Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan no. Kesetimbangan benda sangat penting untuk dipelajari karena banyak
sekali kegunaannya, antara lain dalam bidang teknik, bidang olahraga dan terkadang juga bidang
medis.
Keseimbangan merupakan konsep yang sangat erat kaitannya dengan kenyamanan hidup
manusia. Dalam tubuh manusia saja konsep keseimbangan itu ada. Manusia bisa berjalan dengan
baik salah satunya karena adanya konsep keseimbangan.
Kesetimbangan biasa terjadi pada:
o Benda yang diam (statik)
Contoh: semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan dan lain-lain.

o Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik)


Contoh: gerak meteor diruang hampa, gerak kereta api diluar kota, elektron mengelilingi inti
anom, bumi mengelilingi matahari, dan lain-lain.

B. Tujuan
1. Sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas mandiri.
2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua benda yang dijumpai selalu bergerak. Sebelum
bergerak, benda pasti diam, demikian juga setelah bergerak, mungkin benda akan berhenti. Di
samping itu, ada juga benda yang selalu diam atau dirancang untuk tetap diam. Kalau bergerak
dapat menyebabkan malapetaka. Salah satu contoh sederhana adalah jembatan dkk. Jembatan
yang tidak dirancang dengan baik akan ikut bergerak alias roboh jika tidak mampu menahan
beban kendaraan yang lewat di atas jembatan tersebut. Gedung yang tidak dirancang dengan baik
juga akan langsung roboh jika diguncang gempa bumi berskala kecil atau besar.
Konsep keseimbangan benda tegar merupakan pengetahuan dasar yang sangat penting
dan mempunyai banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bidang teknik
arsitek, teknik mesin atau teknik sipil.
Dalam pembahasan ini, kita tetap menganggap benda sebagai benda tegar. Benda tegar
hanya merupakan bentuk ideal yang kita pakai untuk menggambarkan suatu benda. Suatu benda
disebut sebagai benda tegar jika jarak antara setiap bagian benda itu selalu sama. Dalam
hal ini, setiap benda bisa kita anggap tersusun dari partikel-partikel atau titik-titik, di mana jarak
antara setiap titik yang tersebar di seluruh bagian benda selalu sama.
Dalam kenyataannya, setiap benda bisa berubah bentuk (menjadi tidak tegar), jika pada
benda itu dikenai gaya atau torsi. Misalnya beton yang digunakan untuk membangun jembatan
bisa bengkok, bahkan patah jika dikenai gaya berat yang besar (ada kendaraan raksasa yang
lewat di atasnya) . Derek bisa patah jika beban yang diangkat melebihi kapasitasnya. Mobil bisa
bungkuk kalau gaya berat penumpang melebihi kapasitasnya. Dalam hal ini benda-benda itu
mengalami perubahan bentuk. Jika bentuk benda berubah, maka jarak antara setiap bagian pada
benda itu tentu saja berubah alias benda menjadi tidak tegar lagi. Untuk menghindari hal ini,
maka kita perlu mempelajari faktor-faktor apa saja yang dibutuhkan agar sebuah benda tetap
tegar.
Dalam merancang sesuatu, para ahli teknik biasanya memperhitungkan hal ini secara
saksama. Para ahli perteknikan biasanya menganggap bentuk benda tetap tegar jika benda itu
dikenai gaya atau torsi. Mereka juga memperhitungkan faktor elastisitas bahan (Ingat hukum

2
hooke dan elastisitas) dan memperkirakan secara saksama gaya dan torsi maksimum agar benda
tetap tegar. Demikian juga para ahli teknik pertubuhan (dokter). Pengetahuan dan pemahaman
yang baik dan benar mengenai gaya pada otot dan sendi sangat membantu pasiennya untuk
merayakan ulang tahun lagi, mempunyai gigi yang rapi walaupun harus dipagari dengan kawat
dulu, dan lain sebagainya.

3
A. SYARAT-SYARAT KESEIMBANGAN STATIS

A). Pengertian Statika


Sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya jika kita bahas statika terlebih dahulu. Statika
ialah ilmu fisika yang mempelajari gaya yang bekerja pada sebuah benda yang diam (Benda
berada dalam kesetimbangan statis). Misalnya batu yang diam di atas permukaan tanah, mobil
yang sedang parkir di jalan atau garasi, kereta api di stasiun, pesawat di bandara dll.
Ketika sebuah benda diam, tidak berarti tidak ada gaya yang bekerja pada benda itu. Minimal
ada gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda tersebut (arah gaya gravitasi menuju pusat
bumi alias ke bawah). Hukum II Newton mengatakan bahwa jika terdapat gaya total yang
bekerja pada sebuah benda maka benda itu akan mengalami percepatan alias bergerak lurus.
Ketika sebuah benda diam, gaya total = 0. Pasti ada gaya lain yang mengimbangi gaya gravitasi,
sehingga gaya total = 0. Gaya apakah itu ? gaya itu adalah gaya normal.

Misalnya terdapat sebuah benda yang terletak di atas permukaan meja. Benda ini sedang diam.
Pada benda bekerja gaya berat (w) yang arahnya tegak lurus ke bawah alias menuju pusat bumi.
Gaya berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda. Gaya yang mengimbangi gaya
gravitasi adalah gaya Normal (N). Arah gaya normal tegak lurus ke atas, berlawanan dengan arah
gaya gravitasi. Besar gaya normal = besar gaya gravitasi, sehingga gaya total = 0. Ingat ya,
kedua gaya ini bukan aksi reaksi karena gaya gravitasi dan gaya normal bekerja pada benda yang
sama. Dua gaya disebut aksi reaksi jika bekerja pada benda yang berbeda.
Benda dalam ilustrasi di atas dikatakan berada dalam keseimbangan statis. Pemahaman dan
perhitungan mengenai gaya-gaya yang bekerja pada benda yang berada dalam keadaan seimbang
sangat penting, khususnya bagi para ahli perteknikan (arsitek dan insinyur). Dalam merancang
sesuatu, baik gedung, jembatan, kendaraan, dll, para arsitek dan insinyur juga memperhitungkan

4
secara saksama, apakah struktur suatu bangunan, kendaraan, dll, mampu menahan gaya-gaya
tersebut. Benda sekuat apapun bisa mengalami perubahan bentuk (bengkok) atau bahkan bisa
patah jika gaya yang bekerja pada benda terlalu besar.

B). Syarat-syarat keseimbangan


Sekarang mari kita melangkah lebih jauh. Kali ini kita mencoba melihat faktor-faktor apa saja
yang membuat benda tetap dalam keadaan diam.
1). Syarat pertama
Dalam hukum II Newton, kita belajar bahwa jika terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah
benda (benda dianggap sebagai partikel tunggal), maka benda akan bergerak lurus, di mana arah
gerakan benda = arah gaya total. Kita bisa menyimpulkan bahwa untuk membuat sebuah benda
diam, maka gaya total harus = 0. Gaya total = Jumlah semua gaya yang bekerja pada benda.
Secara matematis bisa kita tulis seperti ini :
Persamaan Hukum II Newton :

Ketika sebuah benda diam, benda tidak punya percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0, maka
persamaan di atas berubah menjadi :
Contoh :
Amati gambar di bawah

Keterangan gambar :
F = gaya tarik
Fg = gaya gesek
N = gaya normal
w = gaya berat
m = massa
g = percepatan gravitasi

5
Benda ini dikatakan berada dalam keadaan diam, karena jumlah semua gaya yang bekerja pada-
nya = 0. Sekarang coba kita tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda.
Gaya yang bekerja pada komponen horisontal (sumbu x) :

Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama. Arah kedua gaya ini
berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau menuju sumbu x positif (bernilai positif), sebaliknya
arah gaya gesekan ke kiri atau menuju sumbu x negatif (bernilai negatif). Karena besar kedua
gaya sama (ditandai dengan panjang panah) dan arahnya berlawanan, maka jumlah kedua gaya
ini = 0.
Gaya yang bekerja pada komponen vertikal (sumbu y) :

Pada komponen vertikal (sumbu y), terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N). Arah gaya
berat tegak lurus menuju pusat bumi atau menuju sumbu y negatif (bernilai negatif), sedangkan
arah gaya normal berlawanan dengan arah gaya berat atau menuju sumbu y positif (bernilai
positif) . Karena besar kedua gaya ini sama sedangkan arahnya berlawanan maka kedua gaya
saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas berada dalam keadaan seimbang alias diam, karena gaya total atau
jumlah semua gaya yang bekerja pada benda, baik pada sumbu horisontal maupun sumbu
vertikal = 0.
Contoh 2 :
Amati gambar di bawah

Pada benda ini juga bekerja gaya berat dan gaya normal, seperti benda pada contoh 1 dan kedua
gaya itu saling melenyapkan. Pada kedua sisi benda dikerjakan gaya seperti yang tampak pada
gambar. Besar kedua gaya sama, tetapi berlawanan arah. Apakah benda akan tetap dalam
keadaaan seimbang alias diam ? tentu saja tidak… benda akan berotasi.

6
Untuk membantumu memahami hal ini, coba letakkan sebuah buku di atas meja. Selanjutnya,
berikan gaya pada kedua sisi buku itu, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Ketika kita
memberikan gaya pada kedua sisi buku, itu sama saja dengan kita memutar buku. Tentu saja
buku akan berputar alias berotasi. Dalam hal ini buku tidak berada dalam keadaan seimbang lagi.
Berdasarkan contoh 2 ini, bisa dikatakan bahwa untuk membuat sebuah benda tetap diam, syarat
1 saja belum cukup. Kita masih membutuhkan syarat tambahan.
Catatan :
Pada contoh 2 di atas, sebenarnya pada benda itu dikerjakan torsi. Torsi = gaya (F) x lengan gaya
(l). Panjang lengan gaya (l) diukur dari sumbu rotasi benda tersebut. Dalam hal ini, yang
membuat benda berputar adalah torsi total. Jika kita menganggap tidak ada gaya gesekan pada
benda di atas, maka torsi total adalah jumlah torsi yang ditimbulkan oleh kedua gaya itu. Arah
rotasi benda searah dengan putaran jarum jam, sehingga kedua torsi bernilai negatif (tidak saling
melenyapkan).

2). Syarat Kedua


Dalam dinamika rotasi, kita belajar bahwa jika terdapat torsi total yang bekerja pada sebuah
benda (benda dianggap sebagai benda tegar), maka benda akan melakukan gerak rotasi. Dengan
demikian, agar benda tidak berotasi, maka torsi total harus = 0. Torsi total = jumlah semua torsi
yang bekerja pada benda. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
Persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi :

Ketika sebuah benda diam (tidak berotasi), benda tidak punya percepatan sudut (alfa). Karena
percepatan sudut = 0, maka persamaan di atas berubah menjadi :

Jadi, dari uraian di atas dapatlah kita nyatakan syarat keseimbangan statis benda tegar dengan
kalimat berikut :
"Suatu benda tegar berada dalam keseimbangan statis bila mula-mula benda dalam keadaan
diam dan resultan gaya pada benda sama dengan nol, serta torsi terhadap titik sembarang yang
dipilih sebagai poros sama dengan nol".

7
Kesetimbangan pada sebuah partikel dapat dianggap sebagai suatu kesetimbangan pada
suatu titik. Partikel dianggap sebagai suatu benda yang dapat diabaikan massanya, atau dianggap
sebagai titik materi. Semua gaya yang bekerja pada benda dianggap bekerja pada titik tersebut.
Syarat kesetimbangan statiknya adalah jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama
dengan nol. Secara matematis dituliskan sebagai = 0 dan = 0
Dengan = resultan gaya pada komponen sumbu = resultan gaya pada komponen sumbu Y
Tinjau tiga buah gaya masing-masing F1, F2, dan F3 yang berkerja pada suatu titik tangkap
dapat di ukur sebagaimana:

Jika F1, F2, dan F3 setimbang, maka berlaku persamaan berikut :


Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa hasil bagi setiap besarnya gaya dan sinus
diseberangnya selalu bernilai sama.

8
B. JENIS-JENIS KESEIMBANGAN

Seperti yang telah dijelaskan pada pokok bahasan syarat-syarat keseimbangan statis, sebuah
benda berada dalam keadaan diam jika tidak ada gaya total dan torsi total yang bekerja pada
benda tersebut. Dengan kata lain, jika gaya total dan torsi total = 0, maka benda berada dalam
keseimbangan translasi (statis). Keseimbangan translasi adalah keseimbangan yang dialami
benda ketika bergerak dengan kecepatan linear konstan (v konstan) atau tidak mengalami
perubahan linear (a = 0). Keseimbangan rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika
bergerak dengan kecepatan sudut konstan (w =konstan) atau tidak mengalami percepatan sudut
(α = 0). Jika sebuah benda yang berada dalam keadaan seimbang stabil dipengaruhi oleh gaya
luar, maka benda tersebut mengalami gerak translasi (menggeser) dan gerak rotasi
(menggelinding). Gerak translasi (menggeser) disebabkan oleh gaya, sedangkan gerak rotasi
(mengguling) disebabkan oleh momen gaya. Oleh karena itu, Anda dapat menyatakan syarat-
syarat kapan suatu benda akan menggeser, menggulung, atau menggelinding (menggeser dan
menggelinding).

Jika sebuah benda yang sedang diam mengalami gangguan (maksudnya terdapat gaya total atau
torsi total yang bekerja pada benda tersebut), tentu saja benda akan bergerak (berpindah tempat).
Setelah bergerak, akan ada tiga kemungkinan, yakni : (1) benda akan kembali ke posisinya
semula, (2) benda berpindah lebih jauh lagi dari posisinya semula, (3) benda tetap berada pada
posisinya yang baru.
Apabila setelah bergerak benda kembali ke posisinya semula, benda tersebut dikatakan berada
dalam keseimbangan stabil (kemungkinan 1). Apabila setelah bergerak benda bergerak lebih jauh
lagi, maka benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil alias tidak stabil (kemungkinan 2)
Sebaliknya, jika setelah bergerak, benda tetap berada pada posisinya yang baru, benda dikatakan
berada dalam keseimbangan netral (kemungkinan 3).

9
1. Keseimbangan Stabil

Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana apabila


dipengaruhi oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera ke posisi
keseimbangan semula. Gambar 6.14 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan
dalam bidang cekung. Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng
akan kembali ke posisi semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu
gaya.

2. Keseimbangan Labil

Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan
sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi keseimbangan semula. Pada
Gambar 6.15 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas bidang cembung.
Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan pernah
kembali ke posisi awalnya. Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik
berat benda jika dipengaruhi suatu gaya.

10
3. Keseimbangan Indeferen

Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda yang
apabila diberikan sedikit gangguan benda tersebut tidak mengalami perubahan titik berat
benda. Pada Gambar 6.16 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas sebuah
bidang datar. Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng akan
kembali diam pada kedudukan yang berbeda. Keseimbangan netral ditandai oleh tidak
adanya perubahan pasti titik berat jika dipengaruhi suatu gaya.

11
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan kondisi resultan gaya dan momen
gaya sama dengan nol.
2. Menentukan besar gaya-gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan dapat diukur dengan
persamaan:

12
DAFTAR PUSTAKA

http://fisikazone.com/kesetimbangan/

http://murniaw.blogspot.com/2014/06/laporan-fisika-kesetimbangan.html

13

Anda mungkin juga menyukai