Bab 10 Board of Dircetors
Bab 10 Board of Dircetors
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tata Kelola Organisasi
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2018
i
Peran Strategis Board of Directors
Berdasarkan kutipan dan perpektif teori menyangkut peran dan fungsi BOD, dapat
dinyatakan bahwa pendekatan agency theory merupakan satu-satunya perspektif yang
mencakup fungsi strategis dari BOD.
Tiga alasan utama sebagai dasar atas tekanan akuntabilitas tersebut (Judgedan
Zeithaml, 1992; lihat juuga Lukviarman, 2005b):
2
- Meningkatnya aktivitas investor institusional semakin memberikan tekanan
pada BOD untuk mengkritisi kepemimipinan stratejik oleh manajemen
- Bentuk pertahanan terbaik dalam menghadapi corporate raiders adalah melalui
keterlibatan mendalam BOD dalam proses pengambilan keputusan strategis
- Ancaman potensial dan riil menyangkut unwanted takeovers menyebabkan
terjadinya tekanan eksternal yang secara signifikan mendorong perlunya
keterlibatan BOD di dalam proses strategis
Di dalam memetakan hubungan antara keberadaan BOD dengan berbagai fungsi, peran
serta kontribusinya terhadap pengambilan keputusan strategis perusahaan, Rindova
(1999) memperkenalkan model yang menggambarkan hubungan tersebut. Kerangka
tersebut memberikan pengertian menyangkut kontribusi potensial kinerja BOD melalui
berbagai tugas dan tanggung jawabnya yang berhubungan dengan cognitive aspects.
Menurut Andrews (1981), keterlibatan BOD dalam proses strategis perusahaan adalah
penting untuk dipahamai dan diimplementasikan. Namun demikian, keterlibatan
dimaksud harus didasarkan pada tingkatan atau strata dari strategi yang disusun oleh
perusahaan.
3
c. Ketergantungan Perusahaan dengan Lingkungannya
Isu lainnya yang relevan sehubungan dengan kontribusi BOD di dalam proses
strategis adalah pengaruh lingkungan organisasi perusahaan dalam kaitannya
dengan peranan conformance dan performance BOD. Dalam hubungan ini
lingkungan perusahaan berfungsi sebagai elemen dasar yang akan menentukan
peran dan fungsi BOD.
Menurut Tumbuan (2006) berbeda dengan keberadaan RUPS sebagai organ pembela
kepentingan pemegang saham PT, maka Direksi merupakan organ yang mewakili
kepentingan PT selaku subjek hukum mandiri. Dengan demikian, PT adalah sebab
keberadaan Direksi, karena apabila tidak ada PT, juga tidak perlu ada Direksi.
Hingga saat ini belum terdapat hasil penelitian yang konklusif serta komprehensif
menyangkut berbagai aspek yang berhubungan dengan board governance di Indonesia.
Penelitian mengenai board governance, sebagai salah satu elemen utama yang
menentukan arah dan kinerja perusahaan, telah banyak dilakukan di berbagai negara.
Namun demikian, penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan perspektif
Amerika. Dengan karakteristik one-tier atau unitary board system.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa masih dibutuhkan suatu struktur dewan yang
optimal sehingga memungkinkan perusahaan memiliki governing board yang efektif
dalam menunjang peningkatan kinerja perusahaan.
4
khususnya Direktur Utama, dengan Dewan Komisaris pada beberapa perusahaan di
Indonesia. Warta Ekonomi (2007) mengidentifikasi beberapa eksekutif puncak di
Indonesia yang ‘terpental’ dari posisinya sebagai dampak perseteruan mereka dengan
komisaris perusahaan.
Pearce dan Robinson (2007) menyatakan bahwa keberadaan BOD memiliki greatest
impact on the behavior of firm sebagai akibat dari peranannya di dalam menentukan
misi perusahaan. Lebih lanjut, Hitt, Hoskisson, dan Irelan (2007) mengemukakan
bahwa berbagai riset menunjukkan bahwa penerapan governance mechanism secara
intensif dapat menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap perusahaan.
Berdasarkan uraian terkai peranan strategis dewan komisaris, dapat disimpulkan bahwa
hanya melalui penerapan CG secara proper maka strategi perusahaan dapat
diformulasikan dan diimplementasikan secara lebih baik. Kondisi demikian diharapkan
dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dan posisi bersaing yang
lebih baik sehingga mampu memperoleh keuntungan di atas rata-rata. Walaupun
mekanisme CG merupakan komponen vital, namun belum sepenuhnya sempurna,
sebagai bagian dari upaya mencapai kesuksesan perusahaan dalam implementasi
strategi. Dalam kaitannya dengan upaya penguatan board governance di Indonesia,
direkomendasikan berbagai hal berikut ini.
5
Optimalisasi fungsi dan peran dewan komisaris perlu didukung dengan akses yang
memadai terhadap arus informasi melalui arsitektur informasi yang appropriate sesuai
dengan kebutuhan dewan komisaris dalam melaksanakan peran, fungsi, dan tugasnya.
Hal yang kritikal yang patut menjadi perhatian adalah; bagaimana upaya agar dewan
komisaris dapat memperoleh iformasi? Dalam bentuk apa informasi tersebut diberikan?
Mekanisme arus informasi tersebut selayaknya disesuaikan dengan board
characteristic, sehingga jika peran dewan komisaris diharapkan lebih aktif (terutama
menyangkut keterlibatannya di dalam formulasi dan ratifikasi strategi), maka kuantitas
dan kualitas informasi yang dibuthkan semakin besar. Ketersediaan informasi secara
memadai diharapkan dapat memicu kinerja dewan komisaris sesuai dengan peran,
fungsi, dan tanggung jawab utama mereka serta kontribusi mereka terhadap isu strategis
perusahaan.