Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan di

ukur paling tidak tiga kali kesempatan yang berbeda. Secara umum, seseorang

dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari

140/90 mmHg (Ardiansyah, 2012 ).

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer),

karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-

gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul,

gejala tersebut seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya

terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, 2006).

Prevalensi Hipertensi nasional berdasarkan Badan Penelitian Kementrian

Kesehatan RI 2013 sebesar 25,8%, tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung

(30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar (16,8%),sedangkan di Jawa

Tengah menduduki peringkat ke 11 (26,4%). Berdasarkan data tersebut dari

25,8% orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis. Data

menunjukkan hanya 0,7% dari total 1/3 penderia hipertensi di Indonesia yang

minum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita

1
2

hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi ataupun mendapatkan

pengobatan (Badan Penelitian Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Selain itu Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur

45-54 tahun (11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut

status ekonominya, proporsi Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah

bawah (27,2%) dan menengah (25,9%) (Badan Penelitian Kementrian

Kesehatan RI, 2013).

Berdasarkan hasil kunjungan pada tahun 2017, di Panti Pelayanan Sosial

lanjut usia “Margo Mukti” Kabupaten Rembang terdapat 70 orang lanjut usia,

dari total 70 lansia tersebut 25% menderita hipertensi (Unit Pelayanan Sosial

Margo Mukti Rembang, 2017).

Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan

kerusakan organ tubuh, yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung,

ginjal, dan dapat juga menyebabkan komplikasi seperti Stroke, Penyakit

Jantung Koroner, Diabetes, Gagal Ginjal dan Kebutaan. Stroke (51%) dan

Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab kematian tertinggi.

Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5

(lima) pada semua umur (Badan Penelitian Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien untuk dapat

mengontrol atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan di Unit pelayanan Sosial Margo

Mukti Rembang di dapatkan dari 18 penderita hipertensi 55,6% diantaranya

mengatakan tidak tahu tentang hipertensi dan akibat jika hipertensi tidak di
3

tangani dengan baik. Selain itu terdapat 27% lansia yang mengatakan tidak

tahu tentang nutrisi dan aktifitas yang berhubungan dengan penyakitnya,

selain itu juga terapat 11% lansia yang mengatakan hanya tahu tentang nutrisi

untuk penderita hipertensi (Unit pelayanan Sosial Margo Mukti Rembang,

2017).

Melihat kenyataan di atas, maka di perlukan penanganan lebih lanjut,

perawat dalam menjalankan fungsi interdependent perlu memberikan

pengetahuan tentang hipertensi, tanda gejala, cara penanganan dan

pencegahan serta akibat jika hipertensi tidak di tangani dengan baik.

Dengan kerjasama yang baik antara perawat dan timkes di harapkan

terjadinya komplikasi menjadi minimal. Sehingga dari hal tersebut yang

mendasari penulis untuk memilih judul “ Asuhan Keperawatan pada lansia X

dengan Defisit Pengetahuan terhadap hipertensi di Unit Pelayanan Sosial

Margo Mukti Rembang”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada lansia di Unit

Pelayanan Sosial Margo Mukti Rembang ?

C. Tujuan Penulisan

Meningkatan pengetahuan tentang hipertensi pada lansia.

D. Manfaat

a. Masyarakat

Meningkatan pengetahuan dalam mengontrol hipertensi secara mandiri

melalui pengelolaan asuhan keperawatan hipertensi


4

b. Bagi Pengembang Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Hasil laporan kasus ini diharapkan menjadi informasi bagi tenaga

kesehatan lain terutama dalam melakukan upaya dan pencegahan

hipertensi. Sebagai salah satu sumber informasi bagi pelaksana penelitian

bidang Keperawatan tentang tindakan dalam megontrol hipertensi secara

tepat.

c. Peneliti

Memperoleh pengalaman dalam melakukan upaya dan pencegahan

hipertensi.

d. Pasien

Mendapatkan pengetahuan tentang cara mengontrol hipertensi

e. Institusi Pendidikan

Hasil laporan kasus ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi

institusi pendidikan terutama tentang cara mengontrol hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai