Anda di halaman 1dari 4

Aldian Rizky Nur Wachyudi

15410083

Tugas Filsafat Hukum

Soal

1. Terdapat pandangan yang menyatakan bahwa antara hukum dan masyarakat memiliki
hubungan yang erat, namun ada juga yang mengatakan bahwa keduanya baik hukum
dan moralitas haruslah berdiri sendiri. Jika saudara/i diminta untuk memilih, di posisi
manakah saudara/i akan memilih dalam memahami kasus posisi di atas? Jelaskan!
2. Jika saudara/i adalah seorang hakim yang mengadili kasus di atas, apakah yang saudara
akan lakukan untuk menyelesaikan persoalan dalam kasus? Kontekskan jawaban
saudara/i dengan hakikat hukum, moralitas dan keadilan dalam menciptakan hukum
yang responsif!
3. Menurut saudara/i, sudah tepatkah putusan hakim dalam menyelesaikan persoalan
dalam kasus di atas? Mengapa? Kaitkan jawaban saudara/i dengan konteks bahwa
negara Indonesia menganut konsep rechtsstaat bukan weet staat?
4. Tahukah saudara/i dengan arti penting dari moralitas dalam hukum dan hukum praksis
dalam penegakan hukum? Kaitkan juga penjelasan saudara/i dengan kasus posisi di
atas!
5. Dapatkah saudara/i membuktikan tentang keberadaan asas atau unsur moral dalam
hukum di Indonesia? Jelaskan dan kaitkan dengan penyelesaian kasus posisi di atas!

Jawaban

1. Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bias dipisahkan. Bahkan dalam ilmu
hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “ubi societas ibi ius” yang artinya
dimana ada masyarakat disitu ada hukumnya. Artinya bahwa dalam setiap pembentukan
suatu bangunan struktur social yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan
bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari
masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.
Sedangkan hukum memiliki hubungan erat dengan moral karena sebuah hukum
memerlukan moral. Hukum tidak akan berarti apa-apa apabila tidak disertai moralitas
sehingga kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Sebaliknya moral
juga membutuhkan hukum karena moral akan berada di awang-awang bila tidak
diungkapkan dalam masyarakat secara eksplisit dalam bentuk hukum. Dari kasus diatas
menurut saya perbuatan yang dilakukan oleh nenek Minah memang memenuhi unsur Pasal
362 KUHP tentang pencurian. Akan tetapi apabila nenek Minah dihukum menurut saya itu
sudah keluar dari moral. Karena dalam kasus ini nenek Minah yang sudah usia lanjut
ditambah yang dia curi hanyalah 3 biji kakao yang harganya tidak seberapa dan juga sudah
dikembalikan dan memohon maaf. Jadi menurut saya walaupun hukum dan moral berdiri
sendiri tetapi keduanya memiliki hubungan yang erat jadi moral tetap harus
dipertimbangkan dalam memutuskan suatu hukum. Suatu hukum yang ditegakkan harus
mempertimbangkan sisi moral.
2. Seorang hakim haruslah memiliki sifat :
1) Adil.
2) Tidak berprasangka atau berat sebelah (memihak).
3) Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan.
4) Memutus berdasarkan keyakinan hati nurani.
5) Sanggup mempertanggung jawabkan kepada Tuhan.

Dari sifat_sifat hakim diatas apabila saya ditunjuk menjadi seorang hakim dalam kasus
tersebut maka saya akan memutus berdasar keyakinan dan hati nurani sesuai dengan poin
ke 4. Yang tentu berlandaskan pada moral dan keadilan agar hukum yang timbul dalam
setiap putusan menimbulkan hukum yang responsif. Dalam kasus perbuatan yang
dilakukan oleh nenek Minah telah memenuhi pasal 362 KUHP, maka dari itu apabila saya
hakimnya maka saya akan tetap memberikan hukuman kepada nenek Minah, akan tetapi
hukuman yang akan saya berikan adalah yang sekiranya nenek Minah mampu. Yaitu
hukumannya adalah berupa denda yang sekiranya nenek Minah mampu. Dengan demikian
seimbang antara hukum dan moral. Dengan demikian pihak PT Rumpun Sari Antan
mendapat keadilan dengan dihukumnya nenek Minah berupa denda. Dengan ini maka saya
sebagai hakim telah menjunjung tinggi keadilan dan memperlihatkan hukum tidak pandang
bulu terhadap siapapun.
3. Menurut saya apa yang diputuskan oleh hakim tersebut yang memberikan hukuman
kurungan 1 bulan 15 hari kurang tepat. Meskipun dari segi kepastian hukum ini sudah tepat.
Akan tetapi menurut saya tidak sesuai dengan sifat hakim yang sudah saya sebutkan dalam
jawaban nomer 2 yaitu memutus berdasar hati nurani. Karena kurang tepat bila seorang
nenek yang mencuri 3 buah Kakao harus dihukum 1 bulan 15 hari, tentu tidak bermoral
sekali. Indonesia sebagai negara hukum memang diharuskan dalam bertindak berdasarkan
hukum yang berlaku. Dalam hal ini hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman juga
harus melaksanakan tugasnya berdasarkan hukum. Maka dari itu nenek Minah tetap harus
dihukum yang tentu tidak menyengsarakan sesuai jawaban saya nomer 2 tadi. Contoh
hukumannya bias berupa denda yang sekiranya nenek Minah mampu membayarnya.
4. hukum memiliki hubungan erat dengan moral karena sebuah hukum memerlukan moral.
Hukum tidak akan berarti apa-apa apabila tidak disertai moralitas sehingga kualitas hukum
sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Sebaliknya moral juga membutuhkan
hukum karena moral akan berada di awang-awang bila tidak diungkapkan dalam
masyarakat secara eksplisit dalam bentuk hukum. Dari kasus diatas menurut saya
perbuatan yang dilakukan oleh nenek Minah memang memenuhi unsur Pasal 362 KUHP
tentang pencurian. Akan tetapi apabila nenek Minah dihukum menurut saya itu sudah
keluar dari moral. Karena dalam kasus ini nenek Minah yang sudah usia lanjut ditambah
yang dia curi hanyalah 3 biji kakao yang harganya tidak seberapa dan juga sudah
dikembalikan dan memohon maaf. Jadi menurut saya walaupun hukum dan moral berdiri
sendiri tetapi keduanya memiliki hubungan yang erat jadi moral tetap harus
dipertimbangkan dalam memutuskan suatu hukum. Suatu hukum yang ditegakkan harus
mempertimbangkan sisi moral. Hukum praktis yang merupakan pemaknaan hukum tidak
hanya berdasarkan aturan-aturan tetapi hukum harus mampu melakukan perubahan
terhadap masyarakat agar lebih tertib serta hukum itu sendiri harus mengandung nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat sangatlah diperlukan dalam penegakan hukum. Sehingga
penegakan hukum tidak hanya semata-mata tertuju pada aturan yang ada karena bisa jadi
aturan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan apabila diterapkan apa adanya.
Kaitannya dengan kasus diatas adalah dalam setiap penegakan hukum lebih khususnya
memberikan putusan, seharusnya dalam putusan tersebut mengandung unsur moral dan
keadilan karena kedua unsur ini sangatlah penting dan menjadi landasan dalam penegakan
hukum serta adanya hukum praksis yang dirasa sangat memahami rasa keadilan
masyarakat karena berdasarkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat tersebut.
5. Hukum yang ada di Indonesia yaitu peraturan perundang-undangan terdapat unsur moral
didalamnya, karena ada kata ‘menimbang” dalam pembukaannya. Maksud dari
menimbang atau Konsiderans dalam suatu peraturan perundang-undangan memuat uraian
singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
peraturan perundang-undangan tersebut. Demikian yang dijelaskan dalam buku yang
berjudul “Ilmu Perundang-undangan: Proses dan Teknik Pembentukannya”. Dalam hal
penegakan hukum seringkali ada bentrokan antara keadilan dan moral dengan kepastian
hukum sesuai jawaban saya pada soal nomer 2. Karena Indonesia menganut civil law yang
pada dasarnya setiap putusan harus berdasar peraturan yang ada, kecuali peraturan belum
ada atau belum lengkap. Maka dari itu seorang hakim harus berperan aktif dalam
melakukan penemuan hukum. Dari kasus nenek Minah diatas menurut saya untuk
memenuhi hukum tidak boleh pandang bulu maka nenek Minah harus tetap diberi hukuman
akan tetapi tetap harus memperhatikan unsur moral didalamnya. Sehingga hakim
memberikan keadilan bagi PT Rumpun Sari Antan dan memberikan hukuman yang tidak
memberatkan nenek Minah.

Anda mungkin juga menyukai