KAJIAN PUSTAKA
Banyak istilah yang digunakan untuk pengertian manajemen sumber daya manusia,
yaitu antara lain manajemen sumber daya manusia, manajemen sumber daya insan,
manusia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping
faktor lain seperti modal. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan
baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisien organisasi sebagai salah satu fungsi
dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM).
Karena itu peranan manajemen sumber daya manusia adalah untuk mengelola unsur
manusia seefektif mungkin agar diperoleh suatu tenaga kerja yang puas dan memuaskan.
Sebelum memasuki definisi manajemen sumber daya manusia, penulis akan menguraikan
Menurut melayu S.P Hasibuan (2002:1), manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Marihot Tua Efendi Hariandja (2002:2) mengemukakan sumber daya manusia yang
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat”.
Menurut Sadili Samsudin (2006:22), manajemen sumber daya manusia adalah suatu
balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan secara
tertentu.
Husein Umar (2003:3) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
sebagai :
manusia adalah
kerja”.
Dari berbagai pengertian diatas, bahwa peranan manusia menjadi faktor penentu
tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya namun tidak dapat
dipungkiri bahwa manusia tidak dapat menghasilkan sesuatu tanpa adanya faktor
produksi lainnya.
2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan
pemberhentian pegawai.
kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bentuk
bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan, dengan
Pengarahan adalah kegiatan memberikan petunjuk kepada pegawai agar mau bekerja
sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi.
4). Pengendalian
pekerjaan.
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk
dan moral pegawai melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan dan latihan yang
diberikan hendaknya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa
disisi lain pihak pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.
Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan cukup sulit dalam manajemen
mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sampai pensiun.
kebutuhan sebagian besar pegawai serta berpedoman kepada internal dan eksternal
konsistensi.
5). Pemberhentian (Separation)
meningkat. Agar diketahui adanya peningkatan atau penurunan terhadap tingkat prestasi
kerja maka perlu diadakan program penilaian prestasi kerja dapat pula memberikan
informasi untuk menentukan kebijakan manajemen sumber daya manusia tentang apa
Menurut marihot Tua Effendi Hariandja (2002:195), penilaian prestasi kerja adalah
pendapat diatas, penilaian prestasi kerja pegawai adalah suatu proses penilaian kerja
pegawai yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan
prestasi merupakan suatu proses dimana organisasi menilai kinerja karyawannya dengan
kebijaksanaan selanjutnya.
perusahaan.
pada gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan,
karya dan prestasi pribadi serta potensi laten karyawan dengan cara memberikan umpan
pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. Pada gilirannya, usaha ini akan membantu
perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan terampil yang cukup
tingkat gajinya atau imbalannya sebagai bagian dari kebijakan sistem imbalan yang
baik.
pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya. Dengan demikian jalur komunikasi dan
dialog akan terbuka dan dengan demikian diharapkan bahwa proses penilaian prestasi
serta pengetahuan yang didapat dari pengalaman dalam bidangnya dan pengalaman lain
kemampuan berinisiatif.
g. Tanggung Jawab, yaitu tanggung jawab terhadap tugasnya, hasil tugas dan
i. Kesehatan, yaitu cara karyawan menjaga kebersihan dan menjaga kesehatan dirinya
Pada metode ini, evaluasi subyektif dilakukan oleh penilaian terhadap prestasi kerja
karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi hanya didasarkan
Formulir penilaian prestasi biasanya diisi oleh atasan langsung dengan menandai
Metode peristiwa kritis merupakan metode penilaian yang mendasarkan pada catatan-
catatan penilaian yang menggambarkan prilaku karyawan sangat baik atau sangat
peristiwa-peristiwa kritis.
metode peninjauan lapangan (field review). Dengan metode ini, wakil ahli
penilaian mereka.
Bila jumlah pekerjaan terbatas, penilaian prestasi kerja biasa didasarkan pada tes
pengetahuan dan keterampilan. Agar berguna tes harus realibel dan valid.
Metode rangking berarti penilaian membandingkan karyawan yang satu dengan yang
lain untuk menentukan siapa yang lebih baik, dan kemudian menempatkan setiap
berbagai klasifikasi yang berbeda. Biasanya suatu promosi tertentu harus diletakkan
Metode ini merupakan bentuk lain metode granding. Penilaian diberikan sejumlah
nilai total untuk dialokasikan diantara para karyawan dalam kelompok. Para
karyawan yang lebih diberi nilai lebih besar daripada para karyawan dengan prestasi
Teknik ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan pengembangan diri.
Penilaian ini pada umumnya terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes psikologis,
psikologis, biasanya dilakukan oleh para psikolog, terutama digunakan untuk menilai
Pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penyelia secara bersama
datang.
Penilai menilai apakah pelaksanaan uraian pekerjaan itu baik atau buruk, selesai
atau tidak selesai, dan apakah pekerjaan secara efektif atau tidak. Penilaian tersebut
mempunyai efek skor yang disebut standar. Sebuah standar dapat dianggap sebagai
pengukur yang ditetapkan, sesuatu yang harus diusahakan, sebuah model untuk
membandingkan dan suatu alat membandingkan suatu hal dengan hal yang lain.
Secara umum standar berarti apa yang akan dicapai sebagai ukuran untuk penilaian.
“dari sejumlah penilaian prestasi kerja akan diketahui tingkat prestasi kerja
sangat baik, baik, kurang memuaskan atau tidak memuaskan dengan kata lain
dapat berupa amat baik, baik, cukup baik, sedang, dan kurang”.
Pelaksanaan penilaian prestasi kerja dapat dilakukan secara lebih baik jika
perusahaan.
Proses penilaian prestasi kerja karyawan menurut Marihot Tua Efendi Hariandja
a. Penentuan Sasaran
Penentuan sasaran harus spesifik, terukur, menantang dan didasarkan pada waktu
tertentu.
Penilaian harus benar-benar obyektif, yaitu mengukur unjuk kerja pegawai yang
1) Mempunyai standar
dinilai, yang terumumnya diterjemahkan dari sasaran kerja, misalnya hasil kerja
berupa barang yang dihasilkan, kuantitas atau kualitas, kehadiran ditempat kerja,
Bilamana digunakan oleh orang lain atau beberapa orang dalam waktu berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang sama, misalnya ukuran kualitas yang baik berarti
sesuai dengan target, ukuran kualitas yang baik berarti tidak ditemukan barang yang
cacat, ukuran kehadiran yang baik berarti tidak pernah absent tanpa alasan dan lain-
lain.
3) Mudah digunakan
Harus praktis dalam arti mudah digunakan dan dipahami oleh penilaian yang dinilai.
Metode yang dimaksudkan disini adalah pendekatan atau cara serta perlengkapan
d. Evaluasi Penilaian
aspek-aspek unjuk kerja yang harus diubah dan dipertahankan serta berbagai tindakan
yang harus diambil, baik oleh organisasi maupun pegawai dalam upaya perbaikan
Insentif Kerja
Insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada pegawai tertentu berdasarkan
kerja. Pemberian insentif dimaksudkan adalah untuk memberikan gaji atau upah yang
berbeda, karena memang prestasi kerja setiap pegawai berbeda. Jadi dua orang yang
mempunyai jabatan yang sama bisa menerima insentif yang berbeda karena prestasi kerja
Untuk memperjelas pengertian insentif, berikut ini adalah beberapa pendapat yang
Menurut Melayu S. P Hasibuan (2004:193), insentif adalah tambahan upah atau balas
jasa yang diberikan kepada pegawai tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar atau
Sedangkan menurut Sawoto (1999:183), insentif adalah suatu sarana motivasi yang
diberikan sebagai suatu perangsang atau pendorong yang diberikan dengan sengaja
kepada para pekerja, agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk
bekerja.
Istilah sistem insentif yang pada umunya digunakan untuk menggambarkan rencana-
rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung dengan berbagai standar
upah dengan produktivitas individual. Bagi kebanyakan pegawai, uang masih merupakan
Adapun tujuan dari pemberikan insentif menurut Sahlan Asnawi (1999:91) adalah
sebagai berikut :
1). Untuk memperoleh tenaga kerja yang bermutu dengan insentif yang memadai.
2). Untuk mempertahankan pegawai yang berprestasi agar tidak berpaling keperusahaan
lain.
3). Untuk menggerakan motivasi dan prilaku pegawai agar mempunyai motivasi yang
tinggi dan bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan
4). Sebagai pengendalian biaya perusahaan agar dapat dijamin efektivitas dan
efisiensinya.
tugas-tugasnya.
Sistem insentif ada pada hampir setiap jenis pekerjaan dari tenaga kerja manual
sampai profesional, manager dan pekerja eksekutif, insentif secara umum menurut
a. Piecework
Insentif yang diberikan sebagai imbalan pada setiap produk yang mampu dihasilkan oleh
b. Production bonus
Tambahan upah yang diterima akibat hasil kerja melebihi standar yang ditentukan,
dimana pekerja juga mendapatkan upah pokok. Bonus dapat diakibatkan pegawai
c. Commission
Insentif yang diberikan berdasarkan jumlah barang yang terjual. System ini biasanya
digunakan untuk tenaga penjual atau wiraniaga. System ini bersifat individual, standarnya
d. Maturity Curve
Gaji dapat dikelompokan dalam suatu kisaran dari minimal sampai maksimal. Maturity
Curve merupakan curve yang menunjukkan jumlah tambahan gaji dapat dicapai sesuai
dengan prestasi kerja dan masa kerja sehingga mereka diharapkan terus meningkatkan.
e. Merit Play
Penerimaan kenaikan upah terjadi setelah suatu penilaian prestasi kenaikan ini diputuskan
oleh penyelia karyawan, sering juga bersama atasan. Tetapi nilai kenaikan jarang
manajemen.
Pemberian insentif yang didasarkan bukan apa yang dikerjakan oleh seseorang akan
menghasilkan produk nyata, tetapi pada apa yang dapat dilakukan untuk organisasi
melalui pengetahuan yang diperoleh, yang diasumsikan mempunyai pengaruh besar dan
g. Nonmatery Inccentive
Insentif berupa fasilitas kerja seperti monil dinas dan rumah yang diberikan kepada
h. Executive Insentive
Bonus yang diberikan kepada para manajer/eksekutif atas peran yang mereka berikan
untuk menetapkan dan mencapai tingkat keuntungan tertentu bagi organisasi. Insentif ini
bisa dalam bentuk bonus tahunan yang biasanya disebut bonus jangka pendek, atau
pimpinan adalah pengertian tentang penyesuaian keadaan sosial dan keadaan ekonomi
agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan perusahaan. Pada dasarnya keinginan
seseorang untuk bekerja sebaik-baiknya ditentukan oleh perangsang eksternal dan
prestasi kerja seperti, misalnya gaji yang cukup layak atau bantuan kesehatan.
harga diri atau nama baik dalam pandangan orang lain. Sedangkan kebutuhan sosial
misalnya pergaulan dengan rekan sekantor atau rasa tergantung dalam satu unit kerja,
Menurut Manulang (2000:98), insentif terbagi menjadi dua jenis, sebagai berikut.
a. Insentif material
Merupakan insentif yang paling penting yang harus diberikan kepada pegawai
berdasarkan prestasi kerjanya, insentif ini meliputi sistem penghargaan, berupa material
produktivitas. Insentif yang bersifat material merupakan dorongan yang paling utama,
karena bagaimana baiknya insentif yang diberikan kalau tidak menonjolkan material
maka partisipasi pegawai akan berkurang. Insentif material dapat diberikan dalam bentuk,
sebagai berikut.
1) Uang
(a) Bonus
Uang yang dibayar sebagai balas jasa atas hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Bonus diberikan secara sekali terima tanpa sesuatu ikatan dimasa mendatang, perusahaan
yang menggunakan sistem ini, lazimnya berapa persen laba yang melebihi jumlah
tertentu dimasukan kedalam sebuah dana bonus, kemudian jumlah tersebut dibagikan
(b) Komisi
Merupakan sebuah jenis bonus yang dibayarkan kepada pihak yang menghasilkan
kedalam sebuah dana dan kemudian dimasukkan kedalam daftar pendaftaran setiap
peserta.
(1) Pensiun mempunyai nilai insentif karena memenuhi salah satu dari
kebutuhan pokok manusia yaitu menyediakan jaminan ekonomi baginya apabila sudah
majikan dan pegawai dimana setelah selesai masa kerja pegawai dibayarkan sejumlah
2) Jaminan
Jaminan merupakan insentif yang diberikan dalam bentuk jaminan sosial, biasanya
diberikan secara kolektif dan tidak ada unsur kompetitif, setiap pegawai dapat
adalah :
(a) Pemberian rumah Dinas
Yaitu merupakan suatu sikap pimpinan dan manajemen perusahaan terhadap para
mengenai jenis-jenis insentif namun demikian yang penting adalah jenis memegang
peranan penting dalam memberikan dorongan kepada para pegawai untuk bekerja lebih
baik. Jenis insentif yang bagaimana yang paling baik atau utama tergantung kepada
Melayu S.P Hasibuan (2002:185) memberikan definisi non material sebagai daya
perangsang yang tidak berbentuk materi yang termasuk non material sebagai berikut.
6) Pemberian promosi
7) Pemberian hak untuk menggunakan sesuatu atribut jabatan seperti tanda pangkat dan
lain-lain.
Menurut Imone Peterson dan Grosvenor Plowmen yang dikutip Manulang (2000:32),
mengenai jenis-jenis insentif digolongkan dalam tiga macam yang dijelaskan sebagai
berikut.
a) Financial Insentif
Merupakan dorongan yang bersifat keuangan atau yang dapat dinilai dengan uang.
Di dalamnya bukan saja meliputi gaji atau upah yang pantas. Melainkan juga termasuk
kemungkinan bagian dari keuangan perusahan dan soal kesejahteraan yang meliputi
Insentif yang berupa keadaan dan situasi pekerjaan serta lingkungan, seperti: Tempat
c) Sosial Insentif
Insentif yang berupa sikap dan tingkah laku anggota organisasi lainnya. Termasuk
dalam hal ini adalah keserasian antara hubungan kedinasan dan hubungan kemanusiaan.
Menurut pendapat para ahli Manajemen Sumber Daya Manusia, maka dapat
disimpulkan bahwa insentif merupakan alat untuk memotivasi pegawai agar lebih giat
bekerja. Sudah barang tentu setiap perusahaan dalam pemberian insentif tidaklah sama
jenis maupun banyaknya. Hal ini disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Namun setiap insentif yang terarah haruslah memperhatikan hal-hal berikut ini.
1) Insentif hendaklah dapat menambah pemenuhan kebutuhan minimal (sandang,
pangan, papan)
2) Insentif haruslah dapat mengikat (mempunyai daya pikat yang kuat agar pegawai
3) Insentif haruslah dapat menimbulkan semangat kerja pegawai (insentif tidak statis
4) Insentif haruslah adil (perolehan dan jumlah insentif menggambarkan tingkat prestasi
Sebelum perusahaan memilih atau menentukan jenis sistem upah insentif yang akan
digunakan sesuai dengan keadaan, situasi, dan kondisi serta kemampuan dari perusahaan
a) hasil akhir dari gaji dan upah pegawai mencerminkan sungguh-sungguh usaha para
pegawai.
b) Semua elemen yang penting menjadi subjek penilaian olah pegawai harus dimasukan
c) Metode atau sistem perhitungan pemberian insentif harus cukup sederhana, sehingga
hendaknya secara nyata dan segera dibayarkan sehingga pegawai dapat merasakan
f) Data yang menyangkut prestasi kerja pegawai harus dikumpulkan pada setiap hari,
minggu, atau setiap bulan, agar kegiatan dan prestasi dapat diawasi dan dipantau.
pegawai agar dapat mengatasi hambatan atau masalah yang dihadapi perusahaan.
Oleh sebab itu, pihak perusahaan harus memperhatikan dan memberikan insentif
Kerja Karyawan
keberhasilan dalam mencapai tujuannya. Bila kepuasan karyawan itu rendah maka akan
kepuasan kerja karyawan dapat diketahui melalui pelambanan kerja, mangkir, dan
penggantian pegawai. Gejala ini mungkin juga merupakan bagian dari keluhan,
berbagai kesulitan lain. Hal-hal tersebut di atas dapat menimbulkan kerugian pada
perusahaan.
Sebaliknya, kepuasan kerja yang tinggi sangat diinginkan oleh para manajer karena
dapat dikaitkan dengan hasil positif yang mereka harapkan. Kepuasan kerja yang tinggi
merupakan tanda organisasi telah berhasil dikelola dengan baik dan pada dasarnya
Berdasarkan dari pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah
menyukai pekerjaannya maka akan dicerminkan oleh moral kerja, disiplin, dan prestasi
kerja serta sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang
a. Pekerjaan yang secara mental menantang, yaitu pekerjaan tersebut memiliki tingkat
kesulitan yang masih dapat diselesaikan sendiri oleh karyawan yang bersangkutan,
namun juga tidak terlalu mudah, karena pekerjaan yang mudah akan menimbulkan
kepada karyawan sesuai dengan masukan yang diberikan karyawan kepada perusahaan
c. Pekerjaan yang mendukung, yaitu pekerjaan yang diberikan kepada karyawan sesuai
d. Rekan kerja yang mendukung, yang menyebabkan karyawan senang dan betah
e. Gaji, yaitu jumlah gaji yang diberikan perusahaan diterima dan disetujui oleh
f. Kelompok kerja, yaitu dapat memberikan kepuasan kerja bagi karyawan individu
apabila didukung oleh rekan kerja yang baik. Tetapi hal ini tidak mutlak karena
mungkin terjadi hal yang sebaliknya, tentu akan memberikan efek yang negatif pada
karena didalam kerjasama yang baik antar karyawan akan saling memberi petunjuk,
seimbang, dan suasana kerja yang menyenangkan maka akan memberikan kepuasan
SUPERMARKET. Tbk, unit bisnis Giant Margo City Depok”, hasil penelitian sebagai
berikut.
a. Dari hasil penghitungan statistik diperoleh nilai koefisien prestasi kerja dan
pengembangan karir terhadap kepuasan kerja sebesar 0,993. Hal ini memberikan
gambaran bahwa variabel penilaian prestasi kerja dan pengambangan karir terhadap
kepuasan kerja menunjukkan penilaian yang positif dalam tingkat yang sangat kuat.
Untuk angka R square (R2) adalah sebesar 0,985. Hal ini menunjukkan karyawan pada
PT. HERO SUPERMARKET. Tbk unit bisnis Giant Margo City Depok dijelaskan opleh
b. Bedasarkan hasil perhitungan statistik nilai koefisien parsial antara penilaian prestasi
kerja (X1) dan kepuasan (Y) sebesar 0,629 termasuk dalam kategori kuat terhadap
hubungan yang nyata, sedangkan koefisien korelasi antara pengembangan karir (X 2) dan
kepuasan kerja (Y) sebesar 0,389 termasuk pada katergori yang rendah atau terdapat
c. Nilai t uji sebesar 5,049 menunjukkan bahwa H0 ditolak berarti terdapat hubungan
d. Nilai f hitung sebesar 1312,139, sedangkan nilai f tabel dengan tingkat signifikasi 5%
dan derajat (df) 39 diperoleh angka sebesar 3,29 karena f uji > f tabel maka H 0 ditolak
berarti variabel prestasi kerja dan pengembangan karir berpengaruh secara positif dan
Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hulu”. Hasil penelitian adalah sebagai berikut.
a. Tujuan riset ini untuk meneliti dan untuk belajar faktor motivasi, kemakmuran,
ketrampilan, dan karakter pegawai, yang mana mempengaruhi pada pencapaian pegawai
metoda verifikasi dan melaksanakan pada 120 pegawai pemerintah di dalam kantor
sekretariat Rokan Hulu status berdasar pada nilai/kelas mereka itu. Dengan penggunaan
percontohan acak metoda dibuat stratifikasi, itu pergi 40 contoh menjawab. data yang
colleting teknik digunakan di dalam riset ini adalah studi lapangan dan literatur, yang
b. Hasil dari riset menunjukkan bahwa hasil secara statistik nilai koefisien penentuan
pegawai, memberi pengaruh yang sangat riil atau penting secara serempak ke capaian
pegawai di dalam kantor sekretariat Rokan Hulu menyatakan. arti dari pengaruh ini dapat
dilihat dari nilai Ftest = 21.611 > Ftable = 2.6415 pada a = 5%, berarti faktor motivasi,
penting yang secara serempak ke capaian pegawai pemerintah di dalam kantor sekretariat
c. Bagaimanapun, test parsial menunjukkan bahwa yang] t-test untuk tiap-tiap variabel
yang mandiri mempunyai hal positif menghargai dan penting ( motivasi= 3.457,
nilai karakter pegawai yang paling tinggi di mana t-test = 6.036 > t tabel 2.0301, dengan
nilai koefisien dari penentuan parsial ( r2)= 51,01%. pada bagian akhir hasil riset
menunjukkan ini yang faktor karakter hubungan dan pengaruh dominan ke capaian
2.4 Hipotesis
penulisan skripsi ini, penulisan ini ingin membuktikan seberapa besar pengaruh penilaian
prestasi kerja dan insentif kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Dalam penulisan
skripsi ini penulis hendak membagi hipotesis yang hendak di uji dalam dua kategori,
Dalam hal ditolak atau diterimanya hipotesis akan ditentukan berdasarkan hasil
pengujian empiris, yaitu perbandingan antara pelaksanaan dan harapan. Hipotesis teoritis
dalam skripsi ini adalah : “Diduga penilaian prestasi kerja dan insentif kerja akan
berdasarkan hasil pengujian statistik. Hipotesis statistik ini dinyatakan dalam bentuk
H0 : Diduga penilaian prestasi kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan.
karyawan.
H0: Diduga insentif kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Ha: Diduga insentif kerja mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
H0 : Diduga penilaian prestasi kerja dan insentif kerja tidak mempunyai pengaruh
Ha: Diduga penilaian prestasi kerja dan insentif mempunyai pengaruh terhadap
H0: Diduga penilaian prestasi kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap insentif kerja.
Ha: Diduga penilaian prestasi kerja mempunyai pengaruh terhadap insentif kerja.