I. BIOGRAFI SINGKAT
PENGALAMAN KERJA:
3) KONTIGENSI
Sri Mulyani adalah seorang pemimpin transformasional dan
sekaligus pemimpin transaksional yang berkarakter, dia memegang
teguh etika kerjanya dan memiliki integritas yang kuat sehingga
terkenal sebagai pemimpin yang bersih dari faktor KKN (kolusi,
korupsi dan nepotisme). Dia berani mengambil resiko, melawan
arus birokrasi yang ada yang sudah berjalan bertahun-tahun dan
mengakar dengan kuat dengan cara melakukan pembaharuan dan
reformasi proses birokrasi di departemen keuangan dan
departemen terkait lainnya, seperti bea cukai, perpajakan, yang
terkenal kuat dengan citra KKN. SMI juga menerapkan sistem
reward dan punishment untuk memacu proses reformasi birokrasi
(misal; menaikkan pendapatan pegawai departemen keuangan
tetapi menekankan transparansi dan akuntabilitas pegawai;
mendorong setiap daerah agar menerapkan desentralisasi fiskal
tetapi juga bersikap tegas ketika ada daerah yang terlambat
membelanjakan anggaran). Tidaklah mengherankan bila kemudian
dia mendapatkan beberapa penghargaan internasional atas
prestasinya memimpin departemen keuangan dan sebagai mentri
koordinator perekonomian sebagai mentri keuangan terbaik Asia
tahun 2006, dan beberapa penghargaan internasional lainnya yang
sangat membanggakan bangsa Indonesia.
Walaupun demikian ada kasus besar yang menghadang
SMI mendekati akhir masa 5 tahun jabatannya yaitu kasus Bank
Century. SMI bersama dengan Direktur BI pada saat itu dituduh
mengambil keputusan yang kurang tepat dan mengakibatkan
kerugian negara, walaupun sampai saat makalah ini ditulis, hal
tersebut tidak dapat dibuktikan. Kesimpulan yang dapat dikatakan
disini adalah SMI berada pada situasi yang sulit waktu itu, dan
siapapun yang berada pada posisinya akan dihadapkan pada
alternatif pilihan-pilihan yang memang tidak mengenakkan, tetapi
sebagai pemimpin dia tetap harus melakukan pilihan dan
mengambil keputusan, setelah berkonsultasi dengan pihak-pihak
yang terkait dan kompeten; walaupun pada akhirnya hal tersebut
berbalik menjatuhkan dirinya. Sehingga dia harus menyerahkan
jabatannya dan mengambil posisi lain yang ‘ternyata’ bahkan
bersifat lebih internasional dan sebenarnya merupakan ‘promosi’
bagi seorang mentri keuangan, mengingat sejarah posisi yang
sekarang dipegangnya di Bank Dunia, selalu diduduki oleh para
‘mantan’ mentri keuangan yang mempunyai ‘track record’
internasional yang baik dan berintegritas.
Belakangan kasus besar lainnya yang terungkap setelah
kepergian SMI adalah tentang mafia pajak dan peradilan melalui
kasus Gayus Tambunan. Kembali SMI dikaitkan dengan
pertanyaan seberapa efektifnya reformasi departemen keuangan
yang dilakukan dimasa dia memimpin. Kasus Gayus mendapatkan
perhatian media yang sangat besar mengingat jumlah uang,
perusahaan dan nama-nama besar yang terlibat. Walaupun
demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa terlepas dari kasus Gayus
ini, dirjen pajak berhasil menambah jumlah WP yang mempunyai
NPWP dan jumlah penerimaan penghasilan negara melalui
program sunset policy yang juga merupakan salah satu program
kerja SMI; dan tidak dapat dipungkiri bahwa diperlukan waktu
yang lebih lama dan dukungan dari semua pihak untuk benar-benar
memberantas KKN, terlalu absurd bila semua pihak mengharapkan
hasil yang instan dari reformasi tersebut, karena semua pihak juga
mengakui bahwa KKN sudah terlalu mengakar keseluruh bagian
dari republik ini, tidak hanya disistem tetapi yang lebih berat lagi
bahkan sudah merasuk ke hampir semua pekerja dipemerintahan,
oleh sebab itu, upaya yang digulirkan oleh SMI seharusnya
didukung oleh semua pihak, bukan hanya menyetujui apa yang
ingin dilakukannya tetapi yang lebih penting adalah turut
melakukan aksi nyata untuk mendukung reformasi birokrasi
tersebut. Hasil sudah mulai terlihat dengan adanya perbaikan
disana sini tetapi perjuangan tersebut masih jauh dari selesai.
Tidaklah mengherankan bila kemudian banyak pihak yang
‘terganggu’ dengan sepak terjang SMI, sehingga ketika ada
kesempatan untuk menjungkalnya melalui kasus Bank Century,
beberapa pihak dengan bersemangat mempolitisir dan
melakukannya. Walaupun disatu sisi hal tersebut menunjukkan
bahwa SMI kurang bisa bermanuver dalam politik, tetapi dilain
pihak hal tersebut justru menunjukkan bahwa SMI memang
mempunyai integritas yang tinggi dan prinsip yang kuat. Hal inilah
yang justru menjadikan dia sebagai ikon dari pejabat publik yang
berintegritas.
Sri Mulyani Indrawati menjalankan gaya kepemimpinan
yang transaksional dan transformasional pada saat yang bersamaan
selama masa kepemimpinannya. Kepemimpinan transaksionalnya
terlihat pada saat dia menekankan agar pegawainya bersikap
terbuka, akuntabel dan melayani publik dan dia juga memberikan
peningkatan remunerasi sebagai imbalannya, sedangkan untuk
kepemimpinan transformasionalnya saat dia melakukan
pembaharuan dan reformasi birokrasi d idepartemen-departemen
yang dipimpinnya, dia memberikan contoh tentang apa yang harus
dilakukan, dia mendorong agar anak buahnya menjadi lebih baik
dan bertransformasi meninggalkan citra yang buruk, dia
menginspirasi orang banyak untuk mempertahankan inegritas dan
etika yang baik sebagai pejabat publik.
SMI juga telah membuktikan bahwa dia mempunyai
kualitas-kualitas dan cirri-ciri sebagai pemimpin yang efektif;
seperti berintegritas, beretika, mempunyai visi dan misi yang jelas,
berani membuat tindakan/keputusan, berani menempuh resiko,
memberikan rewards dan punishment, membawa dan melakukan
perubahan, memenuhi target yang diharapkan, dan bertanggung-
jawab dan akuntabel atas keputusannya, serta masih banyak lagi
kualitas lainnya. Dari segi kompetensi inti atau skill, SMI memiliki
intelektualitas dan pengalaman dibidang perekonomian dan dunia
internasional yang sangat baik bahkan diakui oleh pihak
internasional serta memiliki kemampuan konseptual yang baik.
Hal yang sebaiknya ditingkatkan oleh SMI dimasa
mendatang adalah kenyataan bahwa untuk mengatasi keadaan
KKN di Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama, dia harus
mendapatkan dukungan yang kuat dari sesama pejabat publik
lainnya; dia harus menggalang kekuatan dan solidaritas mulai dari
orang-orang disekitarnya dan juga orang-orang yang berada pada
level yang sama, tanpa mengorbankan integritas dan etika publik
yang dimilikinya. SMI harus mengusahakan sinergi antar golongan
yang berbeda, hal ini tidak mudah tetapi harus diupayakan untuk
mendapatkan dukungan yang kuat dan total atas program kerjanya.
Sampai saat ini dukungan terhadap SMI tidak pernah surut.
Pada akhir November 2010, sekelompok penggemarnya
meluncurkan buku setelah sebelumnya meluncurkan
srimulyani.net, ditambah dukungan dari dunia maya, dimana
berpuluh ribu pendukungnya menyatakan secara terbuka agar SMI
mencalonkan dirinya sebagai calon presiden 2014. Saat ini, semua
pihak menunggu, baik para pendukung maupun yang tidak, apa
yang akan terjadi menjelang 2014, apakah SMI akan mencalonkan
dirinya? apakah SMI dapat menarik banyak pendukung? Apakah
SMI benar-benar mau terjun ke dunia politik praktis?
DAFTAR PUSTAKA