INDONESIA
Dikerjakan oleh :
Yohan Alvin L (26411104)
Andrew Victory W (26411110)
Abdul Ro’uf F (26411158)
Ricky Fajar A (26411161)
1
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus Korupsi Yang Terjadi Di Indonesia
2.1.1 Kasus Arlita Suryani
2.1.2 Kasus Gayus Tambunan
2.2 Fakta – Fakta Korupsi
2.2.1 Index Partai Yang Terlibat Korupsi
2.2.2 Data Dari Political Economic Risk Consultancy (PERC)
2.2.3 Rekapitulasi Penindakan Pidana Korupsi
2.2.4 Peringkat Indonesia Di Dunia
BAB III
PENUTUPAN
3.1 SOLUSI
3.2 KESIMPULAN
3.3 Saran
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui penyebab dan latar
belakang terjadinya korupsi dan solusi untuk mengatasi terjadinya korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
4
"Percakapan tersebut tidak menyebut-nyebub bengkel tapi justru
penyelidikan BLBI. Artalyta telah mendapat info terkait penyelidikan Sjamsul
Nursalim, padahal informasi itu harusnya bersifat rahasia," ujarnya.
Bahkan dari rangkaian keterangan saksi dan bukti yang diajukan ke muka
persidangan majelis menyatakan telah terbukti bahwa Artalyta dan Jaksa Urip Tri
Gunawan telah mengatur setrategi agar Sjamsul Nursalim tidak dihadirkan dalam
pemeriksaan dengan alasan sakit.
Dengan pertimbangan tersebut maka Artalyta telah terbukti , melanggar pasal
5 ayat 1 huruf a dan b UU 31/1999 sebagaimana diubah UU 20/2001 tentang Tipikor
sebagiman diuraikan dalam dakwaan primer jaksa penuntut umum. Karena jaksa
menyusun tuntutannya secara alternatif, maka majelis tidak mempertimbangan
dakwaan subsider.
5
pembahasan lanjut mengenai uang sebesar itu. Dalam kasus ini, Gayus dijerat 3 pasal
sekaligus, yakni Korupsi, Pengelapan Uang dan Pencucian Uang. Tetapi pada persidangan ia
hanya didakwa kasus Penggelapan Uang saja. Alhasil, hukuman sangat ringan pun ia
dapatkan, yaitu 1 tahun. Tetapi, tak lama kemudian, Gayus pun malah dibebaskan.
Dikarenakan ada penghapusan pasal yang dilakukan jaksa, yakni menghilangkan pasal
korupsi dan pencucian uang dan hanya mengenakan pasal penggelapan,
Berita terakhir menyebutkan bahwa Gayus Tambunan sudah tertangkap. Gayus di vonis
hanya 6 bulan dengan masa percobaan 1 tahun. Gayus Tambunan (GT) ternyata telah
dijatuhi hukuman melalui vonis di Pengadilan Negeri Tangerang hanya selama 6 bulan
dengan masa percobaan 1 tahun. Vonis itu lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum
1 tahun penjara dengan masa percobaan 1 tahun.Proses hukumnya berlangsung 23 Februari
2010 dimana Gayus tambunan dituntut hukuman 6 bulan dengan percobaan hukuman 1
tahun oleh JPU. saat naik di Kejaksaan Negeri, tuntutan berubah menjadi 1 tahun penjara
dengan masa percobaan 1 tahun.
a. Kronologi Kasus Terdakwa Gayus
Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) terdakwa Gayus Halomoan
Tambunan dikirim ke Kejaksaan Agung (Kejagung) oleh tim penyidik Mabes Polri.
Kemudian pihak Kejagung menunjuk 4 jaksa untuk mengikuti perkembangan
penyidikan tersebut. Mereka adalah Cirus Sinaga, Fadil Regan, Eka Kurnia dan Ika
Syafitri. Berkas perkara tersebut dikirim pada 7 Oktober 2009.
Di dalam SPDP, tersangka Gayus diduga melakukan money laundring, tindak
pidana korupsi dan penggelapan. Analisa yang dibangun oleh Jaksa Peneliti melihat
pada status Gayus yang merupakan seorang PNS pada Direktorat Keberatan dan
Banding Dirjen Pajak kecil kemungkinan memiliki dana atau uang sejumlah Rp 25
Miliar pada Bank Panin, Jakarta.
Setelah Jaksa Peneliti menelusuri alat bukti perkara yang terdiri dari saksi-saksi,
keterangan tersangka dari dokumen-dokumen dan barang bukti, ternyata berkas
tersebut belum lengkap.
7
2.2 Fakta – Fakta Korupsi
2.2.1 Index Partai Yang Terlibat Korupsi
Di Indonesia saat ini, banyak tindakan – tindakan korupsi yang sedang merajalela,
diantaranya korupsi yang dilakukan tidak hanya perorangan yang melakukan korupsi, namun
ada beberapa fakta bahwa korupsi melibatkan beberapa partai politk. Seperti pada gambar
berikut :
8
Pada gambar diatas, di jelaskan bahwa partai PDI Perjuangan menempati posisi
pertama partai yang anggotanya paling banyak melkakuan tindak korupsi, diikuti oleh partai
PAN, GOLKAR, dsb.
9
10
2.2.3 Rekapitulasi Penindakan Pidana Korupsi
Tabulasi Data Penanganan Korupsi (oleh KPK) Tahun 2004-2014 (per 31 Juli 2014)
Penindakan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah
Penyelidikan 23 29 36 70 70 67 54 78 77 81 58 643
Penyidikan 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 35 388
Penuntutan 2 17 23 19 35 32 32 40 36 41 23 300
Inkracht 0 5 17 23 23 39 34 34 28 40 27 270
Eksekusi 0 4 13 23 24 37 36 34 32 44 31 278
11
12
BAB III
PENUTUPAN
3.1 SOLUSI
Korupsi tidak boleh dibiarkan, oleh karena itu perlu ditanggulangi dengan seksama. Solusi
untuk menanggulangi korupsi dari dilihat dari dua sisi yaitu :
a. Preventif
Upaya ini bersifat mencegah agar jangan sampai terjadi korupsi atau untuk
meminimalkan penyebab korupsi. Upaya preventif yang dapat dilakukan yaitu :
1. Keteladanan orang tua dalam keluarga (tidak melakukan korupsi).
2. Penerapan pendidikan anti korupsi dalam pendidikan karakter disekolah dan
mata kuliah Korupsi Perguruan Tnggi.
3. Siraman Rohani oleh tokoh agama mengenai Korupsi.
4. Para tokoh agama dalam khotbah ibadah kepada umatnya menjelaskan bahwa
korupsi adalah dosa dan hukuman berat.
5. Sosialisasi mengenai korupsi dimedia massa maupun media sosial (internet).
6. Membuat sistem kontrol korupsi dan SOP yang jelas di perusahaan swasta dan
instansi pemerintah (birokrat).
7. Penerapan budaya malu bila korupsi.
8. Keteladanan Pemimpin, tokoh masyarakat dan wakil rakyat.
9. Menerapkan sistem renumerasi yang layak di perusahaan swasta dan instansi
pemerintah.
10. Menerapkan Transparansi dan Akuntabilitas laporan keuangan sektor
pemerintah.
11. Usaha preventif lainnya dengan melakukan perencanaan dan monitoring secara
terus menerus.
b. Represif
Upaya ini bersifat menekan, menahan atau mengekang korupsi. Usaha Represif ini
merupakan strategi yang diarahkan agar setiap korupsi yang diindentifikasi dapat
diperiksa dan disidik secara tepat dan akurat sehingga diketahui duduk persoalan
13
sebenarnya, untuk memudian diberikan sanksi yang tepat dengan mengikuti
prosedur yang berlaku. Upaya Represif yang dapat dilakukan yaitu :
1. Memberitakan dan menanyangkan wajah koruptor dimedia massa, media
elektronik maupun media sosial (internet)
2. Mendorong partisipasi masyarakat pada gerakan anti korupsi.
3. Penegakan hukum yang tegas
4. Penerapan Sanksi (hukuman) yang berat kepada koruptor.
5. Kerjasama aktif antara LSM, para pengiat anti korupsi dan civil society
dengan KPK dalam memerangi korupsi
6. Memberikan kesempatan KPK untuk bekerja Independen dibawah
pengawasan masyarakat.
7. Penerapan aturan larangan menerima hadiah, grafitikasi, suap dan
pemerasan.
8. Pelaporan terhadap kekayaan pejabat.
9. Memberikan reward (award) bagi pelapor tindak korupsi dan pengiat anti
korupsi
c. System penggajian yang layak
Dengan adanya system penggajian yang layak, maka penggajian akan adil sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan.
d. Perhitungan kekayaan pejabat dan pembuktian
Orang yang melakukan korupsi, tentu jumlah kekayaannya akan bertambah dengan
cepat. Meski tidak selalu orang yang cepat kaya pasti karena telah melakukan
korupsi. Dengan adanya perhitungan kekayaan ini, memungkinkan oknum – oknum
yang terlibat korupsi akan mudah untuk diseilidiki
e. Hukuman yang berat
Dengan adanya hukuman yang berat, maka akan merubah pemikiran seseorang
untuk melakukan tindak pidana korupsi. Jika seseorang akan melakukan korupsi,
maka dia akan berpikir dulu dengan adanya hukuman yang berat.
f. Teladan dari pemimpin
Dengan adanya pemimpin yang jujur, maka orang – orang dibawahnya akan meniru
tingkah lakunya. Namun, jika pemimpin mengajarkan tindakan yang kurang baik,
maka hal tersebut akan ditiru juga oleh bawahanya.
3.2 KESIMPULAN
Melihat dari pembahasan mengenai kasus dan fakta korupsi, tidak dapat dipungkiri bahwa
korupsi di Indonesia memang benar – benar telah menjadi masalah yang berat dalam
14
kehidupan bangsa dan negara. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya mengatasi
tindak korusi di Indonesia :
1. Indonesia akan maju jika didukung oleh system pemerintahan yang teratur
dan berjalan baik.
2. Dengan adanya korupsi maka akan mempengaruhi kesejahteraan rakyat.
3. Diperlukan sikap hukum yang tegas agar mampu memberantas korupsi.
3.3 Saran
Dengan adanya tindak pidana korupsi ini, seharusnya system pemerintahan dibuat lebih
transparan, dan hukum di Indonesia harus lebih tegas lagi dengan memanfaatkan system
perundang – undangan sebaik – baiknya.
15