Anda di halaman 1dari 17

INTISARI

PLTMH yang ada pada desa Dusun Tuo merupakan pembangkit alternatif yang memiliki
kapasitas daya sebesar 50 KW. PLTMH ini terletak di bawah air terjun desa Dusun Tuo,
PLTMH ini memanfaatkan aliran air yang mengalir dari bendungan. Pada beban normal
masyarakat hanya akan mengoperasikan PLTMH sebagai pembangkit utama, namun saat beban
puncak yang berlangsung sekitar 17.30-21.00 masyrakat akan mengoperasikan Generator Set
dengan kapasitas daya sebesar 30 KW untuk memback up PLTMH sehingga mencegah
terjadinya drop tegangan . Analisa dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan kebutuhan
dan pasokan energi masyarakat desa Dusun Tuo pada tahun 2018.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan perhitungan pada debit air pada bendungan, daya output,
jenis beban dan daya yang dibutuhkan. Perbandingan penggunaan daya pada keadaan normal dan
beban puncak juga sangat dibutuhkan untuk melakukan evaluasi terhadap manfaat ekonomi dan
teknis dari suatu sistem pembangkitan. Untuk merangkai scenario guna menghitung Supply and
Demand yang ada pada desa Dusun Tuo maka diperlukan suatu pemodelan menggunakan
software LEAP.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif untuk
mengukur beberapa variable, lalu kemudian eksperiment untuk mencari tau hubungan masing-
masing variable dan kemudian mengevaluasi seluruh data secara menyeluruh.

Kata Kunci : Mikrohidro, Supply-Demand, Evaluasi Daya, Energi Terbarukan, Beban Puncak,
Efisiensi Daya.
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Sungai adalah salah satu warisan alam yanag ada sejak dulu. Sungai merupakan salah satu
sumber air yang sangat berperan dalam kehidupan manusia baik. Seperti yang diketahui sungai
mengalir dari hulu ke hilir dan memiliki sifat bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah. Indonesia merupakan daerah yang memiliki banyak sekali sungai-sungai dan tersebar di
berbagai daerah. Dengan potensi alam seperti ini Indonesia tentu memiliki peluang yang baik
untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) mengingat banyak sekali
daerah-daerah di Indonesia yang belum terjangkau energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) dapat dijadikan alternatif sumber energi listrik bagi masyarakat. Dengan
adanya PLTMH memberikan beberapa keuntungan bagi masyarakat seluruh Indonesia
khususnya yang berada jauh dari sumber listrik.
Pembangkit listrik mikro hidro merupakan pembangkit listrik yang memiliki kapasitas daya
dengan skala di bawah 100 kW. Banyak daerah pedesaan di Indonesia berada dekat dengan
aliran memadai tentu hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk membangun PLTMH. Dengan
memanfaatkan potensi yang ada di desa-desa tersebut, tentu akan memberi dampak tersendiri
bagi desa itu.
Desa Dusun Tuo, Kabupaten Merangin, Jambi adalah salah satu desa di provinsi jambi yang
lokasinya berada dekat dengan aliran sungai dan juga air terjun. Desa ini memanfaatkan PLTMH
(Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) yang sebagai penyalur listrik untuk memberi pasokan
daya pada desa tersebut. Adapun Dusun Tuo memiliki 4 buah PLTMH dengan kapasitas daya
masing-masing sebesar 18 KW. Pada keadaan normal PLTMH akan beroperasi saat debit air
cukup tetapi saat debit air tidak memenuhi nilai yang telah ditetapkan, maka PLTMH tidak akan
beroperasi sehingga akan mempengaruhi jumlah pasokan daya.
Pada saat ini terdapat kurang lebih 450 KK bertempat tinggal di desa Dusun Tuo tentu saja
masing-masing KK memiliki kebutuhan beragam terhadap daya yang akan disupply oleh
PLTMH. dengan kata lain diperlukan suatu analisa untuk melihat apakah PLTMH mampu
memenuhi permintaan daya tersebut. Analisa supply (penawaran) dan demand (permintaan)
sangat diperlukan untuk memanajemen energi ataupun listrik pada desa Dusun Tuo, dengan ada

1
adanya analisa ini kita dapat mengevaluasi secara menyeluruh sistem PLTMH sehingga kita
dapat memaksimalkan potensi energi yang ada untuk dapat memenuhi keseluruhan permintaan
yang ada pada desa Dusun Tuo serta memprediksi penggunaan dan permintaan daya dimasa
yang akan dating terkait pertumbuhan jumlah penduduk .

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang terjadi seperti Apakah penggunaan PLTMH sudah dapat
memenuhi supply demand yang ada di desa Dusun Tuo, apakah sistem operasional PLTMH saat
ini sudah efisien, apakah PLTMH sudah memanfaatkan potensi energy yang ada?

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari penilitian ini antara lain :
1. Menganalisa supply and demand yang ada pada desa Dusun Tuo
2. Menganalisa potensi energi yang dihasilkan dari aliran sungai
3. Memprediksi penggunaan dan potensi energi yang ada pada masa mendatang.

1.4 Batasan Masalah


Untuk memperkecil ruang lingkup penelitian diperlukan batasan masalah :
1. Analisa Supply-Demand dilakukan dengan menggunakan Software LEAP
2. Pengukuran debit air dilakukan dan metode velocity
3. Debit air yang diukur hanya debit air sungai yang terletak pada desa Dusun Tuo
4. Pengukuran debit air akan dilakukan dalam rentang waktu satu bulan.
5. Untuk memeperoleh nilai ekonomis antara penggunaan Mikro Hidro dan Diesel Generator
6. Data Supply-Demand terhadap daya akan dilakukan dengan melihat Kwh-meter yang ada
pada rumah warga.
7. Data yang akan ditampilkan berupa table dan grafik.

1.5 Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut :
1. Mengetahui supply and demand yang ada pada desa Dusun Tuo
2. Memanfaatkan potensi energi yang ada dengan seefektif mungkin.

2
3. Mengetahui skenario terbaik dalam memanajemen penggunaan energi untuk masa yang akan
datang.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

3.1 Pembangkit Listrik Mikro Hidro


Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) merupakan pembangkit listrik berskala
kecil dengan potensi daya sebesar 5 kw sampai 100 kW seperti pada tabel 1 , pembangkit ini
memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energy listrik. Sebagai renewable
energy (energi terbarukan) PLTMH menjadi salah satu pembangkit yang ramah lingkungan dan
layak disebut clean energy. Hydro power (tenaga air) yang digunakan berasal aliran sungai kecil
atau danau yang kemudian memanfaatkan head (energy potensial jatuhan air) sesuai dengan
tinggi jatuhan air dan debit air yang ada. Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar pula
energi potensial air yang diperoleh untuk menghasilkan energi listrik. (Dandekar, 1991).
Pembangkit mikro hidro memiliki bentuk bervariasi, tetapi meski begitu prinsip kerjanya
tetap sama, dimana: “ Perubahan tenaga potensial menjadi tenaga elektrik (listrik)”. Perubahan
tersebut berturut-turut melalui perubahan tahapan sebagai berikut:

 Energi potensial menjadi energi kinetik


 Energi kinetik menjadi energi mekanik
 Energi mekanik menjadi energi listrik

Energi potensial adalah tenaga air dengan memanfaatkan ketinggian,. energi kinetik adalah
tenaga air dengan memanfaatkan kecepatan dan energi mekanik adalah energi yang dihasilkan
oleh kecepatan air yang terus memutar turbin. Energi listrik dihasilkan oleh generator yang
berputar akibat berputarnya turbin. Berdasarkan kapasitas keluarannya (Micro Hydro-Electric
Energy Generation- An Overview, 2017), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

4
Tabel 1 Klarifikasi PLTA

(Sumber : American Journal of Engineering Research (AJER)

3.1.1 Sistem Mikro Hidro


Sistem micro hidro termasuk turbin air yang mengubah energi air yang mengalir menjadi
mekanik energi. Energi mekanis ini menggerakkan generator yang menghasilkan daya listrik.
Efisiens daya keseluruhan sistem, mengingat rugi-rugi gesekan pipa dan defisiensi turbin,
umumnya pada kisaran 50% secara teoritis terkait dengan energi air yang mengalir. Mikrohidro
telah digunakan selama bertahun-tahun dalam banyak aplikasi. Jenis turbin yang digunakan
bervariasi dari tempat yang ada sesuai dengan tekanan yang dihasilkan dan desain aliran di setiap
tempat. (Kunwor, 2012)
PLTMH dirancang untuk menghasilkan energy listrik berdasarkan permintaan energi
lokalitas sekitarnya, dalam sistem mikro hidro air dari sumber dialihkan oleh bendungan melalui
opening in take menuju kanal. Suatu settling basin (bak pengendap) terkadang digunakan untuk
mengendapkan partikel asing dari air. Kanal ini dirancang sepanjang kontur lanskap
yang ada sehingga dapat mempertahankan elevasi yang dialiri air. Air kemudian memasuki
tangki depan dan melewati pipa penstock yang terhubung pada ketinggian yang lebih rendah ke
turbin. Poros balik turbin kemudian digunakan untuk mengoperasikan dan menghasilkan listrik.
Mesin atau peralatan yang diberi energi oleh skema hidro disebut beban. Tata letak MHS (Micro
Hydropower System) dapat dilihat pada Gambar 2.1.

5
Gambar 2.1 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(sumber: Wikipedia.org)

2.1. 2 Struktur PLTMH


Struktur sipil PLTMH pada umumnya terdiri atas :
1. Bendungan (weir)
Bendungan berfungsi sebagai penahan laju aliran air dan kemudian mengalihkan aliran
tersebut menuju intake (bangunan penyadap) Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya
merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah
(lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai.
2. Bangunan Penyadap (Intake)
Bangunan Penyadap (intake) merupakan salah satu unit yang berfungsi untuk menyadap air
dari sumber atau bendungan sesuai dengan jumlah debit yang diperlukan. Jenis dan kualitas air
permukaan sangat penting untuk menentukan titik pengambilan air. Dimana terdapat adanya
variasi yang konstan (tidak berfluktasi).
3. Saluran Pembawa (Headrace),
Saluran pembawa atau headrace merupakan unit yang berfungsi untuk mengalirkan air
mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi air. Headrace akan mengalirkan air yang
masuk pada intake menuju kolam pengedapan.
4. Kolam Pengendap (Settling Basin)

6
Kolam pengendap (Settling Basin) digunakan untuk memisahkan partikel-partikel asing
seperti pasir dari air dengan tujuan melindungin komponen atau unit lain dari pengaruh partikel-
partikel asing sehingga tidak mengganggu operasional yang ada.
5. Bak Penenang (Forebay)
Forebay berperan untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan
headrace dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir dan kayu-kayuan.
6. Pipa pesat (Penstock)
Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah menuju ke turbin.
7. Turbin air
Turbin adalah perlatan yang digunakan di PLTA untuk mengubah energy kinetik yang dimiliki
air menjadi energi mekanik yang digunakan untuk memutar generator.
8. Generator
Generator adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

3.2 Pemilihan lokasi PLTMH

Dalam pemilihan lokasi PLTMH ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Debit air
Debit di suatu lokasi di sungai dapat diperkirakan dengan cara berikut :
 Pengukuran di lapangan (di lokasi yang ditetapkan).
 Berdasarkan data debit dari stasiun di dekatnya.
 Berdasarkan data hujan.
 Berdasarkan pembangkitan data debit.
Sebelum mencari nilai debit air terlebih dahulu mencari kecepatan aliran air. Kecepatan aliran
air dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

……………………………………(1)
Dengan:

V = Kecepatan aliran (m/s)


s = Jarak ( m )
t = Waktu (s)

7
Pengukuran debit di lapangan dapat dilakukan dengan membuat stasiun pengamatan atau
dengan mengukur debit di bangunan air seperti bendung dan peluap. Pengukuran debit air dapat
dilakukan dengan persamaan :

………………..………………………(2)
dengan :
Q = Besar debit (m3/det)
Vr = Kecepatan aliran (m/det)
Ar = Luas penampang basah sungai ( m2)
Untuk permulaan, parameter yang diukur adalah tampang lintang sungai, elevasi muka air,
dan kecepatan aliran selanjutnya, debit aliran dihitung dengan mengalikan luas tampang dan
kecepatan aliran. Sering di suatu lokasi yang akan dibangun bangunan air tidak terdapat
pencatatan debit sungai dalam waktu panjang . Dalam keadaan tersebut terpaksa debit
diperkirakan berdasarkan:
 Debit di lokasi lain pada sungai yang sama.
 Debit di lokasi lain pada sungai di sekitarnya
 Debit pada sungai lain yang berjauhan tetapi mempunyai karakteristik yang sama.
 Debit di lokasi yang ditinjau dihitung berdasarkan perbandingan luas
DAS yang ditinjau dan DAS stasiun referensi.
2. Menentukan tinggi jatuh air atau Net Head (Hn)
Dalam menentukan tinggi jatuh air di sungai berdasarkan pada:
 Kondisi alam, yaitu perbedaan tinggi antara lokasi bak penampung dan lokasi
pembangkit.
 Tinggi terjun yang sengaja dibuat, hal ini untuk mendapat tinggi jatuh air yang sesuai
dengan kapasitas yang diinginkan.
 Kondisi geologis dan keadaan air
Untuk menghitung net head kita dapat menggunakan rumus:

` …….…………………………..(3)
Dimana :

8
Hg : Ketinggian antara intake dan lokasi turbin
Hlos : Kerugian head yang disebabkan oleh saluran terbuka, rak sampah, intake dan
gate atau value, kerugian Kerugian ini kira-kira dalam beberapa kasus sekitar 6 % dari gross
head
Dalam menentukan lokasi kedua faktor ini, didapat dari hasil penelitian, kita dapat
menentukan hal-hal sebagai berikut:
 Kemungkingan untuk membangun dilokasi tersebut.
 Perencanaan.
 Kontruksi bangunan.
 Perhitungan cost (anggarana biaya).
 Kondisi air, agar dapat menentukan jenis material untuk komponen turbin yang akan
dipasang.
 Faktor sosial dan ekonomis
 Kedua faktor ini dapat diperkirakan dengan cara:
 Lokasi tidak terlalu jauh dari pemukiman (konsumen).
 Objek yang akan dialiri listrik adalah relatif makmur, jadi jumlah pemakainya cukup
banyak, dengan demikian keperluan operasional dan pemeliharaannya akan tercukupi
karena menjadi tanggungan bagi pemakainya yang banyak.

2.3 Desain Turbine

Semua sistem hidro mengeksploitasi energi potensial air. Insinyur menggunakan istilah kepala,
H, untuk ketinggian di mana air dibiarkan jatuh; sering dalam praktek ini menjadi kepala bersih
atau efektif, mencerminkan kerugian gesekan. Energi potensial hanyalah mgH di mana g berada
percepatan karena gravitasi; untuk volume V kerapatan air ρ ini adalah V ρ gH. Kekuatan dalam
kilowatt yang terkait dengan laju aliran Qm3 / s jatuh melalui kepala H meter yang efektif
diberikan oleh :

………………………………………(4)

Dua pendekatan yang berbeda untuk desain turbin ada: turbin impuls seperti roda Pelton
mengekstrak energi kinetik dari aliran melalui dampak pada cangkir yang dipasang pada roda
turbin, sementara turbin reaksi seperti desain Francis dan Kaplan, yang berbeda dengan turbin
impuls, beroperasi terendam dalam air. Turbin impuls cocok untuk tekanan tinggi / kepala dan

9
dapat memiliki efisiensi sekitar 90%, sedangkan turbin reaksi berjalan lebih cepat dan cocok
untuk kepala yang lebih rendah dan memiliki efisiensi yang lebih tinggi. (Leon Freris, 2008)

Efisiensi turbin secara konvensional diplot, seperti pada Gambar 2.2


sebagai fungsi dari kecepatan spesifik NS = n (P) H5 / 4, di mana P adalah daya output dalam
kW, H adalah kepala efektif dalam meter dan n adalah kecepatan rotasi dalam putaran per menit
(rpm). Rumus untuk kecepatan spesifik dapat dipahami dengan mempertimbangkan turbin yang
diperkecil untuk menghasilkan 1 kW daya pada head 1 m untuk kemudian penggerak akan
berputar pada kecepatan tertentu sama dengan kecepatannya dalam rpm, yaitu NS = n.
Setelah menentukan kecepatan putaran, output turbin dapat dikalkulasi dengan
menggunakan persamaan (Fox dan Mc Donald, 1994) :

P= ρ . Q . g . H . η..................................................................... .(4)
dimana :
P = daya turbin (Watt)
ρ = massa jenis air (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
g = gaya grafitasi (m/s2)
H = head efektif (m)
η = efisiensi turbin

Gambar 2.2 kurva efisiensi dari turbin berbeda

(sumber : fastonline.org)

10
Menurut Keller daerah lokasi kerja turbin dapat dikelompokkan menjadi : Low head power
plant, Medium head power plant, High head power plant. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.2
dan gambar 2.3.

Tabel 2 Daerah operasi turbin ( sumber : hydraulic turbine.pdf)

Gambar 2.3. Diagram aplikasi berbagai jenis turbin (sumber : hydroni.co.uk)

Dengan memperhatikan tabel 2.2. dan ilustrasi grafik pemilihan turbin pada gambar 2.3.
diatas, kita dapat menentunkan spesifikasi penggunaan turbin yang tepat untuk lokasi dimana
PLTMH akan dibangun.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam rangka menyelesaikan penelitian terkait analisis supply and demand PLTMH yang
ada pada desa Dusun Tuo maka penulis telah melakukan pendekatan berdasarkan metode yang
digunakan secara terstruktur dan terencana. Metode ini dilakukan untuk memperjelas penelitian
yang dilakukan. Adapun metode-metode yang digunakan sebagai berikut.
3.1.1 Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, jenis metode yang digunakan adalah metode kuantitatif
dengan metode eksperimental. Metode eksperimental ini didefinisikan sebagai suatu kondisi
dimana penelitian sekurang-kurangnya menggunakan satu variable bebas, yang disebut sebagai
variabel eksperimental, dimana variabel yang digunakan berubah-ubah sesuai dengan kondisi
lapangan. Dipilihnya jenis penelitian ini karena penulis melakukan analisa terkait supply yang
ada untuk menemukan hasil yang efisien untuk memenuhi demand yang ada.
Adapun lokasi penelitian ini akan dilaksanakan pada desa Dusun Tuo kabupaten
Merangin, provinsi Jambi.
3.1.2 Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah menggunakan data primer dimana penulis akan
mengumpulkan data secara langsung dengan mengkaji beberapa aspek yang ada pada lokasi
penelitian dan juga data sekunder dengan cara melakukan studi litelature. Adapun data yang
digunakan merupakan data kuantitatif dimana data tersebut dapat diinput ke dalam skala
pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami,
melainkan dalam numerika data tersebut.
3.1.3 Metode Pengumpulan Data
Studi lapangan (observasi) merupakan teknik pengumpulan data dengan terjun secara
langsung ke lapangan untuk mengamati permasalahan yang terjadi di lokasi secara sistematik
kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam

12
menunjang penelitian yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini penulis melakukan
pengamatan langsung di tempat kejadian seperti, aliran sungai, bendungan, lokasi generator dan
rumah-rumah warga, penulis juga akan melakukan studi pustaka dengan membaca jurnal yang
ada terkait efisiensi PLTMH.

3.2 Alat Penelitian


Adapun instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian yaitu :
a. Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan untuk mengembakan dan mengumpulkan data pada aplikasi
ini adalah sebagai berikut :
1) Laptop Dell Latitude E6230 dengan spesifikasi processor : Intel(R) Core(TM) i7-3520M
Speed @2.9Ghz (4 CPUs) Memory : 4Gb DDR3 Hard Disk : 320Gb (SATA) Graphics :
nVidia NVS 510
2) Stopwatch
3) Meteran
b. Perangkat Lunak
Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sistem Operasional Windows 7 64 bit
2. LEAP (Long-Range Energy Alternative Planning System)

3.4 Prosedur penelitian


Prosedur penelitian ini dijelaskan dalam flowchart sebagai berikut :

13
MULAI

PENGUMPULAN DATA

Data Primer: Data Sekunder:


1. Data luas penampang di sungai Dusun Tuo
1. Data Kemiringan Lereng.
2. Data kecepatan aliran pada bendung PLTMH
sungai Dusun Tuo 2. Data tata guna lahan.
3. Data beda tinggi dari lokasi bendung ke
3. Data Jumlah Penduduk
rumah kincir

Perhitungan Debit terukur Analisa Data

Analisis PLTMH sungai Dusun Tuo

Perhitungan Daya Listrik


Terbangkit

Evaluasi PLTMH Dusun Tuo


(Perhitungan Penurunan Daya)

Simulasi menggunakan LEAP

SELESAI

3.1 diagram alir penelitian

14
3.4 Tempat dan Penelitian
Tempat penitian terhadap Analisa supply and demand PLMTH (Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro) akan dilakukan di aliran sungai yang terletak pada desa Dusun Tuo, Kabupaten
Merangin, Provinsi Jambi.

3.5.2 Jadwal Penelitian

Waktu Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan selama 6 bulan

Tabel 3 Jadwal Penelitian Skripsi

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN


NO Kegiatan Tahun 2018
april mei juni juli agustus september
1 Mulai
2 Studi Literatur

3 Persiapan alat dan


bahan

4 Pengumpulan data dan


observasi

5 Pengujian simulasi

6 Evaluasi dan perbaikan

7 Pembuatan laporan
penelitian

15
DAFTAR PUSTAKA

[1]Dandekar, M. (1991). In Pembangkit Listrik Tenaga Listrik Air. Jakarta: UI-Press.

[2] Kunwor, A. (2012). Feasibility Analysis and Design of Lamaya Khola Micro Hydro Power Plant.
Förnamn Efternamn .

[3]Leon Freris, D. I. (2008). Renewable Energy in Power System. WILEY.

[4]Micro Hydro-Electric Energy Generation- An Overview. (2017). American Journal of Engineering


Research (AJER) .

[5]S. O. Anaza1*, M. S. Abdulazeez2, Y. A. Yisah3, Y. O. Yusuf4, B. U. Salawu5, S. U. Momoh6. (2017).


Micro Hydro-Electric Energy Generation- An Overview. American Journal of Engineering Research .

16

Anda mungkin juga menyukai