Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mual Muntah Pada Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan Menurut Manuaba dkk (2013), kehamilan merupakan

mata rantai yang berkesinambungan terdiri dari ovulasi pelepasan

ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan

pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm. Menurut Prawirihardjo (2010), kehamilan merupakan fertilisasi

atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi. Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender Internasional.

Trimester dalam kehamilan terbagi menjadi 3 yaitu trimester 1

berlangsung dari minggu 1 sampai minggu ke-12, trimester 2 dari

minggu ke-13 sampai minggu ke-27, dan trimester 3 dari minggu ke-28

sampai ke-40.

Gejala yang dialami secara umum yang dikaitkan dengan efek

hormon kehamilan dan karena adanya pembesaran uterus saat janin

tumbuh selama kehamilan merupakan gangguan minor pada kehamilan.

Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual muntah ringan saat bangun

tidur sampai mual sepanjang hari dengan sedikit muntah, selama

10
11

pertengahan pertama kehamilan. Mual muntah merupakan hal yang

lazim terjadi pada ibu hamil (Medforth dkk, 2014). Mual dan muntah

pada kehamilan adalah gejala umum yang dialami oleh ibu hamil

trimester I terjadi pada 50- 80% ibu hamil. Mual muntah merupakan

reaksi tubuh ibu terhadap perubahan yang terjadi karena kehamilan

(Pratami, 2018).

2. Etiologi

Mual muntah selama kehamilan disebabkan oleh perudahan sistem

endokrin dan tingginya fluktuasi kadar hCG (human chorionik

gonadotrophin), umumnya terjadi pada 12-16 minggu pertama

merupakan puncak tertinggi hCG (Tiran, 2009). Menurut Mayasari dan

Savitri (2013) mual muntah disebabkan karena perubahan kadar hormon

kehamilan seperti hCG, peningkatan estrogen, dan progesteron

menurunkan mortilitas usus menjadi penyebab perbedaan waktu

keluhan mual muntah. Psikologis dan lingkungan merupakan dua

elemen yang diyakini berpengaruh terhadap tingkat keparahan mual

muntah ibu hamil.

3. Patofisiologi

Mual muntah merupakan fenomena yang terjadi dalam tiga stadium:

mual, retching, muntah.

a. Mual merupakan perasaan yang tidak enak di belakang

tenggorokan dan epigastrium, dapat menyebabkan muntah. Saat

terjadi mual terdapat perubahan saluran cerna seperti peningkatan


12

saliva, menurunnya tonus lambung, dan peristaltik. Peningkatan

tonus duodenum dan jejunum menyebabkan refluks isi duodenum

ke lambung.

b. Retching terjadi sebelum muntah dan menyertai mual. Terdiri atas

gerakan pernapasan spasmodik melawan glotis dan gerakan

inspirasi dinding dada dan diafragma. Kontraksi otot abdomen saat

ekspirasi mengendalikan gerakan inspirasi. Pilorus dan antrum

distal berkontaksi saat fundus berelaksasi.

c. Muntah merupakan refleks yang menyebabkan dorongan ekspulsi

isi lambung atau usus atau keduanya. Pusat muntah menerima

masukan dari korteks serebral, organ vestibular, daerah pemacu

kemoreseptor, dan serabut eferen termasuk dari sistem

gastrointestinal. Muntah terjadi akibat adanya rangsang pada pusat

muntah pada postrema medula oblongata di dasar ventrikel

keempat. Muntah dirangsang melalui saraf eferen oleh nervus

vagus dan simpatis yang menimbulkan muntah dengan aktivasi

CTZ. Pusat muntah berada dekat dengan pusat salivasi dan

pernafasan, menyebabkan terjadi hipersalivasi dan gerakan

pernafasan pada waktu muntah (Price dan Wilson, 2006).

Menurut Pratami (2018) mual muntah pada kehamilan adalah hasil

interaksi dari endokrin, saluran cerna, vestibular, dan indra penciuman.

Psikologi, perilaku, dukungan serta genetik merupakan faktor

predisposisi dari mual muntah pada kehamilan. Etiologi yang


13

menyebabkan mual mutah pada kehamilan aiantaranya tingkat β-hCG

dan estrogen yang meningkat. Terdapat hubungan antara β-hCG yang

meningkat dengan mual muntah yang meningkat. Tingkat estradiol juga

berpengaruh dalam mual muntah pada kehamilan. Sedangkan tingkat

keparahan mual muntah dipengaruhi oleh kadar progesteron.

4. Pengukuran mual muntah pada kehamilan

Dalam pengukuran muntah digunakan pengukuran mual muntah

dengan Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea

(PUQE)-24. PUQE-24 merupakan sistem penilaian untuk mengukur

tingkat keparahan mual muntah kehamilan dalam waktu 24 jam. Tiga

kriteria untuk menilai keparahan mual muntah selama kehamilan

(Jumlah jam merasakan mual, jumlah episode muntah, dan jumlah

episode muntah kering dalam 24 jam terakhir. Pengukuran mual muntah

dengan PUQE-12 telah tervalidasi oleh koren et al (2005) dengan

mengukur tingkat keparahan mual muntah pada kehamilan dalam 12

jam dan dimodifikasi oleh koren et al (2009) menjadi PUQE-24 dengan

mengukur mual dan muntah dalan 24 jam (Latifah, Setiawati, dan

Hapsari, 2017).
14

Tabel 2.1 Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea

(PUQE)-24

Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1 jam atau 2-3 jam 4-6 jam >6 jam
untuk berapa lama anda sama kurang
merasa mual atau tidak sekali
nyaman pada perut?
Score 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali ≥7 kali
apakah anda mual muntah
muntah?
Score 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali ≥7 kali
berapa kali anda telah pernah
mengalami muntah
kering?
Score 1 2 3 4 5
Keterangan:

Skor 0-3 : Tidak ada mual muntah

Skor 4-6 : Mual muntah ringan

Skor 7-12 : Mual muntah sedang

Skor ≥ 13 : Mual muntah berat

Sumber: Latifah, Setiawati, dan Hapsari (2017)

5. Resiko mual muntah

Pada mual muntah pada ibu hamil dikatakan berat terjadi sampai 4 bulan

lamanya. Keadaan umum ibu hamil menjadi buruk dan pekerjaan

menjadi terganggu kondisi tersebut disebut hiperemesis gravidarum.

Muntah yang terjadi terus menerus akan berakibat terjadinya kerusakan

hati. Komplikasi lainnya terjadi perdarahan pada retina karena

meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah (Mandang,

Tombokan, & Tando, 2014)


15

6. Penatalaksanaan mual muntah pada kehamilan

Menurut Pratami (2018) dalam menangani mual muntah bisa

dilakukan dengan diet dan gaya hidup, farmakologis dan non

farmakologis. Diet dan gaya hidup merupakan pendekatan yang

dilakukan pada ibu hamil yang mengalami mual muntah ringan.

Perubahan tersebut meliputi: memastikan lambung terisi makanan,

menghindari makanan tinggi lemak atau pedas bahkan berbau,

mengonsumsi makanan sebelum turun dari tempat tidur dari pagi hari,

mengonsumsi kudapan tinggi protein sebelum tidur. Penanganan mual

muntah farmakologi yaitu dengan Antihistamin dan vitamin B.

Sedangkan untuk non farmakologi bisa dilakukan dengan herbal

meliputi jahe, peppermint, daun raspherry merah dapat mengurangi

mual muntah ringan pada ibu hamil trimester I. Selain herbal mual

muntah juga dapat ditangani dengan akupresur dan akupuntur pada titik

P6 terletak di 3 cm di atas lipatan pergelangan tangan dan di antara dua

tendon. Sedangkan menurut hasil penelitian Astriana, Putri, dan Aprilia

(2015) lemon inhalasi aromaterapi berpengaruh terhadap mual pada

kehamilan sehingga bisa mengurangi penggunaan obat fermakologi.


16

B. Akupresur Pada Mual Muntah Ibu Hamil

1. Pengertian Akupresur pada mual muntah

Akupresur merupakan teknik pijat menggunakan tekanan dari jari-

jari tangan pada titik tubuh tertentu. Titik tubuh yang dilakukan

akupresur sama seperti akupuntur tetapi ada perbedaan pada

penekanannya tidak menggunakan jarum tapi menggunakan jari-jari

tangan (Purwanto dan AS, 2013). Akupresur menurut Mayasari dan

Savitri (2013) adalah ilmu penyembuhan dengan menekan, memijat,

mengurut tubuh untuk mengaktifkan kembali keseimbangan energi

dalam tubuh ibu hamil. Akupresur pada titik perikardium 6 akan

mengatasi keseimbangan dalam tubuh ibu.

Akupresur menggunakan tekanan jari, saat titik akupresur

distimulasi tubuh akan melepaskan ketegangan otot, meningkatkan

sirkulasi darah, memungkinkan relaksasi yang mendalam dan

meningkatkan hidup energi tubuh untuk membantu penyembuhan.

Terapi akupreur juga bisa memperkuat ketahanan tubuh terhadap

penyakit dan meningkatkan kesehatan. Terapi akupresur dapat

digunakan pada diri sendiri seperti kelelahan kronis, nyeri otot, tekanan

mental, pemulihan kecanduan, gangguan belajar, trauma, dan

ketidakseimbangan emosional (Wong, 2011).


17

2. Titik Akupresur

Menurut Sukanta (2008) akupresur merupakan sebuah lokasi tubuh

tempat berakumulasi energi vital. Di titik akupresur dilakukan

pemijitan. Tiga macam titik akupresur:

a. Titik akupresur umum, titik yang terdapat disaluran meridian

b. Titik akupresur istimewa, titik yang berserakan tidak menentu. Ada

yang berada di jalur titik meridian ada pula yang di luar jalur.

c. Titik nyeri atau yes point, berada di daerah yang sedang mengalami

masalah seperti sakit kepala. Raba pada lokasi yang sakit atau nyeri.

Hanya berfungsi sebagai penghilang rasa sakit satu tempat saja.

3. Mekanisme Akupresur pada mual muntah

Akupresur titik P6 terletak di jalur meridian selaput jantung yang

memiliki dua cabang, sebuah cabang masuk ke selaput jantung dan

jantung, menembus diafragma, keruang tengah dan ruang bawah perut

(Rukayah, 2013). Titik P6 berada di pergelangan tangan bagian dalam,

tiga cun (inci dalam bahasa cina) ke atas dari pergelangan tangan.

Pengukuran titik P6 lebih mudah dengan tiga jari dari satu tangan wanita

harus ditempatkan di bagian dalam pergelangan tangan yang lain. Titik

P6 ada di antara lebar dua dan tiga jari ke atas dari lipatan pergelangan

tangan. Terasa kenyal dan sedikit lekukan dapat dirasakan saat dipalpasi

(Tiran, 2009). Menurut penelitian Mayasari dan Savitri (2013) terapi

akupresur pada titik pericardium 6, pemberian akupresur dilakukan

dalam waktu 30 detik sampai 2 menit tiap merasa mual dan muntah.
18

Stimulasi akupresur pada titik perikardium 6 mengaktifkan sistem

modulasi pada sistem opioid, sistem non opioid, dan inhibisi pada saraf

simpatik sehingga terjadi penurunan frekuensi mual. Terjadi reaksi lokal

yang mampu merangsang nitric oxide yang meningkatkan mortilitas

usus, sehingga dapat menurunkan mual pada ibu hamil. Muntah dapat

terjadi bila mual tidak diblok, sehingga agar mual tidak berlanjut pada

muntah dengan pemblokkan pada stimulasi mual. Terjadinya inhibisi

syaraf simpatis menyebabkan terjadi penurunan frekuensi muntah

karena kerja syaraf simpatis memperlambat peristaltik usus yang

mampu memperburuk peristaltik usus yang sudah melambat secara

fisiologi karena kehamilan akibat stimulasi hormon progesteron

(Sulistyawati, 2009)

4. Fungsi Titik Akupresur

Titik akupresur memiliki beberapa fungsi diantaranya:

a. Untuk menetapkan diagnosa. Titik yang relatif lebih peka ketika

ditekan memberi gambaran, daerah lokasi yang memiliki masalah

atau organ titik tersebut sedang tidak berfungsi dengan baik.

b. Tempat untuk memberi tindakan atau rangsangan dengan jari dan

alat pijat lain.

Efek yang muncul dari pemijatan pada titik-titik pijat

a. Efek lokal, proses penyembuhan terjadi pada daerah atau lokasi titik

b. Efek meridian, proses penyembuhan terjadi sepanjang atau di daerah

jauh yang dilewati oleh meridian


19

c. Efek organ, proses penyembuhan terjadi pada organ yang memiliki

titik tersebut. (Sukanta, 2008)

5. Kontraindikasi Akupresur

Kontraindikasi pada akupresur adalah pemijatan pada derah kulit

yang luka, bengkak atau trauma. Jangan dalam kondisi terlalu kenyang

atau terlalu lapar (Sulasmono, 2014). Akupresur di titik P6 boleh

dilakukan pada ibu hamil karena jauh dari titik yang menstimulasi

kontraksi uterus. Titik yang harus dihindari titik kandung empedu 21

dibagian atas otot trapezius, usus besar 4 diselaput kulit antara ibu jari

dan telunjuk, lambung 36 bagian dalam tungkai bawah dan serangkaian

titik area sakralis (Tiran, 2009)

6. Cara pemijatan akupresur

a. Menekan: menekan dilakukan dengan ibu jari, telunjuk, dan jari

tengah yang disatukan dalam kepalan tangan. Penekanan pada

daerah keluhan untuk mendeteksi jenis keluhan meridian atau organ,

serta untuk melancarkan aliran energi dan darah.

b. Memutar: dilakukan di daerah pergelangan tangan atau kaki.

Tujuannya untuk merenggangkan dan merelaksasikan otot yang

mengalami ketegangan

c. Mengetuk: melibatkan gerakan mengetuk-ngetuk titik-titik meridian

organ. Dengan menggunakan jari tengah, atau ibu jari, telunjuk dan

jari tengah, dilakukan setiap 2 atau 3 detik sekali selama beberapa

menit.
20

d. Menepuk: untuk mendorong aliran energi dan darah. Caranya

dengan menepuk telapak tangan yang terbuka sebanyak 5-10 kali

pada berbagai meridian.

e. Menarik: untuk menarik jari-jari tangan atau kaki dengan cara diurut

kemudian ditarik secara perlahan dengan jari jempol dan telunjuk

dengan tenaga pelan dan tidak mendadak. (Wong, 2011)

7. Prosedur terapi akupresur di titik P6

a. Lakukan di ruang tenang bisa duduk atau berbaring

b. Bersihkan tangan sebelum melakukan pemijatan

c. Bersihkan area yang akan dipijat dengan air bersih, pastikan tidak

ada luka pada lokasi

d. Gunakan jari tangan untuk menekan

e. Ukur 3 jari ke atas dari pergelangan tangan pada bagian dalam.

Terasa kenyal dan sedikit lekukan dapat dirasakan saat dipalpasi

(Tiran, 2009)

f. Berkonsentrasi dan fokus pada satu titik

g. Lakukan gerakan secara perlahan dan teratur

h. Dilakukan dalam waktu 30 detik sampai 2 menit tiap merasa mual

dan muntah (Mayasari dan Savitri, 2013)

i. Jangan lakukan pada kondisi perut kenyang atau lapar

j. Pemijatan dapat menggunakan minyak urut atau gosok

k. Kurangi pemijatan atau gerakan apabila terdapat rasa nyeri dan mata

berkunang-kunang
21

Gambar 2.1 Titik P6 akupresur (Wong, 2011)

C. Aromaterapi Lemon

1. Pengertian Aromaterapi

Aromaterapi adalah elemen spesifik dari pengobatan herba,

aromaterapi memiliki reputasi sebagai terapi yang unik, dengan

mengekstrak komponen minyak esensial dari tanaman dengan cara

distilasi, dingin, ekstraksi karbon dioksida atau bahan pelarut. Minyak

esensial memiliki konsentrasi tinggi yang bekerja secara farmakologis

yang dianggap sebagai bentuk holistik dalam pengobatan

komplementer. Penelitian berfokus pada kandungan kimiawi, kekuatan

aroma, metode pemberian, efek yang terkandung dan perhatian yang

didapat klien (Tiran, 2008). Lemon minyak esensial merupakan salah

satu minyak herbal yang paling banyak digunakan dalam kehamilan dan

dianggap sebagai obat yang aman pada kehamilan (Astriana, Putri, dan

Aprilia, 2015)
22

2. Mekanisme Aromaterapi

Aromaterapi lemon bekerja melalui proses penciuman yang akan

ditransmisikan sebagai pesan ke pusat penciuman yang ada di belakang

hidung. Sel neuron menginterprestasikan bau dan mentransfer lr sistem

limbik, dan diteruskan ke hipotalamus. Kandungan dari aromaterapi

akan memperbaiki ketidakseimbangan dalam tubuh. Aromaterapi

menimbulkan rasa tenang untuk merangsang rasa tenang di otak yang

disebut nucleus rafe untuk memproduksi serotonin untuk menimbulkan

rasa nyaman, tenang sehingga intensitas mual muntah dapat menurun.

(Widagdo, 2014). Menurut Astriana, Putri, dan Aprilia (2015)

aromaterapi mampu menurunkan frekuesi mual muntah pada kehamilan

karena aromanya yang segar dan dapat membantu memperbaiki atau

menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan

serta menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan. Saat

minyak essensial dihirup, molekul masuk ke hidung dan merangsang

sistem limbik di otak. Sistem limbik merupakan tempat untuk

mempengaruhi emosi dan memori serta terkait dengan adrenal, kelenjar

hipofisis, hipotalamus, bagian tubuh yang mengatur denyut jantung,

stress, tekanan darah, memori, keseimbangan hormon dan pernafasan.

3. Prosedur Inhalasi Aromaterapi lemon

Menurut Penelitian Maternity, Sari, dan Manjorang (2016)

pemberian aromaterapi lemon selama 4 hari, responden meneteskan 2-

3 tetes minyak esensial aromaterapi lemon pada bola kapas.


23

Aromaterapi dihirup sebanyak 3 kali pernafasan dan diulangi kembali 5

menit kemudian bila ibu masih mengalami morning sickness. Dilakukan

setiap pukul 06.00 WIB. Penelitian Sriningsih, Elisa, dan Lestari (2017)

menjelaskan metode pemberian aromaterapi bisa juga menggunakan

masker dengan cara meneteskan 5 tetes minyak jahe pada masker

kemudian dihirup oleh responden selama 10 menit, diulang 30 menit

sebelum responsen makan dan saat merasa mual. Mual muntah diukur

sebelum dan 24 jam setelah pemberian aromaterapi.

Aromaterapi lemon yang digunakan pada penelitian ini dengan

menggunakan merek Young Living Essensial oil kemasan 15 ml.

Manfaat untuk mengatasi mual muntah (terutama saat hamil). Sangat

efektif mengatasi mual muntah saat hamil. Hirup uapnya, teteskan di

bawah hidung dan pijat di kening menggunakan minyak lemon.

Teteskan dan pijat pada dekat pergelangan tangan, oleskan juga di area

ulu hati. Kemudian langsung diminum 2 tetes. Produk Young Living

Lemon 100% Pure Essensial Oil teruji efektifitasnya dengan no BPOM

NE51160602330
24

D. Kerangka Teori
Penyuluhan
Kehamilan Klien
Trimester I

Farmakologi
Antihistamin
- Peningkatan dan vitamin B
hormon
hCG Mual Muntah
Non Farmakologi:
- Peningkatan
hormon - jahe,
estrogen dan - peppermint
progesteron - daun
raspherry
- Akupresur
- Aromaterapi
Lemon

Gambar 2.2 Konsep Teori


Sumber: (Manuaba dkk, 2013; Pratami, 2018; Astriana, Putri, dan Aprilia, 2015)

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang di ambil peneliti sebagai berikut:

Pemberian
Terapi Mual
Akupresure muntah
Perikardium 6

Pemberian Mual
Aromaterapi muntah
Lemon

Gambar 2.3 Kerangka konsep


25

F. Hipotesis Penelitian

1. Ha: Ada efektivitas pemberian akupresur di titik P6 terhadap penurunan

intensitas mual muntah ibu hamil trimester I

2. Ha : Ada efektivitas pemberian aromaterapi lemon terhadap penurunan

intensitas mual muntah ibu hamil trimester I

Anda mungkin juga menyukai