Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu dari 19 (sembilan

belas) kabupaten/kota di bagian Selatan Propinsi Sumatera Barat. Secara

Topografi Kabupaten Sijunjung merupakan rangkaian bukit barisan

yang memanjang dan arah barat laut – tenggara. Morfologi daerah

Kabupaten Sijunjung dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu terjal pada

bagian barat dan timur, dataran di bagian tengah dan perbukitan landai

yang terletak diantaranya.


Kondisi iklim di Kabupaten Sijunjung tergolong pada tipe tropis

basah dengan musim hujan dan kemarau yang silih berganti sepanjang

tahun. Keadaan iklimnya adalah temperatur dengan suhu minimum 21°C

dan suhu maksimurn 37°C. Rata-rata curah hujan berdasarkan 6 titik

tempat pemantauan 13,61 mm/hari untuk tiap bulannya.


Kondisi alam tersebut serta adanya keanekaragaman penduduk dan

budaya menyebabkan timbulnya risiko terjadinya bencana alam, bencana

ulah manusia dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga kaya

akan sumberdaya alam. Bencana alam yang memiliki kemungkinan terjadi

di kabupaten sijunjung adalah gempa bumi, tanah longsor dan banjir.

Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan

suatu penataan atau perencanaan yang matang dalam penanggulangannya,

sehingga dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu. Penanggulangan

yang dilakukan harus didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis


dan terencana, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan penanggulangan

bencana dapat berjalan lancar dan sistematis.

2. TUJUAN
Memberikan pedoman atau panduan dalam menyusun rencana

penanggulangan bencana (disaster management plan) yang menyeluruh,

terarah dan terpadu di Kenagarian Padang Ranah Kecamatan Sijunjung.

3. RUANG LINGKUP
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana ini meliputi :
a. Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana;
b. Pemahaman tentang kerentanan masyarakat;
c. Analisis kemungkinan dampak bencana;
d. Pilihan tindakan pengurangan risiko bencana;
e. Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak

bencana; dan
f. Alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang tersedia.

4. LANDASAN HUKUM
a. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Peanggulangan

Bencana
b. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana
c. Perka BNPB No. 4 Tahun 2008 tentang Panduan Penyusunan Rencana

Penanggulangan Bencana Daerah

5. PENGERTIAN
a. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun

faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa


manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis.
b. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya

yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko

timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,

dan rehabilitasi.
c. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui

pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang

terancam bencana.
d. Kesiapsiagaan adalah serangkaian yang dilakukan untuk

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui

langkah yang tepat guna dan berdaya guna.


e. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan

sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya

bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.


f. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana


g. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat

berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,

mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan

masyarakat.
h. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak

buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan

evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,


perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan

prasarana dan sarana.


i. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan

publik ataumasyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah

pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau

berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan

masyarakat pada wilayah pasca bencana.


j. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat

pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan

berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya

hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam

segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.


k. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati/walikota atau perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.


l. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya disingkat

BPBD, adalah badan pemerintah daerah yang melakukan

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah.

6. SISTEMATIKA
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB III. PENILAIAN RISIKO BENCANA
BAB IV. TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
BAB V. MEKANISME PENANGGULANGAN BENCANA
BAB VI. ALOKASI TUGAS DAN SUMBER DAYA
BAB VII. PENUTUP
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

1. KONDISI FISIK
Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu dari 19 (sembilan

belas) kabupaten/ kota di bagian Selatan Propinsi Sumatera Barat, terletak

diantara 0°18’43” LS – 1°41’46” LS dan 101°30’52” BT – 100°37’40” BT

dengan ketinggian dari permukaan laut antara 100 – 1.250 meter.

Kabupaten Sijunjung berada di bagian Timur Provinsi Sumatera Barat,

pada jalur utama yang menghubungkan Provinsi Riau dan Propinsi Jambi.
Kondisi dan topografi Kabupaten Sijunjung bervariasi pada setiap

wilayah antara bukit, bergelombang dan dataran. Beberapa kecamatan

berada pada lahan curam dan sangat curam (daerah berbukit), yaitu di

Kecamatan Tanjung Gadang, Kecamatan Sijunjung, Kecamatan Sumpur

Kudus, dan Kecamatan Lubuak Tarok dengan kemiringan antara 15 – 40

% dan lebih besar dan 40%. Hanya sebagian kecil wilayah Kabupaten

Sijunjung yang dikategorikan sebagai dataran. Ditinjau dari ketinggian,

dominasi wilayah Kabupaten Sijunjung berada pada ketinggian terendah

antara 120 – 130 m diatas permukaan laut dan tertinggi antara 550 – 930

m. Kabupaten Sijunjung secara keseluruhan berada pada ketinggian

terendah dan tertinggi sekitar 100 meter sampai 1500 meter dari

permukaan.

Secara administratif wilayah Kabupaten Sijunjung dengan luas

313.080 Ha meliputi 8 Kecamatan, 61 Nagari dan 1 desa dengan 299

Jorong, yang wilayahnya berbatasan dengan (BPN Kab. Sijunjung) :


– Sebelah Utara : Kabupaten Tanah Datar
– Sebelah Selatan : Kabupaten Dharmasraya
– Sebelah Barat : Kabupaten Solok dan Kota Sawahlunto
– Sebelah Timur : Kabupaten Kuantan Singingi, Prop Riau
TABEL 1
Pembagian Kecamatan di Kabupaten Sijunjung 2015

No Kecamatan Luas % Jumlah Jumlah Jumlah


Wilayah Penduduk Nagari Jorong
(km2) (ribu)
1. Kamang Baru 837.80 26.76 47.17 11 61
2. Tanjung 459.79 14.69 24.43 9 41
Gadang
3. Sijunjung 748.00 23.89 44.65 9 56
4. Lubuk Tarok 187.60 5.99 14.93 6 24
5. IV Nagari 96.30 3.08 16.14 5 17
6. Kupitan 82.01 2.62 13.60 3+1 desa 9+5
dusun
7. Koto VII 143.90 4.60 36.54 7 36
8. Sumpur Kudus 575.40 18.38 25.05 11 55
Total 3 130.80 100.00 222.51 61+1 299+ 5
desa dusun

Kecamatan Sijunjung merupakan satu dari 8 (delapan) Kecamatan

yang ada di Kabupaten Sijunjung dan berada di Ibukota Kabupaten

Sijunjun Batas-Batas Wilayah Kecamatan Sijunjung : Sebelah Utara : Kec.

Sumpur Kudus & Prop. Riau Sebelah Selatan : Kec.Lubuk Tarok &

Kec.Tanjung Gadang Sebelah Timur : Kec. Kamang Baru & Prop. Riau

Sebelah Barat : Kec. IV Nagari & Kec. Koto VII Luas Wilayah Kecamatan

Sijunjung 74.800 Km² Nagari dalam Kecamatan Sijunjung : Nagari

Muaro, Nagari Sijunjung, Nagari Pematang Panjang, Nagari Kandang

Baru, Nagari Aie Angek, Nagari Solok Ambah, Nagari Paru, Nagari

Silokek, Nagari Durian Gadang.

Jorong Padang Ranah terletak di Nagari Sijunjung berupa daratan

berbukit dengan ketinggian 120 – 1500 meter di atas permukaan laut.

Kondisi iklim di Sijunjung tergolong pada tipe tropis basah dengan musim
hujan dan kemarau yang silih berganti sepanjang tahun. Keadaan iklimnya

adalah temperatur dengan suhu minimum 21°C dan suhu maksimurn 37°C.

Rata-rata curah hujan berdasarkan 6 titik tempat pemantauan 13,61

mm/hari untuk tiap bulannya.


BAB III

PENILAIAN RISIKO BENCANA

Jorong Padang Ranah Kanagarian Sijunjung Kecamatan Sijunjung

Anda mungkin juga menyukai