Anda di halaman 1dari 17

TA-2121 SISTEM

PENAMBANGAN

BAIII
METODE PENAMBANGAN DAN
PEMILIHANNYA

3.1. PEMBAGIAN METOD PENAMBANGAN

Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3,


yaitu :

1. Tambang terbuka (surface mining): adalah metode penambangan


yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di
atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya
berhubungan langsung dengan udara luar.

2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining):


adalah metode penambangan yang segala
kegiatan atau aktivitas penambangannya
dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak
langsung berhubungan dengan udara luar.

3. Tambang bawah air (underwater mining): adalah metode


penambangan yang kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah
permukaan air atau endapan mineral berharganya terletak dibawah
permukaan air.

Tambahan:

4. Tambang ditempat (Insitu Mining or Novel


Mining).

Pemilihan metode penambangan dilakukan berdasarkan pada metode


yang akan memberikan keuntungan yang paling besar dan perolehan
tambang (mining recovery) yang paling baik dan bukan berdasarkan letak
dangkal atau dalamnya suatu endapan.

Hartman (1987) membagi ke-4 metode penambangan tersebut


menjadi metode-metode penambangan yang lebih spesifik seperti pada
Tabel 3.1.

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-1


TA-2121 SISTEM
PENAMBANGAN

Tabel 3.1 Klasifikasi Metode Penambangan (Hartman, 1987)


SISTEM KELAS METODE BAHAN GALIAN

Conventional

Mekanis Open pit mining* Metal, non-metal


Quarrying* Non-metal
Opencast mining* Batubara, non-metal
Tambang Terbuka
Auger mining Batubara, metal, non-metal
Aquaeous Hydraulicking* Metal, non-metal
Dregding * Metal, non-metal

Room & Pillar mining* Batubara, non-metal


Stope & Pillar mining* Metal, non-metal

Swa-sangga (Self- Underground gloryhole Metal, non-metal


supported) Gophering Metal, non-metal
Shrinkage stoping Metal, non-metal
Sublevel stoping * Metal, non-metal
Tambang
Bawah Tanah Cut & Fill stoping * Metal
Berpenyangga buatan
Stull stoping Metal
(Supported)
Square set stoping Metal

Longwall mining * Batubara, non metal


Ambrukan (Caving) Sublevel caving Metal
Block caving * Metal

Inconvetional

Penggalian cepat Batuan keras


Automasi, Robotik Semua
Gasifikasi bawah tanah Batubara, batuan lunak
Novel Retorting bawah tanah Hidrokarbon
Tambang samudera Metal
Tambang nuklir Non-batubara
Tambang luar bumi Metal, non-metal

*) = Metode penambangan yang lazim


diterapkan

3.2. PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN

Dalam kegiatan penambangan, hal yang paling utama adalah memilih suatu
metode penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik unik (alam,
geologi, lingkungan dan sebagainya) dari endapan mineral yang ditambang di

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-2


TA-2121 SISTEM
PENAMBANGAN

dalam batas keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang
paling minimum dan keuntungan yang paling maksimum. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan tersebut adalah :

1. Karakteristik spasial dari endapan

Faktor-faktor ini merupakan faktor penting yang dominan karena umumnya


sangat menentukan pemilihan metode penambangan antara tambang
terbuka dengan tambang bawah tanah, penentuan tingkat produksi, metode
penanganan material, dan bentuk tambang dalam badan bijih. Faktor-faktor
tersebut meliputi :

a. Ukuran (dimensi, terutama tinggi dan tebal)

b. Bentuk (tabular, lenticular, massive, irregular)

c. Orientasi (dip/inklinasi)

d. Kedalaman (rata-rata dan nilai ekstrim yang akan berimbas pada


stripping ratio)

2. Kondisi geologi dan hidrogeologi

Karakteristik geologi, baik dari badan bijih maupun batuan samping, akan
mempengaruhi pemilihan metode penambangan, terutama dalam pemilihan
antara metode selektif dan nonselektif serta pemilihan system penyanggaan
pada system penambangan bawah tanah. Hidrologi berdampak pada
kebutuhan akan penyaliran dan pemompaan, sedangkan aspek mineralogy
akan menentukan syarat-syarat pengolahan.

a. Mineralogi dan petrologi (Sulfida vs Oksida),

b. Komposisi kimia

c. Struktur endapan (lipatan, sesar, ketidakmenerusan, intrusi)

d. Bidang lemah, (kekar, rekahan, bidang perlapisan)

e. Keseragaman, alterasi, erosi (zona dan daerah pembatas)

f. Air tanah dan hidrologi (kemunculan, debit aliran dan muka air)

3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan mekanika batuan) untuk bijih dan
batuan sekelilingnya. Hal-hal ini akan mempengaruhi pemilihan peralatan

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-3


TA-2121 SISTEM
PENAMBANGAN

pada sistem penambangan terbuka dan pemilihan kelas dan metode dalam
sistem penambangan bawah tanah (swasangga, berpenyangga atau
ambrukan). Sifat-sifat geoteknik yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas)

b. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas, nisbah Poisson, dan lain-lain)

c. Perilaku elastik atau visko elastik (flow, creep)

d. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)

e. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten (kemampuan bukaan pada kondisi


tanpa penyangga)

4. Pertimbangan ekonomi

Pertimbangan ekonomi akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas,


masa pengembalian dan keuntungan. Faktor ini meliputi:

a. Cadangan (tonase dan kadar),

b. Produksi,

c. Umur tambang,

d. Produktivitas, dan

e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang


cocok

5. Faktor teknologi

Kondisi yang paling sesuai antara kondisi alamiah endapan dan metode
penambangan adalah yang paling diinginkan. Sedangkan metode yang tidak
sesuai mungkin tidak banyak pengaruhnya pada saat penambangan, tetapi
kemungkinan akan berpengaruh pada kegiatan pendukung
tambang/terusannya (pengolahan, peleburan, dll). Yang termasuk dalam
faktor teknologi adalah :

a. Perolehan tambang, dilusi (jumlah waste yang ikut terambil)

b. Kefleksibilitasan metode dengan perubahan kondisi

c. Selektifitas metode untuk memisahkan bijih dan waste

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-4


TA-2121 SISTEM
PENAMBANGAN

d. Konsentrasi atau dispersi pekerjaan

e. Modal, pekerja dan intensitas mekanisasi

6. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa lingkungan fisik saja,
tetapi juga meliputi lingkungan sosial-politik-ekonomi. Yang termasuk dalam
faktor lingkungan adalah :

a. Kontrol bawah permukaan untuk merawat kondisi bukaan

b. Penurunan permukaan tanah (subsidence), atau efek ambrukan pada


permukaan tanah

c. Kontrol atmosfir (ventilasi, kontrol kualitas, kontrol panas dan


kelembaban)

d. Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kesehatan dan keselamatan,


kehidupan, kondisi permukiman)

Prosedur pemilihan metode penambangan secara ringkas ditunjukkan oleh


Gambar 3.1.

Metode dan prinsip penambangan yang telah dijelaskan sebelumnya


melibatkan masalah-masalah geomekanika dan operasional. Pengelola industri
harus bisa memilih metode panambangan yang paling tepat untuk cebakan
bijih tertentu. Selain karakteristik badan bijih yang mempengaruhi pemilihan
metode panambangan, karakteristik operasional khusus untuk setiap metode
penambangan secara langsung juga ikut mempengaruhi pemilihan metode
penambangan.

Karekteristik operasional tersebut meliputi:

9 Skala penambangan

9 Laju produksi

9 Selektivitas

9 Persyaratan pekerja

9 Keluwesan ekstraksi

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-5


TA-2121 SISTEM
PENAMBANGAN

STUDI KONSEPTUAL
Penilaian karakteristik fisik dan kuantitas
overburden dari beberapa metode,
tataletak dan sistem penambangan

STUDI REKAYASA
kuantifikasi dan pembandingan konsep-
konsep yang dihasilkan terdahulu sehingga
dihasilkan rancangan dan biaya yang pasti

STUDI RANCANGAN RINCI


Spesifikasi dan gambar konstruksi dari
metode yang dipilih

LAPORAN REKAYASA FINAL


Keputusan investasi, pengadaan peralatan
dan jadwal pelaksanaan

Gambar 3.1. Prosedur pemilihan metode penambangan.

Keputusan terakhir dalam pemilihan metode penambangan akan merefleksikan


sifat-sifat mekanik dari badan bijih dan lingkungannya serta hal-hal teknik
praktis lain. Sebagai contohnya, non-selective method seperti block caving tidak
akan diterapkan pada cebakan bijih dimana selective recovery diperlukan,
walaupun cebakan tersebut sangat sesuai untuk ditambang dengan metode
block caving.

Terkadang muncul permasalahan bahwa pemilihan metode penambangan


dapat menimbulkan beberapa kesulitan teknis. Kesulitan yang timbul adalah
bagaimana menggabungkan beberapa faktor yang berpengaruh agar bisa
memutuskan metode penambangan yang sesuai untuk suatu cebakan bijih.
Berdasarkan perkembangan filosofi dan sejarah ilmu pertambangan, metode

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-6


TA-2121 SISTEM
PENAMBANGAN

penambangan dikembangkan untuk dapat mengakomodasi


dan mengeksploitasi beberapa kondisi
penambangan. Prosedur yang dapat
dikembangkan dalam pemilihan metode penambangan adalah dengan
melakukan optimasi secara komputasi.

Pemilihan metode panambangan sulit diterapkan bila berhadapan dengan


badan bijih besar yang harus ditambang dengan dua metode panambangan
yang berbeda, misalnya block caving dan open stoping. Block caving akan
menjadi metode yang lebih disukai karena jumlah tenaga kerja yang sedikit,
biaya per tonne yang rendah dan keuntungan-keuntungan teknis lainnya.
Prasyarat utama yang harus dipenuhi adalah bahwa ambrukan dapat diinisiasi
pada badan bijih dan merambat dengan kecepatan konstan melalui badan bijih
sebagai broken ore.

Kapan ambrukan dapat diterapkan pada suatu badan bijih? Jawabannya


bukanlah hal yang sederhana. Solusi praktis untuk menjawab pertanyaan ini
(mengerti tentang mekanisme ambrukan) dapat ditemukan pada klasifikasi
geomekanika yang dimodifikasi berdasarkan kondisi massa batuan di daerah
penambangan.

Tujuan utama pemilihan suatu metode untuk menambang suatu endapan


mineral adalah dalam rangka merancang suatu sistem eksploitasi yang paling
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dalam hal ini pengalaman berperan utama
dalam pengambilan keputusan yang memerlukan banyak pertimbangan
berdasarkan evaluasi rekayasa. Evaluasi tersebut dilakukan dalam tiga tahap
seperti pada Gambar 3.1, yaitu studi konseptual, studi rekayasa, dan studi
rancangan rinci. Hasilnya ialah sebuah laporan rekayasa final.

Contoh pedoman untuk penentuan metode penambangan terbuka berdasarkan


kekuatan bijih dan batuan di sekitarnya serta geometri cadangan menurut
Hartman (1987) dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Resume dari tabel tersebut adalah:

1. Tambang terbuka umumnya lebih serba guna, terutama berkaitan dengan


kekuatan bijih dan batuan samping, dip endapan, dan kadar bijih, tetapi
sangat bergantung dengan bentuk dan ukuran endapan, keseragaman

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-7


TA-2121 SISTEM
PENAMBANGAN

kadar dan kedalaman (keduanya mutlak dan bergantung pada nisbah


kupas/stripping ratio)

2. Penerapan ideal pada endapan yang besar, perlapisan datar (atau massif)
dengan sebaran secara mendatar luas dan tebal dan keterdapatannya dekat
permukaan.

3. Kurang cocok untuk endapan yang kecil, tipis, kadar tidak merata,
kemiringan besar dan posisinya dalam.

4. Penambangan dengan ekstraksi mekanis lebih konvensional, banyak


diterapkan, mudah dalam pelaksanaannya dan fleksibel dalam perubahan
metode penambangan.

5. Penambangan dengan ekstraksi aqueous lebih murah dan cocok untuk


diterapkan pada endapan kecil dengan kadar yang bervariasi, tetapi sangat
terbatas penerapannya pada endapan yang rentan terhadap terhadap air
dan jika pemenuhan kebutuhan air memerlukan biaya yang mahal.

Sedangkan contoh pedoman untuk penentuan metode penambangan bawah


tanah berdasarkan kekuatan bijih dan batuan di sekitarnya serta geometri
cadangan menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada Tabel 3.3.

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-8


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Tabel 3.2 Pemilihan Metode Penambangan Terbuka Berdasarkan Kekuatan Bijih dan Batuan serta Geometri Cadangan

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-9


Tabel 3.3 Pemilihan Metode Penambangan Bawah Tanah Berdasarkan
Kekuatan Bijih dan Batuan Serta Geometri Cadangan

Kekuatan bijih dan Klasifikasi sistem Geometri Metode


batuan penambangan cadangan Penambangan

Bijih : kuat sampai Tabular, datar, tipis, Room & Pillar


moderat ukuran besar

Swa – Sangga Tabular, datar, Stope & Pillar


tebal,ukuran besar
Self – Supported

Batuan : kompeten Tabular, miring, Shrinkage Stoping


(tidak runtuh meski tipis,ukuran
tidak disangga) sembarang

Tabular, miring, Sub-level Stoping


tebalukuran besar

Bijih: Moderat Bentuk tak teratur, Cut & Fill Stoping


sampai lemah miring, tipis, ukuran
sembarang

Penyangga buatan Tabular, miring, Stull Stoping


tipis, ukuran kecil
Artifically supported

Batuan: Incompeten Bentuk, kemiringan Square Set


(runtuh jika tidak ukuran sembarang, Stoping
disangga) tebal

Bijih : Moderat Tabular, datar, tipis, Longwall


sampai lemah ukuran besar

Ambrukan Tabular atau masif, Sub-level caving


miring,
(Caving)

Batuan : cavable Masif, miring, tebal, Block Caving


(dapat ambruk) ukuran besar

Tidak terlepas dari pedoman di atas, terdapat pedoman umum dalam


menentukan apakah akan menggunakan tambang bawah tanah atau tambang
terbuka. Metode tambang bawah tanah diterapkan jika kedalaman endapan,
dan atau nisbah pengupasan (stripping ratio) overburden terhadap bijih (atau
batubara atau mineral berharga lainnnya) menjadi sangat besar untuk
ditambang dengan metode tambang terbuka.

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-10


Metode penambangan yang biasa diterapkan didasarkan pada cara
penyanggaan (lihat Gambar 3.2). Pada gambar ini ditunjukkan bagaimana
perubahan pada perpindahan dan strain energy di daerah near field.

Underground mining
methods

Natural supported Artificially Unsupported


supported

Room & Sublevel & Longwall Sublevel Block


Shrink
pillar longhole mining caving caving
open stoping
stoping

Cut & Vertical


fill crater retreat
stoping stoping (VCR)

Magnitudes of displacement in country rock

Strain energy storage in near-field


rock

Rock response to
mining

Gambar 3.2. Penggolongan metode penambangan bawah tanah dan


perubahan kondisi massa batuan akibat penambangan.

Laubscher (1977) melakukan penelitian tentang hubungan antara sifat


geomekanik batuan dengan kemudahan caving atau
stoping. Pola pengklasifikasian yang disusun oleh Laubscher
menampilkan hasil korelasi antara kinerja metode penambangan dengan
kondisi massa batuan di dalam serta di sekitar badan bijih asbestos dan emas
di Zimbabwe. Pola Laubscher merupakan pengembangan asli dari teknik
klasifikasi geomekanik lainnya. Penerapan pola Laubscher dalam pemilihan
metode panambangan dan aspek- aspek lain dalam perencanaan dan
perancangan tambang telah dijabarkan oleh Laubscher (1981) seperti yang
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-11
ditunjukkan pada Tabel 3.4.

METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-12


Klasifikasi Laubscher memberikan perkiraan kuantitatif atau indeks sifat massa
batuan (angka dalam interval 0-100) yang digunakan untuk menentukan urutan
kelas (1-5). Setiap kelas berada pada interval indeks 20. Kelas 1 massa batuan
diartikan kondisi insitu material dengan kekuatan tinggi, frekuensi kekar yang
kecil, kuat gesar kekar yang tinggi, dan tekanan air yang rendah. Berdasarkan
uraian ringkas tentang mekanisme ambrukan yang diberikan pada bagian awal,
jelas bahwa massa batuan dengan urutan kelas yang tinggi tersusun oleh kekar
yang banyak dan bersifat getas, akan sangat sesuai bila dilakukan ambrukan.

Penyelidikan Laubscher dapat menerangkan hubungan langsung antara nomer


kelas dengan faktor kinerja, misalnya kecenderungan massa batuan untuk
menahan ambrukan (seperti cavability), ukuran butiran bijih, keperluan
secondary blasting pada drawpoint (yang mempunyai hubungan terbalik
dengan fragmentasi alami) dan kebutuhan dimensi undercut untuk menginisiasi
ambrukan. Parameter terakhir dijelaskan sebagai jari-jari hidraulik ekivalen,
misalnya perbandingan luas undercut terhadap keliling undercut untuk
menghitung geometri penggalian.

Interpretasi data pada Tabel 3.4 menunjukkan bahwa untuk kelas geomekanik
3-5 lebih baik menerapkan metode penambangan ambrukan. Untuk kelas 1 dan
2, metode penambangan open stope akan lebih baik diterapkan. Sebagai
tambahan, Tabel 3.1 tidak selamanya harus dijadikan patokan, karena dapat
juga memperhitungkan kondisi lainnya. Misalnya untuk kelas geomekanik III-3,
penerapan ambrukan dapat dilakukan dengan memperhitungan orientasi kekar
dan pengaruhnya terhadap ambrukan. Kendorski (1978) menyebutkan perlu
adanya critical factor dalam mengaplikasikan ambrukan pada badan bijih bila
terdapat kekar sub-horisontal.

Informasi pada Tabel 3.4 untuk ukuran undercut akan sangat berguna dalam
memperkirakan tata letak ambrukan. Misalnya untuk panel ambrukan dengan
penggalian undercut segiempat, dan kelas massa batuan 4, rata-rata jari-jari
ekivalen yang disarankan adalah 14 m dengan dimensi undercut 56 m.
Perhitungan dimensi undercut harus dilengkapi dengan analisis detail kondisi
spesifik massa batuan, misalnya kondisi tegangan insitu dan kekuatan massa
batuan. Bagaimanapun bagusnya klasifikasi geomekanik tersebut, hal tersebut
diperoleh berdasarkan pengalaman, sehingga masih diperbolehkan keputusan-
keputusan lain dalam aplikasinya.

Tabel 3.4 Unjuk Kerja Ambrukan Untuk Berbagai Kelas Geomekanik dari
Massa Batuan (Laubscher, 1981)

Kelas
1 2 3 4 5
geomekanik

Cavability Tidak terjadi buruk Sedang Baik Sangat baik

Ukuran fragmen - besar Sedang Kecil Sangat kecil

Secondary
- tinggi Medium Kecil sangat kecil
blasting

Dimensi
- 30 30 - 20 20 – 8 8
undercut (m)*

* Jari-jari hidraulik
ekivalen

3.3. TAMBANG TERBUKA ATAU TAMBANG BAWAH TANAH

Operasi penambangan meliputi: pemboran dan peledakan yang dilakukan


untuk memecah batuan, pemuatan dan pengangkutan, atau dapat juga
ditambahkan proses peremukan bijih untuk menghasilkan ukuran yang sesuai.
Operasi tersebut dapat diterapkan pada tambang bawah tanah, open pit, atau
penambangan di laut. Operasi yang sama juga dilakukan pada berbagai
pekerjaan konstruksi, misalnya pembuatan jalan, PLTA, dll. Sebelum sampai
pada analisis ekonomi yang sangat mempengaruhi pemilihan tambang bawah
tanah atau open pit dan pada kondisi bagaimana harus dilakukan perubahan
dari open pit ke tambang bawah tanah atau sebaliknya, sangat menarik bila
dipertimbangkan beberapa faktor-faktor umum.
3.3.1. Tambang Terbuka vs Tambang Bawah Tanah

3.3.1.1. Produksi

Tabel 3.5 menunjukkan jumlah material yang ditangani pada penambangan


open pit dan tambang bawah tanah di tahun 1973. Di dunia barat, industri
pertambangan dapat menangani material sebanyak 3 milyar ton bijih/ tahun.
Metode penambangan bervariasi sesuai dengan jenis logamnya. Bijih besi dan
tembaga lebih sering ditambang dengan metode open pit. Untuk emas, timbal,
dan seng lebih sering ditambang dengan metode bawah tanah.

Tabel 3.5 Jumlah Material yang Dipindahkan Selama Penambangan dan


Pekerjaan Konstruksi Tahun 1973 (Committee for Mineral Policy, 1978)

Kegiatan %
106 m3

Penambangan
Terbuka 1550 41
Bawah tanah 620 17

Pekerjaan konstruksi
Terbuka 1450 39
Bawah tanah 130 3

Total 3750 100

Jumlah penambangan bijih dengan open pit bervariasi untuk setiap negara. Di
USA sekitar 85% penambangan bijih logam dilakukan melalui open pit tetapi
untuk negara Swedia hanya 30%.

Tabel 3.6 memperlihatkan jumlah penambangan open pit dan bawah tanah di
dunia barat yang menghasilkan 150.000 ton bijih/ tahun (tidak termasuk
tambang batubara). Tabel 3.6 dapat mewakili 90% produksi tambang di
seluruh belahan dunia yang meningkat dari 1.900 juta sampai 3-500 juta ton per
tahun selama periode 1968-1977.

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa produksi tambang meningkat bukan karena


peningkatan jumlah industri pertambangan, tetapi lebih dikarenakan perluasan
daerah penambangan. Jumlah industri pertambangan besar meningkat, dan
selama periode waktu yang sama, jumlah tambang kecil dan medium
meningkat dengan konstan atau sebaliknya menurun menjadi semakin kecil.

Tabel 3.6 Tambang Bawah Tanah Vs Terbuka

di Dunia Barat (Anon, 1977)

Metode Penambangan 1968 1977

Bawah tanah
>3 juta ton/tahun 29 56
1-3 juta ton/tahun 144 140
0.5-1 juta ton/tahun 116 119
0.3-0.5 juta ton/tahun 108 121
0.15-0.3 juta ton/tahun 166 157

Subtotal 563 593

Terbuka
>3 juta ton/tahun 102 138
1-3 juta ton/tahun 109 142
0.5-1 juta ton/tahun 81 64
0.3-0.5 juta ton/tahun 68 53
0.15-0.3 juta ton/tahun 61 62

Subtotal 421 459

Total 984 1052

3.3.1.2. Perkembangan produksi

Perkembangan teknis yang cepat selama beberapa dekade terakhir


menghasilkan peningkatan produktivitas yang tinggi. Produktivitas menunjukkan
peningkatan yang lebih besar pada tambang-tambang besar dibandingkan
tambang-tambang kecil serta lebih tinggi diperoleh dari tambang terbuka
daripada tambang bawah tanah. Pada tambang terbuka hanya terdapat sedikit
pembatasan untuk bisa mempergunakan mesin-mesin dengan kapasitas yang
besar, berbeda dengan tambang bawah tanah yang dibatasi oleh ruang kerja
yang sempit.

Pada studi perbandingan antara tambang terbuka di USA dengan tambang


bawah tanah di Swedia yang telah dilakukan beberapa memperlihatkan bahwa
produksi tambang terbuka per tambang secara berkala lebih menunjukkan
peningkatan dibandingkan tambang bawah tanah, tetapi prosentase
peningkatan lebih besar terjadi pada tambang bawah tanah. Sejak awal abad
masehi, untuk tambang terbuka produktivitas meningkat sebanyak 250% dan
untuk tambang bawah tanah 350%, dan produktivitas mulai meningkat akhir-
akhir ini pada tambang bawah tanah besar dibandingkan tambang bawah tanah
kecil.

Anda mungkin juga menyukai

  • LAmpiran C Kebutuhan Top Soil Pertahun
    LAmpiran C Kebutuhan Top Soil Pertahun
    Dokumen1 halaman
    LAmpiran C Kebutuhan Top Soil Pertahun
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Sifat Munafik
    Sifat Munafik
    Dokumen5 halaman
    Sifat Munafik
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pendaftaran
    Formulir Pendaftaran
    Dokumen4 halaman
    Formulir Pendaftaran
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • BAB I Andes
    BAB I Andes
    Dokumen7 halaman
    BAB I Andes
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Mass Bry
    Mass Bry
    Dokumen3 halaman
    Mass Bry
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Ok
    Bab Iii Ok
    Dokumen23 halaman
    Bab Iii Ok
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Ok
    Bab Iii Ok
    Dokumen23 halaman
    Bab Iii Ok
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Pidato Papa1
    Pidato Papa1
    Dokumen2 halaman
    Pidato Papa1
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • COVER Tugas
    COVER Tugas
    Dokumen3 halaman
    COVER Tugas
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pendaftaran
    Formulir Pendaftaran
    Dokumen4 halaman
    Formulir Pendaftaran
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas
    Cover Tugas
    Dokumen13 halaman
    Cover Tugas
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pendaftaran
    Formulir Pendaftaran
    Dokumen2 halaman
    Formulir Pendaftaran
    januar789
    Belum ada peringkat
  • Metode Penambangan
    Metode Penambangan
    Dokumen12 halaman
    Metode Penambangan
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Penting 1
    Penting 1
    Dokumen1 halaman
    Penting 1
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • SAMBUTAN Pidato Halal Bihalal
    SAMBUTAN Pidato Halal Bihalal
    Dokumen2 halaman
    SAMBUTAN Pidato Halal Bihalal
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • COVER Ventilasi
    COVER Ventilasi
    Dokumen3 halaman
    COVER Ventilasi
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Pertambangan Emas
    Pertambangan Emas
    Dokumen17 halaman
    Pertambangan Emas
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Daun Salam
    Daun Salam
    Dokumen2 halaman
    Daun Salam
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Dolomit
    Dolomit
    Dokumen7 halaman
    Dolomit
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Pertambangan Emas
    Pertambangan Emas
    Dokumen11 halaman
    Pertambangan Emas
    Heddiansyah Nasution
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas
    Cover Tugas
    Dokumen3 halaman
    Cover Tugas
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Sifat Munafik
    Sifat Munafik
    Dokumen5 halaman
    Sifat Munafik
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Cover TTL
    Cover TTL
    Dokumen1 halaman
    Cover TTL
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • COVER Ventilasi
    COVER Ventilasi
    Dokumen3 halaman
    COVER Ventilasi
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • COVER Ventilasi
    COVER Ventilasi
    Dokumen3 halaman
    COVER Ventilasi
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Dolomit
    Dolomit
    Dokumen7 halaman
    Dolomit
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat
  • BGI Korundum
    BGI Korundum
    Dokumen14 halaman
    BGI Korundum
    Barry Andhika
    Belum ada peringkat