Audit Ii
Audit Ii
AUDIT
II
“ JASA LAIN KANTOR AKUNTAN PUBLIK”
DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Pengauditan II yang
berjudul “JASA LAIN KANTOR AKUNTAN PUBLIK”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk menuju kesempurnaan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dalam menyusun makalah ini.Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini laporan keuangan perusahaan tidak hanya penting bagi perusahaan namun
juga bagi pihak eksternal yang memiliki hak untuk mengetahui perkembangan dari
perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan perusahaaan harus dapat dipercaya dan
diandalkan.
Salah satu jalan yang biasanya ditempuh oleh perusahaan yaitu dengan menggunakan
jasa dari pihak eksternal untuk melakukan tugas itu dan pihak manajemen hanya menyiapkan
dan melakukan review kembali atas jasa pihak ekstenal. Pihak menajemen bisa meminta
pihak eksternal secara resmi seperti Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk untuk
melakukan beberapa kegiatan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Selain jasa audit, pihak
KAP juga bisa memberikan jasa atestasi dan kompilasi bagi pihak manajemen. Hal itu
dilakukan untuk memastikan prospek perusahaan di masa akan datang, agar tidak terjadi
kesalahan dalam rencana dan prediksi perusahaan.
Secara umum akuntan publik dapat memberikan empat tingkatan keyakinan yang
berbeda berkaitan dengan penugasan, yaitu: (1) tingkat keyakinan audit, (2) tingkat
keyakinan review, (3) prosedur yang disepakati bersama, dan (4) tidak ada keyakinan.
Standar profesional dasar yang diterbitkan oleh Accounting Standars Board yang berkaitan
dengan jasa ini adalah: a. Statements on Auditing Standards (SAS), b. Statements on
Standards for Attestations Engangements (SSAE), dan c. Statements on Standards for
Accounting and Review Services (SSARS).
Laporan khusus adalah laporan yang dihasilkan dari audit atas, atau penerapan
prosedur yang disepakati bersama atas data keuangan historis selain dari laporan keuangan
yang disiapkan sesuai dengan GAAP. Laporan khusus auditor mengenai laporan keuangan
yang disiapkan atas dasar OCBOA harus berisi empat paragraf, yaitu paragraf pendahulu,
paragraf ruang lingkup, paragraf penjelasan, dan paragraf pendapat.
Jika akuntan bersangkutan dengan laporan keuangan yang belum diaudit dari entitas
publik, maka dia diwajibkan untuk menyatakan dalam laporannya bahwa suatu audit belum
dilakukan dan menyertakan penolakan pemberian pendapat. Manajemen telah memutuskan
untuk tidak memasukkan hampir semua pengungkapan yang diisyaratkan oleh prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Jika pengungkapan yang tidak dimasukkan itu disertakan
dalam laporan keuangan, maka hal itu dapat mempengaruhi kesimpulan pemakai tentang
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas perusahaan.
Suatu perubahan merupakan langkah naik bila hal itu mengklasifikasikan tingkat
keyakinan yang lebih tinggi daripada yang semula disepakati (misalnya, perubahan dari
komplikasi menjadi review atau dari review menjadi audit). Sebaliknya, perubahan
penugasan merupakan langkah turun bila tingkat keyakinan yang lebih rendah diminta oleh
klien.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Statements on Standards for Attestations
Engangements (SSAE). SSAE menetapkan kerangka kerja yang luas untuk berbagai jasa
atestasi yang diminta dari profesi akuntansi. Standar ini dan komentar interpretasi yang
bertalian dirancang untuk memberikan pedoman profesional yang akan mempertinggi baik
konsistensi maupun mutu pelaksanaan jasa-jasa tersebut. Jasa atestasi memberikan suatu
tinjauan atas standar atestasi dan membahas pelaporan laporan keuangan prospektif,
pelaporan pengendalian internal, atestasi ketaatan serta atestasi berkenaan dengan
pembahasan dan analisis manajemen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
Bagaimana penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi?
Apa standar atestasi?
Bagaimana penugasan yang dilaksanakan menurut standar atestasi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
Untuk mengetahui dan memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi;
Untuk mengetahui dan memahami standar atestasi;
Untuk mengetahui dan memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar. atestasi.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Melaporkan temuan-temuannya.
Berbagai jasa tidak melibatkan atestasi atas reliabilitas dari asersi tertulis yang
merupakan tanggung jawab pihak lain. Contoh jasa-jasa akuntan publik yang tidak dianggap
sebagai penugasan atestasi adalah:
1. Penugasan konsultasi manajemen dimana para praktisi bertugas memberikan nasihat
atau rekomendasi kepada klien;
2. Penugasan dimana para praktisi bertugas untuk mendukung posisi klien, misalnya
mengenai masalah perpajakan yang direview Dinas Perpajakan (IRS);
3. Penugasan pajak dimana para praktisi bertugas menyiapkan SPT pajak dan
memberikan nasihat pajak;
4. Penugasan dimana para praktisi mengkompilasi laporan keuangan, karena ia tidak
diwajibkan untuk memeriksa atau mereview setiap bukti yang mendukung informasi
yang diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan setiap kesimpulan atas
reliabilitasnya;
5. Penugasan dimana peranan para praktisi semata-mata adalah membantu klien
misalnya, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam menyiapkan informasi selain
laporan keuangan;
6. Penugasan di mana peranan para praktisi semata-mata adalah membantu klien
misalnya, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam menyiapkan informasi selain
laporan keuangan;
7. Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk memberi kesaksian sebagai saksi ahli
dalam masalah akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain, dengan adanya fakta
tertentu yang diterapkan.
Suatu audit akan diakhiri dengan pernyataan pendapat mengenai kelayakan penyajian
unsur, akun, atau pos-pos spesifik. Dalam menyatakan pendapat. AU 662.13 menunjukkan
auditor harus mengakui bahwa konsep materialitas harus dikaitkan dengan masing-masing
unsur, akun, atau pos yang dilaporkan, bukan dengan laporan keuangan secara keseluruhan.
Lebih lanjut, auditor tidak boleh menyatakan pendapat atas data spesifik apabila ia telah
menyatakan pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat tentang laporan
keuangan, kecuali data spesifik itu hanya merupakan bagian yang tidak signifikan dari
laporan keuangan. Prosedur yang disepakati bersama penerapan prosedur yang disepakati
bersama (agreed-upon procedures) bukan merupakan suatu audit. Jenis jasa ini dapat terjadi,
misalnya, dalam akuisisi yang diusulkan apabila calon pembeli meminta akuntan hanya
merekonsiliasi saldo bank dan mengkonfirmasi piutang usaha.
B. Standar Atestasi
Dalam penugasan atestasi auditor harus menemui 11 standar atestasi yang dapat dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Standar Umum
a. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknik cukup dalam fungsi atestasi;
b. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan yang cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi;
c. Praktisi harus melaksanakan suatu penugasan hanya jika ia mempunyai alasan untuk
yakin bahwa dua kondisi berikut tersedia:
Asersi dapat dievaluasi terhadap kriteria rasional yang telah ditetapkan oleh
suatu lembaga yang telah diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi itu
secara cukup jelas dan komparatip yang dapat dimengerti oleh pembaca yang mampu
memahaminya;
Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan
dari pengetahuan dan keyainan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan,
hasil operasi, dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas.
pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertaanggung jawab, atas dasar satu atau
lebih asumsi hipotesis posisi keuangan, hasil usaha dan aliran kas.
Ada 3 tipe jasa yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif yaitu kompilasi atau
penyusunan, pemeriksaan, dan penerapan prosedur yang disepakati bersama.
standar yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan uraian singkat
tentang sifat pemeriksaan yang dilakukan;
laporan dengan adanya peristiwa dan keadaaan yang terjadi setelah tanggal
neraca.
dasar rasional untuk melakukan prakiraan atau proyeksi dengan asumsi hipotesis
tertentu ia harus memberikan pendapat tidak wajar;
Jika pemeriksaaan akuntan dipengaruhi oleh kondisi yang menghalangi
penerapan satu atau lebih prosedur yang dipandang perlu, ia harus menyatakan
tidak memberikan pendapat dan menjelaskan batasan lingkup tersebut dalam
laporannya.
e. Penerapan prosedur yang disepakati bersama
Ketentuan akuntan dapat melakukan jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif
adalah:
Para pemakai yang disebutkan bertanggung jawab atas kecukupan prosedur yang
Kriteria yang digunakan dalam penentuan temuan telah disepakati akuntan dan
Rancangan dan efektivitas operasi dari pengendalian internal entitas berdasarkan kriteria
Jika asesrsi manajemen disajikan dalam laporan terpisah yang menyertai laporan
praktisi, laporan praktisi dipandang atas untuk distribusi secara umum dan praktisi harus
menggunakan bentuk laporan yang dijelaskan pada paragraf SAT 50 dan 51;
Jika manajemen menyajikan asersinya hanya dalam surat representasi kepada praktisi,
praktisi harus membatasi distribusi laporannnya kepada manajemen, pihak lain dalam satuan
usaha, dan jika berlaku pada badan pengatur tertentu, dan praktisi harus menggunkan bentuk
laporan sebagai mana yang dijelaskan dalam paragraf SAT 52-54.
3. Atestasi Ketaatan
Penugasan prosedur yang disepakati bersama. Adapun pedoman bagi akuntan publik dalam
melaksanakan atestasi kepatuhan tentang:
a. Kepatuhan satuan usaha terhadap persyaratan tertentu
b. Efektifitas pengendalian intern terhadap kepatuhan
c. Persyaratan tersebut digabung menjadi satu. Penggunaan kedua syarat dapat
dilakukan apabila kondisi berikut terpenuhi:
Dalam hal ini, laporan akuntan independen harus berisi elemen-elemen, diantaranya
(SAT 506.21):
tertentu atau tentang efektifitas pengendalian intern satuan usaha terhadap kepatuhan,
termasuk periode atau titik waktu yang dicakup oleh asersi manajemen, dan penugasan
d. Suatu pernyataan bahwa prosedur, yang telah disepakati oleh pemakai tertentu yang
disebutkan dalam laporan, yang telah dilaksanakan untuk membantu pamakai dalam
mengevaluasi asersi manajemen tentang kepatuhan satuan usaha terhadap persyaratan
tertentu atau tentang efektifitas pengendalian satuan usaha terhadap kepatuhan
e. Pengacuan ke standar yang ditetaptakan oleh IAI
SAT 500 tidak berlaku apabila laporan keuangan auditor tentang kepatuhan terhadap
persyaratan, semata-mata didasarkan pada suatu audit atas laporan keuangan keuangan
sebagaimana telah dibahas diatas (dibawa judul :laporan khusus).
Laporan ketaatan yang berkaitan Perusahaan mungkin diwajibkan oleh perjanjian kontraktual
atau lembaga pemerintah untuk menyerahkan laporan ketaatan yang dibuat oleh auditor
independen. Selain mempersyaratkan laporan keuangan yang telah diaudit, pemberi pinjaman
atau wali amanatnya juga seringkali meminta kepastian dari auditor independen bahwa
peminjam menaati ketentuan akuntansi dan auditing dari perjanjian itu. Auditor memenuhi
permintaan ini dengan memberikan keyakinan negatif atas ketaatan dengan menyatakan
”tidak ada yang menarik perhatian kami yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak
menaati” AU 623.19 menyatakan bahwa keyakinan ini tidak boleh diberikan kecuali auditor
telah mengaudit laporan keuangan yang berkaitan dengan perjanjian atau persyaratan
pemerintah itu. Lebih lanjut, keyakinan tersebut tidak boleh diperluas hingga ketentuan yang
berkaitan dengan hal-hal yang belum menjadi pokok dari prosedur audit yang dilaksanakan
dalam audit atas laporan keuangan itu, dan tidak boleh diberikan jika audit menghasilkan
pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat. Keyakinan auditor atas ketaatan
dapat diberikan dalam laporan terpisah atau dalam satu atau lebih paragraf penjelasan
sesudah paragraf pendapat dari suatu laporan atas laporan keuangan yang telah diaudit.
d. Suatu pengacuan ke laporan auditor atas laporan keuangan yang bersangkutan, dan
atas alasan yang mendasari jika laporan tersebut bukan merupakan laporan baku
g. Suatu pernyataan bahwa suatu revuew atas APM lingkupnya jauh dibawa
h. Tanda tangan, nama, nomor ijin praktisi, dan nomor ijin usaha kantor publik
A. Kesimpulan
Suatu audit akan diakhiri dengan pernyataan pendapat mengenai kelayakan penyajian
unsur, akun, atau pos-pos spesifik. Dalam menyatakan pendapat. AU 662.13 menunjukkan
auditor harus mengakui bahwa konsep materialitas harus dikaitkan dengan masing-masing
unsur, akun, atau pos yang dilaporkan, bukan dengan laporan keuangan secara keseluruhan.
Lebih lanjut, auditor tidak boleh menyatakan pendapat atas data spesifik apabila ia telah
menyatakan pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat tentang laporan
keuangan, kecuali data spesifik itu hanya merupakan bagian yang tidak signifikan dari
laporan keuangan. Secara umum akuntan publik dapat memberikan empat tingkatan
keyakinan yang berbeda berkaitan dengan penugasan, yaitu : (1) tingkat keyakinan audit, (2)
tingkat keyakinan review, (3) prosedur yang disepakati bersama, dan (4) tidak ada keyakinan.
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen
dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material,
dengan kriteria yang telah ditetapkan;
2. Dalam memberikan jasa atestasi dan kompilasi juga terdapat 3 standar yaitu standar
kompilasi.
B. Saran
1. Mahasiswa harus memahami bagaimana ketentuan-ketentuan dalam penugasan jasa
atestasi
2. Mahasiswa harus mengetahui bahwa auditor harus mengaudit sesuai dengan standar
atestasi yang berlaku dan mengetahui penugasan yang dilaksanakan dalam standar atestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., James K. Loebbecke. 1995. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu. Edisi
Keempat. Erlangga: Jakarta
Boynton, Johnson, dan Kell, 2003. Modern Auditing, Jilid II, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga
Yusuf, Al-Hariyono. 2002. Auditing Jilid 2. YKPN. Yogyakarta.