Anda di halaman 1dari 3

3.

Hasil
Untuk menguji efektivitas strategi P-LEA, penilaian dibagi dalam2 kategori yaitu :
tingkat pengetahuan tentang proses penyakit, efek samping pengobatan, dan hal-hal
yang harus diperhatikan untuk mencegah komplikasi dari penatalaksanaan serta
ketertarikan dalam belajar yang ditunjukkan oleh caregiverseperti yang diinstruksikan.
3.1. Pengetahuan
Untuk mengukur variabel dependent, NOC Knowledge dilakukan. 3 pengukuran
didapatkan sebelum instruksi dan dua pengukuran didapatkan setelah instruksi; satu
pengukuran langsung setelah program P-LEA, dan satu setelah 30 hari program berakhir.

Diagram 1. Tingkat pengetahuan caregiver anak dengan ALL.


Teaching: kelompok intervensi program P-LEA (n=30)

Observasi berikut dapat berfokus pada level pengetahuan caregiver anak dengan
ALL. Berdasarkan diagram 1, sebelum implementasi program P-LEA, hampir setengan dari
caregiver telah memiliki pengetahuan sedang tentang subjek-subjek yang diajarkan. Setelah
implementasi program, lebih dari ¾ caregiver memiliki level pengetahuanlanjut (extensive);
peningkatan lebih jauh sebanyak 10% terlihat pada pengukuran kedua setelah intervensi.
Hasil tersebut diperoleh menggunakan indikator-indikator yang dikembangkan berdasarkan
NOC : “management of the cancer” dan “Disease process”
3.1.1. Indikator NOC “Disease Process”
Sebelum intervensi edukasional, kurang dari setengah caregiver menunjukkan
pengetahuan cukup tentang indikator “disease process”. Secara langsung setelah program
P-LEA, pengetahuan menjadi extensive (lanjut) didapatkan pada lebih dari ¾ caregiver.
Pada pengukuran kedua setelah intervensi, pengetahuan meningkat 10%.
3.1.2. Indikator NOC
“Hal-hal yang harus diperhatikan unuk mencegah komplikasi”
Sekilas lebih dari setengah caregiver menunjukkan pengetahuan cukup mengenai
hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah komplikasi sebelum implementasi program
P-LEA. Setelah implementasi program, semua pengetahuan meningkat menjadi
pengetahuan lanjut (extensive), dan tingkat pengetahuan ini dapat dipertahankan hingga
pada pengukuran kedua setelah intervensi.

3.1.3 Efek Merugikan dari Obat: Indikator (NOC)


Kurang dari separuh caregivers menunjukkan pengetahuan substansial sebelum
pelaksanaan program P-LEA, dan dipengukuran pertama setelah implementasi ini,
mayoritas pengetahuan caregivers meningkat menjadi pengetahuan ekstensif, yang
dipertahankan dalam pengukuran kedua setelah mengikuti program.
Analisis statistik dilakukan menggunakan uji t Student untuk sampel berpasangan.
Dalam pre-intervensi kelompok instruksi, mean adalah 16,6 (95% CI, SD 3,9). Dalam
pengukuran pertama post intervensi kelompok instruksi, diperoleh rata-rata 25,53, dengan
SD 1,9 dan CI 95%. Dalam pengukuran kedua post-intervensi, rata-rata 25,27 dengan SD
4,9 dan 95% CI diperoleh. Rata-rata pengukuran pre-intervensi dan post intervensi pertama
kelompok instruksi berbeda secara signifikan (p = .000). Skor rata-rata yang diperoleh
sebelum intervensi berbeda dari yang diperoleh dalam pengukuran pasca intervensi
pertama (p = .000). Perbedaan antara pengukuran kedua dan yang ketiga tidak signifikan (p
= .782).

Gambar 2. Rata-rata pre dan post intervensi mengengenai pengetahuan caregivers dari
anak dengan acute lymphoblastic leukimia.
3.2 Hasil Penting untuk Dipelajari oleh Caregivers
Sebagai penyedia perawatan, caregivers harus mengembangkan keterampilan
belajar mereka untuk lebih membantu anak-anak mereka melalui pengobatan onkologi, dari
menjalani proses penyakit hingga memberikan perawatan, implikasi dan efek dari perawatan
kemoterapi dan nutrisi yang mereka berikan kepada anak berbeda mengikuti tahapan
penyakit.
Minat pengasuh dalam belajar hanya dievaluasi selama pengembangan intervensi
instruksional. Evaluasi ini terjadi selama sesi program P-LEA: “proses penyakit",
"pengobatan ALL", "rekomendasi untuk memberi makan anak dengan ALL", dan "perawatan
imunosupresi pada anak-anak dengan ALL ”.
Dalam sesi "proses penyakit" dan "pengobatan ALL", mayoritas caregivers selalu
menerima instruksi (86,7%), dan tiga perempat selalu menghargai instruksi (73,3%). Namun,
hanya separuh yang terkadang merespons instruksi (46,7%). Dalam sesi “rekomendasi
untuk memberi makan anak dengan ALL”, mayoritas caregivers selalu menerima instruksi
(90%), 63,3% menanggapi instruksi, dan 73,3% menghargai instruksi. Dalam sesi
"perawatan imunosupresi pada anak-anak dengan ALL", mayoritas caregivers selalu
menerima instruksi (96,7%), dan 93,3% menilai instruksi. Lebih dari setengah populasi
hampir selalu (53,3%) menjawab untuk instruksi.

Anda mungkin juga menyukai