Anda di halaman 1dari 6

IndikatorPemantauanAntenatal Care

Berdasarkan kemenkes pelayanan antenatal terpadu, terdapat berbagai indikator yang


digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal yaitu

Cakupan K1 adalah cakupan ibuhamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan


antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada trimester I, yang biasanya dilakukan
sebelum usia kehamilan 8 minggu. Angka cakupan K1 dapat diperoleh dari jumlah kunjungan
pertama ibuhamil dalam 1 tahun dibagi jumlah sasaran ibuhamil di wilayah kerja dalam satu
tahun. Pentingnya adanya cakupan K1 pada ibu hamil berkaitan erat dengan peranan pemerintah
terhadap masyarakat untuk menurunkan angka kematian ibu dalam mewujudkan sasaran
pembangunan kesehatan nasional

Cakupan K4 adalah cakupan ibuhamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar, paling sedikit empat kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Kunjungan antenatal dikatakan lengkap jika sudah memenuhi cakupan K4 yaitu cakupan
ibuhamil yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 4 kali selama kehamilannya
dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal 1 kali pada trimester I
(0-12 minggu), 1 kali pada trimester II (≥12-24 minggu), dandua kali pada trimester III (≥24
minggu sampai dengan kelahiran). Angka cakupan K4 diperoleh dari jumlah kunjungan ulangan
ibuhamil dalam 1 tahundibagi jumlahsasaranibuhamil di wilayahkerjadalamsatu tahun.1
Faktor-faktor yang berhubungandenganpolakunjungan Antenatal Care (ANC)
padaibuhamil

 Usiakehamilan
MenurutpenelitianSiswosuharjo S, distribusirespondensebesar 41,8 %
padasaatibuhamilmemasuki trimester
III.3hasilpenelitianinisejalandenganpenelitianPardosi JF dkk, yang
menyatakanbahwahanya 28 % yang melakukanpemeriksaankehamilanpada trimester
pertama, sedangkanpadakunjunganibu trimester keduameningkatmenjadi 3 kali (72%).
Alasanibuhamillebihseringmemeriksakehamilan di saat trimester keduadibandingkan
trimester pertamakarenakepercayaanakanmitospadaibuhamil yang
takuttidakjadihamiljikalangsungperiksakehamilansecara dini.4
 Pendidikanibu
Pendidikanmerupakanilmu yang diberikanseseorangterhadapperkembangan orang lain
menujukearahcita-citatertentu yang
menentukanmanusiauntukberbuatdanmengisikehidupanuntukpencapaiankeselamatandan
kebahagiaan.5Pendidikanibuakansangatmempengaruhitingkatpengetahuandanperilakudala
mmemeliharakesehatandiridankeluarganyakarenaibuyang
berpendidikanlebihtinggicenderungmemperhatikankesehatandiridan keluarganya.6Tingkat
pendidikandibagimenjaditigayaiturendah (jikatidaksekolahatauhanyatamat SD), sedang
(jikahanyatamat SMP ataupun SMA) dantinggi (jikatamat
DI/DII/DIII/ataupunperguruantinggi).5MenurutpenelitianSiswosuharjo S,
tidakadahubunganbermaknaantaratingkatpendidikandenganpolakunjungan antenatal,
haltersebutdapatdiartikanbahwabaikibuhamildengantingkatpendidikanbaikrendah,
sedang, tinggisama-samamemilikipemahaman yang baikterhadappemanfaatanantenatal
care.3
 Pengetahuanibu
Pengetahuanmerupakantingkatanseberapadalampemahamanseseorangdalammenyelesaika
nmasalahtentangkonsepbarudankemampuandalambelajar.Pengetahuanyang
dimaksuddisiniadalahpengetahuanibutentangkehamilan, karenapengetahuanyang
dimilikiibuhamilmempengaruhipolapikir
yangakhirnyaakanmengubahperilakuibumenujuperilakuyang sehat.
Memilikipengetahuantentangkehamilanberartiibutelahmampumendalamidanmenghadapi
masalahdalamkehamilan.MenurutpenelitianSuryandari,
tingkatpengetahuandibagimenjaditigayaitubaik, cukup, kurang. Tingkat
pengetahuanibuhamildapatdiukurdenganmenggunakankuesionerberupapertanyaantertutup
denganmemilihjawaban “benar” atau “salah”.5
 Paritas
MenurutpenelitianSiswosuharjo S,
adahubungansignifikanantaraparitasdenganpolakunjunganAntenatal
caredimanakarakteristikibu yang melakukankunjungan ANC sebagianbesarparitas
multipara sekitar 77,7%,5karenabiasanyaibu yang
sudahpernahmelahirkanlebihmemahamidanmenyadaribahayakehamilansehinggaperlumel
akukankunjungan antenatal selamakehamilan.NamunmenurutpenelitianSaenun MH, dari
54 respondensebagianbesarprimigravidasebesar 35,2 % denganp value = 0,037 yang
artinyaadahubunganjumlahparitasterhadappolakunjunganperawatan
antenatal.7Jumlahparitasibuhamilberpengaruhterhadappengalamanseseorangtentangkeha
milanitusendiri. Padaprimipara,
merekalebihinginkehamilannyaselaludalamkeadaansehatkarenabelummemilikipengalama
nkehamilansehinggadalamperjalanankehamilanhinggapersalinan yang aman,
ibuhamilakanlebihmemilihmelakukankunjunganAntenatal
care.7Jadibaikprimiparamaupun multiparasama-
samamemahamibahwakunjunganAntenatal
careitupentingdalammencegahterjadinyakomplikasikehamilan.
 DukunganKeluarga
Keluargamerupakan unit terkecildalamsuatumasyarakat yang
terdiridarisuamiistridananaknya yang
hidupbersamadalamsuatuikatandarahketurunan.Dukunganadalahsuatuupaya yang
diberikankepada orang lain untukmemberimotivasipada orang
tersebutdalammelaksanakan kegiatan.8Dukungankeluargadalampelayanan antenatal
danpersalinanmerupakanperanan yang sangatpentingsecarapsikologisdan mental.3
dukungankeluarga yang
dimaksuddisiniadalahdukungansuamiuntuklebihperhatianterhadapistrinya yang
sedanghamil. Menurut Umar dkk, dari 81 responden yang
mendapatdukungankeluargauntukmelakukanAntenatal caresebesar 86,9 %
dibandingresponden yang tidakmendapat dukungan.8MenurutSaenun MH, dari 54
responden yang tidakmendapatdukungankeluargasebesar 59,3% sebanyak 32 ibuhamil.
Hal inidikarenakankebanyakanibumelakukanpemeriksaankehamilanatasinisiatifsendiri,
barukemudianmendapatdukungan (misalnya :diantar) oleh
suami.7Jadiadahubunganantaradukungankeluargaterhadapkunjungan Antenatal care.
DaftarPustaka

1. KementrianKesehatan. BukuSakuPelayananKesehatanIbu di
FasilitasKesehatanDasardanRujukan. 2013.
Diaksesdariwww.searo.who.int/indonesia/documents/mch-9766022352655/en/ [3 april
2017]
2. Norma E, Febriani I, Zahro F. Cakupankunjunganpertamaibuhamilpelayanan antenatal
care. 2012. Diaksesdari ejournal.undip.ac.id/index.php/jim/article/download/10742/8519
[5 april 2017]
3. Siswosuharjo S. Analisisfaktor-faktor yang
mempengaruhikeputusanibuhamilmemilihpelayanan antenatal care (ANC) di
poliklinikkebidanandanpenyakitkandungan RSUD Semarang. 2004. diaksesdari
eprints.undip.ac.id/5299/ [30 Maret 2017]
4. Pardosi JF, Sugiharti, Lestary H.

PolapemeriksaankehamilanpadawilayahkerjaPuskesmasPonedKabupatenKara

wang. 2014. Diaksesdari ejournal.litbang.depkes.go.id › Home › Vol 13, No 3

Sep (2014) › Pardosi [3 April 2017]

5. Safitri EAI. persepsiibuhamiltentangpelaksanaan antenatal care


olehbidanterhadapkunjungan antenatal care di
wilayahkerjapuskesmasdurenkecamatanbandungan. 2014. diaksesdari
perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3642.pdf [30 Maret 2017]
6. Suryandari D. Hubungantingkatpengetahuanibuhamiltentang ANC

dengankunjungan ANC di puskesmasGalur 2 KulonProgo. 2009. Diaksesdari

e-journal.akbid-purworejo.ac.id/index.php/jkk7/article/view/78/76 [30

mARET 2017]

7. Saenun, Mukaromah H. AnalisisFaktoribuhamilterhadapkunjungan antenatal

care puskesmasSiwalankertoKecamatanWonocolo Kota Surabaya. 2015.


Diaksesdari journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

jupromkesd69b0080f9full.pdf [5 April 2017]

8. Umar N, Masni, Ikhsan M. Faktordeterminanpemanfaatanpelayanan

antenatal di wilayahkerjaPuskesmasKecamatanManggala Kota Makassar.

2014. Diaksesdari repository.unhas.ac.id/handle/123456789/9405 [1

April 2017]

Anda mungkin juga menyukai