Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak di rumah sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi bermain anak usia sekolah
Tujuan : Mengoptimalkan perkembangan
Tempat : Ruang anak (Nusa Indah) RSUD Mardi Waluyo
Waktu : Jumat, 13 April 2018 selama 30 menit
Sasaran : Anak usia 6-10 tahun yang dirawat di Nusa Indah
Jenis Permainan : Solitary Play
Media : Puzzle (Bongkar Pasang)

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapat terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan bisa merasa tenang
selama perawatan dirumah sakit dan anak bisa merasa nyaman selama dirawat di rumah
sakit.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan :
1. Anak merasa tenang selama dirawat
2. Anak bisa merasa senang
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
5. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
6. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi anak tentang suatu permainan
7. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat
8. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
9. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah sebagai alat
komunikasi antara perawat – klien

RENCANA PELAKSANAAN

No Kegiatan Waktu Subjek terapi


1 Persiapan : 10 menit Ruangan, alat, anak dan keluarga
1. Menyiapkan ruangan siap
2. Menyiapkan alat – alat
3. Menyiapkan anak dan keluarga
2 Proses : 18 menit Menjawab salam,
1. Membuka proses terapi dengan memperkenalkan diri,
mengucapkan salam, memperhatikan
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan
Bermain bersama dengan antusias
manfaat bermain, menjelaskan
dan mengungkapkan perasaannya
cara permainan
3. Mengajak anak bermain
4. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga
3 Penutup 2 menit Memperhatikan dan menjawab
1. Menutup dan mengucapkan salam salam

Metode : Bermain bersama


Media : Puzzle (bongkar pasang)
Materi : Terlampir

Pembagian tugas kelompok


Leader 1 : Mochamad Fernanda Kurniawan
Leader 2 : Fitri Lusiana Dewi
Notulen : Kafatul Lailatil Khusna
Fasilitator : Fety Ahimatul Ulya
Evaluasi
Peserta terapi bermain puzzle mampu :
1. Menyelesaikan puzzle dengan bentuk yang benar
2. Melatih memecahkan masalah
3. Membedakan warna dan bentuk
4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN
Menurut Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.

B. KLASIFIKASI BERMAIN
Menurut isinya, bermain terbagi menjadi :
1. Social affective play
Pada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan
lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara atau
memanjakan dan anak tertawa senang.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya misalny bermain
air atau pasir.
3. Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu misalnya mengendarai sepeda..
4. Dramatic play
Anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi ibu, perawat atau
guru.
Menurut Karakter Sosial, bermain terdiri dari :
1. Solitary Play
Dilakukan anak usia toddler dimana anak bermain sendiri walaupun ada orang lain yang
berada di sekitarnya.
2. Parallel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak toddler atau preschool yang
masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi antara satu dengan yang lain tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung.
3. Assosiative Play
Anak bermain dalam kelompok dengan aktivitas yang sama, tetapi belum terorganisasi
dengan baik jadi belum ada pembagian tugas dan mereka bermain sesuai dengan
keinginannya.
4. Cooperative Paly
Anak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorganisasi, terencana, dan ada
aturan-aturan tertentu yang dilakukan oleh anak usia sekolah atau adolescence.

C. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensory Mototic
Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting untuk perkembangan
otot-otot gerak.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi benda-benda di
sekitarnya baik dalam hal warna bentuk, ukuran dan pentingnya benda tersebut. Anak juga
belajar bagaimana menggunakannya, menghubungkan kata-kata dengan objek atau benda
tersebut dan mengembangkan pengertian tentang konsep yang abstrak misalnya atas, bawah,
di bawah dan di atas.
3. Perkembangan kreativitas
Anak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui semua
media. Kreativitas terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary dan group.
4. Perkembangan social
Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam
kelompok.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah lakunya terhadap
orang lain
6. Perkembangan Moral
Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan, karenanya anak
akan menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan bersikap jujur terhadap kelompok
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.
8. komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat menyatakan
perasaannya secara verbal misalnya melukis, menggambar atau bermain peran

KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


Adapun jenis permainan yang dapat diberikan kepada anak berdasarkan tingkat usia adalah
sebagai berikut;
1. Bayi (1 bulan)
Permainan yang dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan benda yang
terang/menyolok. Berbicara dengan bayi, menyanyi, atau bercanda dapat merangsang
pendengaran. Secara tactile dilakukan denagn memeluk dan menggendong (memberi
kehangatan). Secara kinetic permainan dapat dilakukan dengan mengajak atau naik kereta
untuk jalan-jalan.
2. Bayi (2 – 3 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memasang gambar-gambar di dinding.
Untuk merangsang auditori dapat dilakukan berbicara dengan bayi, mainan bunyi-bunyian
atau mengikutsertakan bayi dalam pertemuan keluarga. Secara tactile permainan dapat
dilakukan dengan membelai pada waktu memandikan, mengganti pakaian atau menyisir
rambut. Sedangkan secara kinetic yaitu dengan mengajak naik kereta atau gerakan-gerakan
berenang pada saat mandi.
3. Bayi (4 – 6 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak nonton tv, atau
mainan yang berwarna terang. Permainan auditori dengan mengajak bicara, mengulangi
suara-suara yang dibuatnya atau memanggil nama. Secara tactile anak bdiberi mainan dengan
berbagai teksture baik lembut maupun lancer. Secara kinetic dilakukan dengan membantu
anak untuk tengkurap dan menyokong waktu duduk.
4. Bayi (6 – 9 bulan)
Permanan visual dengan bermain warna gelap, berbicara sendiri di depan kaca,
permainan cilukba atau merobek-robek kertas. Permainan auditori dapat dilakukan dengan
mengajari anak memanggil nama, diajarkan tepuk tangan. Tactile permainan dapat dilakukan
dengan cara meraba bermacam-macam teksture dan ukuran, main air yang mengalir atau
berenang.
5. Bayi (9 – 12 bulan)
Permainan visual anak diperlihatkan gambar-gambar dalam buku atau mengajak
jalan-jalan. Permainan auditori dengan menunjukkan bagian-bagian tubuh atau
memperkenalkan suara-suara binatang. Secara tactile dengan memberi makanan yang dapat
dipegang atau memperkenalakan benda dingin atau panas. Secara kinetic dapat diberikan
mainan yang dapat ditarik atau didorong.
6. Toddler (2 – 3 tahun)
Karekteristik bermain anak usia ini yaitu paralel play, sering kali bertengkar
memperebutkan mainan. Pada usia ini anak mulai menyenangi musik atau irama , melempar,
mendorong atau mengambil sesuatu.
7. Preschool (3 – 5 tahun )
Karekteristik permaiana preschool adalah assosiatif play, dramatic play dan skill play.
Anak sudah dapat melompat, berlari atau main sepeda.
8. Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan dapat belajar
untuk independent, kooperatif, bersaing atau menerima orang lain dan tingkah laku yang
diterima. Karekteristik permaianannya adalah kooperatif play dan anak laki-laki sifatnya
mechanical sedangkan anak wanita mothers rool.
9. Adolescent (3 – 18 tahun)
Anak bermain dalam kelompok misalnya sepak bola, basket, badminton, mendengar
musik, nonton tv serta membaca buku.
MANFAAT BERMAIN PUZLE

1. Problem solving

Dengan bermain puzzle akan membantu meningkatkan memecahkan masalah. Permainan


ini akan membantu anak anda untuk berpikir dari berbagai sudut pandang untuk menyelesaikan
potongan-potongan puzzle hingga membentuk gambar. Bermain puzzle juga dapat membantu
anak anda untuk mencapai tujuan dan memiliki sesuatu yang dibanggakan sehingga membuatnya
terdorong untuk tetap tekun menghubungkan potongan-potongan puzzle. Hal ini akan
mendorong anak untuk belajar dan mencoba untuk memecahkan masalahnya dengan cara/sudut
pandang yang bervariasi.

2. Mengembangkan kordinasi mata dan tangan

Puzzle memilii berbagai gambar, bentuk dan warna. Dengan ragam yang berbeda akan
membantu anak dalam meningkatkan kordinasi mata dan tangan mereka. Anak anda akan dilatih
untuk meletakan potongan puzzle dengan membentuk beberapa bagian yang berbeda-beda.
Sehingga membuat anak belajar dalam melibatkan gerakan dan juga kosentrasi saat mengenal
pada saat waktu bersamaan.

3. Mengembangkan Keterampilan motorik anak

Dengan bermain puzzle, anak anda harus mengambil sesuatu yang membuat garis dan
memindahkan barang tanpa harus membuat rusak. Ini akan menambah keterampilan motori.
Bukan hanya dalam gerakan dasar melainkan puzzle juga akan membantu dalam mengontrol
gerakan dan meletakan pada suatu di tempatnya. Dengan permainan yang dapat melatih
keterampilan motorik akan membantu anak berlatih kemampuan, seperti menulis dan juga
makan dengan baik.

4. Mengembangkan keterampilan kognitif

Taukah anda, bahwa dengan bermain puzzle anak anda dilatih mengenali ukuran, gambar
dan bentuk yang berbeda sehingga akan membantu anak anda dalam meletakan potongan puzzle
di segala arah dengan harmonis dan bersamaan. Sehingga dengan latihan seperti itu akan
membuat anak anda berlatih keterampilan kognitif. Permainan ini akan membantu dalam dasar-
dasar yang dilakukan termasuk dalam alfabet, objek dan hitungan yang menjadi dasar
pembelajarannya.

5. Melatih Kesabaran

Dengan bermain puzzle anak akan dituntut untuk menggabungkan potongan puzzle
sehingga harus sabar dalam menyusun gambar yang ada di kotak yang sudah disediakan. Anak
akan berlatih sabar dalam menjalankan proses hingga menemukan 'goal' yang diinginkan.
Presensi Kehadiran Satuan Acara Bermain Anak di Ruang Nusa Indah
RSUD Mardi Waluyo Blitar
No Nama orang tua/ nama anak Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai