Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ARTIKEL TEKNIK LISTRIK

(LISTRIK 1 FASA DAN 3 FASA)

OLEH :

MANGGIH RIDHO (13050524041)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2015
TEKNIK LISTRIK TERAPAN

1.1. PENGERTIAN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

Yang dimaksud dengan listrik arus bolak – balik adalah listrik ( tegangan / arus ) yang
berubah-ubah arah dan nilainya terhadap waktu.

Arus Berkurang
pada arah Posistif
1+

Perubahan
Positif Arus Berkurang
pada arah Posistif

0 1/3
Perubahan
Negatif
Arus Bertambah
Arus Bertambah
pada arah Negatif
pada arah Negatif

1-

Sinusioda listrik arus bolak- balik

Waktu yang dibutuhkan oleh arus bolak-balik untuk kembali pada harga / nilai dan arah
yang sama disebut dengan periode. Sedangkan jumlah periode dalam 1 ( satu ) detik
disebut dengan frekwensi.

Dari karakteristik arus bolak-balik yang disebut dengan sinusioda tersebut, maka
terdapat nilai-nilai :

 Tegangan / arus sesaat


 Tegangan / arus puncak / maksimum
 Tegangan / arus efektif

Tegangan Arus

Nilai sesaat : e = V sin  t i = sin  t

Nilai maks : V = V I =I

Nilai efektif : Vef = V / √2 Ief = I / √2


Nilai efektif adalah nilai yang terukur pada alat ukur (Volt meter /Amper meter)

Misalnya tegangan dirumah : 220 volt atau 380 volt.

1.2. LISTRIK ARUS BOLAK BALIK 3 FASA

Yang dimaksud dengan listrik arus bolak – balik 3 fasa adalah lisrik arus bolak – balik
yang terdiri dari 3 ( tiga ) keluaran yang disebut dengan fasa, dengan bentuk sinusiode
dimana besar / nilai tegangannya sama, frekwensi sama tetapi masing – masing
berbeda 1/ 3 periode ( 120 0 ).

Generator arus bolak – balik sebagai sumber listrik arus bolak-balik 3 fasa, konstruksi
letak belitan induksinya masing – masing berbeda sudut 120 0.

K
U3

S U
K 1200
K M
U
2 M

U
+
3
U U1 U2 U3

U
1 t

1200

U
2

Diagram Generator Arus Bolak-Balik 3 Fasa


1.3. TEGANGAN DAN ARUS 3 FASA

Tegangan dan arus keluaran dari generator atau trafo dapat dibedakan berdasakan
hubungan antar belitannya

Il

R
– Tegangan setiap belitan disebut dengan
If tegangan fasa = Ef
EL
EF – Tegangan antar fasa disebut dengan
tegangan line = El
EF
If N – El = Ef .  3
EL
– Arus yang keluar dari belitan disebut
Il
If arus fasa If dan arus yang keluar dari
EF S terminal disebut arus line Il . Arus line
Il EL besarnya sama dengan arus fasa : Il
= If

HUBUNGAN DELTA
Il

EF EF R
EL EL – Tegangan line besarnya sama degan
If I tegangan fasa : El= Ef
f
If Il
– Arus line besarnya sama dengan arus
fasa dikalikan  3
EF
EL – Il = If .  3
Il
S
1.4. DAYA LISTRIK 3 FASA

1.4.1. Hubungan Bintang

R Il.1

If.3
EF
EL
N EL
EF

S Il.2
If.3 EF

T EL
Il.3

Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3

P3Ø = P1 + P2 + P3

= ( If.1 x Vf.1 x Cos  1 ) + ( If2x Vf2 x Cos 2 )+( If3 x Vf3 x Cos  3 )

Bila tegangan dan beban seimbang, maka:

P3 Ø = 3 x ( If x Vf x Cos  )

Diketahui bahwa :

Vl
Vf = ------- dan If = Il

 3
Maka :

3 x Vl x Il x Cos 
P 3 Ø = -------------------------

 3

Atau :

P 3 Ø =  3 x Vl x Il x Cos
1.4.2. Hubungan Segi-tiga

Il1

EF EF
EL
EL

If3 If2 Il2


EF
EL

Il3

Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3

P3Ø = P1 + P2 + P3

= ( If.1 x Vf.1 x Cos  1 )+ ( If.2x Vf.2 x Cos 2 )+ ( If.3 x Vf.3 x Cos  3 )

Bila tegangan dan beban seimbang,maka:

P3 Ø = 3 x ( If x Vf x Cos  )

Diketahui bahwa :

Il
If = ------- dan Vf = Vl

 3

Maka :

3 x Vl x Il x Cos 
P 3 Ø = -------------------------

 3

Atau :

P3 Ø =  3 x Vl x Il x Cos 
1.4.3. Beban Pada Arus Bolak-Balik

Pada sistem arus searah hanya mengenal beban resistive ( R ), tetapi pada sistem
arus bolak balik beban merupakan “ Impedansi” ( Z ) yang biasa dibentuk dari unsur :

 Beban Resistip ( R )
 Beban Induktip ( Xl )
 Beban Kapasitip ( Xc )

A. Beban Resistip

 Energi listrik diubah menjadi energi panas atau mekanik


 Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi daya aktip
 Ternasuk beban resistip murni adalah lampu pijar, setrika listrik, heater
 Gelombang sinusioda arus berhimpit dengan tegangan atau sudut fasanya
sama dengan nol sehingga faktor daya sama dengan satu (  = 0 dan cos
=1)
P. I .U

+ + +

B. Beban Induktip

 Energi listrik yang diserap diubah menjadi medan magnet


 Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi daya
reaktip induktip
 Ternasuk beban induktip murni adalah reaktor dan kumparan
 Gelombang sinusioda arus ketinggalan 90 terhadap tegangan , atau sudut
fasanya sama dengan 90  sehingga cos  = 0

P.I.U

U P I

+ +

C. Beban Kapasitip

 Energi listrik yang diserap menghasilkan energi reaktip


 Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi daya
reaktip kapasitip
 Ternasuk beban reaktip murni adalah kapasitor
 Gelombang sinusioda arus mendahului 90 terhadap tegangan , atau sudut
fasanya sama dengan 90  sehingga cos  = 0
P.I.U

U P I

+ +

Sifat hambatan L (XL) dengan C (XC) saling bertentangan atau saling meniadakan.

XL = 2π.f.L,

1
XC =
2fC

XL dan XC merupakan bagian imajiner dari impedansi

Hubungan dari tiga beban digambarkan sebagai berikut :


Z = R + JXL Z = R - J XC

R
φ V
Z
-XC
Z XL
φ
V
R

(a

Z = R - J XL - J XC
Z = R - J XL - J XC
(JXL < JXC)
(JXL > JXC)
XL
-XC Z
R V
φ
XL φ -XC
Z V

(b)

R Z -XC
V
φ
XL φ
Z V
XL
(c)

-XC
1.5. DAYA PADA ARUS BOLAK-BALIK

Karena beban Z mempunyai/membentuk pergeseran sudut terhadap V (sebagai


referensi) maka arus beban Ib yang mengalirpun membentuk sudut yang sama searah
dengan sudut dari Z sebesar φ.

Hal ini berakibat timbulnya 3 macam daya.

a. Daya aktip : P ( Watt )


b. Daya reaktip : Q ( VAR )
c. Daya semu : S ( VA )

Hubungan dari ketiga macam daya tersebut kita kenal sebagai “segitiga daya”.

P
φ S

Q Q
S
φ
P

Beban bersifat induktif Beban bersifat kapasitif

Penjumlahan Vektor P dan Q

S= P+jQ
P

Atau φ
Q
S =  P² + Q²
S

Rumus-rumus Daya

1 Fasa 3 Fasa

S = VxI S = V x I x √3 (VA)
P = V x I x cos  P = V x I x √3 x cos  (Watt)

Q = V x I j X sin  Q = V x I x √3 j X sin  (VAR)

V = Tegangan Phasa-netral (220 Volt)

I = Arus Phasa

Rumus Dasar Arus Bolak Balik 1 phasa

Anda mungkin juga menyukai