Anda di halaman 1dari 32

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Perkerasan Jalan
Jalan merupakan suatu elemen pada transportasi yang dijadikan
tempat kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat
ke tempat lain ( Tenriajeng 2012:2). SedangPerkerasan jalan adalah
merupakan lapisan perkerasan yang berada diantara lapisan tanah dasar
dan roda kendaraan yang fungsinya memberikan pelayanan kepada
sarana transportasi yang diharapkan pada masa pelayanan tidak terjadi
suatu kerusakan yang berarti. Tanah juga harus diuji untuk melihat
kemampuannya menampung beban-beban kendaraan, jika perlu, tanah
yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan
tanah ini akan menjadi lapisan dasar.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat
yang digunakan intuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai
adalah batu pecah atau batu belah atau batu kali ataupun bahan
lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah
liat.
Perkerasan jalan adalah bagian yang dari jalan yang dirancang untuk
mendukung, dan membentuk permukaan untuk menjalankan lalu lintas
kendaraan. – GlossaryofAustroadsTerms
Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat
dibedakan atas:
a. Perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan
perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu
lintas ke tanah dasar.
b. Perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan semen (portland cement) sebagai bahan
pengikat. Plat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di
atas tanah dasar dengan atau tanpa lapisan fondasi bawah.
Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh plat beton.
c. Perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan
kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur, dapat
berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku atau
perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

2. Lapisan perkerasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lapisan adalah
susunan sedangkan perkerasan jalan adalah campuran agregat dan
bahan pengikat yang digunakan untuk lalulitas. Jadi, lapisan perkersan
jalan adalah susunan jalan yang terdir dari tanah dasar sampai atas
jalan.
Setiap struktur jalan pasti terdapat lapisan lapisan baik untuk
struktur jalan lentur ataupun kaku.
Alasan mengapa pembuatan jalan raya terdiri dari beberapa lapis
adalah untuk menerima beban kendaraan yang belaluinya dan
meneruskan ke lapisan bawahnya. Biasanya material yang digunakan
pada lapisan-lapisan perkerasan jalan semakin bawah semakin
berkurang kualitasnya karena lapisan yang berada di bawahnya lebih
sedikit menahan beban.
Lapisan dari struktur perkerasan meliputi lapisan
tanah,lapisanpondasi,dan lapisan permukaan.
a. Tanah Dasar ( TD ) atau SubgradeSubgrade atau disebut juga
sebagai tanah dasar. Perkerasan jalan diletakkan diatas tanah dasar
dengan demikian secara keseluruhan mutu dan daya
konstrukiperkerasan tak lepas dari sifat tanah dasar .Daya dukung
tanah dasar dapat diperkirakan dengan mempergunakan hasil
klasifikasi ataupun pemeriksaan CBR, pembebanan pelat uji dan
sebagainya (Sukirman 1999:17 ).
Lapis ini dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanahnya
baik, namun jika kurang baik dapat dilakukan dengan menguruk
tanah ataupun membongkar nya.
b. Lapis permukaan ( LP )
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Fungsi lapis permukaan yang beraspal dapat meliputi :
1) Struktural : berfungsi sebagai pendukung dan
penyebar beban kendaraan yang di terimah oleh perkerasan,
baik beban vertikal maupun beban horisontal/gaya geser.
Untuk persyaratan yang di tuntut ialah kuat, kaku, dan
stabil.
2) Nonstruktural : dalam hal ini dapat berbentuk :
Lapis kedap air, mencegah masuknya air kedalam lapisan
perkerasan yang terdapat dibawahnya.

menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan


dapat berjalan dan memperoleh kenyamanan yng cukup.
Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia
koefisien gesek yang cukup ( skidresistance ), untuk
menjamin tesedianya keamanan bagi lalulintas.
Sebagai lapis aus, yaitu lapis yang dapat aus yang
selanjutnya dapat di ganti lagi dengan yang baru
c. Lapis Pondasi ( LPA )
Lapis pondasi merupakan bagian dari perkerasan yang terletak
antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah ( atau dengan
tanah apabila tidak menggunakan lapis pondasi bawah ).
Funsi lapis ini adalah :
 Lapis pendukung bagi lapis permukaan.
 Memikul beban horisontal dan vertikal
 Lapis peresapan bagi lapis pondsi bawah.
d. Lapis Pondasi Bawah ( LPB )
Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara
lapis pondasi dan tanah dasar.
Fungsi Lapis ini adalah sebagai berikut :
 Penyebar beban roda.
 Lapis Peresapan
 Lapis Pencegah Masuknya tanah dasar ke lapis pondasi
 Lapis pertama pada pembuatan perkerasan

B. Jenis-jenis lapisan konstruksi perkerasan


Jenis-jenis lapisan konstruksi perkerasan berdasarkan gaya atau
beban tanah akibat gaya diatasnya terdiri dari beberapa lapisasan yaitu
lapisan pondasi atas (basecourse) dan lapisan permukaan (surfacecourse).
1. Perkerasan Bawah (Sub Base Course)
Sub basecourse atau perkerasan bawah. Adalah bagian perkerasan
yang terletak antara lapisan tanah dasar dan perkerasan atas. Dengan
demikian sub basecourse merupakan pondasi yang mendukung
perkerasan atas dan lapisan permukaan.
Fungsi sub base adalah :
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan
beban beban roda
b. Effisiensi penggunaan material dengan mengurangi lapisan
lapisandiatasnya (yang relatif lebih mahal)
c. Sebagai drainase blanketsheet agar air tanah tidak mengumpul
pada pondasi maupun tanah dasar. Untuk maksud ini biasa
digunakan material non plastis (pasir kelempungan)
d. Untuk memudahkan pekerjaan awal (dengan maksud
membuat jalan sementara)
Sub basecourse yang lazim digunakan di Indonesia adalah :
 Batu belah dengan ballast pasir (konstruksi System Telford)
 Dengan sirtu (pasir grosok) atau tanah sirtu (konstruksi
Pit=Run Gravel System)
2. Lapisan Base course
Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Lapisan Pondasi Atas adalah lapisan yang diletakkan antara lapisan
pondasi bawah dan lapisan pemukaan. Lapisan ini dibuat untuk
menyempurnakan daya dukung beban, dengan pendistribusian beban
melalui ketebalan tertentu, tebal lapisan pondasi atas pada proyek ini
direncanakan 15 cm.
Fungsi dari lapisan Base Course adalah :
a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkan beban roda kelapisan bawahnya;
b. Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
c. Sebagai perletakkan terhadap bagian permukaan.
Bahan yang digunakan dalam lapisan ini adalah terdiri dari batu
pecah atau kerikil yang telah bercampur dengan pasir sebagai
filleryang berasal dari KruengManee Aceh Utara. Persyaratan base
ini telah ditentukan yaitu harus memenuhi syarat untuk base A
dengan tingkat kepadatan 98%.
Pada pekerjaan lapisan pondasi atas ini material dan agregat yang
dipakai telah ditentukan yaitu lapisan agregat kelas A pada bagian
badan jalan. Base course menggunakan material yang bahan -
bahannya terdiri dari batu pecah yang ukuran standar dari SNI untuk
syarat kelas A. Pekerjaan pondasi atas ini dikerjakan pada Sta 0+000
sampai dengan Sta 0+525.

C. Jenis lapisan konstruksi perkerasn jalan (macadam)


sistem lapisan kronstruksi yang digunakan dengan cara makdam
yaitu tersususun dari lapisan bawah hingga atas dimana lapisan bawah
yang terdiri dari:
1. Lapisan pasir yang digunakan untuk memperbaiki tanah
dasar,mencegah masuknya air dari tanah ke batu,dansbagai drainase.
2. Lapisan podasi yang dibuat dari batu batu pecah yang besar ( 15-20
cm) yang dipasang tegak lurus dan rapat.
3. Lpisan pengisi yang terbuat dari batu pecah kecil (6-8 cm) yang
disebarkan di atas lapisan pondasi yang kemuan di gilas hingga
hamparan mencapai ketebalan 8 cm,kemudaian dilapisi kebari oleh
batu belah yang lebih kecil. Pelapisan ini berfungsi untuk menutup
celah pada lapisan pondasi.
4. Lapisan penutup yang terbuat dari dari batu-batu kecil (4-6 cm) yang
ketebalan 6-7 cm sambil digilas kemudian ditutup dengan batu halus
(1-1,5 cm)

Dalam sistem perkrasan jalan makadam sendiri terdiri dari 2 macam cara
yaitu sebagai berikut:

1. DryBound Makadam
Drybound makadam dilakukan apabila lapisan pengisi memiliki ketebalan
15-25 cm maka lapisan tersebut dibuat menjadi 2 lapisan sedangkan
apabila lebih dari 25 cm mka lapisan tersebut dibuat menjadi 3 lapisan.
Lapsanlapisan tersebut harus dibuat dengan sama tebal. Selama
pengerjaannya harus dibantu alat yaitu dengan mesin penggilas. Tiap
1000m2 hrus digilas dalam kurun waktu kurang dari 10 jam penggilasan.
2. Water Bound Makadam
Water bound makadam dilakukan dengan cara menyiram air secra terus
menerus saat dilakukannya pengggilasan.kemuan lapisan lapiasn batu
tersebut bisa di hamparkan diatsanya apabila lapisan batu telah padat,rata
dan kering.

D. Jenis lapisan konstruksi perkerasn jalan (tellford)


Thomas Telford (1757-1834)adalah seorang insinyur Skotlandia
yang ahli dalam pembuatan jembatan lengkung dari batu, menciptakan
konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya seperti jembatan lengkung.
Prinsip tersebut yaitu menyusun batu-batu belah yang dipasang sendiri
secara berdesakan,dan memasangnya dengan tangan. Konstruksi ini
dikenak dengan sistem Telford.
Konstruksi perkeerasan dengan sistem telford yaitu dengan
menyusun batu-batu pecah berukuran (10/15 dan 15/20) yang disusun
berdiri yang kemudian batu batu kecil mengisi celah diatasnya sehingga
rata, kemuan digilas dengan mesin gilas agar padat, kenudin setelah padat
ditabur batu sirtudiseluruh permukaan untuk dibabar basah.
Pada umumnya mempunyai ketentuan sbb. :
 Lebar minimal lebih dari 2,5 m - 3,0 m
 Untuk tanah keras dipakai tebal konstruksi 15 cm
batu tepi ukuran 15 – 20 cm
batu kunci 3 – 5 cm
 Untuk tanah sedang dipakai tebal konstruksi 20 cm
batu tepi ukuran 20 – 30 cm
batu kunci 5 – 7 cm
 Setelah pekerjaan pasangan batu pengunci selesai,
dipadatkan dengan mesin gilas
 Lapis pengisi menggunakan sirtu dengan diameter
maksimum 2 cm
 Pemberian lapis pengisi dengan cara menghamparkan sirtu
tebal 3 cm, dimasukkan kedalam sela-sela/rongga batu
pokok dan batu pengunci dengan kayu/bambu. Setelah
seluruh rongga terisi, dipadatkan lagi dengan mesin gilas
 Pada bahu jalan perlu dibuat sub drainase untuk membuang
air dibawahperkerasan dengan ukuran 20 x 30 cm setiap
jarak 3 m
 Saluran drainase dibuat bentuk trapesium dengan ukuran
atas 50 cm, dalam 50 cm dan dasar 30 cm. Saluran air tidak
perlu dibuat, jika kemiringan tanah diluar bahu jalan lebih
dari 1% yang akan mengarahkan air keluar dari daerah
jalan.

E. Jenis-jenis lapisan penetrasi atau lapisan perkerasan jalan


Berikut merupakan lapisan penetrasi atau lapisan pekersan jalan:
1. Lapisan penetrasi makadam ( LAPEN )
Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis
perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci
bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan
cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan
apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan
aspal dengan batu penutup.

2. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)

Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) adalah merupakan lapis


penutup yang terdiri dari campuran pasir dan aspal keras yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu
tertentu.

3. Laburan batu dua lapis ( BURDA )


Laburan Batu Dua Lapis (BURDA) adalah merupakan lapis
penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan
dua kali secara berurutan. Tebal maksimum 35 mm.

Sedankan lapisan pekerasan jalan dilapsi dengan beberapa jenis aspal


sperti:
1. Hotmix
Aspal Hotmix atau juga di kenal dengan Aspal Beton, merupakan
campuran Agregat kasar (batu screening / batu split), Agregat halus
(abu batu), Filler, dengan mengunakan bahan pengikat Aspal dalam
kondisi suhu panas tinggi dengan komposisi yang teliti dan diatur oleh
Spesifikasi teknis.
Jenis Aspal Hotmix (Beton)
Berdasakan bahan yang digunakan dan kebutuhan Desain
Konstruksi jalan Aspal Hotmix mempunyai beberapa jenis antara lain :
a. Jenis ATB (AsphaltTraeted Base) dengan Tebal minimum 5cm
digunakansebagai lapis permukaan konstruksi jalan dengan lalu
lintas berat atau tinggi.
b. Jenis AC BC (AsphaltCongcreed Binder Course) dengan ketebalan
minimum 4cm biasanya digunakan lapisan kedua sebelum
WearingCourse atau Laston 3.
c. Jenis AC WC (AsphaltCongcreedWearingCourse) dengan ketebalan
minimum 4cm digunakan sebagai lapis permukaan jalan dengan
lalu lintas berat.
d. Jenis HRS (Hot RollerSheet) atau Laston 3 dengan ketebalan
minimum 3cm digunakan sebagai lapisan permukaan konstruksi
jalan dengan lalu lintas sedang.
e. SandSheet dengan ketebalan minimum 2cm biasanya digunakan
untuk jalan Perumahan, Parkiran.
Aplikasi Aspal Hotmix (Beton)
Aspal Hotmix digunakan sebagai Lapisan permukaan konstruksi Jalan
dengan lalu lintas Ringan, Sedang, Berat, dan untuk lapisan Lapangan
Pesawat Terbang (Run Way) dalam kondisi segala macam cuaca.

2. Sandsheet
Sandsheet yang merupakan lapisan pasir digunakan untuk jalan yang
berada di daerah yang sulit ditemukan agregat kasar. Sandsheet sendiri
termasuk dalam kelas A dan B. Biasanya sandsheet memerlukan
penambahan filleragaar memenuhi syarat. Penggunaan
sandsheetminimum adalaha 2,00 cm dam maksimum 2,8 cm.

F. Perencanaan lapis perkerasan jalan untuk kelas jalan kelas 1


Jalan kelas satu merupakan jalan utama untuk lalu lintas cepat dan
berat.
Jalan ini diperuntukan untuk kenaraan yang memiliki ukuran lebar
tidak melebihi 2500mm,panjang 18000 mmdan muatan sumbu tidak
melebihi 10 ton. Sehingga lapisan atau kotruksi untuk jalan ini harus
bernutu baik.
Untuk merencanakan lapisan jalan kelas 1 di perlukan aspal yang
merupakan campuran yang terdiri dari bitumen dan mimeral. Aspal sendri
dibagi menjadi aspal bitumen atau aspal beton.
1. Aspal bitumen
Bitumen adalah bahan yang berwarna cokelat hingga hitam,keras
hingga cair,mempunyai sifat lekat yang baik,larut dalam CCL4 dengan
sempurna dan tidak larut dalam air.

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan


senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan
klor. Bitumen atau aspal merupakan campuran hidrokarbon yang
tinggi berat molekul. Rasio persentase antara komponen bervariasi,
sehubungan dengan asal-usul minyak mentah dan metode distilasi.
Bahkan, aspal sudah dikenal sebelum awal eksploitasi ladang minyak
sebagai produk asal alam, yang disebut dalam hal ini adalah aspal asli.
Bitunie adalah produk alami tidak lagi digunakan dalam industri.
Bitumen diperoleh sebagai produk sampingan dari penyulingan
minyak bumi dapat digunakan sebagai atau mengalami proses fisik dan
kimia yang mengubah komposisi dalam rangka untuk memberikan
sifat tertentu. Operasi yang paling umum adalah proses oksidasi dan
pencampuran dengan polimer yang berbeda.
Aspal pada lapis perkerasan jalan berfungsi sebagai bahan pengikat
antara agregat sehingga agregat tidak mudah lepas akibat lalu lintas.
a. Jenis-jenis AspalAspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan
pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:
1) Aspal Alam
Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a) Batuan = asbuton
b) Plastis = trinidad
c) Cair = bermuda
Menurut kemurniannya terdiri dari :
a) Murni = bermuda
b) Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad

Aspal alam sendiri apat ditemukan di pulau Buton ( sulawesi


tenggara- Indonesia)

2) Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minyak bumi,
jadi bahan baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya
adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal parafin.
Jenis dari aspal buatan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Aspal Keras
 Aspal keras digunakan untuk bahan pembuatan
AC. Aspal yang digunakan dapat berupa aspal
keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang
memenuhi persyaratan aspal keras. Jenis-jenisnya
:
Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk
kasus: Jalan dengan volume lalu lintas tinggi, dan
daerah dengan cuaca iklim panas.
 Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk
kasus : Jalan dengan volume lalu lintas sedang
atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
 Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk
kasus : Jalan dengan volume lalu lintas sedang /
rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
 Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk
kasus : Jalan dengan volume lalu lintas rendah,
dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
b) Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap
pengikat (primecoat) digunakan aspal cair jenis MC – 30,
MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS.
Untuk keperluan lapis pengikat (tackcoat) digunakan
aspal cair jenis RC – 70, RC–250 atau aspal emulsi jenis
CRS, RS.
 Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan
aspal keras ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan
bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang
bermuatan listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau
tidak bermuatan listrik (nonionik). Jenis-jenisnya adalah
 Aspal emulsi anionik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara
mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi
anionik sehingga partikel-partikel aspal
bermuatan ion-negatif
 Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid
setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya
mengikat agregat secara cepat setelah kontak
dengan agregat.
 Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat
(Quicksetting, QS) Aspal emulsi bermuatan
negatif yang aspalnya mengikat agregat secara
lebih cepat setelah kontak dengan agregat.
Meliputi : QS-1h (quick setting-1): Mengikat
lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).
 Aspal emulsi jenis mantap sedang
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan
listrik positip.
 Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara
mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi
jenis kationik sehingga partikel-partikel aspal
bermuatan ion positif.
 Aspal emulsi kationik mengikat cepat
(CRS)Aspal emulsi bermuatan positif yang
aspalnya memisah dari air secara cepat setelah
kontak dengan agregat.
 Aspal emulsi kationik mengikat lambat
(CSS)Aspal emulsi bermuatan positif yang
aspalnya memisah dari air secara lambat setelah
kontak dengan agregat.
 Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat
(CQS)Aspal emulsi bermuatan positif yang
aspalnya memisah dari air secara lebih cepat
setelah kontak dengan agregat.
 Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya
memisah dari air secara sedang setelah kontak
dengan agregat.
 Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid
Setting – CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya
memisah cepat dari air setelah kontak dengan
aggregat.
 Aspal emulsi mantap cepat (cationicrapidsetting,
CRS)Aspal emulsi kationik yang partikel
aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak
dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik
yang partikel aspalnya memisah dengan cepat
dari air setelah kontak dengan udara.
c) Ter
merupakan sejenis cairan yang diperoleh dari material
orgsnisme spereti kayu atau batu bara melalui proses
pemijaran atau destilasi dengan suhu tinggi tanpa zat asam.ter
punbisa disebut aspal dengan kandungan bitumen 50 % dari
bahan organic seperti batubara dan kayu
2. Beton aspal
Beton aspal adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran
agregat dengan aspal,dengan atau tanpa bahan tambahan tang
dicampur dihampar dam dipadatkan pada suhu tertentu dengan
komposisi yang teliti dan diatur oleh spesifikasi teknis.
a. Macam macan beton aspal:
 Campuran beraspal memnggunakan aspal cemen/ aspal
keras yang dicampur pda suhu 140-160 derajat C dan di
hampar dan dipadatkan dalam kondisi panas yang di sebut
aspal campuran panas ( hot mix asphalt )
 Campuran beraspal yang menggunakan aspal cair da di
campur pada suhu ruang di kenal sebagai aspal campuran
dingin ( cold mix asphalt )

G. Perencanaan Drainase air jalan


Perencanaan aliran air meliputi drainase dan gorong-gorong
1. Perencanaan drainase
Sistem drainase merupakan serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan ke badan air (sungai dan danau) atau tempat peresapan
buatan.
Dalam merencanakan sistem drainase jalan berdasarkan pada
keberadaaan air permukaan dan bawah permukaan, sehingga
perencanaan drainase jalan dibagi menjadi:
 drainase permukaan (surfacedrainage)
 drainase bawah permukaan (sub surfacedrainage)
Secara umum, langkah perencanaan sistem drainase jalan dimulai
dengan memplot rute jalan yang akan ditinjau di peta topografi untuk
mengetahui daerah layanan sehingga dapat memprediksi kebutuhan
penempatan bangunan drainase penunjang seperti saluran samping
jalan, fasilitas penahan air hujan dan bangunan pelengkap. Dalam
merencanakan harus memperhatikan pengaliran air yang ada di
permukaan maupun yang ada di bawah permukaan dengan mengikuti
ketentuan teknis yang ada tanpa menggangu stabilitas konstruksi
jalan.
Sistem drainase permukaan jalan berfungsi untuk mengendalikan
limpasan air hujan di permukaan jalan dan juga dari daerah sekitarnya
agar tidak merusak konstruksi jalan akibat air banjir yang melimpas di
atas perkerasan jalan atau erosi pada badan jalan.
Sistem drainase bawah permukaan bertujuan untuk menurunkan muka
air tanah dan mencegah serta membuang air infiltrasi dari daerah
sekitar jalan dan permukaan jalan atau air yang naik dari subgrade
jalan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
drainase permukaan antara lain:
a. Plot rute jalan pada peta topografi
Plot rute ini untuk mengetahui gambaran/kondisi topografi
sepanjang trase jalan yang akan direncakanan sehingga dapat
membantu dalam menentukan bentuk dan kemiringan yang akan
mempengaruhi pola aliran.
b. Inventarisasi data bangunan drainase.
Data ini digunakan untuk perencanaan sistem drainase jalan tidak
menggangu sistem drainase yang sudah ada.
c. Panjang segmen saluran
Dalam menentukan panjang segmen saluran berdasarkan pada
kemiringan rute jalan dan ada tidaknya tempat buangan air seperti
sungai, waduk dan lain-lain.
d. Luas daerah layanan
Digunakan untuk memperkirakan daya tampung terhadap curah
hujan atau untuk memperkirakan volume limpasan permukaan
yang akan ditampung saluran. Luasan ini meliputi luas setengah
badan jalan, luas bahu jalan dan luas daerah disekitarnya untuk
daerah perkotaan kurang lebih 10 m sedang untuk luar kota
tergantung topografi daerah tersebut.
e. Koefisien pengaliran
Angka ini dipengaruhi oleh kondisi tata guna lahan pada daerah
layanan. Koefisien pengaliran akan mempengaruhi debit yang
mengalir sehingga dapat diperkirakan daya tampung saluran. Oleh
karena itu diperlukan peta topografi dan survey lapangan.
f. Faktor limpasan
Merupakan faktor/angka yang dikalikan dengan koefisien runoff,
biasanya dengan tujuan supaya kinerja saluran tidak melebihi
kapasitasnya akibat daerah pengaliran yang terlalu luas.
g. Waktu konsentrasi
Yaitu waktu terpanjang yang diperlukan untuk seluruh daerah
layanan dalam menyalurkan aliran air secara
simultan(runoff) setelah melewati titik-titik tertentu.
h. Analisa hidrologi dan debit aliran air
Menganalisa data curah hujan harian maksimum dalam satu tahun
(diperoleh dari BMG) dengan periode ulang sesuai dengan
peruntukannya (saluran drainase diambil 5 tahun) untuk
mengetahui intensitas curah hujan supaya dapat menghitung
debit aliran air.
2. Perencanaan goronggorong
Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran
air (saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya
(biasanya saluran), di bawah jalan, atau jalan kereta api. Gorong-
gorong juga digunakan sebagai jembatan ukuran kecil, digunakan
untuk mengalirkan kecil atau sebagai
bagian drainaseataupun selokan jalan.
Selain itu Gorong-gorong merupakan bangunan pelengkap dari
suatu sistem drainase yang dibuat akibat adanya persimpangan antara
saluran drainase dengan jalan.
Pada lokasi rencana penempatangorong-gorong yang tertutup
perkerasan aspal diperlukan Pemotongan permukaan aspal dengan
menggunakan ASPHALT CUTTER.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Gorong-gorong adalah sebagai


berikut:
 Penggalian penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja
dengan menggunakan peralatan seperti; cangkul, sekop, ganco
,linggis dan peralatan lainnya yang diperlukan.Kedalaman galian
harus sesuai dengan gambar rencana atauo sesuai dengan petunjuk
direksi pekerjaan.
 Memasang rambu Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu
peringatan agar tidak membahayakan pengguna jalan.
 Pembuatan lantai kerja dari beton mutu rendah. Ketebalan lantai
kerja sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk
direksi pekerjaan.
 Pemasangan cincin Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa
dipasang dan disambung dengan cincin penyambung dari beton.
 Pembuatan dindidng sayap Pembuatan dinding sayap dan
tembok kepala dari pasangan batu atau beton bertulang seperti
yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi
pekerjaan.
 Penimbunan Timbunan dilakukan dengan material hasil galian
atau dengan material lain yang disetujui direksi pekerjaan dan
kemudian dipadatkan dengan alat ( COMBINATION
VIBRATORY ROLLER )

H. Agregat agregat pengisi lapisan perkerasan jalan


Agregat merupakan butir – butir batu pecah, kerikil,pasir atau
mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk
mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.(
Sukirman, 2003) Agregat merupakan komponen utama dari lapisan
perkerasan jalan yang mengandung 90% - 95% agregat berdasarkan
persentase berat atau 75% - 85% agregat berdasarkan persentase volume.
Dengan demikian, daya dukung, keawetan, dan mutu
10 perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran
agregat dengan material lain. (Sukirman 1999)
jenis agregat terbagi kedalam beberapa macam diantaranya:
1. Agregat halus
Agregat halus merupakan bahan pengisi diantara agregat kasar
sehingga menjadikan ikatan lebih kuat yang mempunyai BJ 1400
kg/m. Agregat halus yang baik,tidak mengandung lumpur lebih besar
5% dari berat, tidak mengandung bahan organis, tidak memiliki
butiran yang tajam, dan berfariasi, berdasarkan SNI 03-6820-2002
agregat memiliki besar butir maksimum 4,76mm yang berasal dari
alam, sedangkan agregat halus olahan dihasilkan dari pemisahan
butiran yang disaring. Berdasarkan ASTM C33 agregat halus adalah
berupa pasir yang lolos saringan no.4 dan tertahan pada saringan 200.
2. Agregat kasar
Agregat kasar menurut SNI 1970-2008 adalah kerikil sebagai hasil
disintegrasi alam batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 4,75-40mm.
Berdasarkan ASTM C33 agregat kasar memiliki ukuran lebih besar
dari 5mm atau diantara 9,5mm dan 37,5mm.
Fungsi agregat kasar adalah memberikan stabilitas campuran,dengan
kondisi saling mengunci dari masing-masing partikel agregat kasar
tersebut.
3. Agregat pengisi (filler)
Agregat pengisi adalah agregat halus yang minimum 75% lolos
saringan no.30 (0,06mm) agregat ini berupa debu batu kapur, abu
terbang, semen, abu tanur semen dan abu batu atau bahan non plastis
lainnya serta harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan bahan
lain.
Agregat ini mengisi ruang antara agregat halus dan agregat kasar
sehingga memberikan kontribusi untuk menngkat kan kepadatan.
4. Agregat penetrasi
Agregat penetrasi merupakan suatu parameter yang mengelompokan
aspal didasarkan atas tingkat kekerasan. Semakin besar penetrasi,
semakin lembek aspal. Aspal dengan tingkat penetrasi rendah cocok
untuk daerah yang beriklim trofis sebaliknya aspal dengan tingkat
penetrasi tinggi cocok digunakan di daerah beiklim dingin untuk
mencegah retak-retak pada musim dingin.
Jenis aspal yang umum digunakan berdasarkan tingkat penetrasi nya
adalah penetrasi 40/50, 60/70 dan 80/100. Penetrasi 35 pada
umumnya digunakan pada lalu lintas berat, penetrasi 70-100 pada
lokasi yang lebih ringan dan penetrasi 50 digunakan pada kebanyakan
tujuan (shell bitumen, 1990).

I. Analisis kekuatan jalan terhadap beban kendaraan dan


penaggulangannya
a. stabilitas jalan
Stabilitas lapisan pekerjaan jalan adalah kemampuan lapisan
perkerasan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk
tetap seperti gelombang, alur ataupun bleeding. Kebutuhan akan
stabilitas setingkat dengan jumlah lalu lintas dan beban kendaraan
yang akan memakai jalan tersebut. Jalan dengan volume lalu lintas
tinggi dan sebagian besar merupakan kendaraan berat menuntut
stabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan jalan dengan volume
lalu lintas yang hanya terdiri dari kendaraan penumpang saja.
Kestabilan yang terlalu tinggi menyebabkan lapisan itu menjadi kaku
dan cepat mengalami retak, disamping itu karena volume antar agregat
kurang, mengakibatkan kadar aspal yang dibutuhkan rendah. Hal ini
menghasilkan film aspal tipis dan mengakibatkan ikatan aspal mudah
lepas sehingga durabilitasnya rendah.

Stabilitas terjadi dari hasil geseran antar butir, penguncian antar


partikel dan daya ikat yang baik dari lapisan aspal. Dengan demikian
stabilitas yang tinggi dapat diperoleh dengan mengusahakan
penggunaan :
• agregat dengan gradasi yang rapat (densegraded)
• agregat dengan permukaan yang kasar
• agregat berbentuk kubus
• aspal dengan penetrasi rendah
• aspal dengan jumlah yang mencukupi untuk ikatan antar butir
Agregat bergradasi baik, bergradasi rapat memberikan rongga antar
butiran agregat (voids in mineral agregat = VMA) yang kecil. Keadaan
ini menghasilkan stabilitas yang tinggi, tetapi membutuhkan kadar
aspal yang rendah untuk mengikat agregat. VMA yang kecil
mengakibatkan aspal yang dapat menyelimuti agregat terbatas dan
menghasilkan film aspal yang tipis. Film aspal yang tipis mudah lepas
yang mengakibatkan lapis tidak lagi kedap air, oksidasi mudah terjadi,
dan lapis perkerasan menjadi rusak. Pemakaian aspal yang banyak
mengakibatkan aspal tidak lagi dapat menyelimuti agregat dengan baik
( karena VMA kecil) dan juga menghasilkan rongga antar campuran
(voids in mix = VIM ) yang kecil. Adanya beban lalu lintas yang
menambah pemadatan lapisan mengakibatkan lapisan lapisan aspal
meleleh keluar yang dinamakan bleeding.
b. lentur perkerasan jalan
Fleksibilitas (kelenturan)
Fleksibilitas pada lapisan perkerasan adalah kemampuan lapisan untuk
dapat mengikuti deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas
berulang tanpa timbulnya retak dan perubahan volume. Fleksibilitas
yang tinggi dapat diperoleh dengan :
• Penggunaan agregat bergradasi senjang sehingga diperoleh VMA
yang besar.
• Penggunaan aspal lunak (aspal dengan penetrsi yang tinggi)
• Penggunaan aspal yang cukup banyak sehingga diperoleh VIM
yang kecil.
Yang dimaksud perkerasan lentur {flexiblepavement) adalah
perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal
sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di
bawahnya. Sehingga lapisan perkerasan tersebut mempunyai
flexibilitas/kelenturan yang dapat menciptakan kenyaman kendaraan
dalam melintas diatasnya. Perlu dilakuan kajian yang lebih intensif
dalam penerapannya dan harus juga memperhitungkan secara
ekonomis, sesuai dengan kondisi setempat, tingkat keperluan,
kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya, sehingga
konstruksi jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal.
c. beban jalan
dalan hal ini yang harus di perharikan untuk menerima beban jalan
adalah terhadap keawetannya (durabilty). Keawetan adalah
kemampuatb jalan untuk menerima beban lalulintas seperti berat
kendaraan dan gesekan antara roda kendaraan dan permukaan jalan,
serta menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan iklim. Sperti
udara,air atau perubahan remperatur.
d. Geometri jalan
Geometrik jalan didefinisikan sebagai suatu bangun jalan raya yang
menggambarkan tentang bentuk/ukuran jalan raya baik yang
menyangkut penampang melintang, memanjang, maupun aspek lain
yang terkait dengan bentuk fisik jalan.
Geometrik merupakan membangun badan jalan raya diatas permukaan
tanah baik secara vertikal maupun horizontal dengan asumsi bahwa
badan/ bentuk permukaan bumi adalah tidak rata. Tujuannya adalah
menciptakan hubungan yang baik antara waktu dan ruang menurut
kebutuhan kendaraan yang bersangkutan, menghasilkan bagian-bagian
jalan yang memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, serta nilai
efisiensi yang optimal. Dalam membangun jalan raya itu dipengaruhi
oleh topografi, sosial, ekonomi dan masyarakatnya.

J. Alat-alat yang digunakan dalam proses pelaksanaan perkerasan jalan


baik fungi dan manfaatnya dan standardisasi dari alat tersebut.
Dalam proses perkerasan jalan tentunya memerlukan alat dalam
pengerjaanya. Setiapa alat memiliki fungsi dan manfaatnya sendiri.
1. Pengertiana alat berat
Banyak pekerjaan konstruksi yang tidak dapat dikerjakan secara
manual. Untuk memudahkan suatu pekerjaan, khususnya pekerjaan
konstruksi dibutuhkan alat-alat bantuan terutama untuk perkerjaan
yang tidak dapat dilakukan secara langsung oleh manusia yaitu dengan
menggunakan alat berat.Alat –alat berat yang dikenal dalam ilmu
teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia
dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur.
Alat berat adalah alat bantu yang di gunakan oleh manusia
untuk mengerjakan pekerjaan yang berat atau susah untuk di kerjakan
dengan tenaga manusia, membantu manusia dalam mengerjakan
pekerjaan yang berat. Misal untuk membuat gedung ratusan lantai,
manusia menggunakan alat berat untuk mengerjakannya. Penggunaan
alat-alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan
pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau
kerugian biaya repair yang tidak semestinya.
2. Alat pendukung
a. Crane
Crane adalah alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja
dengan perinsip kerja tali,crane digunakan untuk angkat muatan
secara vertikal dan gerak kearah horizontal bergerak secara
bersama dan menurunkan muatan ke tempat yang dituju.
b. Excavator
Excavator (ekskavator) adalah alat berat yang terdiri dari lengan
(arm), boom (bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh
tenaga hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan berada di
atas roda rantai (trackshoe). Excavator merupakan alat berat paling
serbaguna karena bisa menangani berbagai macam pekerjaan alat
berat lain.
Sesuai dengan namanya (excavation), alat berat ini memiliki fungsi
utama untuk pekerjaan penggalian. Namun tidak terbatas itu saja,
excavator juga bisa melakukan pekerjaan kontruksi seperti
membuat kemiringan (sloping), memuat dumptuck (loading),
pemecah batu (breaker), dan sebagainya. Karena perannya yang
multifungsi, maka excavator selalu ditampilkan dalam segala jenis
pekerjaan berat baik di darat maupun di atas air.
c. Compactor
Compactor digunakan untuk memadatkan tanah atau material
sedemikian hingga tercapai tingkat kepadatan yang diinginkan.
Jenis rodanya biasanya terbuat dari besi seluruhnya atau
ditambahkan pemberat berupa air atau pasir, bisa terbuat dari karet
(berupa roda ban) dengan bentuk kaki kambing (sheepfoot). Ada
juga yang ditarik dengan alat penarik seperti bulldozer, atau bisa
menggunakan mesin penarik sendiri, yang berukuran kecil bisa
menggunakan tangan dengan mengendalikannya ke arah yang akan
dipadatkan.
d. Dump truck
Dump truck adalah sebuah truk yang mempunyai bak material
yang dapat dimiringkan untuk menurunkan material sehingga
material dapat melucur ke bawah.
e. Water tank truck
Water tank truck digunakan untuk mengangkut air,yang digunakan
untuk menyiram lapis pondasi yang menghampar setelah padat.
f. Vibratory roller
Vibratory roller adalah alat pemadat yang menggabungkan antar
tekan dan getar. Akibat yang ditbulkan oleh alat tersebut adalah
gaya dinamis terhadap tanah cenderung mengisi bagian bagian
kosong sehingga tanah menjadi padat.
g. Dsb.
3. Alat penetrasi
a. Termometer inframerah
Termometer inframerah adalah alat untuk mendeteksi temperatur
secara optik selma objek diamati, radiasi energi sinar inframerah
disajikan sebagai suhu. Sehingga alat ini digunakan untuk
mengukur suhu dari beton aspal saat masih diangkut dan saat beton
aspal telah terhampar.
b. Aspal distributor
Aspal distributor adalah truk yang dilengkapi dengan pompa,tangki
aspal dan batang penyemprot.
c. Core drill
Core drill adalah alat yang digunakan untuk menentukan atau
mengambil sample perkerasan serta untuk mengetahui tebal
perkerasannya sehingga dapat diketahui karakteristik
campurannya.
d. Sand cone
Sand cone adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan
kepadatan tanah dilapangan dengan menggunakan pasir ottawa
sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat
kering,bersih,keras,tidak mmemiliki bahan pengikat ssehingga
dapat mengalir bebas
e. Alat CBR
Alat CBR (calofornia bearing ratio) digunakan untuk menetukan
tebal suatu bagian perkerasan.
Alat CBR ini merupakan suatu perbandingan antara beban
percobaan dan beban standar.
4. Analisa penetrasi jalan

K. Proses mobilisasi alat berikut analisis perhitungan biaya dan


pengendalian pelaksanaan dilapangan.
Proses mobilisasi alat berikut analisis perhitungan biaya dan pengendalian
pelaksanaan dilapangan.
Daftar Harga Standar Upah Pekerja Jasa Konstruksi

1. Pekerja = 40.228 /hari


2. Tukang = 50.285 /hari

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN


JALAN SEKSI II

Daftar Harga Standar Upah Pekerja Jasa Konstruksi


1. M a n d o r =70.400/ hari
2. Operator =70.400 / hari
3. Pembantu Operator =40.288 / hari
4. Sopir =60.342/ hari
5. Pembantu Sopir =40.288 / hari
6. Mekanik =70.400 / hari
7. Pembantu Mekanik =20,000 / hari
8. Kepala Tukang =60.342 / hari

Standar biaya bahan material adalah biaya yang di gunakan untuk


memperoleh bahan/material untuk pekerjalan jalan. Analisa yang
digunakan pada alat berat
yaitu analisa harga Standar Biaya Belanja

Standar Biaya Bahan/Material


1. Pasir M01b m3 =75.000 Base Camp
2. Pasir Urug M01d m3 =140.000 Base Camp
3. Batu/Gravel M07 m3 =135000 Base Camp
4. Batu pecah M06 m3 =235.000 Base Camp
5. Sirtu M16 m3 =158.000 Lokasi pekerjaan
6. Aspal M10 Kg =6.400 Base Camp
7. Korosene M11 Liter =11.200 Base Camp
8. Bensin M20 Liter =6.500 Pertamina
9. Solar M21 Liter =5.500 Pertamina
10. Minyak Pelumas /Olie M22 Liter =18.000 Pertamina

Uraian analisa satuan upah adalah penjelasan mengenai harga


satuan upah
pekerja. Dalam membuat uraian analisa harga satuan upah yang
harus di
perhatikan yaitu jumlah jam kerja per hari pekerja.
Analisa Harga Satuan Upah Pekerja Jasa Konstruksi
1. Pekerja (L01) Jam 5.871
2. Tukang (L02) Jam 7.308
3. M a n d o r (L03) Jam 10.182
4. Operator (L04) Jam 10.182
5. Pembantu Operator (L05) Jam 5.880

Analisa Harga Satuan Upah Pekerja Jasa Konstruksi


(lanjutan)

1. Sopir (L06) Jam 8.745


2. Pembantu Sopir (L07) Jam 5.880
3. Mekanik (L08) Jam 10.182
4. Pembantu Mekanik (L09) Jam 2.982
5. Kepala Tukang (L10) Jam 8.745

Uraian analisa alat berat adalah penjelasan mengenai total


biaya sewa alat berat yang akan di gunakan. Dalam membuat
uraian analisa alat berat yang harus diperhatikan yaitu jenis
peralatan yang di gunakan, tenaga dan kapasitas sehingga dari
perhitungan dapat menghasilkan total biaya sewa.

Haga Satuan Alat Berat


1. Asphalt mixing plant 220 50 T/Jam 3.391.400
2. Asphalt finisher 50 5 Ton 128.200
3. Asphalt sparyer 15 800 Liter 51.500
4. Dump truck 1258 8 Ton 193.000
5. Motor grader 125 - 275.300
6. Tandem roller 60 6 Ton 191.600
7. Wheel loader 125 1,5 M3 240.800
8. Compressor 80 - 108.300
9. Genset 220 180 KVA 218.100
10. Water tanker 125 4000 Liter 137.800
11. Aspal distributor 115 4000 Liter 237.000
12. Blending equpment 50 30 Ton 197.000
13. Stone crusher 220 50 T/Jam 431.000

Uraian analisa Agregat halus dan kasar adalah penjelasan


mengenai harga satuan Batu pecah produksi Stone Crusher /
m3 yang akan di gunakan. Dalam membuat uraian analisa
Agregat halus dan kasar yang harus diperhatikan yaitu
bahan dasar dan alat berat yang digunakan. Total biaya yang
didapat meliputi bahan dan peralatan.

Harga Satuan Agregat halus dan kasar


1. Agregat halus 142.058
2. Agregat kasar 142.058

Uraian analisa Agregat kelas A dan kelas B adalah


penjelasan mengenai jumlah harga pengadaan Agregat yang
akan digunakan.

Dalam membuat analisa Agregat kelas A dan kelas B yang


harus diperhatikan yaitu bahan, alat berat dan
tenaga pekerja yang dibutuhkan. Total biaya yang didapat
meliputi bahan, peralatan dan tenaga pekerja.

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN


PENINGKATAN JALAN SEKSI II

Harga Satuan Agregat Kelas A dan Kelas B


NO URAIAN HARGA SATUAN (Rp) / m3

1. Agregat kelas A 166.282


2. Agregat kelas B 179.485

Uraian analisa pekerjaan divisi 4 adalah penjelasan


mengenai jumlah harga satuan per m3. Dalam membuat
analisa pekerjaan divisi 4 yang harus
diperhatikan yaitu pemakaian bahan, alat dan tenaga
pekerja.Perkiraan volume pekerjaan divisi 4 diperoleh dari
lebar perkerasan x panjang jalan x tebal pondasi
agregat kelas B. Total biaya yang didapat dari pkerjaan divisi 4
meliputi bahan, peralatan dan tenaga pekerja

Uraian analisa pekerjaan divisi 5 adalah penjelasan


mengenai jumlah harga satuan per m3. Dalam membuat
analisa pekerjaan divisi 5 yang harus diperhatikan yaitu
pemakaian bahan, alat dan tenaga pekerja.Perkiraan volume
pekerjaan divisi 5 untuk pondasi Agregat kelas A diperoleh
dari lebar perkerasan x panjang jalan x tebal pondasi agregat
kelas A dan perkiraan volume pekerjaan untuk pondasi
Agregat kelas B diperoleh dari lebar perkerasan x panjang
jalan x tebal pondasi agregat kelas B.

Total biaya yang didapat dari pkerjaan divisi 5


meliputi bahan, peralatan dan tenaga pekerja.

Uraian analisa pekerjaan divisi 6 adalah penjelasan


mengenai harga satuan pekerjaan per liter untuk pekerjaan
lapis resap pengikat dan lapis perekat, kemudian per ton untuk
pekerjaan lapis AC-WC dan lapis AC-BC.

Takaran pemakaian yang digunakan yaitu 0,4. Perkiraan


volume pekerjaan lapis perekat diperoleh dari lebar perkerasan
x panjang jalan x takaran pemakaian. Takaran pemakaian yang
digunakan yaitu 0,3. Perkiraan volume pekerjaan lapis AC-WC
diperoleh dari lebar perkerasan x panjang jalan x tebal.
Perkiraan volume pekerjaan lapis AC-BC diperoleh dari lebar
perkerasan x panjang jalan x tebal. Total biaya yang didapat
dari pkerjaan divisi 6 meliputi bahan, peralatan dan tenaga
pekerja.
Harga Satuan Pekerjaan Divisi 4, Divisi 5 dan Divisi 6
DIVISI 4

1. Agregat kelas B = 312.196

DIVISI 5

1. Agregat kelas A =296.455


2. Agregat kelas B =308.820

Harga Satuan Pekerjaan Divisi 4, Divisi 5 dan Divisi 6


(Lanjutan)

DIVISI 6

1. Lapis resap pengikat =9.874


2. Lapis perekat = 9.001
3. Lapis AC-WC = 254.185
4. Lapis AC-BC =255.085

Perkiraan kuantitas diperoleh dari total volume pekerjaan pada


divisi 4 yaitu dengan lebar bahu jalan x panjang jalan x tebal
lapis pondasi. Untuk lebih jelas,
dapat dilihat pada tabel 4.8.
Perkiraan kuantitas diperoleh dari total volume pekerjaan pada
divisi 5 yaitu
dengan lebar perkerasan x panjang jalan x tebal lapis pondasi.
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 4.8.

Perkiraan kuantitas di peroleh dari total volume pekerjaan pada


divisi 6 yaitu untuk pekerjaan lapis resap pengikat-aspal cair
dengan lebar perkerasan x panjang jalan x takaran pemakaian.

Takaran pemakaian yang di gunakan yaitu


0,4 (memenuhi spesifikasi). Untuk pekerjaan lapis perekat-
aspal cair lebar perkerasan x panjang jalan x takaran
pemakaian.

Takaran pemakaian yang digunakan yaitu 0,3 (memenuhi


spesifikasi). Untuk pekerjaan Laston lapis AUS (AC-WC)
lebar perkerasan x panjang jalan x tebal. Untuk pekerjaan
Laston lapis antara (AC-BC) lebar perkerasan x panjang jalan
x tebal. Untuk lebih jelas, dapat di lihat pada tabel 4.8.

BOQ Pekerjaan Divisi 4, 5 dan 6

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B 1802 312.196 =


562.577.192

TOTAL BIAYA PEKERJAAN DIVISI 4 = 562.577.192

DIVISI 5

1. Lapis PondasiAgregat Kelas A 1800 296.455 =


533.618.544
2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B 1200 308.820 =
741.167.686

TOTAL BIAYA PEKERJAAN DIVISI 5 = 1.274.786.23

DIVISI 6

1. Lapis Resap Pengikat–Aspal Cair Liter 11.200 9.874


=110.598.235
2. Lapis Perekat-Aspal Cair Liter 8.400 9.001
=75.612.852
3. Laston Lapis Ton 1401 254.185
=356.113.698

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN


PENINGKATAN JALAN SEKSI II Tabel 4.8. BOQ
Pekerjaan Divisi 4, 5 dan 6 (Lanjutan)

1. Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar) Ton


1682 255.085 =428.797.899

TOTAL BIAYA PEKERJAAN DIVISI 6 = 971.112.68

Rekapitulasi adalah perkiraan total harga pekerjaan yang


terdiri dari total harga pekerjaan divisi 4, divisi 5 dan divisi 6
dengan panjang jalan 4 km, lebar jalan existing 4 m, pelebaran
jalan 3 m, lebar bahu jalan 3 m.

Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan

1. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan=562.577.192


2. Perkerasan Non Aspal =1.274.786.230
3. Perkerasan Aspal 971.112.684

TOTAL JUMLAH HARGA PEKERJAAN 2.808.476.106

Anda mungkin juga menyukai