Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi
pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang
terkena. Sering terjadi namun kurang diperhatikan kecuali bila sudah menimbulkan nyeri dan
perdarahan. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat
oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan
pelebaran vena hemoroidalis.

Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas
sfingter anal sedangkan yang muncul di luar stfingter anal disebut hemoroid eksternal. (Brunner &
Suddarth, 1996)

Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk. Hemoroid
bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan
dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam
jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini penulis
tertarik untuk membahas penyakit hemoroid karena hemoroid jarang diperhatikan oleh masyarakat
bila belum terjadi perdarahan dan rasa nyeri.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan penyakit hemoroid secara
komprehensif melalui bio-psiko-sosial-spiritual.

2. Tujuan Khusus

Melalui aspek bio-psiko-sosial-spiritual diharapkan siswa mampu :

a. Melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan penyakit hemoroid.

b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah.

c. Mampu membuat rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan masalah
yang telah diprioritaskan.

d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang telah
diprioritaskan.
e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada klien
dengan penyakit hemoroid.

f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.

g. Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi kasus atau
penerapan di lapangan.

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus, yaitu metode yang memberikan gambaran
terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui proses keperawatan.

Adapun teknik-teknik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara :

1. Wawancara

Penulis melakuakan wawancara dengan keluarga klien, dan petugas kesehatan lain untuk
mendapatkan data subjektif klien.

2. Studi dokumentasi

Data – data yang didapatkan dari rekam medis klien diruangan, seperti catatan keperawatan,
catatan dokter, dan tim kesehatan lain.

3. Studi kepustakaan

Untuk mendapatkan literatur dan tinjauan teoritis, baik mengenai konsep dasar penyakit dan konsep
dasar keperawatan maka penulis melakukan studi kepuatakaan baik dari internet maupun dari buku
– buku sumber lainnya.

4. Observasi

Melaksanakan Asuhan Keperawatan secara langsung pada klien dan mengamati langsung parubahan
– perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal – hal penting termasuk
pemeriksaan fisik.

5. Pemeriksaan Fisik

Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada klien melalui tahapan langkah – langkah berikut :

a. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat luka, ada
tidaknya hematom dll.

b. Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah ada benjolan atau masa
atau tidak.

c. Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan menggunakan jari
dan reflek hammer.
d. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mendengarkan menggunakan
stetoskop.

D. Sistematika Penulisan

Penulis membagi penulisan asuhan keperawatan ini menjadi 5 bab, yang terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan serta sistematika
penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan serta sistematika
penulisan.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Terdiri dari pengkajian, analisa data, masalah keperawatan yang muncul, prosedur
tindakan, dan evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN

Terdiri dari pengkajian, diangnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan


evaluasi.

BAB V : PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Hemoroid adalah masa vaskuler yang menonjol kedalam lumen rectum bagian bawah atau area
perianal (Sandra M. Nettina, 2002).
Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar / distensi vena di daerah rektal yang tidak
signifikan (D.D. Ignatavicius, 1998).

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena - vena hemoroidalis (bacon) (kapita
selekta kedokteran).

Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedokteran Dorland,
1998).

B. Etiologi

Yang menjadi faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, pekerjaan, psikis, dan
sanilitas. Sedangkan sebagai faktor presipitas adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intra abdominal), fisiologis, dan radang. Pada umumnya faktor etiologi
tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan (kapita selekta kedokteran).

Faktor penyebab hemoroid adalah :

1. Mengejan pada waktu defekasi

2. Konstipasi menahun

3. Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah

4. Herediter

5. Pembesaran prostat

6. Peningkatan tekanan intra abdomen

a. Kehamilan

b. Konstipasi

c. Berdiri dan duduk terlalu lama

7. Fibroma uteri

8. Tumor rectum

9. Diare

10. Kongesti pelvis

11. Usia lanjut

12. Obesitas

C. Tanda dan Gejala


1. Gejala utama

a. Perdarahan melaui anus yang berupa darah segar tanpa rasa nyeri

b. Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya

2. Gejala lain yang mengikuti

a. Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau thrombus

b. Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah

c. Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi

D. Patofisiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Kantung – kantung vena yang melebar menonjol kedalam saluran anus dan rectum
terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh
feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya
akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis
(pembekuan darah dalam hemoroid).

E. Klasifikasi

1. Berdasarkan asal / tempat penyebabnya

a. Hemoroid interna

Hemoroid ini berasal dari vena hemoroidales superior dan medial, terletak diatas garis anorektal dan
ditutupi oleh mukosa anus. Hemoroid ini tetap berada di dalam anus.

b. Hemoroid eksterna

Hemoroid ini dikarenakan adanya dilatasi (pelebaran pembuluh darah) vena hemoroidales inferior,
terletak dibawah garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa usus. hemoroid ini keluar dari anus (wasir
luar).

2. Hemoroid interna diklasifikasikan lagi berdasarkan perkembangannya

a. Stadium I : Hemoroid interna dengan perdarahan segar tanpa nyeri pada waktu defekasi.
b. Stadium II : Hemoroid interna yang menyebabkan perdarahan dan mengalami prolaps pada
saat mengedan ringan,tetapi dapat masuk kembali secara spontan.

c. Stadium III : Hemoroid interna yang mengalami perdarahan dan disertai prolaps dan diperlukan
intervensi manual memasukkan ke dalam kanalis.

d. Stadium IV : Hemoroid interna yang tidak kembali ke dalam atau berada terus – menerus di
luar.

(Thornton, scott C 2009)

F. Data Penunjang

1. Anamnesa : BAB diselimuti darah segar atau menetes darah segar sehabis BAB.

2. Fisik : kemungkinan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan luar, kadang – kadang
didapatkan anemia.

3. Colok dubur : tidak didapatkan rasa nyeri, tidak teraba tumor, colok dubur harus dilakukan
untuk mengetahui kelainan lain.

4. Proktoskopi : ditentukan local dan gradasi hemoroid interna yang selanjutnya digunakan untuk
menentukan cara pengobatannya.

G. Data Fokus

Dalam data fokus terdapat DS dan DO. DS atau Data Subjektif merupakan data yang diperoleh dari
keluhan klien kepada pemeriksa, sedangkan DO atau Data Objektif merupakan data yang diperoleh
oleh pemeriksa melalui pengkajian pemeriksaan secara real dan objektif.

DS dan DO yang mungkin muncul antara lain :

1. DS

a. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.

b. Klien mengeluh nyeri pada saat duduk.

c. Klien mengeluh nyeri pada saat BAB.

d. Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB.

e. Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB.

f. Klien mengeluh pola BAB tidak normal.

g. Klien mengatakan tidak BAB karena takut anusnya nyeri.

h. Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan.


i. Klien mengeluh aktivitasnya dibantu.

j. Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mandiri.

k. Klien mengeluh badan terasa panas.

2. DO

a. Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus.

b. Klien tampak meringis menahan nyeri.

c. Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri.

d. Skala nyeri klien 2-3 dari 5.

e. Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB.

f. Konjungtiva pucat.

g. Intake dan output klien tidak seimbang.

h. Klien tampak lemah.

i. Aktivitas klien tampak dibantu.

j. Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri.

k. Badan klien saat diraba terasa panas.

l. Suhu klien > 36.5oC.

H. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Keluhan utama merupakan hal yang pertama kali dikeluhkan klien kepada perawat / pemeriksa.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang merupakan pengembangan dari keluhan utama yang mencakup PQRST.
Adapun hal – hal yang harus diperhatikan saat melakukan pengkajian riwayat kesehatan sekarang
klien, yaitu :

a. Apakah ada rasa gatal, panas / terbakar dan nyeri pada saat defekasi.

b. Adakah nyeri abdomen.

c. Apakah ada perdarahan di rectum, seberapa banyak, seberapa sering, dan apa warnanya
(merah segar atau warna merah tua).
d. Bagaimana pola eliminasi klien, apakah seing menggunakan laktasif atau tidak.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Tanyakan pada klien apakah dahulu pernah mengalami hal yang sama, kapan terjadinya, bagaimana
cara pengobatannya. Apakah memiliki riwayat penyakit yang dapat menyebabkan hemoroid atau
yang dapat menyebabkan kambuhnya hemoroid.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tanyakan apakah keluarga klien memiliki riwayat penyakit menular (seperti TBC, HIV/AIDS, hepatitis,
dll) maupun riwayat penyakit keturunan (seperti hipertensi, Diabetes, asma, dll).

I. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien hemoroid biasanya seperti pemeriksaan fisik pada umumnya, tetapi
pada saat pemeriksaan rectum dilakukan hal – hal sebagai berikut :

Pasien dibaringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
tempat tidur (posisi genupectoral / kneechest).

1. Inspeksi

a. Pada inspeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus

b. Apakah benjolan terlihat saat prolaps

c. Bagaimana warnanya, apakah kebiruan, kemerahan, atau kehitaman.

d. Apakah benjolan tersebut terletak diluar atau didalam (internal / eksternal)

2. Palpasi

Palpasi dilakukan dengan menggunakan sarung tangan dan vaselin dengan melakukan rektal
taucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan, apakah benjolan tersebut
lembek, lihat apakah ada perdarahan.

J. Analisa Data

No

Data

Etiologi
Masalah

1.

DS : - Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat duduk

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO : - Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus

- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri

- Skala nyeri klien 2-3 dari 5

Kantung – kantung vena melebar

Menonjol ke saluran anus

Terjadi benjolan

Nyeri pada saat BAB

Gangguan rasa nyaman : nyeri

2.

DS : - Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB

- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB


DO : - Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB

- Konjungtiva pucat

Feses yang keras

pecahnya vena hemoroidalis

perdarahan pada saat BAB/perdarahan di anus

Perdarahan di anus

3.

DS : - Klien mengeluh pola BAB tidak normal

- Klien mengatakan tidak BAB karna takut anusnya nyeri

- Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan

DO: - Intake dan output klien tidak seimbang

Feses yang keras

Adanya benjolan di anus

nyeri

tidak mau BAB

Konstipasi
4.

DS : - Klien mengeluh badan terasa panas

DO: - Badan klien saat diraba terasa panas

- Suhu klien > 36.5oC

Adanya benjolan di anus

kerusakan jaringan pada rektal

pertahanan tubuh kurang adekuat

mudah masuknya kuman

resiko infeksi

Resiko infeksi

5.

DS : - Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

- Klien mengeluh lemas

DO: - Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri


- Klien tampak lemas

Nyeri hemoroid

Badan lemas karna kelelahan menahan nyeri

Tidak dapat beraktivitas secara mandiri

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

K. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :

DS : - Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat duduk

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO : - Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus

- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri

- Skala nyeri klien 2-3 dari 5

2. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :

DS : - Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB

- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO : - Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB

- Konjungtiva pucat

3. Konstipasi berhubungan dengan nyeri karena ada benjolan di anus, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh pola BAB tidak normal

- Klien mengatakan tidak BAB karena takut anusnya nyeri

- Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan

DO: - Intake dan output klien tidak seimbang

4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal, ditandai dengan :

DS : - Klien mengeluh badan terasa panas

DO: - Badan klien saat diraba terasa panas

- Suhu klien > 36.5oC

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid, ditandai dengan :

DS : - Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mandiri

DO: - Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

L. Rencana Tindakan dan Rasional

No

Diagnosa keperawatan

Intervensi

Rasional

1.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus


- Klien mengeluh nyeri pada saat duduk

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO :

- Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus

- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri

- Skala nyeri klien 2-3 dari 5

- Berikan posisi yang nyaman

- Berikan bantalan di bawah bokong saat duduk

- Ajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri seperti relaksasi dan distraksi

- Observasi tingkatan nyeri

- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik, pelunak feses, dan dilakukannya
hemoroidectomi

- Meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi

- Meminimalkan tekanan di bawah bokong saat duduk

- Pengalihan perhatian dengan kegiatan lain untuk mengurangi nyeri

- Memantau sejauh mana nyeri tersebut, berkurang atau bertambah

- Mengurangi nyeri dan menurunkan rangsang saraf simpatis dan untuk mengangkat hemoroid

2.
Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB

- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO :

- Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB

- Konjungtiva pucat

- Monitor banyaknya perdarahan klien

- Monitor warna dan konsistensi darah

- Observasi TTV secara rutin

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian vitamin K dan B12 sesuai indikasi

- Untuk menentukan tingkat kehilangan cairan

- Untuk mengetahui darah yang keluar dari anus akibat hemoroid

- Untuk menentukan tindakan selanjutnya

- Untuk membantu proses pembekuan darah dan untuk meningkatkan produksi sel darah merah

3.

Konstipasi berhubungan dengan nyeri karna ada benjolan di anus, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh pola BAB tidak normal

- Klien mengatakan tidak BAB karna takut anusnya nyeri

- Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan

DO:
- Intake dan output klien tidak seimbang

- Berikan dan anjurkan pasien untuk minum + 2 liter / hari

- Berikan posisi semi fowler

- Anjurkan klien mengkonsumsi makanan tinggi serat

- Berikan laktasif sesuai advis dokter

- Mencegah dehidrasi secara oral

- Meningkatkan usaha evakuasi feses

- Makanan tinggi serat dapat melancarkan proses defekasi

- Membantu melancarkan proses defekasi

4.

Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh badan terasa panas

DO:

- Badan klien saat diraba terasa panas

- Suhu klien > 36.5oC

- Lakukan teknik septik dan antiseptik dalam membersihkan anus apabila sudah BAB

- Jaga kebersihan daerah rektum

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic


- Adanya kerusakan jaringan di rektum rentan terhadap perkembangbiakan kuman dan bakteri

- Mencegah perkembangan kuman dan bakteri

- Mencegah terjadinya infeksi

5.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

DO:

- Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

- Kaji tingkat aktvitas klien

- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari

- Mandirikan klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari

- Berikan motivasi kepada klien utuk bisa melakukan aktivitas secara mandiri

- Untuk mengetahui tingkat kelemahan klien

- Membantu aktivitas klien secara bertahap dapat membantu toleransi aktivitas klien

- Mengurangi ketergantungan aktivitas klien dengan bantuan perawat

- memberikan motivasi dapat mempercepat penyembuhan dan dapat mengurangi ketergantungan


aktivitas klien
M. Tindakan yang Dilakukan

No

Diagnosa keperawatan

Implementasi

1.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat duduk

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO :

- Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus

- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri

- Skala nyeri klien 2-3 dari 5

- Memberikan posisi yang nyaman

- Memberikan bantalan di bawah bokong saat duduk

- Mengajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri seperti relaksasi dan distraksi

- Mengobservasi tingkatan nyeri

- Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik, pelunak feses, dan dilakukannya
hemoroidectomi

2.
Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB

- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO :

- Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB

- Konjungtiva pucat

- Memonitor banyaknya perdarahan klien

- Memonitor warna dan konsistensi darah

- Mengobservasi TTV secara rutin

- Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian vitamin K dan B12 sesuai indikasi

3.

Konstipasi berhubungan dengan nyeri karna ada benjolan di anus, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh pola BAB tidak normal

- Klien mengatakan tidak BAB karna takut anusnya nyeri

- Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan

DO:

- Intake dan output klien tidak seimbang

- Memberikan dan anjurkan pasien untuk minum + 2 liter / hari

- Memberikan posisi semi fowler

- Menganjurkan klien mengkonsumsi makanan tinggi serat

- Memberikan laktasif sesuai advis dokter

4.
Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh badan terasa panas

DO:

- Badan klien saat diraba terasa panas

Suhu klien > 36.5oC

- Melakukan teknik septik dan antiseptik dalam membersihkan anus apabila sudah BAB

- Menjaga kebersihan daerah rectum

- Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic

5.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

DO:

- Aktivitas klien tampak dibantu

Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

- Mengkaji tingkat aktivitas klien

- Membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari

- Memandirikan klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari

- Memberikan motivasi kepada klien utuk bisa melakukan aktivitas secara mandiri

N. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses keperawatan
harus dilakukan evaluasi.

Ada tiga alternatif dalam menilai suatu tindakan berhasil atau tidak, alternatif tersebut yaitu :

1. Tujuan tercapai / masalah teratasi

2. Tujuan tercapai sebagian / masalah teratasi sebagian

3. Tujuan belum tercapai / masalah belum teratasi

Evaluasi dilakukan bertujuan untuk memantau perkembangan klien dan mengkaji ulang keberhasilan
dari tahap proses keperawatan, harus dilakukan pengkajian ulang jika tindakan yang dilakukan
belum berhasil. Evaluasi dari tahap proses keperawatan kasus hemoroid ini diharapkan klien pulang
dari RS lekas sembuh.

Evaluasi dari tahap proses keperawatan pada kasus ini diharapkan sebagai berikut :

No

Diagnosa keperawatan

Evaluasi

1.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat duduk

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO :

- Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus

- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri

- Skala nyeri klien 2-3 dari 5


S : - Klien mengatak nyeri berkurang bahkan hilang

- Klien mengatakan rasa panas di anus hilang

- Klien mengatakan tidak terasa nyeri saat duduk

O: - Benjolan hilang

- Klien tidak meringis

- Skala nyeri 1 bahkan 0

A : Masalah teratasi

P : Intervensi selesai

2.

Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB

- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO :

- Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB

- Konjungtiva pucat

S : - Klien mengatakan fesesnya tidak keras

- Klien mengatakan tidak ada perdarahan saat BAB

O: - Perdarahan pada BAB tidak ada

- Konjungtiva tidak pucat

A : Masalah teratasi

P : Intervensi selesai

3.
Konstipasi berhubungan dengan nyeri karna ada benjolan di anus, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh pola BAB tidak normal

- Klien mengatakan tidak BAB karna takut anusnya nyeri

- Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan

DO:

- Intake dan output klien tidak seimbang

S : Klien mengatakan pola BAB normal

O : Intake dan output klien seimbang

A : Masalah teratasi

P : Intervensi selesai

4.

Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh badan terasa panas

DO:

- Badan klien saat diraba terasa panas

Suhu klien > 36.5oC

S : Klien mengatakan badan tidak terasa panas

O : Suhu klien normal (36,50C – 37,50C)

A : Masalah teratasi

P : Intervensi selesai

5.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

DO:

- Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

S : Klien mengatakan dapat beraktivitas secara mandiri

O : Klien tampak beraktivitas sendiri

A : Masalah teratasi

P : Intervensi selesai

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Pengumpulan Data

a. Identitas Klien

Nama : Ny.S

Umur : 77 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia

Status Perkawinan : Kawin

Diagnosa Medis : Hemoroid

Alamat : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.

Bojong Asih Kec. Mertajaya

Tanggal Masuk RS : 22 Oktober 2014 Pukul : 10.10 WIB

Tanggal Operasi :–

Tanggal Pengkajian : 23 Oktober 2014 Pukul : 06.30 WIB

No.CM : 019679

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.M

Umur : 55 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

Hubungan dengan Klien : Anak

Alamat : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.

Bojong Asih Kec. Mertajaya

2. Keluhan Utama

Klien mengeluh BAB bercampur / dilumuti darah.

3. Riwayat Penyakit

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang ke RSI Hj.Siti Muniroh Tasikmalaya tanggal 22 Oktober 2014 pukul 10.10 WIB dengan
keluhan BAB berdarah sudah 2 hari, + 3 kali BAB berdarah, BAB berdarah bila feses keras,
perdarahan terjadi karena adanya benjolan di anus, tidak terjadi perdarahan di daerah lain, warna
darah merah segar, klien merasakan badannya lemas, BAB tidak teratur dan susah, BAK lancar.
b. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien menderita hemoroid sudah + 1 tahun yang lalu tetapi tidak dilakukan tindakan operasi
sehingga sekarang kambuh kembali.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama, penyakit keturunan (seperti diabetes,
hipertensi, asma, dll), penyakit menular (seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC, dll).

4. Data Biologis

No

Kebutuhan

Sebelum sakit

Sesudah sakit

1.

Nutrisi

a. BB/TB

b. Diit terakhir

c. Kemampuan mengunyah

- Mengunyah

- Menelan

- Bantuan total/sebagian

d. Frekuensi makan

e. Porsi makan

f. Makanan yang di sukai

g. Makanan yang menimbulkan alergi


47 kg/140 cm

Nasi

Baik

Baik

Tidak ada

3x/hari

1 porsi

Tidak terkaji

Tidak ada

47 kg/140 cm

BN 1600 kal

Baik

Baik

Sebagian

3x/hari

1/2 porsi

Tidak terkaji

Tidak ada

2.

Cairan

a. Intake
- Oral

Jenis

Jumlah

Bantuan total/sebagian

- Intervensi

Jenis

jumlah

b. Output

- Sunction

- Drain

- Muntah

Air putih

+ 1000 cc

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
Air putih

+ 600 cc

Sebagian

RL

+ 400 cc

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

3.

Eliminasi

a. BAB

Frekuensi

Warna

Jumlah

Keluhan

Bantuan total/sebagian

b. BAK

Frekuensi

Warna

Jumlah

Keluhan

Bantuan total/senagian
1x/hari

Khas feses

+ 100 cc

Tidak ada

Tidak ada

3 – 4 x/hari

Kuning jernih

+ 800 cc

Tidak ada

Tidak ada

Belum pernah

3 x/hari

Kuning jernih

+ 600 cc

Tidak ada
Sebagian

4.

Istirahat

a. Lama tidur

b. Kesulitan mulai tidur

c. Kebiasaan mulai tidur

8 – 9 jam

Tidak ada

Malam

6 – 7 jam

Gelisah

Siang + malam

5.

Personal hygiene

a. Mandi

- Frekuensi

- Kebiasaan mandi

- Bantuan

b. Gosok gigi

c. Cuci rambut

d. Gunting kuku
e. Ganti pakaian

2x/hari

Pagi + sore

Tidak ada

2x/hari

1x/2 hari

1x/minggu

2x/hari

Belum pernah

1x/hari

6.

Aktivitas

a. Kesulitan dalam melakukan aktivitas

b. Anjuran badrest
Tidak ada

Tidak ada

Ya

Ya

5. Pemeriksaan Fisik

a. Kesadaran : CM

b. Penampilan umum : Kotor

c. BB dan TB : 47 kg dan 140 cm

d. Pemeriksaan TTV

1) TD : 100/70 mmHg

2) N : 72 x/menit

3) R : 28 x/menit

4) S : 36,50C

e. Pengkajian Head To Toe

1) Kepala

a) Rambut

Rambut klien bersih, rambut hitam beruban, bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan maupun lesi,
tidak ada kelainan lain di kepala.

b) Mata

Bentuk kedua bola mata simetris, kelopak mata simetris, bulu mata ada, konjungtiva pucat, reflek
pupil normal, terbukti saat memakai cahaya penlight didekatkan pupil mengecil dan saat cahaya
dijauhkan pupil kembali membesar. Pergerakan bola mata pasien normal terbukti saat mata pasien
mengikuti arah jari pemeriksa. Ketajaman penglihatan klien sudah rabun terbukti saat klien
dianjurkan membaca klien tidak tepat membaca kalimat tersebut. Saat dilakukan palpasi tidak
ditemukan kelainan.
c) Telinga

Kedua telinga simetris, telinga bersih tidak ada sekret/kotoran maupun perdarahan, tidak ada lesi
maupun massa, tidak ada peradangan, pendengaran pasien terganggu, terbukti saat pemeriksa
berbicara pelan / normal klien kurang mendengar dan harus diulangi dengan suara sedikit lebih
keras.

d) Hidung

Bentuk tulang hidung simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada perdarahan maupun sekret /
kotoran, tidak ada massa dan nyeri di daerah hidung, penciuman klien normal, terbukti saat klien
dianjurkan mencium wewangian (parfum, kayu putih, sabun) dan klien menjawab dengan tepat.

e) Mulut, Lidah, Gigi

Bibir simetris, warna bibir pucat, bibir lembab, tidak ada lesi, mulut kotor, gigi sudah tidak utuh,
warna gigi kekuningan, ada karies, keadaan gigi kotor, tidak ada lesi di daerah gusi, tidak ada
pembengkakan dan nyeri di daerah gusi.

Bentuk lidah normal, warna lidah pucat, tidak ada kelainan di lidah. Saat dilakukan palpasi di rongga
mulut tidak ada pembengkakan maupun nyeri tekan.

Indra perasa klien masih normal, terbukti saat pemeriksa memberikan perasa dan klien menjawab
dengan tepat. Saraf kranial hipoglosal klien normal, terbukti saat klien dapat mengeluarkan dan
menggerakan lidah. Gerak otot rahang klien masih bekerja dengan baik.

2) Leher

Bentul leher normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada massa, reflek menelan klien baik, saraf
kranial asesori klien baik, terbukti saat klien di minta untuk menengok ke kiri / kanan kemudian
ditahan oleh pemeriksa.

3) Dada, Payudara, dan Ketiak

Tidak ada kelainan di daerah dada, bentuk dada simetris, ekspansi dada seimbang, terbukti saat
pemeriksa merasakan getaran dan keseimbangan di punggung klien saat klien bernafas. Traktil
fremitus klien seimbang terbukti saat pemeriksa meletakan kedua tangan di punggung klien pada
saat klien mengucapkan bilangan “tujuh – tujuh”. Suara pernafasan jernih, tidak ada suara
tambahan, irama nafas klien teratur dan normal.

Tidak ada suara tambahan pada jantung, irama jantung teratur dan normal.

Tidak ada edema di daerah payudara, bentuk payudara simetris, tidak ada massa dan lesi, tidak ada
keluaran di daerah putting.

Tidak ada edema, massa maupun lesi di daerah ketiak, tidak ada kelainan lain, tidak ada nyeri tekan.

4) Abdomen
Bentuk perut datar, simetris, tidak ada kelainan lain, tidak ada nyeri tekan di daerah perut, bising
usus klien normal yaitu 9x/menit, tidak ada keluhan saat diperkusi, perut tidak kembung.

Posisi umbilikal normal, tidak ada peradangan ataupun keluaran, keadaan umbilikal bersih, tidak ada
kelainan lain pada umbilikal.

5) Genitalia

Klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan genitalia, klien mengatakan tidak ada keluhan dibagian
genitalia, tetapi adanya benjolan di anus.

6) Kulit dan Kuku

Warna kulit pucat, tidak ada lesi maupun edema, warna kuku pucat hampir berwarna putih, bentuk
kuku normal, kuku tebal, tekstur kuku lembut, kelembapan kulit kurang, turgor kulit normal,
pengisian kapiler / capillary refill lambat yaitu lebih dari 3 detik.

7) Ekstermitas

a) Atas

Bentuk kedua tangan simetris, tidak ada kelainan lain, reflek bisep dan trisep klien normal, terbukti
saat dilakukan ketukan di lekukan sikut dan di sikut menggunakan reflek hammer adanya gerakan
spontan di ujung ekstermitas. Tangan kanan klien terpasanng infus, tingkat kekuatan otot klien 4 dari
5 (cukup kuat tetapi tidak dengan kekuatan penuh dan dapat menahan tahanan)

b) Bawah

Bentuk kedua kaki simetris, tidak ada kelainan lain, reflek patella normal terbukti saat dilakukan
ketukan di lutut menggunakan reflek hammer adanya gerakan spontan di ujung ekstermitas. Reflek
achilles normal terbukti saat dilakukan ketukan dipergelangan kaki dan kemudian adanya gerakan
spontan pada kaki. Reflek plantar / babinski normal terbukti saat telapak kaki di sentuh klien merasa
geli. Tingkat kekuatan otot kaki klien yaitu 5 dari 5 (kekuatan kontraksi penuh dan dapat menahan
tahanan dengan baik)

6. Hasil pemeriksaan Laboratorium


No

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai

Hematologi

1.

Hemoglobin

4,3 g/dl

Pria : 14 – 18 g/dl

Wanita : 12 – 16 g/dl

2.

Leukosit

2.300 mm3
Dewasa : 4.000 – 10.000 mm3

Bayi : 9.000 – 12.000 mm3

3.

hematokrit

15 %

Pria : 40 – 48 %

Wanita : 37 – 42 %

4.

Trombosit

414.000

150.000 – 450.000 mm3

7. Terapi Sesuai Advis Dokter

a. IVFD 2A 20 tpm

b. Ceftriaxone inj 1 x 2 gr

c. Ranitidine inj 2 x 1

d. Asam tranexamat inj 3 x 1

e. Dramamin 1 – 0 – 1

f. Protransfusi PRL

B. Analisa Data
No

Data

Etiologi

Masalah

1.

DS : - Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO: - Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih

- Konjungtiva pucat

- Capillary refill > 3 detik

- Hb klien 4,3 g/dl

Feses yang keras

pecahnya vena hemoroidalis

perdarahan pada saat BAB/perdarahan di anus

Perdarahan di anus

2.

DS : - Klien mengeluh nyeri dibagian anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO: - Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus


- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Skala nyeri klien 2 dari 5

Kantung – kantung vena melebar

Menonjol ke saluran anus

Terjadi benjolan

Nyeri pada saat BAB

Gangguan rasa nyaman : nyeri

3.

DS : - klien mengeluh lemas

- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

DO: - klien tampak lemah

- Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

- Kekuatan otot klien :

· Ekstremitas atas : kanan 4, kiri 4.

· Ekstremitas bawah : kanan 5, kiri 5.

Nyeri hemoroid
Badan lemas karna kelelahan menahan nyeri

Tidak dapat beraktivitas secara mandiri

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

4.

DS : - Klien mengeluh badan terasa lengket

- Klien mengatakan belum mandi

- Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan

DO: - Badan klien tercium bau

- Badan klien tampak kotor

- Badan klien terasa lengket ketika diraba

Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas

Pemenuhan personal hygiene tidak terpenuhi

Defisit personal hygiene

Defisit personal hygiene


C. Masalah Keperawatan yang Muncul

1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :

DS : - Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO: - Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih

- Konjungtiva pucat

- Capillary refill > 3 detik

- Hb klien 4,3 g/dl

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :

DS : - Klien mengeluh nyeri dibagian anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO: - Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus

- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Skala nyeri klien 2 dari 5

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid, ditandai dengan :

DS : - Klien mengeluh lemas

- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

DO: - klien tampak lemah

- Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

- Kekuatan otot klien :

· Ekstremitas atas : kanan 4, kiri 4.

· Ekstremitas bawah : kanan 5, kiri 5

4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan :

DS : - Klien mengeluh badan terasa lengket

- Klien mengatakan belum mandi


- Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan

DO: - Badan klien tercium bau

- Badan klien tampak kotor

- Badan klien terasa lengket ketika diraba

D. Rencana Tindakan

No

Diagnosa keperawatan

Tujuan

Intervensi

1.

Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO :

- Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih

- Konjungtiva pucat

- Capillary refill > 3 detik

- Hb klien 4,3 g/dl

Setelah dilakukan perawatan selama 1 x 24 jam, masalah klien dapat teratasi dengan kriteria :
- Perdarahan pada saat BAB hilang

- Konjungtiva tidak pucat

- Warna kuku merah muda / normal

- Capillary refill normal / < 2 detik

- Hb 12 – 16 g/dl

- Monitor banyaknya perdarahan klien

- Monitor warna dan konsistensi darah

- Observasi TTV secara rutin

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian vitamin K dan B12 sesuai indikasi

2.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh nyeri dibagian anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO:

- Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus

- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Skala nyeri klien 2 dari 5

Setelah dilakukan perawatan selama 1 x 24 jam, masalah klien dapat teratasi dengan kriteria :

- Nyeri di bagian anus hialng / berkurang

- Nyeri pada saat BAB hilang

- Perdarahan hilang

- Bejnolan hilang

- Klien tidak meringis


- Skala nyeri 1 bahkan 0

- Berikan posisi yang nyaman

- Berikan bantalan di bawah bokong saat duduk

- Ajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri seperti relaksasi dan distraksi

- Observasi tingkatan nyeri

- Kolaborasi denngan tim medis untuk pemberian analgesik, pelunak feses, dan dilakukannya
hemoroidectomi

3.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh lemas

- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

DO :

- Klien tampak lemah

- Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

- Kekuatan otot klien :

· Ekstremitas atas : kanan 4, kiri 4.

· Ekstremitas bawah : kanan 5, kiri 5

Setelah dilakukan perawatan selama 1 x 24 jam, masalah klien dapat teratasi dengan kriteria :

- Klien tidak lemas

- Klien dapat beraktivitas secara mandiri

- Kekuatan otot klien maksimal


- Kaji tingkat aktvitas klien

- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari

- Mandirikan klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari

- Berikan motivasi kepada klien utuk bisa melakukan aktivitas secara mandiri

4.

Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh badan terasa lengket

- Klien mengatakan belum mandi

- Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan

DO :

- Badan klien tercium bau

- Badan klien tampak kotor

- Badan klien terasa lengket ketika diraba

Setelah dilakukan perawatan selama 1 x 24 jam, masalah klien dapat teratasi dengan kriteria :

- Badan klien tercium harum

- Badan klien bersih

- Badan klien tidak lengket

- Mandikan klien

E. Prosedur Tindakan

No
Diagnosa

Implementasi

1.

Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO :

- Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih

- Konjungtiva pucat

- Capillary refill > 3 detik

- Hb klien 4,3 g/dl

23 – 10 – 2014 07.00 WIB

- Memonitor banyaknya perdarahan klien

- Memonitor warna dan konsistensi darah

- Mengobservasi TTV secara rutin

- Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian vitamin K dan B12 sesuai indikasi

2.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh nyeri dibagian anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO:

- Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus


- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Skala nyeri klien 2 dari 5

23 – 10 – 2014 07.00 WIB

- Memberikan posisi yang nyaman

- Memberikan bantalan di bawah bokong saat duduk

- Mengajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri seperti relaksasi dan distraksi

- Mengobservasi tingkatan nyeri

- Berkolaborasi denngan tim medis untuk pemberian analgesik, pelunak feses, dan dilakukannya
hemoroidectomi

3.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

DO:

- Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

23 – 10 – 2014 07.00 WIB

- Mengkaji tingkat aktvitas klien

- Membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari

- Memandirikan klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari

- Memberikan motivasi kepada klien utuk bisa melakukan aktivitas secara mandiri

4.
Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh badan terasa lengket

- Klien mengatakan belum mandi

- Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan

DO :

- Badan klien tercium bau

- Badan klien tampak kotor

- Badan klien terasa lengket ketika diraba

23 – 10 – 2014 07.30 WIB

- Memandikan klien

F. Evaluasi

No

Diagnosa Keperawatan

Evaluasi

1.

Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB

DO :

- Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih

- Konjungtiva pucat
- Capillary refill > 3 detik

- Hb klien 4,3 g/dl

24 – 10 – 2014 07.00 WIB

S : Klien mengatakan perdarahan masih ada

O : Konjungtiva dan kuku masih pucat

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

2.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh nyeri dibagian anus

- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB

DO:

- Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus

- Klien tampak meringis menahan nyeri

- Skala nyeri klien 2 dari 5

24 – 10 – 2014 07.00 WIB

S : Klien mengatakan BAB masih terasa nyeri, nyeri di anus masih ada

O : Benjolan di anus masih ada

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

3.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid, ditandai dengan :


DS :

- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu

- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri

DO:

- Aktivitas klien tampak dibantu

- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

24 – 10 – 2014 07.00 WIB

S : Klien mengatakn masih lemah

O : Aktivitas klien masih dibantu

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

4.

Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh badan terasa lengket

- Klien mengatakan belum mandi

- Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan

DO :

- Badan klien tercium bau

- Badan klien tampak kotor

- Badan klien terasa lengket ketika diraba

23 – 10 – 2014 08.10 WIB

S : Klien mengatakan merasa nyaman

O : Badan klien tercium harum dan tampak bersih


A : Masalah teratasi

P : Intervensi selesai

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan mengenai Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis : Hemoroid
di Ruangan Perawatan Umum kelas II/B RSI Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya pada tanggal 23 – 10 – 2014
melalui pendekatan studi kasus didapatkan kesenjangan teori dan kenyataan praktek di lapangan,
pembahasan dilakukan melalui langkah – langkah keperawatan seperti :

A. Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang menggunakan teknik
wawancara, observasi, studi kepustakaan atau catatan perawat dan pemeriksaan fisik. Penulis
mendapatkan data yang diperlukan dengan baik karena adanya kerja sama yang baik dari klien,
keluarga klien, dan perawat ruangan sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.

Penulis dapat melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan penyakit hemoroid yang dapat
meliputi kumpulan data, analisa data, dan penegakan diagnosa keperawatan.

Pada waktu pengkajian, penulis melakukan pemeriksaan head to toe bukan pemeriksaan persistem.
Pada saat pengkajian riwayat kesehatan, peran klien lebih dominan dibanding dengan peran
keluarga klien. Peran klien sangat aktif dan kooperatif dalam memberikan berbagai informasi yang
dibutuhkan untuk menengakkan diagnosa. Disamping itu penulis mendapatkan berbagai dukungan
baik dari perawat ruangan, dokter, maupun petugas kesehatan lainnya yang bekerja di ruangan
perawatan umum.

B. Diagnosa Keperawatan

Dalam diagnosa keperawatan, penulis menemukan kesenjangan antara diagnosa yang terdapat
dalam teori dan diagnosa yang ada pada kenyataannya.

Dalam teori terdapat lima diagnosa yang mungkin muncul, yaitu :

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.


2. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.

3. Konstipasi berhubungan dengan nyeri karna ada benjolan di anus.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal.

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.

Tetapi pada kenyatannya hanya ada empat diagnosa yang muncul, yaitu :

1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.

4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.

Terdapat tiga diagnosa yang berbeda, yaitu dua diagnosa yang terdapat pada teori dan satu diagnosa
yang terdapat pada kenyataannya.

1. Konstipasi berhubungan dengan nyeri karena ada benjolan di anus.

2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal.

3. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.

Dua masalah yang terdapat pada teori tersebut tidak ditemukan pada klien dikarenakan pada
kenyataannya klien dapat BAB secara normal tanpa rasa takut dan pada klien tidak ditemukan tanda
– tanda infeksi seperti rubor, kalor, dolor, tumor ataupun kenaikan suhu tubuh klien.

C. Perencanaan

Penyusun dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang muncul, kesediaan dan kemampuan klien, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan
klien yang aktif dan kooperatif. Perencanaan yang sehat berdasarkan teori yang diperoleh dari
beberapa literature yang mendukung.

Penulis merencanakan tindakan untuk menanggulangi masalah – masalah tersebut pada klien.
Dalam kenyataannya tidak seluruh rencana dilaksanakan sesuai teori. Hal ini disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang dapat memungkinkan berhasilnya tindakan perawatan yang diberikan.

D. Implementasi

Setelah perencanaan, penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini, penulis hanya
memaparkan implementasi yang tindakan keperawatannya penulis lakukan dan melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah di susun sebelumnya.

Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dengan
melibatkan kerja sama klien, keluarga dan tim medis lain. Pada pelaksanaan tindakan keperawatan
pada klien penulis hanya melaksanakan tindakan keperawatan selama dua hari ( pada tanggal 23 –
24 oktober 2014 ) dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan dan klien pulang paksa.

Banyak faktor yang mendukung terlaksananya tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan,
diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alat serta adanya bimbingan dari
perawat, bimbingan akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan diagnosa menurut
medis.

E. Evaluasi

Tahap ini adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai perkembangan
klien setelah dilakukan asuhan keperawatan selama satu hari. Evaluasi dilaksanakan secara langsung
melalui observasi atau catatan keperawatan yang ada. Karena keterbatasan penulis dalam
mengevaluasi asuhan keperawatan maka dari itu penulis menanyakan kepada keluarga klien dan
perawat ruangan sehingga perkembangan klien dapat diketahui.

Penulis tidak mendapatkan banyak kesulitan saat melakukan evaluasi pada klien karena diagnosa
yang diangkat oleh penulis tidak jauh berbeda dengan landasan teori yang penulis dapatkan.

Dalam kasus ini setelah dilakukan evaluasi ternyata ada masalah yang belum teratasi. Masalah –
masalah lain yang belum teratasi dalam diagnosa adalah sebagai berikut :

1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.

Masalah – masalah tersebut belum teratasi karena adanya satu hal yang belum disetujui oleh klien
yaitu pengangkatan benjolan di daerah anus.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai definisi yang dikemukakan dalam bab II, penulis menyimpulkan bahwa hemoroid
adalah suatu benjolan yang tidak wajar yang terdapat di daerah anus yang dapat menyebabkan nyeri
pada saat BAB.
Gejala utama hemoroid adalah perdarahan melaui anus yang berupa darah segar tanpa rasa nyeri
dan prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.

Kasus hemoroid pada Ny. S dengan keluhan utama yaitu BAB bercampur / dilumuti darah.

Diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid.

4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.

B. Saran

1. Untuk Klien dan Keluarga

Diharapkan klien dapat memotivasi dirinya sendiri dan mengubah pola hidup yang lebih sehat agar
terhindar dari komplikasi penyakit hemoroid.

Diharapkan keluarga klien dapat respon yang positif bagi klien demi peningkatan status kesehatan
klien dan diharapkan keluarga klien waspada terhadap resiko pada keluarga klien sendiri.

2. Untuk Siswa / siswi SMK Bhakti Kencana Ciawi

Diharapkan siswa / siswi dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi materi, skill, maupun mental
dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status
klien. Dan siswa / siswi diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yangkomprehensif bagi
klien dengan melihat aspek bio-psiko-spiritual.

3. Untuk Masyarakat

Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, selayaknya kita menjaga
kesehatan dari kerusakan penyakit. Maka dari itu kita harus tahu pencegahan tanda dan gejala dari
berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Askanda, Sumitro. 1989, Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Bina Aksara
Dongoes Moorhouse Geissle, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson. 1989. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC

Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

http://debyrahmad.blogspot.com/2013/06/asuhan-keperawatan-hipertiroidisme.html

http:// bumiirwan.blogspot.com/2013/09/lp-hemoroid.html

http://detikautik.blogspot.com/2013/07/askep-hemoroid.html

Anda mungkin juga menyukai