Makalah Sistem Moskuloskeletal
Makalah Sistem Moskuloskeletal
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan
Nasional yang berkesinambungan (Depkes RI, 2005).
Dalam kehidupan manusia sering ditemukan beragam penyakit yang disebabkan oleh
traumatik. Trauma merupakan keadaan dimana seseorang mengalami cidera oleh salah satu
sebab. Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olah raga dan rumah
tangga. Salah satu penyakit yang dapat terjadi karena trauma yaitu dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi
pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain
macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya
biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
B. TUJUAN
Tujuan umum
Untuk menganalisis kasus atau permasalahan dalam ruang lingkup praktik klinik
dan berhubungan dengan penerapan aspek legal etik pada kasus “DISLOKASI” system
musculoskeletal.
Tujuan khusus
Kompresi jaringan
tulang yang terdorong
kedepan
Merobek kapsul /
menyebabkan tepi
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Ligamen
memberikan jalan
DISLOKASI SENDI
BAB III
GAMBARAN KASUS
Tn.j berumur 20 tahun seorang wiraswasta mengeluh panggul kiri belakang terasa linu
atau nyeri dengan skala 5 dan pasien juga mengalami kesulitan saat berjalan secara normal.
Keluhan nyeri timbul setelah tiga bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan antara motor
dengan motor dan keduanya saling bertabrakan dengan kecepatan tinggi ± 80 km/jam. Pasien
mengaku terpental ke kiri sejauh 3m hingga jatuh ke selokan dengan panggul kiri menghantam
dinding selokan . Pasien merasakan ada pembengkakan di panggul kiri belakang. Pasien
mengaku tidak hilang kesadaran saat kecelakaan.
Sesaat setelah terjatuh pasien mencoba berdiri namun tidak sanggup karena merasa nyeri
pada panggul kiri belakangnya. Setelah kecelakaan di bawa ke tukang urut hingga belasan kali
dan berhenti pergi ke tukang urut sejak 1 bulan yang lalu karena masih merasa ada benjolan pada
panggul kiri belakang yang terasa nyeri disekitarnya dan terpincang-pincang saat berjalan. Hal
ini yang kemudian membawa pasien datang berobat ke RS.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan data kesadaran : komposmentis, TD: 120/70 mmHg,
Nadi: 80x/mnt, RR : 20 x/mnt, Suhu : 36,8 o C pemeriksaan ekstremitas ditemukan Pemendekan
pada tungkai kiri, Tungkai atas kiri nampak flexi, serta keseluruhan tungkai kiri tampak adduksi
dan endorotasi, Warna kulit sama dengan daerah sekitar, Terdapat benjolan pada panggul kiri
belakang yang keras.
Pemeriksaan darah
Hitung jenis
Basofil : 0 (0-1 %)
Eosinofil : 1(1-3%)
Batang : 0 (2-6%)
Segmen : 56(50-70%)
Monosit :6 (2-8%)
Kimia darah
Urin Lengkap
Protein : 25 mg/dl
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.J
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
2. ANAMNESA
A. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh panggul kiri belakang terasa linu atau nyeri dengan skala 5 dan
jpasien juga mengalami kesulitan saat berjalan secara normal. Keluhan nyeri timbul
setelah tiga bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan antara motor dengan motor dan
keduanya saling bertabrakan dengan kecepatan tinggi ± 80 km/jam. Pasien mengaku
terpental ke kiri sejauh 3m hingga jatuh ke selokan dengan panggul kiri menghantam
dinding selokan . Pasien merasakan ada pembengkakan di panggul kiri belakang. Pasien
mengaku tidak hilang kesadaran saat kecelakaan.
Tidak ada
D.RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang menderita gangguan perdarahan, hipertensi dan
diabetes mellitus.
E.PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Present
Kesadaran : komposmentis
Nadi : 80x/mnt
RR : 20 x/mnt
Suhu : 36,8 o C
B. Status Generalis
1. Kepala
Bentuk : Normal
Mata : Isokor, refleks pupil (+), sklera tidak kuning, konjungtiva palpebral
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, gusi tak berdarah, lidah tak nampak kotor
2. Leher
Palpasi : trakea di tengah, tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
3. Thoraks
4. Paru-Paru
Inspeksi : Pernafasan simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan abnormal,
Palpasi : Fremitus vokal kanan = kiri, KGB aksila tak ada pembesaran.
5. Jantung
tambahan (-)
6. Abdomen
Palpasi : Hepar tak teraba, lien tidak teraba, ginjal tak teraba nyeri tekan (-), KGB
8. Neurovaskuler
F.PEMERIKSAAN PENDUKUNG
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
B. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
spasme otot
nyeri
Do:
Ds: Dislokasi sendi Gangguan Citra Tubuh
Deformitas tulang
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d
2. Gangguan mobilitas fisik b.d
3. Gangguan citra tubuh b.d
D.INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah 1. intensitas nyeri Observasi Mengetahui
berhubungan dilakukan berkurang dengan tanda-tanda perkembangan
dengan intervensi pasien tampak vital kesehatan
adanya luka keperawatan tenang dan tidak (TD,S,N,RR) pasien, sehingga
operasi, 1x6 jam rewel. . bila ada
ditandai intensitas 2. Skala nyeri kelainan dapat
dengan: nyeri klien berkurang dari 5 segera teratasi.
Data berkurang menjadi 3.
Subyektif: 3. Tanda-tanda vital Observasi Membantu
Orang tua dalam batas normal. dan catat membedakan
klien
keluhan penyebab nyeri
mengatakan
lokasi dan
klien rewel
beratnya memberikan
dan banyak
(skala 0-10) informasi
menangis.
Data Obyektif:
dan efek tentang
Memberikan
kesempatan
pada otot untuk
Atur posisi
senyaman relaksasi
mungkin. semaksimal
mngkin.
Obat antipiretik
akan dengan
segera
mencapai pusat
Kolaborasi rasa sakit,
untuk menimbulkan
pemberian
obat antipiretik penghilangan
yang
lebih efektif
dengan obat
dosis kecil.
2 Gangguan Setelah 1. Tidak terjadi Observasi Mengetahui
mobilitas dilakukan kontraksi sendi tanda-tanda perkembangan
fisik tindakan 2. Bertambahnya vital kesehatan
keperawatan kekuatan otot pasien sehingga
3x24 jam 3. Pasien mampu bila ada
pasien menunjukkan kelainan dapat
mampu tindakan untuk segera teratasi.
melakukan meningkatkan
aktifitas fisik mobilitas Bantu pasien Gerakan aktif
sesuai untuk memberikan
dengan melakukan massa, tonus
kemampuann latihan dan kekuatan
ya rentang gerak otot, serta
aktif pada memperbaiki
ekstermitas fungsi jantung
yang tidak dan pernafasan,
sakit dan untuk gerakan
gerak pasif pasif, otot
pada volunter akan
ekstermitas kehilangan
yang sakit. tonus dan
kekuatannya
bila tidak dilatih
digerakkan.
Berikan Menurunkan
penguatan resiko
positif selama terjadinya
aktifitas. iskemia jaringan
akibat sirkulasi
darah yang jelek
pada daerah
yang tertekan.
Sarankan Keterlibatan
keluarga keluarga sangat
untuk berati bagi
mendampingi pasien.
saat latihan
rentang gerak
pasif maupun
aktif.
Kolaborasi
dengan ahli
fisioterapi
untuk latihan
fisik pasien.
3 Gangguan Setelah 1. Pasien mampu Diskusikan Diharapkan
citra tubuh dilakukan mengidentifikasi persepsi pasien
tindakan citra tubuhnya. pasien
keperawatan
2. Pasien mempu tentang citra
1x30 menit
pasien meningkatkan tubuhnya
menerima penerimaan dahulu dan
keadaannya terhadap citra saat ini,
saat ini. tubuh. perasaaan,
3. Pasien mampu dan harapan
mengidentifkasi terhadap citra
aspek positif diri. tubuhnya saat
4. Pasien mampu ini.
mengetahui cara
untuk Motivasi
meningkatkan citra pasien untuk
tubuh. melihat
5. Pasien mampu bagian tubuh
melakukan cara yang hilang
untuk secara
meningkatkan citra bertahap,
tubuh. bantu pasien
6. Pasien mampu menyentuh
berinteraksi bagian
dengan orang lain tersebut.
tanpa terganggu.
Diskusiakan
aspek positif
diri.
Bantu pasien
untuk
meningkatka
n fungsi
bagian tubuh
yang
terganggu.
Ajarkan
pasien untuk
meningkatka
n citra tubuh
dengan cara
sebagai
berikut :
Gunakan
prosthesis,
kosmetik,
atau alat lain
sesegera
mungkin
gunakan
pasien yang
baru. Motvasi
pasien untuk
melakukan
aktivitas yang
mengarah
pada
pembentukan
tubuh yang
ideal.
Lakukan
interaksi
secara
bertahap
dengan cara
sebagai
berikut :
Susun jadwal
kegiatan
sehari-hari,
Motivasi
pasien untuk
melakukan
aktivitas
sehari-hari
dan terlibat
dalam
aktivitas
social dan
keluarga,
Motivasi
pasien untuk
mengunjungi
teman atau
orang lain
yang berarti
atau
mempunyai
peran penting
bagi dirinya,
Beri pujian
terhadap
keberhasilan
pasien dalam
melakukan
interaksi
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA