PENDAHULUAN
Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar kacang polong berlokasi tepat
dibelakang selaput gendang telinga. Itu secara normal terisi dengan udara yang
masuk ke area itu melalui saluran-saluran eustachian/eustachian tubes (kanal-
kanal yang pergi dari belakang hidung dan tenggorokan menuju telinga tengah).
Saluran-saluran Eustachian (kadangkala disebut saluran-saluran auditory)
mencegah penumpukan tekanan didalam telinga. Mereka umumnya tetap tertutup,
namun terbuka selama menelan dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara
pada telinga tengah dengan tekanan udara diluar telinga.Telinga tengah juga
mengandung tulang-tulang kecil yang mengirim getaran-getaran dari selaput
gendang telinga ke telinga dalam.
PEMBAHASAN
Tuba eustachius atau tuba auditory bentuknya seperti huruf S dan merupakan
saluran yang menghubungkan cavum timpani dengan nasofaring. Pada orang
dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari
telinga tengah dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm. Tuba terdiri dari 2
bagian yaitu :
Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).
Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).
Bagian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan kavum timpani,
dan bagian tulang rawan medial masuk ke nasofaring. Bagian tulang rawan ini
berjalan kearah posterior,superior dan medial sepanjang 2/3 bagian keseluruhan
panjang tuba (4 cm), kemudian bersatu dengan bagian tulang atau timpani.
Pada pendengaran yang normal, perlu sekali bahwa tekanan pada dua sisi
membran timpani harus sama. Tekanan positif atau negatif mempengaruhi
pendengaran. Dengan begitu tuba Eustachius harus terbuka secara periodik
untuk menyeimbangkan tekanan udara pada telinga tengah. Normalnya
tuba Eustachius tetap tertutup dan terbuka secara intermitten selama
menelan, mengunyah dan bersin. Sikap badan juga mempengaruhi fungsi,
pembukaan tuba kurang berguna pada posisi berbaring dan selama tidur
dikarenakan pembendungan vena. Fungsi tuba yang buruk pada bayi dan
anak-anak bertanggung jawab pada masalah telinga pada kelompok usia
tersebut. Itu biasanya normal kembali pada usia 7-10 tahun.
2. Perlindungan terhadap tekanan bunyi nasofaring dan reflux sekresi dari
nasofaring.
Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen
diperlukan masuk ke dalam telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan
dan menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor velli palatine apabila
perbedaan tekanan berbeda Antara 20- 40 mmHg. Gangguan fungsi tuba dapat
terjadi oleh beberapa hal, seperti tuba terbuka abnormal, mioklonus palatal,
palatoskisis, obstruksi tuba karena beberapa penyebab (seperti radang adenoid,
tumor nasofaring, radang nasofaring), barotraumas, OMA, OMSK, OMS, dan
otosklerosis.2
Pada anak, mekanisme pembukaan tuba eustachius saat menelan sering kali
menjadi satu permasalahan. Hal ini disebabkan oleh : 1) Persisten kolaps kartilago
tuba eustachius 2) inefisien muskulus tensor veli palatine 3) atau kedua-duanya.
Tuba terbuka abnormal ialah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara
masuk ke telinga tengah waktu respirasi. Umumnya idiopatik tetapi dapat juga
disebabkan oleh hilangnya jaringan lemak di sekitar mulut tuba sebagai akibat
turunnya berat badan yang hebat dan kehamilan terutama pada trimester ketiga
diidentifikasi sebagai faktor predisposisi penting. Selain itu, faktor lain yang
mungkin adalah penyakit kronis tertentu seperti rinitis atrofi dan faringitis,
gangguan fungsi otot seperti myasthenia gravis, penggunaan obat anti hamil pada
wanita dan penggunaan estrogen pada laki-laki.2,5
Keluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga atau autofoni
(gema suara sendiri terdengar lebih keras), sampai bisa terdengar bunyi napas
sendiri. Keluhan ini kadang sangat mengganggu, sehingga pasien mengalami
stress berat. Vertigo dan gangguan pendengaran juga dapat terjadi karena tuba
terbuka abnormal memungkinkan perubahan tekanan yang berlebihan terjadi di
telinga tengah, perubahan tekanan kemudian dikirim ke telinga bagian dalam
melalui gerakan tulang pendengaran. Beberapa pasien mungkin mengalami
kesulitan makan karena suara mengunyah ditransmisikan ke telinga. Gejala
mungkin berhubungan dengan perubahan siklus yang terjadi dalam mukosa tuba
eustachius. Beberapa pasien merasa lega dengan peningkatan kongesti mukosa
yang terkait dengan cara berbaring, menempatkan kepala di antara lutut, atau
selama infeksi saluran pernapasan atas.2,5
Dalam kondisi normal, tabung eustachius ditutup dan hanya dibuka pada
waktu menelan atau autoinflation. Biasanya, penutupan tabung eustachius
dikelola oleh faktor luminal dan ekstraluminal, yang meliputi elastisitas intrinsik
tabung, tegangan permukaan lembab luminal, dan tekanan jaringan
ekstraluminal.Tonus otot tensor veli palatini melebarkan lumen jadinya kerusakan
pada tensor veli palatini setelah operasi bibir sumbing dapat mengakibatkan tuba
terbuka abnormal. Berat badan juga dapat menyebabkan pembukaan abnormal
yang disebabkan oleh berkurangnya tekanan jaringan dan hilangnya deposit lemak
di daerah tabung eustachius. Kehamilan mengubah tekanan pembukaan tabung
eustachius karena perubahan tegangan permukaan, estrogen yang bekerja pada
prostaglandin E mempengaruhi produksi surfaktan. Jaringan parut di ruang
postnasal akibat adenoidectomy dapat menyebabkan traksi tuba dalam posisi
terbuka.5
Kondisi akut dari penyakit ini adalah self-limiting dan tidak memerlukan
pengobatan.Pasien dengan tuba terbuka abnormal yang sedang hamil dan mereka
dengan gejala ringan (kebanyakan pasien) perlu diinformasi saja.Pasien yang
memiliki gejala selama kehamilan bebas gejala setelah melahirkan. Pasien
disarankan untuk melakukan hal berikut:
Mioklonus Palatal
Merupakan satu kontraksi ritmik dari otot-otot palatum yang terjadi secara
periodic .Terbagi kepada essensial dan simptomatik. Tipe simtomatik disebabkan
oleh gangguan pada cerebellum sedangkan tipe essensial etiologinya idiopatik.
Bunyi klik hanya terdengar pada tipe esensial. Bunyi “klik” terdengar dalam
telinga pasien dan kadang-kadang dapat terdengar oleh pemeriksa. Walaupun
keadaanya seperti tremor, gerakannya bersifat berulang-ulang dan hanya
menggunakan otot agonis saja. Penyebab kepada bunyi klik dari dalam telinga
tidak diketahui tetapi lebih sering ditemukan pada myoklonus palatal essensial
yang bersifat idiopatik. Keadaan ini jarang terjadi dan penyebab yang pasti belum
diketahui.
Palatoskisis
Klasifikasi :
Obstruksi tuba
Obstruksi tuba umumnya terjadi karena otitis media, baik dalam bentuk
barotrauma, otitis media supuratif, maupun otitis media non supuratif.Salah satu
bentuk otitis media non-supuratif adalah otitis media serosa. Keadaan ini sering
ditemukan pada rhinitis alergika dan pada orang yang sering pilek. Dapat terjadi
oleh berbagai kondisi, seperti peradangan di nasofaring, peradangan adenoid atau
tumor nasofaring. Gejala klinik awal yang timbul pada penyumbatan tuba oleh
tumor adalah terbentuknya cairan pada telinga tengah (otitis media serosa).Oleh
karena itu setiap pasien dewasa dengan otitis media serosa kronik unilateral harus
dipikirkan kemungkinan adanya ca nasofaring. Sumbatan mulut tuba di nasofaring
juga dapat tejadi oleh tampon posterior hidung (Bellocq tampon) atau oleh
sikatriks yang terjadi akibat trauma operasi (adenoidektomi).
Obstruksi tuba eustachius dapat terjadi secara inflamasi intrisik (intraluminal,
periluminal) seperti infeksi atau alergi. Dapat juga terjadi obstruksi secara
ekstrinsik (peritubal) yaitu pembesaran adenoid.
Kuman penyebab terjadinya gangguan fungsi tuba akibat daripada ISPA adalah
dari golongan bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus, Haemophilus
Influenzae, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Pneumococcus,
Moraxella catarrhalis dan Haemophilus influenza. Sering kali bakteri ini sering
ditemukan pada anak di bawah usia lima tahun, meskipun juga potogen pada
orang dewasa.
Pada banyak kasus, Disfungsi Tuba Eustachius yang terjadi ringan atau tidak
berlangsung lama, oleh itu kadangkala tidak diberikan pengobatan khusus karena
gejala akan segera hilang seiringan dengan penyembuhan, namun di anjurakan
untuk melakukan perasat valsava yaitu dengan menarik napas dalam-dalam lalu
mencoba membuang napas dengan menutup mulut atau menjepit hidung.
Rhinitis alergi
Hipertrofi adenoid
Adenoid merupakan massa yang terdiri dari jaringan limfoid pada dinding
posterior nasofaring di atas batas palatum molle dan termasuk dalam cincin
Waldeyer. Secara fisiologik pada anak-anak, adenoid dan tonsil mengalami
hipertrofi. Adenoid ini membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian mengecil
dan menghilang sama sekali pada usia 14 tahun. Apabila sering terjadi infeksi
pada saluran napas bagian atas, maka dapat terjadi hipertrofi adenoid yang akan
mengakibatkan sumbatan pada koana dan tuba Eustachius.
Akibat sumbatan koana pasien akan bernapas melalui mulut sehingga terjadi
Karsinoma nasofaring
Batas-batas nasofaring :
Gejala yang timbul oleh tumor nasofaring beraneka ragam, tidak ada gejala pasti
yang khusus untuk tumor nasofaring karena tumor primer itu sendiri dalam
nasofaring kadang tidak menimbulkan gejala. Tumor nasofaring dapat
menimbulkan gejala-gejala hingga penderita datang berobat keberbagai ahli.
Tumor ini menimbulkan gejala bila sudah ada penyebaran.
1. Gejala nasofaring (tumor primer )
Asimptomatik.
Hidung tumpat.
Epistaksis ringan
Tinitus
Tuli (deafness ) akibat timbulnya otitis media serosa
Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri ( otalgia )
Tidak jarang penderita dengan gangguan pendengaran ini baru kemudian disadari
bahwa penyebabnya adalah karsinoma nasofaring.
3. Gejala mata dan syaraf
Otitis Barotrauma
Membrane timpani mempunyai 2 bagian; bagian media yang bisa kolaps dan
bagian lateral yang rigid, jadi udara dapat melewatinya tetapi tidak dapat disedot
keluar.Maka perbedaan tekanan tidak berlaku sewaktu pesawat naik karena
tekanan telinga tengah cenderung lebih tinggi dari tekanan atmosfir, tetapi berlaku
sewaktu pesawat turun karena tekanan telinga tengah menurun secara progresif
berbanding tekanan atmosfir, maka udara seperti ditarik ke dalam tuba. Hal ini
tidak akan berlaku sekiranya tuba terbuka secara normal oleh gerakan otot. 3,4
Apabila cairan atau cairan yang bercampur darah menetap di telinga tengah
sampai beberapa minggu, maka dianjurkan untuk miringotomi dan bila perlu
memasang pipa ventilasi (Grommet).
Antara sebab terjadinya obstruksi tuba eustachius adalah adanya tekanan yang
tiba-tiba di bagian ujung sistem tuba eustachius. Hal ini dapat digambarkan seperti
di bawah. Ini menunjukkan bahwa cairan telinga tidak akan berjalan sehingga
tekanan negative diberikan perlahan-lahan pada tuba eusatachius. Namun begitu,
jika tekanan negative diberikan secara tiba-tiba, akan terjadi obstruksi istmus tuba
secara tiba-tiba. Kejadian ini disebut locking phenomenon.
Definisi:
Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan pada telinga tengah yang
bersifat akut atau tiba-tiba. Telinga tengah adalah organ yang memiliki
penghalang yang biasanya dalam keadaan steril. Tetapi pada suatu keadaan jika
terdapat infeksi bakteri pada nasofaring dan faring, secara alamiah teradapat
mekanisme pencegahan penjalaran bakteri memasuki telinga tengah oleh enzim
pelindung dan bulu-bulu halus yang dimiliki oleh tuba eustachii.
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti
radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran
Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan
infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran,
tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu
pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang
dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan
organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan
pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun
cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45
desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.1
Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat
merobek gendang telinga karena tekanannya.Sebagaimana halnya dengan
kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), otitis media juga merupakan
salah satu penyakit langganan anak.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa
hal yaitu:
Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih
pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang
berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding
orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius
sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran
Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi
tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.2
Manifestasi Klinis
a. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Pada stadium ini, terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai oleh retraksi
membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di dalam telinga
tengah, dengan adanya absorpsi udara. Retraksi membran timpani terjadi dan
posisi malleus menjadi lebih horizontal, refleks cahaya juga berkurang. Edema
yang terjadi pada tuba Eustachius juga menyebabkannya tersumbat. Selain retraksi,
membran timpani kadang-kadang tetap normal dan tidak ada kelainan, atau hanya
berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi.
Stadium ini sulit dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan
oleh virus dan alergi. Tidak terjadi demam pada stadium ini.
d. Stadium Perforasi
Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret
berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang
telinga luar. Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium
ini sering disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi
kuman. Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu tubuh
menurun dan dapat tertidur nyenyak.
Jika mebran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap
berlangsung melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif
subakut. Jika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah
sampai dengan dua bulan, maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik.
Gambar 13 Membran timpani perforasi
5. Stadium Resolusi
Penatalaksanaan
Pada stadium hiperemis dapat diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan
analgesik. Dianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin atau eritromisin.
Jika terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau
sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar
konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis
terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.
Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi tehadap penisilin,
diberikan eritromisin. Pada anak, diberikan ampisilin 50-100 mg/kgBB/hari yang
terbagi dalam empat dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing 50
mg/kgBB/hari yang terbagi dalam 3 dosis (Djaafar, 2007).
Pada stadium supurasi, selain diberikan antibiotik, pasien harus dirujuk
untuk melakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala
cepat hilang dan tidak terjadi ruptur (Djaafar, 2007).
Pada stadium perforasi, sering terlihat sekret banyak keluar, kadang secara
berdenyut atau pulsasi. Diberikan obat cuci telinga (ear toilet) H2O2 3% selama 3
sampai dengan 5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya
sekret akan hilang dan perforasi akan menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10
hari (Djaafar, 2007).
Pada stadium resolusi, membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak
ada lagi, dan perforasi menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya sekret
mengalir di liang telinga luar melalui perforasi di membran timpani. Antibiotik
dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila keadaan ini berterusan, mungkin telah
terjadi mastoiditis (Djaafar, 2007).
Pada stadium resolusi, membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak
ada lagi, dan perforasi menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya sekret mengalir di
liang telinga luar melalui perforasi di membran timpani. Antibiotik dapat dilanjutkan
sampai 3 minggu. Bila keadaan ini berterusan, mungkin telah terjadi mastoiditis.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Tuba Eustachius adalah bagian dari telinga tengah yang berupa saluran
yang menghubungkan cavum tympani dan nasofaring. Dari muara tuba pada
cavum tympani menuju ke muara tuba di nasofaring berjalan ke arah
inferomedial. Tuba eustachius ini dibagi menjadi: pars osseus dan pars
cartilaginea.
Fungsi dari tuba eustachius adalah menjaga agar tekanan pada cavum
tympani sama dengan tekanan pada dunia luar dan menjamin ventilasi udara dari
cavum tympani. Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila
oksigen diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan
dan menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh otot tenso veli palatini apabila
terdapat perbedaan tekanan.