TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.2 Epidemiologi
a. Ras
(80% dari semua kasus).Penyakit ini tersebar diseluruh dunia dan dapat
sering terjadi pada bangsa India dibanding pada bangsa berkulit hitam dan
b. Umur
dapat juga mengenai semua umur termasuk anak-anak. Di India penyakit ini
onset penyakit antara usia 40 sampai 60 tahun, namun penyakit juga bisa
c. Jenis Kelamin
pria dan wanita, dari laporan lain menyatakan bahwa penyakit cenderung
ekstraseluler region terminal amino pada desmoglein 3 ini mempunyai efek langsung
terutamanya pada epidermis bawah dan lebih padat pada mukosa bukal dan kulit
ditemukan pada epidermis, dan lebih padat pada epidermis atas.Penyakit ini dapat
fungsi patogenik primer dalam mengurangi perlekatan antara sel-sel keratinosit yang
Konsep umum dari pemfigus merupakan kombinasi dari faktor eksogen dan
tentang pemfigus yang diinduksi agen eksogen pertama sekali diperkenalkan oleh
Degos dkk pada tahun 1969. Faktor predisposisi genetik diketahui berhubungan
dengan Human Leukocyte Antigen (HLA) dan agen yang menginduksi dari
lingkungan meliputi radiasi UV, obat-obatan, virus, luka bakar kontak dengan alergen
(pestisida), dan stres emosional.12,17 Salah satu faktor lingkungan yang sangat penting
dalam menginduksi pemfigus adalah pajanan yang lama dari radiasi UV. 12
yang paling dominan adalah pestisida dan material kebun, pasien yang tinggal
belakang terdapat genetik yang mudah terkena pemfigus sehingga bermanfaat untuk
mengurangi resiko relaps dan pada beberapa kasus dapat menjadi pengobatan.
Sebagian besar pasien tidak terdeteksi agen yang menginduksi terjadi pemfigus.
Faktor eksogen mempunyai peran utama, sehingga penyakit regresi setelah faktor
Umumnya penyakit PV ditandai dengan lesi awal pada mukosa oral yang
kemudian diikuti dengan timbulnya lesi pada kulit beberapa lama kemudian.Lesi
sangat jarang muncul sebagai erupsi generalisata yang akut. Lesi umumnya dijumpai
dengan bentuk bula dinding kendor yang rapuh dan mudah pecah, jarang terlihat
dalam bentuk yang masih utuh, sehingga seringkali yang terlihat lesi erosi dan krusta.
Lokasi predileksinya meliputi kulit kepala, wajah, dada, umbilikus dan genitalia.1-
4,9,18
Bula pada PV berdinding tipis, relatif flaksid, dan mudah pecah yang timbul
pada kulit atau membran mukosa normal maupun di atas dasar eritematous. Cairan
bula pada awalnya jernih tetapi kemudian dapat menjadi hemoragik bahkan
seropurulen. Bula-bula ini mudah pecah, dan secara cepat akan pecah sehingga
terbentuk erosi. Erosi ini sering berukuran besar dan dapat menjadi
PV biasanya timbul pertama kali di mulut kemudian di sela paha, kulit kepala,
wajah, leher, aksila, dan genital. Pada awalnya hanya dijumpai sedikit bula, tetapi
kemudian akan meluas dalam beberapa minggu, atau dapat juga terbatas pada satu
Lesi di mulut muncul pertama kali dalam 60% kasus. Bula akan dengan
mudah pecah dan mengakibatkan erosi mukosa yang terasa nyeri. Lesi ini akan
2.1.5 Diagnosis
PV secara klinis ditandai dengan lesi primer berupa bula yang berdinding kendor,
mudah pecah, sehingga jarang terlihat dalam bentuk bula yang utuh. Lesi yang
dijumpai seringkali dalam bentuk erosi yang mudah berdarah diakibatkan bula yang
pecah dan sering juga menjadi krusta.Tanda Nikolsky merupakan petanda khas pada
PV.Membran mukosa sering terkena dengan lesi erosi yang terasa nyeri dan sering
Pada pemeriksaan ini, diambil sampel kecil dari kulit yang berlepuh dan
plasma.4,5,20-22
b. Imunofluoresensi
Imunofluoresensi langsung
DIF biasanya menunjukkan IgG yang menempel pada permukaan keratinosit yang
klinisnya bisa tumpang tindih sehingga mempunyai banyak diagnosis banding, antara
lain pemfigus, pemfigoid bulosa, epidermolisis bulosa, linear IgA bullous dermatosis
2.1.6 Pengobatan
lesi baru dan menghasilkan proses penyembuhan pada lesi yang telah ada. Terapi
penyakit dan subtipe pemfigus. Faktor lain yang juga penting adalah faktor penderita
(usia penderita, keadaan umum, riwayat penyakit lain, seperti diabetes melitus,
hipertensi atau tuberkulosis) dan faktor obat (meliputi efikasi, efek samping dan
harga). 3,8,10,22
kortikosteroid sistemik dosis tinggi dan jangka panjang namun dapat menimbulkan
itu mekanisme yang unik untuk tiap jenis pemfigus memerlukan beberapa pilihan
menginduksi remisi atau terjadi efek samping berat dari kortikosteroid, atau untuk
mikofenolat mofetil, metotreksat dan siklosporin. Terapi awal dapat juga dimulai
total kortikosteroid yang diperlukan. Terapi topikal sebagai suportif guna mencegah
infeksi sekunder juga diperlukan pada penyakit pemfigus dengan lesi erosi dan
ekskoriasi.Untuk lesi pemfigus yang lokalis, terutama hanya mengenai mukosa oral,
juga dapat digunakan kortikosteroid topikal dan intralesi, namun jarang sekali
efektif.Selain itu, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit juga penting dalam
Mortalitas dan lamanya waktu untuk terjadinya remisi klinis pada penyakit
pemfigus merupakan indikator efikasi terbaik dari rejimen terapi. Penyakit ini
sendiri bersifat persisten, biasanya kambuh dan tidak pasti apakah terapi yang
tetap dilanjutkan, ataukah terapi akan menginduksi remisi yang lengkap dan
selamanya sehingga terapi dapat dihentikan. Induksi untuk terjadinya remisi lengkap
dengan keterlibatan lesi kulit dan mukosa sebesar 8,3%, dan sekitar 3% pada
Pemfigus Vulgaris
• Fakor eksogen
• Genetik • radiasi UV Sosio Demografi
Human Leukocyte • pestisida • Umur
Antigen (HLA) • obat-obatan • Jenis kelamin
• virus • Suku
• luka bakar • Pekerjaan
• stres
emosional
Gambar 2.1 Diagram kerangka teori