Anda di halaman 1dari 9

THE EFFECT OF BUDGET EMPHASIS AND INFORMATION

ASYMMETRY ON THE RELATION BETWEEN BUDGETARY


PARTICIPATION AND SLACK

(ARTIKEL 10)
TUGAS KE 9 – SEMINAR AKUNTANSI

LITERATURE REVIEW

1. JUDUL TOPIK
Berdasarkan latar belakang masalah pada jurnal ini bahwa peneliti ingin
menguji apakah terdapat interaksi antara Budgetary Perticipation dan Budgetary
Emphasis, information Asymmetry terhadap Budgetary Slack. Maka dari itu
peneliti membuat jurnal ini dengan judul “The Effect of Budget Emphasis and
Information Asymmetry on The Relation Between Budgetary Participation
and Slack”.

2. MODEL PENELITIAN
Model Penelitian pada artikel ini adalah sebagai berikut:

Budgetary Budgetary Slack


Participation

-Budget Emphasis
-Information Asymmetry

3. TEORI NORMATIF
Teori Normatif pada artikel ini adalah:
 Teori Kontijensi
Pendekatan kontinjensi menarik minat para peneliti karena mereka ingin
mengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen
akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Berdasarkan
teori kontinjensi maka terdapat faktor situasional lain yang mungkin akan
saling berinteraksi dalam suatu kondisi tertentu. Diawali dari pendekatan
kontinjensi ini maka muncul lagi kemungkinan bahwa desentralisasi juga
akan menyebabkan perbedaan kebutuhan informasi akuntansi manajemen.

 Teori Keagenan
Teori keagenan adalah teori yang mendeskripsikan hubungan antara
pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai
agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham
untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih,
maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua
pekerjaannya kepada pemegang saham.

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih


orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa
atas nama principal serta memberi wewenang kepada agen membuat
keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut
mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka
diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan
prinsipal.

4. TEORI EMPIRIS
 Partisipasi oleh bawahan dapat mengakibatkan generasi slack budgets
(Antle dan Eppen 1985). Merchant (1985a),Lukka (1988),dan Young (1985)
mendefinisikan slack budgets sebagai penggabungan, mengungkapkan jumlah
anggaran yang membuatnya lebih mudah untuk dicapai.
 Williamson (1964) menyimpulkan bahwa bawahan manager akan
mencoba untuk mempengaruhi budget-setting process dan memperoleh slack
budgets. Magee (1980) mengusulkan bahwa timbal balik yang diharapkan
principal (atasan) dapat ditingkatkan dengan akses ke memegang informasi
lokal oleh agen (anak buah) sebelum menetapkan anggaran, partisipasi anak
buah dalam proses pengaturan penganggaran memberikan principal
kesempatan untuk mendapatkan akses ke informasi lokal (Baiman 1982;
Baiman dan Evans 1983; Magee 1980) yang memungkinkan anak buah untuk
berkomunikasi atau mengungkapkan beberapa informasi pribadi mereka yang
dapat dimasukkan ke dalam standar atau anggaran terhadap kinerja mereka
yang akan dinilai (Baiman dan Evans 1983).
 Argumen utama untuk upaya agen untuk membangun kelonggaran dalam
anggaran mereka adalah untuk meningkatkan prospek kompensasi mereka.
Jika bawahan menganggap penghargaan mereka bergantung pada pencapaian
anggaran, mereka mungkin mencoba untuk membangun kelonggaran ke
dalam anggaran mereka melalui proses partisipasi (lihat, misalnya, Lowe and
Shawn 1968; Schiff and Lewin 1968, 1970; Waller 1988). Dengan demikian
penekanan anggaran dalam evaluasi kinerja mendorong terciptanya
kelonggaran anggaran (Baiman dan Lewis 1989).

5. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis pada penelitian ini adalah:

Ha1: Terdapat interaksi antara Budgetary Participation dan Budget Emphasis,


Information Asymmetry terhadap Budgetary Slack.

6. UNIT ANALISIS
Unit analisis dalam penelitian ini adalah populasi dari organisasi manufaktur
di Sydney, Australia, area metropolitan menggunakan Kompass Australia (1988).
Responden berjumlah 79 manajer dan rata-rata berumur 42 tahun dengan
pengalaman kerja rata-rata 13 tahun. Mereka telah memegang tanggung jawab
tersebut rata-rata 4,5 tahun. Jumlah rata-rata karyawan yang menjadi tanggung
jawab mereka berjumlah 102.
7. DEFINISI PERUSAHAAN DAN PENGUKURAN TIAP VARIABEL

Variabel Definisi Pengukuran


Budgetary Slack Perbedaan antara Diukur dengan
anggaran yang dinyatakan menyebarkan kuisioner
dan estimasi anggaran ke sampel yang telah
terbaik yang secara jujur ditentukan. Hasil dari
dapat diprediksikan. responden ini berikutnya
Manajer menciptakan akan dilanjutkan untuk
slack dengan pengujian hipotesis.
mengestimasikan
pendapatan lebih rendah
dan biaya lebih tinggi.
Budgetary Participation Tingkat keterlibatan dan Variabel ini
pengaruh individu dalam menggunakan enam item
penyusutan anggaran. instrumen yang
Partisipasi anggaran sebelumnya pernah
meliputi beberapa digunakan oleh Milani
pertanyaan mengenai hal- (1975).
hal yang dapat
mempengaruhi partisipasi
manajer dalam
penyusunan anggaran.
Information Asymmetry Suatu kondisi diamana Variabel ini
ada satu pihak memiliki menggunakan enam
informasi yang lebih baik instrumen dengan tujuh
daripada pihak yang lain. poin skala likert yang
Dalam konteks sebelumnya pernah
perusahaan, manajer dijelaskan dalam literatur
memiliki informasi yang Chow (1983), Chow et al.
lebih baik tentang kondisi (1988), dan Waller dan
perusahaan dibandingkan Chow (1985).
dengan investor yang
tidak terlibat dalam
manajemen.
Budget Emphasis Desakan dari atasan pada Variabel ini
bawahan untuk menggunakan delapan
melaksanakan anggaran item instrumen dengan
yang telah dibuat dengan tujuh poin skala likert
baik, yang berupa sangsi yang sebelumnya pernah
jika kurang dari target digunakan oleh
aggaran dan kompensasi Brownell’s (1982).
jika mampu melebihi
target anggaran.

8. ALAT ANALISIS
Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan alat analisis persamaan regresi
berganda dan juga analisis statistik deskriptif.

9. PENJELASAN TABEL
Hasil pengukuran instrument budgetary slack dengan kisaran teori 4-28 dan
kisaran sesungguhnya antara 4-25 dengan nilai titik tengah 13,528 berarti ini
menunjukkan bahwa penerapan budgetary slack dalam penelitian cukup tinggi,
sedangkan perbandingan antara kisaran sesungguhnya dengan kisaran teoritis
menunjukkan bahwa tidak ada jawaban responden pada titik ekstrim (rendah atau
tinggi).

Hasil pengukuran instrument budgetary participation dengan kisaran teori 6-


42 dan kisaran sesungguhnya antara 6-42 dengan nilai titik tengah 31,361 berarti
ini menunjukkan bahwa penerapan budgetary participation dalam penelitian
cukup tinggi, sedangkan perbandingan antara kisaran sesungguhnya dengan
kisaran teoritis menunjukkan bahwa tidak ada jawaban responden pada titik
ekstrim (rendah atau tinggi).

Hasil pengukuran instrument information asymmetry dengan kisaran teori 24-


42 dan kisaran sesungguhnya antara 24-42 dengan nilai titik tengah 31,972 berarti
ini menunjukkan bahwa penerapan instrument information dalam penelitian cukup
tinggi, sedangkan perbandingan antara kisaran sesungguhnya dengan kisaran
teoritis menunjukkan bahwa tidak ada jawaban responden pada titik ekstrim
(rendah atau tinggi).

Hasil pengukuran instrument budget emphasis dengan kisaran teori 1-7 dan
kisaran sesungguhnya antara 2-7 dengan nilai titik tengah 5,778 berarti ini
menunjukkan bahwa penerapan budget emphasis dalam penelitian cukup rendah,
sedangkan perbandingan antara kisaran sesungguhnya dengan kisaran teoritis
menunjukkan bahwa tidak ada jawaban responden pada titik ekstrim (rendah atau
tinggi).
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan R2 sebesar 0,30 berarti variasi
variabel dependen (budgetary slack) 30% bisa dijelaskan oleh variabel independen
(budget participation, information asymmetry, budget emphasis, interaksi P
dengan I, interaksi P dengan B, interaksi I dengan B, dan interaksi P dengan I
dengan B). Sedangkan, sisanya 70% dijelaskan oleh variabel lain. Nilai F= 3,90
dengan tingkat signifikan 0,001. Karena probabilitas (0,001) jauh lebih kecil dari
0,05, maka model regresi dapat digunakan.

Hipotesis 1 menguji pengaruh interaksi budget participation dan information


asymmetry terhadap slack. Dari tabel 2 tampak nilai b4 = 0,163 dan nilai t-hitung
= 1,98 dengan probabilitas 0,052 lebih besar dari 0,05. Hasil regresi ini
menghasilkan koefisien interaksi b4 positif dan tidak signifikan.

Hipotesis 2 menguji pengaruh interaksi budget participation dan budget


emphasis terhadap slack. Dari tabel 2 tampak nilai b5 = 0,862 dan nilai t-hitung =
1,88 dengan probabilitas 0,065 lebih besar dari 0,05. Hasil regresi ini
menghasilkan koefisien interaksi b3 positif dan tidak signifikan.

Hipotesis 3 menguji pengaruh interaksi information asymmetry dan budget


emphasis terhadap slack. Dari tabel 2 tampak nilai b6 = 0,933 dan nilai t-hitung =
2,10 dengan probabilitas 0,040 lebih kecil dari 0,05. Hasil regresi ini
menghasilkan koefisien interaksi b3 positif dan signifikan.

Hipotesis 4 menguji pengaruh interaksi budget participation dan information


asymmetry dan budget emphasis terhadap budgetary slack. Dari tabel 2 tampak
nilai b7 = -0,029 dan nilai t-hitung = -2,16 dengan probabilitas 0,035 lebih kecil
dari 0,05. Hasil regresi ini menghasilkan koefisien interaksi b7 negatif dan
signifikan.
Informasi dalam tabel 3 digunakan untuk grafik interaksi tiga arah yang
ditunjukkan pada gambar 1. Kedua grafik menggambarkan bahwa slack akan
sangat rendah ketika information asymmetry, participation, dan budget emphasis
semua tinggi, dan slack akan sangat tinggi ketika semua predictor rendah. Grafik
juga menggambarkan bahwa slack akan lebih tinggi bila budget emphasis rendah
daripada tinggi.

10. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara participation dan
slack adalah bergantung pada budget emphasis dan information asymmetry, tapi
bertentangan arah dengan harapan. Hasil penelitian ini memberikan bukti untuk
utilitas participative budgeting, dan sedikit dukungan untuk pandangan bahwa
participation yang tinggi dapat mengakibatkan peningkatan slack ketika dua
prediktor lainnya tinggi. Meskipun participation dapat menyebabkan bawahan
untuk memasukkan slack dalam anggaran, hasil menunjukkan bahwa
participation saja mungkin tidak cukup. Temuan menunjukkan bahwa hasil
pengurangan slack dari participation, kecuali bila budget emphasis rendah. Pada
penelitian ini juga terdapat beberapa kemungkinan keterbatasan yaitu:
 Sampel yang digunakan hanya berasal dari perusahaan manufaktur di Sydney,
Australia sehingga diperlukan kehati-hatian untuk menggeneralisasi hasil
penelitian terhadap organisasi lain.
 Variabel-variabel peguji yang digunakan kurang di eksplor, hanya budgetary
participation, budget emphasis, dan information asymmetry.
 Penggunaan metode cross-sectional survey kurang tepat untuk meneliti
mengenai budgetary slack.

Anda mungkin juga menyukai