Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar
lebih besar dari bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi
yang dapat diamti langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat
diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh berbagai jenis mineral yang berbeda satu sama lain dan
berbeda-beda materipenyusun serta berbeda-beda pula dalam proses terbentuknya.
Salah satu mineral tersebut adalah corundum atau ruby.

1.2 Pokok Pembahasan


Adapun beberapa pokok bahasan yaitu :
a. Deskripsi Korundum
b. Ganesa Korundum
c. Eksplorasi Korundum
d. Penambangan Korundum
e. Pengolahan Korundum
f. Pemanfaatan Korundum
g. Penyebaran Korundum

1.3 Tujuan penulisan


Adapun beberapa tujuan penulian yaitu :
a. Mengetahui Deskripsi Korundum
b. Mengetahui Ganesa Korundum
c. Mengetahui Eksplorasi Korundum
d. Mengetahui Cara Penambangan Korundum
e. Mengetahui Pengolahan Korundum

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


1
f. Mengetahui Pemanfaatan Korundum
g. Mengetahui Penyebaran Korundum

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Korundum


Korundum adalah batuan pembentuk mineral yang ditemukan dalam
beku, metamorf, dan sedimen batuan. Ini adalah aluminium oksida dengan
komposisi kimia dari Al2 O3 dan struktur kristal heksagonal. Mineral secara luas
dikenal ekstrim kekerasan dan untuk fakta bahwa kadang-kadang menemukan
kristal transparan seindah dalam berbagai warna. Kekerasan ekstrim membuat
korundum abrasif yang sangat baik, dan ketika kekerasan yang ditemukan dalam
kristal yang indah, Anda memiliki bahan yang sempurna untuk
memotong batu permata. Korundum alam dan sintetis yang digunakan dalam
berbagai aplikasi industri karena ketangguhan mereka, kekerasan, dan kimia
stabilitas. Mereka digunakan untuk membuat bantalan industri, jendela anti gores
untuk instrument elektronik, wafer untuk papan sirkuit, dan banyak produk
lainnya. Korundum adalah batuan pembentuk mineral yang ditemukan dalam beku,
metamorf, dan sedimen batuan. Ini adalah aluminium oksida dengan komposisi
kimia dari Al2 O3 dan struktur kristal heksagonal. Mineral secara luas dikenal
ekstrim kekerasan dan untuk fakta bahwa kadang-kadang menemukan kristal
transparan seindah dalam berbagai warna. Kekerasan ekstrim membuat korundum
abrasif yang sangat baik, dan ketika kekerasan yang ditemukan dalam kristal yang
indah, Anda memiliki bahan yang sempurna untuk memotong permata. Korundum
alam dan sintetis yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri karena
ketangguhan mereka, kekerasan, dan kimia stabilitas. Mereka digunakan untuk
membuat bantalan industri, jendela anti gores untuk instrumen elektronik, wafer
untuk papan sirkuit, dan banyak produk lainnya.

2.1.1 Ciri Korundum


Rumus Kimia : Al2O3

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


3
Komposisi : Alumunium Oxide
Sistem Kristal : Hexagonal
Warna : Warna dapat putih (tidak berwarna), biru, merah,
kuning, hijau, cokelat, abu abu, ungu, dan merah muda.
Kristal Habit : Tabular
Kilap : Non Logam ( Vitreous )
Cerat : Putih
Belahan : Tidak ada
Kekerasan : 9 skala mohs
Transparansi : Transparan, Translucent
Pecahan : Uneven
Genesis : Corundum berasosiasi dengan batuan miskin silika
(felspatoid).

Gambar II.1
Mineral Korundum

2.1.2 Bentuk Mineral


Mineral korundum memiliki dua varietas, yaitu permata merah korundum
yang dikenal sebagai ruby dan semua warna lain korundum yang dikenal sebagai
safir.

2.1.3 Sifat Fisik


Korundum alam adalah mineral kedua terkeras setelah berlian yang masih
empat kali lebih keras dari mineral ini. Kekerasan korundum dapat dikaitkan

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


4
dengan ikatan aluminium dan oksigen yang kuat dan pendek. Ikatan ini menarik
oksigen dan aluminium atom berdekatan, membuat kristal tidak hanya keras tapi
juga cukup padat untuk mineral yang hanya terdiri dari dua elemen ringan.
Korundum ini memiliki warna yang bervariasi, yaitu warna putih (tidak
berwarna), biru, merah, kuning, hijau, cokelat, abu abu, ungu, dan merah muda.
Korundum memiliki kilap kaca dan memiliki kekerasan 9 skala mohs. Cerat
mineral korundum ini berwarna putih dan mineral korundum ini tidak memiliki
belahan, tetapi memiliki pecahan yaitu konkoidal. Bentuk dari korundum yaitu
kristalin dan memiliki struktur granular. Korundum memiliki berat jenis 3,9 4,1.
Sifat dalam dari mineral korundum ini bersifat rapuh. Kemagnetan dari mineral ini
adalah paramagnetik dan transparasi kristal dari mineral ini adalah transparan.
Karakteristik lain dari mineral ini adalah indeks bias sekitar 1,77, pleochroic
(intensitas warna bervariasi dari arah melihat berbeda) dan membentuk pola pada
permukaan yang terpisah.

2.1.4 Komposisi Kimia


Komposisi kimia dari mineral korundum adalah Al2O3 (Alumunium
Oxide). Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan
oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam
bidang pertambangan, keramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak
disebut dengan nama alumina.
Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik yang
baik. Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut corundum atau
-aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen
dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya. Aluminium oksida berperan
penting dalam ketahanan logam aluminium terhadap perkaratan dengan udara.
Logam aluminium sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara.
Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida, yang
terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium.
Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut. Ketebalan
lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses anodisasi. Beberapa alloy (paduan

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


5
logam), seperti perunggu aluminium, memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan
aluminium pada alloy untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun beberapa
proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation menghasilkan sebagian besar
Al2O3 dalam bentuk kristalin, yang meningkatkan kekerasannya.
Secara alami, aluminium oksida terdapat dalam bentuk kristal corundum. Batu
mulia rubi dan sapphire tersusun atas corundum dengan warna-warna khas yang
disebabkan kadar ketidakmurnian dalam struktur corundum. Aluminium oksida,
atau alumina, merupakan komponen utama dalam bauksit bijih aluminium yang
utama. Pabrik alumina terbesar di dunia adalah Alcoa, Alcan, dan Rusal.
Perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam produksi dari aluminium oksida dan
aluminium hidroksida misalnya adalah Alcan dan Almatis. Bijih bauksit terdiri dari
Al2O3, Fe2O3, dan SiO2 yang tidak murni. Campuran ini dimurnikan terlebih dahulu
melalui Proses Bayer: Al2O3 + 3H2O + 2NaOH + panas 2NaAl(OH)4 Fe2O3 tidak
larut dalam basa yang dihasilkan, sehingga bisa dipisahkan melalui penyaringan.
SiO2 larut dalam bentuk silikat Si(OH)62-. Ketika cairan yang dihasilkan
didinginkan, terjadi endapan Al(OH)3, sedangkan silikat masih larut dalam cairan
tersebut. Al(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan 2Al(OH)3 + panas
Al2O3 + 3H2O Al2O3 yang terbentuk adalah alumina.

2.2 Ganesa Korundum


Terbentuk pada batuan metamorf, yaitu sebagai mineral asesori dalam
batugamping kristalin, sekis-moka dan genes. Dapat juga dalam lingkungan batuan
beku, khususnya sienit dan sienit nefelin, dalam pegmatit, retas lamprofir, dan pada
lingkungan sedimen yaitu dalam pasir, kerikil-kerakal disungai. Mineral korundum
ini berasosiasi dengan calcite, zoisite, feldspars, micas and garnets. Tempat
ditemukannya mineral korundum ini adalah di Peeks Hill, New York.
Korundum alam adalah mineral kedua terkeras setelah berlian yang masih
empat kali lebih keras dari mineral ini. Kekerasan korundum dapat dikaitkan
dengan ikatan aluminium dan oksigen yang kuat dan pendek. Ikatan ini menarik

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


6
oksigen dan aluminium atom berdekatan, membuat kristal tidak hanya keras tapi
juga cukup padat untuk mineral yang hanya terdiri dari dua elemen ringan.
Korundum ini memiliki warna yang bervariasi, yaitu warna putih (tidak
berwarna), biru, merah, kuning, hijau, cokelat, abu abu, ungu, dan merah muda.
Korundum memiliki kilap kaca dan memiliki kekerasan 9 skala mohs. Cerat
mineral korundum ini berwarna putih dan mineral korundum ini tidak memiliki
belahan, tetapi memiliki pecahan yaitu konkoidal. Bentuk dari korundum yaitu
kristalin dan memiliki struktur granular. Korundum memiliki berat jenis 3,9 4,1.
Sifat dalam dari mineral korundum ini bersifat rapuh. Kemagnetan dari mineral ini
adalah paramagnetik dan transparasi kristal dari mineral ini adalah transparan.
Karakteristik lain dari mineral ini adalah indeks bias sekitar 1,77, pleochroic
(intensitas warna bervariasi dari arah melihat berbeda) dan membentuk pola pada
permukaan yang terpisah.

2.3 Eksplorasi Korundum


Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya
cebakan mineral secara rinci, yaitu unutk mengetahui, menemukan,
mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dam pemineralaran
berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitaas dan kualitas suatu endapan mineral
unruk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.
Tahap Eksplorasi dilaksanakan melalui empat tahap, yakni :
1. Survei tinjau ,
Yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari pemetaan geologi
regional, pemotretan udara,citra satelit dan metode survey tidak langsung
lainnya untuk mengedintifikasi daerah-derah anomial atau meneraliasasi
yang proespektif untuk diselifdiki lebih lanjut.
Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengedintifikasi derah-
daerah mineralisasi/cebakan skala regional terutama hasil studi geologi
regional dan analisis pengindraan jarak jauh untuk dilakukannya pekerjaan
pemboran. Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah pemetaan
Geologi dan Topografi skala 1 : 25.000 sampai skala 1 : 10.000.

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


7
Penyelidikan geologi yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi
diantaranya : pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan
geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan
dan pengambilan contoh yang berkaitan dengan aspek geologi dilapangan.
Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi,
mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan
contoh berupa batuan terpilih, pembuatan Sumur Uji, Survey geofisika,
Hasilnya sumber daya perak hipotetik sampai tereka.
2. Prospeksi Umum
Dilakukan untuk mempersempit dearah yang mengandung
cebakan mineral yang potensial.
Kegiatan Penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi
dan pengambilan contoh awal, misalnya puritan dan pemboran yang
terbatas, study geokimia dan geofisika, yang tujuanya adalah untuk
mengidentifikasi suatu Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral
Resources) yang perkiraan dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil
analisis kegiatan diatas.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap Survei Tinjau.
Cakupan daerah yang diselidiki lebih kecil dengan skala peta antara 1 :
50.000 sampai dengan 1 : 25.000. Data yang didapat meliputi morfologi
(topografi) dan kondisi geologi (jenis batuan/startigrafi dan struktur geologi
yang berkembang). Pengambilan contoh pada derah prospek secara alterasi
dan mineralisasi dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk analisa
laboratorium, sehinga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu
daerah yang akan dieksplorasi.
3. Eksplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang
teredintifikasi.
4. Eksplorasi rinci, yaitu tahap ekplorasi untuk mendeliniasi secara rinci
dalam tiga dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari
dari percontohan singkapan,puritan, lubang bor, shafts, dan terowongan.
Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan Eksplorasi adalah :

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


8
1. Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000
2. Pengambilan contoh dan analisis contoh
3. Penyelidikan geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik
batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan sefrta
geometri cebakan mineral. Pada survey ini dilakukan pengukuran
topografi, Geolistrik.
4. Pemboran Inti
Hasilnya sumber daya korundum terunjuk dan terukur.
2.4 Penambangan Korundum
Pada umumnya korundum didapatkan berasosiasi dengan intan . oleh
sebaba itu penambangan korundum di besar sepertlakukan seperti penambangan
intan. Pencarian intan dilakukan dengan cara membuat atau menggali lubang
didalam tanah yang sudah tentu mengandung intan. Ada dua macam lubang yaitu
lubang surut dan lubang dalam. Lubang surut kedalamannya antara satu sampai
setengah meter sedangkan lubang dalam dapat mencapai sepuluh meter atau lebih.
Untuk menghancurkan tanahnya pada mulanya hanya digali dengan tenaga
manusia, tetapi saat sekarang sudah ada yang mempergunakan pompa semprot
seperti yang sudah dilakukan di daerah penambangan rakyat di daerah Sungai Gula,
Kecamatan Permata Intan.

2.5 Pengolahan Korundum


Meningkatkan kualitas batu permata dengan cara mengolahnya adalah
praktek umum. Beberapa pengolahan digunakan dalam hampir semua kasus dan
oleh karena itu dianggap bisa diterima. Selama era 1990-an, pasokan besar bahan
murah menyebabkan lonjakan tiba-tiba pasokan batu ruby yang sudah diolah
dengan panas, sehingga berakibat adanya tekanan penurunan pada harga ruby.
Peningkatan yang digunakan meliputi pengubahan warna, peningkatan
transparansi dengan melarutkan inklusi rutil, memperbaiki retakan atau bahkan
benar-benar mengisinya.
Pengolahan yang paling umum adalah penerapan panas. Kebanyakan, atau
malah semua, ruby di pasaran bawah diolah dengan panas pada batu mentah untuk
meningkatkan warna, menghilangkan semburat ungu, bercak biru, dan sutra.

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


9
Pengolahan panas ini biasanya dilakukan pada suhu sekitar 1800 C (3300 F).
Beberapa ruby mengalami proses pemanasan tabung rendah, yaitu ketika batu
dipanaskan di atas arang dengan suhu sekitar 1.300 C (2400 F) selama 20 sampai
30 menit. Benang sutra hanya akan rusak sebagian ketika warna ditingkatkan.
Pengolahan lain, yang menjadi lebih umum dalam beberapa tahun
terakhir, adalah pengisian kaca timah. Mengisi retakan di dalam ruby dengan kaca
timah (atau bahan sejenisnya) secara dramatis meningkatkan transparansi batu,
membuat batu ruby yang sebelumnya tidak cocok menjadi cocok untuk dipasang
dalam perhiasan. Proses ini dilakukan dalam empat langkah:
1. Batu-batu mentah dipoles dulu untuk menghilangkan semua kotoran
permukaan yang dapat mempengaruhi proses.
2. Batu mentah dibersihkan dengan hidrogen fluoride
3. Proses pemanasan pertama dilakukan tanpa penambahan isian. Proses
pemanasan akan menghilangkan kotoran di dalam retakan. Meskipun ini
dapat dilakukan pada suhu sampai 1400 C (2500 F), pemanasan ini
bisanya dilakukan pada suhu sekitar 900 C (1600 F) karena sutra rutil
masih utuh.
4. Proses pemanasan kedua dilakukan dalam oven listrik dengan aditif
kimia yang berbeda. Campuran lain terbukti sukses, namun sebagian
besar kaca bubuk yang mengandung timah umum digunakan saat ini.
Ruby dicelupkan ke dalam minyak, kemudian ditutupi dengan bubuk,
ditanam pada ubin, dan ditempatkan dalam oven dengan suhu sekitar
900 C (1600 F) selama satu jam dalam atmosfer oksidasi. Bubuk
berwarna oranye berubah pada saat pemanasan menjadi pasta transparan
hingga kuning, yang mengisi semua retakan. Setelah pendinginan,
warna pasta sepenuhnya menjadi transparan dan secara dramatis
meningkatkan transparansi ruby secara keseluruhan.
Jika sebuah warna perlu ditambahkan, bubuk kaca dapat ditingkatkan
dengan tembaga atau oksida logam lainnya serta unsur-unsur seperti natrium,
kalsium, kalium dll.

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


10
Proses pemanasan kedua dapat diulang 3-4 kali, bahkan dengan
menerapkan campuran yang berbeda. Ketika perhiasan yang mengandung batu ruby
dipanaskan (untuk peningkatan), itu tidak boleh dilapisi dengan asam borasik atau
bahan lainnya, karena dapat menggores permukaan; perhiasan ruby tersebut tidak
harus dilindungi seperti berlian.
Pengolahan dapat dengan mudah ditentukan dengan menggunakan kaca
pembesar 10x untuk menemukan gelembung baik dalam rongga atau retakan yang
diisi dengan kaca.

2.6 Pemanfaatan Korundum


2.6.1 Abrasive
Kekerasan ekstrim korundum membuatnya sangat berguna sebagai
abrasif. Hancur korundum diproses untuk menghilangkan kotoran dan kemudian
disaring untuk menghasilkan butiran seragam ukuran dan bubuk. Ini digunakan
untuk media grinding, polishing senyawa, kertas pasir, gerinda, dan aplikasi
pemotongan lainnya.

Gambar II,2
Spinel korundum ampelas
Sebuah spesimen dari ampelas batu yang kaya korundum dan spinel dari Peekskill, New
York. Spesimen ini adalah sekitar enam inci (lima belas sentimeter) di. Emery telah
sering hancur, diproses, dan disaring untuk digunakan sebagai industri abrasif.

Beberapa masalah dengan menggunakan korundum alam sebagai abrasif


adalah bahwa deposito biasanya kecil, tidak teratur bentuknya, dan korundum

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


11
adalah kualitas variabel. Mereka tidak sumber terpercaya dari bahan-kualitas yang
konsisten diperlukan untuk menjalankan proses manufaktur. Korundum sintetis,
diproduksi menggunakan bauksit dikalsinasi, telah menjadi sumber yang lebih
dapat diandalkan dengan sifat yang lebih konsisten. Ini telah menggantikan
korundum alam di produk yang paling diproduksi.

2.6.2 Dibuat Rubi dan Sapphires


Kebanyakan orang yang akrab dengan korundum; Namun, sangat sedikit
orang yang tahu dengan nama mineralnya - sebaliknya mereka tahu itu dengan
nama "ruby" dan "safir." Sebuah spesimen batu permata berkualitas dari korundum
dengan warna merah tua dikenal sebagai "ruby." Sebuah korundum batu permata
berkualitas dengan warna biru disebut "safir." Korundum tak berwarna dikenal
sebagai "safir putih." Korundum dari warna lain dikenal sebagai "safir mewah."

Gambar II.3
Korundum Ruby

Gambar II.4
Korundum Safir
2.7 Penyebaran Korundum di Indonesia
Sampai saat ini Indonesia belum ditemukan endapan korundum yang
potensial. Tempat yang sudah diketahui keberadaannya antar lain:

a. Kali, mantan Tengah : S.Busang, Kp. Jujang, Kab. Barito, Kab.


Barito Hulu ( cukup baik untuk permata, jenis rubi dan safir
terdapat dalam endapan sungai, bentuk membundar tanggung
sampai baik); S.Tuhup (baik untuk permata, Sebagai endapan
Placer didaerah pendulangan intan).
b. Kalimantan Selatan: Simpang Empat, Martapura Kab. Banjar
(terdapat pada endapan sungai didaerah pendulangan intan).

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Korundum adalah batuan pembentuk mineral yang ditemukan


dalam beku, metamorf, dan sedimen batuan. Ini adalah aluminium
oksida dengan komposisi kimia dari Al2O3 dan struktur Kristal
heksagonal. Mineral secara luas dikenal ekstrim kekerasan dan

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


13
untuk fakta bahwa kadang-kadang menemukan kristal transparan
seindah dalam berbagai warna.
2. Korundum alam dan sintetis yang digunakan dalam berbagai
aplikasi industri karena ketangguhan mereka, kekerasan, dan kimia
stabilitas.
3. Korundum alam adalah mineral kedua terkeras setelah berlian yang
masih empat kali lebih keras dari mineral ini. Kekerasan korundum
dapat dikaitkan dengan ikatan aluminium dan oksigen yang kuat dan
pendek. Ikatan ini menarik oksigen dan aluminium atom berdekatan,
membuat kristal tidak hanya keras tapi juga cukup padat untuk
mineral yang hanya terdiri dari dua elemen ringan.
4. Pada umumnya korundum didapatkan berasosiasi dengan intan .
oleh sebaba itu penambangan korundum di besar sepertlakukan
seperti penambangan intan. Pencarian intan dilakukan dengan cara
membuat atau menggali lubang didalam tanah yang sudah tentu
mengandung intan

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Bahan Galian Industri - KORUNDUM


14

Anda mungkin juga menyukai