PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
B. Permasalahan
Kesadaran warga khususnya warga RW 09 akan pentingnya menjaga kelestarian dan
kebersihan lingkungan terlihat masih kurang. Hal ini disebabkan karena kesibukan mereka
dalam menjalankan rutinitas pekerjaan yang banyak menyita waktu. Rata-rata aktivitas
keseharian mereka adalah berangkat ke kebun pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Hal
ini mengakibatkan waktu yang tersisa untuk mengurusi urusan lain diluar pekerjaan sangat
sedikit, termasuk mengurusi lingkungan sekitar. Sehingga lingkungan terlihat kurang terawat
karena rendahnya kepedulian penduduk terhadap kebersihan lingkungan.
Dari uraian di atas, mahasiswa KKN UKI TORAJA program Reguler di RW 09
Kampung Barana memfokuskan kegiatan pada masalah kebersihan lingkungan, yaitu:
C. Tujuan
Adapun tujuan umum kegiatan KKN UKI TORAJA program Reguler, yaitu:
Sedangkan tujuan khusus kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) program Reguler di RW 09
Kampung Barana yaitu:
D. Target
Adapun yang menjadi target dari program KKN UKI TORAJA yaitu masyarakat RW
09 Kampung Barana dan anak- anak PAUD danSDN To’ Lemo.
E. Lokasi KKN
Adapun lokasi KKN yaitu di Lembang/Kelurahan To’Lemo RW 09 dusun III
Kampung Baranakecematan SaluSopai kabupaten Tana Toraja.
Dosen Pembimbing:
Drs. Rubianus, M.Pd
BAB II
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN HASIL PROGRAM
A. Perencanaan Program
1. Sosialisasi Program KKN
Sebelum dilaksanakan kegiatan-kegiatan inti, diadakan sosialisasi terlebih dahulu
dengan aparat pemerintah desa, ketua RW, dan tokoh masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
menjelaskan maksud kedatangan mahasiswa KKN UKI TORAJA ke desa tersebut.
Sosialisasi dimulai pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2013 dengan mendatangi balai Kampung
Barana untuk menginformasikan bahwa desa tersebut adalah salah satu desa yang dijadikan
tempat KKN dari Universitas Kristen Indonesia Toraja. Salah satu kelompok yang
ditempatkan di desa tersebut adalah kelompok KKN yang membawa program ”Reguler”.
Setelah diadakan perbincangan dengan aparat desa, akhirnya mahasiswa KKN UKI
TORAJA”Reguler” di tempatkan di RW 09 Lembang/Kelurahan To’Lemo dusun III, dengan
pertimbangan bahwa kesadaran warga masyarakat akan lingkungan hidup di RW tersebut
masih kurang.
a. Tersedianya sumber mata air bersih yang berasal dari Gunung Nona, akan tetapi
penampungan air di setiap titik jarang dibersihkan sehingga dikhawatirkan adanya
kontaminasi dari luar.
b. Sebagian masyarakat yang berternak babi, masih belum bisa memanfaatkan
kotoran babi secara lebih optimal, bahkan ada sebagian warga yang membuangnya
ke sungai sehingga mengakibatkan pencemaran.
c. Masih minimnya tong sampah di sepanjang jalan, sehinga mengakibatkan warga
membuang sampah seenaknya.
Sasaran Objek
Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi sasaran objek dalam kegiatan KKN
ini yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan pemukiman. Lingkungan sekolah yang dijadikan
sasaran adalah Sekolah Dasar Negeri To’ Lemo yang terletak di RW 10. Jaraknya dapat
ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 10 menit. Adapun lingkungan pemukiman yang
menjadi sasaran adalah lingkungan pemukiman yang berada di RW 09 Lembang/Kelurahan
To’Lemo Kampung Barana
Sasaran Subjek
Adapun sasaran subjek dalam program KKN ini yaitu siswa Sekolah Dasar Negeri
To’ Lemo dan masyarakat secara umum, khususnya masyarakat yang ada di RW 09 kampung
Langda, Kampung Barana
Sasaran Program
Sasaran program dalam kegiatan KKN ini adalah peningkatan kesadaran masyarakat
akan pentingnya mengelola lingkungan hidup. Hal ini dilakukan dengan cara melaksanakan
berbagai program yaitu, pemeriksaan kualitas air yang biasa dipakai sebagai bahan baku air
minum masyarakat RW 09, mengadakan lomba kebersihan antar kelas di SDN To’ Lemo,
membuat poster lingkungan hidup untuk SDN To’ Lemo, melakukan kerja bakti di sekitar
lingkungan desa, pembuatan pupuk organik dari kotoran babi, serta penyuluhan akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
22-25 Juli 2014 Berbenah tempat dan adaptasi dengan lingkungan baru
Pada minggu kedua mulai dilaksanakan program-program KKN, yang dimulai dengan
kegiatan perlombaan kebersihan antar kelas di SDN To’ Lemo. Perlombaan ini diperuntukan
untuk seluruh kelas yang ada di SD tersebut, yang berjumlah 10 ruang kelas. Kegiatan
lainnya yaitu melakukan kerja bakti di sekitar RW 09 dengan masyarakat setempat, yang
disertai dengan memberikan sedikit pemahaman kepada mereka tentang pentingnya
kebersihan lingkungan.
Pada minggu ketiga;
Pada minggu ketiga dilaksanakan program selanjutnya yaitu pengujian kualitas air di
RW 09. Pada hari Rabu tanggal 6 Agustus 2014 mahasiswa melakukan pengambilan sampel
air dari sumber mata air Gunung Nona (salah satu sumber mata air utama yang digunakan
warga RW 09), kemudian dari tempat penampungan air dan dari kediaman warga.
Selanjutnya diuji kualitasnya di Laboratorium Air UKI TORAJA. Tujuan dari pemeriksaan
air ini yaitu untuk mengetahui kualitas air di RW 09, dan mengetahui apakah terdapat
pencemaran ke dalam badan air atau tidak. Bertepatan dengan minggu ketiga, ada program
rutin Kampung Baranayaitu kerja bakti membersihkan jalan utama desa, mahasiswa ikut
berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pada minggu ketiga juga, mahasiswa melakukan pembuatan
pupuk kandang dengan memanfaatkan kotoran babi yang berada di sekitar RW 09
(masyarakat RW 09 banyak yang memiliki ternak babi). Pembuatan pupuk kandang ini
bertujuan untuk meminimalisir dan meningkatkan daya guna limbah kotoran babi yang
banyak terdapat di RW 09. Pada pembuatan pupuk kandang, selain memanfaatkan kotoran
babi juga, memanfaatkan air seni dari babi itu. Prosesnya yaitu kotoran babi ditumpuk
dengan jerami kemudian ditumpuk kotoran babi kemudian diberi air kencing babi dan
dibubuhi sedikit gula putih. Campuran tersebut kemudian dibiarkan sampai menjadi kering
dan berubah warna.
Pada minggu keempat mulai dilaksanakan sosialisasi hasil penelitian sampel air yang
dilakukan di Laboratorium Air UKI TORAJA, sekaligus memberikan solusi atas pencemaran
air yang terjadi di sekitar dusun III. Selain itu juga, dilakukan pemantauan hasil pembuatan
pupuk kandang dan pertumbuhan tanaman yang diberi pupuk tersebut. Hasilnya belum dapat
terlihat secara signifikan karena waktu pengamatan yang sangat terbatas. Selanjutnya
diadakan penutupan lomba kebersihan yang dilaksanakan di SDN To’ Lemo. Harapan
mahasiswa, meskipun perlombaan tersebut telah selesai, tetapi semangat para siswa untuk
menjaga lingkungan sekitarnya tetap terjaga.
Pada minggu kelima;
Pada minggu kelima diadakan sosialisasi uji kualitas air dan pembuatan pupuk. Serta
mulai dilakukan penyusunan laporan KKN hasil kegiatan selama kurang lebih empat puluh
hari. Pada minggu ini juga dilakukan perpisahan dengan warga setempat untuk pamit pulang.
B. Pelaksanaan Program
1. Pertanian
Luas lahan pertanian di Kampung Baranaadalah 136.5 Ha, dengan lahan untuk
komoditas tanaman pangan seluas 101 Ha, dan untuk komoditas buah-buahan seluas 35,5 Ha.
Jenis komoditas tanaman pangan yang dibudidayakan adalah jagung dengan luas lahan 20 ha
dan hasil 15 Ton/Ha, ubi kayu dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 10 Ton/Ha, ubi jalar dengan
luas lahan 2 ha dan hasil 12 Ton/Ha, cabe dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 5 Ton/Ha, tomat
dengan luas lahan 12 Ha dan hasil 30 Ton/Ha, kentang dengan luas lahan 50 Ha dan hasil 50
Ton/Ha, kubis dengan luas lahan 5 Ha dan hasil 25 Ton/Ha, buncis dengan luas lahan 30 Ha
dan hasil 14 Ton/Ha, brokoli dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 15 Ton/Ha, terong dengan luas
lahan 2 Ha dan hasil 35 Ton/Ha, brumkol dengan luas lahan 30 Ha dan hasil 20 Ton/Ha, serta
jamur dengan luas lahan 4 Ha dan hasil 672000 Ton/Ha.
Jenis komoditas buah-buahan yang dibudidayakan adalah buah alpukat dengan luas lahan 0,5
Ha dengan hasil 10 Ton/Ha dan buah pisang dengan luas lahan 35 Ha dengan hasil 500
Ton/Ha. Adapun luas lahan untuk komoditas tanaman 31980 m2, dengan tanaman yang
dibudidayakan berupa anggrek dengan luas lahan 1050 m2 dan hasil panen 10 tangkai/m2,
anyelir dengan luas lahan 7000m2 dan hasil panen 36 tangkai/m2, hebras dengan luas lahan
6720m2 dan hasil panen 9tangkai/m2, krisan dengan luas lahan 4200 m2, mawar dengan luas
lahan 10000 m2, serta sedap malam dengan luas lahan 3010 m2.
2. Kehutanan
3. Peternakan
Peternakan di Kampung Barana meliputi peternakan babi, kerbau, ayam, bebek, kuda,
kambing, kelinci, dan domba. Dengan jenis populasi ternak terbanyak berupa ayam 2765
ekor dan babi 1000 ekor.
Mata air berjumlah 8 yang dimanfaatkan oleh 500 kepala keluarga. Sumur gali
berjumlah 6 buah yang dimanfaatkan oleh 350 kepala keluarga. PAM berjumlah 1 unit,
dengan pemanfaatan 25 kepala keluarga. Pipa berjumlah 4 unit, dengan pemanfaat sebanyak
1000 kepala keluarga. Sungai yang melewati desa ini yaitu sungai maiting, tina’, dan
saddang. Pemanfaatan cekdam dengan luas 74 Ha digunakan untuk keperluan air minum,
perikanan, cuci, mandi, dan irigasi.
Mayoritas penduduk di Kampung Barana menggunakan air yang berasal dari Gunung Nona,
kemudian sisanya menggunakan sumur gali, dan hanya beberapa keluarga yang
menggunakan jasa PDAM, alasan utamanya yaitu harga unit PAM yang mahal. Selain itu
karena masyarakat desa sudah merasa cukup dengan adanya sumber mata air dari Gunung
Nona, air tersebut dinilai cukup bersih untuk dijadikan bahan baku air minum masyarakat.
Jumlah total penduduk Kampung Baranaini mencapai 10250 orang dengan komposisi
jumlah laki- laki 5221 orang dan jumlah wanita 5029 orang. Kepadatan penduduk mencapai
569 orang/km2. Mayoritas masyarakat Kampung Barana beragama Kristen, selain itu juga
ada yang beragama Islam dan penganut agama kepercayaan. Etnis Toraja merupakan etnis
terbanyak di desa Langda, serta ada juga etnis Jawa dan Bugis.
Penduduk Kampung Barana memiliki latar belakang pendidikan mulai dari SD,
SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, D-1, D-2, D-3, S-1 dan S-2, dengan mayoritas penduduk
rata-rata hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar.
Kelembagaan
Lembaga pemerintahan
Kampung Baranadikepalai oleh seorang kepala Kelurahan/Lembang dan perangkat
kelembagaan desa lainnya. Juga terdapat Badan Permusyawaratan Lembang (BPL). Jarak ke
ibukota kabupaten 27 km, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Profil sasaran KKN
Dengan meningkatnya kegiatan manusia semakin meningkat pula jumlah limbah yang
dibuang. Wadah-wadah air yang ada terutama sungai masih merupakan tempat pembuangan
limbah cair dan padat yang akhirnya dapat menurunkan kualitas air dan mengakibatkan
dampak yang kurang baik terhadap kesehatan manusia.
Mayoritas masyarakat RW 09 menggunakan air yang berasal dari Gunung Nona
sebagai sumber mata air utama. Salah satu program utama dalam kegiatan KKN ini adalah
menguji kualitas air yang digunakan masyarkat RW 09. air yang dimaksud adalah air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk minum, mandi, mencuci, dan
sebagainya.
Pada tanggal 6 Agustus tepatnya pada hari Rabu, dilakukan pengammbilan sampel air dari
enam lokasi, yaitu:
a. Mata air Gunung Nona yang merupakan sumber mata air utama Kampung Langda.
b. Curug Layung yang merupakan penampungan pertama yang berada di bawah
Gunung Nona. To' Lmo menampung air langsung dari Gunung Nona.
c. Dua penampungan yang berada di sekitar RW 08.
d. Penampungan air yang berada di RW 09.
e. Air yang berasal dari rumah penduduk di RW 09.
Prinsip penentuan lokasi sampling dalam penelitian ini adalah pengambilan air dari
sumber mata air utama, penampungan, dan air yang sampai kepada masyarakat RW 09.
Sehingga dengan demikian, dapat diketahui kualitas air yang berasal dari sumber hingga
kualitas air yang sampai kepada masyarakat. Dengan demikian dapat diketahui di tempat
mana terjadi penurunan kualitas air dan diselidiki yang menjadi sumber pencemar,
selanjutnya dapat dicari solusi untuk menyelesaikan dan mencegah timbulnya pencemaran.
Air yang diuji kulitasnya dalam penelitian ini merupakan air yang digunakan sebagai
bahan baku air minum oleh masyarakat setempat. Bahan baku air minum diharuskan
memenuhi standar kualitas yang diberlakukan oleh Kepmenkes. Parameter yang diujikan
dalam analisis kualitas air meliputi parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi dengan standar
pembanding KEPMENKES SK VII/ 2002 (terlampir). Pengujian kualitas air dilaksanakan di
Laboratorium Air UKI TORAJA.
a. Sekop
b. Ember
Tahapan Pembuatan
Kotoran babi ditimbun dengan jerami, kemudian ditimbun dengan kotoran babi.
Timbunan tersebut kemudian disiram dengan urine babi dan selanjutnya diberi sedikit
gula pasir. Campuran tersebut dibiarkan selama satu minggu.
Lomba kebersihan antar kelas di SDN To’ Lemo dilaksanakan selama tiga minggu
berturut-berturut, yang dimulai pada tanggal 28 Juli sampai 19 Agustus 2013. Perlombaan
diikuti oleh seluruh kelas, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang jumlahnya ada 10
kelas. Penilaian dilakukan oleh tiga orang juri, yang terdiri dari dua orang mahasiswa KKN
UKI TORAJA dan seorang guru di SDN To’ Lemo. Penilaian dilakukan dengan berkeliling
ke setiap kelas, dengan mengacu pada format penilaian yang telah disediakan.
Lomba kebersihan antar kelas ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran peduli
terhadap lingkungan sekitar kepada anak usia dini, serta membiasakan anak untuk selalu
menjaga lingkungan sekitar sejak dini.
3. Kerja Bakti
Selama KKN di desa Langda, kami mengadakan dua kali kerja bakti, yaitu pada hari
Minggu tanggal 27 Juli 2014 yang dilaksanakan di sekitar kampung Langda, khususnya RW
09. Kerja bakti ini dibagi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan pada pagi hari sampai dengan
siang hari, yang diikuti oleh kaum laki-laki, sedangkan sesi kedua dilaksanakan sore hari
yang diikuti oleh kaum perempuan.
Adapun kerja bakti kedua dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2014
dilaksanakan di sekitar Dusun I Kampung Barana Kerja bakti ini diikuti oleh para tentara
yang sedang latihan di sekitar DesaLangda, dua kelompok KKN yang ada di desa Langda,
yaitu kelompok Reguler dan Pemberdayaan Keluarga, serta diikuti oleh warga setempat.
Dalam kerja bakti ini Kepala Kampung Baranaikut terjun langsung dalam kegiatan.
4. Pembuatan Poster Lingkungan Hidup
Sosialisasi hasil uji kualitas air dan pupuk dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26
Agustus 2014 di aula Balai Kampung Barana Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai kualitas air yang biasa digunakan sehari-hari di RW
09. Selain itu, dalam sosialisasi ini disampaikan mengenai pembuatan pupuk organik secara
sederhana dan hasil yang diperoleh.
Uji kualitas air yang dilakukan di Pusat lingkungan Geologi meliputi pengukuran
parameter fisika, kimia dan mikrobiologi. Parameter fisika meliputi kekeruhan, warna, bau,
rasa, dan daya hantar listrik. Parameter kimia meliputi derajat keasaman (pH), kesadahan,
kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), besi total (Fe3+), mangan (Mn2+), logam alkali (Na+, K+,
Li+), karbonat (CO32-), bikarbonat (HCO3-), karbondioksida (CO2) bebas, klorida (Cl-), sulfat
(SO42-), nitrat (NO3 ), nitrit (NO2-), silikat (SiO2), dan ammonium (NH4+). Parameter
mikrobiologi dengan mendeteksi keberadaan bakteri Coliform fecal yaitu bakteri Escherichia
coli. Ketiga parameter yang diujikan di atas (fisika, kimia dan mikrobiologi) merupakan
pengujian standar untuk uji kelayakan air minum dan atau air yang akan djadikan air minum
(air baku air minum).
Hasil pengujian kualitas air memperlihatkan bahwa semua sampel air yang diteliti (6
sampel air) memenuhi standar yang diberlakukan Kepmenkes dalam analisis fisika dan kimia
(terlampir) dimana hasil pengujian parameter fisika dan kimia keenam sampel air lebih
rendah dibandingkan standar KEPMENKES SK VII/ 2002. Sedangkan untuk pengujian
parameter mikrobiologi memperlihatkan hasil yang tidak memenuhi standar KEPMENKES
SK VII/ 2002 karena adanya kontaminasi bakteri Escherichia coli. KEPMENKES SK VII/
2002 mensyaratkan bakteri Escherichia coli adalah 0 JPT / 100 ml untuk air yang digunakan
sebagai air minum dan bahan baku air minum. Sedangkan sampel air yang diteliti
memperlihatkan bakteri Escherichia coli berjumlah dalam rentang 43-150 JPT/ 100 ml.
Sehingga berdasarkan standar Kepmenkes tersebut, air yang diteliti di RW 09 tidak
memenuhi syarat uji mikrobiologi.
Terdapatnya bakteri Escherichia coli dalam air sangat tidak diharapkan. Hal ini
dikarenakan bakteri Escherichia coli merupakan indikator tercemarnya air oleh feses manusia
atau hewan berdarah panas seperti babi, kambing, kuda, dan sebagainya. Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri yang biasa terdapat pada usus manusia dan hewan berdarah panas.
Terdapatnya bakteri ini secara tidak langsung memperlihatkan sanitasi yang buruk
dari lingkungan. Keberadaan bakteri Escherichia coli ini tentu saja tidak menguntungkan bagi
masyarakat, dikarenakan bakteri ini merupakan penyebab penyakit diare. Bahkan ada jenis
bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare berdarah yang diikuti dengan gejala
lainnya. Bakteri Escherichia coli terkadang masih dapat ditolerir ketika kekebalan tubuh baik,
namun apabila tubuh sedang rentan, bakteri ini sangat berbahaya.
Keberadaan bakteri dalam badan air diduga kuat disebabkan karena kotoran babi yang
dibuang langsung oleh warga ke badan sungai.
Setelah pupuk organik dibiarkan selama 1 minggu, diperoleh hasil pupuk yang lebih
kering, berwarna coklat kehitaman dan tidak begitu berbau (bau kotoran sudah hilang).
Setelah dicobakan terhadap tanaman bawang daun diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda
antara tanaman bawang daun yang diberi kotoran babi hasil pengolahan (pupuk organik)
dengan kotoran babi tanpa pengolahan. Hal ini diduga karena terbatasnya waktu pengamatan.
3. Lomba Kebersihan Antar Kelas di SD To’ Lemo
Tujuan utama diadakannya lomba kebersihan antar kelas di SDN To’ Lemo adalah
untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan kepada anak usia dini,
sehingga kecintaan mereka kepada lingkungan bisa tertanam sejak dini. Kriteria yang
menjadi bahan penilaian yaitu kebersihan lantai, kebersihan kaca, kebersihan bangku, tata
ruang kelas, keindahan kelas, kebersihan tembok, kebersihan luar kelas (format penilaian
terlampir).
Diharapkan kegiatan perlombaan bisa dilaksanakan secara berkesinambungan
maksimal diadakan sekali dalam sebulan. Dampak yang diperoleh dari kegiatan perlombaan
ini cukup positif, diantaranya anak menjadi lebih termotivasi untuk selalu membersihkan
lingkungan sekolah, meskipun untuk tahap awal harus ada reward bagi mereka. Selanjutnya
setelah diadakannya lomba kebersihan, lingkungan sekolah terasa lebih asri, bersih, dan
nyaman.
Dalam sosialisasi ini masyarakat terlihat begitu antusias menyimak bahasan yang
disampaikan pemateri. Untuk kualitas air yang kurang memenuhi persyaratan, masyarakat
dianjurkan untuk memasak air hingga mendidih. Sedangkan untuk mencegah penurunan
kulitas air, masyarakat diminta tidak membuang kotoran babi ke sungai.
Penelitian kualitas air dirasa cukup berkorelasi positif dengan pembuatan pupuk
organik. Dengan adanya pembuatan pupuk organik diharapkan warga tidak lagi membuang
kotoran babi secara langsung ke sungai karena kotoran tersebut dapat dimanfaatkan.
Banyak sekali faktor pendukung yang membuat program terlaksana dengan baik,
diantaranya adalah sikap positif warga yang menyambut baik kedatangan mahasiswa KKN
UKI TORAJA ke kampung mereka. Selain itu dukungan dari para tokoh masyarakat dan
aparat pemerintah setempat, baik dukungan secara moril maupun materiil. Adapun faktor
utama yang membuat program terlaksana dengan baik adalah kekompakan kelompok kami
dalam menjalankan program-program KKN.
Selain faktor pendukung, kami juga menemui beberapa hambatan dalam
melaksanakan program. Diantaranya adalah keterbatasan dana dalam menjalankan beberapa
program. Selain itu, kami cukup disibukkan dengan kegiatan-kegiatan lain di luar program,
diantaranya adalah menjadi panitia PHBN. Dimana dalam kegiatan ini hampir 80% kegiatan
dilaksanakan oleh mahasiswa, sehingga banyak waktu tersita. Hal ini mengakibatkan waktu
untuk melaksanakan program sedikit berkurang.
BAB III
KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
1. Pemerintah setempat, baik aparat desa ataupun RW supaya membuat program kerja
bakti untuk seluruh warga, minimal sebulan sekali. Program ini bertujuan untuk
menjaga kebersihan, khususnya lingkungan sekitar rumah. Serta sebagai salah satu
cara untuk menanamkan kesadaran kepada warga akan pentingnya menjaga
kebersihan dan keasrian lingkungan.
2. Penampungan air sementara sebaiknya lebih tertutup dan dibersihkan secara rutin
untuk mencegah penurunan kualitas air.
3. Pengadaan tong sampah disepanjang jalan, hal ini bertujuan supaya tidak ada lagi
warga yang membuang sampah sembarangan.
4. Warga yang memilki ternak diharapkan lebih menjaga kebersihan kandang dan tidak
membuang kotoran ternak ke sungai karena dapat mengakibatkan pencemaran air dan
sanitasi lingkungan yang buruk.
5. Pemanfaatan limbah kotoran babi lebih diberdayakan dan divariasikan (pupuk, bio
gas, dan sebagainya).
6. SDN To’ Lemo diharapkan dapat melanjutkan program lomba kebersihan antar kelas,
agar anak- anak terus termotivasi untuk menjaga lingkungan sekitar. Dimulai dengan
memelihara kebersihan kelas masing-masing.
7. Masyarakat disarankan memasak air hingga mendidih untuk mengatasi kontaminasi
bakteri terhadap air minum yang akan dikonsumsi.
8. Pihak aparat desa sebaiknya membuat program penghijauan di daerah-daerah yang
masih tandus.
Beberapa program yang kami rekomendasikan untuk segera ditindaklanjuti, antara lain:
Kusnadi, dk. 2003. Mikrobiologi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA Universitas
Pendidikan Indonesia , IMSTEP. Bandung.
Matahelumual, C. B. 2001. Analisis Kualitas Air Secara Fisika, Kimia dan Biologi. Bandung
: DTLGKP
Pikiran Rakyat.2004. Waspadai Serangan Bakteri ”E. coli” O157:H. Kamis, 30 September
2004, Bandung.
Suriawiria, U. 1985.Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung : Angkasa