Geostatistik Perhitungan Curah Hujan Men 2 PDF
Geostatistik Perhitungan Curah Hujan Men 2 PDF
KELOMPOK VI:
RESKI KURNIAWAN
ZUHAA FACHRANI
IKAWATI BASRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
LAMPIRAN …………………………………………………………………….
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan yang terjadi
hanya pada satu tempat atau titik saja (point rainfall). Mengingat hujan sangat
bervariasi terhadap tempat (space), maka untuk kawasan yang luas, satu penakar
hujan belum dapat menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam hal ini
diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan
beberapa stasiun penakar hujan yang ada di dalam/atau disekitar kawasan tesebut.
Curah hujan setiap hari yang direkam dari stasiun curah hujan digunakan sebagai
masukan untuk pemodelan konsep periode pertumbuhan yang dihitung
berdasarkan curah hujan dengan metode interpolasi spasial(Dewi,2012).
Interpolasi adalah suatu metode atau fungsi matematika yang menduga nilai pada
lokasi-lokasi yang datanya tidak tersedia. Interpolasi spasial mengasumsikan
bahwa attribut data bersifat kontinu di dalam ruang (space) dan attribut ini saling
berhubungan (dependence) secara spasial (Anderson,2001).
Dalam pembuatan peta persebaran curah hujan, pada ArcGis dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yaitu:
1.metode theissen
2. metode IDW
3. metode spline
Metoda IDW (Inverse Distance Weighted) mengasumsikan bahwa tiap titik input
mempunyai pengaruh yang bersifat local yang berkurang terhadap jarak. Metoda
ini memberi bobot lebih tinggi pada sel yang terdekat dengan titik data
dibandingkan sel yang lebih jauh. Titik-titik pada radius tertentu dapat digunakan
dalam menentukan nilai luaran untuk tiap lokasi.
Metode IDW umumnya di pengaruhi oleh invers jarak yang diperoleh dari
persamaan matematika. Pada metode interpolasi ini kita dapat menyesuaikan
pengaruh relative dari titik sampel. Nilai power pada interpolasi IDW ini
menentukan pengaruh terhadap titik-titik masukan (input), dimana pengaruh akan
lebih besar pada titik-titik yang lebih dekat sehingga menghasilkan permukaan
yang lebih detail.pengaruh akan lebih kecil dengan bertambahnya jarak dimana
permukaan yang dihasilkan kurang detail dan terlihat lebih halus. Jika nilai power
di perbesar berarti nilai keluaran (output) sel menjadi lebih terlokalisasi dan
memiliki nilai rata-rata yang rendah. Penurunan nilai power akan memberikan
keluaran dengan rata-rata yang lebih besar karena akan memberikan pengaruh
untuk area yang lebih luas. Jika nilai power diperkecil, maka di hasilkan
permukaan yang lebih halus. Bobot yang digunakan untuk rata-rata adalah fungsi
jarak antara titik sa\mpel dan titik yang di interpolasi (Philip dan Watson, 1982).
Fungsi umum pembobotan adalah invers dari kuadrat jarak, dan persamaan ini
digunakan pada metode invers distance wighted yang dirumuskan dalam formula
berikut ini:
(x,y) adalah koordinat titik interpolasi dan (xi,yi) adalah koordinat untuk setiap
sebaran titik. Fungsi peubah weight bervariasi untuk keseluruhan data sebaran
titik sampai pada nilai yang mendekati nol, dimana jarak bertambah terhadap
sebaran titik.
Kelebihan dari metode Spline ini adalah kemampuan untuk mengjasilkan akurasi
yang cukup baik walaupun data yang digunakan hanya sedikit. Metode ini baik di
gunakan dalam membuat permukaan seperti ketinggian permukaan
bumi,ketinggian muka air tanah maupun konsentrasi polusi udara.
Metode ini kurang baik jika diaplikasikan pada situasi dimana terdapat perbedaan
nilai yang signifikan pada jarak yang sangat dekat (Sibson,1981). Kekurangan
dari metode Spline ini adalah ketika titik-titik sampel yang berdekatan memiliki
perbedaan nilai yang sangat besar, metode Spline tidak dapat bekerja dengan baik.
Hal ini disebabkan karena metode Spline menggunakan perhitungan slope yang
berubah berdasarkan jarak untuk memperkirakan bentuk dari permukaan.
Terdapat dua jenis metode dalam interpolasi Spline (Mitas dan Mitasova, 1998)
yaitu:
METODOLOGI
a. Data curah hujan dalam format shp sebagai data yang akan diolah
b. Data wilayah dalam format shp sebagai data yang akan diolah.
1. Thiessen
a. Langkah pertama adalah membuka Arcmap
b. Kemudian pilih add data
c. Lalu masukkan data shp wiayah, dan data shp curah hujan maka
akan tampak seperti ini
d. Lalu pilih arctoolbox yang terdapat pada menu Geoprocessing pada
menu bar, kemudian pilih Analisys tools, lanjut pilih proximity,
lalu pilih create thiessen polygons, yang tampak seperti gambar
Pada kotak input features pilih shp curah hujan, pada kotak menu
outpu fields(optional) pilih All, lanjutkan dengan memilih
Environments, lalu pilih processing extent tampak seperti pada
gambar
Kemudian pilih browse, kemudian masukkan data shp wilayah
yang digunakan, lalu pilih ok, maka akan kembali ke menu awal,
lalu salin yang di blok seperti yang di tunjukkan gambar
Lalu buat folder baru tempat menyimpan data, lalu klik paste pada
kolom nama file lalu pilih save, kemudian pilih ok.
Pada kotak Input features pilih thiessen, pada Clip features pilih
data wilayah, kemudian pilih ok. Maka akan tampak seperti
gambar
2. IDW
a. Klik insert lalu pilih Data Frame
b. Ganti nama dengan meng klik dua kali New Data Frame yang
berada di table of content, dengan nama IDW.
c. Masukkan data wilayah dan data curah hujan, keduanya dalam
bentuk shp.
d. Lalu pilih Arctoolbox, pilih spatial Analisys Tools, kemudian pilih
Interpolation, pilih IDW, tampak seperti gambar.
Maka akan muncul kotak menu, pada input point features pilh shp
curah hujan, kemudian pilih environments, lanjut pilih processing
extent, lalu cari dan masukkan shp wilayah yang digunakan,
tampak seperti pada gambar.
Kemudian pilih ok, maka akan kembali ke kotak menu
sebelumnya, lalu blok dan copy seperti tampak pada gambar,
kemudian pilih browse, buat folder baru dengan nama IDW, lalu
paste di kotak Name, lalu pilih save, lalu ok.
Pada input raster pilih idw, kemudian lanjut pilih classify, maka
akan muncul kotak seperti berikut
Pada Method pilih equal interval, lalu pilih ok, maka akan kembali
ke menu awal, lanjut pilih ok lagi.Maka akan muncul seperti pada
gambar
g. Kemudian sesuaikan dengan wilayah dengan memilih extraction
yang terdapat di Spatial Analisys Tools, lalu pilih Extract By
Mask, tampak seperti pada gambar
Pada Input raster pilih data Reclass, kemudian pada kotak input
raster or features mask data pilih data wilayah, kemudian klik ok.
Lanjut dengan menghilangkan ceklist pada layer Reclass dan Idw,
maka akan tampak seperti gambar.
Maka akan muncul kotak menu, pada input point features pilh shp
curah hujan, pada kotak Z value pilih jumlah/total, kemudian pilih
environments, lanjut pilih processing extent, lalu cari dan
masukkan shp wilayah yang digunakan, tampak seperti pada
gambar.
Kemudian pilih ok, maka akan kembali ke kotak menu sebelumnya, lalu
blok dan copy seperti tampak pada gambar, kemudian pilih browse, buat
folder baru dengan nama Spline, lalu paste di kotak Name, lalu pilih save,
lalu ok.
Lanjut dengan menekan ok lagi, maka proses akan terjadi, dan akan tampak
seperti gambar berikut,
e. Lalu ganti warna pada layer dengan mengklik kotak warna pada layer
wilayah, kemudian pilih Hallow, maka akan tampak seperti berikut
f. Kemudian untuk meyesuaikan Spline dengan wilayah dengan
menggunakan Reclass, yang terdapat di Spatial Analisys Tools, pilih
Reclass, lanjut pilih Reclassify, maka akan muncul kotak menu seperti
pada gambar.
Pada input raster pilih data spline, kemudian lanjut pilih classify, maka
akan muncul kotak seperti berikut
Pada Method pilih equal interval, lalu pilih ok, maka akan kembali ke
menu awal, lanjut pilih ok lagi.Maka akan muncul seperti pada
gambar.
g. Kemudian sesuaikan Spline dengan wilayah dengan memilih
extraction yang terdapat di Spatial Analisys Tools, lalu pilih Extract
By Mask, tampak seperti pada gambar
Pada Input raster pilih data Reclass, kemudian pada kotak input raster
or features mask data pilih data wilayah, kemudian klik ok. Lanjut
dengan menghilangkan ceklist pada layer Reclass dan Spline, maka
akan tampak seperti gambar.
HASIL ANALISIS
Penutup
V.1 Kesimpulan
Pada praktikum Geostatistik ini, kami membuat sebuah peta persebaran curah
hujan yang terdapat di sepuluh titik stasiun di Kabupaten Maros. Diantaranya di
Pakelli Lompo, Palladingan, Maccini, Mandai / Tanralili, Manrimisi, Maros Baru /
Panyaling, Pasosokia, Maros, dan Songkolo. Dimana dalam pembuatan peta
tersebut, kami menggunakan tiga metode, yaitu metode theissen, metode
IDW, dan metode spline.
Metode theissen diperoleh dengan membuat poligon yang memotong
tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan.
Metode IDW mengasumsikan bahwa tiap titik input mempunyai pengaruh
yang bersifat local yang berkurang terhadap jarak. Metoda ini memberi
bobot lebih tinggi pada sel yang terdekat dengan titik data dibandingkan
sel yang lebih jauh. Titik-titik pada radius tertentu dapat digunakan dalam
menentukan nilai luaran untuk tiap lokasi. Sedangkan metode spline
merupakan metoda yang mengestimasi nilai dengan menggunakan fungsi
matematika yang meminimalisir total kelengkungan permukaan (Binh dan
Thuy, 2008). Efek stretching yang dimiliki spline sangat berguna jika kita
ingin memperkirakan nilai di bawah nilai minimum dan nilai di atas nilai
maksimum yang mungkin di temukan dalam data set yang digunakan.
V.2 Saran
Sebaiknya pembelajaran dilangsungkan lebih efektif lagi. Dan sebelum
memulai praktikum lebih menekankan kepada fungsi-fungsi dari setiap
perintah yang terdapat di ArcGIS sehingga praktikan lebih memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Swarinoto Y. S. (2009). Validasi Spasial Data Estimasi Suhu Udara Turunan Dari
Citra Satelit Landsat7-ETM+ Terhadap Data Observasi Stasiun Cuaca/Iklim Darat
(Kasus Provinsi Jawa Barat Bagian Selatan). Jurnal Agroklimatologi, IPB, Bogor.
PERAN:
MENGHITUNG DAN MENYETUKAN DATA CURAH HUJAN DALAM
BENTUK EXCEL
2. RESKI KURNIAWAN
PERAN:
MEMBUAT PETA DALAM Arcgis
3. ZUHAA FACHRANI
PERAN:
MEMBUAT KATA PENGANTAR DAN MENYIMPULKAN HASIL
ANALISIS DATA
4. IKAWATI BASRI
PERAN:
MEMBUAT TINJAUAN PUSTAKA DAN MERAMPUNGKAN SEMUA
DATA LAPORAN YANG DIKERJAKAN OLEH SEMUA ANGGOTA
KELOMPOK.
Metode Thiessen
Metode IDW
Metode Spline
Data Excel