Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ABDUL RO’UF FARIZKI

NIM : 041814353012
AKUNTANSI MANAJERIAL

WHAT DRIVES COST?

Volume and Cost

Banyak jenis biaya yang terjadi berdasarkan volume, seperti biaya bahan langsung dan biaya tenaga
langsung. Pada nilai cost driver yang rendah, biaya meningkat pada tingkat kenaikan yang semakin
menurun karena terkait dengan faktor-faktor seperti lebih efisiennya penggunaan sumber daya atau
produktivitas yang semakin tinggi melalui proses pembelajaran. Pada level cost driver yang lebih
tinggi, biaya mulai meningkat dengan tingkat kenaikan yang semakin tinggi jika ada ketidakefisienan
yang disebabkan perusahaan beroperasi pada tingkat yang dengan batasan kapasitas yang dimiliki.

Strategy and Cost

Konsep dasar strategi cost driver adalah pemisahan notasi yang memiliki volume. Pada framework
Strategy Cost Management (SCM) biaya disebabkan oleh banyak faktor yang tidak berhubungan.
Memahami perilaku biaya berarti memahami cost driver di berbagai situasi. Ada beberapa ide utama
dibawah ini:

1. Untuk menganalisis strategi, volume tidak digunakan untuk menghitung cost driver

2. Yang digunakan adalah penjelasan biaya dalam pilihan struktural dan eksekusi yang membentuk
posisi kompetitif perusahaan

3. Tidak semua strategic drives sama pentingnya dalam satu waktu, tapi beberapa sangat penting

4. Tiap-tiap cost driver terdapat beberapa framework biaya yang di kritisi untuk memahami posisi
perusahaan.

Structural Cost Drivers

Skala ekonomi merupakan faktor utama dalam kemunculan dari suatu rangkaian kecil pemain
dominan di industri automobiles dan baja pada abad 20. Skala ekonomi juga merupakan alasan utama
untuk mengikuti status monopoli untuk industri kebutuhan elektrik. Hal ini juga menguntungkan
Atlantic & Pacific Tea Company (industri makanan) dalam mengontrol distribusi dari kebun hingga
supermarket.

Cost advantage didapat dari kemampuan suatu perusahaan dalam menurunkan defect
merupakan salah satu kunci untuk mencapai competitive strategy. Motorola memuruskan untuk
memasuki bisnis pembuatan billet untuk lampu neon. Motorola percaya dengan kualitas yang
dimilikinya dapat menjadi strategi utama untuk bisnis yang sukses.
Pada exhibit 10-1 menunjukkan kurva dinamis RAM pada tahun 1976 hingga 1984. Grafik
tersebut menggunakan skala log log dimana X dan Y dikonversikan menjadi logaritma untuk
mengetahui hubungan antara garis lurus. Hubungan garis lurus terlihat lebih kuat bagi kebanyakan
orang dan memberikan hubungan yang pasti. Namun hubungan kedua garis tersebut tidak kuat.

Pada exhibit 10-2 dasar hubungan antar garis ditunjukkan pada panel 1 dan panel 2. Namun
kebanyakan observers akan memikirkan bahwa panel 3 menggunkan skala log log, yang disarankan
lebih kuat hubungannya dengan panel 2. Pada exhibit 10-1 menunjukkan jatuhnya harga RAM pada
1984, 10 lebih rendah dibanding akumulasi dari 1976. Pra- asumsi di sini adalah jatuhnya harga
disebabkan oleh menurunnya biaya manufaktur. “70% experience curve” merupakan hubungan yang
menunjukkan kejelasan dan jatuhnya harga seiring naiknya output. Arti dari 70% adalah jatuhnya
harga sebanyak 70% yang sebelumnya pada level setiap waktu yang kumulatif.

Pada exhibit 10-3 menunjukkan sebuah kesamaan fenomena dimana biaya ban jatuh 73%,
kumulatif dengan jarak yang meningkat secara eksponen sial dari tahun 1921 hingga 1976.

Pada exhibit 10-4 menunjukkan konsep yang sama pada industri baja dengan skala
tunggal yang membentuk driver cost. Biaya operasi per ton di tetapkan pada blast funace, di
ukur dalam ribuan ton. Slope 75% merupakan biaya operasi per ton yang jatuh 25% setiap
kapasitas dari blast furnace doubles.
Contoh ketiga pada exhibit 10-5, relasi antara unit cost dengan volume produksi per
model. Perkembangan model yang terjadi pada tahun 1965-1982 adalah contoh kompleksitas
product line sebagai cost driver. Grafik ini tidak dikonversikan pada logaritma, melainkan
mengilustrasikan disekonomi yang kuat pada kompleksitas lini produk. Biaya perunit
menjadi naik 15% untuk GM dan 22% untuk Ford. Ini adalah contoh bagus dari literatur
konsultasi strategis tentang wawasan bisnis yang menarik yang diperoleh dari analisis biaya
formal berdasarkan satu driver biaya. Tapi kalau konsep itu bisa diaplikasikan pada salah
satu dari beberapa driver biaya yang berbeda.

Strategic Cost Arithmetic

Mengukur dampak finansial dari driver biaya, seperti dalam pameran ini, adalah
praktik yang cukup umum di antara strategi perusahaan konsultan. Prosedur matematika yang
mendasarinya sangat mudah. Sebenarnya, mereka mungkin terlalu mudah. Karena
prosedurnya dapat dengan mudah diajarkan kepada konsultan staf, sangat berisiko untuk
mengandalkannya sebagai kebenaran tanpa menantang secara ketat asumsi yang
mendasarinya. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan bagaimana teknik kuantifikasi jenis
ini berguna, kami menyajikan ringkasan tentang model matematis yang mendasarinya yang
mendasarinya. Kesadaran ini diperlukan untuk membangun perspektif mengenai bentuk
analisis biaya ini.

Dalam dunia aritmatika biaya strategis pertama-tama perlu mengasumsikan bahwa


biaya adalah fungsi dari beberapa rangkaian driver biaya yang berinteraksi secara
multiplikatif:
Cost = Factor A x Factor B x Factor C . . .
Hal ini diperlukan untuk mengasumsikan bahwa semua faktor tidak sama pentingnya.
Pentingnya masing-masing faktor tercermin dalam pembobotan eksponensial faktor tersebut
dalam persamaan biaya:

Cost = Aa x Bb x Cc . . .
Rumusan persamaan biaya ini menghasilkan jawaban mudah ditafsirkan, sedangkan
formulasi yang lebih rumit tidak secara matematis dapat ditundukkan. Rumusan persamaan
biaya ini, bila direduksi menjadi bentuk log-log, dapat diperkirakan dengan menggunakan
teknik regresi berganda, salah satu bentuk analisis paling mendasar dalam tas alat konsultan.
Asumsi ini dipilih secara hati-hati sehingga analis dapat segera terulang kembali. Asumsi
yang ditunjukkan di sini dipilih bukan karena hal itu sangat masuk akal, melainkan karena
mereka menghasilkan jawaban matematika yang mudah. Sekali lagi, dalam bentuk
persamaan, jika:

Cost = Aa x Bb x Cc (ada 4 faktor)


Adalah benar tidak semua faktor mempunyai kepentingan yang sama maka:

Log cost = a log A + b log B + c log

Sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam strategic cost arithmetic:

1. Analisis biaya driver dapat diukur adalah cara yang menghasilkan jawaban matematis
yang tepat dan rapi terhadap pertanyaan tentang bagaimana berbagai penggerak struktural
atau pelaksana mempengaruhi total biaya.

2. Wawasan dari bentuk "ketika pengalaman pengalaman kumulatif ganda, biaya unit
turun 20%" dimungkinkan untuk dihasilkan.

3. Analisis ini membutuhkan asumsi yang besar tentang bagaimana biaya bervariasi dari
waktu ke waktu.

4. Asumsi yang biasanya dipilih adalah yang membuat matematika lebih mudah, bukan
yang paling masuk akal.

5. Dengan demikian, wawasan harus selalu diperhatikan dengan sangat hati-hati.

6. Di sisi lain, teknik matematika yang dipilih sering menghasilkan wawasan yang
memiliki signifikansi strategis yang kuat.
PRODUCT LINE COMPLEXITY AS A COST DRIVER-ACTIVITY-BASED- COSTING

THEORY, PRACTICES, AND LIMITATIONS

Activity Based Costing

Terlepas dari logika yang sangat bagus yang terkandung dalam tiga penyempurnaan
pengendali, hasilnya masih salah mengalokasikan overhead untuk produk. Pada dasarnya,
setiap komponen overhead disebabkan oleh beberapa aktivitas. Setiap produk harus
dibebankan untuk bagian komponen berdasarkan proporsi aktivitas yang menyebabkan. Biaya
penjadwalan produksi, misalnya, dihasilkan oleh jumlah produksi yang akan dijadwalkan dan
karenanya harus dialokasikan berdasarkan jumlah produksi yang dihasilkan masing-masing
produk. Produk yang menghasilkan sejumlah besar produksi yang relatif singkat berjalan
selalu menanggung bagian biaya yang kurang proporsional berdasarkan skema alokasi
berbasis volume.

Scheduling cost tidak tergantung volume dalam jangka pendek; Itu bahkan tidak tergantung
pada volume produksi dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang, tergantung berapa
banyak putaran yang harus dijadwalkan, bukan berapa unit yang diproduksi. Apakah jam
kerja atau jam kerja adalah ukuran output yang lebih baik, dengan menggunakan salah satu
ukuran volume output salah menilai sejauh mana produk dengan banyak short run
menyebabkan scheduling cost.

Penentuan biaya produksi dengan metode traditional costing dapat menimbulkan distorsi
biaya produksi. Hal ini disebabkan karena metode tersebut hanya mempergunakan satu
macam basis pembebanan biaya untuk pemakaian sumber daya, sementara setiap sumber daya
yang berbeda dapat saja dikonsumsi berdasarkan basis yang berbeda pula. Untuk mengatasi
keterbatasan pada metode traditional costing maka dikembangkan sistem biaya yang
didasarkan pada aktivitas yang disebut Activity Based Costing, yang didasari oleh asumsi
bahwa aktivitas mengkonsumsi biaya dan produk mengkonsumsi aktivitas. Dengan demikian,
penyebab dari dikonsumsinya biaya adalah aktivitas yang dilakukan untuk membuat suatu
produk, bukan produk itu sendiri. Maka dengan metode Activity Based Costing pembebanan
biaya tidak selalu dianggap proporsional terhadap volume produk, melainkan proporsional
terhadap pengkonsumsian sumber daya oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam
membuat produk tersebut. Pemilihan aktivitas-aktivitas dan pemicu-pemicu biaya secara hati-
hati merupakan kunci untuk memperoleh manfaat dari sistem Activity Based Costing.
Managerial Implications

Gejala-gejala kerusakan sistem akuntansi biaya yang serius telah disebutkan oleh Cooper
(1987a), beberapa diantaranya disampaikan Ajax:

a) Tercapainya gross margin tidak mudah untuk dijelaskan. Pada exhibit 11-8, Ajax tidak
dapat menjelaskan apakah margin yang tinggi pada C atau margin yang rendah pada B. Pada
kenyataannya biaya disalahgunakan antara C dan B.

b) Customer tidak keberatan ketika harga dinaikkan. Biaya yang diberikan di C, customer
merasa mendapatkan harga yang sangat murah. Sehingga Ajax melihat sebagai harga utama
yang dinaikkan untuk customer sebagai pengurangan jumlah dari keuntungan. Produk C tidak
begitu besar dan unik, hanya merupakan permainan harga.

c) ABC mengungkapkan mengapa pesaing tidak terburu-buru menawarkan C (memiliki


margin yang bagus). Bahkan dengan putaran proyeksi kenaikan harga tambahan, produk C
akan kehilangan lebih dari $48 per unit. Ajax jauh lebih mungkin untuk melihat penyerangan
pesaing pada A daripada C.

d) Meskipun mix product bergerak menjauh dari margin produk yang lebih rendah
menuju margin produk yang lebih tinggi, secara keseluruhan profitabilitas menurun. Margin
yang dilaporkan Ajax hanya sebuah ilusi yang pada kenyataannya volume produk standar
yang tinggi memiliki margin yang lebih tinggi daripada yang dilaporkan dan volume produk
khusus yang rendah memiliki margin yang lebih rendah daripada yang dilaporkan.

ABC: Strategic Tools, Not an Accounting System

Ada sedikit keraguan bahwa pendekatan berbasis volume terhadap biaya produk merupakan
kekurangan yang sangat serius dari kebanyakan sistem akuntansi manajemen saat ini.
Pendekatan yang menetapkan sebagian besar biaya total (overhead) dengan menggunakan
peraturan alokasi tenaga kerja langsung atau jam mesin tidak akurat dan tidak berguna secara
strategis dalam lingkungan lini produk yang kompleks. Ada juga sedikit keraguan bahwa
pendekatan ABC secara substansial lebih akurat dalam menetapkan biaya aktual total untuk
produk yang menyebabkan biaya.

Namun, keunggulan ABC berdasarkan biaya berbasis volume dalam menetapkan biaya aktual
aktual untuk produk tidak menyiratkan bahwa ABC adalah obat mujarab yang strategis atau
bahwa sistem akuntansi biaya formal harus dialihkan secara massal dari peraturan berbasis
volume ke aturan alokasi berbasis aktivitas.

ABC : Three Basic Problems

Terdapat 3 masalah utama sebagai sistem akuntansi biaya resmi yang perlu untuk
dipertimbangkan, di mana konsep ABC harus sesuai dengan konteks yang lebih luas dari
sistem manajemen biaya strategis yang relevan, yaitu:

1. Sudut pandang biaya statis vs biaya dinamis

ABC menetapkan semua biaya manufaktur ke produksi tanpa kekhawatiran apakah biaya
tersebut termasuk biaya yang sah atau tidak dalam strategic sense. Contohnya, penerimaan
biaya akan ditentukan untuk produk yang sebanding dengan pasar dalam menerima masing-
masing aktivitas. Evaluasi ini benar dalam arti statis, tetapi mungkin berbahaya dalam arti
dinamis. Penerimaan, sebagai langkah dalam rantai nilai, tidak menambahkan banyak nilai,
jika ada, untuk produk akhir.

2. Kepatuhan pada sebuah perbedaan yang tidak terpakai antara produk dan biaya
periode.

Dari sudut pandang desain buku besar, mutlak diperlukan untuk perhatian tentang apa yang
terakumulasi dalam neraca akun persediaan dan apa yang dibebankan secara langsung. Jika
ada perbedaan pada relevansi, hal tersebut bertujuan untuk manajerial yang telah lama hilang.
Ilustrasi dalam bab ini, hanya biaya produk konvensional yang dianggap, meskipun isu-isu
manajemen biaya hulu dan hilir dari pabrik mungkin memiliki relevansi strategis dalam
mengevaluasi produk individu atau produk sebanding.
3. Penetapan biaya produk melalui rangkaian aktivitas hari ini untuk mengasumsikan
strategi hari ini.

Dalam konteks ini, keputusan untuk mengganti satu sistem biaya produk buku besar berbasis
general yang komprehensif dengan pertimbangan yang berbeda patut dipertimbangkan
dengan cermat, walaupun alternatifnya terbukti lebih akurat. Tiga titik relevan yang perlu
diperhatikan:

a. Pengertian yang mendalam dari ABC tentang profitabilitas produk dapat dikumpulkan
dari studi khusus yang dilakukan diluar pembukuan.

b. ABC dapat menghasilkan implikasi jangka panjang, sehingga tidak memerlukan


pembaharuan bulanan melalui penutupan rutin buku besar untuk meningkatkan signifikannya.
Pembaharuan tahunan atau tengah tahunan biasanya disesuaikan dengan kerangka waktu
untuk bertindak pada wawasan baru.

c. Investasi energi dan toleransi untuk perubahan dibutuhkan untuk mengkonversi


produk berdasarkan sistem volume biaya untuk mengartikan ABC, setidaknya secara tidak
langsung berkomitmen berkelanjutan untuk strategi lini produk saat ini.

Anda mungkin juga menyukai