Anda di halaman 1dari 30

PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

GEOLOGICAL FINDINGS AND REVIEWS

2.1 Geologi Regional


Mnazi Bay terletak di Tanzania yang berada di Africa bagian timur.
Tanzania memiliki luas 947.303 km. Negara ini berbatasan dengan Uganda di
sebelah utara, Mozambik di sebelah selatan, Kongo di sebelah barat,dan
Samudra Hindia di sebelah Timur.Tanzania memiliki luas 947.303 km. Negara
ini berbatasan dengan Uganda di sebelah utara, Mozambik di sebelah selatan,
Kongo di sebelah barat, Samudra Hindia di sebelah Timur, negara Zambia di
sebelah barat daya. Letak astronomis Tanzania 220 LU-310 LU dan 250 BT-
360 BT.1 Kondisi Alam dan Geografi: Tanzania terdiri dari Daratan Tanganika
dan Pulau Zanzibar.

Gambar 2.1

Geologi Regional Ruvuma Basin


PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Mnazi Bay memiliki luas konsesi 756km2, 10o 19’ arah selatan dan 40o23’
arah pesisir tenggara Tanzania. Area konsesi Mnazi Bay di Tanzania terletak di
bagian utara cekungan Ruvuma yang membentang di antara Tanzania dan
Mozambique. Ini adalah salah satu dari banyak basin di sepanjang pantai timur
Africa, terbentuk saat Palaeo-benua dari Gondwana dikelompokkan terpisah selama
Permis, Triassic dan Early Jurassic. Secara regional, perpecahan yang diasosiasikan
dengan pembentukan cekungan Ruvuma menyebabkan pemisahan pulau
madagaskar dari bagian utama Afrika. Area konsesi ini memiliki kandungan
potensial hidrokarbon yang terbentuk di periode Tertiary, Cretaceous dan Jurassic.
Mnazi Bay ini terdiri dari 6 sumur yang sudah di bor, 5 sumur terletak di Mnazi
Bay Field ( MB-1, MB-2, MB-3, MB-4, dan MS-1X ) dan 1 Sumur eksplorasi yaitu
Ziwani-1 yang tidak komersial. Ruvuma Basin ini memiliki luas area sebesar
64.000 km2 .

Lingkungan pengendapan pada cekungan ini kebanyakan adalah batuan


clastic dengan pengecualian batuan karbonat yang ada pada periode pertengahan
Jurassic. Pada saat awal Jurassic, pengendapan yang berada di area laut dan
sedimen di area daratan yang yang ada disepanjang cekungan mengalami pengaruh
gaya transgresi dan regresi yang memiliki tebal sekitar 7-8 km di area pesisir.
Akibat dari adanya gaya transgresi dan regresi di Ruvuma Basin, terbetntuklah delta
dan submarine channel yang terbentuk pada saat Oligocene.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Lingkungan pengendapan mulai diisi oleh sedimen clastic dari Mid-Tertiary


sampai sekarang. Sedimen yang terletak di Ruvuma Basin telah mengalami
deformasi akibat dari gaya gravitasi lalu karena adanya perbedaan tekanan maka
batuan shale masuk ke dalam sedimen tersebut. Lalu delta tersebut memiliki lapisan
sedimen yang tebal yang terbentang ke arah timur dan akhirnya masuk kedalam
canyon.

Gambar 2.2
Lingkungan Pengendapan Mnazi Bay Concession Area

Canyon Slope Setting merupakan sebuah cekungan yang berada pada bukit.
Canyon tersebut terdeposit oleh sandstone yang baik untuk reservoir dan terdapat
shale yang baik untuk cap rock.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

2.2 Statigrafi Regional

Gambar 2.3
Statigrafi Mnazi Bay

Statigrafi Mnazi Bay terletak pada coastal Tanzania dan pada pertama kali
terbentuk pada umur Precambrian yang terdapat Basement Rock. Lalu pada umur
Permian dan Triassic terdapat batuan sandstone dan konglomerat ditambah dengan
shale. Pada umur Jurassic terdapat batuan shale, calcareous shaley marl, salt,
igneous rock, dan limestone, disini terdapat source rock yang akan menjadi
hidrokarbon pada Mnazi Bay. Pada usia Cretaceous terdapat batuan sandy shale,
salt, batuan shale, dan juga terdapat igneous rock. Lalu pada usia tertiary terdapat
batuan Limestone, shale, dan calcareous shaley marl. Pada umur ini, terdapat
indikasi reservoir dari Mnazi Bay.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Gambar 2.4

Korelasi Antar Sumur di Ruvuma Basin

Pada gambar diatas bisa dilihat korelasi antar sumur pada setiap sumur yang
terdapat pada Ruvuma Basin. Pada sumur Lukuledi-1 yang terdapat pada daratan
Tanzania dikorelasi dengan sumur Mocimbia-1 yang terdapat pada daratan
Mozambique. Hasil korelasi sumur antara dua sumur tersebut adalah tidak
ditemukannya persamaan batuan yang disebabkan adanya patahan yang membelah
antara Tanzania dan Mozambique. Setelah itu dikorelasi kembali antara sumur
Mocimboa-1 dan Mnazi Bay-1 dan hasil yang didapat pada korelasi sumur tersebut
adalah ditemukannya korelasi diantara sumur tersebut. Korelasi ditemukan di
Mocimboa-1 dan Mnazi Bay-1 pada umur Lower Tertiary dan dapat disimpulkan
jika reservoir di Mnazi Bay terdapat pada Lower Tertiary dan batuanya adalah
sandstone dan shale.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

2.3 Struktur Regional

Gambar 2.5

Struktur Regional

Pada struktur di benua Africa didominasi oleh proses sedimentasi, dimana


sedimentasi merupakan hasil dari penumpukan batuan sedimen yang
menyebabkan di lokasi tersebut terdapat macam-macam lapisan batuan. Akibat dari
proses sedimentasi tersebut dan adanya gaya gravitasi menyebabkan lapisan yang
sebelumnya sejajar menjadi tidak sejajar, akibat tertekan oleh lapisan yang bar dan
ditambah oleh gaya gravitasi. Gaya gravitasi ini juga menyebabkan adanya listric
normal fault, yang menghasilkan roll over anticline. Dimana roll over anticline ini
berpotensi sebagai trap hidrokarbon di Mnazi Bay.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

2.4 Petroleum System

2.4.1 Source Rock

Petroleum system dapat dilihat pada ( Gambar 2.5 ). Batuan Induk atau
Source Rock merupakan batuan penghasil minyak dan gas bumi. Pada Mnazi Bay
yang terletak pada Ruvuma Basin terdapat source rock yang terbentuk pada umur
Jurassic,dan terletak pada batuan calcareous shaley marl.

2.4.2 Migration

Migrasi hidrokarbon dari batuan induk berlangsung melalui sesar naik.


Melalui lapisan-lapisan yang ada di daerah Mnazi Bay.

2.4.3 Reservoir

Gambar 2.6
Mnazi Bay Reservoir

Batuan tempat terakumulasinya hidrokarbon yang telah bermigrasi dari


source rock di Mnazi Bay yang terletak pada Ruvuma Basin ini berupa batuan
gamping,
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

terdapat pula sandstone dan shale, yang terdapat pada umur Lower Tertiary dan bisa
dilihat pada gambar statigrafi regional ( Gambar 2.3 ).
2.4.4 Trap

Perangkap Hidrokarbon yang terdapat pada Ruvuma Basin berupa roll


over anticline yang terbentuk dari adanya patahan.

2.4.5 Cap Rock

Batuan penutup yang terdapat pada Ruvuma Basin adalah shale rock
yang berada pada umur Tertiary.

2.5 Geologi Lapangan

2.5.1 Peta Struktur

Peta struktur kedalaman ini dibuat berdasarkan data Log tiap sumur,
yang kemudian dibuat kontur tiap kedalaman dengan interval 10 meter.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Gambar 2.7

Peta Struktur Kedalaman

2.5.2 Peta Struktur Ketebalan

Pada ( Gambar 2.8 ) menunjukan peta struktur ketebalan yang ada pada
Mnazi Bay Lower.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Gambar 2.8

Peta Struktur Ketebalan di Atas GWC


PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Tabel 2.1

Data Geologi Lapangan TRMLNW Zona F1a

Top Bottom
Tebal
Zone Zone Lingkungan
Well Tipe Log Litologi Pengendapan
m m m

TRLMNW F1
3250 3270 20 Cylindrical Sandstone Submarine
-1
TRLMNW F1
3242 3256 14 Cylindrical Sandstone Submarine
-2
TRLMNW F1
3242 3258 16 Funnel Sandstone Shoreface
-6
TRLMNW F1
3252 3270 18 Funnel Sandstone Shoreface
- 10
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

LEGENDA
Sumur Produksi
Sumur Injeksi
Kontur Kedalaman
(Interval 2 m)
Oil Water Contact(3270m)
Patahan

Gambar 2.8

Depth Structure Zona F1a Lapangan TRMLNW


PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

LEGENDA
Sumur Produksi
Sumur Injeksi
Kontur Ketebalan

Oil Water Contact(3270m)


Patahan

Gambar 2.9

Nett Isopach Zona F1a Lapangan TRMLNW


PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

LEGENDA
Sumur Produksi
Sumur Injeksi
Kontur Ketebalan

Oil Water Contact(3270m)


Patahan

Gambar 2.10

Peta Horizon (Overlay) Zona F1a Lapangan TRMLNW


PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

2.4 Perhitungan Volume Bulk

Untuk perhitungan volumetrik dilakukan menggunakan alat bernama


Planimeter. Peta yang digunakan dalam perhitungan volume bulk menggunakan
Planimeter ini adalah Peta Horizon yang merupakan overlay antara Peta Depth
Structure dengan Peta Nett Isopach. Setelah didapat data-data di atas, volume
bulk dari reservoir itu dapat dihitung dengan dua metode, yaitu metode pyramidal
dan metode trapezoidal tergantung dari selisih luas tiap lapisannya. Untuk
perhitungan luasnya sendiri disini, luas layer dihitung dengan menggunakan skala
pada alat 1 cm2 = 62500 km².
Selanjutnya dihitung luas tiap zona dengan menggunakan rumus trapezoidal
dan pyramidal.

Metode Trapezoidal :
𝑉𝑏=h∗(𝐴1+𝐴2)/2

Metode Pyramidal :
𝑉𝑏=(h3)∗(𝐴1+𝐴2+√(𝐴1∗𝐴2)

Dimana

Vb = Bulk Volume (acre,ft)

𝐴1 = Luas Area Bawah

𝐴2 = Luas Area Atas

h = Interval kontur Isopach dan pyramidal.


PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Berikut merupakan hasil dari perhitungan volume bulk dari luas yang telah
didapat dari peta horizon.

Tabel 2.2

Perhitungan Volume Bulk Zona F1a Lapangan TRMLNW

A Bulk
Kedalaman Luas Interval
(n+1) Metode Volume
(m) acre An m ft Acre feet
3242 9,65 0,38 1 3,28 Pyramidal 55,02
3243 25,10 0,81 1 3,28 Trapezoidal 91,84
3244 30,89 0,40 1 3,28 Pyramidal 171,64
3245 77,22 0,47 1 3,28 Pyramidal 389,84
3246 166,02 0,57 1 3,28 Trapezoidal 753,71
3247 293,44 0,30 1 3,28 Pyramidal 1988,13
3248 986,49 0,95 1 3,28 Trapezoidal 3318,85
3249 1036,68 0,80 1 3,28 Trapezoidal 3831,88
3250 1299,23 0,86 1 3,28 Trapezoidal 4601,42
3251 1505,80 0,91 1 3,28 Trapezoidal 5177,79
3252 1650,58 0,93 1 3,28 Trapezoidal 5626,21
3253 1779,16 0,95 1 3,28 Trapezoidal 5980,90
3254 1866,80 0,94 1 3,28 Trapezoidal 6336,85
3255 1996,15 0,99 1 3,28 Trapezoidal 6596,54
3256 2025,10 0,99 1 3,28 Trapezoidal 6686,47
3257 2050,97 0,99 1 3,28 Trapezoidal 6768,81
3258 2075,30 0,98 1 3,28 Trapezoidal 6862,55
3259 2108,11 1 3,28 Trapezoidal 0,00
Total Volume Bulk 65238,47
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

2.5 Penentuan Sumur Infill

Di dalam melakukan penentuan sumur infill, dibutuhkan sumur beberapa


parameter seperti data bubble map, radius pengurasan, serta data produksi dari
sumur sekitarnya. Berdasarkan data re yang diperoleh dari divisi reservoir dapat
dibentuk radius pengurasan tiap sumur yang berproduksi yang digambarkan
sebagai berikut

Gambar 2.11
Bubble Map
Di dalam menentukan sumur infill 2n, pada Lapangan TRMLNW digunakan
parameter berdasarkan data produksi sumur terdekat yaitu sumur MLNW-2 dan
MLNW-6 kemudian ditentukan juga dari radius pengurasan pada area bubble
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

map. Pemilihan sumur infill juga didasarkan bahwa sumur disisipkan pada area all-
oil sehingga menghindari terproduksinya air pada masa hidup sumur. Koordinat
yang akan diinfill berada pada sumbu-X 5,1 dan sumbu-Y 8,8.

2.6 Analisa Petrofisika

Analisa petrofisika yang dilakukan pada studi ini dimaksudkan untuk melihat
sifat–sifat fisik reservoir berupa Volume shale (Vsh), Porositas (Ø), dan Saturasi
air (Sw), serta penyebaran Permeabilitas (K) yang ada pada tiap lapisan prospek
yang ada. Selain itu, analisa petrofiska juga dilakukan untuk mendapatkan nilai
ketebalan bersih (h) atau biasa disebut Net Pay. Sehingga selanjutnya data-data
hasil interpretasi tersebut dapat dikembangkan lebih jauh guna melakukan analisa
reservoir pada reservoir yang diteliti. Untuk melakukan interpretasi logging tersebut
dilakukan dengan memanfaatkan data-data logging yang telah tersedia.
Analisa petrofisika ini dilakukan beberapa tahapan yaitu diantaranya adalah :

Gambar 2.12
Workflow Analisa Petrofisika
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

2.6.1. Ketersediaan Data

Dalam tahap awal langkah pengerjaan penilaian formasi yaitu melihat


ketersediaan data logging dari data yang diberikan. Berikut ketersediaan data
log untuk sumur TRMLNW F1.

Tabel 2.3
Ketersediaan Data Log
Availability Data

TRACK 1 TRACK 2 TRACK 3

Well Resistivity
GR SP Caliper Deep Medium Shallow Neutron Density Sonic

TRMLNW 10 ✔ ✗ ✗ ✔ ✗ ✗ ✔ ✔ ✗

TRMLNW 6 ✔ ✗ ✗ ✔ ✗ ✗ ✔ ✔ ✗

TRMLNW 2 ✔ ✗ ✗ ✔ ✗ ✗ ✔ ✔ ✗

TRMLNW 1 ✔ ✗ ✗ ✔ ✗ ✗ ✔ ✔ ✗

Pada track 1 cek ketersediaan data pada permeabilitas log yang


mencakupi Gamma ray log, SP log, dan Caliper log. Untuk track 2 cek
ketersediaan data pada resistivitas log seperti adanya log resistivitas untuk
pembacaan zona deep, medium dan shallow. Serta untuk track 3 cek pula
ketersediaan data pada porositas log seperti adanya densitas log, neutron log
dan sonic log. Dikarenakan keterbatasan data yang tersaji di atas, maka hasil
pembacaan dan data yang didapat juga terbatas.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

2.6.2. Data Log TRMLNW F1

Berikut adalah gambar data log lapangan TRMLNW F1.

Gambar 2.13

Data Log Lapangan TRMLNW F1

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilakukan analisa kedalaman top dan


bottom pada lapisan tersebut di tiap sumur yang ada pada kedalaman tertentu.
Pada zona kedalaman inilah dapat diperoleh nilai dari ketebalan reservoir yang
terdiri dari batuan yang memiliki nilai porositas dan saturasi yang beragam
dengan kemungkinan memiliki hidrokarbon prospek.

2.6.3. Kedalaman Lapisan

Data kedalaman dan ketebalan setiap lapisan untuk masing-masing


sumur adalah sebagai berikut.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Tabel 2.4

Kedalaman Lapisan Sebelum Cut Off

DEPTH
Top
WELL ZONE Bottom (m)
(m)
TRMLNW 10 3252 3270
TRMLNW 6 3242 3258
TRMLNW 2 F1a 3242 3256
TRMLNW 1 3250 3270

Tabel 2.5

Ketebalan Lapisan Sebelum Cut Off

WELL Zone Gross Thickness (m)

TRMLNW 10 20
TRMLNW 6 18
TRMLNW 2 F1a 16
TRMLNW 1 22

Tabel 2.6

Kedalaman Lapisan Setelah Cut Off

DEPTH
Top
WELL ZONE Bottom (m)
(m)
TRMLNW 10 3252 3270
TRMLNW 6 3242 3258
TRMLNW 2 F1a 3242 3256
TRMLNW 1 3250 3270
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Tabel 2.7

Ketebalan Lapisan Setelah Cut Off

WELL Zone Net Pay (m)

TRMLNW 10 8
TRMLNW 6 8
TRMLNW 2 F1a 6
TRMLNW 1 14

2.6.4. Identifikasi Lithologi Lapisan

Berdasarkan data yang telah diberikan, telah disebutkan untuk jenis


lapisan pada lapangan TRMLNW F1 adalah batuan sandstone dengan batuan
shale. Hal ini mengindikasikan bahwa formasinya adalah shally formation.

2.6.5. Sifat Fisik Batuan Reservoir

Sifat fisik batuan reservoir terdiri dari volume shale (Vsh), porositas
(Ø), dan saturasi air (Sw), dan permeabilitas (K).
2.6.5.1. Volume Shale

Penentuan Vshale didasarkan pada pembacaan Gamma Ray


(GR) yang dapat diinterpretasikan pada log sumur. Vshale atau Volume
of Shale dalam well logging, merupakan banyaknya kandungan shale
(lempung) di dalam suatu formasi yang didapatkan dari respon Gamma
ray terhadap kandungan radioaktif pada lapisan- lapisan batuan pada
suatu sumur menggunakan metode log GR. GR membaca radioaktif
Thorium, Potasium, dan Uranium. Volume of shale atau yang dikenal
sebagai Vshale merupakan persentasi atau desimal fraction dari shale
pada sebuah volume batuan. Shale bersifat radioaktif sehingga bisa
digunakan gamma ray log untuk menghitung volume shale pada batuan.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Vshale mengidentifikasi kualitas suatu reservoir, apabila nilai


Vshale pada suatu reservoir rendah, maka reservoir tersebut akan
semakin bersih. Sebaliknya, apabila nilai Vshale semakin tinggi, maka
reservoir tersebut akan semakin buruk karena itu artinya porositas yang
dimiliki semakin kecil dan fluida akan semakin sulit untuk dapat
bergerak.
Untuk menentukan volume shale pada lapangan ini digunakan
pembacaan gamma ray log, dengan persamaan sebagai berikut.

𝑮𝑹 𝒍𝒐𝒈 − 𝑮𝑹 𝒎𝒊𝒏
𝑽𝒔𝒉𝒂𝒍𝒆 =
𝑮𝑹 𝒎𝒂𝒙 − 𝑮𝑹 𝒎 𝒊𝒏

dimana:

GR log = pembacaan GR pada kedalaman yang dihitung (˚API)


GR min = harga GR pada sand base line (˚API)
GR max = harga GR pada shale base line (˚API)
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Berikut ini adalah hasil rata-rata dari volume shale pada


masing-masing sumur untuk lapisan F1a.

Tabel 2.8

Hasil Rata-Rata Volume Shale

Well Volume Shale (%)

TRMLNW 10 10.58%

TRMLNW 6 31.79%

TRMLNW 2 30.04%

TRMLNW 1 4.55%

Lapisan F1a 19.24%

2.6.5.2. Porositas (Φ)

Porositas adalah suatu ukuran untuk menyatakan seberapa


besar perbandingan volume ruang pori (pore volume) terhadap volume
total batuan (bulk volume). Porositas absolut mencakup seluruh pori,
baik pori yang terisolir maupun yang saling berhubungan. Porositas
efektif, hanya memperhitungkan pori-pori yang saling berhubungan
saja. Porositas yang digunakan dalam perhitungan adalah porositas
efektif yang diperoleh dari data log, karena porositas efektif merupakan
bagian dari batuan yang mampu mengalirkan fluida yang ada di
dalamnya.
Porositas suatu batuan reservoir dapat diketahui dengan
melaksanakan pengukuran di laboratorium atau contoh batuannya
(core). Porositas dapat juga ditentukan dengan interpretasi atas hasil
rekaman log sumur-sumur yang menembus reservoir tersebut.
Pada Lapangan TRMLNW, porositas efektif diperoleh dari
metode porositas neutron-density. Alasan penggunaan metode ini,
karena ketersediaan data hasil rekaman log density dan neutron log
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

sehingga penggunaan metode neutron-density dipilih sebagai


penentuan porositas efektif pada lapangan ini.

dimana:

ρma = densitas matrix (gr/cc)

ρf = densitas fluida (gr/cc)

ρb = rhob reading (gr/cc)

ØD = porositas densitas (fraksi/persen)

ØN = porositas neutron (fraksi/persen)

ØDcorr = koreksi porositas densitas (fraksi/persen)


ØNcorr = koreksi porositas neutron (fraksi/persen)
Ødsh = porositas densitas shale (fraksi/persen)
Øeff = porositas efektif (fraksi/persen)
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Berikut adalah hasil perhitungan Porositas Efektif untuk


masing-masing sumur pada lapisan F1a.

Tabel 2.9
Porositas Efektif (log)

Well Porositas Efektif (%)

TRMLNW 10 19.43%

TRMLNW 6 19.69%

TRMLNW 2 28.61%

TRMLNW 1 20.75%

Lapisan F1a 22.12%

2.6.5.3. Permeabilitas (k)

Permeabilitas adalah kemampuan batuan mengalirkan fluida


formasi. Permeabilitas dinyatakan dalam millidarcies (mD).
Permeabilitas sangat tergantung pada ukuran dan bentuk butiran dari
batuan. Apabila porositas berpengaruh terhadap besarnya jumlah
akumulasi migas pada suatu reservoir, maka permeabilitas berpengaruh
terhadap besarnya kemampuan produksi (laju alir) pada sumur-sumur
penghasilnya. Permeabilitas bisa didapat dari analisa core di
laboratorium dan/atau dari log.

Perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan


permeabilitas adalah dengan menggunakan rumus persamaan Wylie &
Rose sebagai berikut :
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Berikut adalah hasil perhitungan permeabilitas untuk masing-


masing sumur pada lapisan F1.

Tabel 2.10
Permeabilitas ( k )

Well Permeabilitas (md)

TRMLNW 10 115.48

TRMLNW 6 245.00

TRMLNW 2 439.92

TRMLNW 1 205.78

Lapisan F1a 251.54

2.6.5.4. Saturasi Air (Sw)

Saturasi air adalah perbandingan antara volume pori yang terisi


oleh air dibandingankan dengan volume total pori. Ruang pori adalah
tempat fluida reservoir terakumulasi. Pada lapisan shally-sand terdapat
beberapa persamaan untuk menghitung saturasi air diantaranya adalah
Indonesian equation, persamaan Simandoux, Waxman & Smitts Model,
Dual Water Model, Laminated Sand & Shale Model, Dispersed Shaly
Sand Model, dll. Dari data yang tersedia, dihitung nilai seperti Rw, Rt,
dan parameter lainnya yang diperlukan dalam menghitung Sw. Pada
lapangan TRMLNW ini, perhitungan Sw menggunakan formula
Simandoux. Dengan nilai a = 1, m = 1.86, n = 2. Rumus Simandoux
equation adalah sebagai berikut:
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

Berikut ini adalah hasil perhitungan saturasi air untuk


masing-masing sumur pada lapisan F1.

Tabel 2.11
Saturasi Air ( Sw )

Well Saturasi Air (%)

TRMLNW 10 43.06%

TRMLNW 6 35.37%

TRMLNW 2 34.81%

TRMLNW 1 30.56%

Lapisan F1a 35.95%

2.6.6. Cut-Off

Data cut-off didapat cara cut-off porosity vs volume shale


Untuk data cut-off ditampilkan sebagai berikut.
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

VOLUME SHALE

Cut-off Porositas vs Volume Shale


1.2

0.8 Cut off Porositas


Cut Off Vshale
0.6
TRMLNW 10
TRMLNW 6
0.4
TRMLNW 2

0.2 TRMLNW 1

0.1 0.2 0.3 0.4


POROSITAS

Gambar 2.14

Porositas Efektif vs Volume Shale


Cut-Off Crossplot

Cut-Off pada Lapangan TRMLNW telah tersedia dari data yang ada,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.12

Data Cut-Off Lapangan TRMLNW

CUT-OFF
PLAN OF DEVELOPMENT

UNIVERSITAS TRISAKTI

POROSITY (%):

6
VOLUME SHALE (%):

40
SW (%):

50

Anda mungkin juga menyukai