Anda di halaman 1dari 7

Puisi-puisi "Kasih"••Jalaluddin Rumi••

Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku
bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga
kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang
gelisah.

Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau
senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut
menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku.

Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi.
Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-Nya melampaui
setiap bentuk yang ada di bumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan dari
kasih-Nya.

Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah pada wajah sahabatmu tercinta.

Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil terus-menerus mengetuk pintu rumah-Mu.
Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari sesungguhnya selama ini aku
telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri.

Demi Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai Yang Maha Indah, maka kau pun akan
menyembah dirimu sendiri.

Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang
senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup
menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari
kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya.
Namun, jika kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari pembalasan seluruh pahalamu
tidak akan dihitung.
8

Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan
menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata
kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.”

Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke
langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau
tak akan pernah dapat membayangkannya!

10

Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun,
janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab
suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang
Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut dan bersujud
kepada-Nya.

11

Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kaulemparkan sembarangan seperti sebutir
batu.

12

“Mintalah sesuatu kepada-Ku,” begitu Kau berkata suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: “Aku
telah cukup bersama-Mu. Tanpa kehadiran-Mu, seluruh dunia ini hanyalah sebatang kayu yang
mengapung dan terombang-ambing di samudera-Mu.”

13

Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan akan selalu bersama-Mu.

14

Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus merangkak
dan merayap di antara kaki para pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari perangkap
dunia dan akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi.
Bunga mawar kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para pecinta.

15

Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan
berubah, namun intisarinya tetaplah sama.
16

Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi. Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap
sendiri. Ketika aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan
surga di langit tertinggi.

17

Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi
bagian dari Sufi.

18

Aku kehilangan duniaku, ketenaranku, dan pikiranku. Ketika matahari terbit, maka semua bayang-
bayang lenyap. Aku berlari mendahului bayang-bayang tubuhku yang lenyap saat aku berlari.
Namun, cahaya matahari itu berlari mendahuluiku dan memburuku, hingga aku pun terjatuh dan
bersujud pasrah ditelan samudera kilau-Nya yang mempesona.

19

Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon, pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa
warna.

20

Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya karena Cinta pula, maka ketiadaan nampak
sebagai keberadaan.

21

Badan ini hanyalah suatu cermin surga. Energinya membuat para malaikat cemburu. Kemurniannya
membuat malaikat Seraphim terkejut. Dan Iblis yang berdiam di urat-urat syarafmu pun menggigil
takut.

22

Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa yang bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui
bahwa selama ini segala yang berharga telah menjadi milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan
harga murah, sesungguhnya dirimu sangatlah mahal di mata Tuhan.

23

Cintaku pada-Nya adalah hakikat jiwaku. Hidupku adalah gelora yang selalu merindukan-Nya. Aku
hidup seperti seorang gipsi pengembara, aku tak pernah menetap di tempat yang sama, namun
setiap malam aku selalu bernyanyi dan menari ditemani bintang-bintang di bawah langit yang
sama.

24

Kematianku adalah perkawinanku dengan keabadian.

25

Meski aku terbakar habis, namun aku tetap tertawa, karena abuku masih tetap hidup! Aku telah
mati ribuan kali: namun abuku selalu menari dan lahir kembali dengan ribuan wajah baru.

26

Di gurun pasir tanpa batas, aku kehilangan jiwaku, dan menemukan bunga mawar ini.

27

Aku telah melihat wajah mulia Sang Raja. Dia adalah mata dan matahari surga. Dia adalah teman
seperjalanan dan penyembuh semua mahluk. Dia adalah jiwa dan alam semesta yang melahirkan
jiwa-jiwa. Dia menganugerahkan kebijaksanaan pada kebijaksanaan, kemurnian pada kemurnian.
Dia adalah tikar sembahyang bagi jiwa orang-orang suci. Setiap atom di tubuhku berlompatan
sambil menangis dan berkata: “Terpujilah Tuhan.”

28

Apapun juga yang mereka katakan atau pikirkan, aku tetap ada di dalam Kau, karena aku adalah
Kau. Tak seorang pun dapat memahami hal ini, sampai ia mampu melampaui pikirannya.

29

Jika kau dapat bertemu dengan Jatidirimu meski hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia
akan terbuka bagimu. Wajah dari Yang Maha Tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini, akan
nampak pada cermin persepsimu.

30

Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap. Setiap perkataan yang manis akan memudar.
Namun, janganlah kau berputus asa, karena mereka semua datang dari sumber yang sama, dari
Keabadian. Masukilah Keabadian itu, maka kau akan melihat segala sesuatu tumbuh dan
berkembang, memberi hidup baru dan kegembiraan baru bagimu.

31

Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di hati langit yang paling rahasia. Suatu hari, seperti hujan, ayat-
ayat Tuhan itu akan jatuh dan menyebar, sehingga misteri Keilahian akan tumbuh menghijau di
seluruh dunia.
32

Jika kau berputar mengelilingi matahari, maka kau pun akan menjadi matahari. Jika kau berputar
mengelilingi seorang Guru, maka kau pun akan bersatu dengan-Nya. Kau akan menjadi sebutir
permata, jika kau menari mengelilingi-Ku. Dan kau akan berkelip seperti emas, jika kau menari
mengelilingi-Nya.

33

Kau hanya memerlukan aroma anggur, karena makrifat akan menyala dengan sendirinya dari
kesunyian hatimu setelah mencium aroma anggur itu, seperti juga nyala api akan tersilap dan
berkobar dari aroma anggur! Bayangkan jika kau adalah anggur itu sendiri.

34

Sufi adalah seorang lelaki atau seorang perempuan yang telah patah hati terhadap dunia.

35

Kekasih, beri aku kesempatan untuk selalu mengetahui bagaimana cara menyambut-Mu, dan
sulutkanlah obor di tangan-Mu agar membakar habis rumah ke-ego-an di dalam diriku.

36

Sembunyikan rahasia-Ku di dalam harta karun jiwamu. Sembunyikan perasaan ekstase itu di dalam
dirimu. Jika kau menemukan Aku, maka sembunyikan Aku di dalam hatimu. Sadarilah kemabukan
ini sebagai Kebenaran Mutlak!

37

Ingatlah bahwa Nabi Muhammad pernah berkata: “Satu penglihatan tentang-Nya adalah suatu
berkah yang tak terhingga.” Setiap daun dari suatu pohon membawa suatu firman dari dunia yang
tak terlihat. Lihatlah, tiap-tiap daun yang jatuh ke tanah sebagai suatu berkah dari-Nya. Segala
sesuatu di alam ini senantiasa menari dalam harmoni, bernyanyi tanpa lidah, dan mendengar
tanpa telinga, ya, semua itu adalah berkah yang tak terhingga dari-Nya.

38

Isi aku dengan anggur dari sunyi-Mu, biarkan anggur itu merendam pori-poriku, hingga Keindahan
dari Yang Maha Agung akan terungkap bagiku. Inilah arti berkah bagiku!

39

Jika kau mendefinisikan dan membatasi “Aku” dengan berbagai konsepmu, maka kau akan
kelaparan dengan dirimu sendiri. Lalu “Aku” pun akan jatuh ke dalam suatu kotak yang terbuat
dari kata-kata, dan kotak itu adalah peti mayatmu sendiri.

40

Aku tidak tahu siapa sebenarnya “Aku”. Tetapi, ketika aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka
aku pun terkejut: ternyata “Aku” adalah suara milik-Mu, gema yang terpantul dari “Dinding-
Keilahian”.

41

Jatidiri kita adalah Cahaya. Cinta-Ilahi adalah Matahari-Keagungan. Sinar-Nya adalah firman. Dan
mahluk adalah bayang-bayang-Nya.

42

Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka
Jatidirimu akan terungkap tanpa kata-kata.

43

Ketika kami mati, jangan cari pusara kami di bumi. Tetapi, temukan di dalam hati para pecinta.

44

Ketika pikiran dilampaui, maka keindahan cinta pun datang menghampiri, berjalan dengan
anggun, serta membawa secangkir anggur di tangannya. Ketika cinta dilampaui, maka Yang Maha
Esa pun datang menghampiri – Ia adalah Zat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata dan hanya
bisa disebut sebagai “Itu”.

45

Setiap orang yang tinggal jauh dari sumber-Nya, dari Jatidirinya, maka ia akan selalu rindu untuk
kembali ke masa ketika ia masih dipersatukan dengan-Nya.

46

Surga dibuat dari asap hati yang terbakar habis. Dan orang yang diberkahi oleh Tuhan adalah orang
yang hatinya telah terbakar habis.

47

Awan-awan berada dalam keheningan meski penuh dengan berjuta kilat. Cinta akan memberi
kelahiran baru bagi para filsuf berkepala batu. Jiwaku adalah ombak di dalam samudera
kemuliaan-Mu. Dan di dalam keheningan: alam semesta beserta segala isinya tenggelam di dasar
samudera kemuliaan-Mu.
48

Manusia ibarat suatu pesanggrahan. Setiap pagi selalu saja ada tamu baru yang datang:
kegembiraan, kesedihan, ataupun keburukan; lalu kesadaran sesaat datang sebagai suatu
pengunjung yang tak diduga. Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka semua hanya
membawa dukacita. Sambut dan hibur mereka semua, sekalipun mereka semua dengan kasar
menyapu dan mengosongkan isi rumahmu. Perlakukan setiap tamu dengan hormat, sebab mereka
semua mungkin adalah para utusan Tuhan yang akan mengisi rumahmu dengan beberapa
kesenangan baru. Jika kau bertemu dengan pikiran yang gelap, atau kedengkian, atau beberapa
prasangka yang memalukan, maka tertawalah bersama mereka dan undanglah mereka masuk ke
dalam rumahmu. Berterimakasihlah untuk setiap tamu yang datang ke rumahmu, sebab mereka
telah dikirim oleh-Nya sebagai pemandumu.

49

Saat kau datang ke dunia ini, suatu tangga telah ditempatkan di depanmu, dan tangga itu akan
mengantarmu kepada-Nya. Dari bumi ini, kau pun naik menjadi tumbuhan. Dari tumbuhan kau pun
naik menjadi hewan. Setelah itu kau pun naik menjadi manusia – mahluk yang mewarisi
pengetahuan melalui akal dan iman. Lihatlah, tubuhmu merupakan turunan dari debu, tetapi
bagaimana bisa tubuhmu menjadi begitu sempurna? Lalu, mengapa kau takut dengan kematian?
Ketika kau berhasil melampaui bentuk manusia ini, maka tak diragukan lagi kau akan menjadi
malaikat dan membumbung melampaui lapisan-lapisan langit tertinggi. Tetapi, janganlah berhenti
di sana, bahkan badan surgawimu itu akan tetap tumbuh menjadi tua, lampaui lagi surga itu dan
melompatlah ke dalam “Samudera Kesadaran Yang Maha Luas”. Biarkan dirimu – yang bagaikan
setetes air itu – menjelma menjadi seratus samudera. Tetapi, jangan berpikir bahwa hanya setetes
air itulah yang telah menjelma menjadi samudera, sebab samudera juga telah menjelma menjadi
setetes air.

50

Sssttt! Diamlah! Dengarkan suara dalam dirimu. Ingatlah firman pertama-Nya: “Kita melampaui
setiap kata.”

Anda mungkin juga menyukai