengan perusahaan sebagai wadah
karir bagi mahasiswa.

6.7. Panduan Kegiatan Kemahasiswaan


Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan di ITK memiliki
panduan tersendiri dengan tujuan untuk:
a. Menjelaskan persyaratan dalam mengadakan kegiatan
kemahasiswaan.
b. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan.
c. Memberikan pedoman bagi civitas akademika ITK dalam
menjalankan kegiatan kemahasiswaan.
d. Memastikan bahwa proses dan kegiatan kemahasiswaan berjalan
dengan baik dan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

107
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

Sedangkan ketentuan mengenai pelaksanaan kegiatan adalah


sebagai berikut:
a. Setiap kegiatan dilaksanakan di kampus ITK kecuali jika fasilitas
yang dimiliki oleh ITK tidak memungkinkan, atau karena suatu
hal yang dapat dipertanggungjawabkan;
b. Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan di luar kampus harus
mendapat persetujuan khusus dari Tim Pembina Kemahasiswaan
ITK;
c. Setiap tempat beserta peralatannya di kampus ITK yang akan
digunakan harus mendapat izin dari pimpinan ITK.
d. Setiap tempat yang telah digunakan untuk berkegiatan harus
dibersihkan kembali.
e. Tidak diperbolehkan mengadakan kegiatan non akademik selama
pekan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester
(UAS).
f. Semua perlengkapan, peralatan, dan fasilitas lainnya yang
dipinjam dari kampus harus dikembalikan dalam keadaan baik
selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah pelaksanaan kegiatan.

6.8. Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa


Mahasiswa sebagai pemuda merupakan tonggak bangsa paling
ampuh dengan berbagai inovasi dan kepekaan sosialnya. Mereka
adalah asset penting bagi bangsa berkembang sebagai agent of
change diharapkan mampu membawa perubahan lebih baik bagi
Indonesia dengan memanfaatkan kekayaan bangsa dan daya pikir
yang tajam serta kritis. Dengan peran mahasiswa sebagai penerus,
pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang akan menjadi
ujung tombak mengelola bangsa ini. Artinya, mahasiswa sebagai
agen dari suatu perubahan merupakan bagian dari perubahan segi
akademis dan juga pembangun bangsa untuk lebih maju kedepannya.
Mahasiswa adalah pemuda-pemudi bangsa dengan berbagai
macam keunggulan. Mereka pula yang menjaga kestabilan negara,

108
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

membawa inovasi dan perubahan, serta benih pemimpin unggul.


Karakter mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar
mahasiswa yang pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang
pandai berbicara, profesional dalam kehidupan, kemudian senantiasa
kontrbutif terhadap lingkungan sekitarnya.
Identitas mahasiswa sebagai agent of change masih kental terasa.
Dengan peran mahasiswa sebagai penerus, pembangun, dan calon
pemimpin masa depan yang akan menjadi ujung tombak mengelola
bangsa ini. Artinya, mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan
merupakan bagian dari perubahan segi akademis dan juga
pembangun bangsa untuk lebih maju kedepannya. Saat ini karakter
mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar mahasiswa yang
pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang pandai berbicara,
profesional dalam kehidupan, kemudian senantiasa kontrbutif
terhadap lingkungan sekitarnya.

6.9. Sifat Kepemimpinan Yang Harus Dimiliki Mahasiswa


Keterampilan kepemimpinan bisa dipelajari. Yang dibutuhkan
hanyalah pikiran terbuka, Kesabaran dengan diri saat mempelajari
keterampilan ini, dan komitmen untuk memasukkan apa yang Anda
pelajari ke dalam tindakan. Untuk menggapai karakter yang di atas
tidaklah mudah. Mahasiswa memerlukan konsep dan tindakan nyata
untuk membangun sikap demi mencapai itu semua. Beberapa
diantaranya yaitu
1. Membangun kemauann kepemimpinan.
Keterampilan kepemimpinan adalah alat, perilaku, dan
kemampuan yang dibutuhkan seseorang agar bisa sukses dalam
memotivasi dan mengarahkan orang lain. Keterampilan
kepemimpinan melibatkan sesuatu yang lebih; Kemampuan untuk
membantu orang tumbuh dalam kemampuan mereka sendiri. Bisa
jadi mengatakan bahwa pemimpin yang paling sukses adalah

109
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

mereka yang mendorong orang lain untuk mencapai kesuksesan


mereka sendiri.
Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh,
konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan
sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai
yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-
hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun, terutama dalam
tugas dan fungsinya sebagai pimpinan. Kepemimpinan itu
dikembangkan, bukan ditemukan yang merupakan hasil
pelatihan, bukan dilahirkan. Harus diraih, bukan diberikan.
Kemampuan kepemimpinan muncul melalui pelatihan
keterampilan yang terus-menerus dikembangkan dan memakan
waktu cukup lama. Pada lingkungan mahasiswa beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan
adalah mengikuti organisasi kampus atau UKM (Unit Kegiatan
Mahasiswa).
Pengalaman organisasi akan mengasah kemampuan
berkomunikasi, berdiskusi, dan berinteraksi. Selain itu kita juga
dapat membentuk pola pikir yang lebih baik. Meskipun dengan
berorganisasi akan menyita banyak waktu tetapi jika mahasiswa
mampu melatih jiwa kepemimpinannya maka seharusnya juga
diiringi dengan manajemen waktu yang seimbang antara kegiatan
organisasi dan kegiatan akademik. Dengan demikian, soft skill
kepemimpinan malah mendukung persiapan dunia pasca sarjana
dengan kemampuan akademik yang mumpuni

2. Menjadi orang yang berintegritas


Salah satu kualitas dan karakteristik yang diperlukan dalam
kepemimpinan adalah Integritas. Intergritas merupakan mutu,
sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan potensi yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan. Kemampuan integritas diperoleh dengan cara

110
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

berlatih dalam mengenali potensi diri yang bermanfaat. Integritas


juga terkait upaya untuk menghormati setiap kata-kata yang akan
dikeluarkan. Beberapa sikap untuk menumbuhkan integritas:
a. Tunjukkan diri anda apa adanya. Meskipun ada kekurangan
biarkan orang lain mengevaluasi dan jangan memasang wajah
palsu. Selain itu sikap ini juga termasuk menerima tanggung
jawab atas komitmen kuat untuk mencapainya, jujur tentang
kekurangan dan mengatakan sesuatu dengan sebenarnya.
b. Konsistensi yang ditunjukkan oleh memperlakukan orang lain
dengan adil, menepati janji yang dibuat, bekerja keras, dan
memiliki harapan atau aturan yang sama untuk diri mereka
sendiri saat sendiri dan saat berbaur dengan orang lain.
c. Substansi yang mengacu pada integritas yang menjadikan
bagian diri anda sebagai landasan semua bidang, seperti
menjaga informasi pribadi dan orang lain yang mempercayai,
tidak mengeluh tentang perilaku orang lain.

Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai


kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana
perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya.
Dengan demikian, integritas terkait kebenaran dan moralitas
sehingga bisa dipercayai karena adanya konsistensi kata, sifat dan
tindakan. Beberapa strategi membangun integritas:
a. Memahami Perannya sebagai mahasiswa. Sikap ini
ditunjukkan dengan menghormati dan mampu menempatkan
diri sesuai situasi yang dihadapi bicara seperti saat dengan
orang tua, dosen, teman dan masyarakat umum.
b. Menghargai kolega atau orang-orang disekeliling dan
membangun kepercayaan antar individu dan ciptakan
keharmonisan.
c. Memperkuat nilai-nilai bersama dengan komunikasi yang
baik.

111
Pemahaman Dasar Bidang Kemahasiswaan

d. Menjadikan diri sebagai contoh nyata, mudah dicari dan


mudah diajak bicara.
e. Bersedia mengambil resiko
f. Mengadaptasi setiap penyelesaian masalah
g. Meningkatkan faktor kepercayaan yang anda miliki, bersikap
optimistis, antusias dan tunjukkan semangat dan kecintaan
pada bawahan, tunjukkan bahwa anda layak dipercaya.

Saat mahasiswa perlu menghindari sifat inkonsistensi seperti


menunda-nunda atau malas untuk membuat tugas kuliah,
melakukan rutinitas perkuliahan kadangkala terasa
membosankan, meniru tugas orang lain, dan menganggap kuliah
sebagai beban.

3. Berkomitmen pada visi atau misi


Setiap orang memiliki tujuan masing-masing sehingga menjadi
pedoman dalam bertindak. Sebaiknya setiap diri mahassiswa
memiliki visi pribadi sebagai tujuan utama baik dalam hal karir
maupun pengetahuan. Kemudian dengan visi tersebut mahasiswa
dapat merencanakan langkah-langkah konkrit melalui misi baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan memiliki tujuan
maka mahasiswa tidak akan mudah mengikuti arus atau tujuan orang
lain yang bertentangan dan beraktivitas sesuai tujuan.

112
Pemahaman Dasar Bidang PPM

BAB VII
PEMAHAMAN DASAR BIDANG PENELITIAN DAN
PENGABDIAN MASYRAKAT

Institut Teknologi Kalimantan adalah Institusi pendidikan yang


didukung oleh budaya riset beretika lingkungan, berbasis teknologi
alam dan sumber daya manusia unggul. Dalam mewujudkan visi
tersebut, misi ITK di bidang penelitian dan pembangunan nasional
dan internasional adalah menyelenggarakan tridharma perguruan
tinggi (pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat)
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan dunia.
Arahan kebijakan dalam pengelolaan penelitian, pengabdian kepada
masyarakat dan penjaminan mutu Institut Teknologi Kalimantan
ditetapkan oleh Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan
Penjaminan Mutu ITK (LPPM-PM ITK).
Pengambilan keputusan dalam pengelolaan penelitian,
pengabdian kepada masyarakat dan penjaminan mutu Institut
Teknologi Kalimantan dilakukan oleh Rektor Institut Teknologi
Kalimantan (ITK). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Kalimantan (ITK) adalah
pelaksana Keputusan Rektor Institut Teknologi Kalimantan di bidang
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

7.1. Maksud dan Tujuan Pembentukan Bidang Penelitian dan


Pengabdian Masyarakat
ITK dengan bermodalkan SDM yang berkualitas melakukan
penelitian dan pengabdian masyarakat dimana bidang penelitian dan
pengabdian masyarakat berada dibawah koordinasi Wakil Rektor
Bidang Akademik. Maksud pembentukan bidang penelitian dan
pengabdian masyarakat antara lain:
a. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

113
Pemahaman Dasar Bidang PPM

b. Mengembangkan potensi daerah baik Sumber Daya Alam (SDA)


maupun Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Menyelesaikan permasalahan masyarakat dalam bidang sains dan
teknologi.
d. Menemukan dan mematenkan inovasi baru dalam bidang sains
dan teknologi.

Sedangkan tujuan pembentukan bidang penelitian dan


pengabdian masyarakat antara lain:
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
b. Membantu proses hilirisasi penelitian.
c. Mengembangkan sikap dan perilaku SDM dalam penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
d. Mengembangkan manajemen Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat dalam struktur organisasi dan manajemen yang sehat

7.2. Visi dan Misi Lembaga Penelitian dan Pengabdian


Masyarakat ITK
7.2.1. Visi LPPM ITK
Visi lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat ITK adalah

“Menjadi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat


yang unggul, terpercaya dalam bidang IPTEK serta mampu berperan
aktif dalam pembangunan daerah”.

7.2.2. Misi LPPM ITK


Untuk mewujudkan visi tersebut lembaga ini memiliki misi
sebagai berikut:
1. Mengembangkan program penelitian IPTEK yang dapat
diterapkan sesuai kebutuhan nyata masyarakat

114
Pemahaman Dasar Bidang PPM

2. Mewujudkan program pengabdian kepada masyarakat melalui


hasil penelitian unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. Mengarahkan, mengembangkan, dan menjalin kerja sama baik
internal maupun eksternal untuk meningkatkan kualitas dan
pendanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
4. Meningkatkan kemandirian lembaga dan pusat studi dalam
program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

7.3. Road Map Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


Road Map dari Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
ITK meliputi:
1. Green Energy and Climate Change
Bidang penelitian yang meneliti secara khusus pada bidang
renewable energy dan bertujuan untuk mengatasi krisis energi
listrik khususnya di Kalimantan. Visi bidang penelitian ini adalah

“Menjadi pusat penyelenggara penelitian dan pengabdian


masyarakat di bidang energi dan perubahan iklim dengan
memanfaatkan potensi daerah secara berkelanjutan”

Kemudian, visi tersebut dijabarkan dalam misi sebagai


berikut:
1. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian masyarakat di
bidang energi ramah lingkungan
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian masyarakat di
bidang perubahan iklim
3. Menyelenggarakan studi evaluasi kebijakan energi.
4. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
konservasi energi.

115
Pemahaman Dasar Bidang PPM

2. Regional Development and Creative Industry


Bidang penelitian yang meneliti secara khusus pada arah
kemajuan daerah dan memacu industri kreatif khususnya di
Kalimantan. Visi bidang penelitian ini adalah

“Menjadi pusat pengkajian yang berdedikasi tinggi untuk


mengembangkan pengetahuan terkait perencanaan,
pengembangan, dan penguatan sistem keterkaitan
wilayah untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi
kreatif”

Kemudian, visi tersebut dijabarkan dalam misi sebagai


berikut:
1. Melaksanakan program penelitian inovatif dan terintegrasi
untuk memperkaya pengetahuan dalam pengembangan
kawasan berbasis potensi lokal dengan fokus pada wilayah
pesisir dan kepulauan, perdesaan lestari dan kehutanan.
2. Berperan aktif dalam menanggapi isu-isu kewilayahan dalam
usaha meningkatkan daya saing wilayah baik secara fisik
maupun non fisik.
3. Mendukung kebijakan strategis kewilayahan melalui hasil
kajian pengembangan wilayah dan ekonomi kreatif.
4. Mengembangakan pelatihan atau program pendidikan lain
yang berkaitan dengan ilmu kewilayahan dan pengembangan
ekonomi kretaif.
5. Membangun kerjasama interaktif dalam pengembangan
potensi ekonomi lokal berbasis partisipatif untuk meningkatan
kesejahteraan masyarakat.

3. Center Development of Science and Technology


Bidang penelitian yang meneliti secara khusus untuk
membentuk pusat pengembangan pembelajaran ilmu pengetahuan

116
Pemahaman Dasar Bidang PPM

dan teknologi baik berbentuk mobile learning system maupun


virtual system. Visi bidang penelitian ini adalah

“Mampu meningkatkan, mengembangkan, serta


memberdayakan sumber daya manusia khususnya di
Institut Teknologi Kalimantan, sumber daya manusia di
Kalimantan dan Indonesia secara umum menjadi sumber
daya manusia yang unggul, kompeten dan bermanfaat bagi
bangsa”

Kemudian, visi tersebut dijabarkan dalam misi sebagai


berikut:
1. Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pelatihan,
pembinaan, dan pelayanan IPTEK yang bersifat aktual dan
terapan, yang dapat memberikan kontribusi langsung terhadap
permasalahan yang dihadapi bangsa.
2. Membangun, mengembangkan kerjasama dan berkolaborasi
secara nasional dan internasional dalam pelaksanaan program-
program Science and Technology Education Development
3. Memberdayakan dan menyebarluaskan secara optimal segala
sumberdaya dan hasil-hasil penelitian dan pelayanan yang
dimiliki ITK untuk meningkatkan daya saing ITK ditingkat
nasional dan internasional.

Kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dapat


dilakukan dalam jangka waktu satu tahun dan lebih dari satu
tahun (multi years) yang berkesinambungan.

7.4. Komposisi Tim Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


Susunan peneliti dalam bidang Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat ITK adalah setiap komponen civitas akademika yang
terdiri dari:

117
Pemahaman Dasar Bidang PPM

1. Dosen
2. Tenaga kependidikan
3. Mahasiswa.

Setiap mahasiswa ITK dapat mengambil peranan dalam


penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk tugas
akhir, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program Hibah Bina
Desa (PHBD) dan bakti sosial.

118
Penutup

BAB VIII
PENUTUP

Pada awal bab, mahasiswa dikenalkan sejarah pendirian Institut


Teknologi Kalimantan dan identitas dasarnya. Dengan ini mahasiswa
baru dapat mengetahui bagaimana kampus ITK ini berasal dan
karakter civitas akademika seharusnya. Setelah mengenal identitas
kampus, mahasiswa baru kemudian dikenalkan dengan proses
pendidikan perguruan tinggi yang menjadi proses bisnis kampus ini.
Pada bagian ini pula mahasiswa mengerti layanan akademik yang
biasa dimanfatkan oleh mahasiswa.
Selanjutnya, mahasiswa baru sebagai calon generasi actor
pembangunan terutama bidang teknologi di Indonesia dikenalkan
dengan prinsip dasar kehidupan sebagai warga negara pada bagian
ketiga. Mahasiswa sebagai pemuda yang mencari jati diri masing-
masing perlu mengerti ini agar tidak mudah terpengaruh faham
radikal dan perilaku menyimpang lainnya. Keempat, kampus ITK
sebagai lingkungan tempat penempaan kemampuan akademiknya
sehingga mahasiswa baru perlu memahami tata aturan dasar
kehidupan di kampus sebagai dasar interaksi social antar civitas
akademika sesuai dengan peran masing-masing, kewajiban dan hak
mahasiswa di kampus.
Kehidupan di kampus seperti lingkungan perumahan atau
lingkungan sosial lain. Perilaku antar individu dapat berpengaruh
atau memberikan dampak ke lingkungan tersebut. Dengan demikian,
dalam menjalankan aktivitas di kampus, mahasiswa perlu memahami
prinsip kemanan dan keselamatan baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk orang di sekitarnya. Bagian kelima telah memberikan
penjelasan terkait ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masa mahasiswa adalah masa aktif
dan kepekaan yang tinggi terhadap dinamika social sehingga
mahasiswa perlu wadah organisasi kemahasiswaan, kegiatan non-

119
Penutup

akademik, dan pembinaan peningkatan kemampuan pendukung


hardskill lainnya. Bagian keenam memberikan pemahaman
mahasiswa terkait persoalan tersebut. Bagaimana aturan kegiatan
kemahasiswaan, pembinaan bidang kemahasiswaan dan lainnya.
Terakhir, paa bagian ketujuh, mahasiswa mengerti dasar kegiatan
tri dharma perguruan tinggi selain pengajaran di kampus ITK yang
termuat dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Di bagian ini pula mahasiswa dikenalkan bagaimana
fungsinya dalam kegiatan PPM ini.
Tidak semua substansi bab telah terjelaskan detail dalam buku
ini. Namun, substansi dasar pengenalan lingkungan kampus dan
kehidupannya telah dijelaskan. Untuk memperdalam pemahaman
substansi buku ini mahasiswa baru perlu merujuk pada beberapa
referensi lanjutan antara lain:
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara
3. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
4. Undang-Undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi
6. Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2014 Tentang Pendirian
Institut Teknologi Kalimantan.
7. Peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 6 Tahun 2017 Tentang
Statuta Institut Teknologi Kalimantan dan Perubahannya pada
Peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 25 Tahun 2017.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
9. Kepmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 045/U/2002
tentang kurikulum inti Perguruan Tinggi
10. Peraturan akademik Institut Teknologi Kalimantan

120
Lampiran Buku

LAMPIRAN 1. PERATURAN AKADEMIK ITK

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian Umum
1. Institut Teknologi Kalimantan selanjutnya disebut ITK merupakan perguruan tinggi
yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
ITK berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi.
2. Rektor adalah pimpinan tertinggi yang menjalankan fungsi pengelolaan ITK dan
bertugas memimpin pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Pimpinan ITK adalah rektor dan para wakil rektor.
4. Jurusan/Departemen adalah himpunan sumber daya pendukung program studi.
Jurusan/Departemen dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan/ Departemen.
5. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik.
Dalam penyelenggaraan program studi dikelola oleh Koordinator Program Studi.
6. Komisi Pertimbangan Jurusan yang selanjutnya disebut KPJ merupakan badan
normatif dan perwakilan tertinggi di lingkungan jurusan.
7. Tim Pembina Kemahasiswaan yang selanjutnya disebut TPK merupakan tim yang
terdiri dari dosen bidang kemahasiswaan program studi ITK yang dibentuk Rektor
untuk membina kegiatan kemahasiswaan.
8. Tim Penyelesaian Pelanggaran yang selanjutnya disebut TPP merupakan tim yang
dibentuk oleh Rektor untuk menyelesaikan pelanggaran akademik yang ada.
9. Calon mahasiswa baru adalah peserta seleksi penerimaan yang telah dinyatakan
diterima.
10. Mahasiswa ITK adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di ITK.
11. Perguruan tinggi mitra adalah perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri yang
mempunyai nota kesepahaman dan/atau kesepakatan secara kelembagaan dengan ITK.
12. Tahap Persiapan Bersama selanjutnya disebut TPB merupakan tahap pembelajaran
yang dijadwalkan dalam dua semester pertama pada kurikulum program sarjana.
13. Tahap sarjana adalah tahap pembelajaran sesudah tahap persiapan yang dijadwalkan
dalam enam semester, yaitu mulai semester tiga sampai dengan semester delapan pada
kurikulum program sarjana.
14. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran di ITK untuk mencapai tujuan suatu program studi.
15. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik.
16. Satuan Kredit Semester, yang selanjutnya disingkat sks, adalah takaran waktu
kegiatan belajar yang dibebankan kepada mahasiswa per minggu per semester dalam
proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan
atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu
program studi.

121
Lampiran Buku

17. Matrikulasi adalah kegiatan pembelajaran tambahan yang bertujuan untuk


menyelaraskan kemampuan mahasiswa dengan kemampuan minimal sesuai capaian
pembelajaran yang diperlukan untuk mengikuti Program Sarjana
18. Kegiatan akademik adalah kegiatan pembelajaran di dalam dan/atau di luar ruang
kuliah, studio dan/atau laboratorium, pengerjaan tugas‐tugas, evaluasi pembelajaran,
dan kegiatan administrasi yang menyertainya.
19. Pemindahan kredit adalah suatu pengakuan terhadap sejumlah beban studi yang telah
diperoleh seorang mahasiswa selama mengikuti program pertukaran mahasiswa
20. Pertukaran mahasiswa adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa di
luar ITK, baik melalui skema kerjasama atau perorangan dengan durasi minimal satu
semester.
21. Ujian Mandiri ITK Institutional Academic English Test, yang selanjutnya disebut
ITK IAET, merupakan kegiatan ujian mandiri Bahasa Inggris yang diselenggarakan
ITK sebagai salah satu syarat yudisium mahasiswa ITK.
22. Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa, yang selanjutnya disebut KEM, merupakan
keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan baik kegiatan
pengembangan diri maupun kompetisi mahasiswa yang dibuktikan dengan dokumen
yang dapat dipertanggungjawabkan.
23. Kegiatan kemahasiswaan adalah kegiatan perorangan atau kelompok/organisasi
kemahasiswaan yang dilaksanakan dalam rangka pendidikan dan pengembangan diri
sebagai mahasiswa.
24. Kegiatan penalaran dan keilmiahan adalah kegiatan mahasiswa yang dapat
menumbuhkan sikap ilmiah, merangsang daya kreasi dan inovasi, meningkatkan
kemampuan meneliti dan menulis karya ilmiah, serta meningkatkan pemahaman
profesi.
25. Kegiatan sosial kebangsaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara
terstruktur atau sporadis yang berkaitan dengan kegiatan kepedulian terhadap sesama,
menanamkan rasa cinta tanah air dan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
26. Kegiatan minat dan bakat adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara
terstruktur untuk mengembangkan minat bakat meliputi olahraga dan seni.
27. Kegiatan kewirausahaan adalah kegiatan kemahasiswaan yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman belajar berwirausaha.
28. Kompensasi akademik adalah penghargaan atas prestasi mahasiswa dalam bidang
penalaran dan keilmiahan, sosial kebangsaan dan technopreneur dalam bentuk sks
atau salah satu jenis evaluasi dari mata kuliah penciri ITK atau mata kuliah terkait.
29. Pelanggaran kode etik akademik adalah pelanggaran etika yang berkaitan dengan
kegiatan akademik di lingkungan ITK atau di luar ITK.
30. Program kerja sama akademik adalah program kerja sama dalam bidang pendidikan,
penelitian dan/atau pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh dan di
lingkungan ITK atau dengan perguruan tinggi mitra, industri, dan instansi lain.

BAB II
PROGRAM PENDIDIKAN
Pasal 2
Jenis Program Pendidikan
ITK menyelenggarakan program pendidikan akademik dalam sejumlah bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

122
Lampiran Buku

Pasal 3
Definisi Program Pendidikan
Program pendidikan akademik yang diselenggarakan ITK adalah program sarjana yang
diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

BAB III
PENERIMAAN MAHASISWA BARU
Pasal 4
Pola Penerimaan Mahasiswa Baru
1. ITK menerima mahasiswa baru, baik dari dalam maupun luar negeri melalui seleksi
penerimaan yang diselenggarakan secara nasional dan/atau yang diselenggarakan oleh
ITK, serta penerimaan dalam bentuk kerjasama.
2. Penerimaan mahasiswa baru meliputi Program Sarjana dan Program Lintas Jalur.
3. ITK dapat menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi lain, yang akan
dijelaskan lebih lanjut pada BAB IV.
4. Daya tampung mahasiswa baru setiap tahun akademik setiap program studi diputuskan
dengan Surat Keputusan Rektor.

Pasal 5
Penerimaan Mahasiswa Baru
1. Penerimaan mahasiswa baru terdiri atas 3 (tiga) jalur yaitu jalur reguler, jalur mandiri,
dan jalur kerja sama.
2. Jalur reguler adalah jalur seleksi yang dilaksanakan bersama perguruan tinggi negeri
lain secara nasional dengan ujian tulis atau prestasi akademik calon mahasiswa.
3. Jalur mandiri adalah jalur seleksi lokal yang diselenggarakan secara mandiri oleh ITK.
4. Jalur kerja sama adalah penerimaan antara ITK dengan mitra yang sudah melakukan
perjanjian kerja sama dengan ITK.

Pasal 6
Program Lintas Jalur
1. Program Sarjana ITK dapat menerima lulusan program D‐III dari program studi
yang serumpun dengan persyaratan sebagai berikut:
a. mempunyai IP ≥ 2,76 dan masa studi paling lama tujuh semester;
b. program studi asal lulusan harus terakreditasi sekurang‐kurangnya C;
c. lulus ujian masuk yang diselenggarakan oleh ITK;
2. Calon mahasiswa yang lulus ujian masuk wajib mendaftarkan diri sebagai mahasiswa
ITK.
3. Mahasiswa wajib mengikuti matrikulasi dengan nilai setiap mata kuliah sekurang‐
kurangnya C yang harus diselesaikan paling lama dalam tiga semester. Apabila
ketentuan ini tidak dipenuhi, mahasiswa tidak diperkenankan melanjutkan studinya.
4. Mahasiswa yang berhasil dalam tahap matrikulasi diijinkan menyelesaikan studinya
dengan beban sekurang‐kurangnya 34 sks dengan masa studi paling lama empat
semester.
5. Jumlah sks pada tahap matrikulasi dihitung untuk menentukan IP dan predikat
lulusan. Masa studi di perguruan tinggi asal dihitung untuk menentukan masa studi
keseluruhan.
6. Ketentuan mengenai matrikulasi dapat dilihat pada Bab V Pasal 9.
7. Mahasiswa yang telah lima semester belum berhasil menyelesaikan seluruh beban
studi sekurang-kurangnya 34 sks, termasuk Tugas Akhir, diwajibkan membayar biaya
pendidikan sama dengan biaya pendidikan yang berlaku pada periode tersebut.

123
Lampiran Buku
Pasal 7
Persyaratan Daftar Ulang
1. Calon mahasiswa baru wajib mendaftarkan diri (tidak boleh diwakilkan) dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. tidak sedang terdaftar sebagai mahasiswa ITK;
b. membayar biaya pendidikan yang telah ditetapkan oleh ITK;
c. melengkapi syarat‐syarat yang ditentukan oleh ITK;
d. mengisi dan menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk tunduk dan
menjalankan semua peraturan yang ditetapkan oleh ITK.
2. Calon mahasiswa baru yang tidak memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam ayat
(1) dianggap mengundurkan diri.

BAB IV
PENERIMAAN MAHASISWA PINDAHAN DARI PERGURUAN TINGGI LAIN
Pasal 8
Pindahan Dari Perguruan Tinggi Dalam Negeri
1. ITK dapat menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi negeri lain untuk
program studi yang sama dan terakreditasi.
2. Pelaksaanaan penerimaan mahasiswa pindahan dilakukan pada setiap awal tahun
akademik dengan mempertimbangkan daya tampung jurusan/program studi yang
dituju dan kemajuan belajar yang diperoleh dari perguruan tinggi yang akan
ditinggalkan.
3. Mahasiswa yang berminat pindah harus mengajukan permohonan kepada rektor
dengan disertai transkrip dari program studi yang ditinggalkan, surat keterangan
pimpinan perguruan tinggi asal tentang status yang bersangkutan, dan alasan
kepindahan.
4. Mahasiswa yang permohonan pindahnya disetujui wajib daftar ulang dan menerima
penetapan beban studi yang harus ditempuh di ITK melalui proses ekuivalensi yang
disetujui oleh ketua jurusan.
5. Untuk mahasiswa pindahan berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. mahasiswa dikenakan masa percobaan selama dua semester berturut‐turut dengan
beban studi 36 sks yang sudah ditetapkan;
b. nilai setiap mata kuliah selama masa percobaan sekurang‐kurangnya C. Apabila
ketentuan ini tidak dipenuhi, mahasiswa tidak diperkenankan melanjutkan
studinya;
c. jumlah sks beban studi pada masa percobaan dihitung untuk menentukan IP dan
predikat kelulusan;
d. beban studi yang harus ditempuh di ITK sekurang‐kurangnya 50 persen dari
seluruh beban studi termasuk tugas akhir;
e. Masa studi pada perguruan tinggi yang ditinggalkan diperhitungkan dalam
perhitungan batas waktu studi di ITK.

BAB V
MATRIKULASI
Pasal 9
1. Calon mahasiswa Program Sarjana Lintas Jalur yang pendidikan sebelumnya belum
memenuhi kemampuan minimal diwajibkan mengikuti matrikulasi.
2. Syarat untuk mengikuti program matrikulasi adalah sebagai berikut:
a. telah diterima sebagai calon mahasiswa baru Program Sarjana di ITK;
b. telah melaksanakan registrasi administrasi sesuai dengan Kalender Akademik
ITK.
3. Mata kuliah matrikulasi ditentukan oleh masing-masing Jurusan/Program Studi.

124
Lampiran Buku

4. Jumlah satuan kredit semester yang diperoleh selama kegiatan matrikulasi tidak
diperhitungkan dalam perolehan satuan kredit semester pada kurikulum Program
Sarjana, kecuali Program Lintas Jalur pada Program Sarjana.
5. Informasi hasil belajar matrikulasi dicantumkan tersendiri dalam transkrip akademik
sebagai kegiatan matrikulasi.
6. Biaya matrikulasi mengacu pada Surat Keputusan Rektor tentang Biaya Pendidikan.
7. Mahasiswa peserta kegiatan matrikulasi harus lulus semua mata kuliah matrikulasi
dengan IPK matrikulasi minimum 2,75.
8. Matrikulasi pada program sarjana lebih ditujukan bagi program kerjasama untuk
menstandarkan kemampuan awal calon mahasiswa.
9. Beban studi matrikulasi ditentukan oleh setiap program kerjasama berdasarkan
kebutuhan untuk pemenuhan capaian pembelajaran.

BAB VI
KURIKULUM DAN KALENDER AKADEMIK
Pasal 10
Deskripsi Kurikulum
1. Kurikulum dirancang untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan program studi
dan berorientasi ke masa depan.
2. Rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar
penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan
pembelajaran
3. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran suatu mata kuliah harus mendukung
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan program studi dan dapat diukur tingkat
pemenuhannya serta ditetapkan dalam satuan kredit semester.
4. Kurikulum disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Kurikulum ITK yang
telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor.
5. Kurikulum ditetapkan melalui Peraturan Rektor.

Pasal 11
Kalender Akademik ITK
1. Semua kegiatan pendidikan mengacu pada Kalender Akademik yang ditetapkan oleh
Rektor ITK.
2. Mahasiswa ITK wajib memahami dan mematuhi jadwal dalam Kalender Akademik.
3. Kelalaian mahasiswa dalam memperhatikan Kalender Akademik tidak dapat
digunakan sebagai alasan untuk mengubah jadwal kegiatan pendidikan.
4. Pelaksanaan semua kegiatan akademik oleh sivitas akademika ITK, baik yang bersifat
kurikuler maupun nonkurikuler, harus mengacu pada Kalender Akademik ITK.

BAB VII
KEGIATAN AKADEMIK

Pasal 12
Pelayanan Kegiatan Akademik
1. Mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan kegiatan akademik yang sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku di ITK.
2. Dalam rangka menempuh pendidikan di ITK, mahasiswa wajib mengikuti kegiatan
akademik yang didasarkan pada kalender akademik ITK.

125
Lampiran Buku

3. Untuk mengikuti kegiatan akademik, setiap mahasiswa wajib mendaftar ulang


dengan membayar biaya pendidikan dan mengisi Formulir Rencana Studi (FRS)
secara online pada setiap awal semester sesuai dengan kalender akademik yang
berlaku.
4. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang sampai pada batas waktu yang
ditetapkan, tidak diperkenankan mengikuti segala kegiatan akademik pada semester
berlangsung.
5. Mahasiswa yang tidak mendaftar ulang dua semester berturut-turut, dinyatakan
Mengundurkan Diri melalui Surat Keputusan Rektor.
6. Rektor dapat mempertimbangkan kembali status mahasiswa pada ayat (5) di atas
dengan syarat:
a. mahasiswa mengajukan surat permohonan aktif kembali kepada rektor selambat‐
lambatnya empat minggu sebelum perkuliahan semester berikutnya dimulai;
b. apabila permohonan disetujui Rektor, maka mahasiswa diwajibkan membayar
biaya pendidikan selama periode yang tidak mendaftar ulang dan wajib mendaftar
ulang sesuai dengan prosedur yang berlaku.
7. Mahasiswa pada ayat (5) dapat mengajukan ijin aktif kembali dan hanya diberikan
sekali selama studi di ITK. Waktu selama tidak mendaftar ulang diperhitungkan
sebagai masa studi.

Pasal 13
Pembelajaran
1. Mahasiswa berhak mendapatkan pembelajaran untuk setiap mata kuliah setiap
semester.
2. Mahasiswa berhak mendapatkan pembelajaran sekurang‐kurangnya 90% dari jumlah
tatap muka yang dijadwalkan dalam satu semester.
3. Mata kuliah tidak dapat diujikan apabila jumlah tatap muka kurang dari 90% dari yang
dijadwalkan dalam satu semester dan mahasiswa memperoleh nilai akhir setara Baik.
4. Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran kurang dari 80% dari jumlah tatap muka
yang dijadwalkan dalam satu semester tidak diperkenankan mengikuti Ujian Akhir
Semester mata kuliah tersebut.
5. Pengecualian dari ayat (3) diberikan kepada mahasiswa yang sedang melaksanakan
kegiatan akademik/kemahasiswaan dengan seijin pimpinan ITK, atau yang sakit
dengan menunjukkan surat keterangan resmi dari dokter.

Pasal 14
Rencana Studi
1. Mahasiswa dapat mengganti/menambah/membatalkan mata kuliah yang sudah
tercantum dalam Formulir Rencana Studi (FRS) dengan persetujuan dosen wali.
2. Kesempatan untuk mengganti dan/atau menambah mata kuliah disediakan selama 3
(tiga) minggu pertama dalam semester yang bersangkutan.
3. Pembatalan suatu mata kuliah dapat dilaksanakan sampai dengan minggu ke‐7 dalam
semester yang berlangsung.

Pasal 15
Alih Program

126
Lampiran Buku

1. Mahasiswa program sarjana dimungkinkan untuk alih program studi. Mahasiswa


yang berkeinginan untuk alih program harus mengajukan permohonan kepada rektor
dengan tembusan kepada ketua jurusan dan disertai alasan yang kuat serta disetujui
oleh ketua jurusan dan koordinator program studi yang ditinggalkan maupun yang
dituju.
2. Kesempatan untuk alih program studi diperkenankan satu kali saja pada akhir tahun
pertama.
3. Lama studi di jurusan/program studi yang ditinggalkan diperhitungkan pada
jurusan/program studi yang dituju serta dikenakan penyesuaian kurikulum.
4. Pengajuan permohonan pindah program studi dilakukan selambat-lambatnya 4 minggu
sebelum waktu perwalian semester selanjutnya.

Pasal 16
Dosen Wali
1. Perwalian akademik wajib dilakukan minimal tiga kali per semester.
2. Setiap dosen wali berkewajiban untuk ;
a. Membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi untuk semester yang
akan berlangsung sehingga menunjang keberhasilan studi mahasiswa.
b. Memantau perkembangan studi mahasiswa sejak semester awal hingga
mahasiswa dinyatakan lulus.
c. Mengidentifikasi permasalahan akademik dan memberikan bimbingan kepada
mahasiswa selama masa pendidikannya.
3. Jadwal perwalian pada awal semester yang tercantum pada Kalender Akademik ITK
harus ditaati oleh semua mahasiswa ITK.
4. Perwalian akademik mahasiswa mempertimbangkan antara lain:
a. Kurikulum program studi dan prasyarat setiap mata kuliah.
b. Keterkaitan antara satu mata kuliah dengan mata kuliah yang lain, meskipun
tidak merupakan prasyarat.
c. Kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa
5. Setiap mahasiswa dapat mengambil sejumlah mata kuliah dengan beban SKS atas
persetujuan dosen wali yang bersangkutan, dan dituangkan dalam bentuk rencana
studi setiap semester.
6. Setiap awal semester mahasiswa harus menyusun rencana studinya bersama dosen
wali, dan rencana studi tersebut dituangkan dalam FRS online.

Pasal 17
Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah
antara lain diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif,
pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis
masalah atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
2. Pembelajaran dapat berbentuk kuliah, responsi dan tutorial, seminar, praktikum,
praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan dan bentuk pembelajaran
berupa penelitian

127
Lampiran Buku

Pasal 18
Sistem Kredit Semester (SKS) dan satuan kredit semester (sks)
1. Sistem penyelenggaraan pendidikan menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS)
yang diartikan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban mahasiswa,
beban kerja dosen, dan beban penyelenggaraan program.
2. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri dari 16 (enam belas) minggu
perkuliahan atau kegiatan terjadwal lainnya, termasuk ujian tengah semester dan
ujian akhir semester.

Pasal 19
Penjabaran sks
1. 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi dan tutorial mencakup:
a. kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per
semester
b. kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per
minggu per semester
c. kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester
2. 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang
sejenis, mencakup:
a. kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester
b. kegiatan belajar mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester
3. 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik bengkel,
praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan/atau bentuk
pembelajaran lain yang setara adalah 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu
per semester.

Pasal 20
Beban sks
1. Program sarjana mempunyai beban studi 144 sks yang dijadwalkan dalam
delapan semester, dan dibagi dalam tahap persiapan dengan beban studi 36 sks yang
dijadwalkan dalam dua semester, dan tahap sarjana dengan beban studi 108 sks
yang dijadwalkan dalam enam semester.
2. Mata kuliah yang pernah diambil oleh mahasiswa di perguruan tinggi lain dapat
diakui menjadi bagian dari pemenuhan persyaratan kurikulum sebagaimana
disebutkan dalam ayat (2) pasal ini jika disetujui oleh Koordinator Program Studi.
3. Mata kuliah yang pernah diambil di ITK dapat diakui menjadi bagian dari
pemenuhan persyaratan kurikulum sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) pasal ini
jika disetujui oleh Wakil Rektor Bidang Akademik.

Pasal 21
Persyaratan Transfer Kredit
1. Mahasiswa dapat mengajukan permohonan transfer kredit yang berasal dari sistem
sks (satuan kredit semester) atau sistem kredit dari perguruan tinggi tempat
mahasiswa mengikuti program pertukaran.
2. Transfer kredit dapat dilakukan dengan atau tanpa melalui perjanjian kerjasama
antara jurusan/program studi di ITK dengan program studi di perguruan tinggi
tujuan.

128
Lampiran Buku

3. Ekuivalensi terhadap kredit yang ditransfer dilakukan oleh jurusan atau program
studi di ITK dengan mempertimbangkan ekuivalensi terhadap definisi sistem kredit
yang berlaku di perguruan tinggi asal
4. Yang dimaksud dengan ekuivalensi pada ayat (3) adalah pengakuan atas mata kuliah
yang telah ditempuh di perguruan tinggi mitra tanpa mengubah nama, kode, dan
bobot sks.
5. Mahasiswa dapat mengajukan transfer kredit untuk mata kuliah yang tidak terdaftar
di kurikulum program studi sebagai mata kuliah pilihan, dengan persetujuan program
studi.

Pasal 23
Syarat Pertukaran Mahasiswa
Mahasiswa dapat melakukan perkuliahan di perguruan tinggi di luar ITK melalui program
pertukaran mahasiswa dengan persetujuan dari program studi.

BAB VII
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Pasal 24
Penilaian dan Hasil Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian hasil belajar mahasiswa merupakan bagian dalam proses penentuan prestasi
akademik mahasiswa.
2. Penilaian pembelajaran mahasiswa sekurang‐kurangnya dilakukan sebanyak 3 (tiga)
kali, dan hasil akhirnya dinyatakan dengan nilai angka dan nilai huruf.
3. Penilaian pembelajaran dirancang berdasarkan capaian pembelajaran, sehingga dapat
digunakan sebagai parameter ukuran tingkat pemenuhan capaian pembelajaran mata
kuliah.
4. Teknik dan instrumen penilaian (ujian, kuis, atau cara lainnya) disesuaikan dengan
sifat bidang ilmu dan karakteristik setiap mata kuliah.
5. Peserta kuliah apabila menghendaki dapat meminta hasil evaluasi pembelajaran seperti
yang dimaksud pada ayat (4).
6. Skala pengukuran hasil evaluasi pembelajaran mahasiswa dinyatakan sebagai berikut:

Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Numerik Sebutan


81 ≤ Nilai = 100 A 4 Istimewa
71 ≤ Nilai < 81 AB 3,5 Baik sekali
66 ≤ Nilai < 71 B 3 Baik
61 ≤ Nilai < 66 BC 2,5 Cukup baik
51 ≤ Nilai < 61 C 2 Cukup
41 ≤ Nilai < 51 D 1 Kurang
0 = Nilai < 41 E 0 Kurang Sekali

Pasal 25
Ukuran Keberhasilan Belajar dan Aturan Pengambilan SKS
1. Kelulusan mahasiswa Program Sarjana dalam satu tahap pendidikan, yakni Tahap
Persiapan dan Tahap Sarjana ditentukan oleh Indeks Prestasi (IP).
2. Ukuran keberhasilan pembelajaran dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) yang
dihitung sebagai berikut:

129
Lampiran Buku

=1 i i

dengan:
N: nilai numerik hasil evaluasi masing‐masing mata kuliah;
K: besar sks masing‐masing mata kuliah;
n: banyaknya mata kuliah yang telah diambil.
3. Ukuran keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam satu semester dinyatakan dengan
Indeks Prestasi Semester (IPS); IPS adalah IP yang dihitung dari semua mata kuliah
yang diambil dalam semester yang bersangkutan.
4. Mahasiswa baru program sarjana wajib mengambil seluruh beban studi pada semester
I dan sekurang‐kurangnya seluruh beban studi pada semester II.
5. Mahasiswa program sarjana pada semester III dan berikutnya, beban studinya
ditentukan oleh IPS yang dicapai pada semester sebelumnya, dengan acuan sebagai
berikut:

No IPS Beban Studi Maksimal


1 IPS < 2,00 16 sks
2 2,00 ≤ IPS < 2,5 18 sks
3 2,5 ≤ IPS < 3 20 sks
4 3 ≤ IPS < 3,5 22 sks
5 IPS ≥ 3,5 24 sks

6. Pengambilan setiap mata kuliah harus memperhatikan mata kuliah prasyaratnya.


7. Mahasiswa program sarjana diperkenankan mengulang mata kuliah, kecuali setelah
semester keempat mahasiswa tidak diperkenankan mengulang mata kuliah pada
tahap persiapan.
8. Mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus mata kuliah, hanya diperkenankan
mengulang satu kali mata kuliah yang sama.
9. Semua mata kuliah yang pernah ditempuh akan tetap diperhitungkan sebagai beban
studi dan dicantumkan dalam daftar nilai (transkrip).
10. Nilai yang diakui untuk mata kuliah yang diambil ulang adalah nilai terakhir yang
didapat.

Pasal 26
Batas Waktu Studi
1. Waktu studi paling lama untuk mahasiswa adalah 14 semester.
2. Evaluasi batas waktu studi mahasiswa dilaksanakan 2 kali.
3. Mahasiswa diperkenankan melanjutkan studi apabila:
a. pada akhir semester dua, 18 sks dari 36 sks yang telah ditempuh di tahap
persiapan mendapat IP ≥ 2,0 untuk nilai terbaik selain mata kuliah yang
bernilai E;
b. pada akhir semester empat, telah menempuh seluruh beban studi tahap
persiapan dengan IP ≥ 2,0 dan nilai minimal C;
4. Mahasiswa yang telah 12 semester belum berhasil menyelesaikan beban
studi sebanyak 144 sks, termasuk Tugas Akhir, diwajibkan membayar biaya
pendidikan maksimal.
5. Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan pada ayat (1) dan ayat (3) tidak
diperkenankan melanjutkan studi.

130
Lampiran Buku
BAB VIII
PELAKSANAAN UJIAN

Pasal 27
Pelaksanaan Ujian
1. Mahasiswa mengikuti ujian sesuai dengan jadwal dan tempat yang ditentukan oleh
ITK
2. Masa pelaksanaan ujian pada setiap semester tertera pada Kalender Akademik ITK.
3. Jadwal ujian secara rinci disusun dan diterbitkan oleh Tim TPB untuk mata kuliah
TPB dan program studi untuk mata kuliah program studi

Pasal 28
Peserta Ujian
1. Mahasiswa dinyatakan sah dan diperkenankan mengikuti ujian suatu mata kuliah
tertentu apabila:
a. Terdaftar dalam mata kuliah yang diujikan.
b. Tidak sedang dikenakan sanksi akademik.
c. Memenuhi semua persyaratan untuk menempuh ujian tersebut.
d. Tercantum dalam daftar hadir ujian.
2. Selama ujian berlangsung, peserta ujian diwajibkan:
a. Menaati semua tata tertib ujian yang berlaku.
b. Menaati semua petunjuk teknis tentang penyelenggaraan ujian yang diberikan
oleh pengawas ujian.
3. Selama ujian berlangsung, peserta ujian tidak dibenarkan untuk:
a. Berperilaku yang mengganggu tata tertib penyelenggaraan ujian.
b. Berkomunikasi dalam bentuk apa pun dengan sesama peserta ujian lain
maupun dengan orang lain di luar ruang ujian.
c. Bekerjasama, berusaha untuk bekerjasama, atau mendukung kerjasama dengan
peserta ujian lain dalam menyelesaikan ujian.
d. Menyalin atau berusaha menyalin jawaban ujian peserta lain, atau memberi
kesempatan kepada peserta lain untuk menyalin jawaban ujiannya.
4. Hasil ujian yang dibuat oleh seseorang yang bukan peserta ujian yang sah,
dinyatakan tidak berlaku.
5. Mahasiswa yang melanggar ketentuan pada ayat (3) maka akan diproses melalui
berita acara untuk diproses penentuan sanksi akademiknya melalui Tim
Penyelesaian Pelanggaran (TPP).

Pasal 29
Pengawas Ujian
1. Pengawas ujian mempunyai wewenang untuk:
a. memeriksa keabsahan peserta ujian seperti tercantum pada Pasal 28,
b. mengatur dan menentukan tempat duduk setiap peserta ujian,
c. menetapkan benda-benda atau barang yang dapat dibawa oleh peserta ujian
ke tempat duduk,
2. Pengawas ujian mempunyai kewajiban untuk melaporkan tindak kecurangan peserta
ujian dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian.

BAB IX
KERJA PRAKTIK

131
Lampiran Buku

Pasal 30
1. Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah kerja praktik dengan persyaratan telah
menempuh 72 sks (jumlah sks yang ditempuh sebelumnya dan dinyatakan lulus,
ditambah sks yang sedang berjalan).
2. Pelaksanaan kerja praktik dikoordinasikan di program studi dan diatur dalam Buku
Pedoman Kerja Praktik.

BAB X
KELULUSAN

Pasal 31
Tugas Akhir
1. Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah tugas akhir setelah menyelesaikan 120
SKS lulus.
2. Mahasiswa dapat menempuh sidang tugas akhir apabila telah menyelesaikan
penelitian tugas akhir, melengkapi syarat administrasi yang ditentukan, dan
memiliki maksimal 3 mata kuliah yang belum lulus.
3. Pelaksanaan tugas akhir dikoordinasikan di program studi dan diatur dalam Buku
Panduan Tugas Akhir.
Pasal 32
Syarat Kelulusan
1. Mahasiswa dinyatakan lulus tahap sarjana apabila berhasil menyelesaikan seluruh
beban studi sebanyak 144 sks termasuk tugas akhir dan memiliki capaian
pembelajaran yang ditargetkan oleh program studi dengan nilai minimal C serta
memenuhi persyaratan nilai minimal ITK IAET atau yang setara, KEM, dan
publikasi karya ilmiah.
2. Persyaratan nilai minimal Ujian Mandiri ITK IAET seperti disebutkan pada ayat (1)
adalah sebesar 460.
3. Persyaratan minimal KEM yaitu mengikuti 1 kali kegiatan pengabdian masyarakat
dan 3 kali kegiatan kemahasiswaan yang mendapat persetujuan dari TPK.
4. Mahasiswa yang akan lulus harus menghasilkan makalah terkait tugas
akhir/penelitian mahasiswa yang diterbitkan minimal dalam jurnal ilmiah nasional.
5. Kelulusan program sarjana ditetapkan melalui surat keputusan rektor berdasarkan
hasil sidang yudisium.
6. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus yudisium dikenakan biaya 10% dari biaya
pendidikan mahasiswa.
Pasal 33
Predikat Kelulusan
1. Lulusan ITK diberikan predikat kelulusan yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu
Memuaskan, Sangat Memuaskan, dan Dengan Pujian.
2. Predikat kelulusan ditetapkan berdasarkan IP dan masa studi seperti berikut:

Predikat IPK Masa Studi


Dengan Pujian/ > 3,5 Masa studi ≤ 4 tahun
Cum laude
> 3,5 Masa studi > 4 tahun
Sangat Memuaskan
3,01 ≤ IPK ≤ 3,50 Masa studi > 5 tahun
Memuaskan 2,76 ≤ IPK ≤ 3,00 -

132
Lampiran Buku

3. Predikat kelulusan Dengan Pujian/Cum laude hanya diberikan kepada lulusan yang
memenuhi persyaratan seperti dinyatakan dalam ayat (2) dan tidak pernah
mendapatkan sanksi akademik.
4. Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh ijazah dan gelar atau sebutan.

BAB XI
KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Pasal 34
Kegiatan Kemahasiswaan
1. Kegiatan kemahasiswaan harus berlandaskan asas manfaat, edukasi, saling
menghargai, ketertiban, kemandirian, persatuan dan kesatuan serta tetap menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia, nilai bermasyrakat, dan nilai akademis.
2. Kegiatan yang sebagaimana dijelaskan pada ayat (1) meliputi
a. penalaran dan keilmiahan
b. sosial kebangsaan
c. minat dan bakat
d. kewirausahaan

Pasal 35
Kegiatan Penalaran dan Keilmiahan
Kegiatan penalaran dan keilmiahan meliputi:
a. kegiatan karya tulis ilmiah mahasiswa yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi,
instansi pemerintah atau swasta;
b. kegiatan kreatifitas dan inovasi mahasiswa yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi,
instansi pemerintah atau swasta;
c. keikut sertaan dalam kegiatan forum komunikasi ilmiah, lomba kreatifitas dan
inovasi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi, instansi pemerintah atau swasta.

Pasal 36
Kegiatan Sosial Kebangsaan
Kegiatan sosial kebangsaan meliputi:
a. penanggulangan bencana alam;
b. peningkatan proses belajar mengajar pada pendidikan usia dini, tingkat dasar dan
menengah;
c. pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
atau daya saing UMKM;
d. penanggulangan NAPZA, pencegahan HIV atau kegiatan sejenis.

Pasal 37
Kegiatan Minat dan Bakat
Kegiatan minat dan bakat meliputi
a. keikutsertaan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi kemahasiswaan baik
sebagai panitia maupun peserta;
b. berperan aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

133
Lampiran Buku

Pasal 38
Kegiatan Kewirausahaan
Kegiatan kewirausahaan dapat berupa kegiatan usaha yang prospektif atau kegiatan
kewirausahaan yang memiliki prestasi tingkat nasional/ internasional.

Pasal 39
Kompensasi Akademik
1. Bentuk kompensasi kegiatan non akademik ke dalam akademik diusulkan oleh Ketua
Program Studi kemudian diproses lebih lanjut oleh Tim Kompensasi Akademik
(TKA).
2. Apabila kegiatan tersebut telah dikompensasikan ke dalam akademik maka tidak
dapat diusulkan lagi untuk KEM.

BAB XII
PELANGGARAN KODE ETIK AKADEMIK
Pasal 40
Pelanggaran kode etik akademik
1. Jenis pelanggaran kode etik dapat berupa ;
a. mencontek dalam ujian/kuis/tes;
b. plagiarisme dalam pengerjaan tugas kuliah/tugas akhir;
c. menggantikan peran orang lain dalam evaluasi;
d. menyuruh orang lain untuk berperan seolah‐olah menjadi dirinya dalam
evaluasi;
e. penyalahgunaan informasi dan transaksi elektronik;
f. kerjasama dengan petugas untuk berbuat curang;
g. pemalsuan identitas diri.
2. Semua pelanggaran yang terjadi harus dinyatakan dalam berita acara tertulis
oleh pelapor dan diserahkan kepada ketua program studi/jurusan dengan
pertimbangan KPJ untuk diproses lebih lanjut oleh TPP guna mengusulkan jenis
sanksi yang akan ditetapkan oleh rector.
3. Jenis sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dapat berupa peringatan, pembinaan, pembatalan sebagian atau seluruh hasil
evaluasi pembelajaran, pembatalan satu atau beberapa mata kuliah, pembatalan
seluruh mata kuliah dalam satu semester, dan/atau pencabutan status
kemahasiswaan, baik sementara maupun permanen.
4. Tata cara penyelesaian pelanggaran oleh TPP diatur dalam peraturan tersendiri.

Pasal 41
Kartu Tanda Mahasiswa Hilang
1. Jika KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) hilang, mahasiswa ITK wajib meminta
penggantian KTM.
2. Mahasiswa yang kehilangan KTM melapor kepada Kepolisian atau petugas
keamanan kampus ITK (apabila kehilangan KTM terjadi di dalam kampus ITK)
untuk mendapatkan surat keterangan kehilangan KTM.
3. Prosedur pengajuan KTM pengganti ditetapkan oleh Wakil Rektor Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan ITK.

134
Lampiran Buku

4. Kelalaian untuk mengganti KTM tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak memenuhi syarat-
syarat administratif dalam mendapatkan pelayanan akademik

BAB XIII
CUTI STUDI
Pasal 42
1. Mahasiswa diperbolehkan mengajukan cuti studi setelah mengikuti kuliah sekurang‐
kurangnya dua semester pertama.
2. Bagi mahasiswa yang sakit dan rawat inap di rumah sakit atau hamil diperbolehkan
mengajukan cuti pada dua semester pertama.
3. Cuti diberikan paling banyak empat semester selama studi di ITK untuk mahasiswa program
sarjana.
4. Setiap cuti dapat diberikan sebanyak‐banyaknya dua semester berturut‐turut.
5. Mahasiswa yang mendapat ijin cuti diharuskan membayar biaya administrasi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
6. Masa cuti tidak diperhitungkan dalam waktu studi.

BAB XIV
BERHENTI STUDI

Pasal 43
1. Setiap mahasiswa selama mengikuti pendidikan di ITK dapat dinyatakan berhenti studi atau
diberhentikan.
2. Berhenti studi atau diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat disebabkan
oleh beberapa hal sebagai berikut:
b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
c. dinyatakan mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, ayat (5);
d. batas waktu studi habis;
e. melanggar peraturan ITK.
3. Berhenti studi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan melalui Surat Keputusan
Rektor.
4. Mahasiswa yang dinyatakan berhenti studi, diberikan hak untuk mendapatkan surat
keterangan dan daftar prestasi studi.

BAB XV
KERJASAMA AKADEMIK

Pasal 44
Tujuan dan Bentuk Kerjasama
1. Tujuan kerjasama akademik adalah untuk mempercepat pencapaian visi misi ITK serta
meningkatkan peran serta ITK dalam memecahkan persoalan masyarakat dan bangsa.
2. Program kerjasama pendidikan tanpa gelar terdiri atas sandwich, summer course, transfer
kredit pertukaran mahasiswa dan training.
3. Program kerjasama penelitian terdiri atas kegiatan riset bersama, pembimbingan bersama dan
publikasi bersama.

135
Lampiran Buku

4. Program kerjasama penelitian bisa dilakukan terpisah atau merupakan bagian yang
mendukung program kerjasama pendidikan.
5. Program kerjasama pengabdian masyarakat dengan industri atau instansi lain, dapat
berbentuk penelitian atau rancang bangun/implementasi sains dan teknologi sesuai dengan
kebutuhan ITK dan mitra kerjasama.
6. Aturan pelaksanaan kerjasama industri diatur lebih lanjut dalam perjanjian hubungan kerja
oleh kedua belah pihak.

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45
Aturan mengenai penyusunan kurikulum ITK diatur dalam peraturan tersendiri

Pasal 46
Peraturan akademik ini hanya berlaku untuk program pendidikan akademik.

Pasal 47
1. Hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.
2. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

136
Lampiran Buku

LAMPIRAN 2. KALENDER AKADEMIK 2018/2019

Berdasarkan Keputusan Rektor Institut Teknologi Kalimantan Tanggal 02 Mei 2018


Nomor 3483/ IT10.R/ AK.07/ 2018 Tentang Kalender Akademik dan Kemahasiswaan
Institut Teknologi Kalimantan Tahun Akademik 2018/2019

NO KEGIATAN JADWAL
A KEGIATAN AKADEMIK
PENDAFTARAN CALON MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK
I
2018/2019
1 Program Sarjana (S1) Jalur SNMPTN 01 - 06 Maret 2018
2 Program Sarjana (S1) Jalur SBMPTN 05 – 27 April 2018
3 Program Sarjana (S1) Jalur Mandiri 02 - 30 Juni 2018
Perpanjangan Pendaftaran Program Sarjana (S1) Jalur
4 Mandiri 02 - 14 Juli 2018
II UJIAN MASUK CALON MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2018/2019
1 Program Sarjana (S1) Jalur SBMPTN 08 Mei 2018
2 Program Sarjana (S1) Jalur Mandiri 21 Juli 2018
III PENGUMUMAN HASIL UJIAN MASUK TAHUN AKADEMIK 2018/2019
1 Program Sarjana (S1) Jalur SNMPTN 17 April 2018
2 Program Sarjana (S1) Jalur SBMPTN 03 Juli 2018
3 Program Sarjana (S1) Jalur Mandiri 27 Juli 2018
PEMBAYARAN UKT (UANG KULIAH TUNGGAL) DAN BIAYA
IV
PERKULIAHAN
1 Pembayaran UKT Mahasiswa Baru Jalur SNMPTN 02-07 Mei 2018
2 Pembayaran UKT Mahasiswa Lama 25 Juni - 19 Agustus 2018
3 Pembayaran UKT Mahasiswa Baru Jalur SBMPTN 23-24 Juli 2018
Pembayaran Biaya Perkuliahan Mahasiswa Jalur
4 30-31 Juli 2018
Mandiri
PENDAFTARAN ULANG MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK
V
2018/2019
1 Program Sarjana (S1) Jalur SNMPTN 08 Mei 2018
2 Program Sarjana (S1) Jalur SBMPTN 25 - 27 Juli 2018
3 Program Sarjana (S1) Jalur Mandiri 01-03 Agustus 2018
VI KEGIATAN SEMESTER GASAL 2018/2019
Yudisium Program Studi Semester Gasal TA
1 2018/2019 16 – 20 Juli 2018

137
Lampiran Buku

NO KEGIATAN JADWAL
2 Yudisium Institut Semester Gasal TA 2018/2019 27 Juli 2018
3 Penerimaan Resmi MABA oleh REKTOR ITK 13 Agustus 2018
Masa Perwalian Mahasiswa dan Pelaksanaan FRS
4 20 - 24 Agustus 2018
Online
27 Agustus – 21 Desember
5 Masa Perkuliahan dan Evaluasi (UTS dan UAS)
2018
6 Batas Akhir Penambahan/Perubahan Mata Kuliah 21 September 2018
Batas Akhir Pengajuan Berhenti Studi Sementara 28 September 2018
7
(CUTI Studi)
8 Batas Akhir Pembatalan Mata kuliah 12 Oktober 2018

9 Wisuda Ke -4 15 September 2018


10 Dies Natalis Ke-4 6 Oktober 2018
11 Ujian Tengah Semester (UTS) 15 -19 Oktober 2018
Pengisian Kuesioner Indeks Pengajaran Dosen 03 – 21 Desember 2018
12
(Evaluasi Proses Belajar Mengajar)
13 Ujian Akhir Semester (UAS) 10 - 21 Desember 2018
Batas Akhir Penyerahan Nilai Akhir Mata Kuliah
14 04 Januari 2019
Semester Gasal
15 Pengumuman Nilai Mata Kuliah Semester Gasal 09 Januari 2019
VII KEGIATAN SEMESTER GENAP 2018/2019
02 - 25 Januari 2019
1 Pembayaran UKT dan Biaya Perkuliahan Mahasiswa
Yudisium Program Studi Semester Genap TA 23 - 25 Januari 2019
2
2018/2019
3 Yudisium Institut Semester Genap TA 2018/2019 01 Februari 2019
Masa Perwalian Mahasiswa dan Pelaksanaan FRS
4 28 Januari - 1 Februari 2019
Online
5 Masa Perkuliahan dan Evaluasi (UTS dan UAS) 04 Februari-31 Mei 2019
6 Batas Akhir Penambahan/Perubahan Mata Kuliah 23 Februari 2018
Batas Akhir Pengajuan Berhenti Studi Sementara
7 01 Maret 2019
(CUTI Studi)
8 Batas Akhir Pembatalan Mata Kuliah 22 Maret 2019

9 Wisuda Ke-5 23 Maret 2019


10 Ujian Tengah Semester (UTS) 25-29 Maret 2019
Pengisian Kuesioner Indeks Pengajaran Dosen
11 13 - 31 Mei 2019
(Evaluasi Proses Belajar Mengajar)

138
Lampiran Buku

NO KEGIATAN JADWAL
12 Ujian Akhir Semester (UAS) 20 - 31 Mei 2019
Batas Akhir Penyerahan Nilai Akhir Mata Kuliah
13 24 Juni 2019
Semester Genap
14 Pengumuman Nilai Mata Kuliah Semester Genap 28 Juni 2019
VIII KEGIATAN SEMESTER GASAL 2019/2020
Yudisium Program Studi Semester Gasal TA 15 - 18 Juli 2019
1
2019/2020
2 Yudisium Institut Semester Gasal TA 2019/2020 26 Juli 2019
3 Wisuda Ke-6 14 September 2019

B KEGIATAN KEMAHASISWAAN
SPIN, Pelatihan kepribadian dan Edukasi Tentang 13 - 19 Agustus 2018
1
Aksi Mahasiswa (ETAM) 2018
2 PIMNAS XXXI 13 - 19 Agustus 2018
3 Seleksi Mawapres Tingkat Nasional 11 - 15 Juni 2018
4 Monev DIKTI 2 - 3 Juli 2018
5 Pembimbingan PKM Lolos PIMNAS 9 Juli – 12 Agustus 2018
6 MTQ Mahasiswa Nasional 28 Juli - 11 Agustus 2018
7 LKMM Pra TD 02 – 04 November 2018
8 Pembimbingan PKM KT 02 – 31 Januari 2019
9 MAWAPRES Tingkat Institut 01 Februari – 07 April 2019
10 Pendamping ON-MIPA Tingkat Regional 11 Februati – 20 Maret 2019
11 Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 bidang 01 Maret – 31 Juli 2019
Usulan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia 01 Maret – 30 April 2019
12
(KBMI)
13 Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 01- 31 Juli 2019
14 Usulan Proposal Kontes Robot Indonesia (KRI) 01 – 31 Januari 2019
Usulan Proposal Kontes Robot Terbang Indonesia 01 – 31 Januari 2019
15
(KRTI)
Usulan Proposal Kontes Mobil Hemat Energi 01 Agustus – 30 September
16 (KMHE) 2019
Usulan Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan 01 Agustus – 30 September
17 Kontes Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2019
Usulan Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa 01 Juli - 31 Agustus 2019
18 (KPKM)
Perubahan atas kalender akademik diatas dapat dilakukan sewaktu-waktu melalui
surat edaran rector

139
Lampiran Buku

LAMPIRAN 3. TATA CARA PENGAMBILAN MATA KULIAH


MELALUI SIKANTAN

1. Buka alamat sikantan (http://10.10.0.200/sikantan) pada web browser anda,


disaranka menggunakan mozzila firefox.
2. Login dengan menggunakan username dan password: NIM

3. Setelah berhasil login, klik pada format system informasi akademik


4. Kemudian pilih menu perkuliahan, kemudian pilih sub-menu FRS.

140
Lampiran Buku

5. Pilih periode semester pengambilan mata kuliah kemudian klik ganti. Jika
ada informasi “FRS tidak dapat dilakukan karena belum memenuhi syarat
administrasi” padahal sudah membayar UKT semester maka hubungi bagian
akademik ITK.

6. Pilih jenis mata kuliah, apakah jenis mata kuliah prodi atau mata
kuliah umum (TPB) sesuai kurikulum prodi dan sesuai hasil
konsultasi dengan dosen pembimbing, kemudian pilih semua mata
kuliah yang akan diambil.

7. Setelah selesai maka akan muncul daftar mata kuliah untuk


kemudian disetujui oleh dosen wali.

141
Lampiran Buku

8. Jika sudah disetujui oleh dosen wali maka akan muncul seperti ini
dan mahasiswa sudah terdaftar untuk mengikuti perkuliahan pada
mata kuliah tersebut.

9. Sikantan mempunyai fitur lain pertama pada menu Laporan


Pengajaran.
A. Data Dosen berisi Nama dosen prodi,
NIP/NIPH, dan mata kuliah yang diampu.

B. Jadwal kuliah mahasiswa berisi daftar


jadwal perkuliahan mahasiswa sesuai mata
kuliah yang diambil (hasil FRS)

142
Lampiran Buku

10. Fitur kedua adalah pada menu Laporan Perkuliahan.

Berisi data mata kuliah merupakan daftar


mata kuliah dari semester 1 -semester 8
pada prodi yang bersangkutan serta
perubahan kurikulum sebelumnya.

11. Fitur kedua adalah pada menu Laporan Perkuliahan. Fitur ini hanya
dapat efektif saat akhir semester setelah akhir evaluasi.

A. Transkip Nilai berisi daftar nilai


Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
mahasiswa yang bersangkutan beserta
mata kuliah yang telah diambil.
B. Nilai Per Semester berisi daftar nilai
Indeks Prestasi Semester (IPS)
mahasiswa per semester yang telah
diambil.
C. Ranking IPK berisi informasi
perbandingan IPK mahasiswa yang
bersangkutan dengan mahasiswa
lainnya seangkatan atau angkatan lain.

D. Ranking IPS berisi informasi perbandingan IPS mahasiswa yang


bersangkutan dengan mahasiswa lainnya seangkatan atau angkatan
lain.
E. Nilai Per Kelas berisi daftar nilai per mahasiswa kelas per mata
kuliah yang diambil oleh mahasiswa yang bersangkutan pada
semester berjalan.

143
Lampiran Buku

LAMPIRAN 4. TATA CARA AKTIVASI EMAIL

Setiap mahasiswa ITK akan mendapatkan email dengan domain


NIM@itk.ac.id untuk digunakan selama menjadi mahasiswa ITK. Email
ini sudah tersinkronisasi dengan google. Penggunaan awal email ini:
1. Buka laman mail.google.com, kemudian isi email dengan
NIM@itk.ac.id dan password yang sudah diinformasikan oleh pihak
kampus.

2. Muncul informasi awal bahwa email Anda dapat digunakan untuk


akses google services lain kemudian klik accept

144
Lampiran Buku

3. Kemudian muncul perintah untuk mengganti password yang mudah


Anda ingat dan menjaga kerahasiaan email Anda.

4. Kemudian email siap digunakan. Email ini memiliki kapasitas


penyimpanan cloud sebesar lebih dari 1 TB. Gunakan sesuai dengan
ketentuan kampus.

145
Lampiran Buku
LAMPIRAN 5. TATA CARA PENGGUNAAN
GOOGLE CLASSROOM

Untuk menggunakan google classroom (GC) mahasiswa perlu tahu


dulu kode GC kelas mata kuliah yang telah dibuat oleh dosen pengajar.
Dalam contoh ini, mahasiswa akan mengikuti mata kuliah ABC dengan
kode “bkdhfq”. Langkah untuk mengikuti kelas GC tersebut antara lain:
1. Buka halaman GC (classroom.google.com) kemudian login
menggunakan email ITK.

2. Kemudian pilih opsi ”I’M A STUDENT” pada halaman lanjutan.

146
Lampiran Buku

3. Klik tanda + dipojok kanan atas untuk menambahkan kelas yang


akan diikuti dan masukkan kode kelasnya.

4. Kemudian mahasiswa sudah resmi mengikuti kelas GC ini.


5. Di dalam GC, mahasiswa dapat mengetahui teman kelas yang join,
upload tugas berdasarkan kotak tugas (akan muncul jika dosen sudah
membuat kotak tugas) dan bertanya dengan memasang sebuah
postingan.

147
Lampiran Buku

6. Setiap postingan baik dari dosen maupun mahasiswa akan tampak


di dinding GC.
7. Jika dosen memberikan tugas atau kuis akan tampak di dinding.
Perhatikan batas akhir pengumpulan tugas atau tugas anda tertandai
telat dan mendapatkan disinsentif evaluasi dari dosen yang
bersangkutan.
8. Pertama, jika postingan dosen berbentuk kuis multiple choice maka
di dinding GC tampak sebagai berikut. Mahasiswa harus memilih
pilihan jawaban yang tersedia dan submit sebelum batas akhir waktu.

148
Lampiran Buku

9. Kedua, jika tugas dari dosen berbentuk kuis deskripsi dari soal maka
mahasiswa harus menjawab soal tersebut dengan tepat dan jelas
dengan mengetikkan jawaban di kotak tugas.

10. Ketiga, jika tugas dari dosen berbentuk upload dokumen/paper


/makalah maka mahasiswa harus mengunggah file sesuai petunjuk
dosen yang bersangkutan sebelum batas akhir waktu unggah tugas.

149
Lampiran Buku

11. Klik open kotak tugas, kemudian (1) klik add, dan (2) pilih tanda
klip untuk unggah file. Kemudian (3) klik open file location cari file
dokumen yang akan diunggah dan (4) klik unggah.

150
Lampiran Buku

12. Setelah unggah selanjutnya klik turn in dan selesai.

13. Jika tugas kelompok maka biasanya dosen hanya meminta salah satu
anggota kelompok yang mengunggah file tugas kemudian anggota
lainnya hanya melakukan klik “mark as done” pada kotak tugas
tersebut.
14. Jika dosen sudah melakukan koreksi terhadap tugas mahasiswa pada
GC maka dosen dapat memberikan nilai langsung per individu. Nilai
tersebut tidak uncul pada GC tetapi oleh GC dikirimkan secara
private ke email ITK masing-masing mahasiswa.

151
Lampiran Buku

LAMPIRAN 6. BIAYA PENDIDIKAN JALUR UJIAN MANDIRI

Biaya pendidikan jalur ujian mandiri (UM) mengikuti ketentuan


yang ditetapkan ITK, yaitu terdiri dari Sumbangan Pembangunan
Institusi (SPI) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Mahasiswa yang
diterima melalui jalur mandiri tidak dapat mengajukan keringanan uang
kuliah (SPI dan UKT). Nilai SPI yang dibayarkan hanya satu kali saat
daftar ulang sebagai berikut:

No. Program Studi Nominal SPI


1 Matematika Rp. 15.000.000, -
2 Sistem Informasi Rp. 25.000.000, -
3 Informatika Rp. 25.000.000, -
4 Fisika Rp. 15.000.000, -
5 Teknik Perkapalan Rp. 20.000.000, -
6 Teknik Mesin Rp. 25.000.000, -
7 Teknik elektro Rp. 20.000.000, -
8 Teknik Kimia Rp. 20.000.000, -
9 Teknik Industri Rp. 25.000.000, -
10 Teknik Sipil Rp. 25.000.000, -
11 Perencanaan Wilayah dan Kota Rp. 25.000.000, -
12 Teknik Material dan Metalurgi Rp. 20.000.000, -
13 Teknik Lingkungan Rp. 20.000.000, -

Sedangkan uang kuliah tunggal (UKT) yang dibayarkan setiap


awal semester dan dibayarkan lunas setiap program studi sebagai
berikut:

No. Program Studi Nominal SPI


1 Matematika Rp. 9.500.000, -
2 Sistem Informasi Rp. 10.000.000, -
3 Informatika Rp. 12.000.000, -

152
Lampiran Buku

No. Program Studi Nominal SPI


4 Fisika Rp. 10.000.000, -
5 Teknik Perkapalan Rp. 12.000.000, -
6 Teknik Mesin Rp. 12.000.000, -
7 Teknik Elektro Rp. 10.000.000, -
8 Teknik Kimia Rp. 10.000.000, -
9 Teknik Industri Rp. 12.000.000, -
10 Teknik Sipil Rp. 10.000.000, -
11 Perencanaan Wilayah dan Kota Rp. 10.000.000, -
12 Teknik Material dan Metalurgi Rp. 10.000.000, -
13 Teknik Lingkungan Rp. 10.000.000, -

153

Anda mungkin juga menyukai