Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Lembang/Kelurahan To’Lemo dikelilingi oleh pegunungan dan bukit. Lingkungan


kampung masih hijau dan asri dengan jalan yang masih berbatu. Tidak ada sawah di
kampung ini, yang terlihat hanyalah kebun, terutama yang mendominasi adalah kebun labu
dan kebun bunga. Selain itu banyak dibudidayakan tanaman lainnya seperti tomat, buncis,
jamur dan komoditas sayuran lain. Banyaknya kebun di desa ini lebih disebabkan suhu dingin
dan udara sejuk yang sangat mendukung untuk bertanam sayuran.
Lingkungan kampung masih terasa asri, tetapi jumlah pohon relatif sedikit
dibandingkan wilayah desa yang luas. Hal tersebut menjadikan jalan-jalan di kampung terasa
sedikit gersang. Di kampung ini juga banyak ditemukan kandang babi yang terletak di sekitar
rumah warga karena sebagian besar masyarakat berternakbabi, disamping ada yang berternak
hewan lain.
Air di kampung ini sangat melimpah. Mayoritas air yang dipakai masyarakat berasal
dari mata air Gunung Nona yang sangat jernih. Akan tetapi ada pemandangan yang cukup
mencolok saat melalui jalan utama yaitu terdapatnya bak-bak penampungan air yang terlihat
kotor dengan selang-selang air yang berlumut. Hal ini berpengaruh pada air yang
didistribusikan yaitu air terlihat keruh.
Generasi muda cukup banyak, namun hanya sebagian kecil yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dari sekolah dasar. Hal ini dikarenakan masyarakat
kurang faham akan pentingnya pendidikan, sehingga mayoritas kaum muda lebih memilih
mencari uang daripada sekolah.
Kebersihan lingkungan di RW 09 dirasa kurang. Rutinitas penduduk pergi ke kebun
pada pagi hari dan baru pulang sore hari menjadi salah satu faktor penyebab terabaikannya
kebersihan lingkungan. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah pendidikan penduduk
yang relatif rendah sehingga kurangnya pengetahuan dalam menjaga lingkungan.
Banyaknya peternakan babi di desa yang ditunjang dengan pengetahuan yang relatif
minim tentang lingkungan diduga berpengaruh pada kondisi perairan. Hal ini terlihat dengan
ditemukannya kotoran babi di beberapa sungai. Kurangngnya kesadaran akan pentingnya
menjaga lingkungan juga terlihat dari tempat-tempat penampungan air sementara yang
terdapat di setiap RW. Tempat penampungan terlihat kumuh dengan bak penampung yang
terbuka, kotor dan selang yang berlumut.

B. Permasalahan
Kesadaran warga khususnya warga RW 09 akan pentingnya menjaga kelestarian dan
kebersihan lingkungan terlihat masih kurang. Hal ini disebabkan karena kesibukan mereka
dalam menjalankan rutinitas pekerjaan yang banyak menyita waktu. Rata-rata aktivitas
keseharian mereka adalah berangkat ke kebun pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Hal
ini mengakibatkan waktu yang tersisa untuk mengurusi urusan lain diluar pekerjaan sangat
sedikit, termasuk mengurusi lingkungan sekitar. Sehingga lingkungan terlihat kurang terawat
karena rendahnya kepedulian penduduk terhadap kebersihan lingkungan.
Dari uraian di atas, mahasiswa KKN UKI TORAJA program Reguler di RW 09
Kampung Barana memfokuskan kegiatan pada masalah kebersihan lingkungan, yaitu:

1. Pengujian kualitas sampel air yang digunakan oleh warga masyarakat RW 09


Kampung Barana
2. Pemanfaatan kotoran babi sebagai pupuk kandang.
3. Penanaman kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar pada anak usia
dini.

C. Tujuan

Adapun tujuan umum kegiatan KKN UKI TORAJA program Reguler, yaitu:

1. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar.


2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperhatikan, menjaga, dan
memelihara lingkungan hidup, khususnya lingkungan sekitar.
3. Merintis pembentukan lembaga/institusi peduli lingkungan hidup.
4. Merintis program pembinaan lingkungan hidup.

Sedangkan tujuan khusus kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) program Reguler di RW 09
Kampung Barana yaitu:

1. Mengetahui kualitas air yang digunakan masyarakat RW 09 Kampung Barana


2. Memberikan penyuluhan dan praktek pembuatan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran babi.
3. Menanamkan pentingnya menjaga kebersihan di kalangan masyarakat. khususnya
menanamkan cinta kebersihan pada anak usia dini (PAUD)
dananaksekolahdasar(SD).

D. Target
Adapun yang menjadi target dari program KKN UKI TORAJA yaitu masyarakat RW
09 Kampung Barana dan anak- anak PAUD danSDN To’ Lemo.

E. Lokasi KKN
Adapun lokasi KKN yaitu di Lembang/Kelurahan To’Lemo RW 09 dusun III
Kampung Baranakecematan SaluSopai kabupaten Tana Toraja.

F. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan


Mahasiswa yang mengikuti KKN program Reguler di Kampung Barana yaitu:

1. Annastia Fidia Rani – 054953 – Pendidikan Bhs. Inggris / FKIP.


2. Harman Yusiwa – 055539 – Bhs. Inggris / FKIP
3. Mia Mardiah – 056151 – Pendidikan Matematika /FKIP.
4. Neni Sriwahyuni – 056188 – Pendidikan Matematika /FKIP.
5. Risyani Nur Apriani – 054799 – Pendidikan Matematika /FKIP.
6. Salih Ramdan – 054185 – TEKNIK SIPIL/F.TEKNIK
7. Santi Luthfiah Mufti – 054632 – TEKNIK MESIN/F.TEKNIK
8. Siti Solihah – 055446 – Pendidikan Bhs. Indonesia / FKIP.
9. Uka Fahrurosid – 054370 – Pendidikan Bhs. Indonesia / FKIP.

Dosen Pembimbing:
Drs. Rubianus, M.Pd
BAB II
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN HASIL PROGRAM

A. Perencanaan Program
1. Sosialisasi Program KKN
Sebelum dilaksanakan kegiatan-kegiatan inti, diadakan sosialisasi terlebih dahulu
dengan aparat pemerintah desa, ketua RW, dan tokoh masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
menjelaskan maksud kedatangan mahasiswa KKN UKI TORAJA ke desa tersebut.
Sosialisasi dimulai pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2013 dengan mendatangi balai Kampung
Barana untuk menginformasikan bahwa desa tersebut adalah salah satu desa yang dijadikan
tempat KKN dari Universitas Kristen Indonesia Toraja. Salah satu kelompok yang
ditempatkan di desa tersebut adalah kelompok KKN yang membawa program ”Reguler”.
Setelah diadakan perbincangan dengan aparat desa, akhirnya mahasiswa KKN UKI
TORAJA”Reguler” di tempatkan di RW 09 Lembang/Kelurahan To’Lemo dusun III, dengan
pertimbangan bahwa kesadaran warga masyarakat akan lingkungan hidup di RW tersebut
masih kurang.

Pada hari Jumat tanggal 25 Juli dilaksanakan pertemua dengan warga RW 09


Lembang/Kelurahan To’Lemo dalam kegiatan ibadah syukuran di rumah kepala kampung
Langda. Mahasiswa KKN UKI TORAJA memperkenalkan diri ke forum tersebut serta
menjelaskan maksud kedatangannya ke kampung Langda. Warga masyarakat
Lembang/Kelurahan To’Lemo khususnya di RW 09 sangat terbuka menerima kedatangan
mahasiswa. Mereka menyambut dengan antusias disertai dengan sikap yang ramah, sehingga
dengan kondisi masyarakat seperti itu, diharapkan kedepannya akan sangat membantu
melaksanakan program-program KKN.

Selain pertemuabersama masyarakat, mahasiswa juga melaksanakan pertemuan ke SD


To’ Lemo, yang nantinya di SD tersebut akan dilaksanakan perlombaan antar kelas, sebagai
salah satu kegiatan KKN program ”Reguler”. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan
cinta lingkungan hidup terhadap anak usia dini.
2. Pendataan dan identifikasi potensi, permasalahan serta kebutuhan

Lembang/Kelurahan To’Lemo dikelilingi oleh pegunungan dan bukit. Lingkungan


kampung masih hijau dan asri serta jalannya masih berbatu, belum diaspal. Sawah jarang
ditemukan, kebanyakan terlihat kebun, utamanya kebun labu dan kebun bunga, hal ini karena
iklim di sana kurang cocok untuk daerah pesawahan.
Lingkungan pedesaan masih terasa asri, tetapi jumlah pohon tidak terlalu banyak,
sehingga jalan-jalan di sana agak sedikit gersang. Selain itu juga, di sana banyak ditemukan
kandang babi, karena sebagiaan masyarakat di sana berternak babi.
Mayoritas penduduk di kampung tersebut menggunakan air yang berasal dari Gunung
Nona, kemudian sisanya menggunakan sumur gali, dan hanya beberapa keluarga yang
menggunakan jasa PDAM, alasan utamanya yaitu harga unit PAM yang mahal. Selain itu
karena masyarakat desa sudah merasa cukup dengan adanya sumber mata air dari Gunung
Nona, air tersebut dinilai cukup bersih untuk dijadikan bahan baku air minum masyarakat.
Berdasarkan gambaran di atas, diperoleh kesimpulan tentang data dan identifikasi
potensi di sana, antara lain:

a. Tersedianya sumber mata air bersih yang berasal dari Gunung Nona, akan tetapi
penampungan air di setiap titik jarang dibersihkan sehingga dikhawatirkan adanya
kontaminasi dari luar.
b. Sebagian masyarakat yang berternak babi, masih belum bisa memanfaatkan
kotoran babi secara lebih optimal, bahkan ada sebagian warga yang membuangnya
ke sungai sehingga mengakibatkan pencemaran.
c. Masih minimnya tong sampah di sepanjang jalan, sehinga mengakibatkan warga
membuang sampah seenaknya.

Sasaran Objek

Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi sasaran objek dalam kegiatan KKN
ini yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan pemukiman. Lingkungan sekolah yang dijadikan
sasaran adalah Sekolah Dasar Negeri To’ Lemo yang terletak di RW 10. Jaraknya dapat
ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 10 menit. Adapun lingkungan pemukiman yang
menjadi sasaran adalah lingkungan pemukiman yang berada di RW 09 Lembang/Kelurahan
To’Lemo Kampung Barana
Sasaran Subjek

Adapun sasaran subjek dalam program KKN ini yaitu siswa Sekolah Dasar Negeri
To’ Lemo dan masyarakat secara umum, khususnya masyarakat yang ada di RW 09 kampung
Langda, Kampung Barana

Sasaran Program

Sasaran program dalam kegiatan KKN ini adalah peningkatan kesadaran masyarakat
akan pentingnya mengelola lingkungan hidup. Hal ini dilakukan dengan cara melaksanakan
berbagai program yaitu, pemeriksaan kualitas air yang biasa dipakai sebagai bahan baku air
minum masyarakat RW 09, mengadakan lomba kebersihan antar kelas di SDN To’ Lemo,
membuat poster lingkungan hidup untuk SDN To’ Lemo, melakukan kerja bakti di sekitar
lingkungan desa, pembuatan pupuk organik dari kotoran babi, serta penyuluhan akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Lembaga Pendukung Yang Ada

Di Lembang/Kelurahan To’Lemo tidak ada lembaga pendukung yang terkait.

3. Penyusunan perencanaan dan langkah-langkah kegiatan:

Perencanaan kegiatan periode 22 Juli-29 Agustus 2014

Waktu Deskripsi kegiatan

Survey tempat, sosialisasi pertama program KKN ke


20 Juli 2014
kepala desa

22 Juli 2014 Penerimaan mahasiswa KKN & sosialisasi program

22 Juli 2014 Pindahan ke tempat kontrakan

22-25 Juli 2014 Berbenah tempat dan adaptasi dengan lingkungan baru

Pertemuan dengan aparat desa dan tokoh masyarakat


25 Juli- 01 Agustus 2014
dalam rangka sosialisasi kegiatan

01-05 Agustus 2014 Identifikasi potensi dan permasalahan kampung Langda


05-23 Agustus 2014 Pelaksanaan program

23-28 Agustus 2014 Penyusunan laporan

28 Agustus 2014 Pamit terhadap warga dan aparat desa

29 Agustus 2014 Kembali ke kampus

Deskripsi Langkah-langkah kegiatan yang kami lakukan adalah:

Pada minggu pertama;

Minggu pertama di Lembang/Kelurahan To’Lemo diagendakan untuk kegiatan


pertemuan dan sosialisasi kegiatan kepada masyarakat setempat. selama kunjungan-
kunjungan tersebut diadakan sosialisasikan program-program KKN, dengan harapan warga
setempat bisa memberikan informasi tentang potensi-potensi desa khususnya yang berkaitan
dengan lingkungan hidup, serta informasi tentang kebersihan lingkungan sekitar. Diharapkan
semua informasi tersebut dapat membantu kelancaran program KKN. Diantara rumah yang
didatangi mahasiswa adalah rumah Bapak Dedi (Ketua RW 09), Ustadz Usep, Bapak Yayan
(petugas KUA), Bapak-bapak RT, dan seorang Tokoh agama yang biasa dipanggil Theofilus.
Mereka merupakan tokoh panutan di RW 09. Mahasiswa juga berkunjung ke SDN To’ Lemo,
dimana SD tersebut merupakan satu-satunya SD yang berada di kampung Langda. Selain itu
juga, mahasiswa menghadiri berbagai ibadah yang biasa dilaksanakan di RW 09.

Pada minggu kedua;

Pada minggu kedua mulai dilaksanakan program-program KKN, yang dimulai dengan
kegiatan perlombaan kebersihan antar kelas di SDN To’ Lemo. Perlombaan ini diperuntukan
untuk seluruh kelas yang ada di SD tersebut, yang berjumlah 10 ruang kelas. Kegiatan
lainnya yaitu melakukan kerja bakti di sekitar RW 09 dengan masyarakat setempat, yang
disertai dengan memberikan sedikit pemahaman kepada mereka tentang pentingnya
kebersihan lingkungan.
Pada minggu ketiga;

Pada minggu ketiga dilaksanakan program selanjutnya yaitu pengujian kualitas air di
RW 09. Pada hari Rabu tanggal 6 Agustus 2014 mahasiswa melakukan pengambilan sampel
air dari sumber mata air Gunung Nona (salah satu sumber mata air utama yang digunakan
warga RW 09), kemudian dari tempat penampungan air dan dari kediaman warga.
Selanjutnya diuji kualitasnya di Laboratorium Air UKI TORAJA. Tujuan dari pemeriksaan
air ini yaitu untuk mengetahui kualitas air di RW 09, dan mengetahui apakah terdapat
pencemaran ke dalam badan air atau tidak. Bertepatan dengan minggu ketiga, ada program
rutin Kampung Baranayaitu kerja bakti membersihkan jalan utama desa, mahasiswa ikut
berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pada minggu ketiga juga, mahasiswa melakukan pembuatan
pupuk kandang dengan memanfaatkan kotoran babi yang berada di sekitar RW 09
(masyarakat RW 09 banyak yang memiliki ternak babi). Pembuatan pupuk kandang ini
bertujuan untuk meminimalisir dan meningkatkan daya guna limbah kotoran babi yang
banyak terdapat di RW 09. Pada pembuatan pupuk kandang, selain memanfaatkan kotoran
babi juga, memanfaatkan air seni dari babi itu. Prosesnya yaitu kotoran babi ditumpuk
dengan jerami kemudian ditumpuk kotoran babi kemudian diberi air kencing babi dan
dibubuhi sedikit gula putih. Campuran tersebut kemudian dibiarkan sampai menjadi kering
dan berubah warna.

Pada minggu keempat;

Pada minggu keempat mulai dilaksanakan sosialisasi hasil penelitian sampel air yang
dilakukan di Laboratorium Air UKI TORAJA, sekaligus memberikan solusi atas pencemaran
air yang terjadi di sekitar dusun III. Selain itu juga, dilakukan pemantauan hasil pembuatan
pupuk kandang dan pertumbuhan tanaman yang diberi pupuk tersebut. Hasilnya belum dapat
terlihat secara signifikan karena waktu pengamatan yang sangat terbatas. Selanjutnya
diadakan penutupan lomba kebersihan yang dilaksanakan di SDN To’ Lemo. Harapan
mahasiswa, meskipun perlombaan tersebut telah selesai, tetapi semangat para siswa untuk
menjaga lingkungan sekitarnya tetap terjaga.
Pada minggu kelima;

Pada minggu kelima diadakan sosialisasi uji kualitas air dan pembuatan pupuk. Serta
mulai dilakukan penyusunan laporan KKN hasil kegiatan selama kurang lebih empat puluh
hari. Pada minggu ini juga dilakukan perpisahan dengan warga setempat untuk pamit pulang.

Rincian langkah langkah kegiatan:

Waktu Kegiatan Lokasi


Survey tempat, Sosialisasi pertama program
20 Juli 2014 Desa Langda
KKN ke kepala Lembang/Kelurahan
Penerimaan mahasiswa kkn & sosialisasi
22 Juli 2014 Balai desa Langda
program
22 Juli 2014 Pindahan ke tempat kontrakan Rumah Ambe’ Duma', Rw 09
22 Juli 2014 Berkunjung ke ketua RW 09 Rumah Ketua RW 09
23 Juli 2014 Berbenah, Adaptasi lingkungan Rumah Ambe’ Duma’, RW 09
24 Juli 2014 Berkunjung ke SD To’ Lemo SD To’ Lemo
29 Juli 2014 Berkunjung ke ketua RT 03 Rumah ketua RT 03
Kediaman Pak Enos, Teofilus, dan
29 Juli 2014 Berkunjung ke tokoh masyarakat
Ummi
30 Juli-01
Pengurusan pengujian air Laboratorium Air UkiToraja
Agustus 2014
02 Agustus Sosialisasi program kebersihan antar kelas ke
SDN To’ Lemo
2014 SD To’ Lemo
02 Agustus
Sosialisasi program kerja bakti Ibadah rutinan ibu-ibu rw 09
2014
03 Agustus
Kerja Bakti Lingkungan RW 09
2014
G. Nona, penampungan dari G. Nona,
06 Agustus Barana, penampungan Langda,
Sampling Air
2014 penampungan di RW 09, rumah
penduduk
06-07 Agustus Pengujian kualitas air Laboratorium Air UkiToraja
2012, 11-14
Agustus 2014
10 Agustus
Kerja Bakti Lingkungan desa Langda
2014
12 Agustus
Pembuatan pupuk kandang Lahan kebun RT 01
2014
20 Agustus
Uji coba pupuk kandang Lahan kebun RT 01
2014
26 Agustus Sosialisasi hasil pengujian kualitas air, pupuk
Aula balai Lembang
2014 kandang dan penyuluhan air bersih
27 Agustus Berpamitan dengan warga, tokoh masyarakat
Desa Langda
2014 dan aparat desa, persiapan pulang
28 Agustus
Kembali ke kampus Kampus & tempat masing-masing
2014

B. Pelaksanaan Program

Profil lokasi KKN


Kampung Barana memiliki luas sekitar 1800 Ha terdiri dari tanah kering, tanah
fasilitas umum dan tanah hutan. Bentang wilayah Langda merupakan daerah berbukit dengan
ketinggian 1300 m dengan curah hujan mencapai 42 m/tahun dan suhu rata–rata harian 180C.

Sumber Daya Alam


Secara umum sumber daya alam yang ada di Kampung Barana meliputi beberapa
aspek, diantaranya:

1. Pertanian

Luas lahan pertanian di Kampung Baranaadalah 136.5 Ha, dengan lahan untuk
komoditas tanaman pangan seluas 101 Ha, dan untuk komoditas buah-buahan seluas 35,5 Ha.
Jenis komoditas tanaman pangan yang dibudidayakan adalah jagung dengan luas lahan 20 ha
dan hasil 15 Ton/Ha, ubi kayu dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 10 Ton/Ha, ubi jalar dengan
luas lahan 2 ha dan hasil 12 Ton/Ha, cabe dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 5 Ton/Ha, tomat
dengan luas lahan 12 Ha dan hasil 30 Ton/Ha, kentang dengan luas lahan 50 Ha dan hasil 50
Ton/Ha, kubis dengan luas lahan 5 Ha dan hasil 25 Ton/Ha, buncis dengan luas lahan 30 Ha
dan hasil 14 Ton/Ha, brokoli dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 15 Ton/Ha, terong dengan luas
lahan 2 Ha dan hasil 35 Ton/Ha, brumkol dengan luas lahan 30 Ha dan hasil 20 Ton/Ha, serta
jamur dengan luas lahan 4 Ha dan hasil 672000 Ton/Ha.
Jenis komoditas buah-buahan yang dibudidayakan adalah buah alpukat dengan luas lahan 0,5
Ha dengan hasil 10 Ton/Ha dan buah pisang dengan luas lahan 35 Ha dengan hasil 500
Ton/Ha. Adapun luas lahan untuk komoditas tanaman 31980 m2, dengan tanaman yang
dibudidayakan berupa anggrek dengan luas lahan 1050 m2 dan hasil panen 10 tangkai/m2,
anyelir dengan luas lahan 7000m2 dan hasil panen 36 tangkai/m2, hebras dengan luas lahan
6720m2 dan hasil panen 9tangkai/m2, krisan dengan luas lahan 4200 m2, mawar dengan luas
lahan 10000 m2, serta sedap malam dengan luas lahan 3010 m2.

2. Kehutanan

Luas hutan berdasarkan kepemilikannya adalah 1222,67 Ha berupa lahan perhutani


seluas 1193,67 Ha dan milik adat/masyarakat seluas 30 Ha. Luas hutan yang dipakai sebagai
kawasan hutan lindung seluas 742,67 Ha, dan luas lahan kritis 100 Ha.

3. Peternakan

Peternakan di Kampung Barana meliputi peternakan babi, kerbau, ayam, bebek, kuda,
kambing, kelinci, dan domba. Dengan jenis populasi ternak terbanyak berupa ayam 2765
ekor dan babi 1000 ekor.

4. Sumber daya air

Mata air berjumlah 8 yang dimanfaatkan oleh 500 kepala keluarga. Sumur gali
berjumlah 6 buah yang dimanfaatkan oleh 350 kepala keluarga. PAM berjumlah 1 unit,
dengan pemanfaatan 25 kepala keluarga. Pipa berjumlah 4 unit, dengan pemanfaat sebanyak
1000 kepala keluarga. Sungai yang melewati desa ini yaitu sungai maiting, tina’, dan
saddang. Pemanfaatan cekdam dengan luas 74 Ha digunakan untuk keperluan air minum,
perikanan, cuci, mandi, dan irigasi.
Mayoritas penduduk di Kampung Barana menggunakan air yang berasal dari Gunung Nona,
kemudian sisanya menggunakan sumur gali, dan hanya beberapa keluarga yang
menggunakan jasa PDAM, alasan utamanya yaitu harga unit PAM yang mahal. Selain itu
karena masyarakat desa sudah merasa cukup dengan adanya sumber mata air dari Gunung
Nona, air tersebut dinilai cukup bersih untuk dijadikan bahan baku air minum masyarakat.

Sumber Daya Manusia

Jumlah total penduduk Kampung Baranaini mencapai 10250 orang dengan komposisi
jumlah laki- laki 5221 orang dan jumlah wanita 5029 orang. Kepadatan penduduk mencapai
569 orang/km2. Mayoritas masyarakat Kampung Barana beragama Kristen, selain itu juga
ada yang beragama Islam dan penganut agama kepercayaan. Etnis Toraja merupakan etnis
terbanyak di desa Langda, serta ada juga etnis Jawa dan Bugis.
Penduduk Kampung Barana memiliki latar belakang pendidikan mulai dari SD,
SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, D-1, D-2, D-3, S-1 dan S-2, dengan mayoritas penduduk
rata-rata hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar.

Mata Pencaharian Penduduk


Mayoritas penduduk di Kampung Barana bermata pencaharian sebagai petani dan
buruh tani. Jenis tanaman yang dibudidayakan berupa tanaman pangan seperti jagung,
singkong, ubi, sayur-sayuran seperti labu siam, buncis, brumkol dan tomat, serta tanaman
hias. Selain itu jamur merupakan salah satu komoditas utama dari desa ini. Di desa ini tidak
ada lahan persawahan, padi tidak dibudidayakan. Masyarakat Langda juga bermata
pencaharian sebagai peternak. Jenis hewan yang diternakan seperti babi, babi, ayam, bebek,
kuda, kambing, kelinci dan domba. Jenis mata pencaharian penduduk Kampung Barana yang
lain adalah sebagai pegawai negeri sipil, pengrajin, pedagang, montir, dokter, TNI, Polri dan
pekerjaan jasa.

Kelembagaan

Lembaga pemerintahan
Kampung Baranadikepalai oleh seorang kepala Kelurahan/Lembang dan perangkat
kelembagaan desa lainnya. Juga terdapat Badan Permusyawaratan Lembang (BPL). Jarak ke
ibukota kabupaten 27 km, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Profil sasaran KKN

Profil RW 09 Dusun III Kampung Barana


RW 09 berada di Lembang/Kelurahan To’Lemo Dusun III Kampung Barana
Kecamatan Salu Sopai Kabupaten Tana Toraja. Jumlah penduduk mencapai 4250 orang
dengan komposisi jumlah laki-laki 2221 orang dan jumlah wanita 2029 orang dengan
kepadatan penduduk mencapai 169 orang/km2.
Mayoritas penduduk RW 09 bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Jenis
tanaman yang dibudidayakan berupa tanaman pangan, buah-buahan dan tanaman hias. Selain
itu penduduk RW 09 bermata pencaharian sebagai peternak dengan hewan ternak yang
banyak dibiakan adalah babi.
Sumber air penduduk RW 09 sebagian besar berasal dari Gunung Nona yang
didistribusikan melalui selang-selang yang terdapat di penampungan air. Selain itu penduduk
menggunakan air dari Boronan dan Makula’.

Profil SDN To’ Lemo

SD To’ Lemo merupakan satu-satunya SD yang berada di Lembang/Kelurahan


To’Lemo Dusun III. Ruang kelas berjumlah 10 dengan lingkungan sekitar yang cukup bersih.
Tanaman yang terdapat di SD tidak terlalu banyak, hanya terdapat dua taman kecil yang
berada di halaman depan sekolah dan halaman belakang, serta beberapa tanaman hias dan
pohon yang berada di beberapa halaman kelas.

Program-program yang dilaksanakan

Program Reguler selama kegiatan KKN di RW 09 yaitu:

1. Uji Kualitas Air

Dengan meningkatnya kegiatan manusia semakin meningkat pula jumlah limbah yang
dibuang. Wadah-wadah air yang ada terutama sungai masih merupakan tempat pembuangan
limbah cair dan padat yang akhirnya dapat menurunkan kualitas air dan mengakibatkan
dampak yang kurang baik terhadap kesehatan manusia.
Mayoritas masyarakat RW 09 menggunakan air yang berasal dari Gunung Nona
sebagai sumber mata air utama. Salah satu program utama dalam kegiatan KKN ini adalah
menguji kualitas air yang digunakan masyarkat RW 09. air yang dimaksud adalah air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk minum, mandi, mencuci, dan
sebagainya.

Pada tanggal 6 Agustus tepatnya pada hari Rabu, dilakukan pengammbilan sampel air dari
enam lokasi, yaitu:

a. Mata air Gunung Nona yang merupakan sumber mata air utama Kampung Langda.
b. Curug Layung yang merupakan penampungan pertama yang berada di bawah
Gunung Nona. To' Lmo menampung air langsung dari Gunung Nona.
c. Dua penampungan yang berada di sekitar RW 08.
d. Penampungan air yang berada di RW 09.
e. Air yang berasal dari rumah penduduk di RW 09.

Prinsip penentuan lokasi sampling dalam penelitian ini adalah pengambilan air dari
sumber mata air utama, penampungan, dan air yang sampai kepada masyarakat RW 09.
Sehingga dengan demikian, dapat diketahui kualitas air yang berasal dari sumber hingga
kualitas air yang sampai kepada masyarakat. Dengan demikian dapat diketahui di tempat
mana terjadi penurunan kualitas air dan diselidiki yang menjadi sumber pencemar,
selanjutnya dapat dicari solusi untuk menyelesaikan dan mencegah timbulnya pencemaran.

Air yang diuji kulitasnya dalam penelitian ini merupakan air yang digunakan sebagai
bahan baku air minum oleh masyarakat setempat. Bahan baku air minum diharuskan
memenuhi standar kualitas yang diberlakukan oleh Kepmenkes. Parameter yang diujikan
dalam analisis kualitas air meliputi parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi dengan standar
pembanding KEPMENKES SK VII/ 2002 (terlampir). Pengujian kualitas air dilaksanakan di
Laboratorium Air UKI TORAJA.

2. Pembuatan Pupuk Organik

Limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan yang keberadaannya


tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Usaha budidaya ternak babi menghasilkan limbah
berupa kotoran ternak (feses dan urine), sisa pakan ternak seperti jerami. Selama ini
pemanfaatan kotoran ternak di RW 09 langsung digunakan untuk pemupukan tanpa melalui
proses pengolahan. Kondisi ini dimungkinkan terjadi mengingat tidak disadarinya manfaat
dan fungsi pengolahan kotoran babi, kurangnya pengetahuan proses pembuatan pupuk
organik secara sederhana dan cepat, kurangnya pemahaman mengenai nilai tambah pupuk
organik dari kotoran ternak dan kurangnya pemahaman para peternak khususnya terhadap
dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan oleh kotoran ternak.
Program pembuatan pupuk organik dilakukan dengan cara pendekatan kepada
masyarakat yang berternak babi, subjeknya adalah seluruh masyarkat yang mempunyai babi.
Sosialisasi dan uji coba pertama dilakukan di RT 01 RW 09. Subjek terlibat secara langsung
yakni langsung melakukan praktek pembuatan pupuk dengan memanfaatkan kotoran babi.
Selanjutnya pupuk yang sudah jadi langsung diujicobakan pada tanaman bawang daun milik
warga.
Program ini bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang cara pemanfaatan kotoran
babi secara tepat, sehingga diharapkan masyarakat RW 09 khususnya para peternak babi
memiliki pandangan bahwa kotoran babi bisa lebih bermanfaat bila diolah secara benar,
sehingga tanaman yang dihasilkan lebih baik.
Berikut beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pembuatan pupuk
kandang:

a. Mengurangi bau yang tidak sedap (busuk) pada lingkungan peterakan.


b. Menghilangkan faktor penghambat pertumbuhan tanaman yang ada pada
Kotoran Ternak Segar (KTS).
c. Menghilangkan kesan kotor/menjijikkan.
d. Menghilangkan agen pathogen atau bibit rumput liar yang ada pada limbah
ternak.
e. Meningkatkan nilai jual pupuk untuk tambahan pendapatan peternak.

Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Pembuatan Pupuk Organik:


Bahan

a. Kotoran babi (feses dan urine)


b. Sampah organik berupa jerami
c. Gula pasir
d. EM4
Alat

a. Sekop
b. Ember

Tahapan Pembuatan
Kotoran babi ditimbun dengan jerami, kemudian ditimbun dengan kotoran babi.
Timbunan tersebut kemudian disiram dengan urine babi dan selanjutnya diberi sedikit
gula pasir. Campuran tersebut dibiarkan selama satu minggu.

2. Mengadakan Lomba Kebersihan Antar Kelas di SDN To’ Lemo

Lomba kebersihan antar kelas di SDN To’ Lemo dilaksanakan selama tiga minggu
berturut-berturut, yang dimulai pada tanggal 28 Juli sampai 19 Agustus 2013. Perlombaan
diikuti oleh seluruh kelas, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang jumlahnya ada 10
kelas. Penilaian dilakukan oleh tiga orang juri, yang terdiri dari dua orang mahasiswa KKN
UKI TORAJA dan seorang guru di SDN To’ Lemo. Penilaian dilakukan dengan berkeliling
ke setiap kelas, dengan mengacu pada format penilaian yang telah disediakan.

Lomba kebersihan antar kelas ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran peduli
terhadap lingkungan sekitar kepada anak usia dini, serta membiasakan anak untuk selalu
menjaga lingkungan sekitar sejak dini.

3. Kerja Bakti

Selama KKN di desa Langda, kami mengadakan dua kali kerja bakti, yaitu pada hari
Minggu tanggal 27 Juli 2014 yang dilaksanakan di sekitar kampung Langda, khususnya RW
09. Kerja bakti ini dibagi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan pada pagi hari sampai dengan
siang hari, yang diikuti oleh kaum laki-laki, sedangkan sesi kedua dilaksanakan sore hari
yang diikuti oleh kaum perempuan.

Adapun kerja bakti kedua dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014
dilaksanakan di sekitar Dusun I Kampung Barana Kerja bakti ini diikuti oleh para tentara
yang sedang latihan di sekitar DesaLangda, dua kelompok KKN yang ada di desa Langda,
yaitu kelompok Reguler dan Pemberdayaan Keluarga, serta diikuti oleh warga setempat.
Dalam kerja bakti ini Kepala Kampung Baranaikut terjun langsung dalam kegiatan.
4. Pembuatan Poster Lingkungan Hidup

Pembuatan poster yang bertemakan ”Lingkungan Hidup” bertujuan untuk memotivasi


anak-anak dalam menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan. Poster ini ditujukan untuk
siswa-siswa SDN To’ Lemo yang merupakan salah satu sasaran subjek dalam program KKN.
Poster ditempel di dalam kelas. Isi poster meliputi ajakan dan himbauan pada siswa untuk
lebih mencintai lingkungan sekitar dan menerapkan pola hidup bersih.

5. Sosialisasi Hasil Uji Kualitas Air dan Pupuk

Sosialisasi hasil uji kualitas air dan pupuk dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26
Agustus 2014 di aula Balai Kampung Barana Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai kualitas air yang biasa digunakan sehari-hari di RW
09. Selain itu, dalam sosialisasi ini disampaikan mengenai pembuatan pupuk organik secara
sederhana dan hasil yang diperoleh.

Hasil–hasil pelaksanaan program

1. Uji Kualitas Air

Uji kualitas air yang dilakukan di Pusat lingkungan Geologi meliputi pengukuran
parameter fisika, kimia dan mikrobiologi. Parameter fisika meliputi kekeruhan, warna, bau,
rasa, dan daya hantar listrik. Parameter kimia meliputi derajat keasaman (pH), kesadahan,
kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), besi total (Fe3+), mangan (Mn2+), logam alkali (Na+, K+,
Li+), karbonat (CO32-), bikarbonat (HCO3-), karbondioksida (CO2) bebas, klorida (Cl-), sulfat
(SO42-), nitrat (NO3 ), nitrit (NO2-), silikat (SiO2), dan ammonium (NH4+). Parameter
mikrobiologi dengan mendeteksi keberadaan bakteri Coliform fecal yaitu bakteri Escherichia
coli. Ketiga parameter yang diujikan di atas (fisika, kimia dan mikrobiologi) merupakan
pengujian standar untuk uji kelayakan air minum dan atau air yang akan djadikan air minum
(air baku air minum).

Hasil pengujian kualitas air memperlihatkan bahwa semua sampel air yang diteliti (6
sampel air) memenuhi standar yang diberlakukan Kepmenkes dalam analisis fisika dan kimia
(terlampir) dimana hasil pengujian parameter fisika dan kimia keenam sampel air lebih
rendah dibandingkan standar KEPMENKES SK VII/ 2002. Sedangkan untuk pengujian
parameter mikrobiologi memperlihatkan hasil yang tidak memenuhi standar KEPMENKES
SK VII/ 2002 karena adanya kontaminasi bakteri Escherichia coli. KEPMENKES SK VII/
2002 mensyaratkan bakteri Escherichia coli adalah 0 JPT / 100 ml untuk air yang digunakan
sebagai air minum dan bahan baku air minum. Sedangkan sampel air yang diteliti
memperlihatkan bakteri Escherichia coli berjumlah dalam rentang 43-150 JPT/ 100 ml.
Sehingga berdasarkan standar Kepmenkes tersebut, air yang diteliti di RW 09 tidak
memenuhi syarat uji mikrobiologi.

Terdapatnya bakteri Escherichia coli dalam air sangat tidak diharapkan. Hal ini
dikarenakan bakteri Escherichia coli merupakan indikator tercemarnya air oleh feses manusia
atau hewan berdarah panas seperti babi, kambing, kuda, dan sebagainya. Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri yang biasa terdapat pada usus manusia dan hewan berdarah panas.

Terdapatnya bakteri ini secara tidak langsung memperlihatkan sanitasi yang buruk
dari lingkungan. Keberadaan bakteri Escherichia coli ini tentu saja tidak menguntungkan bagi
masyarakat, dikarenakan bakteri ini merupakan penyebab penyakit diare. Bahkan ada jenis
bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare berdarah yang diikuti dengan gejala
lainnya. Bakteri Escherichia coli terkadang masih dapat ditolerir ketika kekebalan tubuh baik,
namun apabila tubuh sedang rentan, bakteri ini sangat berbahaya.

Keberadaan bakteri dalam badan air diduga kuat disebabkan karena kotoran babi yang
dibuang langsung oleh warga ke badan sungai.

2. Pembuatan Pupuk Organik

Salah satu yang menyebabkan pencemaran lingkungan di desa Langda, khususnya di


RW 09 adalah kotoran babi karena sebagian besar masyarakat di sana berternak babi.
Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan memanfaatkan kotoran babi yang berada di
sekitar RW 09. Tujuan dari pembuatan pupuk adalah salah satu upaya yang dapat ditempuh
untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh limbah ternak (khususnya kotoran babi)
secara sederhana dan cepat.

Setelah pupuk organik dibiarkan selama 1 minggu, diperoleh hasil pupuk yang lebih
kering, berwarna coklat kehitaman dan tidak begitu berbau (bau kotoran sudah hilang).
Setelah dicobakan terhadap tanaman bawang daun diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda
antara tanaman bawang daun yang diberi kotoran babi hasil pengolahan (pupuk organik)
dengan kotoran babi tanpa pengolahan. Hal ini diduga karena terbatasnya waktu pengamatan.
3. Lomba Kebersihan Antar Kelas di SD To’ Lemo

Tujuan utama diadakannya lomba kebersihan antar kelas di SDN To’ Lemo adalah
untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan kepada anak usia dini,
sehingga kecintaan mereka kepada lingkungan bisa tertanam sejak dini. Kriteria yang
menjadi bahan penilaian yaitu kebersihan lantai, kebersihan kaca, kebersihan bangku, tata
ruang kelas, keindahan kelas, kebersihan tembok, kebersihan luar kelas (format penilaian
terlampir).
Diharapkan kegiatan perlombaan bisa dilaksanakan secara berkesinambungan
maksimal diadakan sekali dalam sebulan. Dampak yang diperoleh dari kegiatan perlombaan
ini cukup positif, diantaranya anak menjadi lebih termotivasi untuk selalu membersihkan
lingkungan sekolah, meskipun untuk tahap awal harus ada reward bagi mereka. Selanjutnya
setelah diadakannya lomba kebersihan, lingkungan sekolah terasa lebih asri, bersih, dan
nyaman.

4. Sosialisasi Hasil Penelitian Kualitas Air dan Pupuk

Dalam sosialisasi ini masyarakat terlihat begitu antusias menyimak bahasan yang
disampaikan pemateri. Untuk kualitas air yang kurang memenuhi persyaratan, masyarakat
dianjurkan untuk memasak air hingga mendidih. Sedangkan untuk mencegah penurunan
kulitas air, masyarakat diminta tidak membuang kotoran babi ke sungai.

Penelitian kualitas air dirasa cukup berkorelasi positif dengan pembuatan pupuk
organik. Dengan adanya pembuatan pupuk organik diharapkan warga tidak lagi membuang
kotoran babi secara langsung ke sungai karena kotoran tersebut dapat dimanfaatkan.

5. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program

Banyak sekali faktor pendukung yang membuat program terlaksana dengan baik,
diantaranya adalah sikap positif warga yang menyambut baik kedatangan mahasiswa KKN
UKI TORAJA ke kampung mereka. Selain itu dukungan dari para tokoh masyarakat dan
aparat pemerintah setempat, baik dukungan secara moril maupun materiil. Adapun faktor
utama yang membuat program terlaksana dengan baik adalah kekompakan kelompok kami
dalam menjalankan program-program KKN.
Selain faktor pendukung, kami juga menemui beberapa hambatan dalam
melaksanakan program. Diantaranya adalah keterbatasan dana dalam menjalankan beberapa
program. Selain itu, kami cukup disibukkan dengan kegiatan-kegiatan lain di luar program,
diantaranya adalah menjadi panitia PHBN. Dimana dalam kegiatan ini hampir 80% kegiatan
dilaksanakan oleh mahasiswa, sehingga banyak waktu tersita. Hal ini mengakibatkan waktu
untuk melaksanakan program sedikit berkurang.
BAB III
KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Lingkungan RW 09 Lembang/Kelurahan To’Lemo kurang terpelihara kebersihannya.


Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah
pada tempatnya. Selain itu, masyarakat belum mengerti perlunya pemisahan sampah organik
dan anorganik.
Kualitas air yang berada di Lembang/Kelurahan To’Lemo memenuhi parameter fisika
dan kimia, akan tetapi belum memenuhi standar baku air minum karena tidak memenuhi
parameter mikrobiologi. Parameter mikrobiologi belum terpenuhi karena diduga kuat terjadi
kontaminasi kotoran babi ke dalam badan air.
Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan memanfaatkan kotoran babi. Pupuk
diujikan terhadap tanaman bawang daun. Diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda antara
tanaman bawang daun yang diberi pupuk organik dengan kotoran babi langsung. Hal ini
diduga karena terbatasnya waktu pengamatan.
Kebersihan di sekolah tersebut cukup meningkat karena perlombaan kebersihan antar
kelas di SD To’ Lemo. Hal ini dikarenkan perlomban tersebut dapat memotivasi siswa untuk
lebih menjaga kebersihan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di RW 09 Kampung Langda, desa


Langda, ada beberapa solusi yang kami rekomendasikan untuk permasalahan-permasalahan
tersebut, antara lain:

1. Pemerintah setempat, baik aparat desa ataupun RW supaya membuat program kerja
bakti untuk seluruh warga, minimal sebulan sekali. Program ini bertujuan untuk
menjaga kebersihan, khususnya lingkungan sekitar rumah. Serta sebagai salah satu
cara untuk menanamkan kesadaran kepada warga akan pentingnya menjaga
kebersihan dan keasrian lingkungan.
2. Penampungan air sementara sebaiknya lebih tertutup dan dibersihkan secara rutin
untuk mencegah penurunan kualitas air.
3. Pengadaan tong sampah disepanjang jalan, hal ini bertujuan supaya tidak ada lagi
warga yang membuang sampah sembarangan.
4. Warga yang memilki ternak diharapkan lebih menjaga kebersihan kandang dan tidak
membuang kotoran ternak ke sungai karena dapat mengakibatkan pencemaran air dan
sanitasi lingkungan yang buruk.
5. Pemanfaatan limbah kotoran babi lebih diberdayakan dan divariasikan (pupuk, bio
gas, dan sebagainya).
6. SDN To’ Lemo diharapkan dapat melanjutkan program lomba kebersihan antar kelas,
agar anak- anak terus termotivasi untuk menjaga lingkungan sekitar. Dimulai dengan
memelihara kebersihan kelas masing-masing.
7. Masyarakat disarankan memasak air hingga mendidih untuk mengatasi kontaminasi
bakteri terhadap air minum yang akan dikonsumsi.
8. Pihak aparat desa sebaiknya membuat program penghijauan di daerah-daerah yang
masih tandus.

C. Tindak Lanjut Program

Beberapa program yang kami rekomendasikan untuk segera ditindaklanjuti, antara lain:

1. Pembuatan program kerja bakti untuk seluruh warga.


2. Penampungan air sementara supaya dibersihkan secara rutin.
3. Pembuatan tong sampah di sepanjang jalan umum.
4. Menyerahkan program lomba kebersihan antar kelas kepada staf pengajar di SDN To’
Lemo. Pihak sekolah mencanangkan program ini sebagai program rutin yang akan
dilakukan setiap satu minggu sekali seperti yang biasa dilakukan mahasiswa.
5. Pemanfaatan limbah kotoran babi lebih diberdayakan dan divariasikan (pupuk, bio
gas).
DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi, dk. 2003. Mikrobiologi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA Universitas
Pendidikan Indonesia , IMSTEP. Bandung.
Matahelumual, C. B. 2001. Analisis Kualitas Air Secara Fisika, Kimia dan Biologi. Bandung
: DTLGKP
Pikiran Rakyat.2004. Waspadai Serangan Bakteri ”E. coli” O157:H. Kamis, 30 September
2004, Bandung.
Suriawiria, U. 1985.Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung : Angkasa

Anda mungkin juga menyukai