Anda di halaman 1dari 5

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu ( POSBINDU )

Posbindu, saat ini telah menjadi salah satu strategi penting pemerintah (Kemenkes) untuk
mengendalikan trend penyakit tidak menular yang semakin mengkawatirkan. Sebagaimana kita
ketahui, berbagai data dan penelitian, menunjukkan bahwa trend tingkat kesakitan dan kematian
penyakit tidak menular (hipertensi, diabetes, stroke, jantung, ginjal, dan lainnya), sudah
melampaui tinkat morbiditas dan mortalitas penyakit menular.

Lalu apa perbedaan Posbindu dan Posyandu? Perbedaan terutama pada sasaran. Pada Posyandu
mencakup bayi, balita, Ibu hamil, ibu menyusui , ibu nifas, serta Wanita usia subur. Sedankan
sasaran usia Posbindu Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau orang
dewasa yang berumur 15 tahun keatas.

Posyandu sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai wadah atau tempat Posbindu. Selain juga dapat
memanfaatkan lembaga yang sudah ada, seperti posyandu Lansia, Pos UKK, atau membentuk
tempat dan lembaga khusus lainnya sesuai kesepakatan masyarakat, karena Posbindu merupakan
salah satu bentuk UKBM (sebagaimana halnya Posyandu).

Untuk memahami apa itu Posbindu, baik menyangkut pengertian, tujuan, sasaran, manfaat, dan
kegiatannya, berikut isi juknis Posbindu Kemenkes, 2014.

Pengertian: Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin,
dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman
beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,
hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh
darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan

tindak kekerasan.

Beberapa bentuk Kegiatan Posbindu, antara lain:

1. Monitoring faktor risiko bersama PTM secara rutin dan periodik. Rutin berarti Kebiasaan
memeriksa kondisi kesehatan meski tidak dalam kondisi sakit. Sedangkan Periodik
artinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala.
2. Konseling faktor risiko PTM tentang diet, aktifitas fisi, merokok, stress dan lain-lain.
3. Penyuluhan / dialog interaktif sesuai masalah terbanyak.
4. Aktifitas fisik bersama seperti olah raga bersama, kerja bakti dan lain-lain.
5. Rujukan kasus faktor risiko sesuai kriteria klinis.

Tujuan, Sasaran & Manfaat Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM

1. Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan
dan penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok
masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
2. Sasaran : Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau sasaran
dengan range usia 15 tahun keatas. Pada orang sehat dimaksudkan agar faktor risiko tetap
terjaga dalam kondisi normal. Pada orang dengan faktor risiko adalah mengembalikan
kondisi berisiko ke kondisi normal. Pada orang dengan penyandang PTM adalah
mengendalikan faktor risiko pada kondisi normal untuk mencegah timbulnya komplikasi
PTM.
3. Manfaat : Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK, yaitu Cek
kondisi kesehatan anda secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet
yang sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stress,
Kegiatan Posbindu

Terdapat beberapa jenis Kegiatan POSBINDU, antara lain :

1. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan perilaku.
2. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh
termasuk analisa lemak tubuh.
3. Melakukan pengukuran tekanan darah.
4. Melakukan pemeriksaan gula darah.
5. Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).
6. Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana (Peakflowmeter)
7. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih
8. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan
penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
9. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
10. Melakukan rujukan ke Puskesmas
11. Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan
anjuran jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis (lihat pada tabel anjuran
pemantauan).

Alur Kegiatan POSBINDU, sebagaimana juga pada Posyandu, meliputi 5 meja kegiatan, yaitu:

1. MEJA 1 : Pendaftaran
2. MEJA 2 : Wawancara
3. MEJA 3 : Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan, IMT, Lemak Perut
4. MEJA 4 : Pemeriksaan Tekanan Darah, Glukosa Darah, Cholesterol
5. MEJA 5 : Edukasi / Konseling

Ketenagaan
Tenaga untuk kegiatan Posbindu lakukan oleh 5 orang kader, dibantu tenaga kesehatan
Puskesmas setempat. Berikut jenis tenaga dan peranannya dalam kegiatan Posbindu, sebagai
berikut:

1. Koordinator : Ketua atau penanggungjawab kegiatan serta berkoordinasi terhadap


Puskesmas dan Para Pembina terkait di wilayahnya.
2. Kader Penggerak : Anggota yang aktif, berpengaruh dan komunikatif bertugas
menggerakkan masyarakat, sekaligus melakukan wawancara dalam penggalian informasi
3. Kader Pemantau : Anggota yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pengukuran
Faktor risiko PTM
4. Kader Konselor : Anggota yang aktif, komunikatif dan telah menjadi panutan dalam
penerapan gaya hidup sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi, motivasi serta
menindaklanjuti rujukan dari Puskesmas
5. Kader Pencatat : Anggota yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pencatatan
hasil kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan kepada koordinator Posbindu PTM.

Syarat kader Posbindu;

1. Berasal dari anggota kelompok masyarakat/lembaga/institusi


2. Peduli terhadap masalah penyakit tidak menular dan bersedia melaksanakan kegiatan
Posbindu PTM
3. Pendidikan sebaiknya minimal setingkat SLTA

Tugas Kader Posbindu;

1. Melakukan pendekatan kepada pimpinan kelompok/lembaga/institusi.


2. Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
3. Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah termasuk penentuan
jadwal penyelenggaraan posbindu
4. Mendorong anggota kelompok masyarakat/kelompok/lembaga/institusi untuk datang ke
posbindu PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat agar hadir, memberikan serta
menyebarluaskan informasi kesehatan, menggali dan menggalang sumber daya termasuk
dana yang berasal dari masyarakat).
5. Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah bila diperlukan.
6. Melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM

Sebagai langkah awal dari terbentuknya Posbindu, petugas kesehatan harus selalu mendampingi
kader posbindu dalam pelaksanaannya sampai kader Posbindu dapat melaksanakan tugasnya
secara mandiri terutama dalam melakukan pengukuran Tekanan darah, pengukuran IMT, serta
kader mampu melakukan pencatatan, pelaporan dan rujukan.

Sarana dan Prasarana

Berikut beberapa Peralatan Deteksi Dini dan Monitoring Faktor Risiko PTM dan Peralatan KIE
dan Penunjang, berdasarkan Tipe Posbindu PTM
Posbindu PTM Dasar

1. Alat ukur Lingkar Perut


2. Alat ukur tinggi badan
3. Tensimeter Digital
4. Alat Analisa Lemak Tubuh
5. Feakflow meter

Posbindu PTM Utama

1. Posbindu PTM Dasar kit


2. Alat Ukur Kadar Gula, kolesterol total dan Trigliserid
3. Alat Ukur Kadar Alkohol Pernafasan
4. Tes Amfetamin Urin
5. Bahan IVA dan alat kesehatan dan penunjang lainnya

Sedangkan Sarana KIE dan Penunjang untuk kedua type posbindu tersebut sama, antara lain :

1. Lembar Balik
2. Leaflet / brosur
3. Poster
4. Buku Pencatatan
5. Buku Panduan
6. Buku Formulir Rujukan
7. KMS FR-PTM
8. Kursi dan Meja
9. Kamar khusus
10. Alat Tulis kantor
11. Model Makanan

Anda mungkin juga menyukai