Anda di halaman 1dari 37

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

S
DENGAN LMNH DI RUANG RAJAWALI 5A RSUP Dr KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh:

Virna Gupitasari
G3A017262

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA

Tanggal masuk : Minggu, 21 Juli 2018


Tanggal pengkajian : Selasa, 23 Juli 2018
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 60 Tahun
No Register : 9053062
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Bahasa : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Salatiga
Pendidikan Terakhir : Tidak Tamat SD
Diagnosa Medis : LMNH
Kelas Ruangan : kelas 3 Rajawali 5 A

Identitas Penganggung Jawab


Nama : Ny, D
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Salatiga
Hubungan dengan Klien : Anak
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Pada tanggal 21 Juli 2018, Tn.S dibawa oeh keluarga ke RSDK
Semarang, pasien datang dari TPPRI untuk melakukan program kemoterapi ke 4,
pasien mendapatkan telpon dari DPJP Dr. J dr, Sp.B. Sp.B. Onk. dengan keluhan
pasien badan terasa lemas perut terasa mual, susah menelan serta pusing, dan
pasien juga ingin melakukan kemoterapi yang ke 4. Saat dilakukan pengkajian
kesadaran klien composmentis dengan skore GCS 15 (E4M6V5). Pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 130/80mmHg, HR : 88 x/mnt, RR : 18
x/mnt, T : 36,4 'C, TB : 160cm, BB : 48 dan SPO2:98%. Klien mengatakan
badannya lemas serta kepala terasa sangat pusing (nyeri kepala). Nyeri dirasakan
pada saat beraktifitas, nyeri seperti di tusuk tusuk sekala nyeri pasien 3 nyeri
hilang timbul durasi kurang lebih 3menit, dan mual serta keinginan untuk muntah.
Pasien sudah mendapatkan obat, RANITIDINE 25mg/ml untuk mengatasi mual
muntahnya , untuk nyerinya pasien mendapatkan terapi obat KETOROLAC 30
mg/ml Pasien mendapatkan instruksi awal dokter di ruangan rajawali 5b oleh
dokter jaga dengan pro kemoterapi, pemberian cairan RL 20Tpm. Program dari
dokter jaga cek darah rutun serta program transfusi.
Hasil pengkajian penilaian resiko jatuh dengan menggunakan The Morse
Fall Scale (MFS ) untuk mengukur resiko jatuh pada pasien, score penilaian
yang didapatkan adalah 24 pasien termasuk dalam kategori pasien dengan resiko
jatuh ringan. Pengkajian kekuatan otot pasien 55,55. Skining kebutuhan ADL
pada Pasien Tn.S dilakukan dengan indeks barthel dan di dapatkan score 18 yang
berarti bahwa dalam memenuhi kebutuhan ADLnya pasien masuk dalam kategori
– ketergantungan ringan. Pengkajian setatus cairan pasien pasien mengatakan
minum sebanyak 1500/cc (6 gelas blimbing) dalam sehari, pasien mengalami
BAB 1x dalam sehari dengan konsistensi lunak, warna kecoklatan BAK 4x/hari .
Pola makan pasien, pasien mengatakan tidak nafsu makan, setelah di lakukan
pengkajian lebih lanjut pasien mengenai pengetahuan klien tentang sakit yang di
alaminya didapatkan hasil klien mengatakan tahu tentang penyakit yang di
alaminya karna klien sudah pernah di rawat dirumah sakit dan setiap bulannya
pasien rutin kontrol di rumah sakit
Pengkajian di ruangan tanggal 23 Juli 2018 menunjukkan pasien masih
merasa lemas masih perbikan KU, Pasien masih merakan mual serta nyeri kepala.
sekala nyeri pasien 3 nyeri hilang timbul durasi kurang lebih 3 menit, nyeri
bertambah saat banyak gerak dan nyeri berkurang saat istirahat. Hasil
laboratorium menunjukan hemoglobin 8.4 g/dl, hematokrit 27,6 rencana pasien
akan pro kemoterapi ke -4.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat untuk kasus ini adaiah Gangguan rasa nyaman : Nyeri Akut
berhubungan dengan agen cedera. Serta kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d mual dan susah menelan. Setelah dilakukan pengkajian lebih lanjut
mengenai pengetahuan klien tentang sakit yang dialaminya didapatkan hasil klien
mengatakan tahu tentang penyakit yang dialaminya karena klien sudah pernah
dirawat di rumah sakit.
C. Pengelolaan Pasien
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang dari TPPRI ditempatkan di ruang Rajawli 5a laki-aki
dengan nomor bed 6.1 diantar oleh petugas TPRRI dan keluarganya
menggunakan kursi roda pada tanggal 21 Juli 2018. Di ruang Rajawali 5a klien
telah diterima oleh perawat penanggung jawab. Berdasarkan data yang
disampaikan oleh petugas dari TPRRI klien datang ke rumah sakit dengan
program kemoterapi ke 4 keluhan pasien merasa lemas dan mual susah menelan
serta pusing (nyeri kepala). Ketika datang terlihat keadaan umum klien sedang
dengan kesadaran composmentis dengan skore GCS 15 (E4M6V5). Klien belum
terpasang infus, lalu di lakuakan penimbangan berat badan dan tinggi badan. Di
dapatkan TB 158 cm , BB : 48 kg, LILA 23 cm.
Petugas TPPRI kemudian mengantarkan pasien ke ruang perawatan dan
memberikan dokumentasi rekam medis kepada perawat penanggung jawab.
Sistem penerimaan pasien disertai dengan menyertakan lembar formulir pindah
antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin seperti ruang
rawat asal, disini pasien berasal dari POLI onkologi bedah, ruang rawat tujuan
yaitu ruang Rajawali 5a Laki – laki nomor bed 6.1.
Proses penyerahan atau transfer pasien telah dilakukan secara detail dan
terperinci. komunikasi yang digunakan ketika transfer pasien yaitu menggunakan
SBAR (Situation, Backgroud, Assesment, Recommendation). Dimana situasion
berisi identifikasi data pasien dengan jelas termasuk keluarga pasien dan nomor
telpon yang dapat dihubungi untuk mencari informasi sehubungan dengan
keadaan pasien. Background berisi tentang riwayat, kesehatan pasien, tes, atau
perawatan yang telah dilakukan, atau perubahan kondisi pasien dari kondisi
sebelumnya. Assessment menjelaskan kentang kondisi pasien saat ini.
Recommendation mendiskusikan rencana perawatan selanjutnya. Keluarga
dimintai tanda tangan di lembar edukasi.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
PPJB telah memberikan orientasi kepada keluarga Tn.S mengenai ruang
perawatan di Rajawali 5a. Perawat menunjukan pada keluarga tata letak ruang
rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang pentingnya untuk melakukan cuci
tangan serta lokasi sarana cuci tangan yang tersedia, menunjukan ruangan
perawat jika memiliki keperluan untuk menemui perawat serta bagaimana cara
untuk menghubungi jika perawat tidak ada di nurse station, menjelaskan
mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan gizi, serta kapan
waktu untuk berkonsultasi dengan dokter. Keluarga juga telah dijelaskan
mengenai penggunaan bed yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pentingnya,
pemasangan pengaman tempat tidur agar mengurangi terjadinya risiko jatuh,
kemudian keluarga diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa sudah
mendapatkan orientasi dari perawat. PPJB juga telah menjelaskan mengenai hak
dan kewajiban pasien atau keluarga, cuci tangan yang benar, dijelaskan juga
penggunaan hanscrub dengan panduan instruksi cuci tangan yaitu 5 moment cuci
tangan dengan 6 langkah, serta penggunaan APD masker dan sarung tangan.
Adapun hak-hak pasien adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
6. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima
7. Memilih dokter dan Dokter gigi serta kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya
9. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
11. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
12. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
13. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
14. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya
15. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut
16. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk kerahasiaan
rekam medik
17. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis
18. Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu
penelitian kesehatan
19. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima
20. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
21. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban antara
lain:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan di setujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap RSUP Dr.
kariadi Semarang:
1. Psien, penunggu, pengunjung pasien tidak dibenarkan menggunakan dan atau
membawa barang berharga ( perhiasan ), perlengkapan tidur, ember dan
barang lainnya yang tidak masuk di dalam almari pasien.
2. Jam berkunjung pasien :
a) Pagi pukul: 11.00 - 12.30 WIB
b) Sore pukul: 16.30 - 18.30 WIB
3. Pengunjung diminta menunggu di fasilitas umum (fasum) sampai dengan
jam berkunjung dibuka.
4. Pasien yang ditunggu hanya pasien kritus/ gawat atau sehabis operasi.
5. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
6. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
7. Pasien/ penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
8. Usia di bawah 14 tahun tidak diperkenakan masuk ruang perawatan pasien
9. Penunggu, pengunjung di larang membawa pasien pulang tanpa surat jin dari
rumah sakit
10. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang
11. Pengunjung tidak diperkenankan duduk, tiduran ditempat tidur pasien.
12. Penunggu, pengunjung agar selalu menjaga ketenngan, kebersihan,
ketertiban, dan keamanan diruang perawatan pasien.
13. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada diluar ruangan perawatan pasien.
14. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok dilingkungan rumah
sakit.

3. Tingkat ketergantungan pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index 0 1 2 3 Keterangan
Makan,Minum √ 0 : Tidak Mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
Mandi √ 0 : Tergantung Orang Lain
1 : Mandiri
Perawatan Diri (grooming) √ 0 : Tergantung Orang Lain
1 : Mandiri
Berpakaian (dressing) √ 0 : Tidak Mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
BAB (bladder)  0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enma)
1 : kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK (Bowel)  0 : Inkontinensia (pakai
kateter/terkontrol)
1 : kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer √ 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan
orang
2 : Butuh Bantuan Kecil
3 : Mandiri
Mobilitas √ 0 : Imobile
1 : Menggunakan Kursi
Roda
2 : Berjalan dengan
bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan Toilet  0 : Tergantung bantuan
orang lain
1 : Membutuhkan bantuan
tapi beberapa hal
dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik Turun Tangga √ 0 : Tidak mampu
1 : Membutuhkan Bantuan
2 : Mandiri
Total Score 0 0 18 0 18 (ketergantungan ringan)
Sumber. Dewi, Sofia Rosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Geriatrik.
Yogyakarta: Deepublish.
Interpretasi hasil Barthel Index :
20 : Mandiri
12 -19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan lemah
5-8 : Ketergantungan berat
0—4 : Ketergantungan total
4. Prinsip Pasien Safety
Menurat IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif, penggunaan
obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh. Perawatan yang
didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip patient safety,
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas PJRT . Tn.S telah
terpasang gelang pengenal utama berwarna biru putih yang berisi identitas
utama klien yaitu Nama, No. Rekam Medis Tn. S
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika berkomunikasi
pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat ataupun pada tenaga kesehatan
lainnya. Komunikasi efektif digunakan untuk mengurangi resiko kesalah
fahaman yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu.
Perawat berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan rekan
sejawat menggunakan dengan metode SBAR. Komunikasi secara lisan melalui
telepon menggunakan metode Tulis, Baca, Konfirmasi, yang ditandai dengan
stempel T-B-K dan divalidasi oleh penerima perintah dan pemberi perintah di
rekam medis pasien. Perihal yang disampaikan dengan menggunakan metode
SBAR diantaranya situassion seperti nama pasien, umur, diagnose medis dan
tanggal masuk serta dijelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien atau
keluhan utama. Background berisi riwayat alergi dan obat-obatan termasuk
cairan infus yang digunakan, menjelaskan hasil pemenksaan yang mendukung
dan pemeriksaan laboratorium serta menjelaskan informasi klinik yang
mendukung. Assesment berisi menjelaskan secara lengkap hasil pengkajian
pasien terkini, seperti vital sign, status mental, status emosional, kondisi kulit,
saturasi oksigen dll serta menyatakan kemungkinan masalah, seperti gangguari
pencernaan, risiko infeksi, gangguan sistem termoregulasi dll.
Recommendation berisi berupa mengusulkan dokter untuk datang melihat
pasien dan memastikan jam kedatangan dokter serta menanyakan pada dokter
langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
Berikut ini hasil pendokumentasian komunikasi SBAR oleh perawat pada saat
transfer pasien:t
S : Pasien mengatakan jika badan terasa lemas dan perut terasa mual, sakit
pada saat menelan serta pusing (nyeri kepala). Saat ini pasien terpasang
selang NGT

B :
- Pasien dengan diagnosa LMNH
- Pasien akan melaksanakan program kemo ke 4
- Pasien dengan diagnosa keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
- Pasien dengan diagnosa keperawatan nyeri akut
A :
- Pasien tampak lemah, TD : 130/90 mmHg, N: 84 x/menit, RR: 22
x/menit, S:36,50C, terpasang infuse RL 20 Tpm
- BB saat sakit (saat ini) 48 cm, TB 158 cm, LILA 23 cm
- Hb 8,4 mgdL, Ht 27,6
- Konjungtiva mata anemis, membran mukosa pucat
- Pasien terpasang selang NGT
- Pasien mengatakan nyeri bertambah pada saat beraktifitas Nyeri
dirasakan seperti ditusuk tusuk
- Nyeri pada kepala dan tenggorokan
- Skala nyeri 3
- Nyeri hilang timbul
R :
- Anjurkan untuk makan sedikit namun sering
- Berikan makan melalui sonde
- Lakukan pengkajian nyeri
- Ajarkan tekhik non farmakologi cara mengontrol nyeri
- Beri obat analgesik pereda nyeri

c. Pengelolaan Obat High Alert Medication (HAM)


Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan
prinsip 6 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian, benar
dosis, benar waktu, benar dokumentasi. Akan tetapi ada beberapa obat yang
hams diwaspadai. Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan yang
termasuk sejumlah besar kesalahan dan/atau kejadian sentinel; obat-obatan
yang bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan risikonya lebih tinggi, begitu
pula obat-obatan yang mirip bentuk/bunyi dan namanya.
Rumah sakit menyusun kebijakan dan/atau prosedur untuk
mengidentifikasi obat-obatan yang patut diwaspadai apa saja yang dimiliki
rumah sakit berdasarkan data yang ada. Kebijakan dan/atau prosedur juga
menetapkan bagian mana saja secara klinis memang memerlukan elektrolit
konsentrat sesuai bukti dan praktik profesional yang ada. Obat-obatan yang
perlu diwaspadi yang sudah tercantum dalam prosedur pemberian obat di
RSUP Dr. kariadi Semarang yaitu terdapat daftar obat LASA (Look A Like
Sound A Like), High Allert, dan Elektrolit Konsentrat.
a) Tulisan Mirip
AmiNOFILIN AmiTRIPTILIN
Asam MEFENamat Asam TRANEKSamat
CPZ ( CHLORPROMAZine) CBZ ( CARBAMAZEPine)
THP ( triHEXIPHENIDIL) TFP ( triFLUOPERAZIN)
FOSEn FUSOn
LeuKIN LeukoVORIN
TonAR C . TonOR
LodeM CodeIN
AtarOC AtarAX
InERSON InTERSUN
b) Sound A Like
C Xitrol Sistro
DoXORUBICIN DoCETERE
Hemolok Humalog
SimARC SemAX
ZOMeta VOMeta
InERSON InTERSUN

c) Look A Like
Amorasin tab Zoloft tab
Cendo Tropin Cendo efrisel
Cendo Carpin Cendo timol
Cendo Conver Cendo vasacon
Cendo Polidex Cendo polinel
Cendo Lyteers Cendo catarlens
Coartem tab Cataflam tab, anafranil tab
Dexametason Ampul (indofarma) Ranitidin ampul ( hexpharm)
Farnormin tab Farsorbid 5 mg tab
Frimania 200 mg tab Bamgetol 200mg tab
Merlopam 2 mg tab Stelosi 5 mg; sandepril 50 mg tab
Paxus 30 mg inj Bleocin 15 mg inj
Phytomenadion ampul (phapros) Ephineprine ( phapros)
Tria carpin tetes mata Tria timol tetes mata

15. High Alert


No Obat
1 INSULIN
Novomix 30 inj Flexpen, DOS 5
Levemir Inj Flexepen, DOS 5
Latus Solostra, DOS 5
Novorapid Inj Flexepen, DOS 5
Humalog Mix 25 100UI, DOS 5
Humalog Cart 100 UI, DOS 5
2 KCL
KCL 25 ML
3 HERPARIN
Inviclot inj
4 HULMAN ALBUMIN
Albapure 20%, 100 ML
Albapure 20%, 50 ML
Plasbumin 20%, 100 ML
Plasbumin 20%, 50 ML
5 NARKOTIKA
Codein tab 10 Mg, DOS 10
Fentanyl inj 2 ml, DOS 5
Morphin inj 10 mg, DOS 10
Pethidin inj 50 mg, DOS 10
6 ELEKTROLIT KONSENTRAT
Dextrose 5% 100 ml
Dextrose 5% 50 ml
Magnesium Sulfat inj 20%
Magnesium Sulfat inj 40%
Meylon inj 25 ml
NACL 3% 500 ml

Tn. S tidak memperoleh obat-obatan yang tergolong pada obat yang tergolong
Sound A Like, Look A Like dan tidak mendapatkan obat Hight Alert.
d. Safety surgery
Pasien (Tn.S) tidak dilakukan tindakan pembedahan selama dirawat di ruang
rajawali 5 a.

e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi pada RSUP Dr. kariadi Semarang dengan menerapkan
5 moment dan 6 langkah cuci tangan. Pencegahan infeksi pada pasien dengan
menggunakan cuci tangan. Cuci tangan tidak hanya diterapkan pada petugas
kesehatan akan tetapi pada klien dan juga keluarga klien. Di RSUP Dr. kariadi
Semarang mengggunakan 2 cara cuci tangan yakni dengan cara menggunakan
handwash dan handrub. Petugas kesehatan memakai APD ketika melakukan
tindakan pearawatan kepada pasien sebagai sarana untuk mencegah infeksi.
Selain itu RSUP Dr. kariadi Semarang juga menerapkan pemilahan sampah
medis dan non medis. Sampah medis atau infeksius dibuang pada kantong
sampah khusus berwarna kuning dan sampah non medis dibuang pada kantong
sampah berwarna hitam. Sedangkan sampah spuit dan ampul dibuang pada
safety box.
f. Pencegahan pasien jatuh
Resiko jatuh di ruangan dicegah dengan memperhatikan tempat tidur
pasien seperti menegakkan pembatas tempat tidur, selain itu juga terlihat dari
penggunaan gelang tangan yang digunakan oleh pasien. memonitor
lingkungan sekitar kamar mandi untuk selalu dibersihkan oleh petugas
cleaning service agar tidak menyebabkan risiko jatuh atau terpeleset.
Pencegahan pasien jatuh pasien jatuh dilakukan dengan
mengidentifikasi pasien dengan menggunakan Tlie Morse Fall Scale (MFS)
untuk mengukur resiko jatuh pada klien, berikut ini penilaian resiko jatuh pada
Tn. S dengan skor dibawah ini
Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI


1 Riwayat jatuh: Tidak 0 0
Apakah pasien pernah jatuh?

Ya 2
5
2 Diagnosa sekunder: Tidak 0 15
Apakah pasien memiliki lebih dari satu penyakit?

Ya 15

3 Alat bantu jalan: 0


Bed rest/dibantu perawat 0
Kruk/tongkat/walker 1
5
- Berpegangan pada benda-benda di sekitar 3
(kursi, lemari, meja) 0
4 Terapi Intravena: apakah saat pasien terpasang Ya 0 0
infus? Tidak 20

5 Gaya berjalan/cara berpindah: 10


- Normal/ bed rest/immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri)
- Lemah (tidak bertenaga) 10

- Ganguan tidak normal (pincang/diseret) 20

6 Status Mental
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0 0
- Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 1
5
TOTAL NILAI 25
(Resik
o
sedang
)
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang(Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Tn. W didapatkan hasil skore 25
(resiko sedang), diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada Tn. S yaitu:
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah dan di dekat pasien
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman sisi tempat tidur
- Pastikan kancing/ label pasien resiko jatuh terpasang di gelang pasien dan
ditempel gambar resiko jatuh di pintu kamar pasien/ bed pasien. Tawarkan ke
pasien untuk ke toilet setiap 4 jam
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang resiko jatuh pada
pasien.
- Kaji ulang setiap 2 hari sekali atau bila kondisi pasien berubah

5. Prinsip Pengelolaan Pencegahan Infeksi Pada Pasien


Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah
terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan ke pasien, petugas,
pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehirigga
infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah. Prinsip pengelolaan
pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
di ruangan sudah cukup baik, hal ini terlihat pada setiap kali melakukan tindakan.
Perawat selalu melakukan cuci tangan baik sebelum maupun sesudah kontak
dengan pasien maupun kontak dengan lingkungan pasien, baik mencuci tangan
dengan menggunakan cairan antiseptik maupun cuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air yang mengalir.
Pencegahan infeksi pada RSUP Dr. kariadi Semarang -dengan
menerapkan 5 moment dan 6 langkah cuci tangan. Pencegahan infeksi pada
pasien dengan menggunakan cuci tangan. Cuci tangan tidak hanya diterapkan
pada petugas kesehatan akan tetapi pada klien dan juga keluarga klien. Selain
cuci tangan, terdapat pencegahan infeksi dengan cara menggunakan masker dan
handscoon. Penggunaan masker dan sarung tangan atau handscoon diwajibkan
setiap kali melakukan tindakan kepada pasien, terutama pada pasien yang
memiliki penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, SARS ataupun
lainnya. Resiko peningkatan infeksi akan semakin tinggi jika pengelolaan
pencegahan infeksi tidak terlaksana dengan baik. Dalam hal ini tindakan perawat
dalam melakukan pengelolaan pencegahan infeksi di ruangan sudah cukup baik,
sehingga resiko untuk penularan atau peningkatan infeksi di ruang dapat
diturunkan.
Selain itu RSUP Dr. kariadi Semarang juga menerapkan pemilahan
sampah medis dan non medis. Sampah medis atau infeksius dibuang pada
kantong sampah khusus berwarna kuning dan sampah non medis dibuang pada
kantong sampah berwarna hitam. Sedangkan sampah spuit dan ampul dibuang
pada safety box.
6. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien
Jenis tindakan keperawatan
Hari/ tanggal Tindakan keperawatan yang dilaksanakan
Langsung Tidak langsung Kolaborasi
29 mei 2018 Melakukan operan jaga 5 menit
Visite dokter 5 menit
Melakukan pengkajian asuhan keperawatan 5 menit
Melakukan pemeriksaan TTV 5 menit
Menulis laporan kondisi klien (Askep) 7 menit
Melakukan operan jaga 5 menit
Total 32 menit
30 mei2018 Melakukan operan jaga 5 menit
Mengobservasi reaksi verbal dan non verbal 5 menit
Melakukan orientasi ruangan dan aturan diruangan 7 menit
Menjelaskan hak dan kewajiban klien dan meminta
persetujuan perawatan
Memberikan edukasi tentang cuci tangan 6 langkah 5 menit
danj 5 moment cuci tangan
- Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri 20 menit
- Anjurkan klien istirahat ditempat tidur
- Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam

Memonitor intake dan output pasien 5 menit


Visit dokter 5 menit
Melaakukan pemeriksaan TTV 5 menit
Menulis laporan kondisi klien (Askep) 7 menit
Melakukan operan jaga 5 menit
Total 74 menit
31 mei 2018 Melakukan operan jaga 5 menit
Mengevaluasi reaksi verbal dan non verbal 5 menit
Mengevaluasi intenvensi yang telah diajarkan 30 menit
Melakukan pemeriksaan TTV 5 menit
Menulis laporan kondisi klien (Askep) 7 menit
Melakukan operan jaga 5 menit
Total 57 menit
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan oyang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Pagi 32 menit
2 Pagi 74 menit
3 Siang 57 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan klien yaitu shift
pagi 2 x dan sift siang 1 x masing-masing memiliki waktu untuk shif pagi pertama
dibutuhkan waktu 32 menit, sedangkan untuk sift pagi kedua didapatkan 74 menit
dan untuk sift siang ketiga 57 menit

7. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien Minimal
pagi Sore malam
1 0,17 0,16 0,10
8. Kebutuban Logistik pada Pasien
Tindakan Logisfik Total
Penggunaan
POLI onkologi Pemeriksaan urnum dokter 1
bedah Berkas RM

Rekam Medik 1

Rehab medik
Pelayanan gizi Asuhan gizi 1

Tindakan TPPRI Melaksanakan pemeriksaan fisik 1

Laboratorium dan Pemeriksaan darah lengkap 1


pemeriksaan Pemeriksaan urine
diagnostic
Visite dokler 1
spesialis Dokter spesialis onkologi bedah
Tindakan Memberikan obat injeksi dan oral
perawatan Asuhan keperawatan
ruangan
Pemberian obat Obat-obatan
injeksi dan oral I.V Cathater 20 1
Infus set adaptor
1
Ringer lactat
15
Ringer lactat
Morfin (MST) 10MG
6
New diatab 3
Ranitidin 25 MG/ML
3

Ruang Perawatan Tempat tidur 1


Rajawali 5A Kasur 1
Sprei 1
Bantal 1
Sarung bantal 1
Selimut 1
Tiang infus 1
Handscrub 1
Tong sampah 1
Lemari 1
Penerangan + listrik 1
Air 1
Kamar mandi/WC 1
Pispot 1
Vital sign Sphgymomanometer 1
monitoring Stetoskop 1
Termometer 1
9. Perawatan Pasien selama di ruang Rajawali 3b
Tindakan

Laboratorium
1. Hematologi paket
2. Gula darah sewaktu
3. Albumin
4. Ureum
5. Kreatinin
6. Elektrolit ( Na.K,Cl)

Tindakan keperawatan

- Asuhan keperawatan
- pemberian obat oral
- Visite dokter

Rehab medic
Obat-obatan
I.V Cathater 20
Infus set adaptor
Ringer lactat
Ringer lactat
Morfin (MST) 10MG
New diatab
Ranitidin 25 MG/ML
Biaya kamar
- ruang rajawali 5A
I Administrasi
Materai
Total 3.045.079
Total Harga Total Biaya
Penggun Satuan
No Tindakan
aan
Logistik
1. Biaya Administrasi 1 0 0
2. Pemberian terapi obat dan a. I.V Cathater 20 1 8.355 8.355
alkes
b. Infus set adaptor 1 7.920 7.920
c. Ringer lactat 1 7.150 7.150
d. Ringer lactat 1 7.150 7.150
e. Ketorolac 30 mg 3 6.860 18.860
f. Ketorolac 30 mg 3 6.860 18.860
g. Ketorolac 30 mg 2 6.860 18.860
h. Amlodipin 10 mg 3 6.760 18.290
i. Nikardipin 6 30,760 189.650
j. Spuit disp 5 ml 9 1.290 10.543
k. Ranitidin 25 MG/ML 2 4.668 4.668
l. Ranitidin 25 MG/ML 2 4.668 4.668
m. Ranitidin 25 MG/ML 2 4.668 4.668
3. Laboratorium dan a. Hematologi paket 1 85.000 85.000
pemeriksaan diagnostik
b. Gula darah sewaktu 1 24.500 24.500
c. Albumin 1 26.000 26.000
d. Ureum 1 31.500 31.500
e. Kreatinin 1 29.500 29.500
f. Elektrolit ( Na.K,Cl) 1 105.500 105.500
4. Ruang Perawatan: a. Tempat tidur 4 200.000 800.000
Kelas 3 b. Meja
c. Kasur
d. Sprei
e. Bantal
f. Sarung bantal
g. Selimut
h. Tiang infus
i. Handscrub
j. Tong sampah
k. Lemari
l. Penerangan + listrik
m. Air
n. Kamar mandi/WC
o. Gayung
p. Pispot
5. Visit Dokter Spesialis Dokter Spesialis Djoko 2 120.000 240.000
Handoyo . dr, Sp.B,S.B. Onk
6. Tindakan Keperawatan Tingkat ketergantiR5A 1 33.000 33.000
Tanggal 05/07/17
Tingkat ketergantiR5A 1 33.000 33.000
Tanggal 06/07/17
Tingkat ketergantiR5A 1 30.000
Tanggal 07/07/17
7. Materai 1 6.000 6.000

Tn. S menggunakan jaminan kesehatan BPJS mandiri, sehingga total


biaya perawatan .Tn. S ditanggung oleh BPJS.

10. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Pengendalian Infeksi
Edukasi yang diberikan kepada Tn.S dan keluarga adalah pemberian
informasi mengenai penyakit dan terapi yang diberikan kepada Tn.S, serta
pemberian informasi mengenai pencegahan infeksi yaitu cuci tangan 6
langkah menggunakan handscrub dan sabun yang tersedia di dekat
washtafel. Keluarga juga dianjurkan untuk tidak membawa balita ke ruang
perawatan.
Klien dan keluarga mengungkapkan-sudah mulai sering mencuci
tangan dengan melakukan 6 langkah cuci tangan.
b. Obat-obatan
Klien memiliki diagnosa medis LMNH. Klien dianjurkan untuk banyak
istirahat. Selain itu klien dimotivasi agar dapat mengkonsumsi obat secara
teratur sesuai dengan aturan dan anjuran dokter.
11. Discharge Planning
INDIKATOR
A. Tahap pengkajian
Tn. S dibawa oleh keluarga ke RSUP Dr kariadi dan diantar oleh petugas
TPPRI untuk melakukan program kemoterapi ke 4, pasien dengan keluhan
badan terasa lemes, mual dan pusing (nyeri kepala) sudah mendapatkan
tranfusi darah PRC 1 kolf pada pukul 10.00 hari senin tanggal 23 Juli 2018
serta, pada hari selasa tanggal 24 Juli 2018 pukul 18.00 saat di kaji pasien
mengatakan nyeri kepala dan tenggorokan terasa sakit saat digunakan untuk
menelan, Hb 8,4 mgdl, Ht 27,6, konjungtiva anemis, membrane mukosa
tampak pucat, pasien (Tn.S) menghabiskan setengah dari porsi saji.
P: nyeri saat beraktivitas
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
R: nyeri di bagian kepala dan tenggorakan pada saat digunakan untuk mnelan
S: sekala nyeri 3
T: nyeri hialang timbul, durasi kurang lebih 3 menit, nyeri berkurang saat
istirahat

Diagnosa keperawatan:
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri akut
Masalah teratasi sebagian.
- pasien mengatakan masih terasa nyeri dibagian perutnya
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .
Masalah belum teratasi
- Pasien masih merasakan mual dan tenggorokan terasa sakit pada saat
digunakan untuk menelan
B. Tahap Perencanaan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri akut
- Monitor TTV
- PQRST
- Menggunakan metode non analgesik untuk mengurangi nyeri
- Pemberian terapi yang sesuai
- Mengenali faktor penyebab
- Anjurkan klien istirahat di tempat tidur
2. Nutri kurang dari kebutuhan tubuh
- Monitor adanya penurunan berat badan
- Monitor turgor kulit, kondisi rambut (rambut kusam dan mudah
rontok), warna mukosa serta konjungtiva, kadar Hb,Ht, albumin
maupun total protein.
- Monitor kalori dan intake nutrisi
- Monitor lingkungan selama makan
- Beri porsi makan kecil tapi sering,
- Berikan makan melalui sonde
- Sajikan makanan dalam keadaan hangat.
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi .
- Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan protein dan vitamin
C. Tahap Pelaksanaan
- Mengajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
- Observasi non verbal untuk ketidak nyamanan
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyari seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Menganjurkan makan sedikit namun sering
- Memberikan informasi mengenai pentingnya kebutuhan nutrisi
- Memberikan makan melalui sonde
D. Tahap Evaluasi
S: Klien mengatakan mual berkurang, namun tenggorokan masih terasa sakit pada
saat digunakan untuk menelan
O:
Kadar Hb, klien 9,7
Kadar Ht 29,8
Konjungtiva anemis, mukosa bibir pucat, rambut mudah rontok
Klien menghabiskan setengah dari porsi saji
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Memberi porsi makan kecil tapi sering
- Berikan makan melalui sonde

12. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di rumah sakit dinilai dari proses wawancara
yang dilakukan kepada klien dan keluarga. Klien dan keluarga menyampaikan
puas terhadap pelayanan yang diberikan untuk mengatasi masalah kesehatannya.
13. Komunikasi Interpersonal
Kebutuhan interpersonal yang dibutuhkan klien yaitu komunikasi kepada dokter ,
farmasi, fisioterapi, ahli gizi dan petugas analisa laborat.
a. Advise yang diberikan oleh dokter adalah untuk melanjutkan terapi obat
sebelumnya.
14. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian Dalam
Pengelolaan Pasien Solusi dalam menyelesaikan masalah
a. Hambatan
- Klien jarang didampingi keluarga pada saat perawatan.
- Kecemasan keluarga teriiadap perkembangan kondisi yang dialami klien
b. Pendukung
- Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL klien Keluarga
pasien lain yang ikut membantu
- Klien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan
sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.
- Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP yang ada.
- Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai dengan
prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga untuk pendampingan
klien untuk mengurangi resiko lebih lanjut pada klien.
Memberikan edukasi dan motivasi terkait penyakit yang di derita kepada klien
dan keluarga untuk mengurangi kecemasan pada klien
Komunikasi efektif dari tenaga medis kepada klien serta keluarga terkait
perkembangan kesehatan, medikasi atau pelayanan tindakan keperawatan.
LAMPIRAN
A. Hak Pasien
Hak-hak pasien selama perawatan di RSUP Dr. KARIADI adalah
sebagai berikut.
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Memilih Dokter dan Dokter Gigi serta kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
7. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
dan Dokter Gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah Sakit.
8. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
9. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
11. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
12. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
13. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
14. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya.
15. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
16. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medik.
17. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis.
18. Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam
suatu penelitian kesehatan.
19. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima.
20. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
21. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana.

1. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab.
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
TATA TERTIB

Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap RSUP Dr.
KARIADI:
1. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
2. Jam berkunjung pasien :
a. Pagi pukul: 11.00 – 12.30 WIB
b. Sore pukul: 16.30 – 18.30 WIB
3. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
4. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
5. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasientanpa seijin
perawat rumah sakit.
6. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
7. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
8. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
9. Penunggu, pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa surat ijin dari
rumah sakit.
10. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
11. Pengunjung tidak diperkenankan duduk, tiduran di tempat tidur pasien.
12. Penunggu, Pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
13. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
14. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan Rumah
Sakit.

Anda mungkin juga menyukai